Chapter 39 : What is friend?
Dikisahkan sebelumnya, Dragon yang ingin membuat perhitungan terhadap
Stellan flaur, kini sudah sampai di Kastil milik sang Penyihir jahat
tersebut. Setelah melewati berbagai rintangan yang sudah disiapkan
untuknya, dimulai dari sergapan para manusia serigala (Yang ternyata adalah
para budak pembangkang di Kastil Flaur, yang dirubah oleh suntikan serum
DNA hybrid). Lalu berlanjut pada penghadangan yang dilakukan oleh para
Prajurit di luar Kastil Flaur, sehingga Dragon harus bertarung dengan susah
payah melawan mereka semua yang berjumlah cukup banyak serta dipersenjatai
oleh tombak berkekuatan penghancur. Dan hal yang sungguh merepotkannya
adalah, para Prajurit tersebut juga sudah diberi mantra patuh penghilang
rasa sakit, sehingga mereka tetap bangkit walau sudah terluka parah, mereka
semua benar-benar menjadi benteng pertahanan yang kokoh nan beringas untuk
menghalangi jalan Dragon.
Untungnya, Dragon tidak sendirian dalam menghadapi gempuran para Prajurit
itu, karena ketika dia sudah mulai kewalahan, akhirnya dia mendapatkan bala
bantuan dari pihak Kerajaan Nexus, sehingga Dragon dapat terlepas dari
keadaan yang sangat genting dan berbahaya. Bala bantuan dari Kerajaan Nexus
itu berjumlah empat orang, yakni Putri Reina, Rizu, Arci, dan Holdi,
ditambah satu orang lagi yaitu Mailon yang mereka bawa sebagai penunjuk
jalan, dan kemudian dilepaskan disana.
Dengan ijin yang telah diberikan oleh Raja dan Jenderal Eagle, maka Putri
dan tiga Kesatria badai Nexus bisa berada disana untuk menolong Dragon,
karena Putri Reina sudah memberitahukan kebenaran tentang Dragon kepada
para penghuni Istana. Putri tidak mau hanya berdiam diri saja setelah
mengetahui hal yang harus Dragon hadapi, maka dari itu Putri sangat ingin
menolong Dragon untuk menghentikan dalang dibalik kasus pencurian yang
telah dilakukan oleh Dragon. Selain itu, Putri Reina juga memiliki
keyakinan yang sama seperti ayahnya, dia mempercayai bahwa pasti ada suatu
alasan baik mengenai dipilihnya Dragon sebagai pemilik sejati dari Kalung
Ghistory.
Singkat cerita, mereka bertarung saling berdampingan dengan Dragon untuk
melawan dan mengalahkan para Prajurit Flaur yang jumlahnya sangat banyak
dan terus berdatangan disana, sembari bertegur sapa dan saling berbincang,
membicarakan hal-hal seputar masalah yang sedang terjadi.
Mereka juga berusaha untuk mencari cara supaya dapat melewati banyaknya
para Prajurit yang menghadang mereka disana, terutama cara supaya Dragon
bisa melanjutkan langkahnya menuju ke Kastil Flaur. Maka dari itu Putri
Reina segera memerintahkan tiga Kesatria badai Nexus untuk membuat jalan
bagi Dragon supaya dia bisa terlepas dari area pertempuran tersebut dan
terus melaju, untuk bisa sampai ke Kastil sang Penyihir jahat (Stellan
flaur).
Berkat bantuan dari Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, akhirnya
Dragon dapat melanjutkan langkahnya untuk dapat menemui Stellan flaur, yang
sedang menunggu dengan santai sambil duduk di kursi singgasananya. Selain
itu Flaur juga sedang merasa kesal, karena semua rencananya telah
berantakan. Dimulai dari Dragon yang sudah terbebas dari pengaruh batu
mantranya, lalu dua anak buahnya (Krypt dan Mailon) yang sudah dikalahkan,
dan kini usaha penghadangan serta penangkapan Dragon di Tebingnya, juga
telah gagal karena Dragon mendapatkan bantuan dari Putri Reina dan ketiga
temannya (Tiga Kesatria badai Nexus).
Maka dari itu, sekarang yang harus dilakukannya adalah bersiap untuk
melawan Dragon, yang sudah tiba di hadapannya sambil membawa segunung
amarah. Namun, ketika Dragon akan mulai menghajar Stellan flaur. Dragon
malah mendapat sebuah kejutan yang sangat mencengangkan dari musuhnya itu,
yakni saat Stellan flaur mulai menunjukan identitas aslinya, yang ternyata
adalah Kai (Teman seperjuangan Dragon sejak kecil). Dua tahun yang lalu
mereka terpisah dalam perang, ketika Kerajaan Fulcan mengalami kekalahan
dari Kerajaan Distra.
Waktu itu, mereka berdua sebenarnya masih bertahan hidup walaupun sudah
dianggap gugur dalam peperangan tersebut, namun keduanya menempuh jalan
yang berbeda sejak saat itu. Dragon ditemukan dan dijadikan murid oleh
seorang Pandai besi (Yang juga sebenarnya adalah Kesatria naga). Sedangkan
Kai yang dalam keadaan sekarat, ditolong oleh aura kegelapan Darkros lalu
dijadikan muridnya, sehingga dia akhirnya menjadi Stellan flaur, sang
Penyihir penguasa Tebing utara, sesuai dengan bimbingan dan kehendak dari
aura kegelapan Darkros tersebut.
Alasan mengapa Kai dipilih sebagai murid dari aura kegelapan itu, karena
Kai merupakan orang yang paling dekat dengan sang Pemilik sejati Kalung
Ghistory (Dragon). Sehingga aura kegelapan Darkros ingin mempersiapkan Kai
sebagai wadah untuk tempatnya bersemayam yang paling ideal, terutama
sebagai lawan yang akan menyulitkan Dragon, karena bagaimanapun juga Kai
merupakan teman seperjuangan Dragon. Maka setelah itu, dia bisa mewujudkan
ambisinya untuk menemukan bola Aporion dengan cara memanfaatkan Dragon,
lalu akhirnya dia bisa membangkitkan tubuh aslinya kembali, yaitu Darkros
yang sesungguhnya.
