Chapter 41 : Who made the first move
Dikisahkan sebelumnya, setelah Kai/Stellan flaur meninggal, maka semua
orang yang diperbudak di kastilnya bisa bebas dan pulang ke tempat asalnya
masing-masing, bahkan ayah Tatsui yang bernama Kojiro Katsui pun telah
berhasil diselamatkan, lalu yang selanjutnya menjadi fokus Dragon adalah
Pak Katsui beserta para penduduk dari Desa Eijin lainnya, karena mereka
merupakan orang-orang yang berasal dari tempat Tatsui berada saat ini, dan
tempat itulah yang harus Dragon tuju selanjutnya karena disana Tatsui, Gill
dan Glauss sedang menunggu kedatangan Dragon. Maka dari itu Dragon
memutuskan untuk berangkat bersama Pak Katsui dan rombongannya menuju ke
Desa Eijin.
Tapi rupanya hal itu membuat Putri Reina menjadi kesal, karena itu artinya
Dragon belum bisa ikut bersamanya untuk kembali ke Istana Nexus dan menemui
sang Raja. Tapi Putri Reina mencoba untuk mengalah karena dia tahu bahwa
dia tidak akan bisa mencegah Dragon untuk bisa bertemu dengan
teman-temannya kembali di Desa Eijin.
Sebelum Dragon dan rombongannya berangkat menuju ke Desa Eijin, Dragon dan
Putri Reina membuat janji untuk saling bertemu lagi. Putri memberi waktu
selama dua minggu bagi Dragon untuk datang menemuinya di Istana Nexus, dan
jika Dragon tidak datang dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut,
maka Putri Reina tidak akan mau lagi melihat wajahnya. Maka dari itu
rencananya setelah Dragon menemui teman-temannya nanti, selanjutnya dia
pasti akan datang ke Istana Nexus untuk menemui Raja Velodrian dan Putri
Reina.
Setelah apa yang Dragon perbuat di Istana Nexus (Berusaha mencuri bola
Aporion). Tentu saja dirinya jadi dianggap sebagai kriminal di wilayah
Kerajaan Nexus, namun jika dia sudah bertemu dengan Raja Velodrian maka ada
kemungkinan bahwa nama baik Dragon akan kembali seperti semula, oleh karena
itu Putri Reina bersikeras menyuruh Dragon untuk menemui ayahnya, supaya
Dragon bisa menjelaskan secara langsung tentang semua hal yang sudah
terjadi, kepada orang nomor satu di Kerajaan Nexus tersebut.
Dragon yang sudah terbebas dari pengaruh batu mantra Stellan flaur,
sekarang sudah bisa menceritakan kepada semua orang mengenai alasan
dibalik segala tindakan buruknya, dan hal itu juga membuat Dragon jadi
harus marathon untuk menjelaskan segala hal yang sudah terjadi, dia harus bercerita kepada
setiap orang yang meminta penjelasan terhadap dirinya. Dan hal Itu merupakan resiko
yang harus dia jalani atas perbuatan yang sudah Dia lakukan.
Singkat cerita, Dragon sudah bertemu dengan teman-temannya kembali di Desa
Eijin, dan kini Dragon sudah membuat mereka semua paham tentang masalah yang
selama ini telah dilaluinya. Maka setelah itu Tatsui, Gill, dan Glauss
mulai mengambil keputusan, bahwa mereka tidak akan membiarkan Dragon sampai
harus menghadapi masalahnya seorang diri saja, sebagai teman mereka akan
ikut bersama Dragon untuk mencari keberadaan Night crow (Yang sudah
membunuh guru Dragon), dan mereka akan ikut Dragon dalam petualangannya.
Walau Dragon menolak bantuan mereka karena menghadapi Night crow adalah hal
yang berbahaya, namun tetap saja teman-teman Dragon bersikeras untuk ikut,
dan tidak ada hal yang bisa Dragon lakukan untuk dapat menghentikan tekad
mereka, oleh karena itu mau tak mau Dragon harus menerima bantuan dari
mereka, karena mereka merupakan orang-orang yang sangat berjasa dalam hidup Dragon, jadi Dragon tidak bisa menolak uluran tangan mereka.
Mulai dari saat itu, Dragon akan melanjutkan
perjalanan lagi untuk mencari Night crow, dan kali ini dia tidak sendirian, karena ada Mellinda, Tatusi, Gill,
dan Glauss yang akan menemaninya.
Pada malam hari di Desa Eijin, atau lebih tepatnya di tempat tinggal
Tatsui. Rupanya perbincangan mereka masih belum selesai, ketika mereka
masih berkumpul di satu meja, Glauss mengatakan suatu hal kepada Dragon.
