Friday, May 17, 2019

Journey of the Dragon Chapter 37


Chapter 37 : Redemption



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 37.


   Dikisahkan sebelumnya, karena batu mantra peledak yang berada di dalam tubuh Dragon kini sudah berhasil dikeluarkan berkat pertolongan dari Putri Reina, maka Dragon akhirnya bisa terlepas dari pengaruh jahat Stellan flaur. Namun hal itu menyebabkan Dragon dan Putri Reina jadi berada dalam bahaya karena Krypt yang selama ini telah mengawasi Dragon dari kejauhan (Bersama Mailon), mulai muncul untuk berusaha membawa Dragon kembali kepada Tuannya, yakni Stellan Flaur.

   Sementara itu di tempat lain yang tidak jauh dari mereka, tiga Kesatria badai Nexus yang sedang mencari keberadaan Putri Reina, harus berurusan dengan orang-orang yang menghadang mereka, yakni Mailon beserta Pasukannya. Supaya bisa melanjutkan pencarian Tuan Putri kembali, mereka harus melalui pertarungan yang cukup merepotkan melawan para Prajurit yang dibawa oleh Mailon tersebut, ditambah Mailon juga melakukan tindakan licik terhadap mereka.

   Mailon menaburkan serbuk mantra ke wajah Holdi sehingga menyebabkan Holdi jadi menyerang kawan-kawannya sendiri. Lalu untuk mengatasi hal tersebut, Arci menggunakan mode Lightning supaya dia bisa mengecoh pergerakan Holdi, sekaligus mengalihkan perhatian Holdi dari Rizu yang sedang berusaha untuk mendekati Mailon.

   Awalnya Rizu sempat kesulitan melawan Mailon karena energi alam yang merupakan sumber kekuatannya sudah habis, kemudian setelah Rizu menyerap lagi energi dari alam disekitarnya, maka Rizu mulai bisa memberikan perlawanan yang sangat berat terhadap Mailon, sekaligus berhasil mendapatkan cara supaya bisa menyadarkan Holdi kembali. Dan akhirnya mereka bertiga berhasil mengatasi penghadangan Mailon, lalu kembali melanjutkan pencarian mereka terhadap Putri Reina.











   Sedangkan di tempat pertempuran lain, Dragon bersusah payah untuk mengalahkan Krypt yang memiliki tombak berkekuatan energi penghancur ciptaan Tuannya, yang memanfaatkan sampel kekuatan dari anak-anak Hebi (Monster Grood).









   Pertarungan mereka berlangsung cukup sengit. Dan dalam pertarungan tersebut, Krypt juga sempat menunjukan wajah aslinya yang telah hancur akibat dari penggunaan tombak itu secara terus-menerus. Sepertinya senjata yang memiliki kekuatan monster Grood memang selalu menimbulkan efek buruk pada penggunanya, namun jika pada pedang H butcher milik Gill, senjata itu hanya menguras banyak tenaga saja. Sedangkan jika pada tombak Krypt, efek buruknya bahkan lebih parah lagi.







   Tuan Putri Reina menyaksikan pertarungan Krypt melawan Dragon dengan penuh rasa tegang, karena pertarungan sengit antara mereka berdua itu dihiasi oleh kobaran api dan gelombang ledakan yang saling berbenturan. Seberapa kuatpun serangan yang diberikan oleh Krypt, namun semua itu tetap saja dapat ditandingi oleh kekuatan dari pedang Heat flame milik Dragon, apalagi Dragon menggabungkan kekuatan api pedang Heat flame dengan kekuatan pisau belati Melinda. Oleh karena itu, Dragon jadi lebih dominan dalam memberikan perlawanan terhadap Krypt, hingga akhirnya dia berhasil memberikan sebuah serangan telak terhadap Krypt.

   Dragon ingin mengakhiri penderitaan Krypt sekaligus mengakhiri penderitaan yang akan Krypt berikan terhadap orang lain, sehingga Krypt akhirnya mati di tangan Dragon. Sebagai mantan seorang Prajurit, hal itu adalah hal yang sudah lumrah bagi Dragon, mengakhiri hidup Prajurit lawan secara terhormat, lebih baik daripada harus membiarkan lawannya itu menjalani hidup dalam kondisi yang buruk. Setelah mengalahkan Krypt, Dragon bertekad untuk pergi ke Tebing utara, supaya dia bisa membuat perhitungan dengan Stellan Flaur, yaitu orang yang sudah menyebabkan segala kekacauan ini.




   Setelah mengambil semua barang miliknya, maka Dragon segera berbalik membelakangi Tuan Putri Reina yang sedang dalam kondisi lemah. Lalu tiba-tiba Dragon berpamitan sambil berjalan pergi meninggalkan Tuan Putri sendirian disana. Dragon memutuskan untuk kembali menuju ke Tebing Utara.

   Putri Reina tidak bisa menghentikan langkah kaki Dragon, walaupun Putri terus menerus memanggil namanya, sehingga Putri merasa sangat kesal sekaligus kecewa sebab dirinya ditinggalkan sendirian. Namun tak lama kemudian Rizu, Arci, dan Holdi berhasil menemukan keberadaan sang Putri, sehingga kini kondisi Putri Reina sudah aman. Tapi tetap saja Tuan Putri masih merasa tidak terima atas kepergian Dragon yang meninggalkannya begitu saja, karena masih banyak hal yang ingin Putri bicarakan dengannya.




