Chapter 18 : Punch and slash
Pertarungan pembuka dalam Turnamen babak kedua, telah selesai dilaksanakan.
Pertarungan yang mempertemukan Tatsui dengan Gill sebagai lawan tersebut,
telah membuat seisi Stadion dilanda depresi sekaligus rasa kagum. Sebagian
penonton kecewa karena jagoan mereka yaitu Tatsui telah dikalahkan,
sedangkan sebagian penonton yang lain merasa senang dan antusias karena
jagoan mereka yaitu Gill, telah menang dan berhasil lolos ke babak
selanjutnya. Dalam pertarungan yang cukup menegangkan tersebut, Gill sempat
kewalahan melawan Tatsui karena Tatsui tidak memberikannya kesempatan sama
sekali untuk menyerang, Gill terus-menerus dihajar oleh Tatsui dalam waktu
yang cukup lama, namun setelah itu keadaan berbalik. Gill berhasil memukul
dan melukai tangan Tatsui, lalu dengan menggunakan pedang H butcher
miliknya, dia menerbangkan Tatsui ke atas udara, setelah itu Gill
memberikan serangan terakhir kepada Tatsui, berupa sebuah dorongan yang
menyebabkan tubuh Tatsui jatuh menghantam lantai dengan cukup keras, hingga
membuatnya tak sadarkan diri. Dan akhirnya Gill dinyatakan sebagai
pemenangnya.
Lalu setelah pertarungan mereka berdua selesai. Pihak penyelenggara
Turnamen memberi jeda waktu istirahat, sebelum pertandingan yang
selanjutnya akan dilaksanakan. Dalam kesempatan tersebut, Dragon berniat
untuk melihat keadaan Tatsui, namun dia tidak diijinkan masuk ke ruang
perawatan karena Tatsui sedang menjalani pengobatan oleh para Penyihir
medis, maka dari itu dia jadi harus menunggu di luar ruangan tersebut.
Walaupun waktu pengobatannya masih lama, tapi Dragon tidak mau beranjak
dari sana, dia sangat ingin menemui Tatsui karena ada sesuatu yang harus
disampaikannya kepada Tatsui. Dan sepertinya masih lama lagi bagi Tatsui
untuk bisa segera siuman.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri
Dragon. Orang tersebut adalah Glauss, yang sebelumnya telah dikalahkan oleh
Dragon, dalam pertandingan Turnamen babak pertama, sehingga dia jadi
tersingkir, sedangkan Dragon lolos ke babak selanjutnya.
Dia datang menghampiri Dragon tidak dengan maksud yang buruk, namun dia
datang menghampiri Dragon hanya untuk menyapa dan saling berbicara. Kini
Glauss terlihat lebih menghormati serta mengagumi Dragon, dia menganggap
Dragon sebagai rival atau lawan sejati yang lebih hebat dari dirinya,
karena Dragon telah berhasil mengalahkannya, juga telah menunjukan semangat
bertarung yang sangat tinggi terhadapnya.
Setelah mereka saling mengobrol panjang lebar disana, Glauss mencoba untuk
memahami perasaan Dragon yang ingin membalas budi terhadap Tatsui, karena
sebelumnya Tatsui sudah pernah menjaga serta merawatnya ketika dia terluka.
Lalu Glauss meyakinkan Dragon supaya jangan khawatir, dia akan menggantikan
Dragon untuk menjaga serta mengawasi Tatsui disana, Glauss juga akan
memberitahu Dragon tentang segala perkembangan dari kondisi Tatsui. Lalu
dia menyuruh Dragon untuk fokus terhadap Turnamen saja, karena Tatsui juga
pastinya tidak mau jika Dragon sampai kalah hanya karena Dragon terlalu
mencemaskannya. Maka dari itu, Dragon segera kembali ke tribun penonton,
dan menyerahkan tugas untuk menjaga Tatsui kepada Glauss. Sebelum Dragon
pergi, dia juga menyuruh Glauss untuk menyampaikan sebuah pesan kepada
Tatsui, ketika sudah siuman nanti. Pesan tersebut ialah, “Jangan khawatir,
apapun yang terjadi, desamu ... Akan tetap diperbaiki.” Begitulah pesannya.
