Chapter 38 : How can it be?
Dikisahkan sebelumnya, Setelah berhasil mengalahkan Krypt, Dragon bergegas
pergi meninggalkan Putri Reina sendirian di kawasan pinggir sungai, tapi
untungnya beberapa saat kemudian tiga Kesatria badai Nexus datang untuk
menjemput Tuan Putri, sehingga kondisi Tuan Putri sudah aman sekarang.
Alasan Dragon bergegas pergi adalah, supaya dia bisa menyelesaikan
urusannya dengan Stellan flaur sendirian.
Dragon bertujuan untuk membuat perhitungan pada Penyihir jahat yang telah
menebar teror serta memperbudak orang banyak. Dragon ingin menghentikan
segala tindakan buruk dari Penyihir yang bertempat tinggal di Tebing utara
tersebut, maka dari itu Dragon bersusah payah melakukan perjalanan panjang
untuk kembali kesana. Tempat dimana dia dijadikan alat untuk mencuri di
Kerajaan Nexus.
Sesampainya Dragon di kaki Tebing tersebut, untuk bisa naik ke puncak
tebing maka Dragon harus melewati dulu suatu kawasan hutan yang disebut
sebagai Hutan kematian. Dengan para penghuninya yang juga sudah siap untuk
menawarkan kematian terhadap Dragon, yakni para manusia serigala.
Tanpa ragu, Dragon memasuki kawasan hutan tersebut sambil bersiap untuk
menghadapi para mahluk yang sebelumnya pernah berurusan dengan Dragon
disana. Saat mendapatkan kepungan dari para mahluk buas tersebut, Dragon
segera memberikan perlawanan yang cukup merepotkan bagi mereka, dengan
menggunakan senjata-senjata yang Dragon miliki.
Alih-alih memuaskan rasa lapar mereka, Dragon malah membuat mereka semua
terluka dengan memberikan serangan-serangan tebasan dari pisau belati serta
pedang di tangannya. Lalu ketika Dragon mulai mengobarkan api yang keluar
dari pedangnya, akhirnya Dragon dapat mengetahui kelemahan mereka, yakni
para manusia serigala itu ternyata takut pada cahaya, sehingga mereka
segera menjaga jarak dari Dragon ketika api yang berkobar pada pedang
Dragon telah membuat suasana disana menjadi lebih terang, bahkan para
mahluk buas itu juga segera menyingkir dari jalan Dragon, sehingga Dragon
bisa terus melanjutkan langkahnya untuk bisa segera keluar dari kawasan
hutan tersebut. Tapi rupanya tetap saja ada salah satu dari mereka yang
nekad menerjang Dragon dari belakang.
Lalu sesuatu yang mengejutkan pun terjadi, ketika Dragon menebas salah satu
manusia serigala yang mencoba menyerangnya tersebut. Tiba-tiba saja,
manusia serigala yang barusan pundaknya ditebas itu, mulai berubah wujud
kembali menjadi manusia biasa, dan hal itu tentunya membuat Dragon jadi
heran sekaligus kaget. Kemudian, tanpa banyak bicara, Dragon segera membawa
pria mantan manusia serigala itu keluar dari Hutan kematian bersamanya,
karena Dragon tidak mau jika sampai orang tersebut dijadikan santapan oleh
mantan kawanannya.
Setelah mereka berdua sudah berada di tempat yang lebih aman, maka pria
mantan manusia serigala itu segera memperkenalkan diri kepada Dragon.
Namanya adalah Rog, dan dia merupakan salah satu korban perbudakan di
Kastil Flaur. Singkat cerita, karena dirinya selalu membangkang terhadap
kehendak Flaur, maka Rog beserta para pembangkang lain diubah menjadi
manusia serigala, dengan menggunakan serum DNA hybrid yang Flaur dapatkan
dari Grim claw. Serum tersebut juga sudah dimodifikasi oleh Flaur sehingga
para manusia serigala ciptaannya itu tidak bisa pergi meninggalkan kawasan
Hutan kematian, dengan begitu Flaur jadi memiliki kawasan yang sangat
berbahaya untuk memagari wilayah kekuasaannya.
Setelah mendengar cerita dari Rog, Dragon merasa tambah geram terhadap
segala tindakan buruk yang telah dilakukan oleh Stellan flaur. Maka dari
itu, Dragon berjanji kepada Rog bahwa dirinya pasti akan mengalahkan
Stellan Flaur lalu membebaskan semua orang yang diperbudak di Kastilnya.
Tak lama kemudian, Dragon melanjutkan langkah kakinya menuju ke Kastil
flaur yang berada di puncak Tebing, namun saat Dragon hampir sampai kesana,
dia dihadang oleh sekumpulan Prajurit Flaur yang sudah siap untuk bertarung
dan tidak akan membiarkan Dragon melewati mereka. Oleh karena itu Dragon
terpaksa harus berjuang untuk menghadapi dan melawan para Prajurit tersebut
disana, dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya.
