Chapter 31 : The courageous thing
Dikisahkan sebelumnya. Setelah menjuarai Turnamen Kota Togu, Dragon
mendapatkan tiket masuk berupa jamuan makan di dalam Istana Kerajaan Nexus,
yang sekaligus merupakan kesempatan bagi dirinya untuk bisa mencuri bola
Aporion dengan lebih leluasa disana. Pada saat Dragon sedang berada di
Kantor Walikota, dia dipertemukan dengan dua orang penting yang akan
menemaninya menuju ke Istana Kerajaan Nexus, yakni Gard dan Riple, yang
sekaligus merupakan Pemimpin dan wakil Pemimpin dari pasukan penjaga
benteng Ibukota Kerajaan Nexus.
Namun tak hanya untuk bertugas menemani serta mengawal Dragon menuju ke
Istana saja, sepertinya keberadaan mereka berdua juga sekaligus untuk
mengawasi Dragon serta mengantisipasi segala macam hal yang berpotensi
bahaya terhadap seluruh penghuni Istana Nexus, terutama sang Raja. Maka
dari itu, mereka meminta Dragon untuk menyerahkan senjata-senjata miliknya
kepada mereka, yang kemudian akan dibawa dan disimpan di Kantor pusat
mereka (Yang berlokasi di dalam wilayah Ibukota Kerajaan Nexus).
Oleh karena itu, Dragon harus menyusun rencana lagi supaya dia bisa
melangsungkan misi rahasianya di Istana dengan lancar, tanpa bergantung
pada senjata-senjata miliknya, sekaligus memikirkan cara supaya dia bisa
mendapatkan senjata-senjatanya itu kembali ketika dia terpaksa harus kabur
dari Istana Kerajaan Nexus nanti.
Dan mengenai hal itu, sepertinya Dragon dapat sedikit bernafas lega, karena
urusan senjata-senjata miliknya itu akan ditangani oleh Gill, Tatsui, dan
Glauss. Demi Dragon, mereka bersedia untuk mengambilkan senjata-senjata
tersebut dari Kantor pusat Pasukan penjaga. Sebagai niat baik dari mereka
untuk menolong teman yang sedang mengalami kesulitan, walaupun Dragon tidak
memberitahu mereka tentang alasan sebenarnya dibalik pemberian tugas
tersebut, tapi mereka tetap mempercayainya, sebagai tanda bahwa mereka
berempat adalah teman yang saling peduli serta saling mempercayai antara
satu sama lain. Lagipula Dragon berjanji bahwa dia akan menjelaskan tentang
semuanya kepada mereka, setelah urusannya telah selesai nanti, maka dari
itu Dragon juga mengisyaratkan kepada mereka supaya berkumpul dan
menunggunya di Desa Tatsui, tepat setelah mereka selesai menjalankan tugas
yang Dragon berikan kepada mereka..
Setelah mendapatkan isyarat dari Dragon mengenai hal-hal yang harus mereka
lakukan, maka Gill, Tatsui, dan Glauss segera menyusun rencana untuk bisa
menyusup ke dalam Ibukota Kerajaan Nexus. Tapi untuk melakukan hal itu,
mereka membutuhkan bantuan dari orang yang memiliki pengalaman untuk keluar
masuk secara ilegal serta sangat mengenal kawasan Ibukota tersebut. Maka
dari itu pilihan mereka akhirnya jatuh kepada Kalpen dan Zhoei untuk
dimintai bantuan, karena dulu Kalpen dan Zhoei pernah bekerja pada
penyelundup barang-barang ilegal di Ibukota Nexus.
Lalu setelah melakukan proses negosiasi, Kalpen dan Zhoei bersedia untuk
menolong Gill serta kawan-kawannya masuk ke Ibukota Kerajaan Nexus.
Disamping itu, mereka berdua juga memiliki rasa bersalah terhadap Gill dan
kawan-kawan, terutama terhadap Dragon.
Beberapa saat kemudian, Kalpen memperlihatkan denah Ibukota Nexus kepada
Gill dan yang lainnya, lalu mereka mulai membuat rencana untuk menyusup
lewat jalur saluran pembuangan air yang mengalir sampai keluar benteng
Ibukota Nexus. Walaupun jalur tersebut sangat sulit untuk dilewati karena
memiliki arus air yang sangat deras, namun sepertinya Kalpen dan Zhoei
punya cara untuk mengatasinya. Dan nanti setelah mereka semua berhasil
masuk ke dalam wilayah Ibukota Nexus, maka Gill, Tatsui, dan Glauss akan
langsung menjalankan misi mereka disana, untuk mengambil senjata-senjata
milik Dragon dari Kantor pusat Pasukan penjaga. Sedangkan Kalpen dan Zhoei
akan menunggu mereka di titik penjemputan untuk membawa mereka kembali
pulang ke Kota Togu, begitulah rencananya.
