Friday, May 31, 2019

Journey of The Dragon Chapter 39


Chapter 39 : What is friend?



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 39


   Dikisahkan sebelumnya, Dragon yang ingin membuat perhitungan terhadap Stellan flaur, kini sudah sampai di Kastil milik sang Penyihir jahat tersebut. Setelah melewati berbagai rintangan yang sudah disiapkan untuknya, dimulai dari sergapan para manusia serigala (Yang ternyata adalah para budak pembangkang di Kastil Flaur, yang dirubah oleh suntikan serum DNA hybrid). Lalu berlanjut pada penghadangan yang dilakukan oleh para Prajurit di luar Kastil Flaur, sehingga Dragon harus bertarung dengan susah payah melawan mereka semua yang berjumlah cukup banyak serta dipersenjatai oleh tombak berkekuatan penghancur. Dan hal yang sungguh merepotkannya adalah, para Prajurit tersebut juga sudah diberi mantra patuh penghilang rasa sakit, sehingga mereka tetap bangkit walau sudah terluka parah, mereka semua benar-benar menjadi benteng pertahanan yang kokoh nan beringas untuk menghalangi jalan Dragon.

   Untungnya, Dragon tidak sendirian dalam menghadapi gempuran para Prajurit itu, karena ketika dia sudah mulai kewalahan, akhirnya dia mendapatkan bala bantuan dari pihak Kerajaan Nexus, sehingga Dragon dapat terlepas dari keadaan yang sangat genting dan berbahaya. Bala bantuan dari Kerajaan Nexus itu berjumlah empat orang, yakni Putri Reina, Rizu, Arci, dan Holdi, ditambah satu orang lagi yaitu Mailon yang mereka bawa sebagai penunjuk jalan, dan kemudian dilepaskan disana.

   Dengan ijin yang telah diberikan oleh Raja dan Jenderal Eagle, maka Putri dan tiga Kesatria badai Nexus bisa berada disana untuk menolong Dragon, karena Putri Reina sudah memberitahukan kebenaran tentang Dragon kepada para penghuni Istana. Putri tidak mau hanya berdiam diri saja setelah mengetahui hal yang harus Dragon hadapi, maka dari itu Putri sangat ingin menolong Dragon untuk menghentikan dalang dibalik kasus pencurian yang telah dilakukan oleh Dragon. Selain itu, Putri Reina juga memiliki keyakinan yang sama seperti ayahnya, dia mempercayai bahwa pasti ada suatu alasan baik mengenai dipilihnya Dragon sebagai pemilik sejati dari Kalung Ghistory.

   Singkat cerita, mereka bertarung saling berdampingan dengan Dragon untuk melawan dan mengalahkan para Prajurit Flaur yang jumlahnya sangat banyak dan terus berdatangan disana, sembari bertegur sapa dan saling berbincang, membicarakan hal-hal seputar masalah yang sedang terjadi.

   Mereka juga berusaha untuk mencari cara supaya dapat melewati banyaknya para Prajurit yang menghadang mereka disana, terutama cara supaya Dragon bisa melanjutkan langkahnya menuju ke Kastil Flaur. Maka dari itu Putri Reina segera memerintahkan tiga Kesatria badai Nexus untuk membuat jalan bagi Dragon supaya dia bisa terlepas dari area pertempuran tersebut dan terus melaju, untuk bisa sampai ke Kastil sang Penyihir jahat (Stellan flaur).

   Berkat bantuan dari Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, akhirnya Dragon dapat melanjutkan langkahnya untuk dapat menemui Stellan flaur, yang sedang menunggu dengan santai sambil duduk di kursi singgasananya. Selain itu Flaur juga sedang merasa kesal, karena semua rencananya telah berantakan. Dimulai dari Dragon yang sudah terbebas dari pengaruh batu mantranya, lalu dua anak buahnya (Krypt dan Mailon) yang sudah dikalahkan, dan kini usaha penghadangan serta penangkapan Dragon di Tebingnya, juga telah gagal karena Dragon mendapatkan bantuan dari Putri Reina dan ketiga temannya (Tiga Kesatria badai Nexus).

   Maka dari itu, sekarang yang harus dilakukannya adalah bersiap untuk melawan Dragon, yang sudah tiba di hadapannya sambil membawa segunung amarah. Namun, ketika Dragon akan mulai menghajar Stellan flaur. Dragon malah mendapat sebuah kejutan yang sangat mencengangkan dari musuhnya itu, yakni saat Stellan flaur mulai menunjukan identitas aslinya, yang ternyata adalah Kai (Teman seperjuangan Dragon sejak kecil). Dua tahun yang lalu mereka terpisah dalam perang, ketika Kerajaan Fulcan mengalami kekalahan dari Kerajaan Distra.








   Waktu itu, mereka berdua sebenarnya masih bertahan hidup walaupun sudah dianggap gugur dalam peperangan tersebut, namun keduanya menempuh jalan yang berbeda sejak saat itu. Dragon ditemukan dan dijadikan murid oleh seorang Pandai besi (Yang juga sebenarnya adalah Kesatria naga). Sedangkan Kai yang dalam keadaan sekarat, ditolong oleh aura kegelapan Darkros lalu dijadikan muridnya, sehingga dia akhirnya menjadi Stellan flaur, sang Penyihir penguasa Tebing utara, sesuai dengan bimbingan dan kehendak dari aura kegelapan Darkros tersebut.





   Alasan mengapa Kai dipilih sebagai murid dari aura kegelapan itu, karena Kai merupakan orang yang paling dekat dengan sang Pemilik sejati Kalung Ghistory (Dragon). Sehingga aura kegelapan Darkros ingin mempersiapkan Kai sebagai wadah untuk tempatnya bersemayam yang paling ideal, terutama sebagai lawan yang akan menyulitkan Dragon, karena bagaimanapun juga Kai merupakan teman seperjuangan Dragon. Maka setelah itu, dia bisa mewujudkan ambisinya untuk menemukan bola Aporion dengan cara memanfaatkan Dragon, lalu akhirnya dia bisa membangkitkan tubuh aslinya kembali, yaitu Darkros yang sesungguhnya.

