Friday, May 24, 2019

Journey of the Dragon Chapter 38


Chapter 38 : How can it be?



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 38.


   Dikisahkan sebelumnya, Setelah berhasil mengalahkan Krypt, Dragon bergegas pergi meninggalkan Putri Reina sendirian di kawasan pinggir sungai, tapi untungnya beberapa saat kemudian tiga Kesatria badai Nexus datang untuk menjemput Tuan Putri, sehingga kondisi Tuan Putri sudah aman sekarang. Alasan Dragon bergegas pergi adalah, supaya dia bisa menyelesaikan urusannya dengan Stellan flaur sendirian.

   Dragon bertujuan untuk membuat perhitungan pada Penyihir jahat yang telah menebar teror serta memperbudak orang banyak. Dragon ingin menghentikan segala tindakan buruk dari Penyihir yang bertempat tinggal di Tebing utara tersebut, maka dari itu Dragon bersusah payah melakukan perjalanan panjang untuk kembali kesana. Tempat dimana dia dijadikan alat untuk mencuri di Kerajaan Nexus.

   Sesampainya Dragon di kaki Tebing tersebut, untuk bisa naik ke puncak tebing maka Dragon harus melewati dulu suatu kawasan hutan yang disebut sebagai Hutan kematian. Dengan para penghuninya yang juga sudah siap untuk menawarkan kematian terhadap Dragon, yakni para manusia serigala.

   Tanpa ragu, Dragon memasuki kawasan hutan tersebut sambil bersiap untuk menghadapi para mahluk yang sebelumnya pernah berurusan dengan Dragon disana. Saat mendapatkan kepungan dari para mahluk buas tersebut, Dragon segera memberikan perlawanan yang cukup merepotkan bagi mereka, dengan menggunakan senjata-senjata yang Dragon miliki.










   Alih-alih memuaskan rasa lapar mereka, Dragon malah membuat mereka semua terluka dengan memberikan serangan-serangan tebasan dari pisau belati serta pedang di tangannya. Lalu ketika Dragon mulai mengobarkan api yang keluar dari pedangnya, akhirnya Dragon dapat mengetahui kelemahan mereka, yakni para manusia serigala itu ternyata takut pada cahaya, sehingga mereka segera menjaga jarak dari Dragon ketika api yang berkobar pada pedang Dragon telah membuat suasana disana menjadi lebih terang, bahkan para mahluk buas itu juga segera menyingkir dari jalan Dragon, sehingga Dragon bisa terus melanjutkan langkahnya untuk bisa segera keluar dari kawasan hutan tersebut. Tapi rupanya tetap saja ada salah satu dari mereka yang nekad menerjang Dragon dari belakang.

   Lalu sesuatu yang mengejutkan pun terjadi, ketika Dragon menebas salah satu manusia serigala yang mencoba menyerangnya tersebut. Tiba-tiba saja, manusia serigala yang barusan pundaknya ditebas itu, mulai berubah wujud kembali menjadi manusia biasa, dan hal itu tentunya membuat Dragon jadi heran sekaligus kaget. Kemudian, tanpa banyak bicara, Dragon segera membawa pria mantan manusia serigala itu keluar dari Hutan kematian bersamanya, karena Dragon tidak mau jika sampai orang tersebut dijadikan santapan oleh mantan kawanannya.







   Setelah mereka berdua sudah berada di tempat yang lebih aman, maka pria mantan manusia serigala itu segera memperkenalkan diri kepada Dragon. Namanya adalah Rog, dan dia merupakan salah satu korban perbudakan di Kastil Flaur. Singkat cerita, karena dirinya selalu membangkang terhadap kehendak Flaur, maka Rog beserta para pembangkang lain diubah menjadi manusia serigala, dengan menggunakan serum DNA hybrid yang Flaur dapatkan dari Grim claw. Serum tersebut juga sudah dimodifikasi oleh Flaur sehingga para manusia serigala ciptaannya itu tidak bisa pergi meninggalkan kawasan Hutan kematian, dengan begitu Flaur jadi memiliki kawasan yang sangat berbahaya untuk memagari wilayah kekuasaannya.

   Setelah mendengar cerita dari Rog, Dragon merasa tambah geram terhadap segala tindakan buruk yang telah dilakukan oleh Stellan flaur. Maka dari itu, Dragon berjanji kepada Rog bahwa dirinya pasti akan mengalahkan Stellan Flaur lalu membebaskan semua orang yang diperbudak di Kastilnya.

   Tak lama kemudian, Dragon melanjutkan langkah kakinya menuju ke Kastil flaur yang berada di puncak Tebing, namun saat Dragon hampir sampai kesana, dia dihadang oleh sekumpulan Prajurit Flaur yang sudah siap untuk bertarung dan tidak akan membiarkan Dragon melewati mereka. Oleh karena itu Dragon terpaksa harus berjuang untuk menghadapi dan melawan para Prajurit tersebut disana, dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya.

