Friday, June 7, 2019

Journey of the Dragon Chapter 40


Chapter 40 : New beginning



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 40.


   Dikisahkan sebelumnya, Dragon telah membuat perhitungan terhadap orang yang sudah memaksanya untuk melakukan tindak pencurian di Istana Nexus. Orang itu adalah sang Penyihir dari Tebing utara yang bernama Stellan flaur. Setelah melewati berbagai rintangan untuk bisa sampai disana, juga mendapat bantuan dari Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, akhirnya Dragon bisa berhadapan satu lawan satu melawan sang Penyihir tersebut.

   Namun alangkah terkejutnya Dragon ketika mengetahui identitas asli dari Stellan flaur, yang ternyata adalah teman lamanya, yaitu Kai. Maka saat itu hati Dragon sempat diselimuti oleh keraguan karena dia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia harus melawan temannya sendiri. Tapi mau tak mau Dragon harus melawan Kai, yang selama ini telah berbuat kejahatan sesuai dengan kehendak dari aura kegelapan Darkros.









   Singkat cerita, mereka berdua bertarung secara sengit sampai-sampai Kastil tempat mereka bertarung pun hancur porak poranda, Kai terus memancing amarah Dragon supaya sang pemilik kalung Ghistory itu mau bertarung dengan sungguh-sungguh, dan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya.










   Oleh karena itu, terciptalah pedang Blazing magma. Yakni pedang Heat flame yang digabung dengan kekuatan murni dari kalung Ghistory, sehingga terjadilah perubahan bentuk serta peningkatan kekuatan secara drastis, hal itu juga tentunya meningkatkan daya serang Dragon menjadi lebih kuat, bahkan Kai yang memiliki dua pedang berkekuatan penghancur serta kulit yang kebal serangan pun, tidak mampu untuk menandingi hebatnya kekuatan dari pedang baru milik Dragon tersebut.

   Hingga lama-kelamaan, akhirnya Kai mulai kehilangan kekebalan pada tubuhnya, sehingga tubuhnya jadi bisa dilukai oleh Dragon. Namun saat Kai menyadari hal itu, bukannya menjadi lebih berhati-hati, Kai malah sengaja menusukan dirinya sendiri kepada pedang Dragon, sehingga hal itu menyebabkan dirinya jadi kalah dan harus meregang nyawa. Tapi sebenarnya ada alasan dibalik tindakannya tersebut.

   Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Kai sempat menyampaikan beberapa kalimat kepada Dragon untuk menjelaskan tentang tujuan sebenarnya, yakni demi membuat Dragon menjadi semakin lebih kuat sekaligus memusnahkan aura kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuhnya, dan semua hal tersebut memang telah berhasil dilakukannya sehingga Kai merasa bahwa perannya sudah selesai. Apa yang telah dilakukan oleh Kai memang sudah membuat Dragon jadi semakin kuat, dan Kai melakukan itu karena dia memiliki harapan yang tinggi terhadap Dragon untuk menjadi pelindung bagi Negeri ini. Selain itu tujuan asli yang benar-benar ingin dia capai adalah kemusnahan dari aura kegelapan Darkros yang selama ini tinggal bersamanya. Karena jika aura kegelapan Darkros sudah bersemayam sepenuhnya di dalam tubuh Kai, maka aura kegelapan itu akan musnah bersamaan dengan kematian Kai.






   Setelah Dragon mendengarkan penjelasan dari mantan teman seperjuangannya itu, perasaan sedih, kesal, dan marah mulai bercampur aduk di dalam diri Dragon. Hingga pada puncaknya Dragon menangis sesaat setelah Kai menghembuskan nafas terakhir, Dragon bersimpuh di dekat jasad Kai sambil meratapi kepergian temannya itu dengan penuh kesedihan. Putri Reina beserta tiga Kesatria badai Nexus yang pada saat itu menghampiri Dragon seusai mengalahkan semua Prajurit Flaur, hanya bisa terdiam sambil merasa prihatin ketika melihat Dragon yang sedang menangis meratapi kepergian musuh yang ternyata adalah temannya sendiri, tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika melihat hal itu terjadi, karena mereka juga masih belum tahu tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi di antara Dragon dan Stellan flaur.

   Setelah kematian Stellan flaur/Kai, artinya jumlah dari 7 anggota Emperors unity telah berkurang satu, sehingga kini jumlahnya menjadi 6 orang saja, yakni Gold one, Merliana, Heatless, Grim claw, Night crow, dan Hebi.