   Ini adalah titik balik bagi Dragon, bagaimanapun juga dia tidak bisa mengabaikan orang-orang yang saat ini sedang mengalami nasib yang sama seperti dirinya, yaitu menjadi alat yang bisa diperlakukan seenaknya oleh Stellan Flaur. Maka dari itu Dragon akan membuat perhitungan terhadap Stellan Flaur atas segala perbuatan yang telah dilakukannya. Saat ini, Dragon sudah memulai perjalanannya menuju ke Tebing utara, tempat dimana Flaur sedang berada.

   Stellan Flaur sudah tidak dapat lagi mengintai atau mengetahui apa saja yang sedang Dragon lakukan, karena sudah tidak ada lagi batu mantra yang dipasangnya di dalam tubuh Dragon, selain itu para pasukan pengintai yang dikirimnya untuk mengawasi Dragon juga kini sudah berhasil dikalahkan semua, sehingga tidak ada lagi yang dapat menginformasikan kepada Flaur, mengenai hal apa saja yang sedang Dragon lakukan saat ini.

   Oleh Karena itu, Flaur jadi merasa sangat cemas, sebab dia tidak bisa memprediksi apa yang akan Dragon lakukan selanjutnya. Sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah bersiap untuk menanti kedatangan Dragon di Kastilnya, maka dari itu, dia segera mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan untuk mengantisipasi kedatangan Dragon di Kastilnya, yang pastinya akan datang membawa hal buruk bagi Flaur.


Dragon berjalan siang malam menuju ke Tebing utara, tempat kediaman Stellan flaur.


   Dragon berjalan kaki siang malam tanpa lelah, melalui jalur yang sebelumnya dia lalui untuk bisa sampai ke Ibukota Kerajaan Nexus. Dia bahkan mempersiapkan perbekalan yang sangat banyak untuk melintasi gurun Zuci pada malam hari, dan untungnya dia sama sekali tidak bertemu dengan teman lamanya yakni ular raksasa gurun Zuci disana, walaupun saat ini tidak ada yang dapat menghalanginya untuk bisa sampai ke tempat tujuan, karena dia benar-benar ingin sesegera mungkin bisa sampai ke Tebing utara. Yang terpenting baginya saat ini hanyalah bertemu dan mengalahkan Flaur, lalu setelah itu dia bisa bertemu dengan teman-temannya kembali untuk menjelaskan tentang semua hal yang telah terjadi.

   Dan bonusnya, jika semua berjalan lancar maka dia bisa melanjutkan lagi pencariannya terhadap Night crow (Orang yang sudah membunuh gurunya). Karena hal itulah yang merupakan tujuan awal dari perjalanan Dragon, sebelum dia harus terjebak dan berurusan dengan Stellan flaur.

   Kini Dragon sudah berada dalam kondisi yang lengkap, dengan pedang Heat flame miliknya, tali ajaibnya, serta Melinda di pundaknya, ditambah kalung Ghistory yang dia lingkarkan di lehernya. Dragon berhasil mendapatkan kembali kalung Ghistory miliknya itu, yang sebelumnya sempat berada di genggaman tangan Putri Reina. Waktu itu, Dragon mengambilnya secara diam-diam ketika mendorong tubuh Tuan Putri supaya terhindar dari serangan Krypt. Dengan begitu, kini tidak ada satupun barang miliknya yang tertinggal di wilayah Kerajaan Nexus.

   Setelah menempuh jarak yang sangat jauh, kini Dragon sudah hampir sampai di tempat tujuannya, yakni Tebing utara. Dalam perjalanan tersebut, Dragon juga sempat berbincang-bincang dengan Melinda (Lempengan emas di bahunya) mengenai segala hal yang sudah terjadi, dan Melinda menanggapinya dengan sangat serius.

   “AAAPAAAAA?!!” Ujar Melinda menanggapi penjelasan dari Dragon.

   Kemudian Melinda melanjutkan perkataannya, “Jadi selama ini ada seorang Penyihir jahat yang mengendalikanmu? Sehingga kau terpaksa harus melakukan usaha pencurian di Istana Nexus tanpa bisa memberitahukan pada siapapun tentang hal itu ... Selama ini kau pasti merasa sangat kesulitan dan terbebani ya? a- aku jadi ingin menangis.” Ucap Melinda.

   “Kau sudah menyebutkan hal itu ratusan kali, berhentilah merasa terkejut ... Itu semua sudah berlalu, sekarang kita harus fokus untuk membuat perhitungan terhadap Stellan flaur, yaitu orang yang telah menyebabkan ini semua terjadi.” Jawab Dragon menanggapi perkataan Melinda.

   “Ya, kau benar! Ayo Ingin kita segera sampai ke tempatnya berada. Sehingga kita Bisa menghajarnya secara habis-habisan!"

   "Hmm, memang itu yang akan kita lakukan."

   "... Oh iya, kau juga sempat bilang bahwa Stellan flaur adalah salah satu anggota dari kelompok Emperors unity kan?” Tanya Mellinda.

   “Ya benar. Itulah yang dia katakan padaku ... Dan itulah alasan mengapa dia punya segala akses untuk bisa mendapatkan berbagai sampel kekuatan dari para anggota Emperors unity lainnya.”