“Kalau begitu tunggu apa lagi? Cepat gunakan kekuatan dari kalung Ghistory
untuk menemukan keberadaan Night crow.” Ujar Glauss.
Kemudian Dragon menjawab, "Hmm, sebenarnya Aku sudah berulang kali mencoba hal itu ... Tapi gambaran yang selalu muncul di
otakku hanyalah kilasan-kilasan buram Dan tidak jelas mengenai Night crow.”
“Apa mungkin itu karena Night crow tidak ingin ditemukan?"
"Apa?"
"... Dia memiliki
kecepatan yang sangat luar biasa, iya kan? Jadi karena keberadaannya bisa
berpindah-pindah secara cepat, maka sulit untuk menentukan secara pasti
mengenai keberadaannya saat ini.” Ucap Gill.
“Benar sekali, kalung Ghistory memang dapat menemukan dimana keberadaan
dari suatu benda atau seseorang, tapi jika objek tersebut terus saja berpindah-pindah, maka kalung Ghistpry tidak dapat menentukannya secara pasti ... Jika misalnya kalung Ghistory menemukan
bahwa Night crow saat ini sedang berada di suatu hutan, lalu kita berangkat ke
hutan tersebut, tapi tiba-tiba keberadaannya sudah berpindah lagi ke
tempat lain dalam sekejap, itu artinya akan sangat mustahil bagi kita
untuk bisa bertemu dengannya ... Beda halnya jika keberadaan dari benda
atau seseorang itu tidak banyak berpindah atau bahkan hanya berdiam di satu
tempat saja, maka kemungkinannya akan lebih besar bagi kita untuk bisa
menemukannya ... Kurasa Itulah kekurangan serta kelebihan dari kekuatan pencarian milik kalung
Ghistory.” Ujar Dragon.
“Jadi maksudnya, walaupun kita menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, hanya Night crow saja yang tidak bisa ditemukan dengan
mudah?" Tanya
Glauss.
“Kurasa begitu.” Jawab Dragon.
“Tapi ... Apakah kau sudah memiliki petunjuk yang pasti mengenai rencana atau jadwal yang dimiliki oleh Night crow?” Tanya Gill kepada Dragon.
“Hmm, sebenarnya ada satu petunjuk ... Sebelum menghembuskan nafas
terakhirnya, Kai sempat berkata padaku, bahwa Night crow dan Grim claw sedang
merencanakan sesuatu terhadap Gold one.” Jawab Dragon.
“Gri- Grim claw?” Ucap Glauss sambil merasa terkejut setelah dia mendengar nama 'Grim claw' disebut.
“Hmm, sudah kuduga kau pasti mengenalnya, Glauss.” Ucap Dragon kepada
Glauss.
“Di- dia adalah, orang yang telah membuatku menjadi manusia hybrid (Manusia
setengah hewan).” Ucap Glauss sambil menunduk.
“Bisa kau ceritakan kepada kami secara rinci?” Tanya Gill kepada Glauss.
“Ya Glauss, ceritakanlah kepada kami.” Kata Tatsui.
“Dahulu sekali, bahkan sebelum kita lahir, Grim claw adalah seorang ilmuan, sekaligus penemu dari serum DNA hybrid yang dapat membuat manusia
jadi memiliki kekuatan hewan, dan orang yang pertama kali dia jadikan
sebagai bahan uji coba, tentu saja adalah dirinya sendiri, sehingga dia bisa berubah menjadi manusia Rajawali, dan akhirnya dia bisa menjadi salah satu
anggota Emperors unity dibawah kepemimpinan Darkros ... Kemudian, setelah Darkros dikalahkan oleh Raja Velodros, dia melanjutkan kehidupannya sebagai seorang ilmuan jahat yang bereksperimen terhadap manusia.”
“Kau sampai hafal tentang silsilahnya, kau benar-benar hebat.” Ucap Dragon.
“Tentu saja, karena aku merupakan salah satu korban eksperimennya, ketika aku masih kecil, aku pernah diculik dan tinggal di markasnya selama
beberapa tahun ... Tetapi untungnya, ketika aku sudah remaja, aku berhasil
melarikan diri dari tempat tersebut. Lalu akhirnya aku melanjutkan hidup sebagai seorang Kesatria luar, dengan menggunakan kekuatan DNA Hybrid yang kumiliki ini.”
“Wah, itu pasti merupakan saat yang paling berat dalam hidupmu.” Ucap Gill.
“Hmm, ya.” Jawab Glauss secara singkat.
“Apakah kau bisa menceritakan pengalamanmu ketika berada disana?” Tanya Tatsui kepada
Glauss.