   Walaupun Rog sempat tidak yakin terhadap tekad Dragon tersebut, tapi setelah Rog melihat aksi Dragon yang berani menerjang sekumpulan Pasukan Flaur, maka akhirnya Rog pun percaya bahwa Dragon pasti bisa menjadi tandingan bagi Stellan Flaur.

   Flaur memang telah mengerahkan seluruh Pasukannya untuk menghadang serta menggempur Dragon di puncak Tebing itu, bahkan Flaur juga mempersenjatai mereka semua dengan tombak berkekuatan penghancur, yang mengandung unsur dari sampel kekuatan milik Hebi. Sehingga hal itu membuat Dragon jadi kesulitan dalam menghadapi para Prajurit tersebut, namun dengan menggunakan pisau-pisau belati serta kekuatan api dari pedangnya, maka Dragon juga bisa membuat mereka semua merasa kewalahan.

   Tetapi keadaan semakin menjadi sulit bagi Dragon, ketika bala bantuan dari Kastil Flaur terus menerus berdatangan ke tempat itu, sehingga lawan yang harus Dragon hadapi menjadi sangat banyak. Dan Rog yang menyaksikan hal itu, mulai kembali tidak yakin bahwa Dragon akan menang, karena Dragon jelas-jelas terlihat kalah jumlah.

   Namun tak lama kemudian, bala bantuan bagi Dragon rupanya juga telah datang disana, walau jumlahnya hanya 4 orang saja, mereka adalah Putri Reina beserta tiga Kesatria badai Nexus (Juga Mailon sebagai penunjuk jalan), kedatangan mereka disana tentu saja untuk membantu Dragon dalam menghadapi segala kesulitannya, terutama ketika mereka melihat bahwa Dragon sedang digempur oleh para Prajurit Flaur yang jumlahnya sangat banyak disana.






   Kemudian, setelah meninggalkan Mailon dalam keadaan terikat, Putri beserta Rizu segera berlari untuk melawan seluruh Prajurit yang sedang mengerubungi Dragon. Tanpa kenal rasa takut, mereka bertarung melawan para Prajurit yang berjumlah puluhan orang bersenjata tombak penghancur tersebut. Putri Reina melesatkan anak panah dari busurnya, sedangkan tiga Kesatria badai Nexus menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk mengalahkan lawan.

   Para Prajurit Flaur begitu kewalahan menghadapi serangan-serangan dari tiga Kesatria badai Nexus. Mereka dihempaskan oleh angin, disambar oleh aliran listrik, bahkan dihantam oleh pukulan kuat, yang membuat baju tempur mereka hancur, akibat serangan pukulan dari Rizu tersebut (Yang memiliki kekuatan untuk menyerap energi alam).


Zrraaaakk !!
Bzzzzzzz !!




Bwuuuussh !!


   Tak hanya itu saja, para Prajurit Flaur juga masih harus menerima serangan api dari pedang Heat flame milik Dragon, gempuran demi gempuran yang mereka dapatkan membuat jumlah mereka menjadi berkurang secara drastis. Tapi walaupun begitu, para Prajurit Flaur yang sudah ditumbangkan, masih tetap berusaha untuk bangkit lalu kembali melawan Dragon beserta kawan-kawannya.

 Mereka seakan tidak pernah kapok walaupun sudah berkali-kali mendapatkan serangan telak di tubuhnya. Sepertinya Flaur sudah memberikan mantra patuh serta mantra penghilang rasa sakit terhadap mereka semua, sehingga jumlah mereka seakan tidak ada habisnya, dan perlawanan yang dilakukan oleh Dragon beserta kawan-kawannya     terhadap para Prajurit Flaur yang ada disana seakan tidak ada habisnya. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Dragon dan kawan-kawannya, mereka tetap menghadapi gempuran dari para Prajurit Flaur dengan sekuat tenaga, walaupun para Prajurit tersebut sangat sulit untuk ditumbangkan.

   Sembari terus melakukan perlawanan, Dragon juga tampak sedang berusaha supaya dirinya bisa merangsek keluar dari pertempuran tersebut, karena Dragon tahu bahwa kunci supaya dapat menghentikan pergerakan para Prajurit Flaur seutuhnya adalah dengan cara mengalahkan orang yang telah merapalkan mantra terhadap mereka, yaitu tak lain tak bukan adalah mengalahkan Stellan flaur, Supaya pengaruh mantra patuh dan penghilang rasa sakit itu menghilang.

   Di tengah pertempuran itu, Putri Reina juga terus berusaha menyerang musuh sambil mendekat ke arah Dragon, supaya mereka berdua bisa saling berbicara disana. Lalu setelah Dragon sudah berada di dekat Putri Reina, maka Dragon mulai menyapa dan bertanya.

