Friday, January 11, 2019

Journey of the Dragon : Chapter 19

Chapter 19 : Fight for someone



Cover title Journey of the Dragon Chapter 19.


   Turnamen Kota Togu, babak pertarungan kedua, telah berlangsung separuh jalan. Dari 8 orang peserta, 4 orang diantaranya telah melangsungkan pertarungan mereka, yakni Gill melawan Tatsui, dan Master Big hit melawan Azter. Kedua pertarungan tersebut dimenangkan oleh Gill dan Master Big hit. Jadi kini mereka telah berhak lolos ke babak selanjutnya.

   Pada pertandingan antara Azter melawan Master Big hit, Azter sempat membuat sang Master kewalahan dengan serangan-serangan dari pedang Dark paralyzed miliknya, dia mengeluarkan duri-duri besar dan runcing, dengan jumlah banyak yang terus menerus mengarah dan mengenai tubuh Master Big hit. Tapi semua serangan itu tidak ada gunanya sama sekali, karena tubuh Master Big hit tidak mempan terhadap serangan fisik biasa. Namun walaupun begitu, Azter mempunyai cara lain untuk menumbangkan sang Master. Yaitu dengan cara menekan punggung serta dada Master Big hit dengan tusukan duri dari depan serta dari belakang, hingga menyebabkan sang Master jadi kesulitan untuk bernafas.

   Maka dari itu Master Big hit memutuskan untuk menggunakan jurus penghancur batasan tubuh, yakni salah satu jurus yang menjadi bagian dari tehnik tenaga dalam. Jurus tersebut dapat meningkatkan ketahanan fisik serta daya serangnya secara bersamaan. Sehingga dengan mudah, Master Big hit dapat menghancurkan semua duri-duri yang di kirimkan oleh Azter kepadanya, lalu sang Master berhasil memberikan serangan telak terhadap Azter hingga dia akhirnya tidak dapat memberikan perlawanan lagi. Lalu setelah itu Master Big hit dinyatakan sebagai pemenangnya.



Susunan nama peserta Turnamen.



   Namun sebelum pertarungan yang menegangkan itu terjadi. Ada pertarungan antara Gill melawan Tatsui yang tak kalah menegangkan. Pada awalnya, ada keraguan besar yang menyelimuti pikiran Tatsui sebelum dia akan melangsungkan pertarungan, karena dia harus melawan orang yang sudah dianggapnya sebagai teman, namun disamping itu dia juga sangat ingin menang supaya keinginan untuk memperbaiki Desanya dapat terwujud, maka dari itu dia harus bertarung dengan sungguh-sungguh.

   Tatsui tahu bahwa Gill bukanlah lawan yang mudah untuk dihadapi, tapi dia tidak boleh merasa takut dan gentar. Selain itu, hal lain yang membuat Tatsui sedikit cemas ialah, dia tidak mau jika Gill sampai meremehkan dirinya dan bertarung secara tak sungguh-sungguh. Maka dari itu, Tatsui memantapkan hatinya lalu menyuruh Gill supaya bertarung dengan mengerahkan seluruh kemampuannya. Karena jika mereka sudah berada di atas arena pertandingan, itu artinya mereka berdua adalah dua orang petarung, yang harus mengesampingkan dulu hubungan pertemanan mereka. Supaya dapat memenangkan pertandingan dan meraih tujuan mereka masing-masing, walau apapun yang terjadi.

   Maka dari itu pertarungan hebat di antara mereka berdua pun tidak dapat terelakan. Tatsui yang sudah mengetahui dimana letak kekuatan yang dimiliki oleh Gill, sebisa mungkin berusaha untuk menghindari serangan dari tangan kanan Gill, lalu Tatsui melancarkan serangan-serangan cepat yang tidak dapat diantisipasi juga tidak sempat dihindari oleh Gill, sehingga Gill benar-benar dihajar habis-habisan oleh Tatsui di awal-awal pertarungan tersebut.

   Namun semua itu sepertinya bukan masalah yang besar bagi Gill, karena lama-kelamaan akhirnya dia dapat membalikan keadaan. Dengan kemampuan pukulan kuat yang dia miliki, dia berhasil mendaratkan pukulan hingga membuat kedua tangan Tatsui patah, setelah itu dia juga melemparkan pedang H butcher miliknya ke arah lantai tempat Tatsui sedang berpijak, sehingga tubuh Tatsui jadi terhempas ke atas udara, Kemudian Gill melompat untuk memberikan serangan terakhir yang membuat tubuh Tatsui jatuh menghantam permukaan lantai dengan cukup keras, hingga akhirnya Tatsui jadi tak sadarkan diri. Dan setelah itu Gill dinyatakan sebagai pemenangnya.

