Chapter 40 : New beginning
Dikisahkan sebelumnya, Dragon telah membuat perhitungan terhadap orang yang
sudah memaksanya untuk melakukan tindak pencurian di Istana Nexus. Orang
itu adalah sang Penyihir dari Tebing utara yang bernama Stellan flaur.
Setelah melewati berbagai rintangan untuk bisa sampai disana, juga mendapat
bantuan dari Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, akhirnya Dragon
bisa berhadapan satu lawan satu melawan sang Penyihir tersebut.
Namun alangkah terkejutnya Dragon ketika mengetahui identitas asli dari
Stellan flaur, yang ternyata adalah teman lamanya, yaitu Kai. Maka saat itu
hati Dragon sempat diselimuti oleh keraguan karena dia harus dihadapkan
dengan kenyataan bahwa dia harus melawan temannya sendiri. Tapi mau tak mau
Dragon harus melawan Kai, yang selama ini telah berbuat kejahatan sesuai
dengan kehendak dari aura kegelapan Darkros.
Singkat cerita, mereka berdua bertarung secara sengit sampai-sampai Kastil
tempat mereka bertarung pun hancur porak poranda, Kai terus memancing
amarah Dragon supaya sang pemilik kalung Ghistory itu mau bertarung dengan
sungguh-sungguh, dan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya.
Oleh karena itu, terciptalah pedang Blazing magma. Yakni pedang Heat flame
yang digabung dengan kekuatan murni dari kalung Ghistory, sehingga
terjadilah perubahan bentuk serta peningkatan kekuatan secara drastis, hal
itu juga tentunya meningkatkan daya serang Dragon menjadi lebih kuat,
bahkan Kai yang memiliki dua pedang berkekuatan penghancur serta kulit yang
kebal serangan pun, tidak mampu untuk menandingi hebatnya kekuatan dari
pedang baru milik Dragon tersebut.
Hingga lama-kelamaan, akhirnya Kai mulai kehilangan kekebalan pada
tubuhnya, sehingga tubuhnya jadi bisa dilukai oleh Dragon. Namun saat Kai
menyadari hal itu, bukannya menjadi lebih berhati-hati, Kai malah sengaja
menusukan dirinya sendiri kepada pedang Dragon, sehingga hal itu
menyebabkan dirinya jadi kalah dan harus meregang nyawa. Tapi sebenarnya
ada alasan dibalik tindakannya tersebut.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Kai sempat menyampaikan beberapa
kalimat kepada Dragon untuk menjelaskan tentang tujuan sebenarnya, yakni
demi membuat Dragon menjadi semakin lebih kuat sekaligus memusnahkan aura
kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuhnya, dan semua hal tersebut
memang telah berhasil dilakukannya sehingga Kai merasa bahwa perannya sudah
selesai. Apa yang telah dilakukan oleh Kai memang sudah membuat Dragon jadi
semakin kuat, dan Kai melakukan itu karena dia memiliki harapan yang tinggi
terhadap Dragon untuk menjadi pelindung bagi Negeri ini. Selain itu tujuan
asli yang benar-benar ingin dia capai adalah kemusnahan dari aura kegelapan
Darkros yang selama ini tinggal bersamanya. Karena jika aura kegelapan
Darkros sudah bersemayam sepenuhnya di dalam tubuh Kai, maka aura kegelapan
itu akan musnah bersamaan dengan kematian Kai.
Setelah Dragon mendengarkan penjelasan dari mantan teman seperjuangannya
itu, perasaan sedih, kesal, dan marah mulai bercampur aduk di dalam diri
Dragon. Hingga pada puncaknya Dragon menangis sesaat setelah Kai
menghembuskan nafas terakhir, Dragon bersimpuh di dekat jasad Kai sambil
meratapi kepergian temannya itu dengan penuh kesedihan. Putri Reina beserta
tiga Kesatria badai Nexus yang pada saat itu menghampiri Dragon seusai
mengalahkan semua Prajurit Flaur, hanya bisa terdiam sambil merasa prihatin
ketika melihat Dragon yang sedang menangis meratapi kepergian musuh yang
ternyata adalah temannya sendiri, tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika
melihat hal itu terjadi, karena mereka juga masih belum tahu tentang apa
yang sebenarnya sudah terjadi di antara Dragon dan Stellan flaur.
Setelah kematian Stellan flaur/Kai, artinya jumlah dari 7 anggota Emperors
unity telah berkurang satu, sehingga kini jumlahnya menjadi 6 orang
saja, yakni Gold one, Merliana, Heatless, Grim claw, Night crow, dan Hebi.