Walaupun Rog sempat tidak yakin terhadap tekad Dragon tersebut, tapi
setelah Rog melihat aksi Dragon yang berani menerjang sekumpulan Pasukan
Flaur, maka akhirnya Rog pun percaya bahwa Dragon pasti bisa menjadi
tandingan bagi Stellan Flaur.
Flaur memang telah mengerahkan seluruh Pasukannya untuk menghadang serta
menggempur Dragon di puncak Tebing itu, bahkan Flaur juga mempersenjatai
mereka semua dengan tombak berkekuatan penghancur, yang mengandung unsur
dari sampel kekuatan milik Hebi. Sehingga hal itu membuat Dragon jadi
kesulitan dalam menghadapi para Prajurit tersebut, namun dengan menggunakan
pisau-pisau belati serta kekuatan api dari pedangnya, maka Dragon juga bisa
membuat mereka semua merasa kewalahan.
Tetapi keadaan semakin menjadi sulit bagi Dragon, ketika bala bantuan dari
Kastil Flaur terus menerus berdatangan ke tempat itu, sehingga lawan yang
harus Dragon hadapi menjadi sangat banyak. Dan Rog yang menyaksikan hal
itu, mulai kembali tidak yakin bahwa Dragon akan menang, karena Dragon
jelas-jelas terlihat kalah jumlah.
Namun tak lama kemudian, bala bantuan bagi Dragon rupanya juga telah datang
disana, walau jumlahnya hanya 4 orang saja, mereka adalah Putri Reina
beserta tiga Kesatria badai Nexus (Juga Mailon sebagai penunjuk jalan),
kedatangan mereka disana tentu saja untuk membantu Dragon dalam menghadapi
segala kesulitannya, terutama ketika mereka melihat bahwa Dragon sedang
digempur oleh para Prajurit Flaur yang jumlahnya sangat banyak disana.
Kemudian, setelah meninggalkan Mailon dalam keadaan terikat, Putri beserta Rizu segera berlari untuk melawan seluruh Prajurit
yang sedang mengerubungi Dragon. Tanpa kenal rasa takut, mereka bertarung
melawan para Prajurit yang berjumlah puluhan orang bersenjata tombak
penghancur tersebut. Putri Reina melesatkan anak panah dari busurnya,
sedangkan tiga Kesatria badai Nexus menggunakan kekuatan yang mereka miliki
untuk mengalahkan lawan.
Para Prajurit Flaur begitu kewalahan menghadapi serangan-serangan dari tiga
Kesatria badai Nexus. Mereka dihempaskan oleh angin, disambar oleh aliran
listrik, bahkan dihantam oleh pukulan kuat, yang membuat baju tempur mereka hancur, akibat serangan pukulan dari Rizu tersebut (Yang memiliki kekuatan untuk menyerap energi alam).
Tak hanya itu saja, para Prajurit Flaur juga masih harus menerima
serangan api dari pedang Heat flame milik Dragon, gempuran demi gempuran yang mereka dapatkan membuat
jumlah mereka menjadi berkurang secara drastis. Tapi walaupun begitu, para
Prajurit Flaur yang sudah ditumbangkan, masih tetap berusaha untuk bangkit
lalu kembali melawan Dragon beserta kawan-kawannya.
Mereka seakan tidak pernah kapok walaupun sudah berkali-kali mendapatkan serangan telak di tubuhnya. Sepertinya Flaur sudah
memberikan mantra patuh serta mantra penghilang rasa sakit terhadap mereka
semua, sehingga jumlah mereka seakan tidak ada habisnya, dan perlawanan yang dilakukan oleh Dragon beserta kawan-kawannya terhadap para Prajurit Flaur yang ada disana seakan tidak ada habisnya.
Namun hal itu bukanlah masalah bagi Dragon dan kawan-kawannya, mereka tetap
menghadapi gempuran dari para Prajurit Flaur dengan sekuat tenaga, walaupun
para Prajurit tersebut sangat sulit untuk ditumbangkan.
Sembari terus melakukan perlawanan, Dragon juga tampak sedang berusaha
supaya dirinya bisa merangsek keluar dari pertempuran tersebut, karena
Dragon tahu bahwa kunci supaya dapat menghentikan pergerakan para Prajurit Flaur
seutuhnya adalah dengan cara mengalahkan orang yang telah merapalkan mantra
terhadap mereka, yaitu tak lain tak bukan adalah mengalahkan Stellan flaur, Supaya pengaruh mantra patuh dan penghilang rasa sakit itu menghilang.
Di tengah pertempuran itu, Putri Reina juga terus
berusaha menyerang musuh sambil mendekat ke arah Dragon, supaya mereka
berdua bisa saling berbicara disana. Lalu setelah Dragon sudah berada di
dekat Putri Reina, maka Dragon mulai menyapa dan bertanya.
