Chapter 34 : The long chase
Dikisahkan sebelumnya, Dragon telah berhasil menyusup ke dalam Ruang
penyimpanan benda berharga Kerajaan Nexus, dengan cara menyamar menjadi
Prajurit. Sebagai Prajurit palsu, Dragon diajak masuk bersama Raja
Velodrian, Jenderal Eagle, Gard, dan tiga orang Prajurit lainnya. Mereka
semua masuk ke sebuah ruangan berbentuk bundar dengan sebuah kalung
mengkilau yang terpajang tepat di bagian tengah ruangan tersebut.
Dan karena kalung itu bukanlah benda yang Dragon incar, maka Dragon segera
membuka penyamarannya dengan cara menghajar tiga orang Prajurit lain hingga
pingsan. Kemudian mumpung dirinya sedang berada dalam situasi yang lebih
leluasa untuk bertanya kepada sang Raja secara langsung, maka Dragon segera
menanyakan tentang keberadaan dari benda yang sedang dia incar, yakni bola
Aporion.
Namun Jenderal dan Gard tidak akan membiarkan Dragon bertindak semena-mena
terhadap sang Raja, maka dari itu mereka berdua terus saja menghalangi
Dragon untuk bisa mendapatkan apa yang dia mau, lalu ketika Raja mulai
mengajak Dragon untuk berbicara secara baik-baik, tiba-tiba terjadilah
sesuatu yang sangat mengejutkan bagi mereka semua. Tanpa disangka-sangka,
Kalung yang tersimpan aman di dalam ruangan itu, memancarkan cahaya yang
menyorot tepat ke tubuh Dragon.
Lalu ternyata hal itu membuat raut wajah Raja Velodrian langsung berubah
menjadi pucat pasi ditambah kakinya juga tidak berhenti gemetaran. Karena
hal yang saat ini sedang terjadi sesuai dengan nubuat yang diwasiatkan oleh
mendiang kakekknya, yaitu Raja Velodros. Dahulu beliau pernah berpesan
kepada Velodrian muda bahwa suatu hari nanti, pemilik sejati dari kalung
Ghistory yang selanjutnya, akan datang ke Istana ini dengan sendirinya. Dan
orang yang dimaksud oleh nubuat Raja Velodros itu ternyata adalah Dragon
Tak hanya itu saja, ternyata Raja Velodros juga sudah mempersiapkan jalan
rahasia khusus di dalam ruangan itu supaya sang Pemilik sejati kalung
Ghistory bisa menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory untuk menemukan
jalan keluar rahasia tersebut, karena kalung Ghistory mempunyai kekuatan
untuk membantu pemilik sejatinya menemukan hal apapun yang dia cari.
Oleh karena itu, Raja Velodrian memberikan kebijakan terhadap Dragon, jika
Dragon mau keluar dari ruangan itu maka hanya ada dua pilihan jalan yang
bisa dia lewati. Pilihan pertama adalah lewat pintu utama, yang dibagian
luarnya sudah ada banyak Prajurit yang sudah sangat siap untuk menangkap
Dragon. Pilihan kedua adalah lewat jalan keluar rahasia yang harus Dragon
temukan sendiri dengan menggunakan bantuan dari kekuatan kalung Ghistory.
Dragon berusaha menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory yang akan memberinya petunjuk seputar jalan keluar rahasia. |
Walau awalnya Dragon tidak bisa menggunakan kekuatan dari kalung tersebut,
namun lama kelamaan setelah dirinya meneguhkan hati dan bertekad untuk bisa
bertemu dengan teman-temannya kembali, maka kalung Ghistory mulai
mengalirkan kekuatannya ke dalam tubuh serta pikiran Dragon, sehingga
akhirnya Dragon bisa menemukan jalan keluar rahasia itu, untuk kemudian
pamit kepada sang Raja, Jenderal, dan Gard yang mau tak mau harus merelakan
kepergian Dragon dari sana. Karena ada urusan lain yang harus Dragon
selesaikan serta tidak bisa dia ceritakan kepada siapapun, dan Dragon
berjanji kepada mereka bahwa suatu saat nanti dia pasti akan memberitahu
mengenai alasan dibalik semua tindakan yang telah Dragon lakukan di dalam
Istana Nexus.
Dragon berhasil menemukan jalan keluar rahasia dengan menggunakan bantuan dari kalung Ghistory. |
Tapi, selang beberapa saat setelah kepergian Dragon, Putri bersama tiga
Kesatria badai Nexus datang ke dalam Ruang penyimpanan benda berharga itu,
sambil merasa khawatir dengan keadaan sang Raja. Perasaan amarah juga
terlihat pada ekspresi wajah mereka, sesudah mengetahui bahwa Dragon telah
berani berbuat macam-macam di dalam Istana Nexus, apalagi dia juga telah
bertindak lancang terhadap Raja Velodrian yang merupakan ayah dari Putri
Reina. Maka dari itu, Putri bersama tiga Kesatria badai Nexus memutuskan
untuk segera mengejarnya lewat jalan keluar rahasia yang sudah dilalui oleh
Dragon itu. Dan tidak ada yang dapat Raja lakukan untuk menghentikan tekad
dar Putrinya tersebut.