Bagi Dragon, ini adalah takdir yang sangat kejam. Namun bagi Kai, ini
adalah takdir yang harus dijalaninya supaya dia bisa menjadi Penguasa
sejati. Pertarungan yang akan segera berlangsung antara mereka berdua,
sudah tidak dapat terelakan lagi.
Walau Dragon terus berusaha untuk meyakinkan Kai bahwa kehidupan yang sudah
dijalaninya itu salah, tetapi Kai tetap saja tidak mau mendengarkan Dragon
dan malah terus bersikukuh untuk mempertahankan statusnya sebagai Penyihir
penguasa Tebing utara, karena kehidupan itulah yang selalu dia
damba-dambakan sejak dulu, dan tidak mungkin Kai akan melepaskan itu semua
begitu saja. Sehingga Dragon jadi tidak punya pilihan lain, selain harus
melawan sahabatnya tersebut, karena Dragon juga harus memperjuangkan para
budak serta orang-orang yang telah menderita akibat dari perbuatan
Kai/Stellan flaur.
Sekarang, Kai yang sudah disemayami oleh aura kegelapan Darkros secara
utuh, jadi mendapatkan kekuatan lebih berupa keabadian (Berumur panjang),
ditambah kekuatan lain yang akan mendukung dirinya dalam menghadapi Dragon.
Untuk pertahanannya, dia sudah menyuntikan serum DNA hybrid ke dalam
dirinya sendiri, sehingga tubuhnya menjadi kebal terhadap serangan apapun.
Sedangkan untuk senjatanya, dia memiliki dua buah pedang khusus yang sudah
digabungkan dengan sampel kekuatan dari Hebi, sehingga dia bisa melancarkan
serangan penghancur untuk menandingi kekuatan api dari pedang Heat flame
milik Dragon. Jadi, kondisi Kai saat ini sudah benar-benar sangat komplit
untuk dapat melangsungkan pertarungan.
Di lain pihak, Dragon akan menghadapi Kai dengan menggunakan pisau-pisau
belati dari Melinda, dan pedang Heat flame yang mempunyai daya serang api
kuat. Namun jika dibandingkan dengan tekad Kai saat ini, semangat Dragon
yang sebelumnya berkobar, sepertinya mulai sedikit meredup, hatinya sedang
diselimuti oleh keraguan, karena sepertinya dia merasa tidak sanggup untuk
melawan temannya sendiri.
Lalu Kai mulai bertanya kepada Dragon yang sedang diam tertegun. “Ada apa
Dragon? Kenapa kau diam saja? Mana semangat yang tadi kau tunjukan padaku?
... Ayo serang aku!!” Ujar Kai kepada Dragon yang masih dalam keadaan
bingung.
Dragon menjawab. “Kai, pasti ada jalan lain untuk menyelesaikan
masalah ini ... Sadarlah, bahwa semua yang telah kau lakukan itu salah.”
“Sudah tidak ada jalan kembali, Dragon ... Sudah tidak ada jalan kembali.
Jika kau tidak mau menyerangku, maka akulah yang akan menyerang duluan!”
Ucap Kai sambil berlari ke arah Dragon untuk memberikan serangan.
Kai mulai mendaratkan serangan-serangan tebasan yang cukup kuat terhadap
Dragon, sedangkan Dragon hanya berusaha untuk menahan semua serangan
tersebut dengan menggunakan pedang apinya, tanpa membalas serangan Kai sama sekali. Namun, karena saking kuatnya tebasan yang dilancarkan oleh Kai, maka tubuh Dragon terus
menerus dibuat mundur akibat hentakan.
Kemudian Kai mulai mengeluarkan serangan energi penghancur dari kedua
pedangnya, yang mampu menghancurkan tembok hingga porak poranda. Dan walaupun Dragon bisa menahan serangan-serangan tersebut dengan pedang Heat flame, namun tetap saja tubuh Dragon
mengalami dorongan kuat hingga terhempas jauh meskipun dia sudah berusaha
untuk menahan serangan itu sekuat tenaga.
Sepertinya pertarungan mereka berdua tidak berlangsung secara
sengit, dikarenakan Dragon yang bertarung dengan perasaan setengah hati.
“Api di pedangmu itu sudah mulai padam ya ... Apakah karena semangatmu sudah
memudar? Rupanya tekadmu yang ingin menyelamatkan semua orang itu hanyalah
hisapan jempol belaka.” Ucap Kai sambil berjalan mendekati Dragon yang baru
saja dihempaskan hingga tersungkur ke lantai.
Lalu Dragon berdiri sambil berkata. “... Kalau bisa, aku ingin menyelamatkan semua orang sekaligus menyelamatkanmu.” Kata Dragon dengan
ekspresi wajah yang memohon supaya Kai mau berubah.
“Naif sekali kau ini. Hal itu tidak mungkin terjadi ... Bagaimanapun juga,
kau harus memilih! Jika kau ingin menyelamatkan semua orang, maka kau harus melawanku. Tapi jika kau tidak ingin melawanku, maka bersiaplah
untuk kalah, lalu jadilah anak buahku dekali lagi.” Ucap Kai
sambil bersiap untuk menembakan lagi tebasan penghancur kepada Dragon.
Tiba-tiba Melinda (Lempengan emas yang ada di bahu Dragon) Memancarkan
cahaya terang, sehingga keadaan disana menjadi silau, dan Kai jadi tidak
bisa melihat apapun untuk beberapa saat. Sedangkan Dragon, seketika itu
juga langsung berlindung dibalik tiang untuk menyembunyikan keberadaannya
dari Kai.