   “Putri?? Apa yang kau lakukan disini bersama dengan tiga Kesatria badai Nexus?” Tanya Dragon kepada mereka semua.

   Lalu seketika itu juga, Putri Reina langsung memukul kepala Dragon dengan keras menggunakan busur panahnya, sehingga ekspresi wajah Dragon berubah menjadi kaget.

   Setelah itu Putri Reina berkata, “Rasakan!! ... Itu karena kau sudah meninggalkanku sendirian di kawasan sungai.”

   “I- ya maaf ... Itu karena aku tahu bahwa tiga Kesatria badai Nexus, akan segera datang dan menemukanmu.” Ucap Dragon kepada Tuan Putri.

   “Diam! Aku masih belum memaafkanmu.” Ucap Putri Reina sambil terus memanah musuh-musuhnya.

   “Pertanyaanku belum dijawab, mengapa kalian semua datang kesini?” Kata Dragon yang seakan tidak percaya bahwa dirinya telah mendapatkan bantuan dari pihak Kerajaan Nexus, yang sebelumnya pernah mengejarnya mati-matian.

   “Kenapa kau bertanya seperti itu? Kedatangan kami disini tentu saja untuk membantu tamu kehormatan Istana Nexus yang sedang kesusahan.” Jawab Tuan Putri terhadap pertanyaan Dragon tersebut.

   “Tamu kehormatan? Apa kalian lupa? Aku ini kan sudah menjadi seorang buronan.” Ucap Dragon sambil terus menyerang lawan dengan tebasan apinya.

   “Setelah kau meninggalkanku malam itu, aku bersama tiga Kesatria badai Nexus segera kembali ke Istana ... Lalu aku menceritakan tentang semua yang sudah terjadi, kepada ayahku dan Jenderal Eagle. Kurasa, kini semua orang yang ada di Istana Nexus sudah mengerti tentang masalahmu.” Jawab Putri Reina.

   “Apa? Kenapa kau sampai melakukan hal itu?” Tanya Dragon lagi, karena dia merasa bahwa dirinya tidak pantas menerima pertolongan dari Tuan Putri.

   “Aku hanya melakukan hal yang menurutku benar untuk dilakukan ... Memangnya tidak boleh?!” Ujar Putri Reina.

   “I- iya, tentu saja boleh. Tapi kan ...” Ucap Dragon.

   “Sudah, jangan terlalu dipikirkan! ... Sekarang, apakah kau tidak mau mengucapkan terima kasih?” Tanya Putri Reina kepada Dragon sambil terus melakukan pertarungan melawan para Prajurit Flaur.

   “Hmm ya. Terima kasih banyak ... Aku sangat tertolong.” Ucap Dragon.

   Kemudian Dragon kembali melontarkan pertanyaan kepada para penolongnya itu. “Lalu bagaimana caranya kalian semua bisa sampai kesini hampir dalam waktu yang bersamaan dengan diriku?” Tanya Dragon dengan rasa penasaran.

   “Kau kesini naik apa?” Kata Putri Reina balik bertanya.

   “Jalan kaki.” Jawab Dragon.

   “Kami semua naik kuda, jadi tentu saja kami semua bisa melaju lebih cepat darimu, dan bisa menyusulmu sampai kesini."

  "O- oh."

  "Pada pagi hari setelah kejadian di sungai, aku segera meminta ijin kepada ayahku untuk menyusulmu. Lalu setelah ayahku memberi ijin, maka aku dan tiga Kesatria badai Nexus segera berangkat sambil membawa Mailon sebagai penunjuk jalan, niatnya supaya kami bisa mendahuluimu, tapi kau malah sampai lebih dulu ... Oh iya, sebelum berangkat, ayah berpesan padaku, dia menyuruhmu untuk datang ke Istana Nexus setelah semua urusan disini selesai, karena dia ingin mendengar sendiri penjelasan darimu secara langsung.” Kata Tuan Putri Reina kepada Dragon.

   Kemudian, sambil tersenyum, Dragon berbicara dalam benaknya, (“Raja yang memberinya ijin, atau dia yang memaksa untuk diberikan ijin ya?”)

   Lalu Rizu juga berbicara kepada Dragon. “Ya ... Kami sudah mendengar tentang ceritanya dari Tuan Putri. Ternyata kau adalah korban dari Penyihir jahat yang menguasai tempat ini, selama dua tahun ini nama sang Penyihir dari Tebing utara memang sedang ramai diperbincangkan, namun karena keberadaannya bertempat di wilayah Kerajaan Gold one, maka kami tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan tindakannya ... Tapi setelah dia memanfaatkanmu untuk mencuri di dalam Istana Nexus, itu berarti kejahatannya sudah merambah sampai ke wilayah Kerajaan Nexus, maka dari itu Jenderal Eagle segera memberi ijin kepada kami semua untuk menumpas Stellan flaur.” Ucap Rizu. (Karena Rizu dan kawan-kawannya merupakan Kesatria resmi dari Kerajaan Nexus, maka segala tindakan yang mereka lakukan harus berdasarkan perintah langsung dari sang Raja atau sang Jenderal.)