Beberapa lama kemudian, setelah Dragon berhasil menang, maka kini
keadaan di tempat itu menjadi lebih tenang, karena sudah tak ada lagi yang
melakukan pertarungan disana. Saat ini, Rizu bersama Holdi terlihat sedang melucuti
perlengkapan perang dari para Prajurit Flaur yang sudah kalah, sedangkan
Arci terlihat sedang menuntun keluar para budak dan pelayan dari lumbung
yang terletak di belakang Kastil Flaur, mereka tampak begitu senang karena
kini mereka sudah terbebas dari kekuasaan sang Penguasa Tebing utara itu, hidup mereka sudah tidak dikekang lagi, dan Mereka boleh
pergi meninggalkan tempat tersebut. Selain itu status mereka sebagai budak
pun sudah resmi dicabut, atas kehendak dari Putri Reina.
Ketika proses pembebasan itu tengah berlangsung, Rizu juga berbincang
dengan Arci soal masalah para manusia serigala yang menghuni hutan
kematian, Dragon sudah memberitahu Rizu bahwa para manusia serigala itu
sebenarnya adalah para budak pembangkang yang dirubah oleh Stellan Flaur dengan menggunakan
serum DNA hybrid.
Setelah Rizu dan kawan-kawan sudah mendapat informasi tersebut. Rencananya, mereka
ingin mengembalikan para manusia serigala itu kembali ke wujud manusia
biasa, dengan cara menyetrum mereka sampai pingsan lalu berusaha untuk
memutus aliran serum DNA hybrid yang berada di tubuh mereka.
Sedangkan di tempat lain yang tidak jauh dari Kastil Flaur, Dragon dan
Putri Reina sedang berdiri di dekat sebuah makam, yang merupakan tempat
persemayaman terakhir bagi Kai/Stellan flaur, Dragon memakamkan jenazah
temannya itu di hutan pinus Tebing utara, karena Kai sangat suka sekali dengan suasana
disana.
Beberapa saat kemudian, Putri memulai pembicaraan dengan Dragon. “Sekali
lagi aku ingin mengucapkan turut berduka.”
Dragon sempat terdiam sejenak sambil memikirkan sesuatu, kemudian dia berkata. "Terima kasih Tuan Putri"
"Aku tidak menyangka bahwa akan seperti ini jadinya."
"... Tidak ada yang bisa kulakukan untuk mencegah hal ini terjadi.
Sebenarnya aku tidak ingin melawannya, tetapi dia terus berusaha
mendorongku hingga melampaui batas.” Jawab Dragon.
“Dia melakukan itu semua demi dirimu kan? ... Dia benar-benar teman yang
baik.”
“Ya, teman terbaik yang pernah kumiliki.” Ucap Dragon.
“Sejujurnya, aku tidak bisa membayangkan betapa terkejutnya dirimu ketika
mengetahui tentang identitasnya.” Kata Putri
Reina.
“Takdir itu ... Benar-benar picik ya, walaupun Kai dan aku sudah menjalani
kehidupan yang berbeda, namun akhirnya kami kembali dipertemukan dalam
sebuah tragedi.”
“Ya, ini memang tragedi ... Tetapi tragedi inilah yang membuatmu jadi bisa
mengenalku, dan mendapatkan banyak teman, sekaligus juga mendapatkan kalung
Ghistory.” Kata Putri Reina yang mengambil sisi positifnya.
“... Hmm ya, Putri.” Ucap Dragon sambil saling bertatap mata dengan Putri
Reina. Kemudian Dragon tiba-tiba melanjutkan perkataannya. “Aku punya suatu
permintaan.”
Lalu tiba-tiba, Jantung Putri Reina berdegup kencang ketika Dragon mengatakan hal tersebut,
sehingga Putri langsung bertanya.
“Pe- permintaan apa?”
“Tolong, jangan beritahu pada siapapun di Istana Nexus, mengenai identitas
asli dari Stellan flaur ... Jika ayahmu bertanya, katakan saja padanya
bahwa identitas asli dari Stellan flaur adalah aura kegelapan Darkros.”
Ucap Dragon.
Ternyata hanya itu saja permintaan dari Dragon kepada Putri Reina, karena dia ingin melindungi nama Kai. Kemudian
dengan perasaan sedikit gugup Putri Reina segera menanggapinya, “Ba-
baiklah, aku tidak akan bilang pada siapapun bahwa identitas asli dari
Stellan flaur adalah Kai. Dan aku juga akan menyuruh Rizu, Arci, dan Holdi untuk merahasiakan tentang hal.tersebut." Jawab Putri Reina.
Lalu Dragon hanya tersenyum sambil mengangguk saja menanggapi jawaban dari
Putri Reina. Setelah itu Putri kembali bertanya kepada Dragon.
“Jadi ... Apakah kau sudah siap untuk ikut kembali ke Istana Nexus dan
menemui ayahku?” Tanya Putri Reina.
Kemudian wajah Dragon seketika berubah menjadi pucat pasi sambil gemetar,
dia berbicara dalam benaknya (“Ikut menemui ayahnya? Apa maksudnya itu? ...
I- itu kan ucapan yang sering dikatakan oleh wanita terhadap pria yang
ingin diajak menikah.”)
