Friday, April 19, 2019

Journey of the Dragon Chapter 33

Chapter 33 : The choosen one



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 33.


   Dikisahkan sebelumnya, Dragon mendapatkan undangan untuk menghadiri jamuan makan di Istana Nexus. Singkat cerita, Dragon berangkat kesana dengan ditemani oleh Gard dan Riple (Pemimpin dan wakil Pemimpin Pasukan penjaga benteng), mereka berangkat menggunakan kereta kuda untuk menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melewati berbagai tempat, hingga akhirnya mereka bisa sampai di Istana Nexus.

   Sebenarnya kedatangan Dragon kesana bukan hanya untuk menghadiri jamuan makan saja, namun dia juga memiliki maksud lain (Yaitu mencuri bola Aporion), yang tentunya merupakan tugas berbahaya sekaligus beresiko bagi dirinya. Ditambah lagi dia harus melakukan tugas tersebut tanpa bisa menggunakan senjata-senjata miliknya. Karena sebelum berangkat, senjata-senjata itu telah diambil dan diamankan di Kantor Pusat tempat Gard dan Riple bekerja.

   Oleh karena itu Dragon harus meminta bantuan kepada teman-temannya yaitu Gill, Tatsui, dan Glauss untuk mengambilkan senjata-senjata miliknya yang di simpan di Kantor pusat tersebut, dan Dragon sangat mengandalkan mereka dalam menjalankan tugas itu. Sebagai teman, mereka semua saling mempercayai dan pasti akan membantu satu sama lain.

   Maka dimulailah misi pencurian yang dilakukan oleh mereka berempat, Dragon bertugas untuk mencuri bola Aporion di Istana Nexus dengan kedok sebagai tamu kehormatan. Sedangkan Gill, Tatsui, dan Glauss bertugas untuk mencuri senjata-senjata milik Dragon yang disimpan di Kantor pusat Pasukan penjaga benteng, yang juga berlokasi di wilayah Ibukota Kerajaan Nexus.


Denah Ibukota Nexus, dengan tanda hijau yang merupakan Istana, dan tanda kuning yang merupakan Kantor pusat Pasukan penjaga.


   Untuk dapat melancarkan misinya, Gill dan kawan-kawan meminta bantuan kepada Kalpen dan Zhoei, yang memiliki pengalaman sebagai penyelundup barang ilegal. Dengan menaiki kendaraan berupa bola kayu besar, ditambah dengan penggunaan kekuatan milik Kalpen dan Zhoei yang dapat mengendalikan objek. Maka mereka semua bisa masuk dan menyusup ke dalam wilayah Ibukota Nexus tanpa terdeteksi, melalui jalur saluran pembuangan air yang mengalir di bawah Ibukota tersebut. Dengan terus menerjang serta melawan arus air yang sangat deras, akhirnya mereka semua berhasil sampai di kanal bawah tanah yang berada tepat di pertengahan Ibukota Kerajaan Nexus.

   Kemudian, sesampainya di tempat yang mereka tuju (Kantor pusat Pasukan penjaga benteng) Gill, Tatsui, dan Glauss segera merubah penampilan mereka, supaya identitas mereka tidak dapat dikenali ketika mulai menjalankan tugas mereka disana, untuk menyusup, menyelinap, dan mencuri senjata-senjata milik Dragon yang tersimpan dalam berangkas di ruang kerja Gard dan Riple (Dalam Kantor pusat tersebut).


Gill dan kawan-kawan dalam baju penyamaran.


Senjata-senjata milik Dragon.


   Setelah melewati serangkaian usaha penyusupan yang menegangkan, akhirnya mereka berhasil menemukan benda yang mereka cari-cari di dalam tempat yang cukup luas itu. Gill dan kawan-kawan berhasil mendapatkan senjata-senjata milik Dragon kembali. Namun ternyata aksi mereka ketahuan oleh para Prajurit Nexus, yang mendapat sinyal darurat dari sensor pendeteksi di dalam Kantor tersebut. Maka dari itu, Gill, Tatsui, dan Glauss jadi berada dalam keadaan terkepung dari segala penjuru, oleh para Prajurit yang berbondong-bondong datang kesana, sehingga mereka bertiga mulai panik sekaligus merasa terdesak.

   Tapi dengan sikap pantang menyerah dan mengandalkan segala kemampuan yang mereka miliki, mereka bertiga berusaha untuk melawan dan merangsek keluar, hingga akhirnya mereka dapat terlepas dari kepungan para Prajurit yang ada di dalam Kantor pusat tersebut, dan dapat melarikan diri ke jalanan Ibukota. Namun setelah itu, usaha penangkapan mereka bertiga berlanjut di sepanjang jalanan Ibukota Nexus. Gill dan kawan-kawan berlari terbirit-birit sambil dikejar oleh puluhan Prajurit yang masih berusaha untuk menangkap mereka, sehingga suasana di jalanan itu jadi dipenuhi oleh kekacauan dan kepanikan.

   Setelah terus berusaha tanpa kenal lelah melakukan pengejaran, para Prajurit Nexus nyaris saja bisa menangkap Gill dan kawan-kawan, namun berkat bantuan dari kekuatan Zhoei yang menggulingkan gerobak-gerobak buah di sepanjang jalanan itu, maka Gill dan kawan-kawan bisa terbebas dari kejaran para Prajurit tersebut, yang akhirnya harus kehilangan jejak dari tiga orang incaran mereka. Gill, Tatsui, dan Glauss telah sukses mendapatkan apa yang mereka cari, sehingga kini mereka bisa kembali pulang ke Kota Togu dengan senyuman puas di wajah mereka.