Beralih kepada Dragon bersama Gard dan Riple, yang sedang menumpangi kereta
kuda mewah dari Kota Togu menuju ke Istana Nexus. Kini mereka sudah sampai
di gerbang benteng Ibukota Nexus, karena Gard dan Riple adalah Pemimpin dan
wakil Pemimpin dari para Prajurit penjaga benteng, maka mereka dapat
melewati gerbang tersebut dengan mudah tanpa harus menjalani proses
pemeriksaan yang ketat. Lalu perjalanan mereka menuju ke Istana Nexus pun
terus berlanjut. Kereta kuda yang mereka tumpangi tersebut terus melaju
menyusuri sepanjang jalanan Ibukota, sambil disuguhkan pemandangan dari
deretan bangunan-bangunan megah yang berjajar rapih disana, sehingga
membuat Dragon merasa takjub karena ini adalah pertama kali baginya
memasuki kawasan Ibukota Kerajaan selain Kerajaan Fulcan (Tempat asalnya),
setelah selama dua tahun ini Dragon hanya menjadi seorang Pandai besi yang
tinggal di dalam hutan bersama gurunya.
Sesampainya mereka di Istana Kerajaan Nexus, mereka segera mendapat
sambutan dari para pelayan serta Kepala pelayan Istana yang bernama
Zeitrass. Zeitrass mempersilahkan Dragon bersama Gard dan Riple untuk masuk
ke dalam Istana, sekaligus mengajak mereka untuk berkeliling dan
melihat-lihat seisi Istana yang sangat besar dan megah tersebut, sembari
menunggu kesiapan sang Raja, karena saat ini Raja Velodrian sedang
menjalani sebuah urusan penting, jadi beliau tidak dapat menyambut mereka
disana.
Dan tentu saja Dragon tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut sama
sekali. Karena baginya, hal itu merupakan sebuah kesempatan emas supaya dia
dapat menemukan dimana letak bola Aporion disimpan. Zeitrass membawa Dragon
dan yang lainnya ke setiap tempat yang ada di Istana Nexus, dari mulai aula
Istana, dapur Istana, dan ruangan-ruangan lain yang tak kalah megahnya.
Hingga akhirnya mereka melewati sebuah pintu besar yang dijaga oleh dua
orang Prajurit.
Ketika Dragon bertanya kepada Zeitrass mengenai pintu tersebut, Zeitrass
menjelaskan bahwa dibalik pintu itu ada sebuah Ruang penyimpanan benda
berharga Kerajaan yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, sehingga
Zeitrass tidak bisa membawa Dragon ke dalam sana untuk melihat-lihat isi
dari ruangan tersebut, yang katanya merupakan sebuah ruangan tertutup dan
terisolasi, tanpa adanya jalan keluar lain selain pintu yang sedang mereka
tatap itu. Dan satu-satunya orang yang memegang kunci dari pintu tersebut
adalah sang Raja sendiri.
Hal itu membuat Dragon harus berpikir lagi tentang bagaimana caranya supaya
dia bisa mendapatkan kunci dari sang Raja, untuk bisa memasuki ruangan
tersebut. Karena dia yakin bahwa bola Aporion pasti berada di dalam sana.
Tapi hal tersebut harus Dragon kesampingkan terlebih dahulu, karena Dragon
harus tetap mengikuti Zeitrass lagi untuk menuju ke tempat lainnya dalam
tur mereka di Istana Nexus.
Tak lama kemudian, Dragon dan yang lainnya sampai di Halaman belakang
Istana, dengan sebuah Taman yang sangat luas serta megah, disana terhampar
rerumputan hijau yang menutupi seluruh permukaan tanah, dan disana juga
terdapat berbagai macam bunga serta tanaman unik yang menghiasai seluruh
penjuru Taman tersebut, sehingga suasananya sungguh terasa asri dan sejuk.
Di tempat itu, Dragon juga bertemu dengan orang-orang penting yang sedang
melakukan latihan memanah. Yaitu Putri Reina bersama dengan tiga Kesatria
badai Nexus.