“Dragon, kau sedang melamunkan apa?” Putri kembali bertanya karena Dragon
hanya diam saja.
“A- ah tidak, aku tidak memikirkan apa-apa.” Jawab Dragon yang kaget karena
baru saja tersadar dari lamunannya.
“Maafkan aku ... Aku tahu seharusnya saat ini aku memberimu waktu untuk
menyendiri.” Kata Putri Reina sambil menunduk.
“Ti- tidak apa-apa, aku senang karena kau mau menemaniku disini.” Jawab
Dragon sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian, Holdi datang menemui mereka berdua sambil
membawakan kabar penting. “Oi, rupanya kalian berdua disini ... Dragon, aku
menemukan seorang pria tua yang ditahan di dalam sebuah ruang penjara ...
Saat aku menyinggung soal namamu, katanya dia mengenalmu, dan saat ini dia
sangat ingin bertemu denganmu.” Kata Holdi.
“Pria tua? ... Jangan-jangan.” Kemudian Dragon langsung bergegas untuk
menemui pria tua yang Holdi maksud itu.
Dia sedang berada bersama dengan para budak lain yang sudah dibebaskan dari
dalam Kastil Flaur, sambil berkumpul dengan orang-orang satu desanya, pria
tua itu tampak sangat bahagia karena dia sudah bisa menghirup lagi udara
bebas setelah sekian lama terkurung di dalam ruang penjara. Lalu saat
Dragon datang untuk menemuinya, maka kebahagiaannya itu bertambah.
Karena dia tidak menyangka bahwa mantan teman satu ruangan penjaranya itu
telah datang kembali untuk menemuinya, selain itu dia juga merasa sangat tercengang karena
orang yang pernah berbagi kisah dengannya di itu ternyata menjadi penyelamatnya. Seketika itu juga suasana haru dan bahagia langsung pecah di antara
mereka berdua, terutama bagi semua orang yang berada disekitarnya.
“Pak tua. Kau masih hidup?” Ucap Dragon sambil tersenyum menyeringai.
“Dragon, tentu saja aku masih hidup. Aku terus menunggumu, karena kau sudah
berjanji untuk datang dan menemuiku lagi, iya kan.” Jawab Pria tua itu.
“Ta- tapi, Kai bilang bahwa kau sudah ...”
“Sudah apa?” Tanya Pria tua itu dengan ekspresi wajah kebingungan, karena dia memang tidak tahu
apa-apa tentang ucapan Kai/Stellan Flaur.
Lalu Dragon mengasumsikan bahwa Kai telah berbohong kepadanya, supaya Dragon jadi bersungguh-sungguh dalam bertarung. Kai yang berkata bahwa Pak tua itu sudah mati, sebenarnya hanya bermaksud untuk
membuat Dragon menjadi marah saja, karena waktu itu Dragon sempat
kehilangan semangat untuk bertarung.
Kemudian Dragon segera bertanya lagi kepada Pria tua tersebut. “Nama asli
anda, adalah Kajiro Katsui kan?”
“I- iya benar, hebat sekali, kau bisa tahu namaku, padahal aku belum pernah
memberitahukannya padamu.” Jawab Pak Katsui sambil tersenyum.
"Aku senang anda baik-baik saja."
“Oh iya, bagaimana kau bisa mengalahkan Stellan flaur? Aku ingin
mendengarkan kisahnya langsung darimu.” Pinta Pak Katsui kepada Dragon.
“... A- aku akan menceritakan tentang segalanya kepadamu nanti, dalam
perjalanan pulang kita menuju ke Desamu yang ada di Daerah timur.” Jawab
Dragon.
“Apa? Kau akan mampir ke Desaku? ... Waah.” Pak Katsui terlihat sangat
bahagia.
"Apakah anda mengenal seorang wanita bernama Tatsui?" Tanya Dragon, memastikan.
"Te-tentu saja, dia adalah anakku, ba-bagaimana kau bisa tahu tentang dia?" Pak Katsui tambah kebingungan.
Dragon punya janji untuk bertemu dengan teman-temannya kembali di Desa
tempat asal Tatsui, yang sekaligus juga merupakan tempat asal Pak Katsui,
karena sebenarnya Pak Katsui itu adalah ayahnya Tatsui, tetapi beliau masih
belum tahu mengenai hubungan antara Dragon dengan anaknya tersebut, yang
sebenarnya sudah berteman sejak dari insiden Gurun Zuci.
Karena saat ini tempat tujuan mereka sama, maka dari itu Dragon memutuskan
untuk pergi ke Desa tempat asal Pak Katsui bersama rombongan penduduk Desa
tersebut, yang sebelumnya diperbudak di Kastil Flaur.
Kemudian Dragon berbalik badan untuk berbicara kepada Putri Reina. Yang
terlihat sedang merasa kecewa karena sepertinya Dragon tidak bisa ikut
pulang ke Istana Nexus bersamanya, dan hal itu tentu saja akan membuat
Dragon berada dalam masalah.