   Hal tersebut membuat Dragon jadi berada dalam suatu dilema, dia yang telah menyaksikan kedua temannya bertarung, disisi lain merasa senang karena Gill berhasil lolos ke babak selanjutnya. Namun Secara bersamaan Dragon juga merasa kecewa karena Tatsui kalah dan impiannya harus pupus, walaupun Dragon juga tahu bahwa dia tidak boleh merasa seperti itu karena ini adalah sebuah pertandingan, dan Apapun bisa terjadi. Walau bagaimanapun juga, Dragon tidak boleh merasa kesal terhadap Gill yang sudah mengalahkan Tatsui secara sah, karena Gill juga punya tujuan dan berhak untuk menang.

   Namun, Dragon tidak bisa membohongi hatinya bahwa dia memang sedikit kesal terhadap Gill setelah kejadian tersebut, sehingga emosinya sempat meningkat. Tapi dia berusaha untuk tidak meluapkan emosinya itu dan memutuskan untuk bersikap sewajarnya saja terhadap Gill, jika dia bertemu dengannya nanti.

   Dan sekarang, saat itu telah tiba. Setelah berakhirnya pertarungan antara Azter dan Master Big hit, Turnamen dijeda selama 15 menit, maka Dragon memutuskan untuk melihat keadaan Tatsui yang masih belum siuman. Setelah itu dia pergi ditemani oleh Glauss untuk menjenguk Gill, lalu ternyata di lorong menuju ke ruang perawatan khusus laki-laki, Dragon yang sedang berjalan bersama Glauss, kebetulan berpapasan dengan Gill, yang baru saja keluar dari ruang perawatan tersebut. Ketika mereka sudah saling bertemu dan bertatap muka, suasana disana berubah menjadi sedikit canggung. Dragon terlihat sedang mengepalkan tangannya erat-erat, sedangkan Gill terlihat seperti orang yang bersiap untuk menerima serangan, namun Glauss yang berada di belakang Dragon, segera memperingatkan Gill dan Dragon supaya jangan melakukan pertarungan yang sia-sia disana, walaupun Glauss tidak begitu paham dengan permasalahan yang sedang mereka berdua hadapi.

   Lalu, kemungkinan buruk yang dipikirkan oleh Glauss ternyata tidak terjadi. Dragon segera melemaskan tangannya kembali, sambil berbicara kepada Gill.

   “Selamat atas kemenanganmu ... Gill.” Ucap Dragon. Lalu Glauss merasa lega setelah mendengar Dragon mengatakan hal tersebut.

   “Ya, terima kasih ... Aku berniat untuk menjenguk Tatsui. Apakah dia sudah siuman?” Tanya Gill kepada Dragon.

   “Belum, dia masih Tertidur.” Jawab Dragon.

   Kemudian Gill menundukan kepalanya sambil berkata. “Aku pasti memukulnya terlalu keras.”

   “Jangan berkata seperti itu ... Kau sendiri yang bilang bahwa kita harus mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki saat menghadapi pertarungan.” Kata Dragon.

   “Keadaannya berbeda, yang kumaksud itu adalah ketika kita harus menghadapi lawan yang lebih kuat dan tidak bisa kita kalahkan dengan mudah.” Ucap Gill.

   “Jadi kau berpikir bahwa Tatsui itu lemah?” Tanya Dragon kepada Gill.

   Lalu Glauss bergumam, “Wah, keadaannya mulai memanas lagi.”

   Gill menjawab pertanyaan dari Dragon, “Bukan begitu maksudku. Tapi ...”

   “Kau menganggap bahwa dirimu terlalu kuat untuk Tatsui?” Dragon memotong perkataan dari Gill.

   “Aku tidak punya anggapan seperti itu.” Jawab Gill.

   “Kenapa kau bilang bahwa keadaannya berbeda? Apakah karena dia wanita, jadi kau boleh meremehkannya?”

   “Bukan karena itu.”

   “Lalu apa?”

   “Aku ... A- aku.” Gill mulai merasa kebingungan.

   “Lalu karena apa?!”

   “Karena aku tidak ingin melukainya!!” Jawab Gill dengan nada yang sedikit membentak.

   Lalu setelah itu, suasana disana berubah menjadi hening. Glauss dan Dragon hanya diam tanpa kata, setelah Gill menaikan suaranya. Dan tak lama kemudian, Gill mulai melanjutkan kembali perkataannya.