Kemudian, Zeitrass segera mengajak Dragon untuk berkenalan dengan Putri
Reina dan yang lainnya, namun Dragon hanya diam saja karena sepertinya dia
terkesima dengan kecantikan yang dimiliki oleh sang Putri, sehingga membuat
Dragon jadi tidak bisa bergerak sama sekali.
Lalu, Putri yang menyadari kedatangan Zeitrass bersama dengan Dragon, Gard,
dan Riple di tempat tersebut. Segera menghampiri dan menyapa mereka, dengan
penuh keramahan.
“Wah ... Selamat siang, Tuan Zeitrass. Kau membawa siapa? ... Oh, ternyata
sang Juara dari Turnamen Kota Togu ... Tuan Gard dan Tuan Riple juga ada
disini.” Kata Putri Reina menyapa mereka semua.
“Selamat siang Tuan Putri.” Ucap Gard sambil menundukan kepalanya bersama
Riple, sedangkan Dragon masih tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Tuan
Putri dan dia juga tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk menjawab sapaan
dari Tuan Putri Reina, sehingga keadaannya menjadi canggung.
Kemudian Riple sedikit menggoyang-goyangkan pundak Dragon, sehingga Dragon
jadi langsung tersadar dan mulai menjawab sapaan dari Putri Reina. Dengan
ekspresi wajah yang terlihat sangat kaget, Dragon menundukan kepalanya
hingga menyentuh rumput sambil berkata, “Se- selamat siang juga Tuan Putri !”
Semua orang yang melihat hal itu dengan seketika langsung merasa kaget,
Tuan Putri segera berkata kepada Dragon. “E- eh, tidak perlu sampai seperti
itu.”
“Ma- maaf.” Jawab Dragon sambil berdiri lagi dengan tegak, lalu Zeitrass
dan Riple segera membersihkan tanah dan rumput yang mengotori wajah Dragon.
“Namamu Tuan Dragon kan? Salam kenal ya.” Ucap Putri Reina sambil
menjulurkan tangannya.
Dragon sempat ragu-ragu ketika akan mejabat tangan Tuan Putri, karena dia
merasa sangat gugup pada saat itu, namun Gard sedikit mendorongya sehingga tubuh
Dragon langsung mendekat dan menjabat tangan Tuan Putri dengan penuh
hati-hati. Sambil berbicara, “Tidak usah panggil aku Tuan, cukup Dragel
saja ... Eh bukan-bukan, maksudku Dragnit ... E- eh Maksudku Dragon. Ya,
Dragon.”
“Hehe ... Iya, baiklah.” Jawab Tuan Putri sambil tersenyum.
“A- aku senang bisa bertemu dengan Tuan Putri.” Kata Dragon.
“Aku juga senang bisa bertemu dengan anda ... Aku menyaksikan pertarungan
anda melawan Gill, dia itu adalah seorang Pemburu monster kan?
Senjata-senjata yang dimilikinya memang hebat, tapi senjata-senjata yang
anda miliki juga tak kalah hebatnya ... Kudengar anda adalah seorang Pandai
besi. Apakah anda membuat sendiri senjata-senjata itu?” Tanya Tuan Putri.
Lalu terdengar suara dari belakang Tuan Putri. “Aku kenal beberapa orang
yang memiliki pedang api, tapi baru pertama kali aku melihat pedang api
yang memiliki kekuatan sedahsyat itu.” Ujar Rizu kepada Dragon, sambil
berjalan bersama Arci dan Holdi ke dekat Tuan Putri.
“Oh iya, aku akan memperkenalkan anda kepada teman-temanku. Mereka adalah
tiga Kesatria badai Nexus ... Rizu, Arci, dan Holdi.” Ucap Tuan Putri.
Dragon segera menjawab pernyataan dari Rizu. “Te- terima kasih atas pujiannya.”
“Sama-sama, namaku adalah Rizu. Dan ini adalah kedua temanku, Arci dan
Holdi ... Kau pasti pernah bertemu dengan mereka pada saat menjalani babak
kualifikasi di Turnamen Kota Togu Iya kan? Aku akan mewakili mereka berdua
untuk minta maaf, atas kesulitan yang telah mereka perbuat terhadapmu.”
Kata Rizu sambil menundukan kepalanya.
Walaupun mereka bertiga adalah teman satu kelompok, namun sepertinya Rizu
merupakan sosok pemimpin bagi kelompok tiga Kesatria badai Nexus tersebut.