“Ma- maafkan aku Tuan Putri ... Tapi sepertinya untuk saat ini aku belum
bisa kembali ke Istana Nexus, karena aku masih mempunyai janji yang harus kutepati
dengan beberapa orang yang sedang menungguku di suatu tempat.” Kata Dragon
sambil merasa gugup.
“Lalu bagaimana dengan janji yang kau buat denganku?” Tanya Putri Reina.
“Ini lebih penting, mereka adalah teman-teman yang selama ini sudah
membantuku.” Jawab Dragon.
“Jadi janji yang kau buat denganku tidak penting? Walaupun aku juga sudah membantumu?” Tanya Putri lagi sambil
sedikit emosi.
“Bu- bukannya begitu, tapi aku ... A- aku.” Dragon semakin merasa gugup.
“Nah, kalau sudah begini pria tidak bisa melakukan apa-apa lagi.” Ucap
Holdi kepada Arci.
“Ya, benar.” Jawab Arci.
Lalu Holdi menengok kesana kemari sambil berkata. “Untung Rizu tidak
melihat hal ini."
"Dia sedang membariskan Prajurit Flaur disana ... Fyuuh.” Kata
Arci yang berbisik kepada Holdi.
Setelah tahu bahwa Dragon tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan sepertinya
Dragon masih tetap bersikukuh pada keputusannya, maka Putri Reina
segera berbalik dan kemudian mulai meninggalkan Dragon sambil berkata,
“Terserah kau saja, lagipula tidak ada gunanya aku memaksamu, Tapi ... aku ingin membuat kesepakatan denganmu, jika dalam waktu dua minggu kau tidak datang untuk
menemuiku, maka aku tidak akan pernah sudi untuk melihat wajahmu lagi.”
Ucap Putri Reina sambil berlalu pergi.
“Boom! Haha ... Kau benar-benar mengacaukannya Dragon.” Kata Arci dan Holdi
secara bersamaan sambil tertawa.
Sedangkan orang-orang lain (Para mantan budak) Yang ada di sekitar Dragon,
benar-benar merasa bingung karena mereka semua tidak mengerti tentang apa
yang sedang terjadi. Tapi lain halnya dengan Dragon, dia hanya terdiam saja
sambil menunduk dan menghela nafas, karena dia sedang dihadapkan dengan dua
pilihan yang berat, yakni pilih teman-temannya atau Tuan Putri, tapi dia
lebih memilih teman-temannya terlebih dahulu, maka dari itu Putri Reina
jadi merasa marah dan kesal terhadapnya.
Sekarang Dragon jadi mempunyai rencana lain yang harus dia lakukan. Pertama, dia akan pergi menemui teman-temannya dahulu di Desa Pak Katsui, kemudian
dia harus bergegas pergi ke Istana Nexus untuk menghadap sang Raja dan menemui Tuan
Putri. Dan setelah semua itu selesai, maka dia akan melanjutkan perjalanannya lagi untuk menyelesaikan urusannya dengan Night crow, begitulah kira-kira rencana hidup Dragon yang akan dia
jalani selanjutnya.
Sementara itu, di tempat lain, Rizu terlihat sedang berbicara pada para
Prajurit Flaur yang sudah dikalahkannya. “Dengar! Kalian semua, kini kalian sudah
terbebas dari pengaruh jahat Stellan flaur. Itu artinya kalian boleh pergi
dari sini lalu melanjutkan kehidupan normal kalian ... Tapi ingat,
jika aku mendapati ada dari kalian yang berbuat kriminal di kemudian hari, maka aku tidak
akan segan-segan untuk menangkap dan menjebloskannya ke penjara. Apakah
kalian semua mengerti !!” Ujar Rizu kepada para mantan Prajurit itu secara
tegas.
“Mengerti Pak!” Jawab mereka semua. Lalu mereka semua diperbolehkan untuk bubar.
Beberapa saat kemudian, Putri Reina datang menghampiri Rizu sambil
mengajaknya untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.
Putri berkata, “Tugas kita disini sudah selesai, mereka sudah bisa kembali ke tempat
asalnya masing-masing ... Sekarang ayo kita segera pergi dari sini.” Ajak
Putri Reina.
“Apa? Secepat itu? ... Lalu bagaimana dengan Dragon? Apakah dia akan ikut
bersama kita?” Tanya Rizu yang merasa heran karena Putri Reina terburu-buru untuk pergi.
Setelah Rizu mengatakan hal itu, tiba-tiba saja langkah Putri Reina
terhenti, lalu Putri mulai membalikan badannya untuk menatap Rizu sambil
menunjukan ekspresi wajah seramnya.
“Untuk sekarang, jangan sebut-sebut nama Dragon lagi di hadapanku!” Ujar
Putri Reina dengan ekspresi wajah menakutkan.
“I- iya baik.” Jawab Rizu sambil merasa ketakutan.