Setelah itu Dragon bergegas pergi ke tribun khusus penonton, untuk kembali
menyaksikan pertarungan selanjutnya yang akan segera berlangsung. Dia harus
memperhatikan setiap orang yang kemungkinan besar akan menjadi lawannya
nanti, jika dia berhasil lolos ke babak selanjutnya.
Sang Pembawa acara mulai memanggil peserta yang akan melangsungkan
pertarungan kedua. Yakni Azter melawan Master Big hit. Semua penonton
terlihat sangat antusias untuk menyaksikan pertarungan tersebut. Mereka
ingin sekali melihat Azter dihajar habis-habisan oleh Master Big hit, atau
mungkin malah sebaliknya. Pokoknya pertarungan kedua orang itu adalah
pertarungan yang tidak boleh dilewatkan, bagi seluruh penonton Turnamen
Kota togu.
Azter dan Master Big hit sudah saling berhadapan di atas arena, mereka
memandang satu sama lain dengan tatapan serius. Lalu Azter mulai berbicara
kepada lawannya itu, “Kurasa, dengan mengalahkan sang juara bertahan
Turnamen ini, maka aku bisa langsung dianggap sebagai yang terkuat.” Kata
Azter.
“Kau salah. Masih banyak orang yang lebih kuat dariku.” Ucap Master Big
hit, sedikit merendah.
“Siapa maksudmu? Apakah orang yang bernama Gill itu? ... Dia bukan apa-apa.
Setelah mengalahkanmu aku pasti akan mengalahkannya, lalu aku akan melaju
ke Final dan menjadi juara dari Turnamen ini.” Kata Azter dengan penuh percaya diri.
“Sepertinya kau sangat terobsesi untuk menjadi orang yang paling kuat ya?”
Tanya Master Big hit.
“Tentu saja, karena Rajaku juga, adalah orang yang paling kuat di Negeri
Azhuloth ini.” Jawab Azter (Raja yang dia maksud adalah Gold one).
“Hmm ... Aku tidak berani bilang bahwa aku ini adalah yang paling kuat
diantara kita, biar hasil akhir saja yang memutuskannya. Tetapi aku bisa
bilang, bahwa aku bisa mematahkan pedangmu itu, seperti mematahkan tusuk
gigi.” Ucap Master Big hit.
Setelah mendengar Ucapan tersebut, emosi Azter mulai tersulut. “Apa kau
bilang?!!”
Kemudian sang Wasit segera memulai pertandingan mereka. Tanpa banyak bicara
lagi, Azter segera berlari menuju Master Big hit sambil menyiapkan dua
pedang Dark paralyzed di kedua tangannya. Lalu dengan seketika, dia
meloncat dan akan menusuk tubuh sang Master dengan kedua pedangnya
tersebut.
Tetapi Master Big hit dapat dengan mudah menghindari serangan itu, lalu
menangkap dan memegangi kedua pedang milik Azter. Setelah hal itu terjadi,
Azter mulai merasa heran, karena ternyata tangan Master Big hit tidak
mengalami luka sayatan sama sekali, walaupun sedang menggenggam pedang Dark
paralyzed di kedua telapak tangannya. Padahal Sedikit saja luka sayatan yang
didapat dari pedang tersebut, maka dapat menyebabkan kelumpuhan
bagi anggota tubuh orang yang terkena. Namun tampaknya, serangan fisik biasa
tidaklah mempan terhadap tubuh Master Big hit.
Lalu dengan seketika, Azter segera melancarkan serangan yang selanjutnya.
ujung pedang Dark paralyzed miliknya, mulai bercabang serta memanjang,
kemudian cabang-cabang dari pedang tersebut menancap pada tubuh Master Big
hit.