Dialah yang selalu menengahi pertengkaran antara Arci dan Holdi, serta
menyelesaikan setiap masalah yang mereka perbuat. Selain itu Rizu juga
sepertinya adalah orang yang cukup ramah, dan selalu merasa tidak enak jika
sampai ada orang lain yang direpotkan oleh dirinya ataupun oleh kedua temannya.
“Hey Rizu, apa maksudnya itu? Kami hanya menjalankan tugas kami disana.”
Ujar Arci membela dirinya.
“Hmm ... Sepertinya kita memang terlalu berlebihan terhadap para peserta, maka dari itu kita seharusnya memang harus meminta maaf.” Ucap Holdi
kepada Arci.
“Hoy, Aku ini sedang membela kita berdua, kenapa kau malah membela pendapat
Rizu?! ... Sebenarnya kau ini ada di pihak siapa sih?” Tanya Arci kepada
Holdi.
“Aku hanya mengutarakan pendapat yang kurasa benar, kita berdua memang
harus meminta maaf kepada sang Juara ini, iya kan?” Holdi balik bertanya.
“Jangan mulai lagi denganku, Bonggol.” Ucap Arci.
“Ranting sepertimu memang susah diajak bicara.” Jawab Holdi.
“Kau mau mengajak berkelahi hah?!” Ujar Arci.
“Baiklah. Aku akan meladenimu sekarang juga!” Jawab Holdi kepada Arci,
mereka berdua sudah bersiap untuk bertarung disana.
“Sudahlah, kalian berdua hentikan!” Ujar Rizu sambil berusaha memisahkan
mereka berdua.
“Maafkan mereka ya, mereka memang selalu seperti itu.” Kata Putri Reina
kepada Dragon sambil tersenyum.
Kemudian, ternyata Rizu juga jadi ikut-ikutan terlibat dalam pertengkaran
konyol tersebut, sehingga keadaannya berubah menjadi semakin ramai, dan
tidak terkendali. Maka Putri Reina yang melihat hal itu, segera bertindak
dengan cara memasang ekspresi wajah marah, lalu kepribadiannya berubah
menjadi ganas, sehingga dia langsung saja memberikan pukulan pamungkas, sehingga akhirnya dia bisa menghentikan pertengkaran mereka bertiga
secara kilat.
Putri Reina marah terhadap kelakuan kawan-kawannya. |
Putri Reina sudah selesai menghajar kawan-kawannya. |
Lalu Dragon berkata di dalam benaknya, (“Waah, dia seperti sosok ibu bagi
mereka bertiga.”)
“Oh iya, saat ini ayahku sedang ada rapat penting dengan para menteri,
sambil menunggu waktu jamuan makan dimulai, sebaiknya anda ikut berlatih
memanah bersama kami.” Ajak Putri Reina kepada Dragon.
“I- iya, boleh saja. Tapi apakah kedatanganku disini mengganggu kegiatan
yang sedang kalian lakukan?” Tanya Dragon kepada Putri.
“Tentu saja tidak, aku senang jika anda bisa bergabung.” Jawab Putri Reina.
Kemudian Arci berkata, “Ya, mari kita lihat apakah kemampuan memanahnya
lebih buruk daripada Rizu.” Ujar Arci, lalu kepala Arci segera dijitak oleh
Holdi tepat setelah dia mengatakan hal itu.
Holdi menjitak Arci sambil berbisik kepadanya, “Diam! Kau mau dilemparkan ke luar istana oleh Rizu?!” Kata Holdi
memperingatkan Arci, dengan nada candaan. Karena sepertinya Holdi juga
mengakui bahwa Rizu memiliki kemampuan yang buruk dalam hal memanah.
“Kalian berdua ini temanku atau bukan sih?” Ucap Rizu sambil menundukan
kepalanya, dengan perasaan sedih.
Beberapa saat kemudian, Rizu dan Dragon terlihat sudah berdiri saling
berdampingan, sambil memegang busur panah di tangan mereka masing-masing.
Jauh di hadapan mereka ada papan yang sudah ditandai, sebagai objek sasaran
bagi mereka berdua.
Dragon mulai berbicara kepada Rizu, “Kenapa ini jadi terasa seperti sebuah
kompetisi?” Tanya Dragon kepada Rizu.
“Entahlah, aku juga mempunyai pertanyaan yang sama.” Jawab Rizu.
