Chapter 36 : Unbelievable result
Dikisahkan sebelumnya, Dragon telah berhasil melarikan diri dari wilayah
Ibukota Nexus dalam keadaan yang komplet, sambil membawa kalung Ghistory
beserta senjata-senjatanya, yang telah diambilkan oleh Gill dan
kawan-kawan. Namun usaha pelariannya tersebut tidaklah berjalan mulus,
karena dia harus menghadapi beberapa hambatan serta berusaha keras untuk
terlepas dari pengejaran yang dilakukan oleh Putri Reina beserta Pasukan
berkudanya.
Singkat cerita, aksi kejar-kejaran yang dilakukan oleh mereka semua
berlangsung dari mulai di wilayah Ibukota Nexus lalu berlanjut ke Kota Togu
dan bahkan terus berlanjut sampai ke wilayah hutan. Selain itu, dalam
peristiwa tersebut jumlah para pengejar Dragon juga semakin berkurang,
akibat dari serangan yang dilakukan oleh teman-teman Dragon terhadap para
Prajurit berkuda, sehingga hanya menyisakan Tuan Putri saja yang masih
terus memacu kudanya di belakang Dragon, untuk berusaha menangkap orang
yang telah berbuat macam-macam terhadap ayahnya itu.
Lalu Dragon mulai merasa terpojok, ketika laju kuda Dragon harus terhenti
karena ada jurang yang terbentang di hadapannya, dan keadaan semakin
bertambah buruk ketika Tuan Putri tiba disana untuk menghalangi jalan
kembali bagi Dragon. Maka dari itu, mau tak mau Dragon harus turun dari
kudanya untuk menghadapi Tuan Putri yang sudah sangat geram ingin segera
menangkapnya, dan tidak akan melepaskannya begitu saja.
Beberapa saat kemudian, Rizu yang melihat pertarungan antara Dragon dan
Tuan Putri dari kejauhan, mencoba untuk memanah Dragon dari jarak jauh, dia
berusaha dengan sungguh-sungguh supaya anak panah yang dilesatkannya tidak
meleset. Tapi walaupun begitu, ternyata terjadilah hal yang tidak terduga,
ketika anak panah yang dilesatkan oleh Rizu itu tidak sampai mengenai
sasaran, dikarenakan adanya seekor kuda yang menghalangi lesatan anak panah
tersebut. Kemudian sontak saja hal itu membuat si kuda jadi terkejut lalu
mengamuk sejadi-jadinya, bahkan sampai menendang Tuan Putri dan Dragon yang
sedang bertarung disana. Akibatnya mereka berdua pun langsung terdorong ke
tepian jurang dan terjatuh ke dalam jurang tersebut secara bersamaan, lalu
meluncur bebas ke bawah menuju sungai berarus deras, hingga akhirnya mereka
berdua tercebur kemudian terbawa oleh arus sungai.
Hal itu tentunya membuat Rizu jadi merasa sangat bersalah sehingga dia tak
henti-henti menyalahkan dirinya sendiri. Karena dia telah menyebabkan
sesuatu yang buruk terjadi kepada Tuan Putri Reina yang sangat dia hormati
dan dia anggap istimewa bagi dirinya, maka dari itu, Rizu segera menemui
Arci dan Holdi untuk mengajak mereka pergi mencari keberadaan Putri Reina
di daerah sekitar aliran sungai tersebut.
Hari sudah mulai malam, di suatu tempat dekat aliran sungai, Putri Reina
terlihat sedang duduk di sebelah api unggun, sedangkan Dragon terlihat
sedang telungkup dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat. Supaya Dragon
tidak bisa melarikan diri, karena Putri Reina akan membawanya kembali ke
Istana Nexus supaya dia mendapat hukuman atas segala tindakan buruknya.
Di tempat itu, Putri Reina terus menerus mendesak Dragon supaya dia mau
menjelaskan tentang alasan dari tindakan nekad yang dilakukannya di dalam
Istana. Walau awalnya Dragon tetap bersikukuh, tetapi lama kelamaan Dragon
mulai terpancing untuk menjelaskan alasan dibalik tindakannya itu, tapi
tiba-tiba saja dia merasa heran, karena biasanya akan ada denyutan yang
menyakitkan jika dia sampai memberitahukan kepada orang lain mengenai misi
yang diberikan oleh Flaur terhadap dirinya (Misi pencurian di dalam Istana
Nexus).
Namun sekarang rasa sakit itu sudah tidak terasa lagi. Karena rupanya,
ketika Dragon dalam keadaan tak sadarkan diri, dia meringis kesakitan
sehingga membuat Putri Reina menjadi penasaran lalu mulai memeriksa tubuh
Dragon. Dan saat Putri Reina menemukan adanya benjolan berwarna hijau yang
berdenyut pada pundak Dragon, maka Putri memutuskan untuk segera menyayat
benjolan tersebut, kemudian saat Putri menemukan sebuah batu di dalam
pundak Dragon, maka Putri langsung mengeluarkan batu tersebut.
Maka alangkah terkejutnya Dragon saat mengetahui bahwa batu mantra peledak
yang ditanam oleh Flaur di dalam pundaknya itu, kini sudah berada di luar,
atau lebih tepatnya berada di genggaman tangan Putri Reina. Maka dari itu,
Dragon langsung menyuruh Putri untuk segera membuang batu itu jauh-jauh.
Dan ternyata sesaat setelah batu itu dilemparkan ke sungai, terjadilah
sebuah ledakan yang cukup besar hingga menyebabkan air sungai itu melonjak
naik dan berhamburan, bahkan Tuan Putri dan Dragon pun langsung menjadi
tambah terkejut ketika menyaksikan hal itu.
Setelah kejadian itu, pikiran Putri Reina langsung diliputi oleh banyak
sekali pertanyaan, karena dia sama sekali tidak mengerti atas segala
sesuatu yang sudah terjadi hari ini, dari mulai tindakan pencurian yang
telah dilakukan oleh Dragon, sampai meledaknya sebuah batu yang dia
dapatkan dari dalam pundak Dragon.