   “Kau ini benar-benar orang yang nekad ya.” Ucap Arci kepada Dragon.

   “Hmm, ya. Kau tidak perlu menghadapi semua masalah ini seorang diri saja.” Ujar Holdi kepada Dragon.

   “Terima kasih untuk kedatangan dan bantuan kalian semua disini, walaupun aku sudah melakukan tindakan buruk di Istana Nexus, tapi kalian tetap datang untuk menolongku ... Aku sangat menghargai bantuan dari kalian semua, dan mungkin perkataan ‘maaf’ saja tidak akan cukup untuk menebus segala kesalahan yang telah kuperbuat.” Ucap Dragon kepada mereka semua.

   “Jangan berikan kami kata ‘maaf’ ... Berikan kami Stellan flaur. Untuk kami bawa ke Istana Nexus!” Ujar Rizu sambil menghajar para Prajurit Flaur yang ada di dekatnya.

   “Baiklah, akan kulaksanakan!” Jawab Dragon yang terlihat bersemangat sambil terus memberikan serangan-serangan kepada para Prajurit Flaur.

   Kemudian Putri Reina mulai memberikan perintah berupa strategi kepada kawan-kawannya. “Holdi ! Arci ! Arahkan serangan kalian kepada para Prajurit yang menghalangi jalan Dragon, supaya Dragon bisa terus maju menuju ke tempat Stellan Flaur.”

   “Baik Tuan Putri !!” Ujar Holdi dan Arci secara bersamaan, sambil langsung melaksanakan perintah tersebut.

   Kemudian Tuan Putri juga memberi perintah kepada Rizu. “Rizu, kau dampingi Dragon pergi sambil menjauhkan para Prajurit yang berusaha untuk menghadangnya!”

   “Siap! Tuan Putri.” Ujar Rizu yang terlihat begitu bersemangat setelah mendapat perintah dari Tuan Putri Reina.

   Lalu seketika itu juga jalan untuk dilewati oleh Dragon mulai terbuka lebar, setelah Holdi dan Arci menjauhkan para Prajurit Flaur yang berusaha menghalanginya. Maka dari itu, Dragon segera berlari sambil didampingi oleh Rizu, yang berusaha untuk menjauhkan para Prajurit yang terus saja menghadang Dragon. Karena mereka semua sangat gigih dan tidak akan membiarkan Dragon lewat dengan mudah.

   Lalu setelah melewati sekian banyak rintangan, akhirnya Dragon bisa terbebas dari area pertempuran tersebut, berkat bantuan yang dia terima dari Rizu dan kawan-kawannya, yang masih terus menghajar musuh dengan penuh semangat. Selanjutnya, Dragon hanya harus terus berlari sampai ke Kastil Flaur yang jaraknya sudah lumayan dekat, dan sang Penyihir jahat itu tentunya sedang menunggu kedatangan Dragon disana.




   Sementara itu Flaur yang sedang duduk dengan santai di kursi singgasananya, mulai berbicara kepada dirinya sendiri.

   “Hmm, seharusnya tidak seperti ini ... Seharusnya Dragon bisa mendapatkan bola Aporion lalu dia membawakannya kepadaku! Tetapi karena bantuan dari teman-teman yang dia dapatkan di sepanjang perjalanan itu, semua rencanaku jadi gagal secara bertahap! ... Bahkan sekarangpun, rencanaku untuk bisa menangkapnya lagi, telah gagal. Dikarenakan kehadiran dari Putri tengil itu beserta tiga Kesatria bodohnya ... Sialan!” Ucap Flaur yang sepertinya merasa sangat kesal dengan keadaan yang sedang terjadi di kawasan tempat tinggalnya itu.

   Lalu beberapa saat kemudian, seseorang mulai mendobrak dan berhasil membuka pintu ruangan tempat Stellan Flaur sedang berada saat ini. Sehingga hal itu membuat Flaur menjadi sangat terkejut sampai-sampai dia langsung berdiri dari kursi singgasananya. Kemudian dari balik topengnya, Flaur terus memperhatikan kedatangan dari orang yang telah mendobrak pintu depannya itu hingga terbuka lebar. Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Dragon.


Dragon tiba di Kastil Stellan Flaur.