   Beralih ke Dragon yang sedang berada di dalam Istana Nexus, bersama dengan Gard, Riple, dan Zeitrass (Kepala Pelayan Istana), yang telah membawa mereka berkeliling ke berbagai tempat di dalam Istana tersebut. Dan dalam turnya itu, Dragon juga mendapatkan informasi tentang Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan yang pintunya hanya bisa dibuka oleh sang Raja, maka dari itu ruangan tersebut langsung Dragon tandai sebagai lokasi pelaksanaan misinya.

   Setelah selesai melakukan tur ke berbagai tempat yang ada di Istana tersebut, kini Dragon sudah berada di ruang makan Istana untuk melangsungkan jamuan makan bersama sang Raja, sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Ketika Raja Velodrian bersama sang Jenderal telah datang ke ruang makan itu. Maka semua orang yang berada disana langsung menunduk sekaligus memberi hormat kepada orang nomor satu di Kerajaan Nexus tersebut, termasuk juga Dragon yang dengan perasaan gugup menundukan kepalanya, sambil terus memperhatikan langkah kaki sang Raja yang sedang mendekat ke arahnya.

   Kemudian, saat mereka berdua sudah saling bertatap muka, Raja langsung menyapa dan menjabat tangan Dragon, tak lupa Raja juga memperkenalkan Dragon kepada sang Jenderal yang selalu setia menemani dirinya, namanya adalah Jenderal Tony eagle. Tak lama setelah itu, maka acara jamuan makan pun segera dilangsungkan. Dragon duduk bersama Raja Velodrian sambil menghadap banyak sekali makanan lezat disana yang sudah tersedia untuk disantap oleh mereka berdua. Selama berlangsungnya acara jamuan makan tersebut, Raja dan Dragon juga saling berbincang-bincang akrab, sambil menyantap makanannya dengan lahap. Keduanya benar-benar menikmati suasana jamuan makan itu hingga waktu tak terasa telah berlalu cukup lama.

   Tapi tanpa Raja Velodrian sadari, sebenarnya di kala itu juga Dragon sedang memikirkan tentang cara supaya dia bisa masuk ke Ruang penyimpanan benda berharga (Yang hanya bisa dibuka oleh sang Raja).

   Maka tak lama kemudian, Dragon mulai menjalankan rencananya. Dia meminta ijin kepada Raja untuk pergi ke Toilet, dengan alasan bahwa perutnya sakit dan harus ke Toilet saat itu juga, maka dari itu Raja segera mengijinkan Dragon untuk pergi sambil ditemani oleh dua orang Ajudannya.


Dragon pergi ke Toilet sambil dikawal oleh dua orang Ajudan.


   Namun, setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama, kedua Ajudan yang menunggu Dragon diluar pintu Toilet tersebut mulai merasa heran, karena sosok Dragon masih tak kunjung keluar juga, sehingga mereka berdua memutuskan untuk memeriksa keadaan Dragon ke dalam sana, siapa tahu saja ada sesuatu yang telah terjadi terhadap tamu kehormatan itu. Namun ternyata alangkah terkejutnya mereka berdua, ketika mendapati bahwa Dragon sudah tidak ada disana, karena sepertinya dia sudah keluar lewat jendela ventilasi udara yang terbuka.

   Oleh karena itu, Kedua Ajudan tersebut segera melapor kepada sang Raja mengenai hilangnya Dragon. Kemudian, Raja yang kaget karena tamu kehormatannya telah menghilang, maka segera mengajak Jenderal, Gard dan Riple pergi bersamanya untuk mencari keberadaan Dragon, tetapi mereka tidak menemukannya di tempat terakhir kali dia terlihat.

   Awalnya Raja dan yang lain masih berpikiran positif terhadap Dragon, dan menganggap bahwa mungkin telah terjadi sesuatu pada tamu kehormatannya itu. Namun ketika Gard bilang bahwa Dragon sempat memiliki ketertarikan terhadap Ruang penyimpanan benda berharga, maka seketika itu juga raut wajah sang Raja langsung berubah menjadi lebih serius, sehingga mereka semua yang sedang bersama sang Raja jadi mulai merasa curiga terhadap Dragon.

   Dan ternyata benar saja, ketika mereka semua mendatangi Ruang penyimpanan benda berharga, disana mereka mendapati dua orang Prajurit penjaga yang sudah dalam keadaan terkapar tak sadarkan diri. Maka dari itu Raja segera memberi perintah untuk mencari keberadaan Dragon sampai ketemu, dengan cara menyisir seluruh tempat yang ada di Istana Nexus.

   Riple segera menggandakan tubuhnya menjadi sangat banyak, kemudian para duplikat Riple tersebut segera berlarian ke seluruh penjuru Istana untuk mencari keberadaan Dragon, dibarengi oleh seluruh Prajurit Nexus yang juga tersebar di dalam Istana Nexus. Sehingga menyebabkan situasi disana berubah menjadi heboh dan ramai, sampai-sampai hal itu juga menarik perhatian dari Tuan Putri Reina serta Tiga Kesatria badai Nexus, yang langsung bergegas untuk mencari tahu tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.

   Raja yang ingin memastikan bahwa benda berharga Kerajaan masih belum dicuri, memutuskan untuk mulai masuk ke dalam Ruangan yang berada di hadapannya itu, sambil dibarengi oleh Jenderal, Gard, dan 4 orang Prajurit yang berada di dekatnya. Mereka semua masuk setelah Raja membuka kunci pintunya, lalu dibalik pintu tersebut ternyata ada lorong yang panjang untuk menuju ke pintu selanjutnya.