Namun tetap saja, serangan itupun sia-sia, karena ujung-ujung pedang
tersebut, tidak dapat menembus kulit sang Master sama sekali, lalu Azter
segera berbicara, “Hoo, ternyata kulit-kulitmu itu memang keras ya?” Tanya
Azter.
“Ini adalah jurus dasar dari tehnik tenaga dalam. Yakni jurus pengerasan
tubuh.” Jawab Master Big hit.
“Ya, aku tahu ... Jurus yang selanjutnya pasti lebih berbahaya, iya kan?
Yakni jurus peningkat kekuatan. Jurus yang digunakan untuk menyerang lawan
dengan sangat kuat, seperti yang telah kauperbuat terhadap si pemukul besi
itu.”
"Hmm, sepertinya kau tahu banyak mengenai dasar-dasar tehnik tenaga dalam." Ucap Master Big hitt sambil tersenyum, dengan ujung-ujung pedang Dark paralyzed yang terus bergerilya untuk menusuk tubuhnya namun tidak mempan.
Lalu Azter berbicara dalam benaknya. (“Seperti yang sudah kupelajari,
tehnik tenaga dalam itu terbagi menjadi tiga jurus. Yakni jurus pengerasan
tubuh, jurus peningkat kekuatan, dan jurus penghancur batasan tubuh. Ketika
sedang menggunakan jurus pengerasan tubuh, maka daya tahannya akan
meningkat sedangkan daya serangnya normal-normal saja. Namun ketika
menggunakan jurus peningkat kekuatan, maka kekuatan serangannya akan
meningkat sedangkan ketahanan tubuhnya akan kembali normal, kedua jurus
tersebut tidak dapat digunakan secara bersamaan ... Namun jika menggunakan
jurus penghancur batasan tubuh, maka dia bisa menggunakan kedua jurus tadi
secara bersamaan. Maka ketahanan tubuh serta kekuatannya akan sama-sama
meningkat. Tapi jurus penghancur batasan tubuh sangat berbahaya dan
beresiko bagi kondisi tubuh penggunanya. Sehingga hanya orang-orang
tertentu saja, yang benar-benar bisa menguasai jurus tersebut, dan dapat
menggunakan jurus tipe ketiga tersebut dengan leluasa. Sekarang, Aku harus bisa membuatnya beralih ke jurus peningkat kekuatan, karena dengan begitu ketahanan tubuhnya akan kembali normal, sehingga selanjutnya aku bisa menyayat tubuhnya menggunakan pedang Dark paralyzed milikku.) Ucap Azter di dalam benaknya, sepertinya
dia sedikit meremehkan Master Big hit.
Lalu setelah Azter mengatakan hal tersebut, Master Big hit langsung melepas
genggaman tangannya terhadap pedang milik Azter, kemudian dia segera
melancarkan sebuah pukulan ke arah perut Azter.
Beruntung bagi Azter karena dia dapat menyadari hal tersebut tepat waktu,
sehingga dia segera meloncat ke belakang supaya dirinya tidak terkena pukulan mematikan. Setelah posisi Azter sudah berada jauh dari Master Big
hit, maka Pedang Dark paralyzed pun kembali ke bentuk semula.
“Sial, aku termakan gertakannya. Seharusnya tadi aku sekalian menyerangnya ketika menghindar ... Kalau begitu sekarang aku akan lebih serius!!” Kata Azter sambil menancapkan
kedua pedangnya ke lantai.
Master Big hit menyadari bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, ketika
Azter mulai menancapkan pedangnya ke lantai. Dan ternyata benar saja,
duri-duri hitam yang panjang dan runcing, tiba-tiba saja menyeruak keluar dari dalam lantai, dengan
jumlah yang banyak menuju ke arah Master Big hit.