   “Aku tidak pernah bilang bahwa aku ini lebih kuat atau lebih hebat dari Tatsui. Biarkan hasil dari pertarungan kami yang menentukannya. Aku juga tidak pernah meremehkannya, karena dia adalah petarung terbaik yang pernah kulawan sejauh ini. Namun satu hal yang pasti ... Aku tidak ingin kalah, karena aku juga memiliki tujuan untuk menang dalam Turnamen ini, yaitu demi uang. Dan tidak ada yang berhak menghakimi diriku atas tujuan yang kumiliki tersebut ... Di Turnamen ini aku bertemu dengan banyak orang, dan salah satunya adalah Tatsui. Aku mendengar bahwa dia memiliki sebuah tujuan yang besar demi Desanya, dan aku sangat menghargai tujuannya itu, sehingga aku juga memiliki keraguan untuk melawannya, dan aku sempat berpikir untuk menyerah dalam pertarungan tersebut.” Ternyata selama ini Gill juga menyimpan keraguan yang sama seperti Tatsui.

   Kemudian Gill melanjutkan perkataannya, “Tapi ingatlah bahwa ini adalah sebuah kompetisi, dan dia juga pastinya sudah tahu bahwa dirinya akan terluka jika berpartisipasi dalam Turnamen ini. Dengan meneguhkan perasaannya sebagai seorang petarung sejati, dia tidak ingin diberi keringanan atau dikasihani sedikitpun oleh setiap orang yang akan menjadi lawannya. Maka dari itu, dia menyuruhku untuk bertarung dengan mengerahkan seluruh kemampuanku, lalu dengan senang hati aku menurutinya ... Semua orang memiliki tujuannya masing-masing dalam Turnamen ini, begitupun juga dirimu, iya kan? Apa yang akan kau lakukan jika berada di posisiku dan harus melawan Tatsui? Apakah kau akan menyerah, lalu tujuanmu kandas begitu saja, ditambah kau juga akan dibenci oleh Tatsui karena menyerah. Pikirkan lagi.”

   Dragon tidak bisa menjawab semua perkataan dari Gill tersebut, karena dia juga memang memiliki tujuan yang harus dia capai, dalam partisipasinya di Turnamen Kota Togu. Kemudian Gill melanjutkan perkataannya lagi, “Aku baru sehari bertemu dengan kalian berdua, tapi kalian telah banyak menunjukan rasa kepedulian terhadap orang lain. Ditambah lagi, kalian berdua juga telah menganggapku sebagai teman. Hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupku, dianggap teman oleh dua orang baik seperti kalian berdua ... Hal itulah yang membuatku tidak ingin melukai Tatsui, apalagi sampai mengalahkan dan memupuskan harapannya. Namun ... Tekadnya ketika dia berada diatas arena pertandingan, bukanlah tekad seorang petarung biasa. Dia tidak ingin diremehkan dan diperlakukan sebagai teman. Saat dia sudah berada diatas arena, dia ingin diperlakukan seperti layaknya seorang petarung sejati secara hormat, sehingga aku harus melawannya dengan sungguh-sungguh ... Jika aku sampai meremehkan kekuatannya dengan cara tidak bertarung dengan sungguh-sungguh, itu berarti aku tidak menghormati tekadnya sama sekali. Maka dari itu ... Sesuai dengan keinginannya, Aku bertarung dengan mengerahkan segala kemampuanku. Begitu juga dengan Tatsui, dia bertarung secara habis-habisan hingga membuatku sampai babak belur seperti ini.”

   “Waah ... Dia benar-benar bicara panjang lebar ya?” Bisik Melinda ke telinga Dragon.

   “Sekarang, terserah kau jika ingin menyalahkanku dan membenciku atas kemenangan yang telah kuraih. Apakah kau mau menerima atau tidaknya hasil dari pertarungan tadi? Itu semua adalah keputusanmu.” Ucap Gill.

   Kemudian Dragon mulai berbicara, “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyalahkanmu, atau membencimu atas hal yang telah terjadi. Karena ... Tatsui juga pasti akan memarahiku jika aku sampai menyalahkanmu atas kekalahan yang telah dialaminya. Sekeras apapun aku berusaha untuk meredam emosiku, tapi tetap saja selalu kelihatan ya? Aku harus bisa berpikir lebih jernih lagi ... Ya, disini kita semua adalah petarung. Menang atau kalah sudah menjadi ketentuan yang tidak boleh dibantah atau disesali. Aku akan terus berjuang dalam Turnamen ini. Maka dari itu, kau juga harus terus berjuang ... Gill, kau dan aku harus bisa bertemu di babak final nanti.”