Lalu Putri Reina mulai berbicara lagi kepada mereka berdua. “Baiklah, ingat
ya, ini hanyalah latihan. Aku akan memberitahukan lagi peraturannya kepada
kalian berdua, masing-masing dari kalian akan diberi tiga buah anak panah,
dan siapa pun yang bisa lebih banyak Memanah tepat mengenai sasaran, maka dia lah yang
menjadi pemenangnya.”
“Pemenang?” Ucap Dragon sambil merasa kebingungan.
“Baiklah. Aku siap!” Ujar Rizu sambil merasa bersemangat, karena sepertinya
dia mendapatkan peluang untuk bisa membuat Putri Reina kagum terhadapnya.
“Rizu mulai lagi.” Bisik Arci kepada Holdi.
“Apapun akan dia lakukan demi Tuan Putri.” Jawab Holdi kepada Arci.
Kemudian Putri Reina segera memulai pertandingan memanah antara Rizu dan
Dragon. Putri berkata “Rizu mendapat giliran pertama ... Ingat ya, dilarang
menggunakan kekuatan.” Ujar Putri Reina memperingatkan Rizu.
“Apa? ... Hmm, baiklah.” Ucap rizu, sambil membidikan anak panahnya ke arah papan sasaran
yang ada di hadapannya. Kemudian Rizu segera melesatkan ketiga anak panah
itu secara cepat dan berurutan, hingga ketiganya menancap pada objek yang
dituju. Tapi tidak ada satupun dari anak panah tersebut yang tepat mengenai
tanda sasaran paling tengah. Ketiga anak panah yang dilesatkan oleh Rizu malah menancap di sembarang tempat.
Semua orang tampak sedikit terkejut dengan hasil panahan Rizu tersebut,
terutama Gard, Riple, dan Dragon. Namun lain halnya dengan Arci dan Holdi,
mereka malah sibuk menahan tawa sambil menutupi mulut mereka dengan kedua
tangan. Sedangkan Rizu langsung merasa murung sambil berdiri di dekat
pojokan, karena dia merasa malu pada Tuan Putri.
“Hmm ... Sepertinya sudah ada kemajuan dari Rizu. Setidaknya anak panah itu tidak terbang jauh dan menghilang entah kemana.” Kata Putri Reina sambil tersenyum
dan merasa bangga.
Kemudian, Rizu langsung merasa bersemangat kembali setelah mendengar ucapan
dari Putri Reina tersebut. Sedangkan Arci langsung berbisik lagi kepada
Holdi, “Dipuji sedikit saja, langsung gembira.”
“Hmm ... Iya, benar.” Ucap Holdi sambil mengangguk.
“Kalian berdua ini sebenarnya teman siapa sih?” Kata Rizu sambil menggerutu kepada mereka berdua, sehingga
Arci dan Holdi langsung merasa ketakutan kemudian mereka berdua segera
memalingkan wajah sambil bersiul.
Dragon berkata di dalam benaknya. (“Bagaiamana mungkin seorang Kesatria
resmi Kerajaan Nexus, bisa sepayah itu dalam hal memanah?”) Kata Dragon di
dalam benaknya, Tapi itu semua hanya anggapan sekilas saja dari Dragon,
karena mungkin saja Rizu memiliki keahlian dan kehebatan dalam hal yang
lain.
“Baiklah, sekarang giliran Dragon.” Ucap Putri Reina.
Lalu Dragon segera membidikan anak panahnya ke arah papan sasaran yang
berada jauh di hadapannya, dia terlihat sangat serius memperhatikan posisi tengah sasaran yang menjadi targetnya, Dragon membidik secara fokus seolah-olah tidak ada hal
apapun yang mampu mengganggunya pada saat itu.
Beberapa saat kemudian, Dragon mulai melesatkan ketiga anak panahnya secara
berurutan, dan ketiganya langsung menancap pada objek tujuannya tanpa ada
yang melenceng keluar sama sekali. Dan ternyata lesatan
tiga anak panah dari Dragon, semuanya tepat mengenai sasaran dengan
sempurna.
Hal itu membuat semua orang yang berada disana langsung merasa kaget
sekaligus tercengang, ditambah rasa kagum sehingga mereka segera memuji
Dragon atas keahlian yang dimilikinya tersebut. Gard yang juga merasa
terpukau, segera menyuruh Riple untuk mencatat kehebatan Dragon. Bahkan
Rizu yang awalnya sempat tidak percaya dengan hal yang barusan terjadi, tiba-tiba juga memberi pujian kepada Dragon.