Menghindar pun percuma, karena duri-duri tersebut pastinya akan selalu
muncul serta mengikuti kemanapun langkah Master Big hit pergi, maka Master
Big hit memutuskan untuk menahan tusukan dari duri tersebut dengan cara
menyilangkan kedua tangan di hadapan wajahnya. Walaupun tangan Master Big
hit terkena tusukan berkali-kali dari duri yang runcing, namun dia tidak
mendapatkan luka sama sekali, bahkan tubuhnya pun tidak terdorong ke
belakang. Duri-duri itu seperti menghantam tembok yang sangat tebal dan
kokoh.
Selagi tubuh Master Big hit mendapatkan tusukan bertubi-tubi dari duri-duri
yang menyeruak di hadapannya, Azter berbicara di dalam benaknya. ("Dia
memusatkan jurus pengerasan tubuh di bagian depan untuk menahan
serangan-serangan duri dariku. Hmm ... Bagaimana jika kucoba untuk
menyerang dari samping. Apakah pengerasan tubuh di bagian samping tubuhnya
lebih lemah?")
Lalu hal yang tak terduga oleh Master Big hit pun terjadi, beberapa duri
lagi keluar dari bawah lantai yang berada di samping kiri Master Big hit,
dan langsung mengenai pinggang sang Master dengan cukup keras. Karena
dorongan dari tusukan duri-duri tersebut, maka tubuh Master Big hit jadi
terdorong dan tersungkur ke samping, sehingga kini dia dalam posisi tengkurap. Tetapi
tubuh Master Big hit tetap tidak meneteskan darah sama sekali, dan hanya
bajunya saja yang terkoyak
Semua orang terkejut melihat hal itu, sampai sang Pembawa acara pun
berkata, “Waah!! Ini pertama kalinya Master Big hit dijatuhkan di atas
arena!!”
Lalu ketika Master Big hit akan berdiri kembali, tiba-tiba beberapa duri
lagi menyeruak keluar dari belakang, dan langsung menukik sampai menusuk
punggung sang Master, sehingga tubuh Master Big hit jadi tidak bisa bangun
karena terdorong ke bawah oleh duri-duri yang menekan punggungnya tersebut.
Ternyata tekanan dari duri-duri itu sangatlah kuat, sampai-sampai Master Big
hit pun mengalami kesulitan untuk dapat berdiri kembali.
Tapi semakin lama, dengan perlahan-lahan sang Master berhasil bangkit dan
mengangkat tubuhnya supaya dapat berdiri kembali, walaupun punggungnya
masih dalam keadaan menerima tekanan dari duri-duri milik Azter, secara
perlahan tapi pasti, Master Big hit sudah kembali bertumpu pada kedua
kakinya, namun dengan posisi punggung yang membungkuk, karena masih dalam
keadaan mendapatkan tekanan.
Namun tiba-tiba, beberapa duri lagi menyeruak dari lantai di hadapan Master
Big hit, yang langsung meluncur ke dada sang Master dan menekannya,
sehingga kini tubuh Master Big hit terhimpit oleh duri-duri dari kedua
sisi. Dari depan dan belakang, walaupun duri-duri tersebut tidak dapat
menembus tubuh Master Big hit, tapi tetap saja, tekanan dan dorongan dari
kedua sisi itu cukup kuat, hingga menyebabkan Master Big hit jadi kesulitan
untuk bernafas.
Kemudian Azter mulai berbicara, “Walaupun tubuhmu itu keras sekali, tetapi
aku bisa mengalahkanmu dengan cara lain ... Jika dada serta punggungmu
ditekan, kau pasti akan kesulitan untuk bernafas, sehingga nantinya kau
pasti akan pingsan. Heheheh.” Ucap Azter.