Lalu Melinda segera berbicara kepadanya. “Dragon, apa yang kau lakukan?
Kenapa kau tidak menyerangnya? Kau harus bisa mengalahkannya! Supaya kau
tidak kembali menjadi alat yang dapat digunakan olehnya untuk berbuat
kejahatan ... Jika kau tidak mengalahkannya, maka semua usaha kita untuk
menyelamatkan para budak itu akan sia-sia!” Ujar Melinda kepada Dragon.
“Aku tahu, tapi ...” Dragon tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena Kai
tiba-tiba kembali menyerang.
"DUUUAAAARRRR!!!" lantai di dekat tubuh Dragon hancur. Sehingga Dragon harus meloncat untuk menghindari ledakan tersebut.
Setelah cahaya yang menyilaukan mata itu sudah menghilang, Kai jadi bisa
melihat lagi secara jelas, dan tampaknya dia juga sudah tahu dimana Dragon
sedang berada, yaitu dibalik sebuah tiang yang ada di sebelah kirinya. Maka
dari itu Kai segera menembakan lagi energi penghancur yang lebih kuat
kepada tiang tempat Dragon bersembunyi.
Saking kuatnya serangan tersebut, bahkan tiang yang dikenainya langsung
hancur seketika dan runtuh hingga hampir menimpa Tubuh Dragon. Namun karena
Dragon langsung berguling untuk menghindari ledakan tersebut, maka dirinya
jadi bisa selamat dari reruntuhan tiang. Lalu setelah itu dia yang sudah
keluar dari tempatnya bersembunyi, terpaksa harus menghadapi Kai lagi dalam
pertarungan Adu pedang, karena Kai sudah berada di dekatnya sambil mengayunkan
kedua pedang ke arah kepala Dragon.
Dengan cekatan, Dragon segera menahan serangan tersebut menggunakan pedang
apinya, maka terjadilah adu pedang yang sengit di antara mereka berdua, tetapi
saking kuatnya serangan penghancur dari pedang Kai, lagi-lagi tubuh Dragon
dapat dihempaskan jauh hingga punggungnya menghantam tembok dengan cukup
keras.
Kemudian, Dragon ambruk ke lantai setelah tubuhnya dihantamkan ke tembok
oleh Kai, dia mengalami luka-luka yang cukup serius di sekujur tubuhnya,
Dragon terlihat begitu lemas dan tidak sanggup untuk berdiri, sepertinya
dia sudah tidak punya semangat untuk bertarung melawan temannya itu.
"Dragon, sadarlah!! Kau harus bertarung melawannya! Kuatkan dirimu."
"Tapi..." Dragon masih memiliki keraguan dalam hatinya. Dia sebenarnya tidak ingin melawan teman lamanya itu, sehingga dia terlihat tidak fokus dalam bertarung.
Kai yang melihat hal itu, hanya diam berdiri sambil berbicara lagi kepada
Dragon. “Hmm ... Ini mungkin tidak ada hubungannya denganmu. Tapi, aku
ingin menanyakan sesuatu ... Apakah kau masih ingat mengenai pria tua yang
waktu itu satu ruangan denganmu di penjaraku?” Tanya Kai kepada Dragon yang
sedang dalam keadaan berusaha berdiri.
Dragon sempat terdiam sejenak ketika mendengarkan pertanyaan tersebut, lalu
dia menatap Kai dengan wajah serius sambil berkata. “Ada apa dengan pria tua itu?”
“Selama kau tidak ada disini, aku sedikit bermain-main dengannya hingga aku
kelepasan. Sehingga akhirnya ... Dia mati.” Ucap Kai dengan santai.
“A- apa?? ... Apa yang sudah kau perbuat kepadanya?!” Teriak Dragon sambil
berusaha berdiri.
“Aku hanya memberikannya hukuman cambuk, karena dia terus saja memberi
motivasi terhadap budak-budak yang lain supaya mereka melawanku.”
“Apa-apaan itu?” Dragon mulai merasa geram.
“Oh iya, apakah kau tahu siapa namanya? Kalau tidak salah, namanya adalah
... Kajiro Katsui, dan dia berasal dari sebuah Desa kecil di daerah timur.”
Ucap Kai sambil tersenyum jahat.
“Kai !! Beraninya kau !!” Teriak Dragon sambil berlari dengan penuh amarah
untuk kembali melawan teman lamanya itu. Bersamaan dengan hal tersebut, api
di pedang Heat flame pun mulai berkobar semakin besar.
Maka terjadilah pertarungan yang Lebih sengit antara Dragon melawan Kai,
dimana kekuatan api dan energi penghancur saling berbenturan satu sama
lain, hingga menyebabkan hancurnya struktur bangunan di ruangan tempat
mereka bertarung. Karena gelombang serangan penghancur dari mereka berterbangan
meluncur ke segala arah, dan hampir semuanya mengenai dinding serta hal-hal
lain yang berada di dalam ruangan tersebut.
Dari luar, Kastil Flaur terlihat seperti sedang mengalami gempa bumi yang
cukup hebat, karena bangunan itu terus saja bergetar, dibarengi dengan
dinding-dinding serta jendela-jendela yang hancur berantakan. Saking
dahsyatnya adu kekuatan dari serangan pedang Kai dan pedang api Dragon.
Kini Dragon sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya,
karena dia merasa bertanggung jawab atas kematian dari pria tua yang
bernama Kajiro Katsui tersebut, dan jika dia sampai kalah dari Kai, maka
korban dari tindakan jahat Kai pastinya akan semakin bertambah lagi, Jadi
kini Dragon benar-benar sudah sangat serius dalam menjalani pertarungannya
melawan Kai. Maka dari itu kini kekuatan api dari pedang Heat flame mulai
meningkat secara drastis, supaya Dragon bisa mengimbangi serangan-serangan dari pedang berkekuatan penghancur milik Kai.