Singkat cerita, Dragon sudah berjalan cukup jauh dari ruangan tempatnya
mendapatkan kalung Ghistory itu. Saat ini Dragon tampak masih sedang
berjalan sambil mencopot dan membuang seluruh atribut penyamarannya. Hingga dia berhasil sampai di
ujung jalan, karena sudah tidak ada lagi jalan yang dapat dia lalui di
hadapannya. Maka dari itu Dragon segera berhenti lalu dia mulai
menengok ke kiri, ke kanan, ke bawah, dan ke atas untuk mencari pintu, hingga kemudian dia
menemukan sebuah papan yang dapat dibuka tepat di atas kepalanya. Oleh
karena itu dia merasa senang dan segera membuka papan tersebut, sehingga
Dragon bisa naik ke atas lalu keluar menuju ke permukaan.
Lalu akhirnya, Dragon
berhasil keluar sepenuhnya dari jalan rahasia tersebut, sehingga
sekarang ini dia bisa berada di suatu tempat lain yang terletak di kawasan luar Istana.
Lalu Dragon mencoba untuk memeriksa keadaan di sekitarnya, dia melihat banyak
jerami dan perkakas untuk bertani disana, sehingga Dragon langsung bisa
menyimpulkan bahwa saat ini dia sedang berada di sebuah lumbung padi milik
warga setempat, yang tinggal di wilayah dekat Istana Nexus.
Ternyata jalan keluar rahasia yang panjang itu bisa benar-benar bisa membawanya
sampai keluar Istana, namun Dragon masih tetap berada di dalam
kawasan Ibukota Kerajaan Nexus, Yang artinya dia masih belum aman.
Tak lama kemudian, Dengan kalung Ghistory yang menggantung di lehernya serta raut wajah
yang terlihat kebingungan, Dragon terus berjalan sambil mencari-cari benda
yang dapat dia gunakan supaya Dragon bisa melarikan diri dari Ibukota Kerajaan Nexus, yang
sangat luas serta dikelilingi oleh benteng besar.
Setelah beberapa lama berjalan kaki mengitari kawasan tersebut, akhirnya
dia masuk ke sebuah peternakan, disana Dragon menemukan kandang yang berisi
banyak sekali kuda, dan semua kuda itu terlihat berbaris dengan rapih di
kedua belah sisi kandang tersebut. Awalnya Dragon hanya mengacuhkan saja
barisan kuda tersebut, tapi ketika dia melihat ke belakang, alangkah
terkejutnya dia karena mendapati Tuan Putri Reina yang sedang berjalan dengan
raut wajah serius menatap Dragon. Selain itu, Putri juga diikuti oleh tiga Kesatria badai
Nexus di belakangnya. Mereka semua rupanya telah mengikuti jejak langkah Dragon mulai
dari jalan keluar rahasia hingga sampai ke tempat ini.
Seketika itu juga, Dragon merasa kaget sekaligus panik, karena dia tahu bahwa Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus memiliki kemampuan yang berbahaya, maka dari itu tanpa pikir panjang Dragon segera
menunggangi kuda yang berada di dalam kandang milik warga Ibukota Nexus
tersebut, supaya dirinya bisa pergi menjauh dan meninggalkan orang-orang yang
ingin menangkapnya itu, sedangkan Putri Reina, Rizu, Arci, dan Holdi tentu
saja tidak akan tinggal diam ketika melihat hal itu, mereka Juga langsung memilih dan menunggangi masing-masing kuda yang ada disana, sembari terus memanggil-manggil nama Dragon walaupun mereka tahu bahwa Dragon tidak
mungkin akan meresponnya.
Sementara itu, Dragon yang jaraknya sudah semakin jauh, terus memacu laju kudanya hingga ke jalanan Ibukota, yang dipenuhi
oleh banyak orang, serta kereta-kereta kuda yang berlalu lalang di sepanjang jalan tersebut,
sehingga membuat Putri Reina dan kawan-kawan yang sedang melakukan usaha pengejaran terhadap Dragon menjadi sangat kesulitan.
Dragon dikejar oleh Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus, sambil menunggangi kuda masing-masing. |
Maka terjadilah aksi kejar-kejaran yang sangat menegangkan di sepanjang
jalanan tersebut, kuda yang ditunggangi oleh Dragon melaju dengan sangat
cepat melewati barisan bangunan dan orang-orang yang sedang berjalan
disana. Sehingga para penduduk Ibukota menjadi kaget sekaligus panik ketika menyaksikan peristiwa tersebut.