   Dragon mengajak Gill untuk sama-sama berjuang hingga ke babak final, bukan untuk membalaskan kekalahan Tatsui, atau untuk menentukan siapa yang lebih kuat. Tapi untuk berusaha menggapai hal yang menjadi tujuan mereka masing-masing, sebagai dua orang petarung sejati. Mereka berdua telah membuat suatu janji yang tidak tertulis dan tidak perlu diungkapkan. Yakni, apapun yang terjadi dalam pertarungan antara mereka berdua di Turnamen Kota Togu, itu semua tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan mereka sedikitpun.

   “Ya.” Jawab Gill dengan singkat sambil tersenyum.



Gill dan Dragon saling mengepalkan tangan sambil tersenyum.



   Setelah itu mereka berdua saling mengepalkan tangan ke hadapan masing-masing, untuk menunjukan bahwa ikatan pertemanan mereka berdua telah meningkat. Hal tersebut membuat Glauss yang sedang berada di belakang Dragon, meneteskan air mata, sambil berkata.

   “Kenapa aku jadi terharu ya?” Glauss bertanya-tanya sambil tersenyum.

   “Aku juga jadi ingin menangis.” Gumam Melinda.

   “Siapa itu yang barusan berbicara?” Ucap Glauss, sambil menengok kesana kemari.

   Setelah beberapa waktu kemudian, pertarungan selanjutnya akan segera dimulai. Yakni pertarungan antara Zhoei melawan Ajora, Dragon dan Gill sudah terlihat sedang duduk berdampingan di tribun khusus peserta. Hanya ada tiga orang saja disana, yakni Gill, Dragon, dan Bernie zarr yang duduk disamping mereka namun dengan jarak yang cukup jauh.

   Azter tidak ada disana untuk menyaksikan pertandingan adiknya tersebut, karena Azter sedang diobati di ruang perawatan, setelah sebelumnya dia dikalahkan oleh Master Big hit, sedangkan Master Big hit juga tidak ada di tribun penonton khusus peserta, karena saat ini dia sedang menemui muridnya yang bernama Rhogi, yang baru saja sembuh.

   Glauss menyuruh Gill dan Dragon untuk menonton pertarungan Zhoei dan Ajora, karena ada kemungkinan bahwa salah satu dari mereka akan menjadi lawan bagi Dragon yang selanjutnya, sehingga Dragon harus bisa menganalisa pertarungan itu dengan baik. Sedangkan untuk urusan penjagaan Tatsui (Yang masih belum siuman), sudah diserahkan kepada Glauss, maka Dragon dan Gill bisa tenang serta lebih leluasa untuk menyaksikan pertandingan yang akan segera dilangsungkan tersebut.

   Semua orang terlihat begitu tegang ketika nama Zhoei dan Ajora dipanggil untuk menuju ke atas arena Turnamen. Itu karena mereka khawatir jika wanita secantik Zhoei akan dihajar oleh Ajora yang mempunyai kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi tak terlihat dan dengan mudah dapat menyerang lawan secara habis-habisan. Seperti yang sudah dilakukan Ajora terhadap Edwin. Tapi para penonton tetap yakin pada kekuatan hebat yang dimiliki oleh Zhoei, yang berupa tarikan Serta dorongan terhadap suatu objek. Kemampuan tersebut membuat Sebagian besar penonton terus mendukung dan memberinya semangat dari tribun, yang kebanyakannya tentu saja adalah para pria.

   Kedua orang yang akan bertarung itu, memang tidak memiliki sifat yang bisa disanjung oleh semua orang, namun dari sudut pandang penonton. Zhoei adalah seorang wanita cantik sekaligus petarung yang cukup hebat, terbukti ketika dia telah berhasil mengalahkan Rhogi yang merupakan murid dari Master Big hit, walaupun Rhogi kalah karena dirinya mencoba untuk menggunakan jurus penghancur batasan tubuh yang belum dapat dikendalikannya, sehingga tenaganya terkuras drastis. Namun tetap saja pemenangnya adalah Zhoei, sehingga pamornya menjadi sedikit meningkat.

   Sedangkan bagi Ajora yang tidak memiliki rasa hormat terhadap lawannya, sekaligus merupakan seorang Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one. Dia Tidak mendapatkan dukungan sama sekali dari para penonton yang ada di tribun, namun malah mendapatkan cemoohan serta sorakan kebencian. Tapi tetap saja dia tidak memperdulikan hal tersebut. Dirinya hanya fokus memandangi wanita yang sedang berdiri di hadapannya, sebagai lawan dalam pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai. Dan Zhoei juga menatap Ajora, dengan pandangan sinisnya, mereka berdua sama-sama menunggu aba-aba dari sang wasit disana.



Zhoei berhadapan dengan Ajora.