“Nah, bagus! Begitu baru benar! Hadapi aku dengan penuh kebencian.” Ucap Kai yang masih terus berusaha menyerang Dragon.
“Aku tidak akan menyerah! Aku pasti
akan mengalahkanmu, lalu merubahmu menjadi Kai yang dulu kukenal !!” Ujar
Dragon yang membuat tekad baru, sambil memberikan tebasan-tebasan api
kepada Kai.
“Lupakanlah aku yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan pernah kembali
lagi. Sekarang hanya ada Stellan flaur.”
“Stellan flaur itu hanyalah omong kosong yang dibuat oleh aura kegelapan
Darkros untuk memanfaatkanmu! Sadarlah Kai !”
“Aku sudah sangat sadar! Inilah kehidupan yang kuidam-idamkan selama ini.
Akhirnya aku bisa merasakan kejayaan, kekuasaan, serta kekayaan yang selalu
kuinginkan. Maka dari itu tidak akan kubiarkan kau merenggut semua itu dariku ...
Menyerahlah Dragon!! lalu gunakanlah kalung Ghistory untuk kepentinganku!”
Ujar Kai yang dipenuhi ambisi.
Sambil bertarung secara sengit, mereka terus berbicara antara satu sama
lain.
“Aku tidak akan pernah menggunakan kekuatan dari kalung ini untuk
kepentingan jahatmu! Karena menjadi pemilik dari kalung ini, merupakan
suatu tanggung jawab besar yang harus kuemban!” Jawab Dragon dengan penuh
emosi.
“Hmm, jadi sekarang kau sudah punya tujuan hidup yang lain ya ... Aku masih
ingat ketika kau pertama kali datang kesini. Waktu itu kau sangat berambisi
untuk membalas dendam terhadap Night crow, sampai-sampai kau mau menukarkan
informasi tentang keberadaan Night crow dengan bola Aporion.”
“Tidak! Aku berusaha mencuri bola Aporion karena kau yang memaksaku! Kau
menaruh batu mantra peledak di dalam tubuhku sehingga aku tidak bisa
menolak perintahmu, lalu kau juga yang menjanjikan bahwa saat tugasku sudah
selesai maka kau akan memberitahukan tentang keberadaan Night crow padaku
... Awalnya, saat menerima tugas darimu, motivasiku memangla demi mendapatkan informasi tentang keberadaan Night crow. Tapi,
seiring berjalannya waktu, perjalanan yang telah kulalui malah memberikanku sebuah pengalaman yang sangat berharga. Dalam perjalanan itu aku bisa bertemu dengan teman-teman baru, bisa menjadi
seorang juara Turnamen, dan bahkan bisa berkenalan dengan seorang Putri ... Hingga akhirnya aku juga bisa dipertemukan dengan kalung Ghistory, dan semua Hal itu membuatku sadar bahwa sekarang aku memiliki tanggung jawab besar, dengan semua kekuatan ini ... Tujuanku yang sekarang, sudah lebih besar daripada Night crow. Dan pertama-tama, hal yang harus kulakukan adalah
mengalahkanmu! supaya hal buruk yang terjadi padaku serta pada para budak
di Kastilmu, tidak akan terjadi kepada orang lain!” Kata Dragon yang sudah
memperbaharui tekadnya.
“Hmm ... Lalu bagaimana dengan Night crow? Apakah kau akan melupakannya?”
Tanya Kai kepada Dragon sambil terus beradu pedang.
“Tidak. Setelah membuat perhitungan denganmu, aku pasti akan menyelesaikan
urusanku dengannya! ... Lalu berlanjut kepada para anggota Emperors unity yang lain!”
Lalu Setelah berusaha mati-matian, akhirnya Dragon berhasil mendaratkan sebuah tebasan yang cukup
kuat terhadap tubuh Kai. Namun, rupanya serangan tersebut tidak mempan dan
bahkan tubuh Kai tidak mengalami goresan sedikitpun, serangan itu hanya
menghempaskan tubuh Kai hingga menjauh saja. Sehingga Kai masih bisa
berdiri dengan santai walaupun tubuhnya sudah terhempas dan menghantam
tembok sampai hancur.
“Hahahah ... Konyol sekali, perjalanan tersebut memang telah membuatmu
mendapatkan banyak hal, terutama teman-temanmu itu. Jujur saja, aku sedikit
cemburu ketika melihat kebersamaanu dengan mereka. Karena aku menganggap
bahwa sepertinya kau sudah benar-benar melupakanku ... tapi tak apa, kau
memang sudah seharusnya melupakanku. Dan aku juga sudah seharusnya
melupakanmu. Karena hal terpenting bagiku sekarang, hanyalah menjadi
anggota resmi dari kelompok Emperors unity, dan membangkitkan Tuan Darkros
kembali ... Kau sudah bukan lagi bagian dari hidupku. Sekarang anggap saja bahwa Kai yang dulu sudah mati. Dan bersiaplah untuk menerima kekalahan
dari Stellan flaur.” Ucap Kai yang merasa sangat percaya diri karena
tubuhnya tidak bisa dilukai.
“Aku merindukan Kai yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan mungkin
tega menyakiti orang-orang tak bersalah. Dan Kai yang dulu, pasti akan
selalu mendukung setiap jalan yang kupilih!” Kata Dragon dengan perasaan
kesal.
“Jalan yang kau pilih?? Semua jalan yang kau pilih itu hanyalah jalan
menuju kegagalan! Buktinya sudah jelas! Ketika kita berdua gugur dalam
peperangan besar dua tahun yang lalu.” Ujar Kai sambil berjalan mendekati
Dragon, untuk kembali melangsungkan pertarungan.
Kemudian, Dragon sempat terdiam sejenak dan akhirnya dia mengucapkan dua
kata yang mampu membuat langkah Kai terhenti. “Maafkan aku.” Ucap Dragon
secara singkat.
“Apa? Kenapa kau minta maaf?” Kai bertanya lagi.