“Putri?? Apa yang kau lakukan disini bersama dengan tiga Kesatria badai
Nexus?” Tanya Dragon kepada mereka semua.
Lalu seketika itu juga, Putri Reina langsung memukul kepala Dragon dengan
keras menggunakan busur panahnya, sehingga ekspresi wajah Dragon berubah
menjadi kaget.
Setelah itu Putri Reina berkata, “Rasakan!! ... Itu karena kau sudah
meninggalkanku sendirian di kawasan sungai.”
“I- ya maaf ... Itu karena aku tahu bahwa tiga Kesatria badai Nexus, akan
segera datang dan menemukanmu.” Ucap Dragon kepada Tuan Putri.
“Diam! Aku masih belum memaafkanmu.” Ucap Putri Reina sambil terus memanah
musuh-musuhnya.
“Pertanyaanku belum dijawab, mengapa kalian semua datang kesini?” Kata
Dragon yang seakan tidak percaya bahwa dirinya telah mendapatkan bantuan
dari pihak Kerajaan Nexus, yang sebelumnya pernah mengejarnya mati-matian.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Kedatangan kami disini tentu saja untuk
membantu tamu kehormatan Istana Nexus yang sedang kesusahan.” Jawab Tuan
Putri terhadap pertanyaan Dragon tersebut.
“Tamu kehormatan? Apa kalian lupa? Aku ini kan sudah menjadi seorang buronan.” Ucap Dragon sambil
terus menyerang lawan dengan tebasan apinya.
“Setelah kau meninggalkanku malam itu, aku bersama tiga Kesatria badai
Nexus segera kembali ke Istana ... Lalu aku menceritakan tentang semua yang
sudah terjadi, kepada ayahku dan Jenderal Eagle. Kurasa, kini semua orang
yang ada di Istana Nexus sudah mengerti tentang masalahmu.” Jawab Putri
Reina.
“Apa? Kenapa kau sampai melakukan hal itu?” Tanya Dragon lagi, karena dia
merasa bahwa dirinya tidak pantas menerima pertolongan dari Tuan Putri.
“Aku hanya melakukan hal yang menurutku benar untuk dilakukan ... Memangnya
tidak boleh?!” Ujar Putri Reina.
“I- iya, tentu saja boleh. Tapi kan ...” Ucap Dragon.
“Sudah, jangan terlalu dipikirkan! ... Sekarang, apakah kau tidak mau
mengucapkan terima kasih?” Tanya Putri Reina kepada Dragon sambil terus melakukan
pertarungan melawan para Prajurit Flaur.
“Hmm ya. Terima kasih banyak ... Aku sangat tertolong.” Ucap Dragon.
Kemudian Dragon kembali melontarkan pertanyaan kepada para penolongnya itu.
“Lalu bagaimana caranya kalian semua bisa sampai kesini hampir
dalam waktu yang bersamaan dengan diriku?” Tanya Dragon dengan rasa penasaran.
“Kau kesini naik apa?” Kata Putri Reina balik bertanya.
“Jalan kaki.” Jawab Dragon.
“Kami semua naik kuda, jadi tentu saja kami semua bisa melaju lebih cepat darimu, dan bisa menyusulmu sampai kesini."
"O- oh."
"Pada
pagi hari setelah kejadian di sungai, aku segera meminta ijin kepada ayahku
untuk menyusulmu. Lalu setelah ayahku memberi ijin, maka aku dan tiga
Kesatria badai Nexus segera berangkat sambil membawa Mailon
sebagai penunjuk jalan, niatnya supaya kami bisa mendahuluimu, tapi kau
malah sampai lebih dulu ... Oh iya, sebelum berangkat, ayah berpesan padaku, dia menyuruhmu untuk datang ke Istana Nexus setelah semua urusan disini selesai, karena
dia ingin mendengar sendiri penjelasan darimu secara langsung.” Kata Tuan
Putri Reina kepada Dragon.
Kemudian, sambil tersenyum, Dragon berbicara dalam benaknya, (“Raja yang
memberinya ijin, atau dia yang memaksa untuk diberikan ijin ya?”)
Lalu Rizu juga berbicara kepada Dragon. “Ya ... Kami sudah mendengar
tentang ceritanya dari Tuan Putri. Ternyata kau adalah korban dari Penyihir
jahat yang menguasai tempat ini, selama dua tahun ini nama sang Penyihir
dari Tebing utara memang sedang ramai diperbincangkan, namun karena
keberadaannya bertempat di wilayah Kerajaan Gold one, maka kami tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menghentikan tindakannya ... Tapi setelah dia
memanfaatkanmu untuk mencuri di dalam Istana Nexus, itu berarti kejahatannya
sudah merambah sampai ke wilayah Kerajaan Nexus, maka dari itu Jenderal
Eagle segera memberi ijin kepada kami semua untuk menumpas Stellan flaur.”