“Sekitar 25 tahun yang lalu,
setelah Darkros dikalahkan dalam perang besar di Kerajaan Nexus, para
anggota Emperors unity mulai terpecah dan menjalani urusannya
masing-masing. Grim claw memulai ambisinya untuk menciptakan pasukan
manusia hybrid miliknya sendiri, dia membangun banyak fasilitas penelitian
tersembunyi di berbagai tempat untuk mengembangkan serum DNA hybrid
ciptaannya, selain itu dia juga mulai menculik anak-anak kecil untuk
dijadikan sebagai kelinci percobaannya, seperti yang terjadi padaku ... Di tempat fasilitas tersebut, aku bersama anak-anak yang lain ditahan serta dirawat
seperti layaknya panti asuhan, yang akan mempersiapkan kami untuk dijadikan pasukan. Kami diberikan suntikan DNA hybrid
dari berbagai macam hewan hingga mereka menemukan jenis hewan yang cocok
bagi tubuh kami, dan hal itu sangat menyakitkan."
"Ugh."
"Lalu kami semua dilatih secara kesas sedari kecil supaya dapat menjadi
pasukan Hybrid kuat milik Grim claw ... Dalam pelatihan tersebut, Banyak dari kami yang tidak dapat bertahan
sehingga harus tersiksa dan menderita, selain itu banyak juga dari
kami yang berguguran dan tak selamat ketika menjalani pelatihan. Hingga
pada suatu hari, aku bersama teman-temanku melakukan aksi pelarian dari sana ... Tapi sayangnya, Hanya aku seorang diri saja yang berhasil selamat." Lalu Glauss menunduk ketika teringat akan teman-temannya.
"Hmm." Kemudian Dragon mengusap pundak Glauss.
"Semenjak saat itu, seperti yang kalian lihat saat ini, aku adalah seorang Kesatria luar yang bebas pergi kemanapun aku mau.”
“Wah, benar-benar cerita yang mengagumkan ... Jika hal itu masih terjadi sampai sekarang,
maka kita harus menyelamatkan anak-anak yang dijadikan objek percobaan
disana, aku akan menggunakan kekuatan kalung Ghistory untuk menemukan
keberadaan Grim claw.” Ucap Dragon.
“Kalian benar-benar mau kesana?” Tanya Glauss yang sedikit ragu, karena sepertinya dia memiliki rasa trauma terhadap sosok Grim claw.
“Ya tentu saja, sekarang keadaanya sudah berubah Glauss ... Kau sudah bukan
remaja lagi, dan kau sudah bertambah kuat. Selain itu, kau akan pergi kesana bersama dengan kami. Jadi kau tidak
perlu takut.” Ucap Gill kepada Glauss.
“Takut? Siapa yang takut? ... Tentu saja aku berani, ayo kita kesana
sekarang juga.” Kata Glauss sambil memberanikan dirinya.
“Hahaha dia itu lucu sekali ya.” Ucap Mellinda.
“Sepertinya kita sudah menentukan tempat mana yang akan kita tuju selanjutnya.” Kata
Tatsui kepada Dragon.
“Ya, tentu saja ... Tapi Sekarang, ayo kita pergi ke Istana Nexus terlebih dahulu.”
Ucap Dragon dengan penuh semangat. Tetapi hal itu malah membuat
teman-temannya jadi kebingungan.
“Istana Nexus??” Tanya mereka secara serentak.
“Ya, sebelum kita memulai perjalanan, aku harus menepati janjiku terlebih dahulu kepada Putri Reina, maka setelah itu aku baru bisa lebih tenang untuk memulai
perjalanan ke tempa Grim claw.”
“Haah ...” Kemudian teman-teman Dragon langsung merasa lemas sambil
bersandar di kursi mereka masing-masing.
“Kukira kita akan langsung berangkat ke tempat Grim claw.” Ucap Gill.
“Ya, aku sudah tidak sabar ingin segera beraksi.” Ujar Gill.
“Kalau begini, aku jadi mengantuk, ayo sekarang kita tidur saja, sudah
malam.” Ajak Glauss kepada mereka.
“Hehe ... Sebaiknya sekarang kalian semua tidur dan beristirahat dulu. Besok kita akan membicarakan lagi tentang hal ini”
Ucap Dragon.
Setelah itu, akhirnya mereka semua masuk ke kamarnya masing-masing untuk
pergi tidur, karena hari sudah larut malam, dan besok sepertinya mereka akan memulai
perjalanan menuju ke Kerajaan Nexus, untuk menemui Tuan Putri dan sang Raja
terlebih dahulu, setelah itu barulah mereka akan pergi ke Kediaman Grim
claw untuk mencari informasi tentang Night crow.