   Beberapa lama kemudian, setelah Dragon berhasil menang, maka kini keadaan di tempat itu menjadi lebih tenang, karena sudah tak ada lagi yang melakukan pertarungan disana. Saat ini, Rizu bersama Holdi terlihat sedang melucuti perlengkapan perang dari para Prajurit Flaur yang sudah kalah, sedangkan Arci terlihat sedang menuntun keluar para budak dan pelayan dari lumbung yang terletak di belakang Kastil Flaur, mereka tampak begitu senang karena kini mereka sudah terbebas dari kekuasaan sang Penguasa Tebing utara itu, hidup mereka sudah tidak dikekang lagi, dan Mereka boleh pergi meninggalkan tempat tersebut. Selain itu status mereka sebagai budak pun sudah resmi dicabut, atas kehendak dari Putri Reina.

   Ketika proses pembebasan itu tengah berlangsung, Rizu juga berbincang dengan Arci soal masalah para manusia serigala yang menghuni hutan kematian, Dragon sudah memberitahu Rizu bahwa para manusia serigala itu sebenarnya adalah para budak pembangkang yang dirubah oleh Stellan Flaur dengan menggunakan serum DNA hybrid.

   Setelah Rizu dan kawan-kawan sudah mendapat informasi tersebut. Rencananya, mereka ingin mengembalikan para manusia serigala itu kembali ke wujud manusia biasa, dengan cara menyetrum mereka sampai pingsan lalu berusaha untuk memutus aliran serum DNA hybrid yang berada di tubuh mereka.

   Sedangkan di tempat lain yang tidak jauh dari Kastil Flaur, Dragon dan Putri Reina sedang berdiri di dekat sebuah makam, yang merupakan tempat persemayaman terakhir bagi Kai/Stellan flaur, Dragon memakamkan jenazah temannya itu di hutan pinus Tebing utara, karena Kai sangat suka sekali dengan suasana disana.


Dragon dan Putri Reina di dekat sebuah makam baru.


   Beberapa saat kemudian, Putri memulai pembicaraan dengan Dragon. “Sekali lagi aku ingin mengucapkan turut berduka.”

   Dragon sempat terdiam sejenak sambil memikirkan sesuatu, kemudian dia berkata. "Terima kasih Tuan Putri"

   "Aku tidak menyangka bahwa akan seperti ini jadinya."

   "... Tidak ada yang bisa kulakukan untuk mencegah hal ini terjadi. Sebenarnya aku tidak ingin melawannya, tetapi dia terus berusaha mendorongku hingga melampaui batas.” Jawab Dragon.

   “Dia melakukan itu semua demi dirimu kan? ... Dia benar-benar teman yang baik.”

   “Ya, teman terbaik yang pernah kumiliki.” Ucap Dragon.

   “Sejujurnya, aku tidak bisa membayangkan betapa terkejutnya dirimu ketika mengetahui tentang identitasnya.” Kata Putri Reina.

   “Takdir itu ... Benar-benar picik ya, walaupun Kai dan aku sudah menjalani kehidupan yang berbeda, namun akhirnya kami kembali dipertemukan dalam sebuah tragedi.”

   “Ya, ini memang tragedi ... Tetapi tragedi inilah yang membuatmu jadi bisa mengenalku, dan mendapatkan banyak teman, sekaligus juga mendapatkan kalung Ghistory.” Kata Putri Reina yang mengambil sisi positifnya.

   “... Hmm ya, Putri.” Ucap Dragon sambil saling bertatap mata dengan Putri Reina. Kemudian Dragon tiba-tiba melanjutkan perkataannya. “Aku punya suatu permintaan.”

   Lalu tiba-tiba, Jantung Putri Reina berdegup kencang ketika Dragon mengatakan hal tersebut, sehingga Putri langsung bertanya.

   “Pe- permintaan apa?”

   “Tolong, jangan beritahu pada siapapun di Istana Nexus, mengenai identitas asli dari Stellan flaur ... Jika ayahmu bertanya, katakan saja padanya bahwa identitas asli dari Stellan flaur adalah aura kegelapan Darkros.” Ucap Dragon.

   Ternyata hanya itu saja permintaan dari Dragon kepada Putri Reina, karena dia ingin melindungi nama Kai. Kemudian dengan perasaan sedikit gugup Putri Reina segera menanggapinya, “Ba- baiklah, aku tidak akan bilang pada siapapun bahwa identitas asli dari Stellan flaur adalah Kai. Dan aku juga akan menyuruh Rizu, Arci, dan Holdi untuk merahasiakan tentang hal.tersebut." Jawab Putri Reina.

   Lalu Dragon hanya tersenyum sambil mengangguk saja menanggapi jawaban dari Putri Reina. Setelah itu Putri kembali bertanya kepada Dragon. “Jadi ... Apakah kau sudah siap untuk ikut kembali ke Istana Nexus dan menemui ayahku?” Tanya Putri Reina.

   Kemudian wajah Dragon seketika berubah menjadi pucat pasi sambil gemetar, dia berbicara dalam benaknya (“Ikut menemui ayahnya? Apa maksudnya itu? ... I- itu kan ucapan yang sering dikatakan oleh wanita terhadap pria yang ingin diajak menikah.”)