Sambil terus memacu laju kudanya, Dragon juga mulai menyadari bahwa saat
ini statusnya sebagai tamu kehormatan sudah benar-benar berubah menjadi
seorang buronan, ditambah keadaan yang sedang dialaminya saat ini merupakan
keadaan yang sangat berbahaya, karena Putri Reina beserta ketiga kawannya
semakin mendekat, dan terus mengikuti tepat dibelakangnya sambil memacu laju kuda mereka, oleh karena itu Dragon harus berusaha dengan keras untuk mengecoh dan memperlebar jarak dari para pengejarnya itu, jika Dragon sampai tertangkap oleh mereka, maka
habislah sudah.
Para penduduk Ibukota Nexus yang berada di sepanjang jalan, merasa
kaget sekaligus histeris karena mereka tiba-tiba harus menyingkir supaya tidak tertabrak oleh kuda yang sedang melaju kencang. Namun mereka juga merasa takjub, karena bisa melihat Tuan Putri yang dengan gagah berani sedang melakukan pengejaran terhadap sang Juara Turnamen
Kota Togu. Sehingga aksi kejar-kejaran itu benar-benar menjadi hal yang
sangat menghebohkan bagi semua orang.
Bahkan ada beberapa orang yang langsung berbicara sambil melihat kejadian
itu, “Wah, mimpi apa aku semalam ya? hari ini sampai ada dua kali kejadian
kejar-kejaran. Tadi kejar-kejaran antara para Prajurit dan tiga orang
Pencuri. Sekarang pengejaran Tuan Putri terhadap tamu kehormatan Istana ...
Benar-benar hari yang aneh.” Ucap salah satu warga yang berada di jalanan
Ibukota Nexus.
Kini sudah tidak ada lagi jalan kembali bagi Dragon, dia benar-benar harus
menghadapi takdirnya yang semakin berbahaya, setelah apa yang dia lakukan
di dalam Istana Nexus. Dari mulai menyerang Prajurit penjaga, lalu
mengancam Pejabat Kerajaan sekaligus sang Raja, ditambah lagi dia sudah mengambil
benda berharga milik Kerajaan (Walaupun Raja sendiri yang memberikan
benda itu kepadanya). Tapi bagi kebanyakan orang, tetap saja itu semua
adalah tindakan kejahatan yang sudah pasti dapat menjadikan Dragon sebagai
tahanan di Penjara Ibukota Nexus.
Apalagi saat ini yang sedang mengejarnya adalah sang Putri bersama tiga Kesatria badai Nexus, dengan amarah
yang meluap-luap karena Dragon telah berani memperlakukan ayahnya secara
lancang. Sang Putri terus saja berada tepat di belakang Dragon tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya terhadap orang yang sudah dianggapnya
sebagai penjahat tersebut. Sedangkan di belakang Tuan Putri ada tiga
Kesatria badai Nexus yang juga masih terus setia mengikuti sang Putri untuk
membantu proses pengejaran dan penangkapan Dragon.
Kita tahu bahwa para Kesatria tersebut pasti sangatlah kuat dan memiliki
kemampuan yang hebat, namun mereka tidak dapat menggunakan kemampuannya itu
di dalam kawasan Ibukota, diakarenakan banyaknya kerumunan warga yang
berada di sepanjang jalanan, sehingga akan sangat berbahaya jika
mereka sampai menggunakan kekuatan mereka disana.
Usaha pengejaran itu telah berlangsung cukup lama, hingga akhirnya laju
kuda mereka sudah hampir mendekati gerbang utama dari benteng Ibukota
Nexus, yang terbuka lebar dan dipenuhi oleh banyak orang, terutama para Prajurit
yang sedang berjaga disana. Mereka semua yang melihat Dragon sedang dikejar
oleh Putri serta para Kesatria, langsung berbaris dan bersiap untuk
menghadang Dragon supaya dia tidak bisa keluar dari wilayah Ibukota Nexus
dengan mudah.
Namun sepertinya hal tersebut tidak akan bisa menghentikan laju dari kuda
yang dipacu oleh Dragon dengan sangat kencang, walaupun para Prajurit itu
mengacungkan tombak ke depan untuk menusuk kuda yang sebentar lagi akan
menabrak mereka semua. Namun Dengan sangat cepat dan yakin, Dragon terus menambah kecepatan
sehingga kuda yang ditungganginya itu terus berlari dengan sekuat tenaga,
lalu saat sudah sampai di barisan para Prajurit penjaga tersebut, Dragon
bersama kudanya segera meloncat dengan cukup tinggi, sehingga akhirnya dia
berhasil merangsek barisan prajurit dan keluar dari gerbang utama benteng
Ibukota Nexus dengan selamat, untuk terus berlari menuju kebebasan.
Sedangkan ketika kuda Tuan Putri dan para Kesatria akan melewati gerbang, Barisan prajurit segera menyingkir untuk mempersilahkan
Putri dan para Kesatria supaya kuda yang mereka tunggangi bisa terus melaju
tanpa hambatan, sehingga mereka bisa terus mengejar Dragon yang sudah berhasil keluar dari
gerbang Ibukota. Putri Reina tidak akan pernah membiarkan Dragon lolos
begitu saja, dengan raut wajah yang dipenuhi tekad membara, Putri terus fokus mengejar target incarannya tersebut.