Lorong gelap menuju ke Pintu Ruang Penyimpanan benda berharga yang sebenarnya.


   Sesampainya mereka semua di pintu yang terletak di bagian paling dalam ruangan tersebut, maka Raja segera membukanya, lalu mengajak lagi para bawahannya itu untuk masuk bersamanya. Di dalam sana ternyata merupakan suatu ruangan yang berbentuk bundar, dengan diterangi oleh beberapa bola kristal di sekeliling dindingnya, dan ada semacam altar pada bagian tengahnya yang memamerkan sebuah kalung perak dengan bandul berbentuk bulan sabit, sekaligus tiga buah permata berwarna hijau yang menghiasinya.


Kalung yang terpajang di tengah-tengah Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan.


   Kemudian Raja memperkenalkan kalung yang merupakan benda berharga milik Kerajaan Nexus tersebut, kepada orang-orang yang mengikutinya masuk ke dalam ruangan itu. Nama dari kalung yang menghuni ruangan tersebut adalah “Kalung Ghistory.”

   Gard, dan tiga orang Prajurit yang berada di dalam ruangan itu, terlihat sangat terpukau ketika sang Raja memperkenalkan benda tersebut kepada mereka. Namun lain halnya dengan salah seorang Prajurit yang juga berada disana, nampaknya dia merasa sangat kecewa, karena ternyata yang tersimpan di dalam ruangan tersebut hanyalah sebuah kalung.

   Maka dari itu, dia segera menghajar tiga orang Prajurit lain yang berada di sampingnya, hingga ketiga Prajurit itu jadi tak sadarkan diri, mereka langsung terkapar setelah menerima amukan kekecewaan dari orang yang tak lain dan tak bukan, ternyata adalah Dragon (Yang menggunakan baju Prajurit Nexus sebagai alat penyamaran). Hal yang dilakukannya itu membuat Jenderal dan Gard langsung merasa sangat terkejut, terutama sang Raja. Mereka seakan-akan tidak percaya bahwa rupanya selama ini Dragon sedang berada di dekat mereka, ditambah lagi dengan penampilannya yang menyamar menjadi seorang Prajurit.



Dragon dengan pakaian Prajurit sebagai alat penyamaran.


   Dragon segera melontarkan pertanyaan kepada Raja Velodrian, tepat setelah penyamarannya itu dia bongkar, “Kenapa yang ada di dalam ruangan ini hanyalah sebuah kalung? Apakah ini adalah jebakan untukku? Sebenarnya ada berapa banyak ruangan benda berharga di Istana ini?” Tanya Dragon dengan perasaan yang sedikit kesal, karena benda yang menjadi incarannya (yaitu Bola Aporion), tidak ada di dalam ruangan tersebut.

   Raja yang masih dalam keadaan tertegun, belum sempat untuk menjawab pertanyaan dari Dragon tersebut. Lalu Dragon segera menarik pedang sambil berjalan untuk bertarung menghadapi Gard dan Jenderal, yang sedang dalam posisi melindungi sang Raja. Tapi alangkah terkejutnya Dragon, ketika pergerakan tubuhnya tiba-tiba dikekang oleh benda keras transparan berwarna hijau, yang ternyata Berasal dari kekuatan milik Gard.



Gard menggunakan kekuatannya untuk mengekang tubuh Dragon.


   Setelah Dragon berada dalam kondisi terikat dan tak bisa berbuat apa-apa lagi, maka Jenderal mulai melontarkan Ujaran penuh emosi terhadap Dragon.

   “Beraninya kau bertanya dengan lancang terhadap Yang mulia!! Apa maksud dari semua ini?” Ujar Jenderal Eagle kepada Dragon.

   “Tuan Dragon! Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, dan  apa yang sedang kulihat saat ini. Apa tujuan anda yang sebenarnya?” Ucap Gard.

   “Jawab dulu pertanyaanku. Apa yang kau perbuat pada tubuhku?!” Tanya Dragon dengan perasaan marah, karena sekujur tubuhnya Terikat oleh tali berwarna hijau transparan.

   “Sebagai pemimpin dari pasukan penjaga benteng, aku juga merupakan orang yang memiliki kemampuan sebagai Penyihir pelindung, sehingga aku bisa menghasilkan perisai dan bahkan tali pengekang,  yang bisa kugunakan untuk menangkap dan menghentikan pergerakan musuh.” Gard menjelaskan.

   Lalu Jenderal Eagle bertanya lagi, “Katakan pada kami, apa yang sebenarnya telah kau rencakan, sampai-sampai kau bisa berada disini bersama kami?”

   Awalnya Dragon enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut, tapi karena Gard terus mendesaknya, maka Dragon mulai menjawab. “Hmm, Mau bagaimana lagi, kalian sudah menangkap basah diriku disini."

   "Ceritakan bagaimana kau bisa menyamar menjadi seorang Prajurit?"


   "Dimulai ketika aku meminta ijin untuk pergi ke Toilet, setelah itu aku menyelinap keluar dari Toilet tersebut, lalu karena aku membutuhkan pakaian Prajurit sebagai alat penyamaran, maka aku mencari salah seorang Prajurit patroli yang sedang berjalan sendirian, untuk kemudian kusergap dan kucopot pakaiannya ... Lalu, aku mulai mendekati kedua prajurit penjaga pintu, untuk selanjutnya kuhajar mereka hingga tak sadarkan diri. Dan tak lama kemudian, saat keadaan di dalam Istana ini sudah mulai ramai dan sibuk mencari-cari keberadaanku, maka aku yang sudah berpakaian sebagai Prajurit segera berbaur dengan para Prajurit yang lain, lalu memposisikan diriku supaya bisa terus berada di dekat Raja. Sehingga aku bisa menjadi salah satu Prajurit yang diajak masuk ke dalam ruangan ini bersama kalian semua. Tapi ternyata, benda yang ada di ruangan ini bukanlah benda yang sedang kucari ... Maka dari itu, mumpung sedang berada di dalam kesempatan ini bersama sang Raja, maka aku akan bertanya secara langsung kepada Raja, mengenai benda yang saat ini sedang kucari ... Itulah sebabnya aku membuka penyamaranku.” Jawab Dragon menjelaskan.