   Tanpa banyak bicara, dengan sorotan mata tajam, Dragon berjalan mendekati Stellan Flaur sambil menggenggam pedang Heat flame yang mengobarkan api di tangannya, sehingga hal itu membuat Flaur jadi merasa terancam, lalu tanpa bergeming Flaur mulai berbicara kepada Dragon, yang masih sedang berjalan mendekatinya.

   “Oh, rupanya Dragon. Akhirnya kau datang juga, aku dengar kau datang sambil membawa beberapa teman diluar sana?"

  "Itulah hal terakhir yang akan kau dengar." Ucap Dragon sambil terus berjalan.

  "Hmm ... Selama ini aku sudah menunggu-nunggu kedatanganmu, dan sekarang, mumpung kau sudah datang, mari kita bicarakan tentang semuanya secara baik-baik.” Ucap Flaur kepada Dragon.

   “Tidak ada yang perlu dibicarakan ... Aku akan langsung menghajarmu, setelah itu aku akan membebaskan seluruh budak yang kau tahan di dalam Kastil ini.” Kata Dragon dengan ekspresi wajah yang sangat serius.

   “Menghajarku?? .. Haha, ahahhaahah.” Flaur tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dan hal itu membuat langkah Dragon jadi terhenti.

   “Apa yang kau tertawakan?” Tanya Dragon yang merasa kebingungan.

   “Aku hanya merasa lucu saja, mendengarmu yang bukan siapa-siapa, ingin menghajar diriku, sang Penyihir Tebing utara.” Jawab Flaur.

   “Ya, aku memang bukan siapa-siapa, maka dari itu kau akan dikenal sebagai Penyihir yang telah dihajar oleh orang biasa.” Kata Dragon sambil tersenyum.

   “Kau benar-benar sangat percaya diri ya.”

   “Bersiaplah! Kau akan segera membayar segala hal yang telah kau perbuat.” Ujar Dragon secara tegas kepada Flaur.

   “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Dragon ... Apakah kau sudah siap?” Kata Flaur balik bertanya.

   “Apa maksudmu? Ayo kita mulai bertarung.” Ucap Dragon dengan penuh semangat.

   Setelah itu, Flaur mulai mengatakan lagi beberapa kalimat yang cukup mengejutkan bagi Dragon. “Hmm ... Sejak dulu, Kau tidak pernah berubah ya."

  "Hah? Sejak dulu?" Dragon bertanya-tanya.

   "Ya, sejak dulu kau memang selalu menantang orang-orang yang tidak mungkin kau kalahkan, hal itu akan selalu berakibat buruk terhadapmu, Dragon.” Ucap Stellan flaur.

   “A- Apa maksud dari perkataanmu itu?” Dragon merasa tambah kebingungan dengan perkataan dari Flaur tersebut.

Stellan flaur membuka identitas aslinya, yang ternyata dia adalah Kai

   Kemudian Flaur mulai membuka topengnya sehingga wajah aslinya bisa diperlihatkan kepada Dragon secara jelas, sedangkan Dragon masih tampak merasa heran atas tindakan yang sedang dilakukan oleh musuhnya itu.




   Saat melihat wajah asli dari Stellan Flaur, Lalu Seketika itu juga raut wajah Dragon berubah menjadi pucat pasi, dan mulutnya tidak bisa berhenti menganga, karena dia sedang melihat sesuatu yang benar-benar tidak dapat dia percaya, bahkan hal itu sampai membuat dirinya merasa sangat tercengang.

  Saat ini, Dragon Sedang melihat orang yang sudah lama dia anggap telah tewas, yakni kawan lamanya yang bernama 'Kai'.











   Dahulu, Dragon bersama Kai adalah dua orang Prajurit tangguh dari Kerajaan Fulcan. Dan ketika mereka berdua terlibat dalam peperangan besar antara Kerajaan Fulcan melawan Kerajaan Distra, Dragon yang mengalami luka parah terpaksa harus meninggalkan Kai di area pertempuran, sehingga Kai harus melawan Slasher dan Batro seorang diri (Dua Kesatria resmi dari Kerjaan Distra). Setelah kejadian itu, akhirnya Dragon tidak pernah mendengar lagi tentang kabar dari teman seperjuangannya tersebut.

   Lalu Dragon mulai berbicara kepada Stellan flaur yang ternyata adalah Kai itu, dengan nada terbata-bata.. “Ka- Ka- Kai ... Ke- kenapa kau? Bagaimana bisa?” Dragon terlihat benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

   “Hmm, sudah kuduga. Ternyata selama ini kau menganggapku telah mati ya ... Aku dengar, setelah Kerajaan Fulcan kalah, kau melanjutkan hidup sebagai murid dari seorang Pandai besi tua, dan dilihat dari pedang yang kau miliki saat ini, bisa kusimpulkan bahwa gurumu itu ternyata adalah sang Kesatria naga ... Jadi, selama dua tahun ini kau menjadi murid dari sang Kesatria legendaris tersebut. Sedangkan aku, diriku menjadi murid dari sang Penguasa legendaris, yakni Tuan Darkros.”

