Chapter 33 : The choosen one
Dikisahkan sebelumnya, Dragon mendapatkan undangan untuk menghadiri jamuan
makan di Istana Nexus. Singkat cerita, Dragon berangkat kesana dengan
ditemani oleh Gard dan Riple (Pemimpin dan wakil Pemimpin Pasukan penjaga
benteng), mereka berangkat menggunakan kereta kuda untuk menempuh
perjalanan yang cukup jauh dan melewati berbagai tempat, hingga akhirnya
mereka bisa sampai di Istana Nexus.
Sebenarnya kedatangan Dragon kesana bukan hanya untuk menghadiri jamuan
makan saja, namun dia juga memiliki maksud lain (Yaitu mencuri bola
Aporion), yang tentunya merupakan tugas berbahaya sekaligus beresiko bagi
dirinya. Ditambah lagi dia harus melakukan tugas tersebut tanpa bisa
menggunakan senjata-senjata miliknya. Karena sebelum berangkat,
senjata-senjata itu telah diambil dan diamankan di Kantor Pusat tempat Gard
dan Riple bekerja.
Oleh karena itu Dragon harus meminta bantuan kepada teman-temannya yaitu
Gill, Tatsui, dan Glauss untuk mengambilkan senjata-senjata miliknya yang
di simpan di Kantor pusat tersebut, dan Dragon sangat mengandalkan mereka
dalam menjalankan tugas itu. Sebagai teman, mereka semua saling mempercayai
dan pasti akan membantu satu sama lain.
Maka dimulailah misi pencurian yang dilakukan oleh mereka berempat, Dragon
bertugas untuk mencuri bola Aporion di Istana Nexus dengan kedok sebagai
tamu kehormatan. Sedangkan Gill, Tatsui, dan Glauss bertugas untuk mencuri
senjata-senjata milik Dragon yang disimpan di Kantor pusat Pasukan penjaga
benteng, yang juga berlokasi di wilayah Ibukota Kerajaan Nexus.
Denah Ibukota Nexus, dengan tanda hijau yang merupakan Istana, dan tanda kuning yang merupakan Kantor pusat Pasukan penjaga. |
Untuk dapat melancarkan misinya, Gill dan kawan-kawan meminta bantuan
kepada Kalpen dan Zhoei, yang memiliki pengalaman sebagai penyelundup
barang ilegal. Dengan menaiki kendaraan berupa bola kayu besar, ditambah
dengan penggunaan kekuatan milik Kalpen dan Zhoei yang dapat mengendalikan
objek. Maka mereka semua bisa masuk dan menyusup ke dalam wilayah Ibukota
Nexus tanpa terdeteksi, melalui jalur saluran pembuangan air yang mengalir
di bawah Ibukota tersebut. Dengan terus menerjang serta melawan arus air
yang sangat deras, akhirnya mereka semua berhasil sampai di kanal bawah
tanah yang berada tepat di pertengahan Ibukota Kerajaan Nexus.
Kemudian, sesampainya di tempat yang mereka tuju (Kantor pusat Pasukan
penjaga benteng) Gill, Tatsui, dan Glauss segera merubah penampilan mereka,
supaya identitas mereka tidak dapat dikenali ketika mulai menjalankan tugas
mereka disana, untuk menyusup, menyelinap, dan mencuri senjata-senjata
milik Dragon yang tersimpan dalam berangkas di ruang kerja Gard dan Riple
(Dalam Kantor pusat tersebut).
Setelah melewati serangkaian usaha penyusupan yang menegangkan, akhirnya
mereka berhasil menemukan benda yang mereka cari-cari di dalam tempat yang
cukup luas itu. Gill dan kawan-kawan berhasil mendapatkan senjata-senjata
milik Dragon kembali. Namun ternyata aksi mereka ketahuan oleh para
Prajurit Nexus, yang mendapat sinyal darurat dari sensor pendeteksi di
dalam Kantor tersebut. Maka dari itu, Gill, Tatsui, dan Glauss jadi berada dalam keadaan terkepung dari segala penjuru, oleh para Prajurit yang berbondong-bondong datang kesana, sehingga mereka bertiga mulai panik sekaligus merasa terdesak.
Tapi dengan sikap pantang menyerah dan mengandalkan segala kemampuan yang mereka miliki, mereka bertiga berusaha untuk melawan dan
merangsek keluar, hingga akhirnya mereka dapat terlepas dari kepungan para Prajurit yang ada
di dalam Kantor pusat tersebut, dan dapat melarikan diri ke
jalanan Ibukota. Namun setelah itu, usaha penangkapan mereka bertiga
berlanjut di sepanjang jalanan Ibukota Nexus. Gill dan kawan-kawan berlari
terbirit-birit sambil dikejar oleh puluhan Prajurit yang masih berusaha
untuk menangkap mereka, sehingga suasana di jalanan itu jadi dipenuhi oleh
kekacauan dan kepanikan.
Setelah terus berusaha tanpa kenal lelah melakukan pengejaran, para
Prajurit Nexus nyaris saja bisa menangkap Gill dan kawan-kawan, namun
berkat bantuan dari kekuatan Zhoei yang menggulingkan gerobak-gerobak buah
di sepanjang jalanan itu, maka Gill dan kawan-kawan bisa terbebas dari kejaran
para Prajurit tersebut, yang akhirnya harus kehilangan jejak dari tiga
orang incaran mereka. Gill, Tatsui, dan Glauss telah sukses mendapatkan apa
yang mereka cari, sehingga kini mereka bisa kembali pulang ke Kota Togu
dengan senyuman puas di wajah mereka.