Sambil diikuti oleh puluhan Prajurit berkuda di belakangnya, yang dengan
sigap segera bertindak untuk ikut mengejar Dragon tepat setelah mereka
melihat usaha pengejaran yang sedang dilakukan oleh Tuan Putri. Para
Prajurit berkuda itu berasal dari berbagai tempat yang telah dilalui oleh
laju kuda Dragon beserta para pengejarnya, dan sebagian besar dari mereka
berasal dari kumpulan Prajurit yang sedang berbaris di dekat
gerbang Ibukota. Keadaan Dragon berubah, dari yang awalnya
hanya dikejar oleh empat orang saja, kini jadi dikejar oleh pasukan
berkuda dalam jumlah banyak.
Sementara itu di dalam Istana Kerajaan Nexus, Raja Velodrian sudah berada
di luar Ruang Penyimpanan benda berharga, bersama dengan Gard dan Jenderal Eagle.
Mereka terlihat masih dalam keadaan lelah, atas segala hal yang sudah
terjadi. Terutama sang Raja, karena saat ini Raja mencemaskan
Putrinya yang sedang pergi untuk mengejar Dragon, sedangkan Gard dan Jenderal
mencemaskan Dragon yang Sangat ingin mereka Penjarakan karena dia sudah terlalu jauh dalam bertindak.
Beberapa saat kemudian, seorang Prajurit penjaga dari luar Istana datang
untuk menemui Gard disana, dia berniat untuk memberi laporan kepada Gard.
“Lapor Pak! Saya punya kabar penting.” Ucap si Prajurit.
“Ya, ada kabar apa?” Tanya Gard kepada Prajurit itu.
“Lapor. Semua senjata milik Tuan Dragon yang berada di Kantor pusat, kini
sudah hilang dibawa oleh tiga orang Pencuri.”
Lalu Gard menepuk jidatnya sambil berkata. “Ya ampun. Kita benar-benar
sudah berhasil dikelabui.”
"Ternyata Dragon punya komplotan ya?" Sang Jenderal bertanya-tanya, sedangkan Sang Raja Velodrian hanya diam saja menanggapi hal tersebut. Dia masih memiliki keyakinan terhadap Dragon, dan percaya bahwa Dragon memiliki alasan khusus atas tindakannya.
Beralih kembali pada Dragon yang masih dikejar oleh Putri Reina beserta
para pasukannya. Kini Dragon sedang dalam keadaan yang lebih sulit dan
lebih berbahaya dari sebelumnya, karena dia sudah berada di luar wilayah
Ibukota Nexus, sehingga kini para Kesatria bisa mulai menyerang Dragon
menggunakan kekuatan yang mereka miliki, ditambah dengan semakin
banyaknya jumlah dari orang-orang yang sedang mengejar Dragon. Maka dari
itu, Dragon harus bisa memikirkan cara supaya dapat terbebas dari keadaan
tersebut, dimana dirinya yang hanya seorang diri tanpa senjata apapun,
dikejar oleh sekumpulan pasukan berkuda siap tempur, yang tidak akan
membiarkannya lolos begitu saja.
Arci dan Holdi tak henti-hentinya memberikan serangan-serangan pamungkas
mereka terhadap Dragon, berupa sambaran listrik dan
gelombang angin, sehingga Dragon mulai mengalami kesulitan dalam
mengendalikan laju kudanya, karena dia sibuk untuk menghindari segala
serangan yang mengarah pada dirinya, ditambah dengan serangan dari
Putri Reina dan Rizu yang terus meluncurkan anak panah ke arah punggung Dragon,
walaupun setiap lesatan anak panah dari Rizu sudah dipastikan meleset. Tapi
semua serangan yang mereka luncurkan kepada Dragon itu sangatlah merepotkan, sehingga Dragon harus terus memacu kudanya dengan sangat lincah dan
gesit, Dragon terus melaju tanpa henti sambil terhindar dari segala serangan. Dan hal
itu membuat Tuan Putri menjadi semakin geram sehingga dia terus
memerintahkan para Kesatria untuk terus memberikan serangan kepada Dragon.
Kemudian Dragon mulai berbicara kepada dirinya sendiri. “Putri benar-benar
berniat untuk membunuhku! Memangnya apa yang sudah kulakukan padanya? ...
Oh iya benar juga, aku sudah berani mengancam terhadap ayahnya. Sekarang Mau
bagaimana lagi? Aku harus terus melajuu!” Ujar Dragon kepada dirinya
sendiri, sambil terus berusaha untuk mengendalikan kudanya supaya bergerak lebih gesit.
Semenjak Dragon menginjakan kaki di Istana Nexus, sebenarnya perasaan
dilema, takut, ragu, dan gugup, terus bercampur aduk di dalam pikirannya.