   “Kalau begitu, mungkin saja dia juga adalah salah satu orang yang tubuhnya disemayami oleh aura kegelapan Darkros? Sehingga mungkin dia juga memiliki keabadian yang sama sepertiku dan keenam anggota Emperors unity lainnya.” Ucap Melinda menyimpulkan.

Anggota Emperors unity jaman dulu :
1. Gold one
2. Merliana Aqua
3. Heatless
4. Hebi
5. Night crow
6. Grim Claw
7. Centaurion
8. Pandora

  Anggota Emperors unity yang sekarang :
 1. Gold one
2. Merliana Aqua
3. Heatless
4. Hebi
5. Night crow
6. Grim Claw
7. Stellan Flaur

  Orang yang disemayami oleh aura kegelapan Darkros :
1. Gold one
2. Merliana Aqua
3. Heatless
4. Hebi
5. Night crow
6. Grim Claw
7. Stellan Flaur
8. Mellinda

   Dragon berkata, “Ya, mungkin saja ... Katamu jumlah dari para aura kegelapan Darkros itu ada 8 kan ? Satu bersemayam pada dirimu, enam di masing-masing anggota Emperors unity terdahulu, dan satu lagi mungkin ada pada Stellan flaur. Dengan begitu jumlahnya pas jadi 8 ... Kira-kira bagaimana caranya untuk bisa mengalahkan Stellan Flaur ya?” Kata Dragon bertanya-tanya.

   “Para aura kegelapan Darkros itu hanya memberikan keabadian saja, berupa awet muda (Panjang umur) terhadap orang yang disemayaminya, bukan berarti orang yang disemayaminya itu bisa menjadi kebal terhadap serangan apapun ... Itu artinya, kami semua masih bisa dibunuh.” Ucap Melinda.

   “Apa maksudmu kami? Kau bukanlah salah satu dari mereka, walaupun kau diberikan keabadian oleh aura kegelapan Darkros. Tapi itu tidaklah disengaja."

   “I- iya ... Tapi tetap saja, aku ini merupakan pengganti dari salah satu anggota Emperors unity yang bernama ‘Pandora’, dan Stellan Flaur sepertinya merupakan pengganti dari anggota Emperors unity yang bernama ‘Centaurion’ ... Peran kami berdua hanyalah untuk mengisi kekosongan, dan sampai sekarang aku belum tahu peranku yang sesungguhnya harus menjadi apa? Sedangkan Stellan flaur, dia sudah menentukan jalannya sendiri dengan menjadi seorang Penyihir yang paling ditakuti di Tebing Utara.” Kata Melinda.

   “Jangan bilang begitu, pokoknya jangan samakan dirimu dengan mereka. Mereka hanyalah orang-orang yang senang berbuat semena-mena terhadap orang lain. Coba ingatlah lagi, dahulu Pandora sudah mengurungmu di dimensi lain sehingga kini wujudmu menjadi sebuah lempengan emas. Dan yang lebih parahnya lagi, Pandora juga menyemayamkan aura kegelapan Darkros padamu, sehingga kau terpaksa harus menjalani kehidupan sebagai sebuah lempengan emas untuk selamanya. Sedangkan dia malah menghilang supaya kau dapat terus menderita dalam kesendirian.”

   “I- iya, kalau diingat-ingat lagi, aku jadi ingin menangis ... Hiks hiks.” Kata Melinda sambil merasa sedih.

   “Jangan menganggap lagi bahwa jumlah anggota Emperors unity ada 8 orang, dan jangan hitung dirimu ke dalam bagian dari mereka. Para anggota Emperors unity yang sekarang, jumlahnya hanya 7 orang saja, karena kau tidak termasuk! ... Gold one mengkudeta Kerajaan Distra dan berhasil menguasai Kerajaan besar tersebut. Dan menurut Krypt, Hebi adalah dalang dibalik terciptanya monster penghancur yang dijuluki monster Grood. Lalu Night crow, adalah orang yang telah membunuh guruku, sedangkan Flaur adalah orang yang telah menjajah serta memperbudak penduduk dari Desa-desa kecil. Dan entah hal apa yang sedang diperbuat oleh ketiga anggota Emperors unity yang lain? (Yaitu Merliana, Heatless, dan Grim claw). Pastinya mereka tidak sedang berbuat baik.” Dragon berkata seperti itu karena dia sangat membenci kelompok Emperors unity.



8 orang yang tubuhnya disemayami oleh aura kegelapan Darkros, sehingga umurnya panjang (Abadi).


   Kata Dragon menegaskan kepada Melinda bahwa walaupun dalam diri Melinda bersemayam aura kegelapan Darkros yang memberikannya keabadian, tetapi Melinda tidak boleh menganggap bahwa dirinya adalah salah satu dari 8 anggota Emperors unity. Karena jumlah dari para anggota Emperors unity yang benar-benar jahat serta patuh pada nubuat Darkros hanyalah 7 orang saja, yakni Gold one, Stellan flaur, Night crow, Hebi, Grim claw, Heatless, dan Merliana. Hal Itulah yang Dragon yakini, dan dia tidak ingin jika Melinda sampai disamakan atau termasuk ke dalam jajaran nama-nama tersebut. Karena Melinda sama sekali tidak punya ambisi untuk membangkitkan Darkros, dia hanya merupakan korban dari Pandora.