   “Dragon, kau sedang melamunkan apa?” Putri kembali bertanya karena Dragon hanya diam saja.

   “A- ah tidak, aku tidak memikirkan apa-apa.” Jawab Dragon yang kaget karena baru saja tersadar dari lamunannya.

   “Maafkan aku ... Aku tahu seharusnya saat ini aku memberimu waktu untuk menyendiri.” Kata Putri Reina sambil menunduk.

   “Ti- tidak apa-apa, aku senang karena kau mau menemaniku disini.” Jawab Dragon sambil tersenyum.

   Beberapa saat kemudian, Holdi datang menemui mereka berdua sambil membawakan kabar penting. “Oi, rupanya kalian berdua disini ... Dragon, aku menemukan seorang pria tua yang ditahan di dalam sebuah ruang penjara ... Saat aku menyinggung soal namamu, katanya dia mengenalmu, dan saat ini dia sangat ingin bertemu denganmu.” Kata Holdi.

   “Pria tua? ... Jangan-jangan.” Kemudian Dragon langsung bergegas untuk menemui pria tua yang Holdi maksud itu.

   Dia sedang berada bersama dengan para budak lain yang sudah dibebaskan dari dalam Kastil Flaur, sambil berkumpul dengan orang-orang satu desanya, pria tua itu tampak sangat bahagia karena dia sudah bisa menghirup lagi udara bebas setelah sekian lama terkurung di dalam ruang penjara. Lalu saat Dragon datang untuk menemuinya, maka kebahagiaannya itu bertambah. Karena dia tidak menyangka bahwa mantan teman satu ruangan penjaranya itu telah datang kembali untuk menemuinya, selain itu dia juga merasa sangat tercengang karena orang yang pernah berbagi kisah dengannya di itu ternyata menjadi penyelamatnya. Seketika itu juga suasana haru dan bahagia langsung pecah di antara mereka berdua, terutama bagi semua orang yang berada disekitarnya.


Dragon bertemu kembali dengan Pria tua yang pernah satu ruangan penjara dengannya.


   “Pak tua. Kau masih hidup?” Ucap Dragon sambil tersenyum menyeringai.

   “Dragon, tentu saja aku masih hidup. Aku terus menunggumu, karena kau sudah berjanji untuk datang dan menemuiku lagi, iya kan.” Jawab Pria tua itu.

   “Ta- tapi, Kai bilang bahwa kau sudah ...”

   “Sudah apa?” Tanya Pria tua itu dengan ekspresi wajah kebingungan, karena dia memang tidak tahu apa-apa tentang ucapan Kai/Stellan Flaur.

   Lalu Dragon mengasumsikan bahwa Kai telah berbohong kepadanya, supaya Dragon jadi bersungguh-sungguh dalam bertarung. Kai yang berkata bahwa Pak tua itu sudah mati, sebenarnya hanya bermaksud untuk membuat Dragon menjadi marah saja, karena waktu itu Dragon sempat kehilangan semangat untuk bertarung.

   Kemudian Dragon segera bertanya lagi kepada Pria tua tersebut. “Nama asli anda, adalah Kajiro Katsui kan?”

   “I- iya benar, hebat sekali, kau bisa tahu namaku, padahal aku belum pernah memberitahukannya padamu.” Jawab Pak Katsui sambil tersenyum.

   "Aku senang anda baik-baik saja."

   “Oh iya, bagaimana kau bisa mengalahkan Stellan flaur? Aku ingin mendengarkan kisahnya langsung darimu.” Pinta Pak Katsui kepada Dragon.

   “... A- aku akan menceritakan tentang segalanya kepadamu nanti, dalam perjalanan pulang kita menuju ke Desamu yang ada di Daerah timur.” Jawab Dragon.

   “Apa? Kau akan mampir ke Desaku? ... Waah.” Pak Katsui terlihat sangat bahagia.

  "Apakah anda mengenal seorang wanita bernama Tatsui?" Tanya Dragon, memastikan.

  "Te-tentu saja, dia adalah anakku, ba-bagaimana kau bisa tahu tentang dia?" Pak Katsui tambah kebingungan.

   Dragon punya janji untuk bertemu dengan teman-temannya kembali di Desa tempat asal Tatsui, yang sekaligus juga merupakan tempat asal Pak Katsui, karena sebenarnya Pak Katsui itu adalah ayahnya Tatsui, tetapi beliau masih belum tahu mengenai hubungan antara Dragon dengan anaknya tersebut, yang sebenarnya sudah berteman sejak dari insiden Gurun Zuci.

   Karena saat ini tempat tujuan mereka sama, maka dari itu Dragon memutuskan untuk pergi ke Desa tempat asal Pak Katsui bersama rombongan penduduk Desa tersebut, yang sebelumnya diperbudak di Kastil Flaur.