Karena batu mantra yang selama ini mengekang Dragon itu sekarang sudah
tidak ada lagi, maka Dragon bisa lebih bernafas lega. Sebab, mulai dari
sekarang dia sudah bisa menceritakan kepada siapapun mengenai alasan
dibalik segala tindakan buruk yang sudah dia perbuat di Istana Nexus, dan
Dragon mulai menjelaskan tentang semua itu kepada orang yang saat ini
sedang berada di dekatnya yakni Putri Reina. Sehingga Tuan Putri Reina kini
jadi mengerti tentang mengapa Dragon sampai nekad untuk melakukan tindak
pencurian di dalam Istana Nexus, juga tentang alasan mengapa Dragon tidak
bisa membicarakan hal tersebut kepada orang lain. Karena rupanya selama ini
ada batu mantra di dalam tubuh Dragon yang dapat mengancam nyawanya.
Namun tak lama kemudian, ketika Dragon dan Putri sedang melakukan
perbincangan tersebut, tiba-tiba saja mereka berdua kedatangan tamu tak
diundang. Yang tak lain tak bukan ternyata adalah Krypt, selama ini dia
bersama Mailon rupanya selalu mengikuti serta mengawasi Dragon dari
kejauhan, selain itu mereka juga membawa sejumlah Prajurit yang ditempatkan
di suatu lokasi persembunyian. Lalu karena kini batu mantra yang ada di
dalam tubuh Dragon sudah berhasil dikeluarkan, maka Krypt harus membawa
Dragon kembali ke Kastil Stellan flaur untuk dipasangi batu mantra peledak
lagi.
Sementara itu di tempat lain yang tidak jauh dari sana, Rizu bersama Arci
dan Holdi yang sedang mencari keberadaan Tuan Putri, rupanya mendapat
penghadangan dari Mailon beserta para Prajuritnya, sehingga usaha pencarian
mereka harus terhenti sejenak, dan mau tidak mau Rizu dan kawan-kawan harus
menghadapi Mailon dan para Prajuritnya disana, yang tidak akan membiarkan
mereka sampai mengganggu usaha Krypt untuk dapat membawa Dragon.
Kembali lagi pada Krypt, dari hasil menguping pembicaraan antara Dragon dan
Tuan Putri, kini Krypt jadi mengetahui bahwa ternyata bola Aporion tidak
ada di dalam Istana Nexus. Tapi walaupun begitu, masih ada jalan lain untuk
bisa menemukannya, yakni dengan menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory,
yang sudah memilih Dragon sebagai pemilik sejatinya. Maka dari itu masih
ada kesempatan untuk bisa mempersembahkan bola Aporion kepada Tuannya
(Stellan flaur).
Namun supaya bisa mendapatkannya, maka peran Dragon sangatlah penting bagi
mereka, karena hanya Dragon saja yang bisa menggunakan kekuatan dari kalung
Ghistory. Oleh karena itu Krypt harus bisa membawa Dragon kembali ke Kastil
Flaur dalam keadaan hidup, supaya tubuh Dragon bisa dipasangi lagi batu
mantra sehingga Stellan flaur dapat kembali memanfaatkan Dragon sesuka
hatinya.
Tapi tentu saja Dragon tidak akan mau menuruti keinginan Krypt tersebut,
dia menolak untuk ikut bersama Krypt untuk kembali ke Kastil Flaur, karena
dia tidak mau lagi digunakan sebagai alat bagi Stellan Flaur untuk
menjalankan rencana jahatnya. Alhasil, penolakan yang diberikan oleh Dragon
itu tentu saja langsung membuat Krypt jadi murka, sehingga dia siap untuk
memberi pelajaran terhadap Dragon saat itu juga.
Namun untungnya Dragon tidak sendirian, Tuan Putri Reina ada disana untuk
melindungi Dragon dari ancaman Krypt. Karena Putri Reina tidak mau
membiarkan tawanan Kerajaan Nexus itu dibawa pergi oleh orang
asing begitu saja. Atau bahkan melarikan diri, maka dari itu Putri masih tidak mau melepaskan ikatan di tangan dan kaki Dragon, sehingga Dragon
terus berontak meminta Tuan Putri supaya melepaskan dirinya agar dia juga bisa
bertarung melawan Krypt, tapi Putri Reina tetap tidak mau menghiraukan
permintaan Dragon tersebut, dia berniat untuk menghadapi Krypt seorang
diri saja.
Krypt berkata bahwa siapapun lawan yang akan dia hadapi, dia tidak akan
segan-segan untuk membunuhnya, bahkan walau orang itu merupakan seorang
Putri sekalipun, karena Krypt tidak akan membiarkan jika sampai ada orang
yang berani menghalanginya untuk bisa membawa Dragon, dan hal itu tentu
saja membuat Dragon menjadi semakin khawatir terhadap keselamatan Tuan
Putri, sehingga dia terus berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan di
tangan dan kakinya.
Sedangkan Putri Reina yang sudah bertekad untuk menghadapi Krypt, tanpa
banyak bicara segera menyerang Krypt dengan menggunakan pedang milik Dragon sebagai
senjatanya, saat digunakan oleh Putri Reina, pedang itu tidak mengeluarkan api sama sekali, Namun Putri Reina tetap menggunakannya untuk memberikan serangan-serangan mematikan kepada Krypt. Sedangkan Krypt yang menggunakan sebuah tombak sebagai
senjatanya, terlihat santai saja ketika harus melawan Putri Reina, yang
terus menerus melancarkan serangan terhadapnya dengan sangat gigih.
"Hey!! Jangan gunakan pedangku!" Ujar Dragon kepada Putri Reina yang sedang berusaha menebas Krypt.
Namun semua serangan yang dilancarkan oleh Putri Reina terhadap Krypt tidak ada satupun yang berhasil mengenainya. Sedangkan Dragon, sambil terus
memperhatikan pertarungan itu, dia berusaha menggeliat menuju ke dekat
senjata lain yang tergeletak tak jauh darinya, yakni tali ajaib dan lempengan emas. Lalu setelah Dragon sudah berada di
dekat Melinda (Lempengan emas pemberi pisau belati), dia segera berbicara
kepadanya.
“Melly, tolong bantu aku, berilah aku sebuah pisau belati.” Pinta Dragon
kepada Mellinda.
“Tidak mau.” Jawab Mellinda dengan singkat.
“Apa? Kenapa?” Dragon bertanya dengan perasaan kaget kepada Mellinda.
“Ternyata selama ini kau berada dalam kondisi yang sulit. Tapi kau tidak pernah menceritakannya padaku, kau tidak jujur padaku! ... Dan bahkan sekarang,
orang yang pertama kali kau beritahu tentang semua itu malah Tuan Putri! Bukannya aku!” Ucap Melinda yang merasa kesal sekaligus sedikit
cemburu terhadap Dragon. Karena dia sudah mendengarkan penjelasan yang tadi Dragon ceritakan pada Tuan Putri.