   “A- apa? Apa maksudmu?” Dragon semakin terkejut.

   “... 25 tahun yang lalu, ketika Tuan Darkros mengalami kekalahan pada perang besar di Kerajaan Nexus, sebelum inti kekuatannya disegel dalam bola Aporion, Tuan Darkros membagi dirinya menjadi 8 aura kegelapan, yang masing-masing bisa memberikan keabadian terhadap orang yang disemayaminya ... Enam aura kegelapan bersemayam di tubuh enam anggota Emperors unity yang tersisa, satu aura tidak diketahui dimana keberadaannya karena sedang mencari-cari tubuh Pandora ... Sedangkan aura yang satunya lagi, terlantar karena tidak ada tubuh yang bisa dia semayami, sebab Centaurion telah gugur dalam perang besar di Kerajaan Nexus tersebut.” Ucap Flaur/Kai.

   “Jadi, kau merupakan pengganti dari Centaurion, dan salah satu aura kegelapan yang kau maksud itu, kini sudah bersemayam di dalam tubuhmu?” Tanya Dragon.

   “Tidak ... Sampai saat ini dia belum bersemayam di tubuh siapapun.” Jawab Flaur/Kai.

   “Apa? Kalau begitu dimana dia?”

   “Dia memutuskan untuk tidak bersemayam di dalam tubuh siapapun, supaya dirinya tidak kehilangan kesadaran, karena jika dirinya sudah bersemayam di dalam tubuh seseorang, maka kesadarannya akan lenyap dan dirinya berubah menjadi keabadian bagi orang yang dia semayami tersebut ... Selama dua tahun ini, dia selalu ada di sisiku, atau lebih tepatnya ada di dalam bandul kalungku ini. Dialah yang berperan penting sebagai guru sekaligus pemberi nasehat bagi diriku. Dia yang telah mengajariku berbagai trik sihir, terutama sihir untuk memanipulasi para budakku supaya patuh.”


aura kegelapan Darkros yang selama ini selalu bersama Kai.


   (“Jadi, selama dua tahun ini, yang telah membimbing Kai untuk menjadi Stellan Flaur ternyata adalah aura kegelapan Darkros ... Dia mengajarkan Kai berbagai metode untuk membuat orang lain patuh padanya, sehingga dia bisa memperbudak banyak orang sekaligus membangun pasukannya sendiri di Tebing utara ini.”) Ucap Dragon di dalam benaknya, dan sepertinya Melinda juga memikirkan hal yang sama.

   “Halo Dragon, senang akhirnya aku bisa bertemu secara langsung denganmu.” Ucap aura kegelapan Darkros itu. Kemudian dia lanjut berbicara, “Aku merasakan adanya hawa keberadaan dari diriku yang lain di dalam lempengan emas pada bahumu itu.” Ucap Aura kegelapan Darkros yang sedang berdiri di samping Flaur/Kai.

   “Ya, salah satu temanmu ini disuruh oleh Pandora untuk bersemayam di dalam tubuh Melinda ketika mereka berdua sama-sama terjebak di dimensi lain, sehingga Melinda terpaksa harus menjalani keabadian sebagai Kesatria Rain dagger yang terkurung di dalam Lempengan emas.” Ujar Dragon.

   “Oh begitu, jadi dia sudah menemukan wadah yang dapat menggantikan Pandora ... Sedangkan aku, sebenarnya aku ingin menjadikan Kai sebagai wadahku untuk bersemayam, karena aku sangatlah rapuh dalam wujudku yang sekarang ini ... Tapi, Kai masih membutuhkan bimbingan dariku, supaya dia dapat menjadi seorang penguasa sejati, sekaligus menjadi Penyihir yang paling ditakuti di seantero negeri Azhuloth ini. Itulah tujuanku, dan tentunya Kai juga memiliki tujuan yang sama denganku, benar kan muridku?” Tanya aura kegelapan itu kepada Kai.

   “Benar, Tuan Darkros.” Jawab Kai sambil menunduk.

   “Kau telah mempengaruhi Kai dengan segala keburukanmu! Takkan kubiarkan kau begitu saja.” Ucap Dragon.

   “Aku mempengaruhinya? Hahahaha ... Dia sendirilah yang menginginkan kekuatan serta kekuasaan ... Karena hal itulah yang sangat dia idam-idamkan selama ini, sedangkan jika dia bersamamu, dia tidak bisa mendapatkan semua itu secara instan, tapi malah harus menjalani perjuangan yang melelahkan, bahkan harus menghadapi kegagalan dalam peperangan besar dua tahun yang lalu.” Ucap aura kegelapan Darkros.

   “Apa yang kau bicarakan?” Dragon bertanya dengan penuh emosi.