   Kemudian Dragon berbalik badan untuk berbicara kepada Putri Reina. Yang terlihat sedang merasa kecewa karena sepertinya Dragon tidak bisa ikut pulang ke Istana Nexus bersamanya, dan hal itu tentu saja akan membuat Dragon berada dalam masalah.

   “Ma- maafkan aku Tuan Putri ... Tapi sepertinya untuk saat ini aku belum bisa kembali ke Istana Nexus, karena aku masih mempunyai janji yang harus kutepati dengan beberapa orang yang sedang menungguku di suatu tempat.” Kata Dragon sambil merasa gugup.

   “Lalu bagaimana dengan janji yang kau buat denganku?” Tanya Putri Reina.

   “Ini lebih penting, mereka adalah teman-teman yang selama ini sudah membantuku.” Jawab Dragon.

   “Jadi janji yang kau buat denganku tidak penting? Walaupun aku juga sudah membantumu?” Tanya Putri lagi sambil sedikit emosi.

   “Bu- bukannya begitu, tapi aku ... A- aku.” Dragon semakin merasa gugup.

   “Nah, kalau sudah begini pria tidak bisa melakukan apa-apa lagi.” Ucap Holdi kepada Arci.

   “Ya, benar.” Jawab Arci.

   Lalu Holdi menengok kesana kemari sambil berkata. “Untung Rizu tidak melihat hal ini."

  "Dia sedang membariskan Prajurit Flaur disana ... Fyuuh.” Kata Arci yang berbisik kepada Holdi.

   Setelah tahu bahwa Dragon tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan sepertinya Dragon masih tetap bersikukuh pada keputusannya, maka Putri Reina segera berbalik dan kemudian mulai meninggalkan Dragon sambil berkata, “Terserah kau saja, lagipula tidak ada gunanya aku memaksamu, Tapi ... aku ingin membuat kesepakatan denganmu, jika dalam waktu dua minggu kau tidak datang untuk menemuiku, maka aku tidak akan pernah sudi untuk melihat wajahmu lagi.” Ucap Putri Reina sambil berlalu pergi.

   “Boom! Haha ... Kau benar-benar mengacaukannya Dragon.” Kata Arci dan Holdi secara bersamaan sambil tertawa.

   Sedangkan orang-orang lain (Para mantan budak) Yang ada di sekitar Dragon, benar-benar merasa bingung karena mereka semua tidak mengerti tentang apa yang sedang terjadi. Tapi lain halnya dengan Dragon, dia hanya terdiam saja sambil menunduk dan menghela nafas, karena dia sedang dihadapkan dengan dua pilihan yang berat, yakni pilih teman-temannya atau Tuan Putri, tapi dia lebih memilih teman-temannya terlebih dahulu, maka dari itu Putri Reina jadi merasa marah dan kesal terhadapnya.

   Sekarang Dragon jadi mempunyai rencana lain yang harus dia lakukan. Pertama, dia akan pergi menemui teman-temannya dahulu di Desa Pak Katsui, kemudian dia harus bergegas pergi ke Istana Nexus untuk menghadap sang Raja dan menemui Tuan Putri. Dan setelah semua itu selesai, maka dia akan melanjutkan perjalanannya lagi untuk menyelesaikan urusannya dengan Night crow, begitulah kira-kira rencana hidup Dragon yang akan dia jalani selanjutnya.

   Sementara itu, di tempat lain, Rizu terlihat sedang berbicara pada para Prajurit Flaur yang sudah dikalahkannya. “Dengar! Kalian semua, kini kalian sudah terbebas dari pengaruh jahat Stellan flaur. Itu artinya kalian boleh pergi dari sini lalu melanjutkan kehidupan normal kalian ... Tapi ingat, jika aku mendapati ada dari kalian yang berbuat kriminal di kemudian hari, maka aku tidak akan segan-segan untuk menangkap dan menjebloskannya ke penjara. Apakah kalian semua mengerti !!” Ujar Rizu kepada para mantan Prajurit itu secara tegas.

   “Mengerti Pak!” Jawab mereka semua. Lalu mereka semua diperbolehkan untuk bubar.

   Beberapa saat kemudian, Putri Reina datang menghampiri Rizu sambil mengajaknya untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.

   Putri berkata, “Tugas kita disini sudah selesai, mereka sudah bisa kembali ke tempat asalnya masing-masing ... Sekarang ayo kita segera pergi dari sini.” Ajak Putri Reina.

   “Apa? Secepat itu? ... Lalu bagaimana dengan Dragon? Apakah dia akan ikut bersama kita?” Tanya Rizu yang merasa heran karena Putri Reina terburu-buru untuk pergi.

   Setelah Rizu mengatakan hal itu, tiba-tiba saja langkah Putri Reina terhenti, lalu Putri mulai membalikan badannya untuk menatap Rizu sambil menunjukan ekspresi wajah seramnya.

   “Untuk sekarang, jangan sebut-sebut nama Dragon lagi di hadapanku!” Ujar Putri Reina dengan ekspresi wajah menakutkan.