“Waah, hebat sekali. Sebenarnya senjata apa saja yang anda kuasai?” Tanya
Putri Reina sambil merasa kagum terhadap Dragon.
"Ha- hampir semua senjata.” Jawab Dragon sambil sedikit tersenyum canggung.
Rizu yang melihat Putri Reina sedang memuji Dragon, langsung menjadi murung kembali sambil berdiri di pojokan, karena dia merasa bahwa dirinya telah kalah
bersaing dengan Dragon dalam hal membuat Tuan Putri Terkesan.
Lalu Arci berbicara dengan Holdi. “Dia itu kuat, tapi mudah sekali putus
asa.”
Dan Holdi menjawab. “Ya, aku setuju denganmu soal hal itu.”
“Kalian ini sebenarnya teman siapa sih?” Ujar Rizu kepada mereka berdua.
Dragon menghabiskan waktu yang cukup lama di tempat itu bersama dengan
Putri dan tiga Kesatria badai Nexus yang senang bertengkar, sehingga
suasana disana selalu ramai dan membuat Dragon jadi sedikit terhibur,
disela-sela perasaan tegangnya karena harus memikirkan cara supaya dia bisa
masuk ke ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan untuk mencuri bola
Aporion.
Setelah menghabiskan waktu cukup lama di taman bersama Tuan Putri dan tiga Kesatria badai Nexus, Dragon harus melanjutkan lagi Tur nya, sebab waktu yang dia punya tidaklah banyak, oleh karena itu Zeitrass segera berpamitan kepada Tuan Putri.
Karena dia akan membawa Dragon bersama Gard dan Riple untuk
mengunjungi tempat-tempat lain yang ada di Istana Nexus. Selain itu, waktu
juga menunjukan bahwa saat ini sudah hampir tengah hari, dan itu artinya
acara jamuan makan untuk Dragon dan Raja akan segera dimulai.
Tuan Putri mempersilahkan mereka untuk pergi, namun ketika Dragon bertanya apakah Tuan Putri akan ikut dalam acara jamuan makan? Tuan Putri menjawab, bahwa dirinya bersama kawan-kawannya tidak akan
ikut dalam jamuan makan tersebut, karena acara itu hanya diperuntukan bagi
Dragon dan Raja Velodrian saja. Lagipula mereka memiliki kesibukan lain, yakni berlatih memanah di
Taman. Jadi setelah Dragon pamit untuk
meninggalkan mereka disana, Putri dan kawan-kawannya tetap melanjutkan
kegiatannya Tersebyt.
Beralih dari kegiatan memanah yang dilakukan oleh Tuan Putri dan kawan-kawannya, kini Dragon sudah kembali berjalan
melewati sebuah lorong menuju ke ruang makan Istana, bersama dengan
Zeitrass, Gard dan Riple. Sambil berbincang-bincang ringan, Dragon mencoba
untuk menanyakan sesuatu kepada Zeitrass.
“Apakah nanti aku akan makan bersama Raja dan Ratu?” Tanya Dragon.
Lalu pertanyaan yang dilontarkan oleh Dragon itu, ternyata membuat
Zeitrass, Gard dan Riple jadi sedikit terhenyak. Maka Zeitrass segera
menjawab pertanyaan tersebut, “Oh, benar juga. Sepertinya anda belum tahu? ... Karena Tuan Dragon berasal dari wilayah Kerajaan Fulcan.”
“Wilayah yang dulunya Kerajaan Fulcan ... Sekarang sudah tidak lagi.” Ucap
Dragon menambahkan.
“Benar, maafkan saya.” Kata Zeitrass.
Dragon terus bertanya, “Oh iya, apa yang tadi mau kau katakan? Mengenai hal
yang belum aku tahu.” Tanya Dragon lagi.
Kemudian Gard berdehem. “Ehm, biar saya saja yang menjawabnya ... Tuan
Dragon hanya akan menikmati jamuan makan bersama Yang mulia Raja Velodrian tanpa sang Ratu,
sebab Yang mulia Ratu sudah lama tiada, dikarenakan sakit yang dideritanya
beberapa tahun yang lalu ... Ratu meninggalkan Raja dan Putri Reina yang
waktu itu masih kecil.”
“Oh, Ja- jadi begitu ... Kalau begitu maafkan aku ya, atas ketidaktahuanku
ini.” Ucap Dragon kepada mereka semua.