   Kini Melinda jadi lebih yakin, bahwa keputusannya untuk ikut dan membantu Dragon adalah keputusan yang paling tepat untuk dilakukan, dan hal itu merupakan peran yang harus dijalaninya sebagai salah satu pemilik keabadian. Dia akan terus menjadi teman perjalanan Dragon dan membantunya untuk menghadapi segala kesulitan yang harus Dragon hadapi. Selain itu, Dragon juga merupakan murid dari sang Kesatria naga, yakni teman seperjuangan Mellinda pada jaman dahulu. Dan jangan lupa, bahwa Dragon juga merupakan orang yang dipilih oleh kalung Ghistory sebagai pemilik sejati, sehingga Dragon menjadikan kandidat yang paling kuat untuk bisa menghentikan pengaruh buruk Darkros yang disebarkan lewat para anggota Emperors unity.


Dragon menghadap Hutan kematian.


   Setelah melewati perjalanan yang sangat panjang, akhirnya Dragon telah sampai di wilayah Tebing utara, atau lebih tepatnya di dekat hutan kematian yang mengelilingi wilayah Tebing tersebut. Untuk bisa sampai ke Kastil Flaur yang berada di puncak Tebing, maka Dragon harus bisa terlebih dahulu melewati hutan kematian, walaupun ada jalan lain berupa dinding tebing terjal di sisi timur dari kawasan tersebut, tetapi untuk bisa kesana maka Dragon harus mengambil jalan memutar yang lebih jauh Lagi, dan hal itu akan memakan waktu lebih lama. Oleh karena itu Dragon lebih memilih untuk masuk dan melewati Hutan kematian saja.

   Walau dia sudah tahu bahwa ada bahaya yang sedang mengintainya di dalam sana. Yakni para manusia serigala lapar dengan cakar dan taring yang sudah siap untuk mengoyak tubuh Dragon. Tapi Dragon tidak gentar sedikitpun, karena dengan semua perlengkapan yang dimilikinya saat ini, maka menghadapi para manusia serigala itu menjadi perkara yang mudah bagi Dragon.

   Lalu tibalah saatnya Dragon harus merasakan apa yang pernah dia rasakan ketika pertama kali memasuki kawasan Hutan tersebut, suasana mencekam langsung terasa begitu Dragon melangkahkan kakinya masuk ke dalam kawasan hutan tersebut. Karena yang menyambut Dragon disana adalah kegelapan serta hawa dingin yang seakan menusuk kulit, hingga membuat sekujur tubuh Dragon jadi merinding, tetapi Dragon berusaha untuk tidak menghiraukan perasaan itu, dia terus melangkah maju supaya dirinya bisa segera sampai di Kastil milik Flaur, yang berada di puncak Tebing.

   Semakin Dragon masuk ke kawasan paling dalam di hutan kematian, maka Dragon semakin merasa bahwa ada mahluk-mahluk yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Sorotan mata tajam memperhatikan Dragon dari balik kegelapan yang menyelimuti tempat itu, dan Dragon sudah tahu bahwa sebentar lagi hal yang buruk akan segera terjadi.

   Ternyata benar saja, tiba-tiba di hadapan Dragon terlihat sosok-sosok besar berbulu lebat yang sedang berdiri untuk menghalangi langkah kaki Dragon. Pertemuan Dragon dengan sosok-sosok itu terasa seperti pertemuan dengan teman lama, karena mereka semua sudah tahu bahwa Dragon adalah mangsa yang sangat sulit untuk ditangkap, sehingga tanpa diduga tiba-tiba saja Dragon mendapati bahwa ternyata dirinya sudah dalam keadaan terkepung dari berbagai arah.


Para manusia serigala mulai menampakan diri kepada Dragon.


   Sosok tersebut adalah Para manusia serigala yang terlihat ganas, mereka bermunculan dari arah depan, belakang, juga samping kiri dan kanan Dragon. Kali ini mereka benar-benar tidak akan membiarkan mangsanya itu lolos seperti yang pernah terjadi sebelumnya, mereka sudah sangat siap untuk memberikan seragan mematikan kepada mangsanya itu, sambil menggeram dan mempersiapkan cakar mereka masing masing. Sedangkan Dragon langsung memunculkan dua buah pisau belati di tangannya, untuk menghadapi mahluk-mahluk tersebut.

   “Oh, aku sangat merindukan kalian semua. Sekarang, mari kita bermain!” Ucap Dragon sambil memperhatikan mereka semua satu-persatu.

   Lalu secara cepat, para manusia serigala itu mulai berdatangan ke dekat Dragon secara bersamaan, dan tanpa banyak bicara Dragon langsung menghindari serangan-serangan mereka, kemudian secara lincah, Dragon berhasil memberikan beberapa tusukan serta sayatan terhadap tubuh para manusia serigala itu, dengan menggunakan tehnik bertarungnya yang luar biasa.

   Dan rupanya hal itu membuat para manusia serigala jadi merasa kesal sekaligus kerepotan menghadapi mangsa yang hanya berjumlah satu orang itu. Tapi mereka semua punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh Dragon, yakni jumlah yang sangat banyak, sehingga lama-kelamaan Dragon juga jadi kewalahan dalam menghadapi mereka semua.