   “I- iya baik.” Jawab Rizu sambil merasa ketakutan.

   Tak lama setelah itu, Masalah para Manusia serigala juga sudah dibereskan oleh Rizu dan kawan-kawannya, sehingga kini hutan kematian jadi lebih aman untuk dilewati, karena para manusia serigala itu sudah disembuhkan dan menjadi manusia normal kembali. Hal itu juga sekaligus membuat hutan kematian yang sebelumnya terlihat suram, kini menjadi lebih cerah dan damai.

   Rog yang sudah berpakaian lengkap, juga terlihat sedang berkumpul dengan orang-orang-orang satu Desanya. Saat bertemu kembali dengan Dragon, dia segera berterima kasih kepada penyelamatnya itu, karena Dragon sudah membuktikan ucapan bahwa dia pasti bisa mengalahkan Stellan flaur, sekaligus membebaskan para budak yang diculik Flaur dari berbagai daerah. Semua budak tersebut mengucapkan ‘terima kasih’ kepada Dragon beserta Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, karena berkat mereka kini para mantan budak tersebut jadi bisa kembali pulang ke tempat asalnya masing-masing.

   Setelah semua urusan disana telah selesai, maka tibalah waktunya bagi mereka untuk pergi ke masing-masing tujuannya. Dragon akan pergi bersama Pak Katsui dan rombongannya ke Desa di daerah timur, Rog bersama para penduduk Desanya akan pulang ke daerah barat, sedangkan Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus akan kembali ke Ibukota Kerajaan Nexus, atau lebih tepatnya menuju ke Istana Nexus yang merupakan tempat kediaman mereka. Dragon akhirnya harus berpisah lagi dengan Putri Reina untuk kedua kalinya, dan dalam kondisi yang sama pula, karena waktu itupun Putri Reina juga merasa kecewa saat ditinggalkan oleh Dragon di kawasan sungai, tetapi mereka berdua sudah membuat janji yang baru, yakni untuk saling bertemu lagi dalam jangka waktu dua minggu.



Tanda kuning yang merupakan lokasi Desa Eijin, berada di daerah timur yang juga termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Gold one.


   Perjalanan yang ditempuh oleh rombongan Dragon bersama para penduduk Desa Pak Katsui berlangsung selama tiga hari, dengan menggunakan kereta kuda. Jika tidak menggunakan kereta kuda, mereka akan tiba disana dalam waktu kurang lebih sekitar seminggu. Kini keadaan mereka sudah berubah sepenuhnya menjadi tampak lebih ceria, karena semua orang yang diperbudak di Kastil Flaur sudah bebas dan bisa kembali ke tempat asalnya masing-masing, sambil menikmati perjalanan, mereka sepertinya juga sudah tidak sabar untuk bisa segera tiba di kampung halamannya.

   Di sepanjang perjalanan tersebut, Dragon tak lupa menceritakan tentang kisahnya yang harus menuruti perintah Flaur untuk mencuri bola Aporion di dalam Istana Nexus, tapi yang dia dapatkan disana malah sebuah kalung bernama Ghistory, lalu Dragon juga menceritakan tentang pertemuannya dengan Tatsui dan teman-teman lain yang membantunya dalam menghadapi berbagai macam masalah.

   Pak Katsui serta para Penduduk Desanya sangat terkejut sekaligus terpukau ketika mendengarkan cerita dari Dragon, terutama ketika mereka mengetahui bahwa Dragon telah menjalin hubungan pertemanan dengan anak sang Kepala desa, yaitu Tatsui. Mereka sangat bersyukur karena ternyata Tatsui baik-baik saja pasca penyerangan yang telah dilakukan oleh Flaur beserta pasukannya terhadap Desa mereka, apalagi ketika mereka tahu bahwa saat ini Desa mereka sedang diperbaiki kembali oleh uang hasil menjuarai Turnamen Kota Togu. Pak Katsui dan yang lainnya tak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada Dragon, karena Dragon sudah melakukan banyak hal terhadap mereka dan Desa tempat tinggal mereka.

   Namun, Dragon tidak mau berbangga diri akan hal tersebut, baginya semua itu hanya kebetulan saja. Yang penting saat ini keadaan mereka semua sudah membaik dan dapat menjalani kehidupan seperti sedia kala, tanpa harus mengkhawatirkan tentang hal-hal lain lagi. Dragon juga merasa senang karena dirinya dapat membantu membebaskan mereka serta memperbaiki Desa mereka secara bersamaan. Selain itu, yang menjadi hal mengganjal di dalam pikiran Dragon saat ini adalah, di negeri Azhuloth mungkin ada banyak desa-desa lain atau orang-orang lain yang hidupnya masih terjajah atau tersiksa, maka dari itu Dragon tidak ingin terlalu senang hanya karena dirinya baru saja sukses menyelamatkan satu Desa saja.