   Bagi Dragon, ini adalah takdir yang sangat kejam. Namun bagi Kai, ini adalah takdir yang harus dijalaninya supaya dia bisa menjadi Penguasa sejati. Pertarungan yang akan segera berlangsung antara mereka berdua, sudah tidak dapat terelakan lagi.




   Walau Dragon terus berusaha untuk meyakinkan Kai bahwa kehidupan yang sudah dijalaninya itu salah, tetapi Kai tetap saja tidak mau mendengarkan Dragon dan malah terus bersikukuh untuk mempertahankan statusnya sebagai Penyihir penguasa Tebing utara, karena kehidupan itulah yang selalu dia damba-dambakan sejak dulu, dan tidak mungkin Kai akan melepaskan itu semua begitu saja. Sehingga Dragon jadi tidak punya pilihan lain, selain harus melawan sahabatnya tersebut, karena Dragon juga harus memperjuangkan para budak serta orang-orang yang telah menderita akibat dari perbuatan Kai/Stellan flaur.

   Sekarang, Kai yang sudah disemayami oleh aura kegelapan Darkros secara utuh, jadi mendapatkan kekuatan lebih berupa keabadian (Berumur panjang), ditambah kekuatan lain yang akan mendukung dirinya dalam menghadapi Dragon. Untuk pertahanannya, dia sudah menyuntikan serum DNA hybrid ke dalam dirinya sendiri, sehingga tubuhnya menjadi kebal terhadap serangan apapun. Sedangkan untuk senjatanya, dia memiliki dua buah pedang khusus yang sudah digabungkan dengan sampel kekuatan dari Hebi, sehingga dia bisa melancarkan serangan penghancur untuk menandingi kekuatan api dari pedang Heat flame milik Dragon. Jadi, kondisi Kai saat ini sudah benar-benar sangat komplit untuk dapat melangsungkan pertarungan.

   Di lain pihak, Dragon akan menghadapi Kai dengan menggunakan pisau-pisau belati dari Melinda, dan pedang Heat flame yang mempunyai daya serang api kuat. Namun jika dibandingkan dengan tekad Kai saat ini, semangat Dragon yang sebelumnya berkobar, sepertinya mulai sedikit meredup, hatinya sedang diselimuti oleh keraguan, karena sepertinya dia merasa tidak sanggup untuk melawan temannya sendiri.

   Lalu Kai mulai bertanya kepada Dragon yang sedang diam tertegun. “Ada apa Dragon? Kenapa kau diam saja? Mana semangat yang tadi kau tunjukan padaku? ... Ayo serang aku!!” Ujar Kai kepada Dragon yang masih dalam keadaan bingung.

   Dragon menjawab. “Kai, pasti ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini ... Sadarlah, bahwa semua yang telah kau lakukan itu salah.”

   “Sudah tidak ada jalan kembali, Dragon ... Sudah tidak ada jalan kembali. Jika kau tidak mau menyerangku, maka akulah yang akan menyerang duluan!” Ucap Kai sambil berlari ke arah Dragon untuk memberikan serangan.


Kai menyerang Dragon.


   Kai mulai mendaratkan serangan-serangan tebasan yang cukup kuat terhadap Dragon, sedangkan Dragon hanya berusaha untuk menahan semua serangan tersebut dengan menggunakan pedang apinya, tanpa membalas serangan Kai sama sekali. Namun, karena saking kuatnya tebasan yang dilancarkan oleh Kai, maka tubuh Dragon terus menerus dibuat mundur akibat hentakan.

   Kemudian Kai mulai mengeluarkan serangan energi penghancur dari kedua pedangnya, yang mampu menghancurkan tembok hingga porak poranda. Dan walaupun Dragon bisa menahan serangan-serangan tersebut dengan pedang Heat flame, namun tetap saja tubuh Dragon mengalami dorongan kuat hingga terhempas jauh meskipun dia sudah berusaha untuk menahan serangan itu sekuat tenaga. Sepertinya pertarungan mereka berdua tidak berlangsung secara sengit, dikarenakan Dragon yang bertarung dengan perasaan setengah hati.

   “Api di pedangmu itu sudah mulai padam ya ... Apakah karena semangatmu sudah memudar? Rupanya tekadmu yang ingin menyelamatkan semua orang itu hanyalah hisapan jempol belaka.” Ucap Kai sambil berjalan mendekati Dragon yang baru saja dihempaskan hingga tersungkur ke lantai.

   Lalu Dragon berdiri sambil berkata. “... Kalau bisa, aku ingin menyelamatkan semua orang sekaligus menyelamatkanmu.” Kata Dragon dengan ekspresi wajah yang memohon supaya Kai mau berubah.

   “Naif sekali kau ini. Hal itu tidak mungkin terjadi ... Bagaimanapun juga, kau harus memilih! Jika kau ingin menyelamatkan semua orang, maka kau harus melawanku. Tapi jika kau tidak ingin melawanku, maka bersiaplah untuk kalah, lalu jadilah anak buahku dekali lagi.” Ucap Kai sambil bersiap untuk menembakan lagi tebasan penghancur kepada Dragon.

   Tiba-tiba Melinda (Lempengan emas yang ada di bahu Dragon) Memancarkan cahaya terang, sehingga keadaan disana menjadi silau, dan Kai jadi tidak bisa melihat apapun untuk beberapa saat. Sedangkan Dragon, seketika itu juga langsung berlindung dibalik tiang untuk menyembunyikan keberadaannya dari Kai.