Karena Dragon tidak ingin mengkhianati keramahan yang sudah diberikan oleh
orang-orang yang ada Istana Nexus terhadap dirinya, namun karena dia tidak
punya pilihan lain, maka dia terpaksa harus melakukan tindakan buruk itu,
yakni menyerang beberapa Prajurit, berbuat lancang pada sang Raja, dan
bahkan mengambil benda berharga yang disimpan di dalam Istana lalu kabur begitu saja. Sehingga kini dia harus menerima konsekuensi dari
segala tindakannya itu, yakni dikejar oleh Tuan Putri, para
Kesatria, serta para Prajurit, dengan status Dragon yang kini menjadi seorang buronan.
Tak lama kemudian, Aksi kejar-kejaran itu akhirnya sampai di sebuah ladang jagung
yang cukup luas, Dragon membawa para pengejarnya memasuki deretan pohon
jagung yang menjulang tinggi sehingga membuat mereka jadi kesulitan untuk
mempertahankan pengelihatannya terhadap Dragon. Dan hal itu juga membuat laju kuda mereka jadi terpisah-pisah, karena saking lebatnya
deretan pohon jagung yang memenuhi tempat tersebut. Namun Putri Reina dan
para Kesatria tidak mengalami kesulitan sama sekali, mereka terus memacu
kudanya untuk tetap mengikuti laju kuda Dragon dari belakang.
Lalu tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari para Prajurit berkuda
yang berada di posisi paling belakang, sepertinya ada sesuatu yang sedang
mengawasi sekaligus menyerang mereka secara satu-persatu, dari balik
lebatnya pohon-pohon jagung yang ada disana. Semakin lama, suara teriakan
itu semakin banyak terdengar dari berbagai penjuru, sehingga membuat Putri
Reina merasa bingung sekaligus cemas akan hal itu.
Lalu ada salah satu Prajurit berkuda yang berhasil menyusul Putri dan para
Kesatria, dengan raut wajah yang terlihat pucat karena ketakutan. Maka saat
itu juga, Putri Reina segera bertanya kepadanya, sambil
terus memacu kuda yang ditungganginya.
“Apa yang sebenarnya terjadi di belakang sana?”
Tanya Tuan Putri kepada si Prajurit.
“Ka- kami disergap satu-persatu oleh mahluk misterius, yang wujudnya se-
seperti kadal ... Kadal itu menyerang dan memburu kami, sehingga
kini jumlah kami menjadi semakin berkurang.” Ujar salah satu Prajurti
berkuda itu.
“Kadal?” Tuan Putri dan para Kesatria bertanya-tanya.
Tak hanya itu saja, rombongan Prajurit berkuda yang sedang mengejar Dragon juga mengalami kejadian aneh lain. Kuda dari para Prajurit itu
tiba-tiba saja tersandung hingga membuat mereka jatuh tersungkur karena
adanya batu-batu yang melayang di sekitar tempat mereka sedang melaju.
Dan semua kejadian tersebut membuat Putri serta yang lainnya jadi
bertanya-tanya.
(“Sebenarnya apa yang terjadi? Dan ulah siapa?”)
Jawabannya Tak lain tak bukan adalah ulah dari Glauss dan Kalpen yang ternyata juga
sedang berada disana, merekalah yang telah menyergap serta mempersulit para
Prajurit berkuda yang sedang mengejar Dragon. Supaya para pengejar Dragon
itu jumlahnya jadi berkurang sedikit demi sedikit, dan tentunya para
Prajurit itu tidak tahu bahwa Glauss dan Kalpen adalah dua orang dibalik
kejadian itu, mereka masih menganggap bahwa yang telah menyerang mereka adalah para mahluk misterius.
Lalu setelah Dragon keluar dari kawasan ladang jagung tersebut, dia tetap
memacu kudanya secara cepat untuk menuju ke Kota Togu, sambil tetap
menghindari serangan-serangan dari Tuan Putri beserta kawan-kawannya, yang
masih terus mengejarnya dari belakang. Pengejaran tersebut memanglah
sangat panjang dan menyulitkan bagi Dragon, namun dia akan terus berusaha
dengan keras supaya bisa terbebas dari pengejaran tersebut.
Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang, akhirnya Dragon tiba di
tempat tujuannya dengan selamat, yakni di kawasan Kota Togu,
namun Dragon masih dalam keadaan yang belum aman, karena dirinya masih terus
dibuntuti oleh para pengejarnya.
Kuda yang ditunggangi oleh Dragon terus berlari menyusuri jalanan Kota
Togu, yang berkelok-kelok dan cukup sempit, supaya para pengejarnya menjadi kesulitan dan kebingungan.
Di sepanjang jalanan itu, Dragon berpapasan dengan para penduduk Kota
Togu, yang merasa kaget ketika melihat dirinya sedang dikejar-kejar oleh
Tuan Putri serta rombongan Prajuritnya. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa
Dragon sepertinya sudah melakukan tindak kejahatan di Istana Nexus,
sampai-sampai membuat Tuan Putri murka. Citra Dragon sebagai Juara dari
Turnamen Kota Togu seakan sirna, ketika semua orang menyaksikan aksi
kejar-kejaran yang sangat menegangkan itu.