Desa Eijin, tempat asal Tatsui dan Pak Katsui.


   Hari sudah menjelang sore. Saat mereka hampir tiba di Desa tempat tinggal Pak Katsui tersebut, Dragon bertanya kepada Pak Katsui tentang nama dari Desanya itu, kemudian Pak Katsui menjawab.

   ”Oh iya, karena terlalu asyik berbicara, aku sampai lupa untuk memberitahumu tentang nama dari Desa tempat tinggalku ini ... Nama Desa ini adalah Desa Eijin, yang terletak di wilayah Kerajaan Gold one, tetapi tampaknya Desa kecil kami tidak terlalu diperhatikan oleh Kerajaan tersebut.”

   “Eijin? ... Oh iya, aku baru ingat, waktu itu Tatsui pernah menyebut bahwa tempatnya berlatih bela diri adalah Perguruan Eijin.” Kata Dragon.






   “Ya, di Desa ini memang ada sebuah Perguruan ... Namun, Master dari perguruan tersebut sudah meninggal ketika melawan penjajahan dari Stellan flaur.” Kata Pak Katsui sambil merasa sedih.

   “Oh, begitu ... Aku turut berduka.” Ucap Dragon.

   “Tidak apa-apa ... Nah, kita sudah sampai. Sekarang ayo segera turun dari kereta kuda ini, dan kita temui para penduduk di Desa Eijin.” Ajak Pak Katsui kepada para rombongannya.

   Kereta kuda yang mereka tumpangi, sudah berhenti sehingga Dragon dan rombongannya segera turun untuk menemui para Penduduk yang tinggal di Desa Eijin. Beberapa rumah terlihat sudah diperbaiki dan menjadi bagus kembali, sedangkan beberapa bangunan lain masih dalam tahap pengerjaan. Hal itu terlihat dari banyaknya bahan-bahan untuk memperbaiki bangunan serta ada juga beberapa orang yang sedang bekerja membangun Desa Eijin supaya keadaannya bisa kembali seperti semula.

   Bertepatan ketika Dragon dan rombongannya sudah turun dari kereta kuda, ada anak-anak kecil yang melihat kedatangan mereka disana, lalu para anak kecil itu langsung berteriak sambil berlari memanggil-manggil para Penduduk Desa untuk memberitahukan tentang kehadiran dari kereta kuda asing di Desa mereka.

   Maka seketika itu juga para Penduduk Desa Eijin segera keluar dari rumahnya masing-masing untuk melihat siapa sebenarnya orang-orang yang tiba di Desa mereka tersebut, apa mungkin orang baik ataukah orang jahat. Lalu alangkah terkejutnya mereka karena ternyata orang-orang yang keluar dari kereta kuda itu bukanlah orang-orang asing bagi mereka, melainkan para Penduduk Desa yang satu setengah tahun lalu telah diculik oleh Stellan flaur.

   Hal itu tentu saja membuat seluruh penduduk Desa Eijin menjadi heboh, lalu berhamburan keluar untuk menemui rombongan yang dibawa oleh Dragon tersebut. Mereka menyambut kedatangan sang Kepala Desa yang sudah kembali sambil membawa sanak kerabat mereka yang sempat diculik serta diperbudak oleh Flaur, maka dari itu suasana bahagia bercampur haru segera menyelimuti pertemuan mereka semua disana.

   Keadaan Desa yang tadinya biasa-biasa saja itu, tiba-tiba saja berubah menjadi riuh dan ramai. Mereka sangat bersyukur karena hal-hal baik terus saja berdatangan pada Desa mereka. Berawal dari datangnya Tatsui bersama Glauss dan Gill sambil membawa sekantung uang untuk memperbaiki Desanya, kini datang lagi kabar baik yang lain, dimana para penduduk Desa yang sudah diculik serta tidak punya harapan untuk bisa pulang, ternyata bisa kembali pulang dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Dan semua itu berkat Dragon.

   Tak lama kemudian, di tengah riuhnya suasana Desa Eijin saat itu, tiga orang datang dari kejauhan untuk bergabung dengan kerumunan orang-orang yang sedang bergembira disana. Ketiga orang itu tak lain dan tak bukan adalah Tatsui, Glauss, dan Gill yang sudah sangat lama menunggu kehadiran Dragon disana. Mereka tampak sangat senang karena ternyata Dragon bisa menepati janjinya, bahkan sambil membawa ayah Tatsui kembali, beserta para penduduk Desa lainnya.

   Tatsui benar-benar merasa kebingungan karena dia tidak tahu apa-apa mengenai hubungan antara Dragon dan ayahnya, begitu juga Gill dan Glauss, mereka semua heran karena Dragon datang ke Desa Eijin sambil membawa para penduduk yang sempat hilang diculik oleh sang Penguasa Tebing utara (Stellan flaur).