   Lalu Melinda segera berbicara kepadanya. “Dragon, apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menyerangnya? Kau harus bisa mengalahkannya! Supaya kau tidak kembali menjadi alat yang dapat digunakan olehnya untuk berbuat kejahatan ... Jika kau tidak mengalahkannya, maka semua usaha kita untuk menyelamatkan para budak itu akan sia-sia!” Ujar Melinda kepada Dragon.

   “Aku tahu, tapi ...” Dragon tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena Kai tiba-tiba kembali menyerang.

   "DUUUAAAARRRR!!!" lantai di dekat tubuh Dragon hancur. Sehingga Dragon harus meloncat untuk menghindari ledakan tersebut.

   Setelah cahaya yang menyilaukan mata itu sudah menghilang, Kai jadi bisa melihat lagi secara jelas, dan tampaknya dia juga sudah tahu dimana Dragon sedang berada, yaitu dibalik sebuah tiang yang ada di sebelah kirinya. Maka dari itu Kai segera menembakan lagi energi penghancur yang lebih kuat kepada tiang tempat Dragon bersembunyi.

   Saking kuatnya serangan tersebut, bahkan tiang yang dikenainya langsung hancur seketika dan runtuh hingga hampir menimpa Tubuh Dragon. Namun karena Dragon langsung berguling untuk menghindari ledakan tersebut, maka dirinya jadi bisa selamat dari reruntuhan tiang. Lalu setelah itu dia yang sudah keluar dari tempatnya bersembunyi, terpaksa harus menghadapi Kai lagi dalam pertarungan Adu pedang, karena Kai sudah berada di dekatnya sambil mengayunkan kedua pedang ke arah kepala Dragon.

   Dengan cekatan, Dragon segera menahan serangan tersebut menggunakan pedang apinya, maka terjadilah adu pedang yang sengit di antara mereka berdua, tetapi saking kuatnya serangan penghancur dari pedang Kai, lagi-lagi tubuh Dragon dapat dihempaskan jauh hingga punggungnya menghantam tembok dengan cukup keras.

   Kemudian, Dragon ambruk ke lantai setelah tubuhnya dihantamkan ke tembok oleh Kai, dia mengalami luka-luka yang cukup serius di sekujur tubuhnya, Dragon terlihat begitu lemas dan tidak sanggup untuk berdiri, sepertinya dia sudah tidak punya semangat untuk bertarung melawan temannya itu.

  "Dragon, sadarlah!! Kau harus bertarung melawannya! Kuatkan dirimu."

  "Tapi..." Dragon masih memiliki keraguan dalam hatinya. Dia sebenarnya tidak ingin melawan teman lamanya itu, sehingga dia terlihat tidak fokus dalam bertarung.

   Kai yang melihat hal itu, hanya diam berdiri sambil berbicara lagi kepada Dragon. “Hmm ... Ini mungkin tidak ada hubungannya denganmu. Tapi, aku ingin menanyakan sesuatu ... Apakah kau masih ingat mengenai pria tua yang waktu itu satu ruangan denganmu di penjaraku?” Tanya Kai kepada Dragon yang sedang dalam keadaan berusaha berdiri.

   Dragon sempat terdiam sejenak ketika mendengarkan pertanyaan tersebut, lalu dia menatap Kai dengan wajah serius sambil berkata. “Ada apa dengan pria tua itu?”


Pria tua yang pernah satu ruangan dan berbagi kisah dengan Dragon.


   “Selama kau tidak ada disini, aku sedikit bermain-main dengannya hingga aku kelepasan. Sehingga akhirnya ... Dia mati.” Ucap Kai dengan santai.

   “A- apa?? ... Apa yang sudah kau perbuat kepadanya?!” Teriak Dragon sambil berusaha berdiri.

   “Aku hanya memberikannya hukuman cambuk, karena dia terus saja memberi motivasi terhadap budak-budak yang lain supaya mereka melawanku.”

   “Apa-apaan itu?” Dragon mulai merasa geram.

   “Oh iya, apakah kau tahu siapa namanya? Kalau tidak salah, namanya adalah ... Kajiro Katsui, dan dia berasal dari sebuah Desa kecil di daerah timur.” Ucap Kai sambil tersenyum jahat.

   “Kai !! Beraninya kau !!” Teriak Dragon sambil berlari dengan penuh amarah untuk kembali melawan teman lamanya itu. Bersamaan dengan hal tersebut, api di pedang Heat flame pun mulai berkobar semakin besar.

   Maka terjadilah pertarungan yang Lebih sengit antara Dragon melawan Kai, dimana kekuatan api dan energi penghancur saling berbenturan satu sama lain, hingga menyebabkan hancurnya struktur bangunan di ruangan tempat mereka bertarung. Karena gelombang serangan penghancur dari mereka berterbangan meluncur ke segala arah, dan hampir semuanya mengenai dinding serta hal-hal lain yang berada di dalam ruangan tersebut.

   Dari luar, Kastil Flaur terlihat seperti sedang mengalami gempa bumi yang cukup hebat, karena bangunan itu terus saja bergetar, dibarengi dengan dinding-dinding serta jendela-jendela yang hancur berantakan. Saking dahsyatnya adu kekuatan dari serangan pedang Kai dan pedang api Dragon.

   Kini Dragon sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya, karena dia merasa bertanggung jawab atas kematian dari pria tua yang bernama Kajiro Katsui tersebut, dan jika dia sampai kalah dari Kai, maka korban dari tindakan jahat Kai pastinya akan semakin bertambah lagi, Jadi kini Dragon benar-benar sudah sangat serius dalam menjalani pertarungannya melawan Kai. Maka dari itu kini kekuatan api dari pedang Heat flame mulai meningkat secara drastis, supaya Dragon bisa mengimbangi serangan-serangan dari pedang berkekuatan penghancur milik Kai.

   “Nah, bagus! Begitu baru benar! Hadapi aku dengan penuh kebencian.” Ucap Kai yang masih terus berusaha menyerang Dragon.