Malam haripun telah berlalu, kini matahari pagi sudah bersinar menerangi
seluruh penjuru Negeri Azhuloth, termasuk wilayah Kerajaan Nexus tempat
dimana Raja Velodrian dan Tuan Putri Reina berada. Saat itu, sang Putri
terlihat sedang berdiri melamun di atas balkon Istana sambil menatap
pemandangan dari Ibukota yang paling megah di seantero Negeri Azhuloth
tersebut.
Ketika Putri Reina sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Beberapa saat kemudian, seseorang mulai menghampirinya dari belakang, Yakni ayahnya sendiri, Sang Raja Velodrian.
Sang Raja bertanya kepada anaknya tersebut. “Putriku, sedang apa kau
disini?”
“Ayahanda ... A- aku tidak sedang melakukan apapun.” Jawab Putri Reina yang merasa sedikit terkejut atas kedatangan ayahnya.
“Apakah kau sedang melamun? Hmm ... Tak biasanya.”
“Memangnya kenapa ayah?”
“Kau biasanya selalu beraktivitas di luar dan tidak suka berlama-lama di
dalam Istana ... Apa mungkin, kau sedang menunggu kedatangan dari
seseorang?” Tanya Raja Velodrian.
“Apa?? Ti- tidak, aku tidak sedang menunggu siapapun.”
“Jangan bohong, kau tidak bisa berbohong pada ayahmu ini.” Ucap Raja
Velodrian sambil tersenyum.
Lalu Putri Reina terdiam sejenak. “Hmm ... Ya, sudah 3 hari sejak aku
berpisah dengan Dragon di Tebing utara.” Jawab Putri Reina.
“Hmm begitu ya ... Kau sudah menyuruhnya untuk datang kesini, iya
kan? Jadi jangan khawatir, dia pasti datang.” Tanya Raja.
“Iya, Tapi Aku takut jika dia sampai
tidak menepati janjinya.” Jawab Putri.
“Hmm ... Jangan terlalu khawatir, dia itu adalah orang yang hebat dan pemberani. Selain itu, Dragon juga merupakan orang yang telah dipilih oleh kalung Ghistory. Dia pasti akan menepati janjinya.”
“A- apakah menurut ayah, dia merupakan orang yang akan membawa kedamaian pada negeri Azhuloth?” Putri bertanya lagi.
“Hmm, ya. Itulah yang ayah yakini.”
Ucap Raja Velodrian kepada Putrinya.
"Itu artinya dia akan terus menerus berada dalam bahaya?"
"Ayah tidak bisa menyangkal hal itu, tapi untuk bisa menyelamatkan negeri Azhuloth dari kekuatan jahat, kita memang harus menempuh jalan yang berbahaya ... Maka dari itu, takdir besar yang harus diemban oleh Dragon memang tidaklah mudah."
“Hmm, baiklah ayah.” Jawab Putri Reina sambil kembali murung.
"Tapi jangan khawatir, karena Kerajaan Nexus pasti akan selalu bersedia untuk membantu sang Kesatria naga yang selanjutnya." Ucap Raja Velodrian sambil tersenyum.
Lalu tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar, atau lebih tepatnya dari arah gerbang Istana,
saking hebohnya suara keributan itu bahkan Raja dan Putri
Reina Langsung merasa kaget dibuatnya, oleh karena itu mereka segera menghampiri sumber
keributan yang semakin lama jaraknya semakin mendekat hingga ke dalam
Istana.
Sambil berjalan cepat, Putri dan Raja bertanya-tanya di dalam
benak mereka, "apa yang sebenarnya sedang terjadi?"
Lalu Sesampainya Putri dan Raja di halaman depan Istana, mereka seketika tersentak kaget, hal itu disebabkan karena adanya kejadian yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Yakni kedatangan dari jasad seseorang yang sangat penting bagi Kerajaan Nexus.
Di hadapan mereka, ada sekumpulan Prajurit berpakaian
lusuh yang tiba di Gerbang Istana sambil membawa jasad seseorang diatas tandu. Jasad Orang yang berada di atas tandu itu terlihat mengalami luka yang sangat
parah di sekujur tubuhnya, namun luka yang paling parah ada pada lengan Kanannya, yang telah putus. Dan orang yang sedang dibawa oleh tandu
tersebut tak lain tak bukan adalah sang Kesatria agung Tomb hayes.
Kepulangan dari jasad sang Kesatria agung beserta seluruh Prajurit penjaga perbatasan
itu, tentunya sangat menggemparkan bagi seluruh rakyat di Kerajaan Nexus,
karena kepulangan mereka itu sekaligus membawa kabar buruk serta kabar duka
bagi Kerajaan Nexus. Diawali dengan kenyataan bahwa sang Kesatria agung
telah kehilangan nyawa dalam pertarungannya melawan Hebi.