Beralih ke Dragon yang sedang berada di dalam Istana Nexus, bersama dengan
Gard, Riple, dan Zeitrass (Kepala Pelayan Istana), yang telah membawa
mereka berkeliling ke berbagai tempat di dalam Istana tersebut. Dan dalam
turnya itu, Dragon juga mendapatkan informasi tentang Ruang penyimpanan
benda berharga Kerajaan yang pintunya hanya bisa dibuka oleh sang Raja,
maka dari itu ruangan tersebut langsung Dragon tandai sebagai lokasi
pelaksanaan misinya.
Setelah selesai melakukan tur ke berbagai tempat yang ada di Istana
tersebut, kini Dragon sudah berada di ruang makan Istana untuk
melangsungkan jamuan makan bersama sang Raja, sesuai dengan yang telah
dijadwalkan. Ketika Raja Velodrian bersama sang Jenderal telah datang ke
ruang makan itu. Maka semua orang yang berada disana langsung menunduk
sekaligus memberi hormat kepada orang nomor satu di Kerajaan Nexus
tersebut, termasuk juga Dragon yang dengan perasaan gugup menundukan
kepalanya, sambil terus memperhatikan langkah kaki sang Raja yang sedang
mendekat ke arahnya.
Kemudian, saat mereka berdua sudah saling bertatap muka, Raja langsung
menyapa dan menjabat tangan Dragon, tak lupa Raja juga memperkenalkan
Dragon kepada sang Jenderal yang selalu setia menemani dirinya, namanya
adalah Jenderal Tony eagle. Tak lama setelah itu, maka acara jamuan makan
pun segera dilangsungkan. Dragon duduk bersama Raja Velodrian sambil
menghadap banyak sekali makanan lezat disana yang sudah tersedia untuk disantap
oleh mereka berdua. Selama berlangsungnya acara jamuan makan tersebut, Raja
dan Dragon juga saling berbincang-bincang akrab, sambil menyantap
makanannya dengan lahap. Keduanya benar-benar menikmati suasana jamuan
makan itu hingga waktu tak terasa telah berlalu cukup lama.
Tapi tanpa Raja Velodrian sadari, sebenarnya di kala itu juga Dragon sedang
memikirkan tentang cara supaya dia bisa masuk ke Ruang penyimpanan benda
berharga (Yang hanya bisa dibuka oleh sang Raja).
Maka tak lama kemudian, Dragon mulai menjalankan rencananya. Dia meminta
ijin kepada Raja untuk pergi ke Toilet, dengan alasan bahwa perutnya sakit
dan harus ke Toilet saat itu juga, maka dari itu Raja segera mengijinkan
Dragon untuk pergi sambil ditemani oleh dua orang Ajudannya.
Namun, setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama, kedua Ajudan yang
menunggu Dragon diluar pintu Toilet tersebut mulai merasa heran, karena
sosok Dragon masih tak kunjung keluar juga, sehingga mereka berdua memutuskan
untuk memeriksa keadaan Dragon ke dalam sana, siapa tahu saja ada sesuatu
yang telah terjadi terhadap tamu kehormatan itu. Namun ternyata alangkah
terkejutnya mereka berdua, ketika mendapati bahwa Dragon sudah tidak ada
disana, karena sepertinya dia sudah keluar lewat jendela ventilasi udara
yang terbuka.
Oleh karena itu, Kedua Ajudan tersebut segera melapor kepada sang Raja
mengenai hilangnya Dragon. Kemudian, Raja yang kaget karena tamu
kehormatannya telah menghilang, maka segera mengajak Jenderal, Gard dan
Riple pergi bersamanya untuk mencari keberadaan Dragon, tetapi mereka tidak
menemukannya di tempat terakhir kali dia terlihat.
Awalnya Raja dan yang lain masih berpikiran positif terhadap Dragon, dan menganggap bahwa mungkin telah terjadi sesuatu pada tamu
kehormatannya itu. Namun ketika Gard bilang bahwa Dragon sempat memiliki
ketertarikan terhadap Ruang penyimpanan benda berharga, maka seketika itu
juga raut wajah sang Raja langsung berubah menjadi lebih serius, sehingga
mereka semua yang sedang bersama sang Raja jadi mulai merasa curiga
terhadap Dragon.
Dan ternyata benar saja, ketika mereka semua mendatangi Ruang penyimpanan benda
berharga, disana mereka mendapati dua orang Prajurit penjaga yang sudah
dalam keadaan terkapar tak sadarkan diri. Maka dari itu Raja segera
memberi perintah untuk mencari keberadaan Dragon sampai ketemu, dengan cara
menyisir seluruh tempat yang ada di Istana Nexus.
Riple segera menggandakan tubuhnya menjadi sangat banyak, kemudian para
duplikat Riple tersebut segera berlarian ke seluruh penjuru Istana untuk
mencari keberadaan Dragon, dibarengi oleh seluruh Prajurit Nexus yang juga
tersebar di dalam Istana Nexus. Sehingga menyebabkan situasi disana berubah
menjadi heboh dan ramai, sampai-sampai hal itu juga menarik perhatian dari
Tuan Putri Reina serta Tiga Kesatria badai Nexus, yang langsung bergegas
untuk mencari tahu tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Raja yang ingin memastikan bahwa benda berharga Kerajaan masih belum
dicuri, memutuskan untuk mulai masuk ke dalam Ruangan yang berada di
hadapannya itu, sambil dibarengi oleh Jenderal, Gard, dan 4 orang Prajurit
yang berada di dekatnya. Mereka semua masuk setelah Raja membuka kunci
pintunya, lalu dibalik pintu tersebut ternyata ada lorong yang panjang
untuk menuju ke pintu selanjutnya.