   “Bertanya kepada sang Raja?? Saat ini, kau tidak sedang dalam posisi sebagai orang yang mempunyai pilihan ... Berdasarkan dari semua tindakan yang telah kau lakukan di dalam Istana ini, maka kau sudah pasti akan dipenjarakan!” Ujar Jenderal secara tegas.

   Lalu Dragon sempat terdiam sejenak, ketika dia mendapatkan ancaman tersebut. Maka dari itu dia segera memikirkan cara supaya dirinya bisa terlepas dari situasi berbahaya yang saat ini sedang dialaminya. “Hahhaa ... Tentu saja aku Sudah memiliki rencana cadangan supaya aku bisa bebas dari sini.” Ucapan Dragon tersebut membuat Gard dan Jenderal jadi merasa sedikit terkejut.

   “Rencana cadangan??” Ucap Gard dan Jenderal Eagle secara bersamaan.

   Kemudian Dragon melanjutkan perkataannya. “Gard, ingat senjata-senjata milikku yang saat ini sedang tersimpan di kantormu?”

   “Ya, tentu saja.” Jawab Gard.

   “Dalam senjata-senjata itu sudah ada sihir peledak yang sangat dahsyat, bayangkan jika aku mengaktifkan peledak tersebut saat ini juga, maka seluruh kantor pusat milikmu beserta sebagian besar kawasan di Ibukota Nexus akan meledak dan hancur seketika.” Ujar Dragon sambil memasang wajah jahat, dan tentu saja perkataannya itu hanyalah bualan belaka, dia mengatakan hal itu untuk menggertak Gard supaya melepaskan ikatannya.

   “Ta- tak kusangka, anda adalah orang yang tega melakukan hal seperti itu. Bagaimana dengan nasib orang-orang tak berdosa yang ada diluar sana?” Tanya Gard dengan perasaan gugup sekaligus ketakutan, begitupun juga dengan Jenderal. Tapi lain halnya dengan sang Raja, yang terlihat biasa saja tanpa mengeluarkan ekspresi apapun, karena Raja merasa bahwa hal itu memang hanya gertakan saja.

   Kemudian Dragon berteriak. “Jika kalian tidak ingin hal itu sampai terjadi, maka lepaskan aku Sekarang!” Suruh Dragon kepada Gard.

   “Ba- bagaimana ini? Jenderal?” Tanya Gard kepada Jenderal Eagle.

   “Aku tidak percaya padamu! ... Tapi, jika yang kau katakan itu benar, maka sudah pasti kau akan mendapatkan hukuman mati !!"

   "Benarkah??" Tanya Dragon.

   "Kalau begitu, aku akan menghabisimu disini sekarang juga!” Ujar sang Jenderal sambil menarik pedangnya.

   “Tenanglah, tenanglah, sudah hentikan ... Kalian semua tidak perlu emosi. Sekarang biarkan aku yang bertanya kepada Dragon.” Ucap Raja Velodrian, menenangkan suasana.

   Seketika itu juga, Jenderal dan Gard menjadi sedikit lebih tenang sambil merasa heran saat Raja mengatakan hal tersebut. Kemudian mereka berdua segera membiarkan Raja untuk melanjutkan perkataannya. “Dragon, jawab dengan jujur. Sebenarnya apa yang kau cari di dalam Istana ini?” Tanya Raja kepada Dragon.

   “Aku datang kesini untuk mencuri bola Aporion.” Jawab Dragon, lalu seketika itu, Dragon langsung merasakan sakit pada bagian pundaknya, karena batu mantra yang ada di dalam pudaknya itu akan bereaksi jika Dragon sampai memberitahukan tentang misinya kepada orang lain, namun rasa sakitnya itu tidak berlangsung lama.

   “Bola Aporion? Kami tidak memiliki benda seperti itu disini. Seperti yang kau lihat sendiri, benda paling berharga yang dimiliki oleh Istana ini, adalah kalung Ghistory yang berada di belakangku.” Ucap sang Raja sambil berbalik badan untuk memperlihatkan kalung Ghistory yang terpajang di Atas altar.



Kalung Ghistory memancarkan cahaya yang menyorot langsung pada tubuh Dragon.


   Namun ketika Raja Velodrian menoleh, hal yang mengejutkan terjadi. Karena Kalung Ghistory tiba-tiba saja memancarkan cahaya terang yang langsung menyorot tepat ke arah Dragon. Maka seketika itu, wajah Raja Velodrian berubah menjadi pucat pasi, bahkan Jenderal dan Gard juga merasa tercengang saat melihat hal itu terjadi, mereka berdua seakan tidak percaya dengan apa yang sedang dilihat oleh kedua pasang mata mereka. Kalung berharga yang tersimpan aman di dalam ruangan itu, kini sedang memancarkan cahaya terhadap orang yang sudah tertangkap basah akan melakukan tindakan pencurian di dalam Istana Nexus (Yaitu Dragon).