Ucap Rizu. (Karena Rizu dan kawan-kawannya merupakan Kesatria resmi dari
Kerajaan Nexus, maka segala tindakan yang mereka lakukan harus berdasarkan
perintah langsung dari sang Raja atau sang Jenderal.)
“Kau ini benar-benar orang yang nekad ya.” Ucap Arci kepada Dragon.
“Hmm, ya. Kau tidak perlu menghadapi semua masalah ini seorang diri saja.” Ujar
Holdi kepada Dragon.
“Terima kasih untuk kedatangan dan bantuan kalian semua disini, walaupun aku sudah
melakukan tindakan buruk di Istana Nexus, tapi kalian tetap datang untuk
menolongku ... Aku sangat menghargai bantuan dari kalian semua, dan mungkin
perkataan ‘maaf’ saja tidak akan cukup untuk menebus segala kesalahan yang
telah kuperbuat.” Ucap Dragon kepada mereka semua.
“Jangan berikan kami kata ‘maaf’ ... Berikan kami Stellan flaur. Untuk kami
bawa ke Istana Nexus!” Ujar Rizu sambil menghajar para Prajurit Flaur yang
ada di dekatnya.
“Baiklah, akan kulaksanakan!” Jawab Dragon yang terlihat bersemangat sambil
terus memberikan serangan-serangan kepada para Prajurit Flaur.
Kemudian Putri Reina mulai memberikan perintah berupa strategi kepada
kawan-kawannya. “Holdi ! Arci ! Arahkan serangan kalian kepada para
Prajurit yang menghalangi jalan Dragon, supaya Dragon bisa terus maju
menuju ke tempat Stellan Flaur.”
“Baik Tuan Putri !!” Ujar Holdi dan Arci secara bersamaan, sambil langsung
melaksanakan perintah tersebut.
Kemudian Tuan Putri juga memberi perintah kepada Rizu. “Rizu, kau dampingi
Dragon pergi sambil menjauhkan para Prajurit yang berusaha untuk
menghadangnya!”
“Siap! Tuan Putri.” Ujar Rizu yang terlihat begitu bersemangat setelah
mendapat perintah dari Tuan Putri Reina.
Lalu seketika itu juga jalan untuk dilewati oleh Dragon mulai terbuka
lebar, setelah Holdi dan Arci menjauhkan para Prajurit Flaur yang berusaha menghalanginya. Maka dari itu, Dragon segera berlari sambil didampingi oleh Rizu,
yang berusaha untuk menjauhkan para Prajurit yang terus saja menghadang
Dragon. Karena mereka semua sangat gigih dan tidak akan membiarkan Dragon lewat dengan mudah.
Lalu setelah melewati sekian banyak rintangan, akhirnya Dragon bisa
terbebas dari area pertempuran tersebut, berkat bantuan yang dia terima
dari Rizu dan kawan-kawannya, yang masih terus menghajar musuh dengan penuh
semangat. Selanjutnya, Dragon hanya harus terus berlari sampai ke Kastil
Flaur yang jaraknya sudah lumayan dekat, dan sang Penyihir jahat itu tentunya sedang menunggu
kedatangan Dragon disana.
Sementara itu Flaur yang sedang duduk dengan santai di kursi singgasananya,
mulai berbicara kepada dirinya sendiri.
“Hmm, seharusnya tidak seperti ini ... Seharusnya Dragon bisa mendapatkan
bola Aporion lalu dia membawakannya kepadaku! Tetapi karena bantuan dari
teman-teman yang dia dapatkan di sepanjang perjalanan itu, semua
rencanaku jadi gagal secara bertahap! ... Bahkan sekarangpun, rencanaku
untuk bisa menangkapnya lagi, telah gagal. Dikarenakan kehadiran dari Putri
tengil itu beserta tiga Kesatria bodohnya ... Sialan!” Ucap Flaur yang
sepertinya merasa sangat kesal dengan keadaan yang sedang terjadi di kawasan tempat tinggalnya itu.
Lalu beberapa saat kemudian, seseorang mulai mendobrak dan berhasil membuka
pintu ruangan tempat Stellan Flaur sedang berada saat ini. Sehingga hal itu
membuat Flaur menjadi sangat terkejut sampai-sampai dia langsung berdiri dari
kursi singgasananya. Kemudian dari balik topengnya, Flaur terus memperhatikan kedatangan dari orang yang telah mendobrak pintu depannya itu hingga terbuka lebar. Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Dragon.