Lalu terjadilah sesuatu yang tak kalah mengejutkan, salah satu kuda yang
ditunggangi oleh Prajurit, tiba-tiba saja oleng seakan-akan didorong oleh
objek tak terlihat, sehingga menyebabkan kuda tersebut ambruk bersama
Prajurit yang menungganginya, dan hal itu juga membuat para Prajurit berkuda lainnya
jadi kehilangan fokus lalu saling menabrak satu sama lain, sampai mereka
semua jadi jatuh tersungkur dan terjerembab secara bersamaan di
sepanjang jalanan tersebut. Maka dengan begitu, kini jumlah dari para
Prajurit yang mengikuti Tuan Putri dan tiga Kesatria badai Nexus menjadi nol.
Sebenarnya kejadian itu adalah ulah dari Zhoei, yang telah mengunakan kekuatannya
dari jauh untuk mengacaukan laju dari para Prajurit berkuda yang sedang
megejar Dragon, sehingga laju kuda mereka jadi terganggu dan bersenggolan antara satu sama lain, lalu akhirnya para Prajurit berkuda itu jatuh terjerembab.
Putri yang melihat para Prajuritnya berjatuhan, menjadi semakin kesal, karena kini jumlah orang-orang yang
mengejar Dragon kembali menjadi hanya empat orang saja, yakni Tuan Putri,
Rizu, Arci, dan Holdi saja. Maka setelah itu, dengan perasaan murka Putri terus menambah kecepatan
dari laju kudanya, supaya dia bisa lebih dekat dengan laju kuda Dragon.
Namun tetap saja Dragon selalu bisa menjauh dan menghindar darinya.
Beberapa saat kemudian, Dragon sudah memasuki kawasan pasar Kota Togu.
Sambil terus memacu kudanya, Dragon menengok ke segala arah seperti sedang
mencari-cari keberadaan dari seseorang disana. Lalu saat dia sudah
menemukan apa yang dicarinya, maka Dragon segera berbelok tajam ke kiri
sehingga seketika itu juga dia langsung bisa berpapasan dengan seseorang
yang menggunakan jubah hitam misterius, tepat di pinggir jalanan
pasar Kota Togu.
Secara cepat dan Tanpa banyak bicara, orang misterius itu langsung
menyodorkan beberapa barang kepada Dragon, yang secara cepat juga langsung diambil oleh Dragon, lalu dia mendekap barang-barang yang telah diterimanya itu dengan erat.
Seseorang yang mengenakan jubah misterius, memberikan beberapa barang kepada Dragon, yang terus melaju sembari melewatinya. |
Putri Reina dan kawan-kawannya tidak menyadari hal itu karena mereka baru
berbelok tepat setelah Dragon sudah selesai melakukan proses serah terima
barang tersebut, sehingga Putri Reina tidak memendam kecurigaan sama sekali
terhadap orang misterius berjubah hitam yang sedang berdiri di pinggir jalan, yang sebenarnya adalah Tatsui.
Kemudian, Dragon segera memakai semua barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya itu, yakni sebuah pedang, lempengan emas, dan tali ajaib miliknya
sehingga kini Dragon sudah dalam keadaan yang komplit dengan segala persenjataannya, untuk dapat melarikan
diri dari kejaran Putri Reina beserta kawan-kawannya.
Setelah mereka semua sudah keluar dari kawasan Kota Togu, akhirnya mereka memasuki
wilayah padang rumput yang sangat luas, sehingga Dragon menjadi sasaran
empuk dari serangan para Kesatria badai Nexus, yang dengan leluasa menggunakan kekuatan mereka terhadap Dragon, sehingga padang
rumput yang sungguh luas itu menjadi area tempur bagi Dragon dan para Kesatria badai Nexus. Dragon kini jadi bisa memberikan serangan balasan, dia terus
menerus membalas serangan dari para Kesatria dengan menggunakan
lesatan-lesatan pisau belati dari Mellinda.
Sampai-sampai Melinda bertanya kepadanya dengan perasaan yang sangat
terkejut sekaligus kebingungan. “Dragon! Sebenarnya apa yang sudah terjadi,
kenapa Gill dan kawan-kawan mencuriku dari Kantor pusat itu? Dan kenapa
saat ini kau sedang dikejar-kejar oleh Para Kesatria dari Kerajaan Nexus?! Cepat jelaskan padaku
sekarang juga!” Ujar Melinda kepada Dragon.
“Tenang, aku akan menjelaskan tentang semuanya kepadamu jika keadaannya
sudah aman ... Sekarang tolong bantu aku untuk mengatasi mereka!” Jawab Dragon
sambil meminta tambahan pisau belati di tangannya, untuk dia lemparkan pada
orang-orang yang sedang mengejarnya dengan sangat gigih itu.