Sesampainya mereka semua di pintu yang terletak di bagian paling dalam
ruangan tersebut, maka Raja segera membukanya, lalu mengajak lagi para
bawahannya itu untuk masuk bersamanya. Di dalam sana ternyata merupakan
suatu ruangan yang berbentuk bundar, dengan diterangi oleh beberapa bola kristal
di sekeliling dindingnya, dan ada semacam altar pada bagian tengahnya yang
memamerkan sebuah kalung perak dengan bandul berbentuk bulan sabit,
sekaligus tiga buah permata berwarna hijau yang menghiasinya.
Kemudian Raja memperkenalkan kalung yang merupakan benda berharga milik
Kerajaan Nexus tersebut, kepada orang-orang yang mengikutinya masuk ke
dalam ruangan itu. Nama dari kalung yang menghuni ruangan tersebut adalah
“Kalung Ghistory.”
Gard, dan tiga orang Prajurit yang berada di dalam ruangan itu, terlihat
sangat terpukau ketika sang Raja memperkenalkan benda tersebut kepada
mereka. Namun lain halnya dengan salah seorang Prajurit yang juga berada
disana, nampaknya dia merasa sangat kecewa, karena ternyata yang tersimpan
di dalam ruangan tersebut hanyalah sebuah kalung.
Maka dari itu, dia segera menghajar tiga orang Prajurit lain yang berada di
sampingnya, hingga ketiga Prajurit itu jadi tak sadarkan diri, mereka
langsung terkapar setelah menerima amukan kekecewaan dari orang yang tak
lain dan tak bukan, ternyata adalah Dragon (Yang menggunakan baju Prajurit
Nexus sebagai alat penyamaran). Hal yang dilakukannya itu membuat Jenderal
dan Gard langsung merasa sangat terkejut, terutama sang Raja. Mereka
seakan-akan tidak percaya bahwa rupanya selama ini Dragon sedang berada di
dekat mereka, ditambah lagi dengan penampilannya yang menyamar menjadi
seorang Prajurit.
Dragon segera melontarkan pertanyaan kepada Raja Velodrian, tepat setelah
penyamarannya itu dia bongkar, “Kenapa yang ada di dalam ruangan ini
hanyalah sebuah kalung? Apakah ini adalah jebakan untukku? Sebenarnya ada
berapa banyak ruangan benda berharga di Istana ini?” Tanya Dragon dengan
perasaan yang sedikit kesal, karena benda yang menjadi incarannya (yaitu Bola
Aporion), tidak ada di dalam ruangan tersebut.
Raja yang masih dalam keadaan tertegun, belum sempat untuk menjawab
pertanyaan dari Dragon tersebut. Lalu Dragon segera menarik
pedang sambil berjalan untuk bertarung menghadapi Gard dan Jenderal, yang
sedang dalam posisi melindungi sang Raja. Tapi alangkah terkejutnya Dragon,
ketika pergerakan tubuhnya tiba-tiba dikekang oleh benda keras transparan
berwarna hijau, yang ternyata Berasal dari kekuatan milik Gard.
Setelah Dragon berada dalam kondisi terikat dan tak bisa berbuat apa-apa lagi, maka Jenderal mulai
melontarkan Ujaran penuh emosi terhadap Dragon.
“Beraninya kau bertanya dengan lancang terhadap Yang mulia!! Apa maksud
dari semua ini?” Ujar Jenderal Eagle kepada Dragon.
“Tuan Dragon! Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, dan apa yang sedang kulihat saat ini.
Apa tujuan anda yang sebenarnya?” Ucap Gard.
“Jawab dulu pertanyaanku. Apa yang kau perbuat pada tubuhku?!” Tanya Dragon
dengan perasaan marah, karena sekujur tubuhnya Terikat oleh tali berwarna hijau transparan.
“Sebagai pemimpin dari pasukan penjaga benteng, aku juga
merupakan orang yang memiliki kemampuan sebagai Penyihir pelindung,
sehingga aku bisa menghasilkan perisai dan bahkan tali pengekang, yang bisa kugunakan untuk
menangkap dan menghentikan pergerakan musuh.” Gard menjelaskan.
Lalu Jenderal Eagle bertanya lagi, “Katakan pada kami, apa yang sebenarnya telah kau rencakan, sampai-sampai kau bisa
berada disini bersama kami?”
Awalnya Dragon enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut, tapi karena Gard
terus mendesaknya, maka Dragon mulai menjawab. “Hmm, Mau bagaimana lagi, kalian
sudah menangkap basah diriku disini."
"Ceritakan bagaimana kau bisa menyamar menjadi seorang Prajurit?"
"Dimulai
ketika aku meminta ijin untuk pergi ke Toilet, setelah itu aku menyelinap
keluar dari Toilet tersebut, lalu karena aku membutuhkan pakaian Prajurit sebagai alat penyamaran, maka aku mencari salah seorang Prajurit
patroli yang sedang berjalan sendirian, untuk kemudian kusergap dan kucopot
pakaiannya ... Lalu, aku mulai mendekati kedua prajurit penjaga pintu, untuk selanjutnya kuhajar mereka hingga tak sadarkan diri. Dan tak lama kemudian, saat keadaan di dalam Istana ini sudah mulai ramai dan sibuk
mencari-cari keberadaanku, maka aku yang sudah berpakaian sebagai Prajurit segera berbaur dengan para Prajurit yang lain, lalu memposisikan diriku supaya bisa terus berada di dekat Raja. Sehingga aku
bisa menjadi salah satu Prajurit yang diajak masuk ke dalam ruangan ini
bersama kalian semua. Tapi ternyata, benda yang ada di ruangan ini bukanlah
benda yang sedang kucari ... Maka dari itu, mumpung sedang berada di dalam
kesempatan ini bersama sang Raja, maka aku akan bertanya secara langsung kepada Raja, mengenai benda yang
saat ini sedang kucari ... Itulah sebabnya aku membuka penyamaranku.” Jawab Dragon menjelaskan.