   “Aku tidak akan menyerah! Aku pasti akan mengalahkanmu, lalu merubahmu menjadi Kai yang dulu kukenal !!” Ujar Dragon yang membuat tekad baru, sambil memberikan tebasan-tebasan api kepada Kai.

   “Lupakanlah aku yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan pernah kembali lagi. Sekarang hanya ada Stellan flaur.”

   “Stellan flaur itu hanyalah omong kosong yang dibuat oleh aura kegelapan Darkros untuk memanfaatkanmu! Sadarlah Kai !”

   “Aku sudah sangat sadar! Inilah kehidupan yang kuidam-idamkan selama ini. Akhirnya aku bisa merasakan kejayaan, kekuasaan, serta kekayaan yang selalu kuinginkan. Maka dari itu tidak akan kubiarkan kau merenggut semua itu dariku ... Menyerahlah Dragon!! lalu gunakanlah kalung Ghistory untuk kepentinganku!” Ujar Kai yang dipenuhi ambisi.

   Sambil bertarung secara sengit, mereka terus berbicara antara satu sama lain.

  “Aku tidak akan pernah menggunakan kekuatan dari kalung ini untuk kepentingan jahatmu! Karena menjadi pemilik dari kalung ini, merupakan suatu tanggung jawab besar yang harus kuemban!” Jawab Dragon dengan penuh emosi.

   “Hmm, jadi sekarang kau sudah punya tujuan hidup yang lain ya ... Aku masih ingat ketika kau pertama kali datang kesini. Waktu itu kau sangat berambisi untuk membalas dendam terhadap Night crow, sampai-sampai kau mau menukarkan informasi tentang keberadaan Night crow dengan bola Aporion.”

   “Tidak! Aku berusaha mencuri bola Aporion karena kau yang memaksaku! Kau menaruh batu mantra peledak di dalam tubuhku sehingga aku tidak bisa menolak perintahmu, lalu kau juga yang menjanjikan bahwa saat tugasku sudah selesai maka kau akan memberitahukan tentang keberadaan Night crow padaku ... Awalnya, saat menerima tugas darimu, motivasiku memangla demi mendapatkan informasi tentang keberadaan Night crow. Tapi, seiring berjalannya waktu, perjalanan yang telah kulalui malah memberikanku sebuah pengalaman yang sangat berharga. Dalam perjalanan itu aku bisa bertemu dengan teman-teman baru, bisa menjadi seorang juara Turnamen, dan bahkan bisa berkenalan dengan seorang Putri ... Hingga akhirnya aku juga bisa dipertemukan dengan kalung Ghistory, dan semua Hal itu membuatku sadar bahwa sekarang aku memiliki tanggung jawab besar, dengan semua kekuatan ini ... Tujuanku yang sekarang, sudah lebih besar daripada Night crow. Dan pertama-tama, hal yang harus kulakukan adalah mengalahkanmu! supaya hal buruk yang terjadi padaku serta pada para budak di Kastilmu, tidak akan terjadi kepada orang lain!” Kata Dragon yang sudah memperbaharui tekadnya.

   “Hmm ... Lalu bagaimana dengan Night crow? Apakah kau akan melupakannya?” Tanya Kai kepada Dragon sambil terus beradu pedang.

   “Tidak. Setelah membuat perhitungan denganmu, aku pasti akan menyelesaikan urusanku dengannya! ... Lalu berlanjut kepada para anggota Emperors unity yang lain!”

   Lalu Setelah berusaha mati-matian, akhirnya Dragon berhasil mendaratkan sebuah tebasan yang cukup kuat terhadap tubuh Kai. Namun, rupanya serangan tersebut tidak mempan dan bahkan tubuh Kai tidak mengalami goresan sedikitpun, serangan itu hanya menghempaskan tubuh Kai hingga menjauh saja. Sehingga Kai masih bisa berdiri dengan santai walaupun tubuhnya sudah terhempas dan menghantam tembok sampai hancur.

   “Hahahah ... Konyol sekali, perjalanan tersebut memang telah membuatmu mendapatkan banyak hal, terutama teman-temanmu itu. Jujur saja, aku sedikit cemburu ketika melihat kebersamaanu dengan mereka. Karena aku menganggap bahwa sepertinya kau sudah benar-benar melupakanku ... tapi tak apa, kau memang sudah seharusnya melupakanku. Dan aku juga sudah seharusnya melupakanmu. Karena hal terpenting bagiku sekarang, hanyalah menjadi anggota resmi dari kelompok Emperors unity, dan membangkitkan Tuan Darkros kembali ... Kau sudah bukan lagi bagian dari hidupku. Sekarang anggap saja bahwa Kai yang dulu sudah mati. Dan bersiaplah untuk menerima kekalahan dari Stellan flaur.” Ucap Kai yang merasa sangat percaya diri karena tubuhnya tidak bisa dilukai.

   “Aku merindukan Kai yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan mungkin tega menyakiti orang-orang tak bersalah. Dan Kai yang dulu, pasti akan selalu mendukung setiap jalan yang kupilih!” Kata Dragon dengan perasaan kesal.

   “Jalan yang kau pilih?? Semua jalan yang kau pilih itu hanyalah jalan menuju kegagalan! Buktinya sudah jelas! Ketika kita berdua gugur dalam peperangan besar dua tahun yang lalu.” Ujar Kai sambil berjalan mendekati Dragon, untuk kembali melangsungkan pertarungan.

   Kemudian, Dragon sempat terdiam sejenak dan akhirnya dia mengucapkan dua kata yang mampu membuat langkah Kai terhenti. “Maafkan aku.” Ucap Dragon secara singkat.

   “Apa? Kenapa kau minta maaf?” Kai bertanya lagi.