Dragon menggunakan pedang Heat flame di dalam hutan kematian, dan menyebabkan para manusia serigala menjauh karena cahaya dari pedang tersebut.
   Maka dari itu Dragon segera menarik pedang Heat flame miliknya, kemudian api mulai berkobar pada pedang tersebut, sehingga membuat suasana disana menjadi terang, dikarenakan cahaya dari api yang berkobar pada pedang milik Dragon.




   Dan ternyata hal itu mampu menjauhkan para manusia serigala yang berada di sekitar Dragon, karena mereka semua benci dan tidak mau berada dekat-dekat dengan cahaya. Lalu setelah Dragon tahu mengenai kelemahan mereka itu, maka dia secara sengaja menyodorkan pedang berapinya itu kepada kawanan manusia serigala yang berada di sekitarnya, dan yang menghalangi jalannya, supaya mereka semua menyingkir, maka dengan begitu Dragon bisa melanjutkan perjalanannya kembali.

   Walaupun mereka semua menyingkir dari jalan Dragon, tapi tetap saja para manusia serigala itu tidak mau jauh-jauh dari mangsanya, mereka masih terus saja mengerubungi serta mengelilingi Dragon disana, tanpa melepaskan pandangan mereka terhadap Dragon sama sekali, karena mereka masih sangat ingin mencicipi daging lezat dari tubuh Dragon.

   Lalu tiba-tiba, ada salah satu manusia serigala yang memberanikan diri untuk menerkam Dragon dari belakang, tetapi Dragon yang sedang dalam keadaan sangat waspada, tentu saja dapat mengantisipasi serangan tersebut dan memberikan sayatan yang cukup parah pada pundak si manusia serigala nekad itu, hingga dia terkapar kesakitan.

   Maka Dragon segera menambah kobaran api di pedangnya menjadi semakin besar, sehingga para manusia serigala di sekitarnya semakin tidak berani untuk mendekati. Lalu sesuatu yang sangat mengejutkan terjadi, tiba-tiba saja salah satu manusia serigala yang barusan mendapat tebasan dari Dragon, tubuhnya mulai mengalami perubahan.

   Dragon yang menyaksikan hal itu sempat terdiam sejenak sambil bertanya-tanya, apa yang terjadi kepada manusia serigala itu? Dan kenapa tubuhnya tiba-tiba saja berubah walau hanya mendapatkan satu kali tebasan saja?

   Bulu-bulu di sekujur tubuh manusia serigala itu mulai rontok dan berjatuhan, lalu postur tubuhnya mengecil hingga menjadi seukuran tubuh pria dewasa normal, selain itu luka sayatan pada tubuhnya juga berangsur sembuh kembali, dan semakin lama mahluk itu malah berubah sepenuhnya menjadi sosok seorang manusia biasa, tanpa mengenakan busana apapun.


Pria yang sebelumnya merupakan manusia serigala.


   Beberapa saat kemudian, si manusia serigala yang berubah menjadi manusia biasa itu mulai sadar lalu melihat ke sekelilingnya sambil merasa sangat kaget.

   “Hah?! Dimana aku? Kenapa disini gelap sekali?” Dan disaat dia melihat banyaknya manusia serigala yang sedang mengepung keberadaannya, maka seketika itu juga dia langsung menjadi tambah kaget. “Huuaaaaa!!! Toloong!”

   Dragon yang juga masih merasa kaget setelah melihat perubahan orang itu, segera menolong orang tersebut dengan cara merangkul dan memapahnya, untuk dia ajak keluar dari Hutan kematian bersama-sama. Karena dengan pedang berapi yang ada ditangannya, maka para manusia serigala tidak akan berani untuk mendekati mereka sama sekali

   “Ssst, tenanglah, ada aku disini. Kau akan baik-baik saja.” Kata Dragon menenangkan pria itu, sambil membawanya berjalan.

   “Tapi, kenapa mereka semua tidak menerkam kita?” Tanya pria mantan manusia serigala itu.

   “Mereka tidak suka berada di dekat cahaya ... Sekarang ayo, jalanlah bersamaku lebih cepat.” Ujar Dragon.

   Singkat cerita, akhirnya Dragon dan laki-laki itu sudah berada di kaki Tebing utara, setelah mereka berdua berhasil keluar dari kawasan Hutan kematian, maka dari itu para manusia serigala sudah tidak bisa mengikuti mereka berdua lagi, karena para manusia serigala tidak bisa keluar dari wilayah hutan kematian, jadi mereka semua memutuskan untuk kembali lagi ke bagian Hutan terdalam sambil mengurungkan niat mereka untuk memangsa Dragon dan pria mantan kawanan mereka itu.


Dragon dan Pria misterius mantan manusia serigala sudah berada di luar wilayah hutan kematian.


   Beberapa saat kemudian, Dragon dan laki-laki itu terlihat sedang berbicara di tempat yang lebih aman, dan laki-laki itu nampaknya sedang menjelaskan kepada Dragon tentang apa yang telah terjadi kepadanya.

   “Namaku adalah Rog, aku berasal dari sebuah Desa di wilayah barat, yang telah dijajah oleh Flaur beserta para anak buahnya ... Aku dan para penduduk desaku dibawa ke kawasan ini untuk dijadikan budak serta Prajurit di Kastil Flaur. Tapi lama-kelamaan, karena aku selalu menolak dan membangkang, maka dia melakukan tindakan yang benar-benar keji kepadaku, serta kepada para pembangkang yang lain.” Kata Rog kepada Dragon.