Baca juga : Journey of the Dragon Chapter 28
Putri Reina dan Raja Velodrian Seketika merasa lemas di sekujur tubuh mereka karena tak
kuat menahan rasa sedih bercampur kaget. Sedangkan Jenderal Eagle yang juga
sedang berada disana, segera bertanya kepada salah satu Prajurit perbatasan
yang tiba bersama jenazah sang Kesatria agung.
“To- tolong, jelaskan padaku apa yang sudah terjadi?” Tanya Jenderal.
Kemudian, dengan perasaan sedih, Prajurit tersebut mulai menjelaskan. “He-
Hebi, monster berkekuatan mengerikan itu tiba-tiba saja hadir ketika
Kesatria agung Tomb telah berhasil memukul mundur pasukan Gold one ... Lalu
setelah menyuruh kami semua untuk lari, Kesatria agung Tomb langsung
berhadapan dengan Hebi seorang diri saja, dan mereka berdua bertarung
secara habis-habisan di area itu, sampai-sampai benteng perbatasan Kerajaan
kita menjadi hancur ... Dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya,
Kesatria agung Tomb berhasil memberikan perlawanan yang sangat menyulitkan
bagi Hebi, bahkan beliau hampir bisa mengalahkan Hebi. Namun karena tubuh Hebi dapat
terus beregenerasi secara cepat, jadi pertarungan tersebut seakan tidak seimbang, dan tidak ada
habisnya ... Lalu, setelah melakukan pertarungan selama berhari-hari, Kesatria agung Tomb yang sudah kehabisan banyak tenaga,
akhirnya- Hu hu ...” Si Prajurit tersebut tidak bisa meneruskan
kalimatnya karena dia merasa sedih, kemudian dia menangis sambil menunduk.
Jenderal Eagle segera mengusap pundak Prajurit tersebut sambil
menenangkannya, lalu Raja Velodrian segera memerintahkan kepada para
Prajurit perbatasan untuk membersihkan diri dan beristirahat di Istana,
sedangkan mengenai jenazah Kesatria agung Tomb akan diurus oleh para
Prajurit khusus yang ada di Istana, untuk kemudian akan segera dikebumikan di
makam para pahlawan Kerajaan Nexus.
Putri Reina bertanya kepada salah satu Prajurit Istana mengenai dimana
keberadaan tiga Kesatria badai Nexus saat ini, terutama Rizu. Lalu si
Prajurit menyebutkan bahwa Rizu, Arci, dan Holdi saat ini sedang melawan
sindikat bandit di daerah selatan Ibukota. Lalu tanpa pikir panjang, Putri
Reina segera menunggangi kuda untuk bergegas menemui Rizu disana.
Tak lama kemudian, sesampainya putri di tempat tujuan, Putri Reina melihat Rizu, Arci, dan
Holdi yang sedang mengikat para bandit di dekat bangunan yang sudah ambruk akibat dari pertarungan yang sudah mereka langsungkan. Tiga Kesatria badai
Nexus terlihat sedang saling berbicara antara satu sama lain.
“Sudah kubilang kan, jika di wilayah pemukiman warga, kita tidak perlu
menggunakan kekuatan kita secara berlebihan. Karena hal itu dapat
menyebabkan kekacauan dan kepanikan.” Ucap
Rizu kepada kedua temannya.
“Tapi kan hal itu ada bagusnya juga, jika semua warga menjauh kita jadi
lebih leluasa dalam menghadapi mereka semua.” Jawab Arci.
“Ya Rizu, para bandit itu memiliki kekuatan yang tidak main-main, maka dari
itu aku harus bertarung secara habis-habisan.” Ujar Holdi.
“Hmm, kalian ini memang tidak bisa diberitahu.” Ucap Rizu.
Ketika mereka bertiga sedang dalam keadaan sibuk, tiba-tiba saja mereka
kedatangan tamu yang akan memberik pesan mengejutkan, yakni Putri Reina.
Mereka tidak menyangka bahwa Tuan Putri akan menemui mereka disana, karena
mereka mengira bahwa saat ini Putri masih murung di kamarnya. Tetapi ada
yang janggal dari ekspresi wajah Putri Reina ketika dia berjalan
menghampiri mereka, hal itu membuat tiga Kesatria badai Nexus jadi merasa
heran dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan
Putri?
Kemudian Rizu segera menghampiri Putri Reina sambil berjalan dengan pelan,
dan saat mereka berdua sudah semakin dekat, lalu Putri mulai berbicara
dengan nada terisak kepada Rizu.
“Rizu ... A- ayahmu.” Ucap Tuan Putri kepada Rizu.