“Itulah dua kata yang ingin kuucapkan jika aku mempunyai kesempatan untuk
dapat bertemu denganmu lagi, namun tak kusangka kita malah bertemu dalam
keadaan yang seperti ini ... Maafkan aku karena aku tidak berhasil menepati
janji untuk saling melindungi di medan perang, walau seberapa keraspun aku berusaha untuk tetap berada
disampingmu, tetapi keadaan tidak berjalan seperti yang kita inginkan, sehingga aku jadi kehilanganmu disan ... Namun Sebelum kita benar-benar berpisah, ada satu kalimat terakhir darimu
yang tidak bisa kulupakan, yakni ‘Teruslah hidup, Dragon.’ Maka dari itu
aku tetap hidup dan terus berkembang menjadi lebih sampai sekarang,
supaya aku tidak menyia-nyiakan pengorbanan yang telah kau berikan padaku!!
Kai !!” Teriak Dragon.
Lalu Kai tertawa menanggapi hal tersebut. “Hahahaahaha ... Aku sudah
melupakan hal itu, bahkan aku juga sudah melupakan masa-masa itu. Tak ada gunanya kau mengingatkanku.”
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Kai segera berlari lagi ke arah
Dragon, begitupun sebaliknya, Dragon juga segera berlari ke arah Kai,
sambil melesatkan pisau-pisau belati membara kepada teman yang sekarang
sudah menjadi musuhnya itu, sehingga terjadilah hantaman dan ledakan-ledakan yang
semakin memperparah rusaknya kondisi bangunan Kastil Flaur.
Dragon menyerang sambil melesatkan pisau-pisau belati membara, dan Kai mengayunkan pedang berkekuatan penghancurnya. |
Dengan mudah, Kai dapat menangkis semua lesatan pisau-pisau belati membara
dari Dragon, kemudian Kai segera melesatkan serangan-serangan tebasan lagi
yang langsung ditangkis oleh ayunan pedang api Dragon. Mereka benar-benar
bertarung secara habis-habisan, bahkan hingga masing-masing dari mereka
berdua sudah hampir kehabisan tenaga. Walaupun Dragon bisa menyayat tubuh
Kai berkali-kali, namun tetap saja Kai tidak mengalami luka sedikitpun
karena tubuhnya itu sudah mendapat suntikan serum DNA hybrid, sehingga
membuat kulitnya menjadi kebal terhadap serangan. Beda halnya dengan Dragon yang sudah
mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya akibat terkena serangan
sekaligus menahan serangan dari Kai.
Kemudian Kai berbicara lagi kepada Dragon, sambil terus mengayunkan
pedangnya. “Hanya segini saja kemampuanmu?! Bersiaplah untuk kalah !!”
Ucap Kai. Lalu Kai mendaratkan sebuah serangan tebasan yang begitu kuat
sampai-sampai tubuh Dragon langsung terhempas lalu menghantam tembok hingga
hancur.
Tubuh Dragon terhempas hingga mendobrak dan menembus tembok ke bagian luar, sehingga
dirinya kini sudah berada di luar Kastil Flaur. Dragon terlihat sudah
benar-benar babak belur, bahkan hanya untuk berdiri saja dia merasa sangat
kesulitan. Sedangkan Kai yang masih terlihat baik-baik saja, segera
berjalan dengan santai menghampiri Dragon sambil menghirup udara segar di
luar Kastilnya.
“Hmm, suasana disini memang nyaman. Itu sebabnya aku mendirikan tempat
tinggalku di atas Tebing ini ... Tapi sekarang kenyamananku sedang terusik
oleh keributan yang kau timbulkan."
"Jika kau tidak ingin diusik, maka jangan usik hidup orang lain."
"Hmm ... Apa kau dengar itu?” Tanya Kai
kepada Dragon yang sedang berusah payah untuk berdiri kembali.
"Apa?"
“Saat ini, para Prajuritku sedang
bersusah payah untuk melawan Putri tengil beserta tiga Kesatria bodohnya.
Mereka semua benar-benar merepotkan, dan sangat berisik sekali.” Ujar Kai
yang sedang berjalan keluar untuk mendekati Dragon.
“Diam Kai, aku belum selesai denganmu.” Ucap Dragon.
“Memangnya apa lagi yang dapat kau perbuat?? Semua seranganmu tidak ada
yang mempan terhadapku, sedangkan tubuhmu sudah babak belur seperti itu,
lebih baik kau segera menyerah ... Setelah mengalahkanmu disini, lalu aku
akan menghabisi Tuan Putri serta ketiga Kesatrianya itu. Kira-kira cara apa
yang paling tepat untuk membunuh mereka semua ya?” Ucap Kai yang berlagak di
hadapan Dragon, karena dia tahu bahwa Dragon sudah tidak mempunyai lagi
harapan untuk menang.
“Tidak, tidak akan kubiarkan hal itu terjadi ... Sudah kubilang bahwa aku akan mengalahkanmu disini !!” Ujar
Dragon.
Lalu tiba-tiba, secara mengejutkan kalung Ghistory yang ada di leher Dragon mulai bersinar.
Setelah itu, kalung tersebut mengeluarkan suatu energi
murni yang langsung mengalir melewati bahu dan tangan Dragon hingga masuk ke dalam pedang Heat flame yang berada di genggaman tangan
Dragon.
Energi murni tersebut lalu bercampur dengan kekuatan api yang ada di dalam pedang
Heat flame, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada pedang
tersebut. Pedang Heat flame tiba-tiba saja mengalami perubahan bentuk menjadi lebih besar serta lebih gahar, dan tentu saja hal itu juga turut mempengaruhi peningkatan
kekuatan dari pedang Heat flame, sehingga membuat Dragon mulai merasakan adanya luapan kekuatan
yang sangat melimpah dari dalam pedang di genggaman tangannya tersebut.