Tanpa banyak bicara, dengan sorotan mata tajam, Dragon berjalan mendekati Stellan Flaur sambil menggenggam pedang Heat flame yang mengobarkan api di tangannya, sehingga hal itu
membuat Flaur jadi merasa terancam, lalu tanpa bergeming Flaur mulai
berbicara kepada Dragon, yang masih sedang berjalan mendekatinya.
“Oh, rupanya Dragon. Akhirnya kau datang juga, aku dengar kau datang sambil
membawa beberapa teman diluar sana?"
"Itulah hal terakhir yang akan kau dengar." Ucap Dragon sambil terus berjalan.
"Hmm ... Selama ini aku sudah menunggu-nunggu
kedatanganmu, dan sekarang, mumpung kau sudah datang, mari kita bicarakan
tentang semuanya secara baik-baik.” Ucap Flaur kepada Dragon.
“Tidak ada yang perlu dibicarakan ... Aku akan langsung menghajarmu,
setelah itu aku akan membebaskan seluruh budak yang kau tahan di dalam
Kastil ini.” Kata Dragon dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
“Menghajarku?? .. Haha, ahahhaahah.” Flaur tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
Dan hal itu membuat langkah Dragon jadi terhenti.
“Apa yang kau tertawakan?” Tanya Dragon yang merasa kebingungan.
“Aku hanya merasa lucu saja, mendengarmu yang bukan siapa-siapa, ingin
menghajar diriku, sang Penyihir Tebing utara.” Jawab Flaur.
“Ya, aku memang bukan siapa-siapa, maka dari itu kau akan dikenal sebagai
Penyihir yang telah dihajar oleh orang biasa.” Kata Dragon sambil
tersenyum.
“Kau benar-benar sangat percaya diri ya.”
“Bersiaplah! Kau akan segera membayar segala hal yang telah kau
perbuat.” Ujar Dragon secara tegas kepada Flaur.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Dragon ... Apakah kau
sudah siap?” Kata Flaur balik bertanya.
“Apa maksudmu? Ayo kita mulai bertarung.” Ucap Dragon dengan penuh
semangat.
Setelah itu, Flaur mulai mengatakan lagi beberapa kalimat yang cukup
mengejutkan bagi Dragon. “Hmm ... Sejak dulu, Kau tidak pernah berubah ya."
"Hah? Sejak dulu?" Dragon bertanya-tanya.
"Ya, sejak dulu kau memang selalu menantang
orang-orang yang tidak mungkin kau kalahkan, hal itu akan selalu
berakibat buruk terhadapmu, Dragon.” Ucap Stellan flaur.
“A- Apa maksud dari perkataanmu itu?” Dragon merasa
tambah kebingungan dengan perkataan dari Flaur tersebut.
Saat melihat wajah asli dari Stellan Flaur, Lalu Seketika itu juga raut wajah Dragon berubah menjadi pucat pasi,
dan mulutnya tidak bisa berhenti menganga, karena dia sedang melihat
sesuatu yang benar-benar tidak dapat dia percaya, bahkan hal itu sampai membuat dirinya merasa sangat tercengang.
Saat ini, Dragon Sedang melihat orang yang sudah lama dia anggap
telah tewas, yakni kawan lamanya yang bernama 'Kai'.
Dahulu, Dragon bersama Kai adalah dua orang Prajurit tangguh dari Kerajaan
Fulcan. Dan ketika mereka berdua terlibat dalam peperangan besar antara
Kerajaan Fulcan melawan Kerajaan Distra, Dragon yang mengalami luka parah
terpaksa harus meninggalkan Kai di area pertempuran, sehingga Kai harus
melawan Slasher dan Batro seorang diri (Dua Kesatria resmi dari Kerjaan
Distra). Setelah kejadian itu, akhirnya Dragon tidak pernah mendengar lagi
tentang kabar dari teman seperjuangannya tersebut.
Lalu Dragon mulai berbicara kepada Stellan flaur yang ternyata adalah Kai
itu, dengan nada terbata-bata.. “Ka- Ka- Kai ... Ke- kenapa kau? Bagaimana
bisa?” Dragon terlihat benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang
sedang dilihatnya.
“Hmm, sudah kuduga. Ternyata selama ini kau menganggapku telah mati ya ...
Aku dengar, setelah Kerajaan Fulcan kalah, kau melanjutkan hidup sebagai
murid dari seorang Pandai besi tua, dan dilihat dari pedang yang kau miliki
saat ini, bisa kusimpulkan bahwa gurumu itu ternyata adalah sang Kesatria
naga ... Jadi, selama dua tahun ini kau menjadi murid dari sang Kesatria
legendaris tersebut. Sedangkan aku, diriku menjadi murid dari sang Penguasa
legendaris, yakni Tuan Darkros.”
“A- apa? Apa maksudmu?” Dragon semakin terkejut.