Tak lama setelah itu, Masalah para Manusia serigala juga sudah dibereskan
oleh Rizu dan kawan-kawannya, sehingga kini hutan kematian jadi lebih aman
untuk dilewati, karena para manusia serigala itu sudah disembuhkan dan
menjadi manusia normal kembali. Hal itu juga sekaligus membuat hutan
kematian yang sebelumnya terlihat suram, kini menjadi lebih cerah dan
damai.
Rog yang sudah berpakaian lengkap, juga terlihat sedang berkumpul dengan
orang-orang-orang satu Desanya. Saat bertemu kembali dengan Dragon, dia segera
berterima kasih kepada penyelamatnya itu, karena Dragon sudah membuktikan
ucapan bahwa dia pasti bisa mengalahkan Stellan flaur, sekaligus
membebaskan para budak yang diculik Flaur dari berbagai daerah. Semua budak
tersebut mengucapkan ‘terima kasih’ kepada Dragon beserta Putri Reina dan
tiga Kesatria badai Nexus, karena berkat mereka kini para mantan budak
tersebut jadi bisa kembali pulang ke tempat asalnya masing-masing.
Setelah semua urusan disana telah selesai, maka tibalah waktunya bagi
mereka untuk pergi ke masing-masing tujuannya. Dragon akan pergi bersama
Pak Katsui dan rombongannya ke Desa di daerah timur, Rog bersama para
penduduk Desanya akan pulang ke daerah barat, sedangkan Putri Reina dan
tiga Kesatria badai Nexus akan kembali ke Ibukota Kerajaan Nexus, atau
lebih tepatnya menuju ke Istana Nexus yang merupakan tempat kediaman
mereka. Dragon akhirnya harus berpisah lagi dengan Putri Reina untuk kedua
kalinya, dan dalam kondisi yang sama pula, karena waktu itupun Putri Reina
juga merasa kecewa saat ditinggalkan oleh Dragon di kawasan sungai, tetapi
mereka berdua sudah membuat janji yang baru, yakni untuk saling bertemu lagi dalam
jangka waktu dua minggu.
Tanda kuning yang merupakan lokasi Desa Eijin, berada di daerah timur yang juga termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Gold one. |
Perjalanan yang ditempuh oleh rombongan Dragon bersama para penduduk Desa
Pak Katsui berlangsung selama tiga hari, dengan menggunakan kereta kuda.
Jika tidak menggunakan kereta kuda, mereka akan tiba disana dalam waktu
kurang lebih sekitar seminggu. Kini keadaan mereka sudah berubah sepenuhnya
menjadi tampak lebih ceria, karena semua orang yang diperbudak di Kastil
Flaur sudah bebas dan bisa kembali ke tempat asalnya masing-masing, sambil
menikmati perjalanan, mereka sepertinya juga sudah tidak sabar untuk bisa
segera tiba di kampung halamannya.
Di sepanjang perjalanan tersebut, Dragon tak lupa menceritakan tentang
kisahnya yang harus menuruti perintah Flaur untuk mencuri bola Aporion di
dalam Istana Nexus, tapi yang dia dapatkan disana malah sebuah kalung
bernama Ghistory, lalu Dragon juga menceritakan tentang pertemuannya dengan
Tatsui dan teman-teman lain yang membantunya dalam menghadapi berbagai
macam masalah.
Pak Katsui serta para Penduduk Desanya sangat terkejut sekaligus terpukau
ketika mendengarkan cerita dari Dragon, terutama ketika mereka mengetahui
bahwa Dragon telah menjalin hubungan pertemanan dengan anak sang Kepala
desa, yaitu Tatsui. Mereka sangat bersyukur karena ternyata Tatsui
baik-baik saja pasca penyerangan yang telah dilakukan oleh Flaur beserta
pasukannya terhadap Desa mereka, apalagi ketika mereka tahu bahwa saat ini
Desa mereka sedang diperbaiki kembali oleh uang hasil menjuarai Turnamen
Kota Togu. Pak Katsui dan yang lainnya tak henti-henti mengucapkan terima
kasih kepada Dragon, karena Dragon sudah melakukan banyak hal terhadap
mereka dan Desa tempat tinggal mereka.
Namun, Dragon tidak mau berbangga diri akan hal tersebut, baginya semua itu
hanya kebetulan saja. Yang penting saat ini keadaan mereka semua sudah
membaik dan dapat menjalani kehidupan seperti sedia kala, tanpa harus
mengkhawatirkan tentang hal-hal lain lagi. Dragon juga merasa senang karena
dirinya dapat membantu membebaskan mereka serta memperbaiki Desa mereka
secara bersamaan. Selain itu, yang menjadi hal mengganjal di dalam pikiran
Dragon saat ini adalah, di negeri Azhuloth mungkin ada banyak desa-desa
lain atau orang-orang lain yang hidupnya masih terjajah atau tersiksa, maka
dari itu Dragon tidak ingin terlalu senang hanya karena dirinya baru saja
sukses menyelamatkan satu Desa saja.