   Lalu beberapa saat kemudian, sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan mereka telah dimulai. Maka mereka berdua segera bersiap untuk menyerang satu sama lain. Tanpa banyak bicara, Ajora langsung membuat sekujur tubuhnya menghilang, atau menjadi tidak kelihatan. Keberadaannya seakan-akan telah lenyap dari tempat tersebut, semua orang tidak tahu dimana dia sedang berada saat ini.

   Zhoei masih terlihat tetap tenang, dia mencoba untuk memeriksa keadaan di sekitarnya dengan cara menengok ke segala arah. Zhoei sangat berhati-hati dalam merasakan keberadaan lawannya, dia tidak mau tiba-tiba diserang dari belakang lalu dihajar habis-habisan seperti yang telah terjadi kepada Edwin.

   Lalu tiba-tiba, Zhoei mulai mendengar suara yang berbicara di telinganya, “Halo.” Kata suara yang terdengar di telinga Zhoei tersebut.

   “Dimana kau? Tunjukan dirimu!” Teriak Zhoei menyuruh Ajora untuk menampakan dirinya kembali.

   Kemudian Zhoei mendengar suara lagi, “Kau beruntung nona, karena aku tidak membawa senjata sama sekali ke dalam pertarungan ini ... Di medan perang, tugasku adalah menghabisi setiap prajurit penting, tanpa ada orang yang mengetahui pelakunya. Aku adalah seorang penyelinap dan pembunuh yang sempurna. Hanya mengalahkan wanita sepertimu saja, bukanlah hal yang sulit bagiku.”

   “Aaaaakh!!” Tiba-tiba ada yang menendang perut Zhoei dengan cukup keras, tendangan tersebut tak lain dan tak bukan, berasal dari Ajora yang wujudnya tidak kelihatan. Lalu setelah terkena tendangan itu, tubuh Zhoei langsung terpental ke belakang, lalu terkapar di lantai.

   “Beraninya kau.” Kata Zhoei sambil berusaha untuk berdiri kembali. Sementara itu, kakak Zhoei. Yakni Kalpen, yang baru datang dan menyaksikan pertandingan di bangku penonton, terlihat sangat terkejut ketika adiknya mendapatkan serangan pertama dari Ajora tersebut.

   “Hahahah ... Kau terlalu fokus mengantisipasi serangan dari arah belakang, sehingga aku bisa menyerangmu dengan mudah dari arah depan.” Kata Ajora yang hanya terdengar suaranya saja.

   Lalu tiba-tiba, ketika Zhoei masih dalam posisi berusaha untuk berdiri, sebuah tendangan kembali diterima olehnya, kali ini di bagian punggung hingga tubuhnya terdorong ke lantai dengan cukup keras, dan kini posisi Zhoei menjadi telungkup di lantai.

   Zhoei terus berusaha untuk mencari-cari keberadaan dari Ajora dengan cara melambai-lambaikan tangannya ke segala arah, namun tetap tidak ketemu. Lalu ketika Zhoei yang sedang dalam posisi telungkup, mulai mengangkat kepalanya. Secara mengejutkan, dia menerima sebuah tendangan lagi di bagian wajahnya sehingga tubuhnya langsung terhempas jauh dan berguling di atas permukaan lantai tersebut. Hingga membuat seluruh penonton menjadi terkejut.

   Kalpen berbicara di dalam benaknya, (“Kalau begini terus, Zhoei bisa kalah ... Tidak, jangan menyerah, adikku.”)

   “Apa yang terjadi padanya? Dia tidak melawan sama sekali.” Kata Dragon kepada Gill.

   “Itu karena dia tidak dapat menentukan dimana posisi lawannya. Jika saja Perempuan itu bisa mengetahui dimana keberadaan Ajora, maka Perempuan itu pasti bisa menggunakan kekuatannya terhadap Ajora.” Ucap Gill.

   "Oh, jadi begitu ... Itu artinya, saat ini dia sedang menghadapi lawan yang bukan tandingannya?” Tanya Dragon.

   “Jangan bilang begitu, kita masih belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.” Jawab Gill.

   Zhoei sudah berdiri kembali, hidung dan mulutnya terlihat mengeluarkan darah. Melihat hal tersebut, kakaknya jadi merasa sangat cemas. Beberapa saat kemudian, Zhoei mulai memejamkan matanya lalu bernafas dalam-dalam, sepertinya ada sesuatu yang akan dia lakukan. Tetapi Ajora tidak akan membiarkan Zhoei mengambil tindakan, dia segera berlari menuju ke arah Zhoei untuk mendaratkan sebuah pukulan ke wajah Zhoei.