“Bertanya kepada sang Raja?? Saat ini, kau tidak sedang dalam posisi sebagai orang yang mempunyai pilihan ...
Berdasarkan dari semua tindakan yang telah kau lakukan di dalam Istana ini,
maka kau sudah pasti akan dipenjarakan!” Ujar Jenderal secara tegas.
Lalu Dragon sempat terdiam sejenak, ketika dia mendapatkan ancaman
tersebut. Maka dari itu dia segera memikirkan cara supaya dirinya bisa
terlepas dari situasi berbahaya yang saat ini sedang dialaminya. “Hahhaa
... Tentu saja aku Sudah memiliki rencana cadangan supaya aku bisa bebas dari sini.” Ucapan Dragon tersebut membuat Gard
dan Jenderal jadi merasa sedikit terkejut.
“Rencana cadangan??” Ucap Gard dan Jenderal Eagle secara bersamaan.
Kemudian Dragon melanjutkan perkataannya. “Gard, ingat senjata-senjata
milikku yang saat ini sedang tersimpan di kantormu?”
“Ya, tentu saja.” Jawab Gard.
“Dalam senjata-senjata itu sudah ada sihir peledak yang sangat dahsyat,
bayangkan jika aku mengaktifkan peledak tersebut saat ini juga, maka
seluruh kantor pusat milikmu beserta sebagian besar kawasan di Ibukota
Nexus akan meledak dan hancur seketika.” Ujar Dragon sambil memasang wajah
jahat, dan tentu saja perkataannya itu hanyalah bualan belaka, dia mengatakan hal itu untuk menggertak Gard supaya melepaskan ikatannya.
“Ta- tak kusangka, anda adalah orang yang tega melakukan hal seperti itu.
Bagaimana dengan nasib orang-orang tak berdosa yang ada diluar sana?”
Tanya Gard dengan perasaan gugup sekaligus ketakutan, begitupun juga dengan
Jenderal. Tapi lain halnya dengan sang Raja, yang terlihat biasa saja tanpa
mengeluarkan ekspresi apapun, karena Raja merasa bahwa hal itu memang hanya
gertakan saja.
Kemudian Dragon berteriak. “Jika kalian tidak ingin hal itu sampai terjadi,
maka lepaskan aku Sekarang!” Suruh Dragon kepada Gard.
“Ba- bagaimana ini? Jenderal?” Tanya Gard kepada Jenderal Eagle.
“Aku tidak percaya padamu! ... Tapi, jika yang kau katakan itu benar, maka sudah pasti kau akan
mendapatkan hukuman mati !!"
"Benarkah??" Tanya Dragon.
"Kalau begitu, aku akan menghabisimu disini
sekarang juga!” Ujar sang Jenderal sambil menarik pedangnya.
“Tenanglah, tenanglah, sudah hentikan ... Kalian semua tidak perlu emosi. Sekarang biarkan
aku yang bertanya kepada Dragon.” Ucap Raja Velodrian, menenangkan suasana.
Seketika itu juga, Jenderal dan Gard menjadi sedikit lebih tenang sambil
merasa heran saat Raja mengatakan hal tersebut. Kemudian mereka berdua
segera membiarkan Raja untuk melanjutkan perkataannya. “Dragon, jawab dengan jujur. Sebenarnya apa yang kau cari di dalam Istana ini?” Tanya Raja kepada
Dragon.
“Aku datang kesini untuk mencuri bola Aporion.” Jawab Dragon, lalu seketika
itu, Dragon langsung merasakan sakit pada bagian pundaknya, karena batu
mantra yang ada di dalam pudaknya itu akan bereaksi jika Dragon sampai
memberitahukan tentang misinya kepada orang lain, namun rasa sakitnya itu tidak berlangsung lama.
“Bola Aporion? Kami tidak memiliki benda seperti itu disini. Seperti yang
kau lihat sendiri, benda paling berharga yang dimiliki oleh Istana ini,
adalah kalung Ghistory yang berada di belakangku.” Ucap sang Raja sambil
berbalik badan untuk memperlihatkan kalung Ghistory yang terpajang di Atas altar.
Namun ketika Raja Velodrian menoleh, hal yang mengejutkan terjadi. Karena Kalung Ghistory tiba-tiba saja
memancarkan cahaya terang yang langsung menyorot tepat ke arah Dragon. Maka seketika itu, wajah Raja Velodrian berubah menjadi pucat pasi, bahkan Jenderal
dan Gard juga merasa tercengang saat melihat hal itu terjadi, mereka berdua seakan
tidak percaya dengan apa yang sedang dilihat oleh kedua pasang mata mereka. Kalung berharga yang tersimpan aman di dalam ruangan itu, kini sedang
memancarkan cahaya terhadap orang yang sudah tertangkap basah akan melakukan
tindakan pencurian di dalam Istana Nexus (Yaitu Dragon).
Dragon juga tak kalah terkejutnya dari mereka bertiga, terlebih lagi dialah
orang yang sedang disoroti oleh cahaya dari kalung yang bernama Ghistory
tersebut. Sehingga Dragon mulai bertanya. “A- apa yang sebenarnya sedang
terjadi? Mengapa kalung itu tiba-tiba memancarkan cahaya kepadaku? Dan
mengapa wajah kalian semua terlihat kaget begitu?!” Tanya Dragon kepada mereka semua
dengan perasaan yang gugup bercampur panik.