Glauss, Tatsui, dan Gill hadir untuk menemui Dragon.

Tatsui berpelukan dengan ayahnya, setelah lama tak berjumpa.


   Tatsui segera memeluk ayahnya dengan perasaan yang sangat senang sekaligus tidak percaya bahwa ternyata ayahnya masih hidup, mereka berdua benar-benar saling merindukan satu sama lain. Saat itu juga, Pak Katsui menanyakan tentang kabar dari ibu Tatsui kepada anaknya tersebut, lalu Tatsui menjawab bahwa ibunya baik-baik saja, sakitnya sudah diobati. Dan saat ini Desa Eijin juga sedang diperbaiki, sekarang semuanya sudah dalam keadaan baik-baik saja.

   Glauss dan Gill segera menghampiri Dragon, kemudian Gill berkata. “Kenapa kau lama sekali? Jika terlalu lama disini badanku bisa menjadi gendut.” Ucap Gill kepada Dragon.

   “Ya, karena setiap hari kerjaannya hanya makan.” Sahut Glauss.

   “Hei, kau pun sama.” Ujar Gill kepada Glauss.

   “Maaf, karena kalian harus menunggu lama disini, itu karena aku ...”

   Sebelum Dragon menyelesaikan kalimatnya, Tatsui segera memotong pembicaraan. “Pertama-tama jelaskan dulu pada kami bertiga, tentang semua hal yang sudah terjadi, dan tentang mengapa kau bisa datang bersama dengan ayahku serta para penduduk lain yang telah diculik oleh Stellan flaur?”

   Dragon menghela nafas sejenak, lalu dia berkata. “Ceritanya panjang ... Bisakah kita membicarakannya di tempat yang lebih nyaman sambil minum teh?”

   “O- Oh iya baiklah, ayo ke rumahku.” Ajak Tatsui.

   “Ayo ikuut.” Ujar Glauss sambil merangkul Dragon.

   “Kau tidak akan percaya, masakan ibunya Tatsui enak sekali.” Kata Gill sambil berjalan membarengi Dragon.

   Hari sudah mulai malam. Akhirnya suasana yang sangat menghebohkan di Desa tersebut telah berlalu, kini semua orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing, sehingga suasana di Desa Eijin menjadi lebih tenang dan tentram kembali. Para penduduk yang sebelumnya diperbudak oleh Flaur, kini juga sudah kembali ke rumah keluarganya masing-masing, sambil terus menceritakan tentang pengalaman mereka selama tinggal di Kastil Flaur.


Dragon, Gill, Glauss, dan Tatsui berbincang di satu meja.


   Begitupun halnya dengan Dragon, pada malam itu dia juga sedang menceritakan tentang segala hal yang sudah dialaminya, dari mulai ditangkap oleh Stellan flaur, diberi tugas oleh Stellan flaur, diancam oleh batu mantra peledak dari Stellan flaur, dan Dragon juga bahkan menceritakan tentang kejadian terungkapnya identitas dari Stellan flaur yang sebenarnya adalah Kai, teman seperjuangan Dragon sejak kecil. Tak lupa, Dragon juga memperkenalkan Mellinda kepada mereka bertiga, sehingga menyebabkan Tatsui, Gill, dan Glauss jadi mendapatkan kejutan secara bertubi-tubi. Belum lagi cerita tentang bagaimana caranya Dragon mendapatkan kalung Ghistory sekaligus mendapatkan kepercayaan dari Tuan Putri.

   Tatsui, Gill dan Glauss hanya tertegun sambil mendengarkan segala penjelasan dari Dragon dengan seksama. Mereka merasa sangat tercengang ketika sudah mengetahui bahwa selama ini Dragon berada dalam kondisi yang sulit antara hidup dan mati, tanpa ada orang yang tahu mengenai penderitaannya. Oleh karena itu mereka juga sedikit merasa senang karena mereka bisa menjadi bagian dalam masalah yang harus Dragon hadapi tersebut, walau hanya sekedar memberikan bantuan kecil saja.

   Dragon sangat berterima kasih atas bantuan yang sudah teman-temannya itu berikan kepadanya, walaupun sebelumnya mereka tidak mengetahui tentang alasan dibalik semua hal tersebut. Tapi dengan keyakinan serta kepercayaan yang mereka miliki terhadap Dragon, maka ternyata semua yang telah mereka lakukan itu tidaklah sia-sia, karena jika mereka tidak membantu Dragon, maka dia pasti akan tambah lebih kesusahan lagi.

   Dragon dan teman-temannya berbincang cukup lama, sampai mereka benar-benar paham mengenai keadaan Dragon saat ini, lalu setelah perbincangan tersebut sudah mulai berubah menjadi lebih santai, maka Glauss berkata kepada Dragon.