“I- iya aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf. Itu karena aku tidak
punya kesempatan. Baru sekarang aku bisa menceritakannya setelah batu mantra itu berhasil dikeluarkan dari tubuhku ... Percayalah bahwa tadinya aku mau kau yang
pertama kali mengetahui tentang semua ini, Kau mau bukti? ... maka dari itu aku sampai menyuruh Gill,
Tatsui, dan Glauss untuk mengambilkan dan menyerahkanmu padaku di Kota
Togu, supaya ketika urusanku dengan Flaur sudah selesai, maka kaulah orang pertama
yang kuberitahu.” Kata Dragon menjelaskan.
“Benarkah?”
“Iya benar.” Jawab Dragon.
“Aku jadi terharu ... Hiks hiks.” Melinda ingin menangis.
Kemudian Dragon kembali berbicara, “Sekarang bukan waktunya untuk menangis,
kumohon bantulah aku, nyawa Tuan Putri sedang dalam bahaya ... Kau ingin
aku mendapatkan hukuman tambahan karena telah membiarkan Tuan Putri
terluka?” Tanya Dragon kepada Melinda.
“Ba- baiklah, aku mengerti.” Setelah itu, sebuah pisau belati muncul di
genggaman tangan Dragon, sehingga Dragon bisa mulai memotong ikatan di
tangan dan kakinya.
Sementara itu Putri masih berusaha keras untuk menyerang Krypt, walaupun
beberapa kali dia harus terkena oleh serangan dari Krypt, hingga akhirnya
sebuah tendangan yang cukup keras mendarat di perut Tuan Putri, dan
mengakibatkan tubuh Tuan Putri jadi terpental cukup jauh sampai menimpa
tubuh Dragon.
Setelah itu, Dragon yang masih merasa kesakitan karena tubuhnya telah
ditimpa, segera bertanya kepada Tuan Putri. “Kau tidak apa-apa?”
“Aku baik-baik saja, jangan khawatirkan aku.” Jawab Tuan Putri sambil
berusaha berdiri kembali, dan mengambil sebuah pisau belati milik Dragon
yang tergeletak di dekatnya. (Jika tidak digunakan oleh Dragon, pisau
belati dari Mellinda akan berubah menjadi pisau belati biasa lalu lama
kelamaan akan menghilang dengan sendirinya.)
Baca juga : Journey of the Dragon Chapter 7
Hal itu rupanya membuat Dragon jadi kehilangan kesempatan untuk bisa
memotong ikatan di tangannya, sehingga dia harus meminta lagi kepada Melinda
untuk memberikannya sebuah pisau belati.
Kemudian Putri Reina mulai membidik Krypt, dengan menggunakan pisau belati
tersebut sebagai pengganti anak panah. Untuk dia lesatkan kepada Krypt.
Tanpa banyak bicara, Putri langsung melesatkan pisau belati itu ke arah
Krypt dengan sangat cepat. Namun ternyata Krypt dapat menangkis serangan
tersebut dengan mudah, hanya menggunakan ayunan dari tombaknya, sehingga
membuat Putri Reina jadi merasa kesal akan hal itu, lalu Putri Reina segera
berlari lagi untuk menyerang Krypt hanya menggunakan busur panah lagi.
Tetapi Krypt yang sudah merasa cukup atas perlawanan sia-sia dari Putri
Reina, kemudian mulai menebaskan tombaknya hingga menyebabkan busur panah
Putri Reina jadi terbelah dan hancur seketika.
Lalu ketika Tuan Putri akan kembali maju untuk menghadapi Krypt. Tiba-tiba
saja terdengar suara dari belakang yang langsung menghentikan langkah kaki
Tuan Putri.
“Sebaiknya kau mundur ... Dia itu bukanlah lawan sembarangan.” Ucap Dragon, yang
sudah terlepas dari ikatan di tangan dan kakinya, kini dia sudah siap untuk
bertarung melawan Krypt dengan menggunakan pedang Heat flame miliknya, juga
Melinda yang sudah berada di bahunya.
“Kau yakin bisa mengalahkannya?” Tanya Putri Reina kepada Dragon.
“Aku adalah orang yang pernah menjuarai Turnamen Kota Togu, ingat?” Jawab
Dragon.
“Sombong sekali.” Ucap Putri Reina dengan ekspresi wajah datar.
“Kau mencoba untuk bersikap keren dihadapan Tuan Putri ya?” Tanya Melinda
kepada Dragon, dengan nada suara yang cukup keras, hingga Tuan Putri juga Bisa mendengar perkataannya itu.
Lalu hal itu membuat Dragon jadi merasa kaget, sehingga dia jadi salah
tingkah. Sedangkan Putri langsung bertanya, “Suara siapa itu, apa ada
perempuan di sekitar sini?”
“Itu suaraku! Lempengan emas yang ada di pundak Dragon.” Ujar Melinda.
“Wah, ternyata lempengan emas pemberi pisau belati itu bisa bicara! Aku
baru tahu sekarang.” Ucap Putri Reina dengan perasaan kagum.
Sepertinya Melinda mulai memutuskan untuk membuka identitas dirinya kepada
semua orang, karena dia sudah tidak ingin lagi menyembunyikan tentang
keberadaannya itu terhadap setiap orang yang ada di sekitar Dragon. Setelah mendengar beratnya
perjuangan yang sudah dilalui oleh Dragon sampai saat ini, bahkan
Dragon juga sudah menceritakan tentang hal besar yang sempat dia
sembunyikan dari orang lain, maka dari itu Melinda juga tidak ingin menyembunyikan keberadaannya dari orang lain.
Sedangkan Krypt yang juga terkejut saat mendengarkan Mellinda berbicara, mulai
berkata. “Jadi ternyata lempengan emas itu adalah benda yang hidup ... Hmm,
senjata yang benar-benar menarik. Aku jadi ingin memilikinya.” Ucap Krypt.
“Aku tidak ingin dimiliki oleh orang jahat sepertimu!” Ujar Mellinda.
“Apa kau bilang?!” Ucap Krypt dengan penuh emosi.
Sedangkan Putri dan Dragon hanya tertawa menanggapi Hal itu. Lalu Dragon
berbicara lagi kepada Tuan Putri.
“Putri, sebaiknya kau diam saja, biar aku yang melanjutkan pertarungan ini
... Akulah yang akan mengalahkannya.” Ucap Dragon.