   “Apa yang Flaur lakukan kepada kalian semua? Apakah itu ada hubungannya dengan perubahan menjadi manusia serigala?” Tanya Dragon.

   “Ya, benar sekali ... Stellan flaur adalah salah satu anggota dari kelompok Emperors unity yang baru bergabung selama dua tahun. Tapi kekuasaan serta kekuatannya Bisa berkembang begitu pesat, karena dia didukung oleh sumber daya dari teman-temannya sesama anggota Emperors unity ... Dia mendapatkan sampel kekuatan dari Hebi yang bisa digunakan untuk membuat senjata, dan dia bahkan mendapatkan sampel serum DNA hybrid, yang dia peroleh dari Grim claw ... Serum tersebut dapat membuat manusia jadi punya kemampuan hewan atau bahkan berubah wujud menjadi hewan.”

   Lalu pernyataan terakhir dari Rog itu membuat Dragon jadi sedikit tercengang, sehingga dia sempat bertanya-tanya dalam benaknya, "Menjadi hewan? Apakah hal itu ada hubungannya dengan Glauss?"

  Setelah itu Dragon bertanya lagi kepada Rog. “Grim claw itu, adalah salah satu anggota Emperors unity juga, iya kan?”

   “Ya, Grim claw sang Raja Hewan buas ... Sekitar kurang lebih dua puluh tahun yang lalu dia adalah dalang dibalik penculikan besar-besaran terhadap anak-anak dibawah umur. Kabarnya, semua anak yang dia peroleh dari berbagai tempat itu ternyata dia jadikan sebagai objek percobaan terhadap serum DNA hybrid ciptaannya. Dan di masa sekarang, sepertinya serum tersebut sudah lebih dikembangkan lagi ... Bahkan Grim claw juga memberikannya pada Flaur, supaya para budak Flaur dapat dijadikan sebagai kelinci percobaan. Serum itulah yang membuat diriku dan para pembangkang lain yang ada di Kastil Flaur bisa diubah menjadi manusia serigala ... Dengan memodifikasi dan menambahkan sedikit unsur sihir milik Flaur terhadap serum tersebut, maka kami semua bisa diubah menjadi manusia serigala yang ganas sekaligus patuh kepadanya, dan hal itu juga yang menyebabkan para manusia serigala tidak ada yang bisa keluar dari wilayah Hutan kematian.” Jawab Rog.

   “Oh, jadi seperti itu ... Lalu kenapa sekarang kau bisa berubah kembali menjadi sosok manusia biasa?” Tanya Dragon.

   “Hmm ... Mungkin, karena kau telah menebas inti dari aliran serum DNA hybrid yang berada di pundakku, maka tubuhku bisa kembali seperti semula, Dan luka-luka di tubuhku juga sembuh dengan seketika.”

   “Oh, Begitu. Ada satu pertanyaan lagi ... Kenapa kau bisa tahu banyak mengenai semua hal ini?” Tanya Dragon lagi kepada Rog.

   “Itu karena ... Sebelum aku ditetapkan sebagai pembangkang, aku sempat menjadi salah satu Prajurit Flaur dalam beberapa bulan. Itulah mengapa aku bisa mengetahui tentang beberapa tindakan yang dilakukannya ... Secara diam-diam, Flaur sedang membangun Pasukan serta persenjataan miliknya sendiri, sehingga suatu saat nanti kedudukannya bisa menjadi lebih kuat, dan bahkan mungkin bisa melebihi kedudukan dari keenam anggota Emperors unity lainnya.” Ucap Rog sambil merasa khawatir.

   “Hmm ... Dalam dua tahun dia berusaha untuk berkembang dengan begitu pesat, supaya bisa melampaui para anggota Emperors unity yang lain. Tapi hanya cukup sampai disini saja, karena aku akan segera mengalahkannya.” Ucap Dragon secara tegas.

   “Kau? Mau mengalahkan Flaur? Sendirian? Yang benar saja.” Kata Rog yang merasa khawatir terhadap Dragon, karena dia merasa bahwa hal yang akan dilakukan oleh Dragon itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin.

   “Kau diam saja dan tunggu disini ya. Aku akan segera kembali kesini setelah berhasil mengalahkan Flaur.” Ucap Dragon kepada Rog.

   “Hey, tunggu dulu. Flaur itu bukan orang biasa, dia memiliki pasukan serta kekuatan yang hebat. Kenapa kau begitu berani untuk menantangnya? Siapa kau sebenarnya?” Tanya Rog sambil mencegah Dragon untuk pergi.

   “Aku ... Hanyalah seorang Pandai besi.” Jawab Dragon sambil berlalu pergi meninggalkan Rog disana.

   Walaupun Rog hanya sendirian saja, tapi tempatnya berada saat ini adalah tempat yang cukup aman, ditambah lagi Dragon sudah berjanji kepadanya bahwa dia akan kembali setelah berhasil mengalahkan Flaur. Dan tidak ada yang bisa Rog lakukan untuk bisa mencegah Dragon, saat ini yang bisa Rog lakukan hanyalah mempercayai tekad serta perkataan dari orang yang telah menyelamatkannya itu.

   Setelah beberapa lama kemudian, Dragon sudah hampir sampai di puncak Tebing utara, sambil terus berjalan dia berbicara dengan Melinda.