“... 25 tahun yang lalu, ketika Tuan Darkros mengalami kekalahan pada
perang besar di Kerajaan Nexus, sebelum inti kekuatannya disegel dalam bola
Aporion, Tuan Darkros membagi dirinya menjadi 8 aura kegelapan, yang
masing-masing bisa memberikan keabadian terhadap orang yang disemayaminya
... Enam aura kegelapan bersemayam di tubuh enam anggota Emperors unity
yang tersisa, satu aura tidak diketahui dimana keberadaannya karena sedang
mencari-cari tubuh Pandora ... Sedangkan aura yang satunya lagi, terlantar
karena tidak ada tubuh yang bisa dia semayami, sebab Centaurion telah gugur
dalam perang besar di Kerajaan Nexus tersebut.” Ucap Flaur/Kai.
“Jadi, kau merupakan pengganti dari Centaurion, dan salah satu aura
kegelapan yang kau maksud itu, kini sudah bersemayam di dalam tubuhmu?”
Tanya Dragon.
“Tidak ... Sampai saat ini dia belum bersemayam di tubuh siapapun.” Jawab
Flaur/Kai.
“Apa? Kalau begitu dimana dia?”
“Dia memutuskan untuk tidak bersemayam di dalam tubuh siapapun, supaya
dirinya tidak kehilangan kesadaran, karena jika dirinya sudah bersemayam di
dalam tubuh seseorang, maka kesadarannya akan lenyap dan dirinya berubah menjadi keabadian bagi orang yang dia semayami tersebut ... Selama dua tahun
ini, dia selalu ada di sisiku, atau lebih tepatnya ada di dalam bandul
kalungku ini. Dialah yang berperan penting sebagai guru sekaligus pemberi
nasehat bagi diriku. Dia yang telah mengajariku berbagai trik sihir,
terutama sihir untuk memanipulasi para budakku supaya patuh.”
(“Jadi, selama dua tahun ini, yang telah membimbing Kai untuk menjadi
Stellan Flaur ternyata adalah aura kegelapan Darkros ... Dia mengajarkan
Kai berbagai metode untuk membuat orang lain patuh padanya, sehingga dia
bisa memperbudak banyak orang sekaligus membangun pasukannya sendiri di
Tebing utara ini.”) Ucap Dragon di dalam benaknya, dan sepertinya Melinda
juga memikirkan hal yang sama.
“Halo Dragon, senang akhirnya aku bisa bertemu secara langsung denganmu.”
Ucap aura kegelapan Darkros itu. Kemudian dia lanjut berbicara, “Aku
merasakan adanya hawa keberadaan dari diriku yang lain di dalam lempengan
emas pada bahumu itu.” Ucap Aura kegelapan Darkros yang sedang berdiri di
samping Flaur/Kai.
“Ya, salah satu temanmu ini disuruh oleh Pandora untuk bersemayam di dalam
tubuh Melinda ketika mereka berdua sama-sama terjebak di dimensi lain,
sehingga Melinda terpaksa harus menjalani keabadian sebagai Kesatria Rain
dagger yang terkurung di dalam Lempengan emas.” Ujar Dragon.
“Oh begitu, jadi dia sudah menemukan wadah yang dapat menggantikan Pandora
... Sedangkan aku, sebenarnya aku ingin menjadikan Kai sebagai wadahku
untuk bersemayam, karena aku sangatlah rapuh dalam wujudku yang sekarang
ini ... Tapi, Kai masih membutuhkan bimbingan dariku, supaya dia dapat
menjadi seorang penguasa sejati, sekaligus menjadi Penyihir yang paling
ditakuti di seantero negeri Azhuloth ini. Itulah tujuanku, dan tentunya Kai
juga memiliki tujuan yang sama denganku, benar kan muridku?” Tanya aura
kegelapan itu kepada Kai.
“Benar, Tuan Darkros.” Jawab Kai sambil menunduk.
“Kau telah mempengaruhi Kai dengan segala keburukanmu! Takkan kubiarkan kau
begitu saja.” Ucap Dragon.
“Aku mempengaruhinya? Hahahaha ... Dia sendirilah yang menginginkan
kekuatan serta kekuasaan ... Karena hal itulah yang sangat dia idam-idamkan
selama ini, sedangkan jika dia bersamamu, dia tidak bisa mendapatkan semua
itu secara instan, tapi malah harus menjalani perjuangan yang melelahkan,
bahkan harus menghadapi kegagalan dalam peperangan besar dua tahun yang
lalu.” Ucap aura kegelapan Darkros.
“Apa yang kau bicarakan?” Dragon bertanya dengan penuh emosi.