Hari sudah menjelang sore. Saat mereka hampir tiba di Desa tempat tinggal
Pak Katsui tersebut, Dragon bertanya kepada Pak Katsui tentang nama dari
Desanya itu, kemudian Pak Katsui menjawab.
”Oh iya, karena terlalu asyik berbicara, aku sampai lupa untuk
memberitahumu tentang nama dari Desa tempat tinggalku ini ... Nama Desa ini
adalah Desa Eijin, yang terletak di wilayah Kerajaan Gold one, tetapi
tampaknya Desa kecil kami tidak terlalu diperhatikan oleh Kerajaan
tersebut.”
“Eijin? ... Oh iya, aku baru ingat, waktu itu Tatsui pernah menyebut bahwa
tempatnya berlatih bela diri adalah Perguruan Eijin.” Kata Dragon.
Baca juga : Journey of the Dragon Chapter 13
“Ya, di Desa ini memang ada sebuah Perguruan ... Namun, Master dari
perguruan tersebut sudah meninggal ketika melawan penjajahan dari Stellan
flaur.” Kata Pak Katsui sambil merasa sedih.
“Oh, begitu ... Aku turut berduka.” Ucap Dragon.
“Tidak apa-apa ... Nah, kita sudah sampai. Sekarang ayo segera turun dari
kereta kuda ini, dan kita temui para penduduk di Desa Eijin.” Ajak Pak
Katsui kepada para rombongannya.
Kereta kuda yang mereka tumpangi, sudah berhenti sehingga Dragon dan
rombongannya segera turun untuk menemui para Penduduk yang tinggal di Desa
Eijin. Beberapa rumah terlihat sudah diperbaiki dan menjadi bagus kembali,
sedangkan beberapa bangunan lain masih dalam tahap pengerjaan. Hal itu
terlihat dari banyaknya bahan-bahan untuk memperbaiki bangunan serta ada
juga beberapa orang yang sedang bekerja membangun Desa Eijin supaya
keadaannya bisa kembali seperti semula.
Bertepatan ketika Dragon dan rombongannya sudah turun dari kereta kuda, ada
anak-anak kecil yang melihat kedatangan mereka disana, lalu para anak kecil
itu langsung berteriak sambil berlari memanggil-manggil para Penduduk Desa
untuk memberitahukan tentang kehadiran dari kereta kuda asing di Desa
mereka.
Maka seketika itu juga para Penduduk Desa Eijin segera keluar dari rumahnya
masing-masing untuk melihat siapa sebenarnya orang-orang yang tiba di Desa
mereka tersebut, apa mungkin orang baik ataukah orang jahat. Lalu alangkah
terkejutnya mereka karena ternyata orang-orang yang keluar dari kereta kuda
itu bukanlah orang-orang asing bagi mereka, melainkan para Penduduk Desa
yang satu setengah tahun lalu telah diculik oleh Stellan flaur.
Hal itu tentu saja membuat seluruh penduduk Desa Eijin menjadi heboh, lalu
berhamburan keluar untuk menemui rombongan yang dibawa oleh Dragon
tersebut. Mereka menyambut kedatangan sang Kepala Desa yang sudah kembali
sambil membawa sanak kerabat mereka yang sempat diculik serta diperbudak
oleh Flaur, maka dari itu suasana bahagia bercampur haru segera menyelimuti
pertemuan mereka semua disana.
Keadaan Desa yang tadinya biasa-biasa saja itu, tiba-tiba saja berubah
menjadi riuh dan ramai. Mereka sangat bersyukur karena hal-hal baik terus
saja berdatangan pada Desa mereka. Berawal dari datangnya Tatsui bersama
Glauss dan Gill sambil membawa sekantung uang untuk memperbaiki Desanya,
kini datang lagi kabar baik yang lain, dimana para penduduk Desa yang sudah
diculik serta tidak punya harapan untuk bisa pulang, ternyata bisa kembali
pulang dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Dan semua itu berkat
Dragon.
Tak lama kemudian, di tengah riuhnya suasana Desa Eijin saat itu, tiga
orang datang dari kejauhan untuk bergabung dengan kerumunan orang-orang
yang sedang bergembira disana. Ketiga orang itu tak lain dan tak bukan
adalah Tatsui, Glauss, dan Gill yang sudah sangat lama menunggu kehadiran
Dragon disana. Mereka tampak sangat senang karena ternyata Dragon bisa
menepati janjinya, bahkan sambil membawa ayah Tatsui kembali, beserta para
penduduk Desa lainnya.
Tatsui benar-benar merasa kebingungan karena dia tidak tahu apa-apa
mengenai hubungan antara Dragon dan ayahnya, begitu juga Gill dan Glauss,
mereka semua heran karena Dragon datang ke Desa Eijin sambil membawa para
penduduk yang sempat hilang diculik oleh sang Penguasa Tebing utara
(Stellan flaur).