   “Itulah dua kata yang ingin kuucapkan jika aku mempunyai kesempatan untuk dapat bertemu denganmu lagi, namun tak kusangka kita malah bertemu dalam keadaan yang seperti ini ... Maafkan aku karena aku tidak berhasil menepati janji untuk saling melindungi di medan perang, walau seberapa keraspun aku berusaha untuk tetap berada disampingmu, tetapi keadaan tidak berjalan seperti yang kita inginkan, sehingga aku jadi kehilanganmu disan ... Namun Sebelum kita benar-benar berpisah, ada satu kalimat terakhir darimu yang tidak bisa kulupakan, yakni ‘Teruslah hidup, Dragon.’ Maka dari itu aku tetap hidup dan terus berkembang menjadi lebih sampai sekarang, supaya aku tidak menyia-nyiakan pengorbanan yang telah kau berikan padaku!! Kai !!” Teriak Dragon.

   Lalu Kai tertawa menanggapi hal tersebut. “Hahahaahaha ... Aku sudah melupakan hal itu, bahkan aku juga sudah melupakan masa-masa itu. Tak ada gunanya kau mengingatkanku.”

   Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Kai segera berlari lagi ke arah Dragon, begitupun sebaliknya, Dragon juga segera berlari ke arah Kai, sambil melesatkan pisau-pisau belati membara kepada teman yang sekarang sudah menjadi musuhnya itu, sehingga terjadilah hantaman dan ledakan-ledakan yang semakin memperparah rusaknya kondisi bangunan Kastil Flaur.


Dragon menyerang sambil melesatkan pisau-pisau belati membara, dan Kai mengayunkan pedang berkekuatan penghancurnya.


   Dengan mudah, Kai dapat menangkis semua lesatan pisau-pisau belati membara dari Dragon, kemudian Kai segera melesatkan serangan-serangan tebasan lagi yang langsung ditangkis oleh ayunan pedang api Dragon. Mereka benar-benar bertarung secara habis-habisan, bahkan hingga masing-masing dari mereka berdua sudah hampir kehabisan tenaga. Walaupun Dragon bisa menyayat tubuh Kai berkali-kali, namun tetap saja Kai tidak mengalami luka sedikitpun karena tubuhnya itu sudah mendapat suntikan serum DNA hybrid, sehingga membuat kulitnya menjadi kebal terhadap serangan. Beda halnya dengan Dragon yang sudah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya akibat terkena serangan sekaligus menahan serangan dari Kai.

   Kemudian Kai berbicara lagi kepada Dragon, sambil terus mengayunkan pedangnya. “Hanya segini saja kemampuanmu?! Bersiaplah untuk kalah !!” Ucap Kai. Lalu Kai mendaratkan sebuah serangan tebasan yang begitu kuat sampai-sampai tubuh Dragon langsung terhempas lalu menghantam tembok hingga hancur.


Dragon terlempar hingga terkapar di luar Kastil Flaur.


   Tubuh Dragon terhempas hingga mendobrak dan menembus tembok ke bagian luar, sehingga dirinya kini sudah berada di luar Kastil Flaur. Dragon terlihat sudah benar-benar babak belur, bahkan hanya untuk berdiri saja dia merasa sangat kesulitan. Sedangkan Kai yang masih terlihat baik-baik saja, segera berjalan dengan santai menghampiri Dragon sambil menghirup udara segar di luar Kastilnya.

   “Hmm, suasana disini memang nyaman. Itu sebabnya aku mendirikan tempat tinggalku di atas Tebing ini ... Tapi sekarang kenyamananku sedang terusik oleh keributan yang kau timbulkan."

  "Jika kau tidak ingin diusik, maka jangan usik hidup orang lain."

  "Hmm ... Apa kau dengar itu?” Tanya Kai kepada Dragon yang sedang berusah payah untuk berdiri kembali.

  "Apa?"

  “Saat ini, para Prajuritku sedang bersusah payah untuk melawan Putri tengil beserta tiga Kesatria bodohnya. Mereka semua benar-benar merepotkan, dan sangat berisik sekali.” Ujar Kai yang sedang berjalan keluar untuk mendekati Dragon.

   “Diam Kai, aku belum selesai denganmu.” Ucap Dragon.

   “Memangnya apa lagi yang dapat kau perbuat?? Semua seranganmu tidak ada yang mempan terhadapku, sedangkan tubuhmu sudah babak belur seperti itu, lebih baik kau segera menyerah ... Setelah mengalahkanmu disini, lalu aku akan menghabisi Tuan Putri serta ketiga Kesatrianya itu. Kira-kira cara apa yang paling tepat untuk membunuh mereka semua ya?” Ucap Kai yang berlagak di hadapan Dragon, karena dia tahu bahwa Dragon sudah tidak mempunyai lagi harapan untuk menang.

   “Tidak, tidak akan kubiarkan hal itu terjadi ... Sudah kubilang bahwa aku akan mengalahkanmu disini !!” Ujar Dragon.

   Lalu tiba-tiba, secara mengejutkan kalung Ghistory yang ada di leher Dragon mulai bersinar. Setelah itu, kalung tersebut mengeluarkan suatu energi murni yang langsung mengalir melewati bahu dan tangan Dragon hingga masuk ke dalam pedang Heat flame yang berada di genggaman tangan Dragon.


Energi murni dari kalung Ghistory mengalir pada pedang Heat flame.


   Energi murni tersebut lalu bercampur dengan kekuatan api yang ada di dalam pedang Heat flame, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada pedang tersebut. Pedang Heat flame tiba-tiba saja mengalami perubahan bentuk menjadi lebih besar serta lebih gahar, dan tentu saja hal itu juga turut mempengaruhi peningkatan kekuatan dari pedang Heat flame, sehingga membuat Dragon mulai merasakan adanya luapan kekuatan yang sangat melimpah dari dalam pedang di genggaman tangannya tersebut.