   Tapi secara mengejutkan, Zhoei berhasil menghindari pukulan yang tidak terlihat itu dengan cara menggeserkan kepalanya ke arah samping, lalu dia segera menyiapkan telapak tangannya untuk menyerang ke depan. Dan ternyata telapak tangannya itu berhasil mengenai tubuh Ajora dengan tepat, yang jelas-jelas tidak kelihatan sama sekali. Lalu setelah menerima sentuhan dari telapak tangan Zhoei, tubuh Ajora langsung terhempas menjauh dari Zhoei. Namun tidak semua orang dapat melihat sosok Ajora yang terhempas, karena yang mereka lihat hanyalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Zhoei saja.

   “Ba- bagaimana bisa kau menghindari seranganku dan menyentuhku?!” Ujar Ajora yang hanya terdengar suaranya saja.

   “Tarikan dan dorongan, adalah kekuatanku. Aku bisa menggunakannya terhadap objek yang kulihat atau objek yang kusentuh dengan telapak tanganku ... Awalnya aku tidak bisa menggunakan kekuatanku terhadapmu karena dirimu tidak terlihat, tapi ketika tadi kau menendang wajahku, tanpa kau sadari telapak tanganku telah berhasil menyentuh kakimu. Sehingga aku jadi bisa merasakan keberadaan dari kakimu. Lalu setelah aku berhasil menghindari serangan dari pukulanmu. Secara bersamaan aku juga mendaratkan telapak tanganku ke tubuhmu ... Maka itu artinya, kini aku bisa merasakan keberadaanmu. Kau telah kutandai.” Kata Zhoei sambil tersenyum.

   “Yang benar saja?!” Teriak Ajora, seakan-akan tidak percaya.

   Lalu tiba-tiba Zhoei melangkah mundur sambil mendongakan kepalanya ke belakang dengan sangat cepat. Setelah itu dia terus melangkah mundur sambil terus menggerakan tubuhnya seperti sedang menghindari sesuatu. Ternyata Ajora sedang berusaha untuk menyerang Zhoei secara terus menerus, dan berharap supaya Zhoei tidak dapat menyadari serangan-serangan darinya itu. Namun sepertinya rencana Ajora tersebut dapat diantisipasi dengan baik oleh Zhoei yang kini sudah dapat merasakan keberadaan dari kaki dan perut Ajora, sehingga dia jadi bisa menghindari serangan-serangan dari Ajora dengan mudah..

   Sambil terus berusaha menghindar, Zhoei berkata, “Waah, ternyata kau begitu licik ya? Mendekatiku ketika aku sedang berbicara. Tapi seperti yang kubilang tadi ... Kau sudah kutandai !!” Ujar Zhoei, sambil mengibaskan tangannya ke depan, sehingga tubuh Ajora langsung terhempas menjauh dari dirinya lagi, lalu tersungkur dan terkapar di lantai.

   Setelah itu, Zhoei segera meloncat dengan menggunakan kekuatannya, sehingga tubuhnya dapat meloncat lebih tinggi ke atas udara. Kemudian dia segera mengarahkan telapak tangannya ke bawah, dan menentukan dimana posisi Ajora sedang berada. Lalu Zhoei berbicara di dalam benaknya, (“Jika saja ada kakakku, maka aku hanya tinggal menariknya ke arahku, lalu kakak akan memukulnya dengan sangat keras. Tapi kali ini berbeda, aku harus bertarung sendirian. Dan aku tidak boleh sampai dikalahkan ... Tidak oleh orang seperti dia.”)

   Zhoei melancarkan jurus Thousand gravity terhadap tubuh Ajora yang sedang terkapar di lantai, Jurus itu merupakan sebuah serangan yang dapat dilancarkan terhadap tubuh lawan yang sedang terkapar di permukaan tanah. Tujuannya untuk menekan tubuh lawan kuat-kuat ke permukaan tanah. Sehingga tubuh lawannya itu serasa ditimpa oleh beban yang sangat berat.



Zhoei berhadapan dengan Ajora.



   Ajora hanya pasrah karena tidak dapat menghindari serangan tersebut, dirinya ditekan dengan sangat kuat pada permukaan lantai, walaupun tubuhnya tidak terlihat sama sekali, tapi sepertinya para penonton tahu bahwa yang sedang ditekan ke lantai itu adalah Ajora, karena permukaan lantai tempat Ajora sedang terkapar saat itu, mulai terlihat retak dan hancur. Zhoei bergantian menggunakan tangannya yang kiri dan kanan untuk melancarkan jurus Thousand gravity secara beruntun terhadap Ajora, sehingga tubuh Ajora terasa seperti ditimpa berkali-kali. Penggunaan jurus Thousand gravity membuat tubuh Zhoei jadi terhentak ke atas, sehingga dirinya dapat  terus bertahan di atas udara dalam waktu yang lama, selama dia masih terus menyerang Ajora dengan jurusnya tersebut.