Lalu Master Big hit memegangi duri-duri yang sedang menekan dadanya itu, sambil
berusaha untuk menjauhkan duri-duri tersebut, dia terlihat sangat kesulitan
untuk bisa melepaskan diri dari himpitan mematikan itu. Seluruh penonton di
tribun juga terlihat cemas menyaksikan idola mereka sedang menghadapi
bahaya, karena sulit bagi Master Big hit untuk memberikan serangan, ketika
dirinya harus fokus mempertahankan jurus pengerasan tubuh, supaya duri-duri
tersebut tidak dapat menembus kulitnya.
Lalu Azter mendengar Master Big hit mengucapkan sesuatu di tengah-tengah
kesulitan yang sedang dihadapinya. “Hmmm ... Mau bagaimana lagi. Aku
terpaksa harus menggunakannya.” Ucap Master Big hit.
Kemudian, aura kemarahan mulai terpancar dari tubuh Master Big hit, seakan menegaskan bahwa kini kekuatan serta ketahanan tubuh sang Master semakin meningkat secara drastis. Master Big hit menggeram seperti sedang menahan sesuatu, Karena sebuah ledakan yang cukup berbahaya akan terjadi jika dia tidak bisa menahan luapan kekuatan yang begitu besar dari dalam tubuhnya.
Saat ini, sang Master sedang menggunakan jurus penghancur batasan tubuh. Sedangkan Azter yang melihat hal itu hanya terperangah saja dan tidak bisa berbuat lebih.
Master Big hit kini sudah dalam kondisi yang siap. Dia sudah tidak terlihat sedang kesulitan lagi, walaupun tubuhnya sedang menerima himpitan dari
duri-duri yang menancap pada punggung serta dadanya. Kemudian Master Big
hit Seger mengayunkan kedua tangannya, sambil memutar
tubuhnya seperti angin puyuh, dia menghantam benda yang berada di
sekitar tubuhnya dengan begitu keras. Sehingga seketika itu juga, duri-duri
yang menghimpit tubuhnya langsung hancur berantakan, dan berhamburan
seperti serpihan kaca.
Azter terbelalak karena kaget melihat hal itu, dia sedang menyaksikan
seseorang yang bisa menahan dan menghancurkan duri pelumpuh miliknya dengan begitu mudah, dan dia juga tak menyangka bahwa Master Big hit ternyata dapat menggunakan jurus penghancur batasan tubuh secara
leluasa. Azter jadi begitu terkesima karena dia telah memastikan bahwa saat
ini dirinya memang sedang menghadapi sang Master sejati dari tehnik tenaga
dalam.
Lalu setelah Master Big hit berhasil meloloskan diri dari himpitan
duri-duri tersebut, kini sang Master sudah dalam posisi berdiri tegak
kembali, dan sambil berjalan dia pun berkata, “Persiapkanlah dirimu.” Ucapan singkat dari
Master Big hit itu membuat seisi Stadion jadi bergidik.
Setelah Azter melihat serpihan dari duri-duri miliknya, yang berhamburan di
sekitar kaki Master Big hit, maka Azter segera melancarkan serangan yang
lain. Duri-duri runcing dengan ukuran yang lebih besar, mulai menyeruak
dalam jumlah yang banyak, menuju ke arah sang Master. Namun sambil
berjalan dengan santai, Master Big hit mampu menepis serta meninju duri-duri
tersebut satu-persatu hingga patah dan hancur seketika, seperti sedang
membabat dedaunan lebat yang menghalangi jalannya di tengah hutan.
Azter mulai terlihat gentar sambil memperhatikan sosok sang Master yang
sedang berjalan menuju ke arahnya tersebut, Master Big hit tak
henti-hentinya menghancurkan semua duri yang Azter kirim untuk menusuk
tubuhnya. Tangan Azter yang sedang memegangi kedua senjatanya, mulai
gemetaran, dan keringat mulai bercucuran di wajahnya.
“Ka- kau sedang menggunakan jurus penghancur batasan tubuh kan? ... Tapi
kenapa kau tidak dalam kondisi mengamuk? Kenapa kau bisa terlihat sesantai
itu?!!” Teriak Azter.