“Tidak apa-apa Tuan Dragon. Anda tidak perlu meminta maaf.” Kata Zeitrass.
Lalu setelah Zeitrass mengatakan hal itu, mereka melanjutkan lagi perjalanannya hingga ke ruang makan Istana untuk bertemu dengan Raja Velodrian disana.
Sementara itu, pada waktu yang sama namun di tempat yang berbeda. Gill
bersama Tatsui, Glauss, Kalpen dan Zhoei sedang berada di dekat lokasi
benteng Ibukota bagian timur (Yang minim penjagaan). Mereka tiba disana dengan menaiki kereta kuda
milik Narra dan Beppu, dua orang pedagang bersaudara itu dengan senang hati
mengantar Tatsui dan kawan-kawannya kesana tanpa dibayar, karena mereka
ingin membantu Tatsui walau hanya sekedar mengantarkan saja. Mereka tidak perlu tahu mengenai hal apa yang akan dilakukan oleh Gill dan kawan-kawan di tempat itu.
Seperti yang kita tahu bahwa Gill dan kawan-kawan akan menjalankan misi penyusupan ke dalam ibukota Kerajaan Nexus, untuk mengambil senjata-senjata milik Dragon dari kantor pusat pasukan penjaga benteng. Dengan bantuan dari Zhoei dan Kalpen maka misi penyusupan tersebut pasti akan mudah.
Zhoei dan Kalpen adalah pemandu yang bisa membawa mereka masuk ke wilayah Ibukota Kerajaan Nexus dengan aman. Singkat cerita, setelah mereka semua berkumpul, Zhoei dan Kalpen segera mengajak Gill, Tatsui, dan Glauss untuk berjalan kaki
sampai ke tempat saluran pembuangan air, yang mengalir keluar dari benteng
Ibukota dan terletak di bagian hutan tergelap. Suasana disana sangat
sepi dan tidak dijaga sama sekali, karena lokasinya yang merupakan daerah
pinggiran hutan tak terurus, juga tidak terlalu penting. Sehingga tidak ada orang yang berjaga disana, Sebab tidak
mungkin ada yang bisa masuk melewati saluran pembuangan air tersebut,
karena arus airnya yang keluar sangat deras.
Namun untungnya, dengan mengandalkan kekuatan milik Kalpen dan Zhoei, serta
pengalaman yang sudah mereka kuasai seputar menyelundupkan barang, maka Gill dan
kawan-kawan pasti bisa masuk melewati saluran pembuangan air tersebut,
tanpa Terhalang oleh arus air deras.
Setelah mereka semua sudah berada di dekat pipa besar dari sumber
pembuangan air tersebut, Zhoei segera menyuruh kakaknya untuk menyiapkan
alat transportasi yang bisa membawa mereka menyusuri arus deras. Lalu
tanpa banyak bicara, Kalpen segera pergi ke dekat semak-semak yang ada
disekitar sana sambil mencari-cari benda yang Zhoei maksud. Sementara Gill
dan kawan-kawannya hanya berdiam saja sambil merasa kebingungan dengan apa
yang sedang Kalpen lakukan. Setelah cukup lama mencari, akhirnya benda
yang diinginkan oleh Zhoei ketemu juga, benda itu sekilas tampak seperti bola kayu raksasa usang yang sudah tertutupi oleh semak-semak selama bertahun-tahun disana, tanpa
ada orang yang mempedulikannya.
Jika orang awam pasti akan mengacuhkan benda itu ketika melihatnya,
namun lain halnya dengan Kalpen dan Zhoei, ekspresi wajah mereka tiba-tiba
menjadi berubah seperti orang yang baru saja menemukan harta karun, saat
Kalpen telah berhasil menemukan benda tersebut. Itu adalah benda yang dulu
digunakan oleh majikannya untuk menyelundupkan barang-barang ilegal dari
luar menuju ke dalam Ibukota Kerajaan Nexus tanpa ketahuan oleh
para penjaga dari benteng Ibukota, karena benda itu terbuat
dari kayu khusus yang sangat mahal harganya, yang memiliki kekuatan
kamuflase tingkat tinggi (Pada masanya, orang yang dapat menggunakan benda
tersebut hanyalah Kalpen dan Zhoei Saja. Namun setelah ditangkapnya bos
penyelundup yang mempekerjakan mereka berdua, maka benda itu jadi
tak pernah terpakai lagi dan terbengkalai disana).