   “Hmm ... Jika Grim claw adalah dalang dibalik penculikan anak-anak untuk dia jadikan sebagai objek percobaan hybrid. Itu artinya dulu Glauss juga merupakan korban dari tindakan penculikan tersebut ... Karena Glauss pernah bilang bahwa sewaktu kecil, dirinya pernah diculik lalu digunakan sebagai objek eksperimen hybrid sehingga kini dia memiliki DNA hewan di dalam tubuhnya, dan tangannya jadi berupa cakar kadal, eh maksudku cakar naga.”




   “Ya, aku ingat. Dia pernah mengatakan hal itu setelah dirinya dikalahkan olehmu dalam Turnamen Kota Togu, iya kan?” Ucap Mellinda.

   Lalu Dragon Berbicara lagi. “Glauss juga bilang bahwa ketika dirinya sudah beranjak remaja, dia berhasil kabur dari fasilitas percobaan hybrid tempatnya ditahan itu. Lalu akhirnya dia melanjutkan kehidupan sebagai seorang Kesatria luar, dan berusaha untuk menjadi Kesatria terkuat yang diakui oleh seluruh Kerajaan Nexus.”

   “Kau benar-benar mengingatnya?”

   “Ya, Dia itu ... Adalah orang yang memiliki tekad kuat, sama sepertiku. Hanya saja masing-masing dari kami menempatkan tekad tersebut di jalan yang berbeda. Dan karena dia masih merasa penasaran dengan tekadku, maka dia memutuskan untuk bisa mengenalku lebih dekat, supaya dia bisa mempelajari tujuanku yang sebenarnya ... Dan dia pasti akan terkejut jika dia sampai tahu bahwa saat ini aku sedang berurusan dengan salah satu anggota dari Emperors unity.” Ucap Dragon sambil sedikit tersenyum karena dia sedang memikirkan teman-temannya.

   “Ya, tentu saja. Jadi ayo kita segera selesaikan urusan kita disini. Supaya kita bisa segera bertemu dengan teman-temanmu kembali.” Ajak Mellinda kepada Dragon, dan dia juga tampak begitu bersemangat.

   Lalu saat Dragon sedang asyik berjalan sambil mengobrol dengan Mellinda, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan keberadan dari banyaknya Prajurit Flaur yang sedang berdiri dan berjajar cukup jauh di hadapan Dragon. Sepertinya mereka semua sudah menanti cukup lama di tempat itu untuk menghadang Dragon. Mereka semua tentunya tidak akan membiarkan Dragon sampai menginjakan kaki di Kastil milik Tuan mereka (Yakni Stellan Flaur).



Pasukan Flaur dalam jumlah banyak menghadang Dragon (Sambil masing-masing membawa tombak yang sama persis dengan punya Krypt).


   Mereka semua terlihat sedang memegang tombak yang hampir sama dengan tombak milik Krypt, yakni senjata yang memiliki kekuatan cukup kuat untuk menandingi kekuatan api dari pedang Heat flame milik Dragon. Dengan begitu sudah dipastikan bahwa Dragon akan kewalahan jika menghadapi mereka semua sekaligus, karena itu artinya Dragon harus menghadapi kekuatan yang berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan ketika dia melawan Krypt, selain itu Dragon jelas-jelas kalah jumlah dalam pertempuran yang akan segera terjadi di tempat tersebut.

   Maka sesampainya disana, Dragon dan Melinda langsung merasa terhenyak ketika melihat para Prajurit itu sedang berbaris sambil mempersiapkan diri untuk bertarung.

   “Dr- Dragon. Sekarang apa yang akan kita lakukan?” Tanya Melinda.

   Dragon sempat menelan ludah terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan tersebut. “Emm ... Tentu saja kita akan terus maju!” Jawab Dragon sambil merasa sedikit gugup.

   “Tunggu dulu, jika kita kehabisan stamina disini, lalu bagaimana kita akan menghadapi Flaur nanti?”

   “Ya, aku tahu bahwa Dia adalah Bos terakhir yang harus dikalahkan, tentu saja hal itu tidak akan mudah ... Tetapi Kita harus tetap menghadapi para prajurit itu, Walaupun mereka memiliki kekuatan yang besae, kita tidak boleh gentar sama sekali!” Ucap Dragon kepada Melinda.

   “Hmm, Benar sekali. Kita tidak boleh mundur ... Baiklah kalau begitu. Ayo!” Ujar Melinda.

   Maka seketika itu, tanpa banyak bicara lagi, Dragon segera berlari untuk menerobos masuk melewati barisan para Prajurit Flaur yang berada di hadapannya, tanpa kenal takut dan gentar. Dragon berlari dengan penuh semangat, dibarengi dengan api yang berkobar pada pedang Heat flame di genggaman tangannya.

   Lalu saat jarak Dragon sudah semakin dekat dengan para Pasukan yang juga sedang berlari ke arahnya itu, maka Dragon segera memunculkan banyak sekali pisau belati yang mengobarkan api, untuk selanjutnya dia Luncurkan menuju barisan para Prajurit itu, sehingga suasana disana dalam seketika berubah menjadi penuh kekacauan, dengan banyaknya ledakan serta kobaran api yang bertebaran di tempat itu, ditambah pisau-pisau belati dari Mellinda yang beterbangan menusuk para Prajurit yang sedang lengah.