   Dragon juga tak kalah terkejutnya dari mereka bertiga, terlebih lagi dialah orang yang sedang disoroti oleh cahaya dari kalung yang bernama Ghistory tersebut. Sehingga Dragon mulai bertanya. “A- apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mengapa kalung itu tiba-tiba memancarkan cahaya kepadaku? Dan mengapa wajah kalian semua terlihat kaget begitu?!” Tanya Dragon kepada mereka semua dengan perasaan yang gugup bercampur panik.

   Kemudian Raja terjatuh, dikarenakan lututnya terus gemetaran saking kagetnya, sehingga beliau kini dalam keadaan duduk di lantai, dan sang Jenderal yang melihat hal itu segera menghampiri Raja untuk menolongnya berdiri kembali, tetapi Raja tidak mau. Dia lebih memilih untuk tetap duduk di lantai saja, sambil mulai berbicara.

   “Ternyata hari ini telah tiba ... Hari dimana kalung Ghistory Telah menemukan pemilik sejati yang selanjutnya.” Ucap sang Raja.

   Hal itu membuat semua orang yang berada bersamanya di dalam ruangan tersebut menjadi semakin merasa kebingungan.

   “Bisakah Yang mulia menjelaskannya secara rinci?” Tanya Gard kepada Raja.

   “Hmm, baiklah ... Perang yang terjadi di Kerajaan Nexus sekitar 25 tahun yang lalu, telah memberikan luka mendalam bagi seluruh penduduk Kerajaan ini, terutama bagi kakekku yang juga terpaksa harus Kehilangan anaknya sendiri, yakni ayahku (Pangeran Velodra). Yang waktu itu tubuhnya dikuasai oleh Darkros ... Selain menyisakan kehancuran serta luka mendalam, perang tersebut juga menyisakan dua benda menakjubkan yang sangat berperan penting dalam berakhirnya perang. Yakni bola Aporion dan Kalung Ghistory ... Darkros menggunakan kekuatan dari bola Aporion supaya dirinya Jadi bertambah kuat, lalu dia dapat menguasai Istana dan melenyapkan siapa saja yang berani melawannya, namun berkat kekuatan misterius dari kalung Ghistory yang dimiliki oleh kakekku ini, maka kakekku dapat menandingi kekuatan Bola Aporion milik Darkros, bahkan dia juga berhasil mengalahkannya. Lalu menyegelnya ke dalam bola Aporion,  Dibantu oleh Kesatria naga beserta para Kesatria pemberani yang lain.”

   “Kalung yang dapat menandingi dahsyatnya kekuatan bola Aporion?” Tanya Dragon sambil bergumam.

   “Kalung ini bukanlah kalung biasa ... Kekuatannya tidak bisa digunakan oleh sembarangan orang, hanya orang yang dipilih secara langsung oleh kalung ini sajalah, yang dapat menggunakan kekuatannya, lalu mendapat status sebagai Pemilik sejatinya ... Dan yang terjadi saat ini, seperti yang kalian semua lihat. Kalung Ghistory sedang memancarkan cahaya yang menyorot langsung ke tubuh Dragon, itu adalah bukti bahwa Dragon adalah orang yang terpilih untuk menjadi pemilik selanjutnya dari kalung Ghistory, Setelah kakekku.” Ujar Raja Velodrian.

   “Hah?!!” Dragon merasa sangat tercengang ketika mendengar hal itu.

   “Apa?” Jenderal Eagle dan Gard Juga tampaknya lebih terkejut ketika mendengar pernyataan itu. Mereka bahkan sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan hanya terdiam dengan mulut menganga.

   “Kekuatan kalung Ghistory akan terhubung langsung dengan tubuh serta pikiran si Pemiliknya, sehingga keduanya dapat menjadi satu kesatuan yang tak dapat terkalahkan. Untuk tahap awal dari kekuatan kalung Ghistory, si Pemilik bisa menggunakan kekuatan kalung Ghistory untuk menemukan hal apapun yang dicarinya. Lalu di tahap kedua, kalung Ghistory dapat menggabungkan kekuatan energi murni yang dimilikinya dengan kekuatan dari benda lain, sehingga kekuatan yang lebih dahsyat bisa tercipta. Dan pada tahap ketiga, kalung Ghistory dapat memberikan nubuat pada pemiliknya ... Contohnya seperti yang pernah terjadi pada Kakekku, dulu dia pernah berkata bahwa suatu hari nanti Pemilik kalung Ghistory yang selanjutnya pasti akan datang dengan sendirinya ke Istana ini, dan ternyata hal itu memang benar. Pemilik selanjutnya adalah kau Dragon ...  Kakekku sudah mempersiapkan segala hal untuk menyambut datangnya hari ini. Dan kakekku jugalah yang telah membangun Ruangan penyimpanan benda berharga ini, Sesuai dengan arahan kalung Ghistory.” Ucap Raja Velodrian.

   “Ti- tidak mungkin, kalian pasti salah paham. Aku datang kesini dengan niat untuk mencuri, bukan dengan niat untuk dipilih menjadi seorang Pemilik sejati dari sebuah kalung aneh.” Kata Dragon.

   “Hmm, dengarkan aku baik-baik ... Dulu aku pernah membawa Istriku, Putriku, bahkan Jenderal Eagle ke dalam ruangan ini, untuk hanya sekedar melihat reaksi dari kalung Ghistory, tetapi tidak ada reaksi sama sekali ... Dan dari semua orang yang pernah kubawa kemari, ternyata kalung itu malah bereaksi terhadapmu, jadi walau bagaimanapun juga kau tidak dapat menyangkal takdir tersebut, bahwa kaulah yang berhak menjadi Pemilik sejati dari kalung Ghistory.” Ucap Raja kepada Dragon.