Lalu Kai/Flaur mulai berbicara lagi kepada Dragon. “Ya Dragon, selama ini
aku telah berjuang bersamamu supaya aku bisa mendapatkan kehidupan yang
lebih sejahtera. Tapi untuk mendapatkan semua itu aku harus berusaha
mengikuti jalanmu, dengan cara yang benar-benar menyusahkan ... Dimulai
dari bertahan hidup di jalanan, lalu menjadi petarung jalanan, hingga
berlatih menjadi Prajurit, tapi apa yang kudapatkan setelah itu? Semua
hanyalah Kegagalan serta kekalahan ... Beda halnya saat aku mengikuti semua
perintah dari Tuan Darkros, maka lihatlah keadaanku saat ini, aku bisa
mendapatkan seluruh kejayaan serta kekayaan ini secara cepat.” Ucap Kai
sambil tersenyum.
Kemudian Dragon yang merasa begitu kesal, sempat terdiam sejenak lalu dia
mulai berbicara kembali. “ ... Bagaimana awalnya, kalian berdua bisa
bertemu?” Tanya Dragon kepada Kai dan aura kegelapan Darkros.
“Aura kegelapan Tuan Darkros inilah, yang turut berperan atas terjadinya
perang besar antara Kerajaan Fulcan dan Kerajaan Distra. Karena waktu itu,
beliau bertindak sebagai penasehat Gold one sekaligus pembuat rencana adu domba antar dua Kerajaan besar tersebut. Beliau juga menyaksikan seluruh proses peperangan yang terjadi di daerah perbatasan, tempat kita berdua bertarung mati-matian melawan musuh dan akhirnya kalah ... Lalu setelah peperangan di tempat itu telah usai, maka aura
kegelapan Tuan Darkros ini berjalan seorang diri disana untuk mencari-cari keberadaan dari sesuatu, tapi akhirnya dia menemukanku
yang telah terkapar dalam keadaan sekarat, setelah menerima serangan telak
dari Slasher.”
“Menemukan dirimu?” Tanya Dragon kepada Kai.
“Ya, katanya dia merasakan hawa keberadaan kalung Ghistory di dalam diriku. Itu mungkin karena aku adalah orang yang paling dekat dengan sang
pemilik sejati Kalung Ghistory ... Pada waktu itu aku masih belum memahami apa
arti dari hal tersebut, tetapi sekarang aku jadi mengerti, sejak lahir kau
memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemilik sejati kalung Ghistory ...
Maka dari itu, aku yang merupakan orang terdekatmu, jadi memiliki sedikit
hawa keberadaanmu.” Ucap Kai.
Dragon hanya bisa terdiam sambil merasa terhenyak ketika mendengar
perkataan itu. Kemudian Aura kegelapan Darkros mulai berbicara lagi dengan lantang, “Hahahhaha ... Aku ini, pernah mencicipi sedikit kekuatan dari Kalung
Ghistory, ketika aku melangsungkan pertarungan melawan Raja Velodros, 25
tahun yang lalu ... Itulah sebabnya aku jadi bisa tahu, mengenai hawa
keberadaan dari seseorang yang akan dipilih menjadi pemilik kalung Ghistory
selanjutnya. Dan ketika peperangan besar antara Kerajaan Fulcan melawan
Kerajaan Distra sedang berlangsung, pada waktu itu aku bisa merasakan
keberadaanmu disana, tetapi setelah berakhirnya perang, aku tidak bisa
menemukanmu dimanapun ... Namun untungnya aku menemukan Kai, yang memiliki
sedikit hawa keberadaanmu, itu artinya Kai adalah orang yang sangat dekat
denganmu. Maka dari itu, aku memutuskan untuk menjadikan Kai sebagai
muridku, sekaligus mengajarkannya sihir manipulasi supaya dia bisa memiliki
jiwa seorang Penguasa ... Dan aku juga yakin, bahwa suatu hari nanti, Kai
bisa menuntunku untuk dapat bertemu denganmu, sang Pemilik sejati kalung
Ghistory setelah Raja Velodros.”
“Benar, dan akan kubuat Dragon menuruti perintah kita, supaya dia mau
mencarikan bola Aporion untuk kita ... Maka setelah itu, Tuan Darkros akan bisa
kembali dibangkitkan seutuhnya!” Ucap Kai dengan penuh semangat.
“Yang benar saja, jadi ini semua ada hubungannya dengan kalung Ghistory?”
Tanya Dragon.
Kemudian Kai menjawab. “Ya, Tentu saja! ... Kalau begitu aku punya penawaran untukmu Dragon, sebaiknya kau
bergabung denganku, ayo kita cari keberadaan dari bola Aporion
bersama-sama, karena hanya kau yang dapat menemukan benda itu dengan menggunakan
kekuatan dari kalung Ghistory, lalu setelah itu kita bisa menguasai negeri
Azhuloth bersama Tuan Darkros!!” Ajak Kai kepada Dragon.