Rizu hanya melongo sambil merasa terkejut atas ucapan dari Putri Reina
tersebut, setelah sempat berdiri terpaku, Tiba-tiba saja Rizu segera berlari meninggalkan mereka, dia pergi menuju ke Istana. Bahkan Putri Reina pun dia lewati begitu saja.
Rizu berlari dengan tergesa-gesa supaya dia bisa melihat keadaan ayahnya, yang
merupakan sang Kesatria agung.
Ya, Rizu adalah anak dari Kesatria agung Tomb Hayes. Bagi Rizu, ayahnya adalah
orang yang paling dia hormati lebih daripada siapapun, karena selama ini ayahnya telah menjaga dan mendidik Rizu dengan baik, hingga dia bisa menjadi seorang
Kesatria di Kerajaan Nexus. Kesatria agung Tomb juga merupakan sosok ayah
yang menginspirasi Rizu supaya dia terus berusaha mengejar cita-cita
untuk menjadi Kesatria terhebat di Kerajaan Nexus. Tapi disamping semua
itu, tentu saja Kesatria agung Tomb merupakan sosok paling berharga yang sangat dia sayangi.
Singkat cerita, Sesampainya Rizu di Istana, dia segera memasuki ruangan tempat dimana
jenazah ayahnya berada. Di ruangan tersebut, ada Raja Velodrian dan
Jenderal Eagle yang sedang berdiri di dekat jenazah sang Kesatria agung.
Rizu segera memberi hormat kepada Raja dan Jenderal, setelah itu dia
berjalan masuk sambil bertanya, “Apakah ibuku sudah tahu mengenai hal ini?”
“Ya, para Prajurit sudah dikirim untuk menjemputnya. Sebentar lagi dia
pasti akan datang kesini.” Kata Jenderal Eagle menjawab pertanyaan dari Rizu.
Setelah itu sang Raja langsung memberikan ucapan maaf. “Rizu, maafkan aku.
Karena kesalahanku, ayahmu jadi ...”
Tapi sebelum Raja menyelesaikan kalimatnya, Rizu segera berucap. “Jangan yang mulia ... Jangan salahkan diri anda. Ayahku, telah meninggal ketika sedang
menjalankan tugas ... Dia telah meninggal dengan cara yang terhormat.” Ucap
Rizu secara tegas. Dia terlihat begitu tegar ketika sedang mendekati sambil
memperhatikan tubuh ayahnya yang sudah tak bernyawa, sebagai seorang
Kesatria pemberani dia memang sudah seharusnya bersikap seperti itu.
“Rizu, jika ada yang bisa kami lakukan untukmu, tolong beritahu kami.” Kata
Jenderal Eagle kepada Rizu.
“Jika boleh, aku ingin berada disini sendirian untuk sejenak.” Jawab Rizu.
“Baiklah.” Ucap Raja, sambil mengajak Jenderal Eagle untuk meninggalkan
ruangan tersebut, supaya Rizu bisa punya waktu berdua saja bersama jenazah
ayahnya.
Lalu setelah kini Rizu hanya sendirian, dia segera menundukkan kepala
sambil berusaha menahan rasa sedih yang teramat sangat. Air mata mulai
mengucur membasahi pipinya, dan seluruh tubuhnya mulai gemetar, rasanya dia
seakan ingin menjerit sekencang-kencangnya, tetapi dia tidak bisa. Karena
ayahnya selalu mengajari Rizu bahwa “Jadi anak laki-laki itu tidak boleh cengeng,
dan harus selalu kuat supaya bisa melindungi yang lemah dan tak berdaya.”
Tapi saat Rizu kembali memikirkan kata-kata dari ayahnya itu, air matanya
malah keluar semakin banyak, karena dia jadi semakin mengingat sosok
dari sang ayah. Kini orang yang paling dihormatinya itu sudah tiada, tidak ada
lagi orang yang dapat dia mintai saran ataupun dia temui ketika dirinya berprestasi. Namun
walaupun begitu, dia tahu, bahwa di alam sana, ayahnya masih akan tetap
mengawasi dirinya dan merasa bangga terhadap dirinya, itulah yang Rizu yakini.
Sementara itu, di suatu lembah, atau lebih tepatnya di sebuah bangunan yang
berada tepat di tepi jurang. Terdapat aktivitas yang sangat misterius
disana, dari mulai terdengarnya suara jeritan orang kesakitan sampai
terdengarnya suara raungan hewan-hewan buas, namun semua suara itu tidak
terdengar cukup sering dan hanya muncul sesekali saja, sehingga setelah
semua suara jeritan itu sudah berakhir, maka suasana di tempat tersebut
kembali hening seperti tidak ada hal apapun yang telah terjadi.