   “Tunggu dulu Yang mulia, kita tidak boleh memberikan kalung itu kepadanya begitu saja. Bagaimanapun juga dia sudah melakukan tindakan kriminal di dalam Istana ini, maka dia harus mendapatkan hukuman.” Kata Jenderal Eagle dengan tegas.

   Tapi sepertinya Raja tidak mau menghiraukan perkataan tersebut, dan malah terus berbicara kepada Dragon. “Oh iya, seperti yang kukatakan tadi, kalung Ghistory memiliki kekuatan untuk menemukan hal apapun yang dicari oleh Pemilik sejatinya.” Ucap Raja Velodrian.

   “Yang mulia!” Ujar Jenderal dan Gard, menegur Raja Velodrian.

   “Menemukan apapun yang dicari??” Tanya Dragon sambil mendapatkan sebuah ide.

   “Ya ... Itu artinya, mungkin saja kau dapat menemukan bola Aporion dengan menggunakan bantuan dari kalung Ghistory.” Jawab Raja Velodrian.

   “Yang Mulia!!” Teriak lagi Gard dan Jenderal secara bersamaan.

   “Memangnya bola Aporion benar-benar tidak ada di Istana ini?” Tanya Dragon.

   “Tidak ada. Dulu kakekku telah menyerahkannya kepada sang Kesatria naga untuk dibawa pergi dan disembunyikan di suatu tempat. Maka, Entah dimana benda itu berada sekarang.” Jawab Raja Velodrian.

   Kemudian Dragon mulai merasa bahwa masih ada harapan baginya untuk dapat menemukan benda yang dia cari, mungkin dengan menggunakan kekuatan dari Kalung Ghistory, maka dia bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Flaur kepadanya. Bahkan Dragon juga tidak menyangka bahwa ternyata selama ini bola Aporion telah disembunyikan oleh gurunya, maka dari itu dia terus bertanya-tanya di dalam benaknya mengenai dimana kira-kira gurunya menyembunyikan benda tersebut.

   Kemudian Jenderal bertanya kepada Dragon lagi. “Memangnya apa yang akan kau perbuat dengan bola Aporion jika kau sudah berhasil menemukannya?” Tanya Jenderal kepada Dragon.

   “Aku tidak bisa bilang.” Jawab Dragon.

   “Kau ini !! benar-benar keterlaluan! ... Gard, perketat cengkraman kekuatanmu pada tubuhnya.” Suruh Jenderal Eagle kepada Gard.

   “Hey Gard! Jangan coba-coba ya!” Ujar Dragon memperingatkan Gard, sehingga Gard jadi berada dalam situasi dilema.

   “Hmm, kalian ini tidak bisa tenang ya ... Gard, lepaskan Dragon.” Suruh Raja, kepada Gard.

   “Yang mulia, apa yang anda pikirkan? Dia ini kriminal. Terlepas dari terpilihnya dia sebagai Pemilik sejati kalung Ghistory atau tidak, kita tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja.” Ucap Jenderal Eagle kepada Raja, dengan perasaan cemas.

   “Aku tahu apa yang kulakukan Jenderal ... Ini adalah hari yang paling kutunggu-tunggu selama ini, bahkan kakekku sudah mempersiapkan segalanya demi hari ini.” Jawab Raja sambil mengambil kalung Ghistory, lalu Raja mulai berjalan mendekati Dragon untuk memberikan kalung itu kepadanya.

   Seketika itu juga Gard langsung melepaskan kekuatan kekangnya terhadap tubuh Dragon, sehingga kini Dragon sudah bebas dan bisa bergerak kembali, walaupun hal itu membuat Jenderal menjadi gusar, karena Jenderal takut bahwa Dragon akan berbuat macam-macam kepada sang Raja.

   Tanpa banyak bicara, Dragon langsung menerima kalung Ghistory pemberian dari sang Raja. Dragon tampak sangat senang bercampur takjub ketika menerima kalung yang sudah secara resmi Menjadi miliknya, Karena kalung itu telah memilih dirinya sebagai Pemilik sejati.


Kalung Ghistory sudah beralih ke tangan Dragon.


   Kemudian Raja Velodrian melanjutkan perkataannya. “Seperti yang Jenderal Eagle katakan ... Karena kekacauan yang sudah kau timbulkan, maka Kau tidak boleh dibiarkan pergi begitu saja dari Istana ini. Diluar sana sudah banyak Prajurit serta para duplikat Riple yang siap untuk menangkapmu ... Kakekku hanya memberiku wasiat untuk memberikan kalung Ghistory kepada pemilik selanjutnya, tapi dia tidak memberiku wasiat untuk menghapus segala tindakan kriminal yang sudah kau perbuat. Maka dari itu, aku hanya akan memberikan satu kebijakan lagi kepadamu ... Di dalam ruangan ini, tidak boleh ada yang menyentuhmu sama sekali. Tapi jika kau sudah keluar dari ruangan ini, maka Jenderal boleh mengerahkan seluruh Prajuritnya untuk menangkapmu.” Ucap Raja Velodrian kepada Dragon.

   Lalu Jenderal mulai tersenyum sambil menatap Dragon, setelah mendengarkan pernyataan dari Raja Velodrian barusan. Karena itu artinya dia masih punya kesempatan untuk Bisa menangkap serta menghukum Dragon.