“Tapi kau harus berjanji dulu, bahwa kau tidak akan kabur setelah
pertarungan ini selesai !” Ujar Putri Reina memperingatkan Dragon.
“Ya, aku tidak akan kabur.” Jawab Dragon. Setelah itu Putri Reina langsung
tersenyum sambil mengangguk untuk mempersilahkan Dragon mengambil alih
pertarungannya melawan Krypt.
Lalu Krypt berbicara lagi. “Hmm, sepertinya kalian berdua ini memang lebih
menyukai cara yang keras ya ... Baiklah kalau begitu Dragon. Kebetulan
sekali, aku memang Sangat ingin melawanmu.” Ujar Krypt.
“Ya, ayo kita selesaikan duel kita yang waktu itu ... Kali ini aku tidak
akan kalah.” Ucap Dragon kepada Krypt. Setelah itu mereka berdua segera
berlari ke arah satu sama lain, untuk saling mendaratkan serangan.
Sementara itu di tempat lain yang tidak jauh dari sana, Rizu, Arci, dan
Holdi terlihat sedang bertarung melawan Pasukan yang berada dibawah
kepemimpinan Mailon, sedangkan Mailon hanya berdiri saja disana sambil
memperhatikan pertarungan yang berlangsung sengit tersebut, antara tiga
Kesatria badai Nexus melawan para Prajurit miliknya.
Para Prajurit tersebut tampak sangat kewalahan menghadapi gempuran serangan dari para anggota tiga Kesatria badai Nexus, mereka disetrum,
dihempaskan, bahkan dipukul sampai melayang jauh di udara oleh Rizu, yang
hanya menggunakan sebuah busur panah sebagai senjatanya.
Kemudian Mailon bergumam sambil merasa gemetar, “Kalau begini terus,
walaupun aku membawa ratusan Prajurit, aku tidak mungkin bisa menang ...
ketiga orang itu benar-benar memiliki kekuatan yang mengerikan, terutama
pemimpinnya yang bernama Rizu, sebenarnya kekuatan apa yang dia miliki?
Kenapa dia bisa sekuat itu, bahkan dia bisa menghempaskan orang hanya dalam
sekali pukul.” Mailon bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, akhirnya seluruh Prajurit yang dibawa oleh Mailon, kini sudah benar-benar dihajar habis hingga tak sanggup lagi
untuk bertarung, mereka semua sudah berhasil dikalahkan oleh tiga Kesatria
badai Nexus hingga tak tersisa.
Kini hanya tinggal Mailon saja seorang diri, yang masih berdiri disana, maka dia segera bersiap untuk menghadapi mereka bertiga, kemudian Rizu mulai berbicara
kepadanya.
“Sebaiknya kau menyingkir sekarang, dan biarkan kami lewat.” Kata Rizu memperingatkan.
“Tidak akan! Kalian harus menghadapiku lebih dulu.” Jawab Mailon sambil
mempersiapkan sesuatu di tangannya.
Kemudian, Holdi mulai bertindak, dia segera maju untuk menyingkirkan Mailon dari jalan
tersebut sambil berkata, “Sudah, biar aku saja yang mengurusnya.” Kata
Holdi sambil menghampiri Mailon.
Lalu secara bersamaan, Rizu dan Arci berujar kepada Holdi. “Tunggu, Holdi!”
Ternyata sebelum Holdi berhasil mencapai Mailon, tiba-tiba saja, Mailon
langsung melemparkan sebuah bungkusan padanya, yang langsung terbuka dan
menyebarkan semacam serbuk kepada wajah Holdi, sehingga Holdi merasakan
perih yang teramat sangat di matanya, tepat setelah serbuk tersebut
mengenai wajahnya.
Hal itu membuat Rizu dan Arci langsung kaget, kemudian Rizu dan Arci segera
menghampiri Holdi untuk menolongnya, karena mereka khawatir atas hal yang
telah menimpa teman mereka itu. Tetapi mereka berdua kembali dikagetkan
oleh tindakan yang dilakukan oleh Holdi, karena tepat setelah Holdi
membuka matanya lagi, tiba-tiba saja Holdi menyerang kedua
temannya itu hingga tubuh mereka berdua terhempas cukup jauh dan menghantam tanah.
Rizu dan Arci merasa sangat heran dengan apa yang sudah Holdi lakukan
terhadap mereka, mengapa dia sampai tega menyerang temannya sendiri.
“Holdi apa yang terjadi padamu?” Tanya Rizu.
“Apa yang kau lakukan Bonggol?!” Ujar Arci.
Mereka berdua dalam keadaan
terkapar setelah dihempaskan oleh Holdi. Lalu Mailon mulai berbicara sambil tertawa. “Hahahahh ... Percuma saja
kalian berteriak-teriak kepadanya. Karena dia sedang berada di bawah
pengaruh serbuk mantra dariku, kini saat dia melihat kalian berdua, maka
yang dilihatnya adalah sosok musuh, sedangkan jika dia melihatku, maka yang
dilihatnya adalah Sosok teman ... Jadi itu artinya, kini aku adalah
temannya, sedangkan kalian berdua adalah musuh yang harus dia serang. Hahahahh.”
Ujar Mailon sambil tertawa terbahak-bahak.
Sembari mendengarkan perkataan dari Mailon, Rizu dan Arci terus
berusaha untuk menyadarkan Holdi kembali. “Holdi, sadarlah! Ini kami!
Teman-temanmu!” Ujar mereka berdua.
Tapi Holdi tidak Memperdulikannya, dia malah terus-menerus melancarkan
serangan angin yang begitu kuat terhadap teman-temannya itu, sehingga
membuat Rizu dan Arci jadi begitu kewalahan. Dibawah pengaruh Mailon, Holdi benar-benar menjadi lawan yang
tangguh bagi Arci dan Rizu, bahkan serangan listrik yang diberikan oleh Arci pun mampu ditangkis oleh Holdi, dengan cara menahannya menggunakan kapak lalu dia alirkan serangan listrik tersebut ke dalam tanah.
Sedangkan Mailon hanya berdiri saja sambil terus tertawa melihat para
musuhnya itu sedang saling berkelahi. Arci yang sudah tidak tahan melihat keadaan Holdi yang seperti itu, segera bertindak dengan cara menyuruh Rizu
untuk fokus mendekati Mailon, sedangkan untuk urusan melawan Holdi
biar Arci saja yang akan menanganinya.