Kemudian Raja terjatuh, dikarenakan lututnya terus gemetaran saking kagetnya, sehingga
beliau kini dalam keadaan duduk di lantai, dan sang Jenderal yang melihat
hal itu segera menghampiri Raja untuk menolongnya berdiri kembali, tetapi
Raja tidak mau. Dia lebih memilih untuk tetap duduk di lantai saja, sambil
mulai berbicara.
“Ternyata hari ini telah tiba ... Hari dimana kalung Ghistory Telah menemukan
pemilik sejati yang selanjutnya.” Ucap sang Raja.
Hal itu membuat semua
orang yang berada bersamanya di dalam ruangan tersebut menjadi semakin merasa
kebingungan.
“Bisakah Yang mulia menjelaskannya secara rinci?” Tanya Gard kepada Raja.
“Hmm, baiklah ... Perang yang terjadi di Kerajaan Nexus sekitar 25 tahun
yang lalu, telah memberikan luka mendalam bagi seluruh penduduk Kerajaan
ini, terutama bagi kakekku yang juga terpaksa harus Kehilangan anaknya
sendiri, yakni ayahku (Pangeran Velodra). Yang waktu itu tubuhnya dikuasai
oleh Darkros ... Selain menyisakan kehancuran serta luka mendalam, perang
tersebut juga menyisakan dua benda menakjubkan yang sangat berperan penting
dalam berakhirnya perang. Yakni bola Aporion dan Kalung Ghistory ...
Darkros menggunakan kekuatan dari bola Aporion supaya dirinya Jadi bertambah kuat, lalu dia dapat
menguasai Istana dan melenyapkan siapa saja yang berani melawannya, namun
berkat kekuatan misterius dari kalung Ghistory yang dimiliki oleh kakekku
ini, maka kakekku dapat menandingi kekuatan Bola Aporion milik Darkros, bahkan dia juga
berhasil mengalahkannya. Lalu menyegelnya ke dalam bola Aporion, Dibantu oleh Kesatria naga beserta para Kesatria pemberani yang lain.”
“Kalung yang dapat menandingi dahsyatnya kekuatan bola Aporion?” Tanya Dragon sambil bergumam.
“Kalung ini bukanlah kalung biasa ... Kekuatannya tidak bisa digunakan oleh
sembarangan orang, hanya orang yang dipilih secara langsung oleh kalung ini
sajalah, yang dapat menggunakan kekuatannya, lalu mendapat status sebagai
Pemilik sejatinya ... Dan yang terjadi saat ini, seperti yang kalian semua
lihat. Kalung Ghistory sedang memancarkan cahaya yang menyorot langsung ke tubuh
Dragon, itu adalah bukti bahwa Dragon adalah orang yang terpilih untuk
menjadi pemilik selanjutnya dari kalung Ghistory, Setelah
kakekku.” Ujar Raja Velodrian.
“Hah?!!” Dragon merasa sangat tercengang ketika mendengar hal itu.
“Apa?” Jenderal Eagle dan Gard Juga tampaknya lebih terkejut ketika mendengar
pernyataan itu. Mereka bahkan sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan
hanya terdiam dengan mulut menganga.
“Kekuatan kalung Ghistory akan terhubung langsung dengan tubuh serta pikiran
si Pemiliknya, sehingga keduanya dapat menjadi satu kesatuan yang tak dapat
terkalahkan. Untuk tahap awal dari kekuatan kalung Ghistory, si Pemilik
bisa menggunakan kekuatan kalung Ghistory untuk menemukan hal apapun yang
dicarinya. Lalu di tahap kedua, kalung Ghistory dapat menggabungkan
kekuatan energi murni yang dimilikinya dengan kekuatan dari benda lain, sehingga kekuatan yang lebih dahsyat bisa tercipta. Dan pada tahap ketiga, kalung Ghistory dapat
memberikan nubuat pada pemiliknya ... Contohnya seperti yang pernah terjadi
pada Kakekku, dulu dia pernah berkata bahwa suatu hari nanti Pemilik kalung
Ghistory yang selanjutnya pasti akan datang dengan sendirinya ke Istana ini, dan ternyata hal itu memang benar. Pemilik selanjutnya adalah kau Dragon ... Kakekku sudah mempersiapkan segala hal untuk menyambut datangnya
hari ini. Dan kakekku jugalah yang telah membangun Ruangan penyimpanan
benda berharga ini, Sesuai dengan arahan kalung Ghistory.” Ucap
Raja Velodrian.
“Ti- tidak mungkin, kalian pasti salah paham. Aku datang kesini dengan niat
untuk mencuri, bukan dengan niat untuk dipilih menjadi seorang Pemilik sejati dari
sebuah kalung aneh.” Kata Dragon.
“Hmm, dengarkan aku baik-baik ... Dulu aku pernah membawa Istriku, Putriku,
bahkan Jenderal Eagle ke dalam ruangan ini, untuk hanya sekedar
melihat reaksi dari kalung Ghistory, tetapi tidak ada reaksi sama sekali ... Dan
dari semua orang yang pernah kubawa kemari, ternyata kalung itu malah bereaksi terhadapmu, jadi walau bagaimanapun juga kau tidak dapat
menyangkal takdir tersebut, bahwa kaulah yang berhak menjadi Pemilik sejati
dari kalung Ghistory.” Ucap Raja kepada Dragon.