   Lalu lama-kelamaan, Ajora mulai tidak tahan dengan serangan dari Zhoei itu, dia mulai kewalahan dan tidak mampu lagi untuk berbuat apa-apa, sehingga dirinya mulai menampakan wujudnya kembali kepada semua orang. Keadaan Ajora benar-benar terlihat kacau, bajunya sobek-sobek dan terlihat lusuh, sekujur tubuhnya dipenuhi luka lebam dan beberapa giginya rontok. Dia benar-benar telah mendapatkan serangan telak dari Zhoei.

   Setelah melihat hal itu, Zhoei segera menghentikan serangannya terhadap Ajora, dia segera kembali mendarat ke lantai. Para penonton terlihat sangat senang ketika melihat hal tersebut, karena Zhoei telah berhasil menghajar Ajora, hingga sang Kesatria dari Kerajaan Gold one itu jadi benar-benar babak belur. Terutama Kalpen yang terlihat sangat sumringah melihat apa yang sudah dilakukan oleh adiknya tersebut.

   Namun ketika semua orang sedang merayakan keberhasilan dari Zhoei, tiba-tiba tubuh Ajora kembali menghilang. Dan hal itu membuat semua orang menjadi sangat kaget dan kembali cemas, karena kemungkinan Ajora akan menyerang Zhoei secara mendadak, sehingga Zhoei akan kalah. Tetapi tidak bagi Zhoei. Dia hanya berdiri dengan tenang, sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh lawannya itu.

   Tiba-tiba Zhoei menunduk dengan cepat, untuk menghindari tendangan yang diayunkan ke arah kepalanya. Zhoei bisa mengetahui hal itu karena tubuh Ajora sudah ditandai olehnya, sehingga dia dapat menyadari keberadaan dari lawannya tersebut dimanapun dia berada. Lalu setelah Zhoei berhasil menghindari tendangan yang barusan, dia segera berbalik lalu menggunakan kedua telapak tangannya untuk mendorong tubuh Ajora ke atas, sehingga seketika itu juga tubuh Ajora langsung terhempas terbang ke atas udara dengan sangat cepat.



Zhoei menghempaskan tubuh Ajora ke atas, dengan dorongan dari kekuatannya.



   Lalu setelah tubuh Ajora berada jauh di atas udara, maka Zhoei segera berdiri lalu dia melambaikan tangannya kepada Ajora, untuk kemudian tangannya itu dia hempaskan ke arah belakang dengan cepat. Sehingga dengan seketika tubuh Ajora yang berada di atas, langsung berbalik ke arah bawah seperti ditarik secara paksa, dan melaju ke arah bawah dengan begitu cepat.

   Kemudian Zhoei segera melangkahkan kakinya ke samping dengan santai, dan tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh menghantam permukaan lantai dengan sangat keras, di dekat tempat Zhoei sedang berada. Benda yang jatuh dengan cukup keras itu merupakan tubuh Ajora yang ditarik dari atas ke bawah oleh Zhoei, rasa dari benturan hebat yang dialami oleh Ajora itu, seakan-akan dirinya mengalami terjun bebas tanpa parasut, lalu jatuh menghantam tanah.

   Seketika itu juga, wujud Ajora menjadi nampak kembali, sehingga semua orang dapat melihat dirinya yang sedang dalam kondisi telungkup tak berdaya di tengah arena pertandingan, setelah mengalami jatuh dari ketinggian tersebut. Ajora sudah benar-benar tidak dapat bertarung lagi dan hanya bisa meratapi seluruh rasa sakit di sekujur tubuhnya, dia sudah kalah telak. Maka dari itu sang Wasit segera menyatakan bahwa Zhoei adalah pemenang dari pertarungan tersebut.

   Tentunya hal itu membuat seluruh penonton di tribun langsung bersorak kegirangan. Mereka semua turut senang atas kemenangan yang telah diraih oleh Zhoei, Kalpen juga tak kalah bahagianya karena telah menyaksikan adiknya memenangkan pertarungan tersebut. Dia benar-benar merasa bangga pada adiknya itu. Namun di samping perasaan senang para penonton terhadap kemenangan Zhoei, mereka juga merasa senang karena kedua orang Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one kini sudah benar-benar dikalahkan.



Susunan nama peserta Turnamen.