Maka dari itu Rizu segera mengangguk lalu dia berlari menuju Mailon,
walaupun langkahnya itu selalu dihalangi oleh Holdi. Namun Arci juga berusaha Keras untuk menjauhkan Holdi dari Rizu, sehingga Rizu bisa lebih leluasa berlari ke arah Mailon. Kemudian untuk mengimbangi kekuatan Holdi, Arci mulai meningkatkan
kekuatannya, dia mengalirkan arus listrik dari kedua pedangnya ke sekujur tubuhnya sendiri, sehingga kini dia berada di mode Lightning, Dalam mode tersebut kecepatannya
jadi meningkat, sekaligus membuat dirinya menjadi lebih cekatan.
Kemudian Arci mulai berlari ke arah Holdi untuk memberikan serangan listrik
yang lebih besar, namun Holdi selalu menghindari serta menangkis serangan istrik tersebut, lalu Holdi juga segera melancarkan serangan-serangan anginnya kepada Arci tanpa kenal
ampun. Tetapi karena saat ini Arci sedang berada dalam mode Lightning, maka pergerakan Arci menjadi begitu cepat, sehingga Arci tidak bisa dihempaskan dengan mudah oleh Holdi. Bahkan Dalam sekejap, Arci bisa berpindah ke belakang tubuh Holdi lalu mendaratkan serangan listrik secara beruntun kepada Holdi dari berbagai arah.
Arci terus berpindah-pindah di sekitar tubuh Holdi sehingga hal itu membuat Holdi
menjadi semakin geram, lalu dia mulai berfokus untuk melancarkan
serangan hanya kepada Arci saja, tanpa menghiraukan lagi tentang keberadaan
Rizu yang sedang berlari ke arah Mailon. Oleh karena itu, Rizu jadi bisa mendekati Mailon yang sedang dalam keadaan bersantai.
Sedangkan Mailon yang melihat hal itu segera berkata, “Apa? Hei orang besar! Kenapa kau malah membiarkannya lolos?” Teriak Mailon
kepada Holdi. Karena dia melihat Rizu yang sudah semakin dekat dengannya,
sambil membawa busur panah yang siap untuk dihantamkan ke kepala Mailon.
Mailon segera mencabut pedangnya untuk
dia tebaskan kepada Rizu. Dan ternyata dengan sekali tebasan, Mailon mampu
memotong busur panah yang sedang dipegang oleh Rizu. Sehingga kini Rizu sudah tidak lagi menggenggam apapun untuk
bisa digunakan sebagai senjatanya. Dan hal itu langsung saja dimanfaatkan oleh
Mailon, dia terus memberikan serangan-serangan tebasan kepada Rizu, sehingga Rizu mendapatkan beberapa luka sayatan sekaligus mendapatkan tendangan Dari Mailon, sampai dirinya terhempas dan tersungkur ke tanah.
Arci yang melihat hal itu, langsung berteriak kepada Rizu. “Rizuu! Energi
alam yang kau gunakan sudah habis ... Kau harus mulai menyerapnya lagi.”
Ujar Arci kepada Rizu, sambil masih terus berusaha menghindari
serangan-serangan angin dari kapak Holdi.
“Energi alam??” Mailon bertanya-tanya.
Kemudian Rizu berdiri sambil berbicara kepada Mailon. “Oh iya, aku tidak
menyadarinya, aku sampai lupa.” Setelah itu Rizu langsung menghirup nafas
dalam-dalam sambil meresapi energi dari alam sekitarnya, energi tersebut berupa aura yang keluar dari pohon, batu, air, dan objek lain di sekitarnya. Dalam sekejap seluruh aura tersebut masuk ke dalam tubuh Rizu.
“Apa yang kau lakukan? Apakah itu adalah kekuatanmu?” Tanya Mailon lagi.
Setelah Selesai menyerap energi alam, kemudian Rizu mulai berbicara lagi kepada
Mailon, “... Ya. Aku memiliki kekuatan untuk menyerap energi dari alam yang
berada disekitarku, Sehingga tubuhku bisa menjadi lebih
kuat.” Ucap Rizu.
“Ooh, ternyata itulah sebabnya kau bisa memukul para prajuritku hingga terhempas jauh. Sedangkan barusan, karena energi alam yang kau serap di dalam tubuhmu sudah habis, maka daya serangmu jadi kembali normal ... Hmm, Pantas saja kalian bertiga dijuluki sebagai tiga
Kesatria badai Nexus ... Yang satu memiliki kekuatan angin, yang satu
memiliki kekuatan listrik, dan yang satunya lagi memiliki kekuatan alam ...
Benar-benar merepotkan. Tapi nama besar kalian bertiga, akan segera
kuakhiri disini !!” Ujar Mailon sambil berlari untuk mendaratkan sebuah
tebasan kepada Rizu.
Lalu Rizu Segera memungut sebuah pedang milik salah satu Prajurit yang
sedang tergeletak di dekatnya, Tanpa banyak basa-basi, Mailon melesatkan sebuah tebasan yang diarahkannya tepat ke kepala Rizu, namun secara mengejutkan, ternyata Rizu dapat menangkis serangan itu dengan sangat cepat, bahkan tebasan dari pedang Rizu sampai membuat bilah pedang yang dipakai oleh Mailon jadi terbelah, sehingga membuat Mailon jadi begitu kaget, ketika dia menyadari bahwa pedang yang digunakannya tiba-tiba sudah dalam keadaan patah, setelah ditebas oleh tangkisan pedang Rizu.
Dan hal itu rupanya membuat Arci jadi sedikit
tersenyum sambil berkata. “Ya, benar sekali. Seharusnya dari tadi memang
begitu ... Rizu itu payah dalam menggunakan senjata-senjata lain, tapi
jika menggunakan pedang ... Hmm, jangan harap lawannya bisa menang.” Ucap
Arci sambil tersenyum dan menghindari serangan dari Holdi.
Kemudian Rizu segera mendaratkan lagi serangan-serangan pedang yang tidak
mampu dihindari oleh Mailon. Bahkan baju armor yang dikenakan oleh Mailon
sampai hancur akibat terkena oleh serangan-serangan dari Rizu, hingga hal itu menyebabkan tubuh Mailon langsung terhempas lalu terkapar di atas bebatuan.
Kemudian, Mailon yang sudah dalam keadaan babak belur dan tidak sanggup lagi untuk bertarung, segera meminta ampun kepada Rizu. Namun tanpa banyak bicara, Rizu mencengkram leher Mailon dengan erat, sambil bertanya
kepada Mailon dengan ekspresi wajah serius.