   “Kalau dihitung-hitung, kau sudah melakukan banyak tindakan hebat, selain sudah menyelamatkan Desa Eijin beserta penduduknya, kau juga sudah berhasil mengalahkan Stellan flaur yang mengaku sebagai anggota Emperors unity ... Itu artinya kau sudah pantas untuk menyandang gelar sebagai seorang Kesatria.” Ucap Glauss.

   Kemudian Dragon menjawab. “Aah tidak ... Aku tidak punya niatan untuk menjadi seorang Kesatria. Aku hanya akan menjalani hidupku sebagai orang biasa saja, yang memiliki suatu tujuan.”

   “Biar kutebak. Apakah tujuanmu itu adalah Night crow?” Tanya Gill.

   “Ya.” Jawab Dragon secara singkat.

   “Sekarang kita adalah teman, kami tidak akan membiarkanmu menghadapi Night crow sendirian, maka dari itu kami juga akan ikut membantu.” Ucap Gill kepada Dragon.

   “Kalian sebaiknya kembali menjalani kehidupan kalian masing-masing seperti biasanya, jangan terlibat ke dalam urusanku lebih jauh lagi, karena hal itu sangat berbahaya.” Jawab Dragon yang mencemaskan keselmatan teman-temannya jika mereka sampai ikut.

   “Kami memaksa!!” Kata mereka bertiga secara bersamaan.

   “Ke- kenapa kalian kompak sekali?” Tanya Dragon.

   “Tanpa kami ketahui, kau telah menghadapi serta mengalahkan Stellan flaur, lalu kau mendapatkan kejutan dibalik identitas dari salah satu anggota Emperors unity tersebut, yang ternyata adalah temanmu. Pastinya hal itu sangat berat untuk ditanggung olehmu seorang diri ... Jadi biarkanlah kami membantumu, seperti halnya Tuan Putri Reina beserta tiga Kesatria badai Nexus yang sudah membantumu. Kami sebagai teman-temanmu juga tidak ingin kalah dari mereka, maka dari itu kami tidak ingin lagi membiarkanmu berjuang menghadapi masalahmu sendirian, karena kau juga punya kami.” Ucap Tatsui kepada Dragon.

   Lalu Dragon berkata lagi, “Tapi, kalian kan punya kehidupan yang harus kalian jalani. Masalah yang sedang kuhadapi bukanlah masalah yang mudah untuk diselesaikan.”

   “Hmm, aku hanya seorang pemburu monster, aku punya banyak waktu luang yang tidak terpakai. Di samping itu, kau juga tahu bahwa aku suka tantangan, iya kan?” Kata Gill sambil tersenyum santai.

   “Sedangkan aku ... Aku ini hanya seorang Kesatria luar yang tidak terikat oleh peraturan Kerajaan manapun, walau aku lebih sering melakukan tindakan kepahlawanan di wilayah Kerajaan Nexus, lagipula disana masih banyak Kesatria luar lain yang hampir sama hebatnya seperti diriku ... Tapi saat ini ada hal lebih besar yang menungguku jika aku ikut ke dalam perjalananmu, dan hal itulah yang ingin kulakukan.” Ucap Glauss yang bertekad untuk mengikuti Dragon.

   “Kalau aku, mungkin aku lebih lemah dibandingkan dengan kalian semua. Tetapi semangatku tidak selemah yang orang lain pikirkan. Maka dari itu, aku sangat ingin membantu Dragon untuk mencari sekaligus berhadapan dengan Night crow ... Mungkin saja, dalam perjalanan tersebut diriku akan berkembang menjadi semakin lebih kuat. Jadi ijinkanlah aku untuk ikut.” Kata Tatsui dengan penuh tekad.

   “Kalian ini benar-benar ... Hmm, baiklah. Lagipula tidak ada yang bisa kulakukan untuk mencegah kalian. Selain itu aku juga mempunyai hutang besar terhadap kalian, jadi ... Ayo kita berpetualang.” Ucap Dragon yang memutuskan untuk mengajak mereka semua ikut, sehingga membuat teman-temannya itu jadi merasa sangat senang.



Dragon dan kawan-kawan siap berpetualang.


   “Hei, jangan lupakan aku!” Ujar Mellinda.

   “Oh iya, Melly. Kau juga tentu saja merupakan bagian terpenting dalam petualangan kita.” Ucap Tatsui, yang menghibur Mellinda, supaya suasana disana bertambah menjadi lebih ceria.

   Setelah mereka semua sudah membuat keputusan secara bersama, maka selanjutnya sebuah petualangan yang mendebarkan akan menunggu mereka berempat. Akankah Dragon dan teman-temannya bisa menemukan Night crow? Lalu apakah mereka semua akan sanggup untuk mengalahkannya? Kira-kira apa yang akan terjadi kepada 4 orang Petualang itu dalam aksi melawan kelompok Emperor unity nantinya? Ikuti terus kisah mereka di Chapter selanjutnya ya.




Bersambung . . .




Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 41




Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 39


No comments:

Post a Comment