Glauss, Tatsui, dan Gill hadir untuk menemui Dragon. |
Tatsui berpelukan dengan ayahnya, setelah lama tak berjumpa. |
Tatsui segera memeluk ayahnya dengan perasaan yang sangat senang sekaligus
tidak percaya bahwa ternyata ayahnya masih hidup, mereka berdua benar-benar
saling merindukan satu sama lain. Saat itu juga, Pak Katsui menanyakan
tentang kabar dari ibu Tatsui kepada anaknya tersebut, lalu Tatsui menjawab
bahwa ibunya baik-baik saja, sakitnya sudah diobati. Dan saat ini Desa
Eijin juga sedang diperbaiki, sekarang semuanya sudah dalam keadaan
baik-baik saja.
Glauss dan Gill segera menghampiri Dragon, kemudian Gill berkata. “Kenapa
kau lama sekali? Jika terlalu lama disini badanku bisa menjadi gendut.”
Ucap Gill kepada Dragon.
“Ya, karena setiap hari kerjaannya hanya makan.” Sahut Glauss.
“Hei, kau pun sama.” Ujar Gill kepada Glauss.
“Maaf, karena kalian harus menunggu lama disini, itu karena aku ...”
Sebelum Dragon menyelesaikan kalimatnya, Tatsui segera memotong
pembicaraan. “Pertama-tama jelaskan dulu pada kami bertiga, tentang semua
hal yang sudah terjadi, dan tentang mengapa kau bisa datang bersama dengan
ayahku serta para penduduk lain yang telah diculik oleh Stellan flaur?”
Dragon menghela nafas sejenak, lalu dia berkata. “Ceritanya panjang ...
Bisakah kita membicarakannya di tempat yang lebih nyaman sambil minum teh?”
“O- Oh iya baiklah, ayo ke rumahku.” Ajak Tatsui.
“Ayo ikuut.” Ujar Glauss sambil merangkul Dragon.
“Kau tidak akan percaya, masakan ibunya Tatsui enak sekali.” Kata Gill
sambil berjalan membarengi Dragon.
Hari sudah mulai malam. Akhirnya suasana yang sangat menghebohkan di Desa
tersebut telah berlalu, kini semua orang sudah kembali ke rumahnya
masing-masing, sehingga suasana di Desa Eijin menjadi lebih tenang dan
tentram kembali. Para penduduk yang sebelumnya diperbudak oleh Flaur, kini
juga sudah kembali ke rumah keluarganya masing-masing, sambil terus
menceritakan tentang pengalaman mereka selama tinggal di Kastil Flaur.
Begitupun halnya dengan Dragon, pada malam itu dia juga sedang menceritakan
tentang segala hal yang sudah dialaminya, dari mulai ditangkap oleh Stellan
flaur, diberi tugas oleh Stellan flaur, diancam oleh batu mantra peledak
dari Stellan flaur, dan Dragon juga bahkan menceritakan tentang kejadian
terungkapnya identitas dari Stellan flaur yang sebenarnya adalah Kai, teman
seperjuangan Dragon sejak kecil. Tak lupa, Dragon juga memperkenalkan
Mellinda kepada mereka bertiga, sehingga menyebabkan Tatsui, Gill, dan
Glauss jadi mendapatkan kejutan secara bertubi-tubi. Belum lagi cerita
tentang bagaimana caranya Dragon mendapatkan kalung Ghistory sekaligus
mendapatkan kepercayaan dari Tuan Putri.
Tatsui, Gill dan Glauss hanya tertegun sambil mendengarkan segala
penjelasan dari Dragon dengan seksama. Mereka merasa sangat tercengang
ketika sudah mengetahui bahwa selama ini Dragon berada dalam kondisi yang
sulit antara hidup dan mati, tanpa ada orang yang tahu mengenai
penderitaannya. Oleh karena itu mereka juga sedikit merasa senang karena
mereka bisa menjadi bagian dalam masalah yang harus Dragon hadapi tersebut,
walau hanya sekedar memberikan bantuan kecil saja.
Dragon sangat berterima kasih atas bantuan yang sudah teman-temannya itu
berikan kepadanya, walaupun sebelumnya mereka tidak mengetahui tentang
alasan dibalik semua hal tersebut. Tapi dengan keyakinan serta kepercayaan
yang mereka miliki terhadap Dragon, maka ternyata semua yang telah mereka
lakukan itu tidaklah sia-sia, karena jika mereka tidak membantu Dragon,
maka dia pasti akan tambah lebih kesusahan lagi.
Dragon dan teman-temannya berbincang cukup lama, sampai mereka benar-benar
paham mengenai keadaan Dragon saat ini, lalu setelah perbincangan tersebut
sudah mulai berubah menjadi lebih santai, maka Glauss berkata kepada
Dragon.