   Kai yang melihat hal itu, langsung terperangah karena Dragon ternyata sudah bisa membangkitkan kemampuan fase kedua dari kalung Ghistory, yakni pencampuran kekuatan. Pada 25 tahun yang lalu, Raja Velodros juga pernah menggunakan kemampuan tersebut terhadap bola Aporion milik Darkros, sehingga Raja Velodros dapat menggabungkan kekuatan penghancur dari bola Aporion dengan kalung Ghistory, lalu menggunakan kekuatan campuran tersebut untuk melawan Darkros.

  Dan sekarang, Dragon menggunakan kemampuan pencampuran itu, yang menggabungkan antara energi murni dan kekuatan api pedang Heat flame, sehingga terciptalah pedang Sakti dengan bentuk baru yang terlihat sangat kuat.

 Lalu wujud pedang itu diberi nama oleh Dragon, yakni pedang ‘Blazing magma’.


Dragon memegang pedang Blazing magma.


   Sambil merasa terpana, Kai berkata, “De- Dengan tekad untuk menolong orang lain, tak disangka kau benar-benar bisa menjadi lebih kuat. Tapi mari kita lihat, seberapa hebat pedangmu itu!”

   Kai segera melompat tinggi untuk mendaratkan serangan tebasan yang dapat membelah tubuh Dragon menjadi dua bagian. Tetapi, rupanya serangan tersebut tidak mempan terhadap Dragon, karena dengan sigap Dragon langsung menahan serangan itu menggunakan pedang besarnya, dan hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, Dragon hanya menggunakan satu tangan untuk menahan serangan kuat dari pedang Kai, yang sebelumnya bahkan bisa menghempaskan tubuh Dragon sampai keluar.

   Kai yang merasa geram karena serangannya kini dapat ditahan dan ditangkis Dengan mudah, langsung melancarkan lagi serangan-serangan tebasan yang lebih beringas terhadap Dragon. Tapi lagi-lagi hanya dengan mengandalkan satu tangan, Dragon berhasil menahan semua serangan tersebut menggunakan pedang mode barunya itu. Tubuh Dragon benar-benar tak bergeming dari tempatnya berdiri saat ini, tebasan-tebasan kuat dari Kai tidak ada lagi yang mampu untuk menghempaskan tubuh Dragon, saking kuatnya ketahanan dari pedang Blazing magma, yang bahkan sampai mempengaruhi kekuatan dari tubuh Dragon.

   Lama-kelamaan munculah api yang sangat membara di sekujur pedang Blazing magma, tanpa banyak bicara Dragon langsung mengayunkan pedangnya dengan begitu keras terhadap Kai, untuk memberikan tebasan api yang lebih kuat daripada sebelumnya. Lalu, walaupun Kai sudah menahan tebasan itu dengan sekuat tenaganya, tapi tetap saja tubuh Kai terdorong lalu terpental jauh ke atas hingga mendarat dan menghantam atap Kastilnya sendiri. Setelah hal itu terjadi, Kai yang masih dalam keadaan terkapar di atas atap Kastilnya, kembali dikejutkan oleh serangan-serangan dari Dragon yang selanjutnya.

   Dragon mulai melesatkan tebasan-tebasan api yang begitu kuat, kepada Kai yang masih berada di atas, sehingga Kai berulang kali terpelanting lalu harus bersusah payah berlari di sepanjang atapnya tersebut, untuk menghindari serangan-serangan yang begitu dahsyat dari bawah. Lalu saking banyaknya ledakan yang Kai terima, maka hal itu membuat tubuh Kai jadi terlempar dan terjun ke bawah kemudian jatuh menghantam tanah dengan cukup keras. Tapi tetap saja tubuh Kai tidak mengalami luka sama sekali walaupun dirinya sudah terkena oleh banyak serangan.

   Kini keadaan Kastil miliknya itu sudah benar-benar hampir hancur, dengan atapnya yang terbakar dan temboknya yang sudah porak poranda. Kai hanya bisa pasrah menerima keadaan tersebut, sambil berusaha berdiri untuk dapat bertarung melawan Dragon lagi, yang saat ini sudah sangat sulit untuk dapat dikalahkan. Kai yang tadinya lebih unggul, kini berbalik menjadi kerepotan menghadapi Dragon, apalagi Dragon kini menjadi lebih beringas dalam memberikan serangan-serangan penghancur, dengan api membara yang menyelimuti pedangnya.

   Tapi sepetinya Kai tidak memiliki niatan untuk menyerah sama sekali, karena Kai sudah berikrar bahwa dia akan bertarung secara habis-habisan melawan Dragon. Tanpa banyak bicara, Kai langsung berjalan lagi ke arah Dragon, untuk memberikan serangan pamungkas dari kedua pedangnya.


Kai melesatkan tebasan penghancur.

   Melihat tebasan penghancur yang sedang melesat ke arahnya, Dragon juga tidak mau kalah, dia segera melesatkan serangan tebasan api yang tak kalah kuatnya dari serangan yang dilesatkan oleh Kai, hingga kedua serangan itupun akhirnya beradu di tengah mereka berdua yang sedang saling berhadapan.


Dragon melesatkan tebasan api pamungkasnya.


   Kedua serangan dahsyat tersebut akhirnya menghasilkan sebuah ledakan besar yang terdengar cukup keras, sampai-sampai membuat para Prajurit Flaur dan Kelompok Putri Reina yang sedang bertarung tak jauh dari sana, menjadi terkejut karena mendengar suara gemuruh dari ledakan besar tersebut. Kemudian Putri Reina memerintahkan kepada ketiga kawannya untuk berusaha lebih keras lagi, supaya mereka bisa menghalangi para Prajurit Flaur yang dapat mengganggu berlangsungnya pertarungan Dragon Disana.