Rizu dan Putri dengan menggunakan lesatan-lesatan anak panah, sedangkan
Arci dan Holdi dengan menggunakan kekuatan yang mereka miliki. Mereka terus menyerang Dragon tanpa henti, sambil menghindari lemparan pisau-pisau
belati dari Dragon. Mereka semua benar-benar saling serang secara sengit
disana.
Tapi tiba-tiba mereka dikagetkan oleh terjadinya getaran pada permukaan
tanah di sekitar mereka, lalu beberapa saat kemudian secara mengejutkan
permukaan tanah yang berada di hadapan Arci dan Holdi tiba-tiba menyeruak hingga menjulang tinggi ke atas, dan hal itu tentu saja menghalangi laju kuda milik Arci dan Holdi. Oleh karena itu, mereka
jadi tidak bisa meneruskan pengejarannya terhadap Dragon, karena
langkah kuda yang ditunggangi oleh mereka berdua telah dihalangi oleh dinding tanah yang tinggi.
Sedangkan Putri Reina dan Rizu masih tetap bisa melanjutkan pengejaran
mereka terhadap Dragon, karena laju kuda mereka sama sekali tidak terhalangi oleh permukaan tanah yang menjulang tinggi.
Lalu sambil memperhatikan penghalang yang ada di hadapannya, Arci berbicara
kepada Holdi dengan perasaan sedikit gugup. “I- ini seperti kekuatan milik
Kesatria agung Tomb.” Kata Arci.
“Bukan, aku kenal betul tipe serangan yang dimiliki oleh Kesatria agung
Tomb ... Tanah yang menjulang tinggi ini, terlihat seperti habis menerima
serangan tebasan yang sangat kuat.” Ucap Holdi.
“Ooh, Tebasan? ... Kira-kira siapa yang dapat menebas permukaan tanah
hingga bisa menjulang setinggi ini?” Tanya Arci dengan ekspresi
wajah kebingungan.
“Entahlah ... ayo kita memutar jalan, kita harus segera menyusul Putri dan
Rizu.” Ajak Holdi kepada Arci sambil mengarahkan kudanya untuk berbalik
mencari jalan lain.
Sementara itu, di tempat yang tidak jauh dari mereka, seseorang sedang
bersembunyi di balik pohon. Dan orang itu tak lain tak bukan adalah Gill,
dialah yang sudah memberikan tebasan kuat hingga menyebabkan terhalangnya jalan bagi Arci dan Holdi yang
tadi sedang sibuk melancarkan serangan terhadap Dragon secara bertubi-tubi.
Namun dengan bantuan dari Gill tersebut, maka akhirnya Arci dan Holdi bisa
terpisah dari pengejaran Dragon.
Beralih kepada Dragon yang masih memacu kudanya sambil terus dikejar oleh
Putri Reina dan Rizu, sekaligus dihujani oleh lesatan anak panah yang mengarah padanya. Kini Dragon dan kedua orang pengejarnya itu telah
memasuki sebuah kawasan hutan yang lebat, sehingga Dragon bisa lebih mudah
untuk menghindari lesatan-lesatan anak panah yang mengarah ke tubuhnya,
dikarenakan banyaknya pepohonan yang memiliki cabang-cabang besar disana.
Lalu semakin lama, jarak antara Dragon dan para pengejarnya itu menjadi
semakin jauh, dikarenakan jalur yang membingungkan serta terhalang oleh
banyak sekali tanaman rimbun disana, selain itu laju dari kuda Dragon juga
sangat cepat serta lincah hingga membuat kedua pengejarnya itu menjadi
tambah kebingungan serta kerepotan.
Maka dari itu, laju kuda yang ditunggangi oleh Rizu akhirnya harus terpisah
jauh dari laju kuda Putri dan Dragon, karena Rizu telah salah mengambil
jalur yang membuatnya malah jadi tersesat dan kehilangan jejak dari targetnya.
Hal itu membuat Rizu sempat panik dan khawatir terhadap sang Putri, sehingga dia segera menenangkan dirinya kembali lalu berusaha untuk menyusul Tuan Putri dan Dragon.
Sementara itu, Dragon terus melaju bersama kudanya menuju ke arah cahaya, hingga dia berhasil
keluar dari kawasan hutan lebat tersebut. Namun sayang sekali, di
hadapannya sudah tak ada jalan lagi yang dapat dilalui, karena yang dia
temui selanjutnya adalah sebuah jurang yang cukup dalam dengan aliran sungai yang sangat deras di bawahnya. Dragon segera menghentikan
laju kudanya secara mendadak supaya dia dan kudanya tidak terjerumus ke
dalam jurang, kemudian Dragon berdiam diri di dekat tepian jurang sambil menengok ke arah bawah untuk melihat begitu jauhnya jarak sungai yang berada di bawah jurang tersebut.