“Kalau dihitung-hitung, kau sudah melakukan banyak tindakan hebat, selain
sudah menyelamatkan Desa Eijin beserta penduduknya, kau juga sudah berhasil
mengalahkan Stellan flaur yang mengaku sebagai anggota Emperors unity ...
Itu artinya kau sudah pantas untuk menyandang gelar sebagai seorang
Kesatria.” Ucap Glauss.
Kemudian Dragon menjawab. “Aah tidak ... Aku tidak punya niatan untuk
menjadi seorang Kesatria. Aku hanya akan menjalani hidupku sebagai orang
biasa saja, yang memiliki suatu tujuan.”
“Biar kutebak. Apakah tujuanmu itu adalah Night crow?” Tanya Gill.
“Ya.” Jawab Dragon secara singkat.
“Sekarang kita adalah teman, kami tidak akan membiarkanmu menghadapi Night
crow sendirian, maka dari itu kami juga akan ikut membantu.” Ucap Gill
kepada Dragon.
“Kalian sebaiknya kembali menjalani kehidupan kalian masing-masing seperti
biasanya, jangan terlibat ke dalam urusanku lebih jauh lagi, karena hal itu
sangat berbahaya.” Jawab Dragon yang mencemaskan keselmatan teman-temannya
jika mereka sampai ikut.
“Kami memaksa!!” Kata mereka bertiga secara bersamaan.
“Ke- kenapa kalian kompak sekali?” Tanya Dragon.
“Tanpa kami ketahui, kau telah menghadapi serta mengalahkan Stellan flaur,
lalu kau mendapatkan kejutan dibalik identitas dari salah satu anggota
Emperors unity tersebut, yang ternyata adalah temanmu. Pastinya hal itu
sangat berat untuk ditanggung olehmu seorang diri ... Jadi biarkanlah kami
membantumu, seperti halnya Tuan Putri Reina beserta tiga Kesatria badai
Nexus yang sudah membantumu. Kami sebagai teman-temanmu juga tidak ingin
kalah dari mereka, maka dari itu kami tidak ingin lagi membiarkanmu
berjuang menghadapi masalahmu sendirian, karena kau juga punya kami.” Ucap
Tatsui kepada Dragon.
Lalu Dragon berkata lagi, “Tapi, kalian kan punya kehidupan yang harus
kalian jalani. Masalah yang sedang kuhadapi bukanlah masalah yang mudah
untuk diselesaikan.”
“Hmm, aku hanya seorang pemburu monster, aku punya banyak waktu luang yang
tidak terpakai. Di samping itu, kau juga tahu bahwa aku suka tantangan, iya
kan?” Kata Gill sambil tersenyum santai.
“Sedangkan aku ... Aku ini hanya seorang Kesatria luar yang tidak terikat
oleh peraturan Kerajaan manapun, walau aku lebih sering melakukan tindakan
kepahlawanan di wilayah Kerajaan Nexus, lagipula disana masih banyak
Kesatria luar lain yang hampir sama hebatnya seperti diriku ... Tapi saat
ini ada hal lebih besar yang menungguku jika aku ikut ke dalam
perjalananmu, dan hal itulah yang ingin kulakukan.” Ucap Glauss yang
bertekad untuk mengikuti Dragon.
“Kalau aku, mungkin aku lebih lemah dibandingkan dengan kalian semua.
Tetapi semangatku tidak selemah yang orang lain pikirkan. Maka dari itu,
aku sangat ingin membantu Dragon untuk mencari sekaligus berhadapan dengan
Night crow ... Mungkin saja, dalam perjalanan tersebut diriku akan
berkembang menjadi semakin lebih kuat. Jadi ijinkanlah aku untuk ikut.”
Kata Tatsui dengan penuh tekad.
“Kalian ini benar-benar ... Hmm, baiklah. Lagipula tidak ada yang bisa
kulakukan untuk mencegah kalian. Selain itu aku juga mempunyai hutang besar
terhadap kalian, jadi ... Ayo kita berpetualang.” Ucap Dragon yang
memutuskan untuk mengajak mereka semua ikut, sehingga membuat
teman-temannya itu jadi merasa sangat senang.
“Hei, jangan lupakan aku!” Ujar Mellinda.
“Oh iya, Melly. Kau juga tentu saja merupakan bagian terpenting dalam petualangan kita.”
Ucap Tatsui, yang menghibur Mellinda, supaya suasana disana bertambah
menjadi lebih ceria.
Setelah mereka semua sudah membuat keputusan secara bersama, maka
selanjutnya sebuah petualangan yang mendebarkan akan menunggu mereka berempat.
Akankah Dragon dan teman-temannya bisa menemukan Night crow? Lalu apakah
mereka semua akan sanggup untuk mengalahkannya? Kira-kira apa yang akan
terjadi kepada 4 orang Petualang itu dalam aksi melawan kelompok Emperor unity nantinya? Ikuti terus kisah mereka di
Chapter selanjutnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 41
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 39
No comments:
Post a Comment