“Cepat katakan padaku, bagaimana caranya supaya Holdi bisa kembali seperti
semula?!” Tanya Rizu kepada Mailon, yang terlihat sangat ketakutan.
“Mu- mudah saja ... Kau hanya tinggal membilas wajahnya dengan air.” Jawab
Mailon.
Lalu setelah mendengar hal itu, Rizu memukul kepala Mailon menggunakan
gagang pedang yang ada di tangannya, sehingga Mailon langsung pingsan.
Sedangkan Arci masih terus berusaha untuk main kejar-kejaran dengan Holdi
di sekitar tempat tersebut, lalu Rizu mulai menghampiri mereka sambil
memerintahkan kepada Arci untuk menggiring Holdi menuju ke dekat sungai. Dan
Arci yang memahami perintah dari Rizu, segera membuat Holdi mengikutinya
hingga dia berdiri di tepian sungai, untuk kemudian Rizu langsung saja meloncat dan mendorong
tubuh Holdi hingga terhempas lalu tercebur ke dalam sungai tersebut.
Kemudian Arci yang sudah kembali ke mode normal, segera
menghampiri Holdi ke tepi sungai sambil berkata, “Holdi !! ... Ayo cepat naik
kesini. Kita harus segera mencari Tuan Putri lagi !” Ajak Arci kepada
Holdi yang sekarang sedang berdiri gemetar di dalam sungai.
“Brrrr ... Kenapa tiba-tiba aku ada disini?” Ucap Holdi yang basah kuyup
sambil merasa kedinginan.
Kembali pada pertarungan yang sedang berlangsung antara Dragon melawan
Krypt. Keduanya masih saling serang menggunakan senjata andalan mereka
masing-masing, tombak yang dipakai oleh Krypt dan pedang Heat Flame yang dipakai
oleh Dragon terus-menerus saling berbenturan, pertarungan mereka berdua
benar-benar berlangsung secara sengit disana, sehingga membuat Putri Reina yang
menyaksikannya jadi merasa Begitu tegang.
Krypt merasakan perbedaan yang begitu jauh, dari sejak terakhir
kali dia berhadapan dengan Dragon di Kastil Flaur. Karena dulu Dragon hanya
menggunakan pedang biasa, sedangkan kini Dragon menggunakan pedang Heat
flame sebagai senjatanya, yang dapat mengeluarkan kekuatan api membara yang
begitu kuat, sehingga membuat Krypt jadi merasa kewalahan.
Namun senjata tombak yang saat ini sedang digunakan oleh Krypt juga
bukanlah senjata biasa. Tombak itu merupakan senjata andalan milik Krypt
yang memiliki kekuatan berbahaya, dan senjata itulah yang selalu digunakan
oleh Krypt untuk mengalahkan setiap musuhnya di luar Kastil Flaur, terutama ketika dia bersama pasukannya sedang menghancurkan
Desa-desa jajahan atas perintah dari Flaur.
Singkat cerita, Ketika Dragon berhasil melancarkan sebuah serangan yang mampu membuat tubuh
Krypt terdorong jauh. Maka Krypt mulai mengeluarkan kekuatan penuh dari tombaknya
itu, supaya dia bisa menandingi kekuatan dari pedang Heat flame milik
Dragon.
Dragon dan Tuan Putri sama-sama merasa terkejut ketika Krypt mulai
mengeluarkan serangan pamungkasnya, yakni sebuah serangan tebasan berupa
energi penghancur yang dilesatkan tepat ke arah Dragon. Energi penghancur yang berbentuk tebasan berwarna ungu meluncur ke tubuh Dragon. Lalu Seketika itu juga
Dragon langsung menahan serangan tersebut, menggunakan tebasan api dari
pedangnya yang tak kalah kuat, sehingga sebuah ledakan terjadi.
Saking kuatnya ledakan tersebut, bahkan sampai
membuat tubuh Dragon terhempas lalu tersungkur dengan cukup keras.
“Dragon!” Teriak Tuan Putri sambil berlari menghampiri Dragon yang sedang dalam
keadaan terkapar, dan mulai berusaha untuk berdiri kembali.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Tuan Putri.
“Aku Tidak apa-apa ... Putri, pergilah dari sini. Tempat ini berbahaya.” Suruh
Dragon kepada Putri Reina.
“Tapi ...” Lalu sebelum Putri Reina menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba
Krypt melancarkan lagi serangan-serangan energi penghancur kepada Dragon
yang sedang berada di dekat Tuan Putri.
Tak hanya satu saja, namun Krypt melancarkan banyak sekali serangan tersebut secara beruntun, sehingga Dragon segera mendorong tubuh Tuan Putri supaya
menjauh darinya. Lalu Dragon langsung berusaha untuk
menangkis semua serangan yang dilancarkan oleh Krypt dengan
sangat bersusah payah. Dragon menggunakan tebasan api yang sangat kuat sehingga setiap energi penghancur yang dilesatkan oleh Krypt bisa dialihkan ke arah lain.
Tentunya hal itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, karena
Dragon harus mengayunkan tebasan api kuatnya itu secara beruntun terhadap
serangan-serangan dari Krypt yang mengarah kepadanya, tetapi Dragon terus
berusaha keras dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya untuk
menahan gempuran dari serangan Krypt, hingga akhirnya dia berhasil
mengatasi semuanya.
Namun walaupun Dragon sudah berhasil menangani hal itu, tetap saja tubuhnya
terkena dampak dari aksi yang sudah dilakukannya, karena hal itu membuat
tubuhnya jadi mengalami beberapa luka-luka lebam, yang disebabkan oleh
dorongan serta hantaman hebat yang terjadi ketika dia harus menangkis semua
serangan itu satu-persatu.
Kemudian Krypt mulai berbicara. “Hmm, saat ini aku merasa sangat
bersemangat ... Karena akhirnya kita bisa saling bertarung dengan
mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki ... Ditambah lagi, jika aku
berhasil mengalahkanmu, maka aku bisa mengambil pedangmu itu, sebagai
hadiah dari kemenanganku.” Ucap Krypt sambil merasa senang.
“Jangan bicara omong kosong. Hal itu tidak akan terjadi.” Jawab Dragon,
dengan nafas yang terengah-engah sambil menggenggam erat pedangnya, lalu api yang menyelimuti pedangngya mulai berkobar menjadi
semakin besar.
“Aku akan segera menyelesaikan pertarungan ini !” Ujar Krypt sambil berlari
ke arah Dragon dengan energi penghancur yang siap ditembakan.