Oleh karena itu, Dragon segera menoleh
kesana-kemari untuk mencari jalan lain yang dapat dia lalui dengan aman. Namun, beberapa saat kemudian, Putri Reina tiba disana dan segera turun
dari kudanya, sambil terus mengarahkan anak panahnya kepada Dragon, yang
mengangkat kedua tangannya tepat setelah sang Putri tiba disana. Setelah
itu Putri Reina segera berbicara kepada Dragon.
“Jangan berbuat macam-macam, sekarang kau sudah tidak bisa pergi
kemana-mana lagi ... Serahkan semua senjatamu dan ikutlah bersamaku kembali
ke Ibukota Kerajaan Nexus.” Ujar Putri Reina.
Setelah mendengarkan ucapan tersebut, Dragon segera menurunkan kedua
tangannya sambil tersenyum kepada Tuan Putri, “Hmm. Lalu setelah aku tiba
disana, apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?” Tanya Dragon.
“Kau akan menjalani hukuman.” Ucap Tuan Putri secara tegas.
“Hmm, Tidak terima kasih ... Aku lebih memilih untuk melawan.” Jawab Dragon
sambil memunculkan pisau belati di kedua tangannya.
“Beraninya kau! Kuperingatkan kepadamu, jika kau melawan, maka hukumanmu
akan bertambah semakin berat!” Kata Putri Reina sambil mulai menarik busur
panahnya kuat-kuat.
“Maaf saja, tapi aku tidak punya pilihan lain.” Ucap Dragon.
Kemudian Putri Reina berdiam sejenak. “... Sebenarnya mengapa kau melakukan
semua ini? Mengapa kau berani mencuri dari Istana Kerajaan, dan bahkan
berbuat lancang terhadap ayahku? Ceritakanlah alasannya?!” Suruh Putri Reina
kepada Dragon.
“Aku tidak bisa mengatakannya.” Jawab Dragon secara singkat.
“Kalau begitu, aku juga terpaksa harus melakukan tindakan Keras terhadapmu, supaya kau mau bicara.” Kata Putri
Reina sambil melesatkan anak panah ke arah Dragon.
Tapi dengan cepat, Dragon segera menangkis lesatan anak panah tersebut
dengan menggunakan pisau belatinya, bahkan walau berapa banyakpun anak
panah yang dilesatkan oleh Tuan Putri Reina, Dragon selalu bisa
menghindari serta menangkisnya dengan mudah. Sambil terus melangkah maju mendekati
sang Putri, sehingga jarak mereka berdua menjadi semakin dekat, oleh karena
itu sang Putri terpaksa harus menggunakan busur panahnya sebagai senjata
untuk memukul Dragon, dan akhirnya mereka berdua melangsungkan
pertarungan jarak dekat secara sengit disana.
Tak lama kemudian, Rizu tiba di dekat pepohonan yang rimbun disana, lalu
dia segera turun dari kuda yang ditungganginya. Untuk selanjutnya Rizu
memperhatikan pertarungan antara Dragon dan Putri Reina dari kejauhan, Rizu
tidak mau jika sang Putri sampai kehilangan fokus saat sedang bertarung melawan Dragon, maka dari
itu dia tidak berani mendekat.
Jadi Rizu memutuskan untuk mendaratkan sebuah anak panah kepada Dragon dari sana, dia mulai membidik tubuh Dragon dengan raut wajah yang sangat serius. Rizu begitu
yakin bahwa kali ini lesatan anak panahnya pasti dapat mengenai
sasaran (Dragon).
Tanpa banyak membuang waktu, sebuah anak panah langsung dilesatkan oleh
Rizu tepat ke arah Dragon. Namun sayangnya, seekor kuda yang berada disana
malah menghalangi lesatan dari anak panah itu, sehingga bokong kuda
tersebut jadi tertusuk oleh anak panah dari Rizu.
Maka dengan seketika, kuda itu langsung mengamuk dan berjingkrak-jingkrak
karena merasa kesakitan, sehingga membuat Dragon dan Putri Reina yang
sedang melangsungkan pertarungan disana, seketika menjadi kaget. Apalagi
saat kuda tersebut terus saja mendekat ke arah mereka berdua sambil
mengamuk, hingga akhirnya Tuan Putri dan Dragon terkena oleh tendangannya,
lalu menyebabkan tubuh mereka berdua jadi terdorong ke tepian jurang, sampai jatuh ke dalam jurang tersebut secara bersama-sama, akibat dari amukan
kuda yang terkena oleh lesatan anak panah Rizu.
Dragon dan Putri reina jatuh ke jurang secara bersama-sama, setelah ditendang oleh kuda yang mengamuk. |
Putri Reina dan Dragon akhirnya terjun bebas ke bawah jurang hingga tercebur ke dalam sungai yang mengalir deras. Apakah mereka berdua bisa selamat dari kejadian tersebut, ataukah tidak?
Dan yang terpenting, apakah Dragon bisa selamat dari ancaman hukuman yang
sudah menantinya di Kerajaan Nexus? Ikuti terus kelanjutan kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 35
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 33
No comments:
Post a Comment