“Tunggu dulu Yang mulia, kita tidak boleh memberikan kalung itu kepadanya
begitu saja. Bagaimanapun juga dia sudah melakukan tindakan kriminal di
dalam Istana ini, maka dia harus mendapatkan hukuman.” Kata Jenderal Eagle
dengan tegas.
Tapi sepertinya Raja tidak mau menghiraukan perkataan tersebut, dan malah
terus berbicara kepada Dragon. “Oh iya, seperti yang kukatakan tadi, kalung
Ghistory memiliki kekuatan untuk menemukan hal apapun yang dicari oleh
Pemilik sejatinya.” Ucap Raja Velodrian.
“Yang mulia!” Ujar Jenderal dan Gard, menegur Raja Velodrian.
“Menemukan apapun yang dicari??” Tanya Dragon sambil mendapatkan sebuah
ide.
“Ya ... Itu artinya, mungkin saja kau dapat menemukan bola Aporion dengan
menggunakan bantuan dari kalung Ghistory.” Jawab Raja Velodrian.
“Yang Mulia!!” Teriak lagi Gard dan Jenderal secara bersamaan.
“Memangnya bola Aporion benar-benar tidak ada di Istana ini?” Tanya Dragon.
“Tidak ada. Dulu kakekku telah menyerahkannya kepada sang Kesatria naga untuk
dibawa pergi dan disembunyikan di suatu tempat. Maka, Entah dimana benda
itu berada sekarang.” Jawab Raja Velodrian.
Kemudian Dragon mulai merasa bahwa masih ada harapan baginya untuk dapat
menemukan benda yang dia cari, mungkin dengan menggunakan kekuatan dari
Kalung Ghistory, maka dia bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Flaur kepadanya. Bahkan Dragon juga tidak menyangka bahwa ternyata selama ini bola Aporion telah disembunyikan oleh gurunya, maka dari itu dia terus bertanya-tanya di dalam benaknya mengenai dimana kira-kira gurunya menyembunyikan benda tersebut.
Kemudian Jenderal bertanya kepada Dragon lagi. “Memangnya apa yang akan kau perbuat dengan bola Aporion jika kau sudah berhasil
menemukannya?” Tanya Jenderal kepada Dragon.
“Aku tidak bisa bilang.” Jawab Dragon.
“Kau ini !! benar-benar keterlaluan! ... Gard, perketat cengkraman
kekuatanmu pada tubuhnya.” Suruh Jenderal Eagle kepada Gard.
“Hey Gard! Jangan coba-coba ya!” Ujar Dragon memperingatkan Gard, sehingga
Gard jadi berada dalam situasi dilema.
“Hmm, kalian ini tidak bisa tenang ya ... Gard, lepaskan Dragon.” Suruh
Raja, kepada Gard.
“Yang mulia, apa yang anda pikirkan? Dia ini kriminal. Terlepas dari
terpilihnya dia sebagai Pemilik sejati kalung Ghistory atau tidak, kita
tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja.” Ucap Jenderal Eagle kepada
Raja, dengan perasaan cemas.
“Aku tahu apa yang kulakukan Jenderal ... Ini adalah hari yang paling
kutunggu-tunggu selama ini, bahkan kakekku sudah mempersiapkan segalanya demi hari
ini.” Jawab Raja sambil mengambil kalung Ghistory, lalu Raja mulai berjalan
mendekati Dragon untuk memberikan kalung itu kepadanya.
Seketika itu juga Gard langsung melepaskan kekuatan kekangnya terhadap
tubuh Dragon, sehingga kini Dragon sudah bebas dan bisa bergerak kembali,
walaupun hal itu membuat Jenderal menjadi gusar, karena Jenderal takut
bahwa Dragon akan berbuat macam-macam kepada sang Raja.
Tanpa banyak bicara, Dragon langsung menerima kalung Ghistory pemberian
dari sang Raja. Dragon tampak sangat senang bercampur takjub ketika
menerima kalung yang sudah secara resmi Menjadi miliknya, Karena kalung itu telah memilih dirinya sebagai Pemilik sejati.
Kemudian Raja Velodrian melanjutkan perkataannya. “Seperti yang Jenderal Eagle katakan
... Karena kekacauan yang sudah kau timbulkan, maka Kau tidak boleh dibiarkan pergi begitu saja dari Istana ini. Diluar sana sudah banyak Prajurit serta
para duplikat Riple yang siap untuk menangkapmu ... Kakekku hanya memberiku
wasiat untuk memberikan kalung Ghistory kepada pemilik selanjutnya, tapi
dia tidak memberiku wasiat untuk menghapus segala tindakan kriminal yang sudah kau
perbuat. Maka dari itu, aku hanya akan memberikan satu kebijakan lagi kepadamu
... Di dalam ruangan ini, tidak boleh ada yang menyentuhmu sama sekali.
Tapi jika kau sudah keluar dari ruangan ini, maka Jenderal boleh
mengerahkan seluruh Prajuritnya untuk menangkapmu.” Ucap Raja Velodrian
kepada Dragon.
Lalu Jenderal mulai tersenyum sambil menatap Dragon, setelah mendengarkan
pernyataan dari Raja Velodrian barusan. Karena itu artinya dia masih punya
kesempatan untuk Bisa menangkap serta menghukum Dragon.
Lalu Dragon mulai berpikir dalam benaknya. (“Jadi jika aku masih berada di
dalam ruangan ini, maka Jenderal dan yang lainnya tidak dapat menangkapku,
sehingga keadaanku aman. Tapi tetap saja aku berada dalam keadaan
terkurung, karena itu artinya aku tidak bisa pergi kemana-mana ... Lalu apa
yang harus kulakukan?”) Ucap Dragon yang merasa kebingungan
Kemudian Raja segera melanjutkan pembicaraannya. “Tapi, Ada satu hal lagi yang harus kusampaikan padamu ... Sebenarnya, ruangan yang dibangun oleh
kakekku ini juga memiliki jalan rahasia yang bisa membawamu langsung keluar
dari Istana ini.” Ucap sang Raja kepada Dragon, yang sontak membuat semua
orang yang berada di ruangan itu langsung merasa kaget.