Lalu Dragon juga segera berlari menuju ke arah Krypt sambil mengayunkan
pedangnya, dan ketika kedua senjata mereka saling berbenturan satu sama
lain secara keras. Terjadilah ledakan gelombang yang amat besar, sehingga
membuat mereka berdua langsung terpental jauh, begitupun juga dengan Tuan Putri
yang ikut terhempas akibat terkena dampak dari gelombang tersebut.
Dragon dan Krypt segera berdiri kembali, sambil terus saling menatap satu
sama lain. Kemudian Dragon berkata. “Senjatamu itu ... Aku merasakan
sensasi yang sama. Seperti ketika aku bertarung melawan Gill.” Ucap Dragon
kepada Krypt.
“Hahaha, maksudmu teman yang kau kalahkan di Turnamen Kota Togu itu ya?
Haha ... Tentu saja, karena sumber kekuatan dari senjataku dan
senjata miliknya memang sama."
"A- apa??"
"... Jangan lupa, Tuan Flaur adalah anggota dari kelompok
Emperors unity, itu artinya dia juga bisa mendapatkan sedikit sampel dari anak-anak Hebi, yang sering disebut sebagai Monster Grood.” Ucap Krypt.
“Monster Grood, adalah Anak-anak Hebi?” Tanya Dragon yang merasa terkejut.
“Ya, anak-anak Hebi adalah mahluk yang dijuluki ‘Monster Grood’ ... 10
tahun yang lalu, Salah satu anak Hebi kabur dan mengamuk di daerah barat. Kemudian temanmu Gill dan gurunya berhasil mengalahkan salah satu
anak Hebi tersebut, yang dijuluki sebagai 'Monster Grood', maka dari itu akhirnya mereka
bisa membuat senjata berupa pedang yang disebut ‘H butcher’ ... Tapi lain
halnya dengan Tuan Flaur, beliau berhasil mendapatkan sampel kekuatan monster Grood secara langsung dari Hebi, maka dengan begitu, akhirnya terciptalah Tombak ini, dan akulah
yang dipercayai oleh Tuan Flaur untuk memiliki serta menggunakannya ... Selain tombak ini, Tuan Flaur juga memproduksi senjata lainnya yang memiliki sumber kekuatan dari Monster Grood.” Ucap
Krypt sambil merasa bangga terhadap tuannya, yakni Stellan Flaur.
“Tak kusangka, kekuatan yang ada di dalam pedang H butcher ternyata
bersumber dari kekuatan anak-anak Hebi ... Dan tak hanya itu, bahkan orang lain
seperti Flaur juga dapat memanfaatkan kekuatan tersebut untuk dibuat
menjadi senjata.” Ucap Dragon.
“Kekuatan dari tombakku ini, lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan dari
pedang H butcher!” Ujar Krypt kepada Dragon.
“Hahahhaha...” Dragon tertawa.
“Kenapa kau malah tertawa?” Tanya Krypt sambil merasa heran.
“Jangan bercanda. Kekuatan dari tombakmu itu tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan kekuatan dari senjata milik Gill ... Ditambah lagi,
Gill tidak menggunakan senjatanya itu untuk menjajah serta menindas orang
lain, tapi dia menggunakannya untuk berburu monster serta menolong orang
lain. Jadi jangan bandingkan kekuatanmu dengan Kekuatan Gill !!” Ujar Dragon.
“Akan kubuktikan, bahwa senjataku ini lebih kuat!” Kata Krypt sambil
berteriak penuh emosi. Dan kemudian dia juga mulai mencopot perban yang
membalut leher serta mulutnya.
Alangkah terkejutnya Dragon dan Putri Reina ketika melihat wajah Krypt yang
selama ini ditutupi oleh perban tersebut. Rupanya kondisi wajah Krypt
menjadi benar-benar memburuk akibat dari pemakaian Tombak ciptaan Flaur
itu, namun sepertinya dia tidak merasa keberatan akan hal tersebut, selama dia
bisa mendapatkan kekuatan yang begitu besar, dari Tombak yang telah
diciptakan oleh Tuannya.
“A- apa yang terjadi pada wajahmu?” Tanya Dragon.
“Ini adalah efek dari penggunaan senjata andalanku ... Aku telah berkorban
cukup banyak supaya bisa mendapatkan kekuatan sebesar ini, jadi kau tidak
berhak untuk menyebut senjataku bukanlah senjata terkuat.” Ucap Krypt.
“... Mau-maunya kau dijadikan sebagai kelinci percobaan Flaur.” Jawab
Dragon.
“Apa maksudmu?”
“Sudah kubilang. Tombakmu itu, berbeda jauh dari pedang H butcher milik
Gill ... Dan itu dikarenakan pembuatnya yang berbeda ... Mungkin, senjata
yang diciptakan dari kekuatan monster Grood memang sama-sama memiliki dampak buruk
terhadap penggunanya. Namun Pada kasus Gill, dia hanya akan kehilangan banyak tenaganya
ketika dia menggunakan kekuatan tersebut. Tapi pada kasusmu, sepertinya
dampak buruk yang ditimbulkannya lebih parah lagi.” Jawab Dragon.
“Hmm.” Krypt tidak menyangkal perkataan dari Dragon tersebut.
“Berhentilah menggunakan Tombak itu! Atau lama-kelamaan tubuhmu nanti bisa
hancur!” Ujar Dragon memperingatkan Krypt.
“Tidak akan! Tombak inilah yang telah mengubahku dari hanya seorang
Prajurit biasa, hingga menjadi orang yang disegani serta ditakuti, di
seluruh kawasan Tebing utara!” Ujar Krypt.
“Jadi, alasan mengapa kau rela menjadi anak buah Flaur dan menjadi
algojonya, Sebab kau ingin menjadi orang yang disegani serta
ditakuti?” Tanya Dragon.
“Ya. Tentu saja!” Jawab Krypt dengan penuh semangat.
“Apa-apaan itu? Menjadi sosok yang disegani serta ditakuti dengan cara
menghancurkan dirimu sendiri, lalu kau memperlakukan orang lain seenaknya. Dengan menggunakan senjata itu, Kau telah menjajah dan menghancurkan banyak Desa! ...
Itu benar-benar hal yang tidak dapat kuterima.” Ucap Dragon sambil
menundukan kepalanya.
“Memangnya aku peduli pada ucapanmu itu.” Kata Krypt kepada Dragon yang
sedang merasa marah.