   Sambil menghadapi banyaknya Prajurit Flaur, tiba-tiba saja keadaan Dragon sudah benar-benar terkepung dan dikelilingi oleh para Prajurit itu, mereka terus menerus mendatangi Dragon dari berbagai arah sambil mengayunkan tombak berkekuatan penghancur, yang mereka pegang di tangan masing-masing.

   Dragon berusaha keras menangkis serta menahan serangan-serangan dari mereka semua dengan menggunakan kekuatan api dari pedang Heat flame miliknya, juga dengan bantuan dari pisau-pisau belati Melinda, sehingga para Prajurit itu tampak kesulitan dalam menghadai Dragon yang hanya seorang diri saja. Mungkin hal itu juga dikarenakan adanya faktor tertentu, sebab tubuh mereka semua belum begitu terbiasa menggunakan tombak berkekuatan pernghancur tersebut, sehingga mereka semua jadi tidak bisa bergerak secara leluasa, ditambah tubuh mereka tidak sanggup menahan beban kesakitan yang ditimbulkan dari dampak penggunaan tombak tersebut.

   Saat Dragon sedang bersusah payah untuk menghadapi gempuran dari para Prajurit itu, tiba-tiba saja bala bantuan dari Kastil Flaur berdatangan kesana, sehingga jumlah dari para Prajurit itu jadi bertambah semakin banyak, mereka tak henti-hetinya menggempur Dragon dengan berbagai serangan yang menyulitkan, sehingga Dragon menjadi semakin merasa kewalahan.

   Rog yang memperhatikan pertempuran itu dari kejauhan di balik semak-semak, merasa sangat khawatir dengan keadaan Dragon yang benar-benar sedang terkepung dan terdesak, dia terlihat sangat bersusah payah melawan Pasukan berjumlah banyak yang mempunyai kekuatan besar itu. Rog merasa bahwa Dragon sudah dipastikan akan kalah dalam pertempuran tersebut.

   Tapi tiba-tiba, Rog dikagetkan oleh kemunculan dari angin topan yang menghempaskan para Prajurit Flaur hingga menjauh dari Dragon. Bahkan tak hanya itu, kemudian serangan gelombang listrik juga menjalar ke sekujur tubuh para Prajurit Flaur hingga sebagian dari mereka langsung terkapar lemas. Oleh karena itu, kini Dragon sudah tidak dalam keadaan yang terdesak lagi, karena jumlah dari para Prajurit yang sedang dihadapinya mulai berkurang, akibat serangan misterius dari arah belakangnya.

Putri Reina beserta tiga Kesatria badai Nexus datang untuk membantu Dragon.
   Kemudian Dragon segera menoleh ke belakang untuk melihat darimana datangnya serangan bantuan misterius itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika menyaksikan adanya 4 orang yang datang ke tempat tersebut untuk membantu dirinya. Ditambah 1 orang lagi yang hanya berperan sebagai penunjuk jalan, yakni Mailon.





   Sedangkan 4 orang itu adalah sosok yang tidak diduga-duga oleh Dragon, yakni Pitri Reina, Rizu, Arci, dan Holdi. Semua Prajurit Flaur yang berada disana merasa terkejut ketika melihat kedatangan Putri beserta tiga Kesatria badai Nexus, apalagi Ketua mereka (Yakni Mailon) terlihat sedang dijadikan tawanan oleh Putri dan kawan-kawannya itu, sehingga para Prajurit Flaur jadi enggan untuk memberikan perlawanan dan sempat berhenti menyerang Dragon.

   Tetapi sesaat kemudian, Mailon yang sedang dalam keadaan ditawan itu tiba-tiba saja berteriak kepada mereka semua. “Jangan hiraukan aku! Terus serang mereka demi Tuan Flaur!!” Ujar Mailon kepada para Prajurit tersebut yang jumlahnya sangat banyak.

   Maka setelah mendengar ucapan dari Mailon tersebut, para Prajurit Flaur tanpa ragu langsung kembali menyerang Dragon secara sekaligus. Mereka juga berbondong-bondong mendatangi Putri beserta tiga Kesatria badai Nexus. Maka Seketika itu juga Holdi langsung melepaskan Mailon yang masih dalam keadaan tangan terikat, karena peran Mailon sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka.

   Putri serta kawan-kawannya kini mulai fokus untuk menghadapi gempuran dari para Prajurit Flaur. Mereka berempat tidak gentar sama sekali, karena mereka memiliki kekuatan yang setara dengan jumlah para Prajurit tersebut, atau bahkan lebih. Sehingga terjadilah pertempuran yang cukup sengit di tempat itu, dengan Dragon yang masih memberikan perlawanan terhadap para Prajurit Flaur tepat di tengah area pertempuran tersebut. 

   Sedangkan Rog yang melihat Peristiwa itu dari kejauhan, merasa sangat senang karena Dragon bisa selamat dari keadaan berbahaya yang tadi, oleh karena itu dia terus saja merasa bersyukur sambil tersenyum.

   Setelah kehadiran Putri beserta kawan-kawannya yang cukup mengejutkan itu, kira-kira apa yang akan terjadi kepada Dragon selanjutnya? Apakah pada akhirnya dia bisa mengalahkan Flaur dengan bantuan tersebut, atau mungkin Flaur memiliki hal lain yang dapat digunakan untuk membalikan keadaan? Nantikan kelanjutan kisahnya ya.



Bersambung . . .



Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 38



Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 36



No comments:

Post a Comment