Lalu Dragon menundukan kepalanya sambil berpikir dengan keras, setelah itu
dia mulai menatap Kai lagi. “... Tidak. Aku tidak mungkin mau melakukan hal itu,
Kai ... Aku mulai sadar, bahwa Ada alasan mengapa aku dibimbing oleh sang Kesatria naga selama 2
tahun ini, ada alasan mengapa aku dipilih oleh Kalung Ghistory ini, dan ada
alasan mengapa aku bisa berada di tempat ini sekarang ... Yaitu, untuk
menghentikan kalian semua!! Para anggota Emperors unity” Ujar Dragon kepada Kai sembari menggenggam pedang Heat flame yang mengobarkan api membara.
“Hmm, sepertinya hanya cukup sampai disini saja penjelasannya, ya Kai.”
Ucap aura kegelapan Darkros kepada Kai.
“Ya, Tuan Darkros.” Kai mengangguk.
“Berjanjilah bahwa kau tidak akan mengecewakanku.” Kata aura kegelapan
Darkros kepada Kai.
“Tentu saja Tuan.” Ucap Kai sambil menunduk
Lalu tiba-tiba aura kegelapan Darkros mulai merasuk ke dalam tubuh Kai,
sehingga membuat Kai jadi merasa dapat kekuatan lebih, sepertinya telah
tiba saat dimana aura kegelapan tersebut mulai bersemayam di dalam tubuh
Kai secara utuh, sehingga kini keberadaan aura kegelapan tersebut
benar-benar hilang, karena dia telah berubah menjadi keabadian di dalam
tubuh Kai. Itu karena aura kegelapan tersebut menganggap bahwa Kai sudah siap untuk jadi penerusnya dan sudah tidak memerlukan bimbingannya lagi.
Setelah itu, Kai mulai membuka bajunya sambil mengambil dua pedang yang ada di samping kursi singgasanannya, sehingga kini dia dalam keadaan bertelanjang dada sambil menggenggam pedang di kedua tangannya. Dia sudah dalam kondisi yang siap untuk bertarung.
Setelah itu, Kai mulai membuka bajunya sambil mengambil dua pedang yang ada di samping kursi singgasanannya, sehingga kini dia dalam keadaan bertelanjang dada sambil menggenggam pedang di kedua tangannya. Dia sudah dalam kondisi yang siap untuk bertarung.
“Tempat ini akan menjadi saksi dari pertarungan penentuan di antara kita
berdua, temanku.” Ucap Kai kepada Dragon, lalu dia melanjutkan
perkataannya, ”... Kita buktikan, murid siapa yang akan menjadi
pemenangnya, apakah murid dari Tuan Darkros atau murid dari sang Kesatria
naga?”
“Kai, sadarlah, Kita tidak perlu bertarung!” Ujar Dragon.
“Bagiku, Sudah tidak ada jalan untuk kembali. Tidak mungkin aku akan membuang semua pencapaian yang sudah kudapatkan. Dan semua kekuatan yang sudah kumiliki ... Kedua pedang yang ada di genggaman tanganku ini,
sudah digabungkan dengan kekuatan dari monster Grood (Anak-anak Hebi)
Sehingga kedua pedang ini jadi memiliki energi penghancur yang dapat menandingi
kekuatan api dari pedangmu, Tak hanya itu saja, aku bahkan sudah menyuntikan serum DNA hybrid ke dalam tubuhku, sehingga kulitku ini menjadi sangat keras seperti kulit badak chrono, Maka dengan begitu tidak ada siapapun yang dapat melukaiku ... Aku, adalah orang yang tidak terkalahkan! Hahahaaahaaa.” Ucap Kai sambil tertawa.
Dragon terperangah setelah mendengar hal itu, ternyata Kai sudah bereksperimen kepada tubuhnya sendiri dengan menggunakan sumber daya yang dia dapat dari para anggota Emperors unity lainnya. Saat ini, Dragon benar-benar sedang berada dalam keadaan yang sulit, dimana dia harus
menghadapi temannya sendiri, yang dulu begitu dekat dengannya. Namun temannya itu kini sudah menjadi jahat, dia sudah berada di jalan yang sangat melenceng dari kebajikan. Sehingga mau
tidak mau Dragon harus bisa mengalahkannya.
Tetapi untuk dapat mengalahkannya pun sepertinya juga akan cukup sulit,
karena tubuh Kai sudah dilengkapi oleh berbagai kekuatan mematikan yang dia
dapatkan dari para koleganya sesama anggota Emperors unity, ditambah dengan
kekuatan keabadian dari aura kegelapan Darkros. Sehingga kini dirinya pasti
akan sangat sulit untuk dikalahkan.
Apakah Dragon harus menyerah pada keadaan, ataukah dia akan terus berjuang
sampai akhir supaya dapat menghentikan temannya yang sudah menjadi jahat
tersebut? Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya kepada mereka berdua?
Terus ikuti kelanjutan kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 39
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 37
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 39
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 37
No comments:
Post a Comment