“Aku ... Akan mengakhiri penderitaanmu, juga penderitaan yang akan kau
sebarkan pada orang lain!” Dragon mulai bertekad. Sambil mengangkat
kepalanya dan menatap Krypt, lalu kobaran api di pedangnya berkobar semakin besar.
“Jangan bercanda, kau tidak akan bisa mengalahkanku!” Teriak Krypt sambil
berlari mendekati Dragon.
Kemudian mereka berdua mulai bertarung lagi secara sengit, mereka beradu senjata untuk berusaha saling menyerang serta menghindari serangan dari
satu sama lain. Kobaran api dan ledakan dari energi penghancur, terus bertaburan menghiasai sepanjang berlangsungnya pertarungan mereka berdua, sehingga
suasana disana jadi terasa sangat kacau dan menegangkan, terutama bagi Putri Reina yang
sedang menyaksikan.
Lalu Dragon mulai menggunakan jurus pamungkasnya yang lain, yakni dengan cara
menggabungkan kekuatan dari Melinda dan Pedang Heat Flame miliknya, dia
mulai memunculkan banyak pisau belati yang melayang di sekitar kepalanya.
Kemudian seluruh pisau belati tersebut langsung mengobarkan api secara
bersamaan, dan seketika itu juga seluruh pisau belati yang diselimuti oleh
kobaran api itu, langsung melesat ke arah Krypt. Sehingga menyebabkan Krypt
menjadi kewalahan karena dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk
menghasilkan banyak tebasan energi penghancur, yang dia gunakan sebagai
penangkis dari serangan pisau-pisau belati Dragon.
Namun ketika Krypt sudah selesai menangkis semua lesatan pisau belati
tersebut, tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan keberadaan Dragon yang sudah
sangat dekat dengannya sambil mengayunkan pedang api tepat pada tubuhnya.
Maka dari itu Krypt segera memposisikan Tombaknya untuk menghalangi ayunan dari pedang Dragon tersebut, sehingga tebasan dari pedang Dragon tidak bisa
sampai ke tubuh Krypt.
Tapi kemudian, hal yang tak terduga terjadi ketika pedang Dragon dan Tombak
Krypt saling bergesekan satu sama lain. Tangan Krypt mulai gemetaran sambil
memegang erat gagang tombaknya, hal itu dikarenakan oleh tekanan dari tebasan pedang Dragon yang mendorong dirinya begitu kuat, keduanya saling dorong
dan beradu kekuatan supaya dapat menjatuhkan lawan satu sama lain, namun rupanya
tenaga dorongan yang diberikan oleh Dragon lebih dahsyat dibandingkan dengan tenaga Krypt, sehingga membuat bilah Tombak milik Krypt mengalami keretakan, lalu
semakin lama retakan tersebut menjadi semakin membesar sampai-sampai Bilah Tombak itu jadi hancur dengan seketika, hingga akhirnya tebasan dari pedang
Dragon bisa terus melaju sampai ke tubuh Krypt.
Saking kuatnya serangan tebasan yang dilancarkan oleh Dragon itu, bahkan
sampai bisa menghancurkan Tombak sekaligus menebas tubuh musuh secara
bersamaan, hingga mengakibatkan Krypt mendapatkan luka tebas yang sangat
parah pada tubuhnya.
Setelah itu, Krypt yang masih tidak percaya bahwa dia baru saja mendapatkan
serangan telak dari Dragon, langsung merasa lemas dan tidak punya sisa
tenaga lagi untuk hanya sekedar berdiri, sehingga tubuhnya langsung ambruk
ke tanah.
Lalu dalam keadaan terluka parah, Krypt berbicara. "Ti- tidak mungkin. A- aku dikalahkan..." Kemudian dia menutup mata dan kehilangan kesadarannya.
Sedangkan Dragon, segera
berdiri dengan tegak sambil menoleh ke arah tubuh Krypt yang sudah dalam
keadaan terkapar bersimbah darah, lalu Dragon berkata.
“Duel kita sudah berakhir ... Aku yakin, sebelum menjalani kehidupan
seperti yang sekarang ini, kau merupakan seorang Prajurit terhormat ...
Namun Stellan Flaur telah mengubah takdirmu ke dalam jalan yang mengerikan,
sehingga kau harus menjalani kehidupan yang seperti ini ... Sekarang, aku
akan menemui Tuanmu itu, dan aku akan menghentikan seluruh tindakan
jahatnya.” Ucap Dragon, yang sudah bertekad untuk membuat perhitungan
kepada Flaur.
Lalu Tuan putri Reina segera berjalan mendekati Dragon sambil
tertatih-tatih, dia berusaha untuk memanggil-manggil nama orang yang
ingin dia bawa kembali ke Istana Nexus itu.
“Dragon... Dragon.”
Namun setelah mengumpulkan semua barangnya, Dragon segera membelakangi Putri Reina, kemudian dia berkata. “Maaf Tuan Putri, aku tidak bisa menepati
janji yang tadi kubuat ... Aku tidak bisa ikut denganmu sekarang. Karena
ada urusan yang harus kuselesaikan terlebih dahulu.” Ucap Dragon secara
singkat sambil berjalan pergi meninggalkan Tuan Putri Reina sendirian
disana. Karena dari kejauhan mereka berdua sudah mendengar suara dari Rizu
dan kawan-kawannya yang sedang memanggil-manggil nama Tuan Putri Reina.
“Tunggu, Dragon!" Walau beberapa kalipun Putri berusaha untuk memanggil
serta menghentikan langkah Dragon, tapi Dragon tetap tidak menghiraukan hal
tersebut dan malah terus berjalan masuk ke dalam hutan hingga sosoknya benar-benar tidak terlihat lagi.
Walau ditinggal sendirian, Putri Reina sudah dalam keadaan yang aman
sekarang, karena ada tiga Kesatria badai Nexus yang datang menjemputnya,
tapi dia masih merasa kecewa sekaligus tidak percaya bahwa kini Dragon sudah benar-benar
pergi, karena masih banyak yang ingin Putri Reina bicarakan mengenai
masalah yang sedang Dragon hadapi.
Sedangkan bagi Dragon, dia akan kembali melanjutkan perjalanannya untuk
pergi menuju ke Tebing utara dan membuat perhitungan pada Stellan Flaur. Apakah
dia bisa mengalahkan Flaur lalu kembali bertemu dengan teman-temannya, atau
mungkin Dragon akan dikalahkan oleh Flaur lalu kembali diperalat untuk
menjadi kaki tangannya? Ikuti terus kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 37
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 35
No comments:
Post a Comment