Rupanya, tempat itu adalah pusat penelitian milik Grim claw, yang di
dalamnya sedang dilakukan percobaan-percobaan serum hybrid terhadap
manusia. Namun disamping semua hal itu, disanalah Grim claw sedang berada
saat ini, atau lebih tepatnya dia sedang berada di dalam kantor pribadinya.
Namun tampaknya saat ini dia juga tidak sendirian, karena ada satu orang
yang sedang berdiri di hadapannya dengan penampilan lusuh, dan kondisi
tubuh yang memprihatinkan, orang tersebut rupanya adalah Mailon.
Grim claw terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian dia
berbicara kepada Mailon yang sedang berada di hadapannya itu. “Apakah semua
yang kau katakan itu benar? Mailon.” Tanya Grim claw kepada Mailon.
“Ya, benar Tuan Grim claw.” Jawab Mailon sambil merasa ketakutan.
Sepertinya Mailon telah menceritakan kepada Grim claw mengenai segala hal yang sudah terjadi, termasuk mengenai kematian Tuannya (Stellan Flaur).
“Hmm, jadi Flaur sudah berhasil dikalahkan oleh seorang pria yang bernama
Dragon ... katamu dia juga merupakan orang yang dipilih oleh Kalung
Ghistory sebagai pemilik sejatinya. Jadi itu artinya dia adalah orang yang
dapat menemukan dimana keberadaan bola Aporion. Hehe sempurna sekali."
"I- iya Tuan."
"Disamping itu, aku juga mendapatkan sebuah kabar dari informanku bahwa
Kesatria agung Tomb telah berhasil dikalahkan oleh Hebi. Hmm, si pemalas Hebi itu ternyata bisa berguna juga ya.” Ucap Grim claw.
“Ke- kesatria agung Tomb yang terkenal itu? Te- telah dikalahkan?” Tanya
Mailon dengan perasaan terkejut
“Ya, sekarang dia hanya tinggal sejarah. Jadi, berkat kematiannya itu, saat
ini Kerajaan Nexus pasti sedang dalam keadaan berkabung, dan pertahanan
mereka juga pasti menjadi rapuh ... Karena Kesatria terkuat sekaligus sensor pendeteksi terhebat yang mereka miliki sekarang sudah tidak ada."
“Sensor pendeteksi terhebat?” Tanya Mailon sedikit kebingungan.
“Ya, Kesatria agung Tomb juga merupakan sensor pendeteksi terhebat yang dimiliki oleh Kerajaan Nexus, karena dia mempunyai kemampuan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek bergerak dari jarak beratus-ratus kilometer jauhnya, maka dengan begitu seluruh armada
Pasukan Nexus dapat dipersiapkan untuk bertahan dari serangan musuh ...
Tapi karena kini Kesatria agung Tomb sudah tiada, maka itu artinya Ibukota
Nexus jadi bisa digempur dengan mudah.” Ucap Grim claw.
“A- apakah anda bermaksud untuk menyerang Ibukota Kerajaan Nexus?” Tanya
lagi Mailon.
“Tentu saja, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini ... Aku akan
mengerahkan seluruh pasukan manusia hybrid yang kumiliki untuk menggempur Ibukota
Nexus. Aku tidak mau jika sampai Gold one mendahuluiku untuk mengambil alih
Kerajaan Nexus, jika itu sampai terjadi, maka dia akan menguasai dua
Kerajaan besar sekaligus ... Oleh karena itu aku harus bertindak lebih cepat darinya,
supaya aku bisa menguasai Kerajaan Nexus, lalu setelah itu aku bisa
berperang melawan Kerajaan Gold one. Hahahah.” Kata Grim claw yang penuh
ambisi.
“Me- mengapa Tuan Grim claw bisa sampai bermusuhan dengan Tuan Gold one.
Padahal anda berdua sama-sama tergabung dalam kelompok Emperors unity?”
Mailon terus bertanya.
“Itu karena, dia selalu bersikap seolah-olah dia adalah pemimpin dari
kelompok Emperors unity, padahal kami semua tidak suka diperintah olehnya.
Maka dari itu, menurutku keberadaan Gold one sangatlah tidak diperlukan
untuk menyambut kebangkitan Tuan Darkros.” Ucap Grim claw sambil terlihat
geram.
“Jika anda berencana untuk menyerang Ibukota Nexus, la- lalu bagaimana
dengan Dragon?”
“Tenang saja, aku juga sudah mempersiapkan rencana untuk menangani orang itu.
Keberadaan pria yang bernama Dragon itu juga sangatlah penting demi
membangkitkan Tuan Darkros, jadi aku akan mengirim tim elitku untuk
menangkap dan membawanya kemari.”