“Aku dipanggil Master bukanlah tanpa alasan.” Ucap Master Big hit dengan
singkat.
“Kau bisa mengendalikan jurus penghancur batasan tubuh dengan sempurna ...
Kau memang orang hebat.” Azter memuji Master Big hit, yang jaraknya sudah
semakin dekat dengan dirinya.
“Tidak ... Masih banyak orang-orang yang lebih hebat dariku.” Ucap Master
Big hit yang sudah tepat berada di hadapan Azter, yang sedang berjongkok
sambil mendongakan wajahnya ke atas.
Lalu tanpa banyak basa-basi lagi, Master big hit langsung saja meninju dagu
Azter dengan sangat keras, sehingga tubuh Azter langsung terbang ke atas
udara, meninggalkan kedua pedangnya yang masih menancap di lantai. Semua
orang yang menyaksikan hal itu, terbelalak dan tidak mengedipkan matanya
sama sekali, termasuk Dragon. Sebuah pukulan mematikan telah berhasil diberikan kepada Azter.
Ketika sedang melayang di atas udara, waktu seakan-akan terhenti bagi
Azter. Dia berbicara di dalam benaknya, (“Te- ternyata, tingkatannya lebih
tinggi dari yang bisa kubayangkan. Ketika dia melawan si pemukul besi itu, satu
tangannya dapat memberikan pukulan keras, sedangkan tangan yang satunya
lagi, masih bisa menahan tindihan dari pemukul besi yang sangat berat. Dia
menahan sekaligus menyerang dengan kekuatan tinggi. Saat itu, dia sedang
menggunakan tehnik penghancur batasan tubuh, dia benar-benar pantas disebut
sebagai Master. Seharusnya aku sudah menyadarinya sejak saat itu, bahwa aku tidak memiliki
kesempatan untuk bisa mengalahkannya ... Heheh, aku benar-benar bodoh.”)
Kemudian, Master Big hit segera meloncat ke atas dengan kekuatan penuh,
sehingga kini dirinya sudah berada di posisi yang sama seperti Azter di
atas udara. Lalu dengan menyatukan dan mengepalkan kedua tangannya, sang
Master memukul tubuh Azter ke bawah, sehingga tubuh Azter langsung melesat
dan meluncur menuju ke lantai, kemudian menghantam permukaan lantai
tersebut sampai hancur berhamburan.
“Kakaak !!!” Teriak Ajora.
Seluruh penonton yang ada di tribun sangat terkejut ketika menyaksikan
benturan yang cukup keras itu, yang sampai menyebabkan lantai arena
pertandingan itu jadi porak poranda, bahkan beberapa penonton sampai ada yang
berdiri dari kursinya Saking kagetnya. Lalu setelah itu, mereka semua
bersorak dengan penuh antusias, atas hal mengejutkan yang baru saja
terjadi.
Setelah menerima serangan mematikan itu, tubuh Azter yang sudah terkapar di tanah, terlihat babak belur
serta dipenuhi banyak luka lebam, dengan keadaan terkapar di tengah-tengah
puing-puing lantai yang telah hancur. Azter sudah tidak punya cukup tenaga lagi untuk bisa berdiri, bahkan untuk hanya sekedar menggerakan jari tangannya, dia sudah
mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya untuk menahan serangan dari
Master Big hit barusan. Jika manusia biasa, pasti akan langsung mati
setelah menerima serangan seperti itu. Lalu setelah beberapa saat kemudian,
akhirnya Azter memejamkan mata dan tak sadarkan diri.