   Lalu Kai/Flaur mulai berbicara lagi kepada Dragon. “Ya Dragon, selama ini aku telah berjuang bersamamu supaya aku bisa mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera. Tapi untuk mendapatkan semua itu aku harus berusaha mengikuti jalanmu, dengan cara yang benar-benar menyusahkan ... Dimulai dari bertahan hidup di jalanan, lalu menjadi petarung jalanan, hingga berlatih menjadi Prajurit, tapi apa yang kudapatkan setelah itu? Semua hanyalah Kegagalan serta kekalahan ... Beda halnya saat aku mengikuti semua perintah dari Tuan Darkros, maka lihatlah keadaanku saat ini, aku bisa mendapatkan seluruh kejayaan serta kekayaan ini secara cepat.” Ucap Kai sambil tersenyum.

   Kemudian Dragon yang merasa begitu kesal, sempat terdiam sejenak lalu dia mulai berbicara kembali. “ ... Bagaimana awalnya, kalian berdua bisa bertemu?” Tanya Dragon kepada Kai dan aura kegelapan Darkros.

  “Aura kegelapan Tuan Darkros inilah, yang turut berperan atas terjadinya perang besar antara Kerajaan Fulcan dan Kerajaan Distra. Karena waktu itu, beliau bertindak sebagai penasehat Gold one sekaligus pembuat rencana adu domba antar dua Kerajaan besar tersebut. Beliau juga menyaksikan seluruh proses peperangan yang terjadi di daerah perbatasan, tempat kita berdua bertarung mati-matian melawan musuh dan akhirnya kalah ... Lalu setelah peperangan di tempat itu telah usai, maka aura kegelapan Tuan Darkros ini berjalan seorang diri disana untuk mencari-cari keberadaan dari sesuatu, tapi akhirnya dia menemukanku yang telah terkapar dalam keadaan sekarat, setelah menerima serangan telak dari Slasher.”

   “Menemukan dirimu?” Tanya Dragon kepada Kai.

   “Ya, katanya dia merasakan hawa keberadaan kalung Ghistory di dalam diriku. Itu mungkin karena aku adalah orang yang paling dekat dengan sang pemilik sejati Kalung Ghistory ... Pada waktu itu aku masih belum memahami apa arti dari hal tersebut, tetapi sekarang aku jadi mengerti, sejak lahir kau memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemilik sejati kalung Ghistory ... Maka dari itu, aku yang merupakan orang terdekatmu, jadi memiliki sedikit hawa keberadaanmu.” Ucap Kai.

   Dragon hanya bisa terdiam sambil merasa terhenyak ketika mendengar perkataan itu. Kemudian Aura kegelapan Darkros mulai berbicara lagi dengan lantang, “Hahahhaha ... Aku ini, pernah mencicipi sedikit kekuatan dari Kalung Ghistory, ketika aku melangsungkan pertarungan melawan Raja Velodros, 25 tahun yang lalu ... Itulah sebabnya aku jadi bisa tahu, mengenai hawa keberadaan dari seseorang yang akan dipilih menjadi pemilik kalung Ghistory selanjutnya. Dan ketika peperangan besar antara Kerajaan Fulcan melawan Kerajaan Distra sedang berlangsung, pada waktu itu aku bisa merasakan keberadaanmu disana, tetapi setelah berakhirnya perang, aku tidak bisa menemukanmu dimanapun ... Namun untungnya aku menemukan Kai, yang memiliki sedikit hawa keberadaanmu, itu artinya Kai adalah orang yang sangat dekat denganmu. Maka dari itu, aku memutuskan untuk menjadikan Kai sebagai muridku, sekaligus mengajarkannya sihir manipulasi supaya dia bisa memiliki jiwa seorang Penguasa ... Dan aku juga yakin, bahwa suatu hari nanti, Kai bisa menuntunku untuk dapat bertemu denganmu, sang Pemilik sejati kalung Ghistory setelah Raja Velodros.”

   “Benar, dan akan kubuat Dragon menuruti perintah kita, supaya dia mau mencarikan bola Aporion untuk kita ... Maka setelah itu, Tuan Darkros akan bisa kembali dibangkitkan seutuhnya!” Ucap Kai dengan penuh semangat.

   “Yang benar saja, jadi ini semua ada hubungannya dengan kalung Ghistory?” Tanya Dragon.

   Kemudian Kai menjawab. “Ya, Tentu saja! ... Kalau begitu aku punya penawaran untukmu Dragon, sebaiknya kau bergabung denganku, ayo kita cari keberadaan dari bola Aporion bersama-sama, karena hanya kau yang dapat menemukan benda itu dengan menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, lalu setelah itu kita bisa menguasai negeri Azhuloth bersama Tuan Darkros!!” Ajak Kai kepada Dragon.