   Lalu Dragon mulai berpikir dalam benaknya. (“Jadi jika aku masih berada di dalam ruangan ini, maka Jenderal dan yang lainnya tidak dapat menangkapku, sehingga keadaanku aman. Tapi tetap saja aku berada dalam keadaan terkurung, karena itu artinya aku tidak bisa pergi kemana-mana ... Lalu apa yang harus kulakukan?”) Ucap Dragon yang merasa kebingungan

   Kemudian Raja segera melanjutkan pembicaraannya. “Tapi, Ada satu hal lagi yang harus kusampaikan padamu ... Sebenarnya, ruangan yang dibangun oleh kakekku ini juga memiliki jalan rahasia yang bisa membawamu langsung keluar dari Istana ini.” Ucap sang Raja kepada Dragon, yang sontak membuat semua orang yang berada di ruangan itu langsung merasa kaget.

   Setelah itu Raja berbicara lagi, “... Jika, kau bisa menggunakan kekuatan dari Kalung Ghistory saat ini juga, maka kau pasti bisa menemukan jalan rahasia yang kumaksud supaya kau dapat keluar dari sini dengan aman ... Dan kau tidak perlu merasa risau, karena Jenderal belum boleh menangkapmu jika kau belum benar-benar keluar dari sini ... ayo cobalah.” Suruh Raja kepada Dragon. Rupanya kebijakan yang diberi oleh sang Raja itu ditujukan supaya Dragon termotivasi untuk menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory saat itu juga.

   “Yang mulia, mana bisa begitu?” Tanya Jenderal kepada Raja, dan Gard juga menanyakan hal yang sama kepada Raja. Tetapi Raja kembali menegaskan kepada mereka bahwa hal itu sudah sesuai dengan wasiat dari kakeknya. Kini mereka hanya tinggal melihat dan menunngu takdir Dragon, apakah Dragon akan berhasil menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory supaya dia dapat menemukan jalan rahasia untuk keluar dari sana, ataukah Dragon tidak akan bisa menggunakan Kekuatan kalung tersebut, sehingga dia harus terkurung di dalam ruangan itu untuk waktu yang lama. Kini semuanya tergantung pada Dragon.

   Kemudian, Dragon mulai berusaha dengan sangat keras untuk menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, dia memejamkan matanya sambil menggenggam kalung itu erat-erat. Namun setelah beberapa kali mencoba, ternyata tidak ada hal apapun yang terjadi, Dragon tidak bisa mendapatkan petunjuk apapun mengenai keberadaan jalan rahasia tersebut.

  Sehingga hal itu membuat Jenderal kembali berbicara kepada Dragon.

   “Sudahlah, lebih baik kau menyerah saja. Ayo ikut denganku ke Penjara ... Karena disana lebih baik daripada disini.” Kata Jenderal Eagle membujuk Dragon.

   Setelah mendengar bujukan tersebut, bukannya menyerah tapi Dragon malah semakin berusaha lebih keras lagi, supaya kalung Ghistory mau menunjukan kekuatannya kepada Dragon. Tapi tetap saja tidak ada hal apapun yang terjadi.

   Lalu Gard berbicara kepada Dragon. “Kumohon Tuan Dragon, menyerahlah. Jangan membuat hal ini menjadi lebih rumit lagi ... Mari ikut dengan kami, lalu bicarakan hal ini dengan kepala dingin.” Ucap Gard.

   Saat mendengarkan ucapan dari Gard tersebut, Dragon mulai tersadar dan berpikir di dalam benaknya. (“Kepala dingin?? Ya ... Mungkin itulah jawabannya, aku tidak boleh memikirkan tentang hal lain seperti penjara atau hukuman mati, kurasa aku harus berusaha untuk lebih tenang dan mengosongkan pikiranku.”)

   Setelah itu Dragon mulai membayangkan tentang hal-hal yang bisa membuatnya lebih tenang. Dimulai dari dendamnya terhadap Night crow, pertemuannya dengan Flaur, misi berbahaya yang harus dilakukan olehnya. Kemudian dia berusaha untuk mengesampingkan terlebih dahulu hal itu, lalu pikirannya berlanjut ke momen bertemunya dia dengan Melinda, pengalamannya bertarung melawan ular raksasa gurun Zuci bersama Tatsui, keberhasilannya memenangkan Turnamen, hingga Dia mendapatkan banyak teman. Semua itu merupakan pengalaman berharga yang telah dilaluinya sehingga dia bisa menjadi orang yang lebih kuat seperti sekarang ini.


Dragon membayangkan segala hal yang sudah dilaluinya, dan berusaha untuk mendapatkan petunjuk dari Kalung Ghistory mengenai jalan keluar rahasia dari tempatnya berada saat ini.


   Dan hal yang paling dicemaskan oleh Dragon adalah, teman-temannya sedang menunggu kedatangan Dragon, sesuai dengan janji yang telah Dragon buat kepada mereka. Dan tentunya Dragon tidak mau jika dirinya sampai mengecewakan mereka semua, oleh karena itu Dragon tidak boleh sampai tertangkap ataupun terkurung di dalam Ruangan ini. Karena dia masih memiliki janji yang harus dia tepati kepada teman-temannya.

   Maka dengan alasan tersebut, keinginan Dragon untuk bisa menemukan jalan keluar rahasia menjadi semakin besar dan terfokus, karena hanya itulah satu-satunya cara bagi Dragon supaya dia bisa bertemu dengan teman-temannya kembali, lalu setelah itu dia bisa menyelesaikan misi yang diberikan oleh Flaur kepadanya.

   Saat menyadari tekad dari Dragon, Maka kalung Ghistory dengan senang hati mulai mengalirkan energinya ke dalam tubuh serta pikiran Dragon, dengan begitu kekuatan dari kalung Ghistory akhirnya bisa benar-benar menyatu dengan si Pemilik sejatinya. Tak lama setelah itu, sekumpulan gambaran mulai muncul di dalam benak Dragon dalam bentuk kilasan, secara samar-samar menunjukan hal apa saja yang harus Dragon lakukan untuk bisa menemukan jalan rahasia dari ruangan itu.