   “Waah, sulit juga ya, kalau tubuh kita sampai  bisa dikendalikan oleh lawan.” Ucap Dragon.

   “Ya, selanjutnya adalah pertandinganmu melawan Bernie zarr. Dan jika kau menang, maka di pertandingan semifinal nanti, kau akan berhadapan dengan Zhoei ... Sekarang bersiaplah.” Kata Gill kepada Dragon.

   Kemudian Dragon mengangguk, dan segera menoleh ke samping untuk menatap ke arah Bernie zarr yang sedang duduk dengan posisi cukup jauh di sampingnya, begitupun dengan Bernie zarr, dia juga menoleh ke arah Dragon. mereka saling menatap satu sama lain karena mereka berdua akan dipertemukan dalam pertandingan selanjutnya. Kira-kira siapa di antara mereka berdua yang akan keluar sebagai pemenangnya?




Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 20


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 18


Poin-poin penting cerita :

  • Dragon dan Gill bertemu di lorong menuju ke ruang perawatan. Namun pertemuan mereka tersebut terasa canggung, karena Dragon sepertinya memendam rasa kesal terhadap Gill yang telah mengalahkan Tatsui, sehingga harapan Tatsui untuk memperbaiki desanya jadi terhapus.
  • Lalu Gill mencoba untuk meluruskan semuanya, dengan berbicara kepada Dragon bahwa dia juga memiliki keraguan saat harus bertarung melawan Tatsui. Awalnya dia ingin menyerah karena tidak mau jika Tatsui sampai tersingkir dari Turnamen.
  • Namun Tatsui tidak mau sampai diremehkan atau dikasihani oleh lawan. Jika Gill sampai menyerah dalam pertarungan tersebut, maka itu artinya dia tidak menghormati tekad Tatsui sebagai seorang petarung sejati. Karena jika sudah berada di atas arena pertandingan, maka mereka berdua harus mengesampingkan dulu sejenak hubungan pertemanan mereka, lalu bertarung secara sungguh-sungguh.
  • Kemudian Dragon meminta maaf kepada Gill atas perasaannya yang lebih mementingkan emosi tersebut. Maka dari itu, mereka berdua membuat janji untuk saling bertemu di babak final nanti. Dan apapun yang terjadi dalam Turnamen ini, itu semua tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan mereka sama sekali.
  • Lalu pertarungan antara Zhoei melawan Ajora diimulai. Zhoei yang memiliki kekuatan untuk menarik serta mendorong suatu objek, dan Ajora yang mempunyai kemampuan untuk membuat wujudnya tidak kelihatan.
  • Zhoei sempat kewalahan menghadapi Ajora, karena dia tidak dapat mengendalikan objek yang tidak dapat dia lihat, sehingga dengan leluasa, Ajora bisa menghajarnya.
  • Namun Zhoei punya cara lain, yakni dengan cara menyentuh kaki Ajora, maka Zhoei jadi bisa merasakan keberadaan dari Ajora. Karena ternyata dia tak hanya bisa mengendalikan objek yang dia lihat, namun juga bisa mengendalikan objek yang sudah disentuh oleh tangannya, sehingga dia jadi bisa merasakan keberadaan objek tersebut.
  • Lalu setelah menghindari banyak serangan dari Ajora, Zhoei mulai melancarkan serangan Thousand gravity terhadap Ajora, sehingga lawannya itu jadi babak belur, setelah berkali-kali ditekan ke lantai.
  • Ajora mulai menampakan dirinya kembali da terlihat lemas, sehingga Zhoei dan para penonton mengira bahwa dirinya sudah menyelah. Namun ternyata tidak. Karena dia langsung menghilangkan wujudnya lagi, dan berpindah untuk mendaratkan serangan terhadap Zhoei.
  • Namun karena anggota tubuhnya itu sudah ditandai oleh Zhoei, maka Zhoei dapat dengan mudah mengantisipasi serangan darinya, lalu menerbangkan, dan menjatuhkan Ajora ke bawah dengan cukup keras. Hingga Ajora jadi terkapar dan tidak bisa melawan lagi, karena luka-luka parah di sekujur tubuhnya.
  • Setelah itu, Zhoei dinyatakan sebagai pemenangnya, dan membuat seluruh penonton jadi bersorak kegirangan, karena Zhoei berhasil menang. Ditambah lagi, kini kedua orang Kesatria dari Kerajaan Gold one telah tersingkir dari Turnamen.
  • Setelah pertandingan tersebut berakhir, maka pertandingan yang akan dilangsungkan selanjutnya adalah pertandingan antara Bernie zarr melawan Dragon. Kira-kira siapa diantara mereka berdua yang akan menang?

No comments:

Post a Comment