   Walaupun sebenarnya pertarungan antara Dragon melawan Stellan flaur sudah hampir selesai. Saat ini, Dragon dan Kai yang baru saja beradu kekuatan pamungkas, terlihat masih tetap bertarung secara habis-habisan, mereka berdua terus-menerus saling serang menggunakan pedang masing-masing, dan tidak menunjukan raut wajah lelah sama sekali. Namun, rupanya kekuatan yang sekarang Dragon miliki, mampu memberikan dampak yang begitu besar terhadap pertarungan tersebut. Lama-kelamaan Kai tampak begitu kewalahan melawan Dragon, karena Dragon berhasil menangkis setiap serangan darinya, dan Dragon juga berhasil mendaratkan beberapa serangan tebasan pada tubuh Kai, walaupun hal itu tidak berdampak apapun terhadap tubuh Kai. Hingga pada akhirnya, salah satu serangan tebasan dari Dragon mampu menghasilkan luka sayatan yang cukup besar pada pundak Kai, sehingga pundak Kai langsung berdarah.

   Melihat hal tersebut, Dragon jadi merasa terkejut karena dia menyadari bahwa saat ini tubuh Kai sudah dapat dilukai, dan jika Dragon memberikan serangan telak terhadap Kai, mungkin saja temannya itu bisa terbunuh, sehingga Dragon menjadi ragu untuk terus menggempur Kai dengan serangannya. 

  Maka, Bukannya terus menyerang, Dragon malah mengurangi serangannya terhadap Kai. Karena dia masih belum siap untuk kehilangan sahabatnya itu. Menghilangnya efek kebal yang dimiliki oleh Kai, sepertinya disebabkan oleh Serangan-serangan kuat dari pedang Dragon, sehingga kini efek dari serum DNA hybrid yang mengalir di tubuh Kai mulai memudar.

   Namun lain halnya dengan Kai, dia yang sudah tahu bahwa tubuhnya telah kehilangan kekebalan, malah semakin beringas memberikan serangan-serangan kuat terhadap Dragon, tanpa mempedulikan pertahanannya. Kemudian akhirnya Dragon berhasil membuat kedua pedang Kai terlempar dari tangannya, sehingga kini Kai harus bertarung dengan tangan kosong, tapi segera setelah itu, secara cepat Kai langsung memegang bilah pedang Dragon, kemudian dengan sengaja memajukan tubuhnya, sehingga perut Kai langsung tertusuk oleh ujung pedang milik Dragon.



Kai menusukan dirinya sendiri ke ujung pedang Dragon.


   Dragon yang menyaksikan hal itu dari jarak yang sangat dekat, tentu saja langsung merasa terkejut dan tak percaya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Kai dengan sengaja menusukan diri sendiri pada pedang yang ada di genggaman tangannya, entah itu untuk mengakhiri hidupnya atau untuk melakukan tujuan lain, Tapi yang jelas hal itu Kai lakukan tepat setelah dia kehilangan kekebalannya dan kedua pedangnya. Tak ada yang bisa Dragon ucapkan ketika hal itu terjadi, dia masih tetap memegangi gagang pedangnya dengan ekspresi wajah tercengang.

   Lalu sambil berbicara terbata-bata, Dragon mulai bertanya kepada Kai yang sedang berada di hadapannya dengan perut tertusuk pedang.

  “K- K- Kai ... Apa yang kau lakukan?” Tanya Dragon.

   “Peranku sudah selesai ... Uhuk.” Ucap Kai sembari memuntahkan darah.

   Lalu seketika itu juga, sesuatu mulai keluar dari mulut Kai dan langsung melayang ke atas udara, yakni aura kegelapan Darkros yang menyeruak keluar dari tubuh Kai, karena wadah yang disemayaminya itu kini sudah tidak bisa digunakan lagi. Setelah aura kegelapan itu berada diluar, tiba-tiba saja Aura kegelapan itu langsung menjadi pudar dan musnah hingga tak tersisa.


Aura kegelapan Darkros yang berada di tubuh Kai, keluar lalu musnah hingga tak tersisa.


   Kemudian, Kai segera melepaskan tubuhnya dari pedang Dragon, sehingga dirinya langsung ambruk dan tergeletak di tanah. Sedangkan Dragon yang masih tidak percaya atas kejadian tersebut, segera merubah pedangnya kembali seperti semula (Menjadi pedang Heat flame), kemudian Dragon segera bersimpuh dan menyanggah tubuh Kai yang sedang terkapar di tanah, dengan kondisi tubuh yang sudah tak ada harapan lagi untuk bisa selamat.

   “Kai, bertahanlah. Kenapa kau melakukan itu? Aku tidak punya maksud untuk membunuhmu.” Ucap Dragon sambil merasa khawatir terhadap kondisi Kai.

   Kemudian Kai menjawab, “Tidak apa-apa. Ini sudah sesuai dengan keinginanku, Dragon ... Selama ini aku sudah menjadi bidak dari aura kegelapan Darkros, bahkan aku juga telah melakukan berbagai hal buruk terhadap orang lain. Dan kini, aku sudah menerima ganjaran yang pantas untuk semua tindakanku."

   “Apa maksudmu? Ja- jangan banyak bicara Kai, ayo kita segera mencari bantuan." Tubuh Dragon gemetar karena khawatir dengan kondisi Kai.

   “Selama dua tahun ini aku sudah banyak melakukan hal buruk, demi memuaskan hawa nafsuku, ditambah dengan pengaruh dari aura kegelapan Darkros yang membuat diriku semakin haus akan kekuasaan. Namun dalam hati kecilku ini, aku mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidupku yang sudah tenggelam terlalu dalam di jalan kegelapan...  Lalu, ketika kau menampakan dirimu Lagi di hadapanku setelah 2 tahun, sejujurnya aku merasa senang, sehingga aku memutuskan untuk memberikanmu tugas itu, supaya dirimu bisa belajar banyak dan berkembang semakin kuat. Lalu setelah hal itu telah tercapai, maka aku bisa mati dengan tenang ... Teruslah hidup Dragon. Dan jadilah seorang Kesatria sejati, Uhuk!” Kai kembali memuntahkan darah.

   “K- Kai.” Ucap Dragon yang merasa sangat sedih dan tak bisa berkata apa-apa lagi.