   Lalu Dragon menundukan kepalanya sambil berpikir dengan keras, setelah itu dia mulai menatap Kai lagi. “... Tidak. Aku tidak mungkin mau melakukan hal itu, Kai ... Aku mulai sadar, bahwa Ada alasan mengapa aku dibimbing oleh sang Kesatria naga selama 2 tahun ini, ada alasan mengapa aku dipilih oleh Kalung Ghistory ini, dan ada alasan mengapa aku bisa berada di tempat ini sekarang ... Yaitu, untuk menghentikan kalian semua!! Para anggota Emperors unity” Ujar Dragon kepada Kai sembari menggenggam pedang Heat flame yang mengobarkan api membara.

   “Hmm, sepertinya hanya cukup sampai disini saja penjelasannya, ya Kai.” Ucap aura kegelapan Darkros kepada Kai.

   “Ya, Tuan Darkros.” Kai mengangguk.

   “Berjanjilah bahwa kau tidak akan mengecewakanku.” Kata aura kegelapan Darkros kepada Kai.

   “Tentu saja Tuan.” Ucap Kai sambil menunduk

   Lalu tiba-tiba aura kegelapan Darkros mulai merasuk ke dalam tubuh Kai, sehingga membuat Kai jadi merasa dapat kekuatan lebih, sepertinya telah tiba saat dimana aura kegelapan tersebut mulai bersemayam di dalam tubuh Kai secara utuh, sehingga kini keberadaan aura kegelapan tersebut benar-benar hilang, karena dia telah berubah menjadi keabadian di dalam tubuh Kai. Itu karena aura kegelapan tersebut menganggap bahwa Kai sudah siap untuk jadi penerusnya dan sudah tidak memerlukan bimbingannya lagi.

  Setelah itu, Kai mulai membuka bajunya sambil mengambil dua pedang yang ada di samping kursi singgasanannya, sehingga kini dia dalam keadaan bertelanjang dada sambil menggenggam pedang di kedua tangannya. Dia sudah dalam kondisi yang siap untuk bertarung.

Kai dalam keadaan sangat siap untuk bertarung melawan Dragon.



   “Tempat ini akan menjadi saksi dari pertarungan penentuan di antara kita berdua, temanku.” Ucap Kai kepada Dragon, lalu dia melanjutkan perkataannya, ”... Kita buktikan, murid siapa yang akan menjadi pemenangnya, apakah murid dari Tuan Darkros atau murid dari sang Kesatria naga?”

   “Kai, sadarlah, Kita tidak perlu bertarung!” Ujar Dragon.

   “Bagiku, Sudah tidak ada jalan untuk kembali. Tidak mungkin aku akan membuang semua pencapaian yang sudah kudapatkan. Dan semua kekuatan yang sudah kumiliki ... Kedua pedang yang ada di genggaman tanganku ini, sudah digabungkan dengan kekuatan dari monster Grood (Anak-anak Hebi) Sehingga kedua pedang ini jadi memiliki energi penghancur yang dapat menandingi kekuatan api dari pedangmu, Tak hanya itu saja, aku bahkan sudah menyuntikan serum DNA hybrid ke dalam tubuhku, sehingga kulitku ini menjadi sangat keras seperti kulit badak chrono, Maka dengan begitu tidak ada siapapun yang dapat melukaiku ... Aku, adalah orang yang tidak terkalahkan! Hahahaaahaaa.” Ucap Kai sambil tertawa.

   Dragon terperangah setelah mendengar hal itu, ternyata Kai sudah bereksperimen kepada tubuhnya sendiri dengan menggunakan sumber daya yang dia dapat dari para anggota Emperors unity lainnya. Saat ini, Dragon benar-benar sedang berada dalam keadaan yang sulit, dimana dia harus menghadapi temannya sendiri, yang dulu begitu dekat dengannya. Namun temannya itu kini sudah menjadi jahat, dia sudah berada di jalan yang sangat melenceng dari kebajikan. Sehingga mau tidak mau Dragon harus bisa mengalahkannya.

   Tetapi untuk dapat mengalahkannya pun sepertinya juga akan cukup sulit, karena tubuh Kai sudah dilengkapi oleh berbagai kekuatan mematikan yang dia dapatkan dari para koleganya sesama anggota Emperors unity, ditambah dengan kekuatan keabadian dari aura kegelapan Darkros. Sehingga kini dirinya pasti akan sangat sulit untuk dikalahkan.

   Apakah Dragon harus menyerah pada keadaan, ataukah dia akan terus berjuang sampai akhir supaya dapat menghentikan temannya yang sudah menjadi jahat tersebut? Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya kepada mereka berdua? Terus ikuti kelanjutan kisahnya ya.



Bersambung . . .



Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 39



Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 37



No comments:

Post a Comment