   Kemudian Dragon segera membuka matanya kembali, dengan ekspresi wajah seperti orang yang baru saja mendapatkan ide. Lalu tanpa banyak bicara, dia mulai berjalan ke arah samping Dan menghampiri salah satu bola kristal terang yang menempel di dinding ruangan tersebut, lalu setelah dia berada di dekat alat penerangan itu, Dragon mulai memutarnya sebanyak tiga kali, hingga bola kristal itu tidak bisa diputar lagi.

   Beberapa saat kemudian, secara mengejutkan dinding di sebelahnya mulai terbuka dengan sendirinya, dan menyediakan sebuah jalan bagi Dragon untuk dia lalui supaya bisa keluar dari ruangan itu dengan aman, tanpa harus melewati pintu utama yang diluarnya sudah berjejer banyak prajurit untuk menangkap Dragon. 


Dragon berhasil membuka jalan keluar rahasia.


   Raja merasa sangat terpukau ketika melihat Yang telah berhasil menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory, sedangkan Jenderal Eagle dan Gard sepertinya merasa kecewa karena itu artinya mereka jadi kehilangan kesempatan untuk bisa menangkap Dragon. Tapi mereka harus pasrah dan membiarkan Dragon untuk mengambil kesempatan emas tersebut, karena walau bagaimanapun juga hal itu merupakan kebijakan dari sang Raja.

   Lalu, sebelum Dragon masuk ke dalam jalan rahasia itu, dia sempat pamit kepada Raja dan yang lainnya. Dia juga bilang bahwa di kesempatan selanjutnya, dia pasti akan menjelaskan tentang hal yang sebenarnya kepada mereka semua. Untuk sekarang dia belum bisa, Karena dia harus pergi untuk menyelesaikan misinya terlebih dahulu.

   Setelah kepergian Dragon dari ruangan itu, Jenderal Eagle mulai berbicara kepada Raja Velodrian. “Yang mulia, anda telah membiarkan seorang Pencuri pergi begitu saja dari Istana ini, dan tindakan itu tentunya tidak akan bisa diterima oleh masyarakat. Mereka akan menganggap bahwa Raja tidak tegas terhadap suatu tindak kejahatan yang telah terjadi di dalam Istana ... Maka dari itu, ijinkan aku untuk menjadikan Dragon sebagai buronan, dan mengutus para Prajurit untuk mengejarnya dimanapun dia berada. Supaya hukum di Kerajaan Nexus tidak dianggap sepele oleh masyarakat.” Ucap Jenderal Eagle.

   “Hmm, Kau ini dari dulu memang sangat tegas ... Baiklah, kau boleh melakukannya. Aku tidak punya hak untuk mencampuri kewajibanmu sebagai Pelindung dari Kerajaan Nexus. Seperti yang kubilang tadi, karena ruangan ini adalah tempat sakral yang dibuat khusus oleh kakekku, maka tidak ada yang boleh menentang wasiatnya. Setelah kita semua keluar dari ruangan ini, maka kau baru boleh melaksanakan hal tersebut." Ucap Raja kepada Jenderal Eagle.

   Tak lama kemudian, tiba-tiba Putri Reina datang ke dalam ruangan itu bersama dengan tiga Kesatria badai Nexus yang selalu setia menemaninya. Mereka berempat terlihat sangat mencemaskan kondisi sang Raja, terutama Putri Reina. Mereka telah mendengar kabar tentang tindakan Dragon, sehingga mereka berempat menjadi geram lalu segera pergi ke ruangan itu untuk menghentikan Dragon. Namun kini Dragon sudah pergi dari sana.

  "Ayah baik-baik saja? Apa yang telah terjadi? Dimana Dragon?" Tanya Sang Putri.

   Lalu Raja Velodrian dengan santainya berbicara. “Dragon? Sudahlah, Tidak usah mengkhawatirkan dia.” Ucap sang Raja untuk menenangkan Putrinya tersebut.

   Namun, Jenderal Eagle juga ikut berbicara kepada Tuan Putri. “Kami baru saja selesai berurusan dengannya, dan barusan dia sudah keluar dari sini, dengan melewati jalan rahasia itu.” Kata Jenderal sambil menunjuk ke arah jalan rahasia yang sudah dimasuki oleh Dragon.

   Putri yang sedang diliputi oleh rasa amarah, segera mengajak tiga Kesatria badai Nexus untuk pergi bersamanya memasuki jalan keluar rahasia tersebut, supaya mereka berempat bisa mengejar dan menangkap Dragon untuk diadili atas tindakannya.

   Walaupun Raja sempat menghentikan Putrinya itu, tapi dengan keras kepala ditambah emosi yang meluap-luap, maka tidak ada yang bisa menghentikan langkah Putri bersama ketiga temannya untuk menyusul Dragon.

   Dari dulu Raja memang tidak pernah bisa melawan kehendak dari Putrinya, walau bersifat ramah, tetapi jika sedang emosi maka Putri Reina akan berubah menjadi garang. Oleh karena itu saat ini tidak ada yang mampu menghentikan sang Putri untuk mengejar orang yang sudah berani berbuat macam-macam terhadap ayahnya tersebut. Putri dan ketiga temannya segera masuk secara satu-persatu dengan perasaan yang sudah sangat siap untuk memburu Dragon. Akankah Dragon bisa lolos dari kejaran Putri Reina? Ataukah mungkin Dragon akan tertangkap lagi? Ikuti terus kisahnya ya.



Bersambung . . .



Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 34



Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 32



No comments:

Post a Comment