Setelah itu Raja berbicara lagi, “... Jika, kau bisa menggunakan kekuatan
dari Kalung Ghistory saat ini juga, maka kau pasti bisa menemukan jalan
rahasia yang kumaksud supaya kau dapat keluar dari sini dengan aman ...
Dan kau tidak perlu merasa risau, karena Jenderal belum boleh menangkapmu jika kau belum benar-benar keluar dari sini ... ayo cobalah.”
Suruh Raja kepada Dragon. Rupanya kebijakan yang diberi oleh sang Raja itu ditujukan supaya Dragon termotivasi untuk menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory saat itu juga.
“Yang mulia, mana bisa begitu?” Tanya Jenderal kepada Raja, dan Gard juga
menanyakan hal yang sama kepada Raja. Tetapi Raja kembali menegaskan kepada
mereka bahwa hal itu sudah sesuai dengan wasiat dari kakeknya. Kini mereka
hanya tinggal melihat dan menunngu takdir Dragon, apakah Dragon akan berhasil menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory supaya dia dapat menemukan jalan rahasia untuk keluar dari sana,
ataukah Dragon tidak akan bisa menggunakan Kekuatan kalung tersebut, sehingga dia harus terkurung di dalam
ruangan itu untuk waktu yang lama. Kini semuanya tergantung pada
Dragon.
Kemudian, Dragon mulai berusaha dengan sangat keras untuk menggunakan
kekuatan dari kalung Ghistory, dia memejamkan matanya sambil
menggenggam kalung itu erat-erat. Namun setelah beberapa kali mencoba,
ternyata tidak ada hal apapun yang terjadi, Dragon tidak bisa mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan jalan rahasia tersebut.
Sehingga hal itu membuat Jenderal
kembali berbicara kepada Dragon.
“Sudahlah, lebih baik kau menyerah saja. Ayo ikut denganku ke Penjara ...
Karena disana lebih baik daripada disini.” Kata Jenderal Eagle membujuk
Dragon.
Setelah mendengar bujukan tersebut, bukannya menyerah tapi Dragon malah
semakin berusaha lebih keras lagi, supaya kalung Ghistory mau menunjukan kekuatannya kepada Dragon. Tapi tetap saja tidak ada hal apapun yang
terjadi.
Lalu Gard berbicara kepada Dragon. “Kumohon Tuan Dragon, menyerahlah.
Jangan membuat hal ini menjadi lebih rumit lagi ... Mari ikut dengan kami,
lalu bicarakan hal ini dengan kepala dingin.” Ucap Gard.
Saat mendengarkan ucapan dari Gard tersebut, Dragon mulai tersadar dan
berpikir di dalam benaknya. (“Kepala dingin?? Ya ... Mungkin itulah
jawabannya, aku tidak boleh memikirkan tentang hal lain seperti penjara atau hukuman mati, kurasa aku
harus berusaha untuk lebih tenang dan mengosongkan pikiranku.”)
Setelah itu Dragon mulai membayangkan tentang hal-hal yang bisa membuatnya
lebih tenang. Dimulai dari dendamnya terhadap Night crow, pertemuannya
dengan Flaur, misi berbahaya yang harus dilakukan olehnya. Kemudian dia berusaha untuk mengesampingkan terlebih dahulu hal itu, lalu pikirannya berlanjut ke momen bertemunya dia dengan Melinda, pengalamannya
bertarung melawan ular raksasa gurun Zuci bersama Tatsui, keberhasilannya memenangkan Turnamen, hingga Dia mendapatkan banyak teman. Semua itu merupakan pengalaman
berharga yang telah dilaluinya sehingga dia bisa menjadi orang yang lebih kuat seperti sekarang ini.
Dragon membayangkan segala hal yang sudah dilaluinya, dan berusaha untuk mendapatkan petunjuk dari Kalung Ghistory mengenai jalan keluar rahasia dari tempatnya berada saat ini. |
Dan hal yang paling dicemaskan oleh Dragon adalah, teman-temannya sedang menunggu kedatangan Dragon, sesuai dengan janji yang telah Dragon buat kepada mereka.
Dan tentunya Dragon tidak mau jika dirinya sampai mengecewakan mereka semua, oleh
karena itu Dragon tidak boleh sampai tertangkap ataupun terkurung di dalam
Ruangan ini. Karena dia masih memiliki janji yang harus
dia tepati kepada teman-temannya.
Maka dengan alasan tersebut, keinginan Dragon untuk bisa menemukan jalan keluar rahasia menjadi semakin besar dan terfokus, karena
hanya itulah satu-satunya cara bagi Dragon supaya dia bisa bertemu dengan teman-temannya kembali, lalu setelah itu dia bisa menyelesaikan
misi yang diberikan oleh Flaur kepadanya.
Saat menyadari tekad dari Dragon, Maka kalung Ghistory dengan senang hati
mulai mengalirkan energinya ke dalam tubuh serta pikiran Dragon, dengan
begitu kekuatan dari kalung Ghistory akhirnya bisa benar-benar menyatu
dengan si Pemilik sejatinya. Tak lama setelah itu, sekumpulan gambaran
mulai muncul di dalam benak Dragon dalam bentuk kilasan, secara samar-samar
menunjukan hal apa saja yang harus Dragon lakukan untuk bisa menemukan jalan rahasia dari ruangan itu.