   Tetapi Kai terus bersikeras untuk tetap berada disana, sambil melanjutkan perkataannya. “Dan aku juga bersyukur karena aku telah mendapatkan kesempatan untuk bisa melawanmu, sehingga aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu sama sekali. Dengan melawanmu sekuat tenaga aku berusaha membuatmu melewati batas kemampuan yang kau miliki, supaya kau bisa terus bertambah semakin lebih kuat, dan ternyata hal itu berhasil. Kau akhirnya bisa menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory untuk mengubah pedangmu ... Lalu setelah efek dari serum DNA hybrid di dalam tubuhku ini sudah mulai hilang, maka aku memutuskan untuk segera mengakhiri hidupku, supaya aura kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuhku ini bisa musnah dengan seketika ... Heheh, uhuk uhuk.” Kai memuntahkan darah lagi.

   “Kenapa kau bertindak sampai sejauh itu?” Tanya Dragon lagi.

   “Itu semua demi kau, teman ... Tadi kau lihat sendiri kan, jika tekadmu untuk menolong orang lain begitu kuat. Maka kalung Ghistory akan menggabungkan kekuatannya dengan benda sihir yang kau miliki. Selain dengan pedangmu, kekuatan dari kalung Ghistory juga bisa digabungkan dengan benda-benda lain yang kau miliki ... Sehingga kau masih punya potensi untuk berkembang menjadi semakin lebih hebat lagi.” Kata Kai sambil tersenyum di pangkuan Dragon.

   “Apa?”

   “Oh ya, kau ingin tahu dimana keberadaan Night crow kan?" Tanya Kai.

   "Tidak, aku tidak butuh itu sekarang, aku hanya ingin supaya kau bertahan!"

   Lalu Kai melanjutkan perkataannya, "... Night crow, sedang merencanakan sesuatu bersama Grim claw, untuk melawan Gold one.” Ucap Kai memberitahukan sebuah informasi penting kepada Dragon.

   “Sudah cukup bicaranya, aku akan membawamu pergi dari sini.” Ujar Dragon yang ingin segera menyelamatkan nyawa temannya itu, namun sepertinya dia sudah terlambat.

   “Ti- tidak Dragon, seperti yang tadi sudah kubilang. Peranku sudah berakhir ... A- aku senang, karena aku bisa mati di tanganmu, kawan...” Ucap Kai dengan nafas yang sudah semakin melemah.

   “Tidak, Kai. Jangan berkata seperti itu.” Dragon mulai menangis.

   “Teruslah hidup, Dragon.” Ucap Kai sambil menghembuskan nafas terakhirnya.

   Dragon terdiam sejenak sambil merasa tidak percaya. “... Kai, Kai, bangun. Kaai !! Kaai !! Bangun ... Kaaaaai !!” Walau Dragon berteriak sambil menangis sekuat apapun, nyawa temannya itu sudah tidak bisa tertolong lagi, kini Kai sudah pergi untuk selamanya.

   Kai sudah tiada. Dan dia telah mati sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena beban dosa yang dia tanggung selama ini.

  Ternyata hidup Kai selama ini selalu dia dedikasikan untuk kepentingan Dragon. Walaupun dia juga sempat melakukan hal-hal buruk ketika dalam masa-masanya menjadi Stellan flaur, tapi tetap saja, kematiannya itu telah membawa dampak yang begitu besar terhadap diri Dragon. Maka dari itu Dragon merasa sangat sedih dan kecewa ketika harus kehilangan lagi orang yang paling berharga baginya tepat di hadapan matanya, dan tidak ada yang dapat Dragon lakukan untuk mengubah hal tersebut.

   Setelah Kai alias Stellan Flaur sudah berhasil dikalahkan, maka itu artinya pengaruh dari mantra patuh terhadap seluruh Prajuritnya kini Jadi menghilang. Sehingga mereka semua mulai ambruk satu persatu dan tak mampu lagi untuk memberikan perlawanan terhadap Putri Reina serta tiga Kesatria badai Nexus. Sehingga kini pertempuran di area tersebut telah benar-benar berakhir, lalu setelah itu Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus bergegas untuk mendatangi keberadaan Dragon.

   Sesampainya di tempat Dragon berada, mereka langsung merasa terenyuh ketika melihat Dragon yang sedang menangis meratapi kepergian musuh yang ternyata adalah teman lamanya sekaligus orang yang sangat berarti baginya. Sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika menyaksikan hal itu terjadi, mereka hanya bisa berdiri terdiam saja sambil merasa prihatin terhadap Dragon.



Dragon merangkul Kai yang sedang dalam keadaan sekarat.


   Disamping segala hal yang telah terjadi, bagaimanapun juga Dragon sudah berhasil mengalahkan salah satu anggota Emperors unity. Itu artinya secara tidak langsung dia sudah menyulut peperangan melawan kelompok paling ditakuti di seluruh penjuru Negeri Azhuloth tersebut. Enam anggota yang tersisa adalah :

1. Gold one yang sudah menguasai Kerajaan Distra.

2. Merliana yang masih belum diketahui keberadaanya.

3. Heatless yang juga belum diketahui keberadaannya.

4. Hebi yang sedang sibuk untuk membesarkan anak-anaknya (Monster Grood).

5. Grim claw yang melakukan eksperimen DNA hybrid terhadap manusia.

6. Dan Night crow yang telah membunuh guru Dragon.


Anggota Emperors unity yang tersisa hanya tinggal 6 orang.


   Siapakah di antara mereka berenam yang akan Dragon hadapi selanjutnya? Dan dimanakah keberadaan dari bola Aporion, yang menyegel inti kekuatan Darkros? Terus ikuti kisahnya ya.



Bersambung . . .



Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 40



Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 38



Spoiler : Dragon akan bertemu dengan teman-temannya kembali (Gill, Tatsui, dan Glauss)


No comments:

Post a Comment