Kai yang melihat hal itu, langsung terperangah karena Dragon ternyata
sudah bisa membangkitkan kemampuan fase kedua dari kalung Ghistory, yakni
pencampuran kekuatan. Pada 25 tahun yang lalu, Raja Velodros juga pernah menggunakan
kemampuan tersebut terhadap bola Aporion milik Darkros, sehingga Raja
Velodros dapat menggabungkan kekuatan penghancur dari bola Aporion dengan kalung Ghistory, lalu menggunakan kekuatan campuran tersebut untuk melawan Darkros.
Dan
sekarang, Dragon menggunakan kemampuan pencampuran itu, yang menggabungkan antara energi murni dan kekuatan api pedang Heat flame, sehingga terciptalah pedang Sakti dengan bentuk baru yang terlihat sangat kuat.
Lalu wujud pedang itu diberi nama oleh Dragon, yakni pedang
‘Blazing magma’.
Sambil merasa terpana, Kai berkata, “De- Dengan tekad untuk menolong orang
lain, tak disangka kau benar-benar bisa menjadi lebih kuat. Tapi mari kita
lihat, seberapa hebat pedangmu itu!”
Kai segera melompat tinggi untuk mendaratkan serangan tebasan yang dapat membelah tubuh Dragon menjadi dua bagian. Tetapi, rupanya
serangan tersebut tidak mempan terhadap Dragon, karena dengan sigap Dragon
langsung menahan serangan itu menggunakan pedang besarnya, dan hal yang
lebih mengejutkannya lagi adalah, Dragon hanya menggunakan satu tangan
untuk menahan serangan kuat dari pedang Kai, yang sebelumnya bahkan bisa menghempaskan tubuh Dragon sampai keluar.
Kai yang merasa geram karena serangannya kini dapat ditahan dan ditangkis Dengan mudah, langsung
melancarkan lagi serangan-serangan tebasan yang lebih beringas terhadap
Dragon. Tapi lagi-lagi hanya dengan mengandalkan satu tangan, Dragon
berhasil menahan semua serangan tersebut menggunakan pedang mode barunya
itu. Tubuh Dragon benar-benar tak bergeming dari tempatnya berdiri
saat ini, tebasan-tebasan kuat dari Kai tidak ada lagi yang mampu untuk
menghempaskan tubuh Dragon, saking kuatnya ketahanan dari pedang Blazing magma, yang bahkan sampai mempengaruhi kekuatan dari tubuh Dragon.
Lama-kelamaan munculah api yang sangat membara di sekujur pedang Blazing
magma, tanpa banyak bicara Dragon langsung mengayunkan pedangnya dengan
begitu keras terhadap Kai, untuk memberikan tebasan api yang lebih kuat
daripada sebelumnya. Lalu, walaupun Kai sudah menahan tebasan itu
dengan sekuat tenaganya, tapi tetap saja tubuh Kai terdorong lalu terpental
jauh ke atas hingga mendarat dan menghantam atap Kastilnya sendiri. Setelah
hal itu terjadi, Kai yang masih dalam keadaan terkapar di atas atap
Kastilnya, kembali dikejutkan oleh serangan-serangan dari Dragon yang
selanjutnya.
Dragon mulai melesatkan tebasan-tebasan api yang begitu kuat, kepada Kai
yang masih berada di atas, sehingga Kai berulang kali terpelanting lalu harus
bersusah payah berlari di sepanjang atapnya tersebut, untuk menghindari
serangan-serangan yang begitu dahsyat dari bawah. Lalu saking
banyaknya ledakan yang Kai terima, maka hal itu membuat tubuh Kai jadi
terlempar dan terjun ke bawah kemudian jatuh menghantam tanah dengan cukup keras. Tapi
tetap saja tubuh Kai tidak mengalami luka sama sekali walaupun dirinya
sudah terkena oleh banyak serangan.
Kini keadaan Kastil miliknya itu sudah benar-benar hampir hancur, dengan
atapnya yang terbakar dan temboknya yang sudah porak poranda. Kai hanya
bisa pasrah menerima keadaan tersebut, sambil berusaha berdiri untuk dapat
bertarung melawan Dragon lagi, yang saat ini sudah sangat sulit untuk dapat
dikalahkan. Kai yang tadinya lebih unggul, kini berbalik menjadi kerepotan
menghadapi Dragon, apalagi Dragon kini menjadi lebih beringas dalam
memberikan serangan-serangan penghancur, dengan api membara yang
menyelimuti pedangnya.
Tapi sepetinya Kai tidak memiliki niatan untuk menyerah sama sekali, karena
Kai sudah berikrar bahwa dia akan bertarung secara habis-habisan melawan
Dragon. Tanpa banyak bicara, Kai langsung berjalan lagi ke arah Dragon,
untuk memberikan serangan pamungkas dari kedua pedangnya.
Melihat tebasan penghancur yang sedang melesat ke arahnya, Dragon juga tidak mau kalah, dia segera melesatkan serangan tebasan api
yang tak kalah kuatnya dari serangan yang dilesatkan oleh Kai, hingga kedua
serangan itupun akhirnya beradu di tengah mereka berdua yang sedang
saling berhadapan.
Kedua serangan dahsyat tersebut akhirnya menghasilkan sebuah ledakan besar
yang terdengar cukup keras, sampai-sampai membuat para Prajurit Flaur dan
Kelompok Putri Reina yang sedang bertarung tak jauh dari sana, menjadi
terkejut karena mendengar suara gemuruh dari ledakan besar tersebut.
Kemudian Putri Reina memerintahkan kepada ketiga kawannya untuk berusaha
lebih keras lagi, supaya mereka bisa menghalangi para Prajurit Flaur yang
dapat mengganggu berlangsungnya pertarungan Dragon Disana.