Saat Master Big hit telah kembali mendarat di lantai, maka sang Wasit
segera menyatakan Sang Master sebagai pemenangnya. Tentu saja hal itu membuat
seisi Stadion langsung bergemuruh karena senang atas kemenangan yang telah
diraih oleh sang Master tersebut. Begitupun juga dengan Rhogi yang terlihat
sedang tersenyum di tribun penonton. Dia merasa sangat bangga karena sudah
menyaksikan pertarungan gurunya yang telah berakhir dengan hasil
kemenangan. Sedangkan kekalahan yang diterima oleh Azter, juga membuat
kebanyakan orang bersorak gembira, karena salah satu Kesatria resmi dari
Kerajaan Gold one, kini telah gugur.
Sementara itu, Dragon yang telah menyaksikan pertarungan tersebut dari awal
hingga akhir, sempat terdiam sejenak karena terpukau. Lalu dia berkata.
“Gill, orang yang akan menjadi lawanmu selanjutnya itu ... benar-benar
punya kekuatan yang gila.” Ucap Dragon kepada dirinya sendiri.
Master Big hit terlihat menghampiri tubuh Azter yang sedang tergeletak tak
berdaya tertutupi oleh serpihan lantai. Lalu dia berbicara, “Pertarungan
yang cukup mengesankan ... Sebagai seorang pembantai, mungkin kau adalah
ahlinya, tapi dalam urusan pertarungan satu lawan satu seperti yang telah
kita lakukan tadi, mungkin kau telah berhadapan dengan orang yang salah.” Ucap
Master Big hit. Lalu tak lama kemudian, para Penyihir medis menghampiri
mereka, untuk membawa mereka ke ruang perawatan.
Setelah pertarungan antara Master Big hit dan Azter telah selesai, maka
sekarang waktunya jeda pertarungan lagi selama 15 menit, supaya para
Penyihir dan panitia penyelenggara dapat memperbaiki kembali arena
pertandingan, yang sebelumnya telah hancur akibat terkena hantaman dari
tubuh Azter. Nanti, setelah arena pertandingan kembali utuh dan dapat
digunakan kembali, maka pertarungan selanjutnya akan segera dilaksanakan.
Yakni pertarungan antara Zhoei melawan Ajora.
Tak lama kemudian, Dragon kembali menuju ke ruang perawatan khusus wanita
untuk melihat keadaan Tatsui. Di luar pintu ruangan tersebut, Dragon
bertemu dengan Glauss yang masih berada disana untuk memperhatikan
perkembangan dari kondisi Tatsui. Lalu Dragon segera bertanya kepada Glauss
mengenai kondisi temannya tersebut.
Glauss berkata bahwa saat ini Tatsui masih dalam kondisi tak sadarkan diri,
dan butuh waktu yang lama bagi tubuhnya supaya dapat pulih kembali. Jika
Dragon ingin masuk ke dalam sana untuk melihatnya secara langsung, sekarang
sudah boleh. Maka Dragon segera masuk ke dalam ruang perawatan tersebut
sambil ditemani oleh Glauss.
Dragon melihat Tatsui yang sedang terbaring di atas ranjang, matanya masih
terpejam, karena saat ini dia sedang tertidur pulas. Lalu Melinda berbisik
ke telinga Dragon, “Sepertinya para Penyihir medis itu sudah mengambil alih
pekerjaanku. Tapi pengobatan yang telah mereka lakukan cukup bagus juga,
walaupun tidak sebagus metode penyembuhan milikku.” Ucap Melinda.
“Ya, ya, ya ... Yang penting sekarang, Tatsui sudah baik-baik saja.” Kata
Dragon.
“Apakah kau sedang berbicara kepadaku?” Tanya Glauss kepada Dragon.
“Ti- tidak, aku memang suka bergumam sendiri.” Jawab Dragon, sambil sedikit gugup.
“Apakah kau tidak mau menjenguk temanmu yang satu lagi?” Tanya lagi Glauss
kepada Dragon. Yang dimaksud oleh Glauss adalah Gill.
“Ya, rencananya aku juga mau kesana ... Kau mau ikut?” Ajak Dragon kepada
Glauss.