Kemudian Dragon segera membuka matanya kembali, dengan ekspresi wajah
seperti orang yang baru saja mendapatkan ide. Lalu tanpa banyak bicara, dia
mulai berjalan ke arah samping Dan menghampiri salah satu bola kristal terang
yang menempel di dinding ruangan tersebut, lalu setelah dia berada di
dekat alat penerangan itu, Dragon mulai memutarnya sebanyak tiga kali, hingga bola kristal itu tidak bisa diputar lagi.
Beberapa saat kemudian, secara mengejutkan dinding di sebelahnya mulai
terbuka dengan sendirinya, dan menyediakan sebuah jalan bagi Dragon untuk dia lalui supaya bisa keluar dari
ruangan itu dengan aman, tanpa harus melewati pintu utama yang diluarnya sudah berjejer banyak prajurit untuk menangkap Dragon.
Raja merasa sangat terpukau ketika melihat Yang telah berhasil menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, sedangkan Jenderal Eagle dan
Gard sepertinya merasa kecewa karena itu artinya mereka jadi kehilangan
kesempatan untuk bisa menangkap Dragon. Tapi mereka harus pasrah dan
membiarkan Dragon untuk mengambil kesempatan emas tersebut, karena walau
bagaimanapun juga hal itu merupakan kebijakan dari sang Raja.
Lalu, sebelum Dragon masuk ke dalam jalan rahasia itu, dia sempat pamit
kepada Raja dan yang lainnya. Dia juga bilang bahwa di kesempatan selanjutnya, dia pasti akan menjelaskan tentang hal yang sebenarnya kepada mereka semua. Untuk sekarang dia belum bisa, Karena dia harus pergi
untuk menyelesaikan misinya terlebih dahulu.
Setelah kepergian Dragon dari ruangan itu, Jenderal Eagle mulai berbicara
kepada Raja Velodrian. “Yang mulia, anda telah membiarkan seorang Pencuri
pergi begitu saja dari Istana ini, dan tindakan itu tentunya tidak akan bisa diterima
oleh masyarakat. Mereka akan menganggap bahwa Raja tidak tegas terhadap
suatu tindak kejahatan yang telah terjadi di dalam Istana ... Maka dari
itu, ijinkan aku untuk menjadikan Dragon sebagai buronan, dan mengutus para
Prajurit untuk mengejarnya dimanapun dia berada. Supaya hukum di Kerajaan Nexus tidak dianggap
sepele oleh masyarakat.” Ucap Jenderal Eagle.
“Hmm, Kau ini dari dulu memang sangat tegas ... Baiklah, kau boleh melakukannya.
Aku tidak punya hak untuk mencampuri kewajibanmu sebagai Pelindung dari
Kerajaan Nexus. Seperti yang kubilang tadi, karena ruangan ini adalah
tempat sakral yang dibuat khusus oleh kakekku, maka tidak ada yang boleh
menentang wasiatnya. Setelah kita semua keluar dari ruangan ini, maka kau
baru boleh melaksanakan hal tersebut." Ucap Raja kepada Jenderal Eagle.
Tak lama kemudian, tiba-tiba Putri Reina datang ke dalam ruangan itu
bersama dengan tiga Kesatria badai Nexus yang selalu setia menemaninya.
Mereka berempat terlihat sangat mencemaskan kondisi sang Raja, terutama
Putri Reina. Mereka telah mendengar kabar tentang tindakan Dragon, sehingga mereka berempat menjadi geram
lalu segera pergi ke ruangan itu untuk menghentikan Dragon. Namun kini Dragon sudah pergi dari sana.
"Ayah baik-baik saja? Apa yang telah terjadi? Dimana Dragon?" Tanya Sang Putri.
Lalu Raja Velodrian dengan santainya berbicara. “Dragon? Sudahlah, Tidak usah
mengkhawatirkan dia.” Ucap sang Raja untuk menenangkan Putrinya tersebut.
Namun, Jenderal Eagle juga ikut berbicara kepada Tuan Putri. “Kami baru
saja selesai berurusan dengannya, dan barusan dia sudah keluar dari sini,
dengan melewati jalan rahasia itu.” Kata Jenderal sambil menunjuk ke arah
jalan rahasia yang sudah dimasuki oleh Dragon.
Putri yang sedang diliputi oleh rasa amarah, segera mengajak tiga Kesatria
badai Nexus untuk pergi bersamanya memasuki jalan keluar rahasia tersebut,
supaya mereka berempat bisa mengejar dan menangkap Dragon untuk diadili
atas tindakannya.
Walaupun Raja sempat menghentikan Putrinya itu, tapi dengan keras kepala
ditambah emosi yang meluap-luap, maka tidak ada yang bisa menghentikan
langkah Putri bersama ketiga temannya untuk menyusul Dragon.
Dari dulu Raja memang tidak pernah bisa melawan kehendak dari Putrinya,
walau bersifat ramah, tetapi jika sedang emosi maka Putri Reina akan
berubah menjadi garang. Oleh karena itu saat ini tidak ada yang mampu
menghentikan sang Putri untuk mengejar orang yang sudah berani berbuat
macam-macam terhadap ayahnya tersebut. Putri dan ketiga temannya segera masuk
secara satu-persatu dengan perasaan yang sudah sangat siap untuk memburu
Dragon. Akankah Dragon bisa lolos dari kejaran Putri Reina? Ataukah mungkin
Dragon akan tertangkap lagi? Ikuti terus kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 34
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 32
No comments:
Post a Comment