Walaupun sebenarnya pertarungan antara Dragon melawan Stellan flaur sudah hampir selesai. Saat ini, Dragon dan Kai yang baru saja beradu
kekuatan pamungkas, terlihat masih tetap bertarung secara habis-habisan,
mereka berdua terus-menerus saling serang menggunakan pedang masing-masing,
dan tidak menunjukan raut wajah lelah sama sekali. Namun, rupanya kekuatan
yang sekarang Dragon miliki, mampu memberikan dampak yang begitu besar
terhadap pertarungan tersebut. Lama-kelamaan Kai tampak begitu kewalahan
melawan Dragon, karena Dragon berhasil menangkis setiap serangan darinya,
dan Dragon juga berhasil mendaratkan beberapa serangan tebasan pada tubuh
Kai, walaupun hal itu tidak berdampak apapun terhadap tubuh Kai. Hingga
pada akhirnya, salah satu serangan tebasan dari Dragon mampu menghasilkan
luka sayatan yang cukup besar pada pundak Kai, sehingga pundak Kai langsung berdarah.
Melihat hal tersebut, Dragon jadi merasa terkejut karena dia menyadari
bahwa saat ini tubuh Kai sudah dapat dilukai, dan jika Dragon memberikan
serangan telak terhadap Kai, mungkin saja temannya itu bisa terbunuh,
sehingga Dragon menjadi ragu untuk terus menggempur Kai dengan serangannya.
Maka, Bukannya terus menyerang, Dragon malah mengurangi serangannya terhadap Kai. Karena dia masih belum siap untuk kehilangan sahabatnya itu. Menghilangnya efek kebal yang dimiliki oleh Kai, sepertinya disebabkan oleh Serangan-serangan kuat dari pedang Dragon, sehingga kini efek dari serum DNA hybrid yang
mengalir di tubuh Kai mulai memudar.
Namun lain halnya
dengan Kai, dia yang sudah tahu bahwa tubuhnya telah kehilangan kekebalan,
malah semakin beringas memberikan serangan-serangan kuat terhadap Dragon,
tanpa mempedulikan pertahanannya. Kemudian akhirnya Dragon berhasil membuat
kedua pedang Kai terlempar dari tangannya, sehingga kini Kai harus
bertarung dengan tangan kosong, tapi segera setelah itu, secara cepat Kai langsung
memegang bilah pedang Dragon, kemudian dengan sengaja memajukan
tubuhnya, sehingga perut Kai langsung tertusuk oleh ujung
pedang milik Dragon.
Dragon yang menyaksikan hal itu dari jarak yang sangat dekat, tentu saja
langsung merasa terkejut dan tak percaya. Dia melihat dengan mata
kepalanya sendiri bahwa Kai dengan sengaja menusukan diri sendiri pada pedang
yang ada di genggaman tangannya, entah itu untuk mengakhiri hidupnya
atau untuk melakukan tujuan lain, Tapi yang jelas hal itu Kai lakukan tepat
setelah dia kehilangan kekebalannya dan kedua pedangnya. Tak ada yang bisa Dragon ucapkan
ketika hal itu terjadi, dia masih tetap memegangi gagang pedangnya dengan
ekspresi wajah tercengang.
Lalu sambil berbicara terbata-bata, Dragon mulai bertanya kepada Kai yang
sedang berada di hadapannya dengan perut tertusuk pedang.
“K- K- Kai ...
Apa yang kau lakukan?” Tanya Dragon.
“Peranku sudah selesai ... Uhuk.” Ucap Kai sembari memuntahkan darah.
Lalu seketika itu juga, sesuatu mulai keluar dari mulut Kai dan langsung
melayang ke atas udara, yakni aura kegelapan Darkros yang menyeruak keluar
dari tubuh Kai, karena wadah yang disemayaminya itu kini sudah tidak bisa
digunakan lagi. Setelah aura kegelapan itu berada diluar, tiba-tiba saja Aura kegelapan itu langsung menjadi pudar dan musnah hingga tak tersisa.
Kemudian, Kai segera melepaskan tubuhnya dari pedang Dragon, sehingga
dirinya langsung ambruk dan tergeletak di tanah. Sedangkan Dragon yang masih tidak
percaya atas kejadian tersebut, segera merubah pedangnya kembali seperti
semula (Menjadi pedang Heat flame), kemudian Dragon segera bersimpuh dan
menyanggah tubuh Kai yang sedang terkapar di tanah, dengan kondisi tubuh
yang sudah tak ada harapan lagi untuk bisa selamat.
“Kai, bertahanlah. Kenapa kau melakukan itu? Aku tidak punya maksud untuk
membunuhmu.” Ucap Dragon sambil merasa khawatir terhadap kondisi Kai.
Kemudian Kai menjawab, “Tidak apa-apa. Ini sudah sesuai dengan keinginanku,
Dragon ... Selama ini aku sudah menjadi bidak dari aura kegelapan Darkros,
bahkan aku juga telah melakukan berbagai hal buruk terhadap orang lain. Dan
kini, aku sudah menerima ganjaran yang pantas untuk semua tindakanku."
“Apa maksudmu? Ja- jangan banyak bicara Kai, ayo kita segera mencari bantuan." Tubuh Dragon gemetar karena khawatir dengan kondisi Kai.
“Selama dua tahun ini aku sudah banyak melakukan hal buruk, demi memuaskan hawa nafsuku, ditambah dengan pengaruh dari aura kegelapan Darkros yang membuat diriku semakin haus akan kekuasaan. Namun dalam hati kecilku ini, aku mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidupku yang sudah tenggelam terlalu dalam di jalan kegelapan... Lalu, ketika kau menampakan dirimu Lagi di hadapanku setelah 2 tahun, sejujurnya aku merasa senang, sehingga aku memutuskan untuk memberikanmu tugas itu, supaya dirimu bisa belajar banyak dan berkembang semakin kuat. Lalu setelah hal itu telah tercapai, maka aku bisa mati dengan tenang ... Teruslah hidup Dragon. Dan jadilah seorang Kesatria sejati, Uhuk!” Kai kembali memuntahkan darah.