Lalu setelah itu, Dragon dan Glauss terlihat sedang berjalan di lorong.
Mereka berdua sedang menuju ke ruang perawatan khusus laki-laki, untuk
menjenguk Gill. Tapi tiba-tiba di tengah jalan, mereka berdua berpapasan
dengan Gill yang terlihat sudah baik-baik saja, walaupun di bagian pipi
serta tangannya, terlihat dibalut oleh perban.
Seketika itu juga, langkah mereka semua langsung terhenti. Kemudian mereka
saling menatap satu sama lain. Glauss merasakan suasana canggung di tempat
itu, karena mereka hanya berdiri terdiam saja tanpa melakukan apa-apa
disana. Kemudian Gill terlihat seperti sedang bersiap untuk menerima
serangan, sedangkan Dragon terlihat sedang mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Lalu Glauss memperingatkan mereka berdua supaya tidak melakukan perkelahian
yang sia-sia disana. Apakah Gill dan Dragon akan melakukan pertarungan di
tempat itu?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya :
Chapter sebelumnya :
Poin-poin penting cerita
- Setelah Glauss menawarkan diri untuk menjaga Tatsui, maka Dragon kembali ke tribun penonton khusus peserta, untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan dari para peserta yang kemungkinan besar akan menjadi lawannya nanti, jika dia berhasil lolos ke babak selanjutnya.
- Pertarungan antara Azter dan Master Big hit telah dimulai, Azter menyerang tubuh Master Big hit dengan banyak duri yang dia ciptakan dari pedang Dark paralyzednya. Namun tubuh Master Big hit tidak mempan terhadap serangan fisik biasa, sehingga kulitnya tidak mengalami goresan sama sekali.
- Tehnik tenaga dalam yang diajarkan di perguruan Master Big hit, memiliki tiga tipe jurus. Yakni jurus pengerasan tubuh, jurus peningkat kekuatan, dan jurus penghancur batasan tubuh. Jurus pengerasan kekuatan dapat meningkatkan ketahanan fisik, sedangkan jurus peningkat kekuatan dapat meningkatkan daya serang. Kedua jurus tersebut tidak dapat digunakan secara bersamaan, namun jika menggunakan jurus penghancur batasan tubuh, maka ketahan serta daya serangnya akan meningkat bersamaan.
- Azter berhasil membuat Master Big hit kerepotan dengan cara menghimpit dada serta punggungnya dengan duri-duri yang besar dan tajam. Sehingga Master Big hit jadi kesulitan bernafas.
- Lalu Master Big hit menggunakan jurus penghancur batasan tubuh, sehingga dia bisa menahan himpitan sekaligus menghancurkan duri-duri yang menghimpitnya dengan mudah, Kemudian berjalan menghampiri Azter.
- Azter yang mulai ketakutan langsung menyerang lagi sang Master dengan menggunakan banyak duri-duri besar dan runcing. Namun semuanya berhasil dihancurkan dengan mudah oleh sang Master.
- Azter merasa terkesima karena Master Big hit sudah benar-benar menguasasi jurus tersebut dengan sempurna, sehingga dia kehilangan kendali atas dirinya. Akibat dari penggunaan jurus penghancur batasan tubuh, yang cukup beresiko itu.
- Lalu Master Big hit berhasil meninju Azter hingga terbang ke atas, kemudian dia memukul tubuh Azter hingga menghantam dan menghancurkan lantai. Setelah itu Master Big hit dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Setelah pertarungan itu berakhir, Dragon menjenguk Tatsui yang belum siuman. Setelah itu dia bersama Glauss pergi untuk menjenguk Gill. Namun ketika merke bertemu dengan Gill di pertengahan lorong, mereka merasakan suasana yang cukup canggung. Gill bersiap untuk menerima serangan, sedangkan Dragon terlihat sedang mengepalkan tangan. Apakah mereka akan bertarung disana?
No comments:
Post a Comment