“Oh, jadi begitu ya, syukurlah ... A- aku sangat mendukung semua rencana
anda, ja-jadi jika anda berkenan, bolehkah aku bergabung ke dalam kubu
anda?” Tanya Mailon dengan penuh harap.
“Hmm, jadi kau memutuskan untuk bergabung ke dalam kubu yang terkuat?” Ucap Grim claw sambil berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekat ke arah
Mailon.
Setelah itu Grim claw kembali berbicara. “Itu bisa diatur ... Tapi,
kau harus membuktikan dulu padaku, bahwa kau sangat bisa diandalkan.” Ucap
Grim claw sambil terus memperhatikan Mailon dengan tatapan mata tajam.
“Ba- bagaimana caranya untuk meyakinkan anda bahwa aku ini dapat diandalkan?” Tanya Mailon dengan tubuh gemetar penuh ketakutan.
Kemudian Grim claw mengusap pundak Mailon sambil tersenyum, tapi tiba-tiba senyumannya itu berubah menjadi ekspresi wajah datar. Lalu secara
mengejutkan, dengan mudahnya Grim claw melemparkan tubuh Mailon keluar
jendela, sehingga Mailon langsung berteriak histeris dalam keadaan terjun bebas ke
bawah, sebelum dia akan mati menghantam tanah, Mailon mempersiapkan dirinya dengan cara memejamkan mata, karena dia
tahu bahwa sebentar lagi tubuhnya akan hancur ketika sudah menghantam
tanah.
Namun sebelum tubuhnya sampai ke tanah, ada mahluk misterius yang terbang dan menangkap tubuh Mailon lalu mahluk terbang itu membawa Mailon sampai ke atap bangunan pusat
penelitian tersebut. Sesampainya mereka di atas atap, tubuh Mailon langsung
dilepas hingga mendarat dengan cukup keras.
“Aaakh!” Teriak Mailon yang merasa kesakitan.
Setelah itu, sambil terus merasa kesakitan sekaligus ketakutan, Mailon tak
henti-hentinya memperhatikan sosok mahluk bersayap besar yang sudah
menolongnya itu, yang kemudian juga mendarat di atas atap tempat Mailon
berada. Sosok mahluk tersebut sangat besar dengan bulu berwarna coklat yang menutupi sekujur tubuhnya, juga Cakar kaki tajam dan paruh yang besar, ini pertama kalinya Mailon melihat sosok Garuda. Lalu ternyata tiba-tiba saja Garuda itu berubah wujud menjadi manusia, atau lebih tepatnya berubah menjadi Grim
claw.
Kemudian, Grim claw yang sudah berada dalam wujud manusia lagi, segera menghampiri Mailon sambil berkata, “Jika kau ingin
bergabung dengan keluargaku? Dan jika kau menginginkan kekuatan yang lebih?
Maka jadilah manusia hybrid ... Tapi prosesnya akan sangat menyakitkan,
apakah kau bersedia?!” Tanya Grim claw kepada Mailon secara tegas.
“I- iya, tentu saja Tuan. Aku bersedia! ... Demi kekuatan, aku rela melakukan apapun.”
Ucap Mailon sambil bersujud dan gemetaran.
“Bagus ... Hehehhe, sempurna sekali. Sekarang, aku akan memperkenalkanmu
pada tim elitku.” Kata Grim claw sambil memperhatikan tiga orang yang baru datang ke tempat tersebut.
“Mereka adalah Byo, Taiga, dan Scarp ... Mereka bertigalah yang akan
kutugaskan untuk menangkap Dragon, sedangkan kau dan aku akan melakukan
sebuah eksperimen disini. Dan disaat yang bersamaan, aku juga akan mengerahkan seluruh pasukan manusia hybrid yang kupunya untuk menyerang Kerajaan Nexus ... Setelah itu, semuanya akan
ada di dalam genggaman tanganku. Baik itu Dragon dan juga Kerajaan Nexus. Hahahahhah, sempurna sekali.” Ucap Grim
claw dengan penuh semangat.
Dragon yang saat ini sedang berada di Desa Eijin bersama teman-temannya
tidak tahu bahwa sebenarnya Grim claw telah merencanakan sesuatu yang
sangat buruk terhadap dirinya. Sedangkan di Ibukota Kerajaan Nexus, para
penghuni Istana juga tidak mengetahui bahwa Grim claw sedang menyusun
rencana jahat untuk menguasai Kerajaan tersebut. Apakah Dragon dan pihak
Kerajaan Nexus sama-sama akan bisa mengatasi rencana jahat dari Grim claw?
Ataukah mereka semua akan jatuh ke dalam genggaman Grim claw? Ikuti terus
kelanjutan kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 42
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 40
No comments:
Post a Comment