“K- Kai.” Ucap
Dragon yang merasa sangat sedih dan tak bisa berkata apa-apa lagi.
Tetapi Kai terus bersikeras untuk tetap berada disana, sambil melanjutkan
perkataannya. “Dan aku juga bersyukur karena aku telah mendapatkan
kesempatan untuk bisa melawanmu, sehingga aku tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu sama sekali. Dengan melawanmu sekuat tenaga aku berusaha
membuatmu melewati batas kemampuan yang kau miliki, supaya kau bisa terus
bertambah semakin lebih kuat, dan ternyata hal itu berhasil. Kau akhirnya
bisa menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory untuk mengubah pedangmu ...
Lalu setelah efek dari serum DNA hybrid di dalam tubuhku ini sudah mulai
hilang, maka aku memutuskan untuk segera mengakhiri hidupku, supaya aura
kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuhku ini bisa musnah dengan
seketika ... Heheh, uhuk uhuk.” Kai memuntahkan darah lagi.
“Kenapa kau bertindak sampai sejauh itu?” Tanya Dragon lagi.
“Itu semua demi kau, teman ... Tadi kau lihat sendiri kan, jika tekadmu
untuk menolong orang lain begitu kuat. Maka kalung Ghistory akan
menggabungkan kekuatannya dengan benda sihir yang kau miliki. Selain dengan
pedangmu, kekuatan dari kalung Ghistory juga bisa digabungkan dengan
benda-benda lain yang kau miliki ... Sehingga kau masih punya potensi untuk
berkembang menjadi semakin lebih hebat lagi.” Kata Kai sambil
tersenyum di pangkuan Dragon.
“Apa?”
“Oh ya, kau ingin tahu dimana keberadaan Night crow kan?" Tanya Kai.
"Tidak, aku tidak butuh itu sekarang, aku hanya ingin supaya kau bertahan!"
Lalu Kai melanjutkan perkataannya, "... Night crow, sedang merencanakan sesuatu
bersama Grim claw, untuk melawan Gold one.” Ucap Kai memberitahukan sebuah
informasi penting kepada Dragon.
“Sudah cukup bicaranya, aku akan membawamu pergi dari sini.” Ujar Dragon
yang ingin segera menyelamatkan nyawa temannya itu, namun sepertinya dia
sudah terlambat.
“Ti- tidak Dragon, seperti yang tadi sudah kubilang. Peranku sudah berakhir ...
A- aku senang, karena aku bisa mati di tanganmu, kawan...” Ucap Kai dengan nafas yang sudah
semakin melemah.
“Tidak, Kai. Jangan berkata seperti itu.” Dragon mulai menangis.
“Teruslah hidup, Dragon.” Ucap Kai sambil menghembuskan nafas terakhirnya.
Dragon terdiam sejenak sambil merasa tidak percaya. “... Kai, Kai, bangun.
Kaai !! Kaai !! Bangun ... Kaaaaai !!” Walau Dragon berteriak sambil menangis
sekuat apapun, nyawa temannya itu sudah tidak bisa tertolong lagi, kini Kai
sudah pergi untuk selamanya.
Kai sudah tiada. Dan dia telah mati sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena beban dosa yang dia tanggung selama ini.
Ternyata hidup Kai selama ini selalu dia
dedikasikan untuk kepentingan Dragon. Walaupun dia juga sempat melakukan hal-hal
buruk ketika dalam masa-masanya menjadi Stellan flaur, tapi tetap saja,
kematiannya itu telah membawa dampak yang begitu besar terhadap diri
Dragon. Maka dari itu Dragon merasa sangat sedih dan kecewa ketika harus kehilangan
lagi orang yang paling berharga baginya tepat di hadapan matanya, dan
tidak ada yang dapat Dragon lakukan untuk mengubah hal tersebut.
Setelah Kai alias Stellan Flaur sudah berhasil dikalahkan, maka itu artinya
pengaruh dari mantra patuh terhadap seluruh Prajuritnya kini
Jadi menghilang. Sehingga mereka semua mulai ambruk satu persatu dan tak
mampu lagi untuk memberikan perlawanan terhadap Putri Reina serta tiga Kesatria
badai Nexus. Sehingga kini pertempuran di area tersebut telah benar-benar
berakhir, lalu setelah itu Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus bergegas untuk mendatangi keberadaan Dragon.
Sesampainya di tempat Dragon berada, mereka langsung merasa terenyuh ketika melihat Dragon
yang sedang menangis meratapi kepergian musuh yang ternyata adalah teman lamanya sekaligus orang yang sangat berarti baginya. Sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika menyaksikan hal itu terjadi,
mereka hanya bisa berdiri terdiam saja sambil merasa prihatin terhadap Dragon.
Disamping segala hal yang telah terjadi, bagaimanapun juga Dragon sudah
berhasil mengalahkan salah satu anggota Emperors unity. Itu artinya secara
tidak langsung dia sudah menyulut peperangan melawan kelompok paling
ditakuti di seluruh penjuru Negeri Azhuloth tersebut. Enam anggota yang
tersisa adalah :
1. Gold one yang sudah menguasai Kerajaan Distra.
2. Merliana yang masih belum diketahui keberadaanya.
3. Heatless yang juga belum diketahui keberadaannya.
4. Hebi yang sedang sibuk untuk membesarkan anak-anaknya (Monster Grood).
5. Grim claw yang melakukan eksperimen DNA hybrid terhadap manusia.
6. Dan Night crow yang telah membunuh guru Dragon.
Siapakah di antara mereka berenam yang akan Dragon hadapi selanjutnya? Dan
dimanakah keberadaan dari bola Aporion, yang menyegel inti kekuatan Darkros? Terus
ikuti kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 40
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 38
Spoiler : Dragon akan bertemu dengan teman-temannya kembali (Gill, Tatsui,
dan Glauss)
No comments:
Post a Comment