Kalpen mempersembahkan bola kayu, yang akan dijadikan kendaraan untuk mengarungi arus air pembuangan. |
Jadi kesimpulannya, dengan mengendarai benda tersebut, Kalpen dan Zhoei
dapat membawa Gill, Tatsui, dan Glauss masuk ke dalam saluran pembuangan
air, untuk mengarungi serta melawan arus airnya yang sangat kuat dan deras,
hingga nanti akhirnya mereka semua bisa sampai ke kanal bawah tanah yang
berada tepat di tengah Ibukota Kerajaan Nexus. Dan selanjutnya mereka bisa
naik ke permukaan, untuk menjalankan misinya di Kantor pusat Pasukan
penjaga yang terletak di dalam wilayah Ibukota Nexus.
Glauss sempat bertanya tentang keamanan dari benda itu kepada Kalpen dan
Zhoei. “Apakah benda ini aman untuk kita naiki?”
“Usianya kurang lebih sudah belasan tahun, tapi sepertinya masih kuat dan
aman.” Jawab Zhoei.
Lalu Tatsui menambahkan. “Tenang saja Glauss, ini pasti akan menyenangkan.”
Ucap Tatsui sambil merasa bersemangat.
“Ya, rasanya akan seperti menaiki sebuah wahana.” Kata Gill kepada Glauss.
Lalu Kalpen mulai menjelaskan tentang cara kerja dari alat transportasi
tersebut, yang bentuknya bundar dan terbuat dari kayu.
“Baiklah, begini cara kerjanya, aku akan menggunakan kekuatanku
secara maksimal untuk membuat benda ini menjadi lebih ringan sehingga bisa
mengapung dengan mudah di dalam air. Lalu ketika kita semua sudah berada di
dalamnya, maka Zhoei yang akan bertugas untuk mengemudikan benda ini.
Dengan menggunakan kekuatannya, dia bisa mendorongnya kuat-kuat sehingga
bola kayu besar ini akan terus melaju melawan arus air yang sangat deras itu. Mohon
diingat bahwa kita semua akan dibawa melaju dengan kecepatan yang sangat
tinggi, sehingga besar kemungkinannya bahwa nanti kita juga akan
terombang-ambing serta mengalami beberapa benturan di sepanjang perjalanan ... Jadi kumohon siapkanlah diri kalian masing-masing dari sekarang.” Ucap
Kalpen menjelaskan.
Kemudian wajah Glauss mulai menjadi pucat setelah mendengarkan penjelasan
tersebut, dia berkata. “Aku ini gampang sekali mengalami mabuk
kendaraan. Baru mendengar perkataanmu saja aku sudah merasa tidak enak
badan.”
“Ayolah, jangan banyak mengeluh. Kesatria.” Ajak Gill kepada Glauss.
“Iya, ayo.” Ucap Tatsui sambil mendorong tubuh Glauss untuk masuk je dalam benda
tersebut.
Kemudian Zhoei berpesan kepada mereka semua sebelum memasuki benda
tersebut. “Baiklah, jangan sampai ada barang yang ketinggalan ya, karena
aku tidak mau jika harus balik lagi untuk mengambil barang yang
ketinggalan.” Ujar Zhoei.
"Ya."
"Baik." Jawab mereka.
Kalpen, Zhoei, Tatsui, Gill, dan Glauss memasuki benda itu secara
berurutan. Setelah mereka semua sudah berada di dalam bersama dengan tas dan beberapa
barang lainnya, maka Kalpen langsung meletakan kedua tangannya menyentuh
bagian dalam dari benda yang akan menjadi kendaraan mereka itu. Sehingga dengan seketika, benda
bulat yang berukuran besar tersebut, langsung menjadi ringan dan mulai
mengapung sedikit demi sedikit di atas permukaan tanah.
Lalu giliran Zhoei bertindak, dia segera meletakan kedua tangannya
menghadap ke arah saluran pembuangan air. Dengan sedikit dorongan dari tangannya, maka
bola kayu besar itu langsung meloncat hingga tercebur masuk ke dalam saluran
pembuangan air, lalu dengan susah payah melawan air yang mengalir deras keluar dari benteng Ibukota Kerajaan
Nexus. Dengan sekuat tenaga Zhoei
menggunakan kekuatannya untuk terus mendorong kendaraan yang sedang
ditumpanginya bersama dengan kawan-kawannya, supaya Bola kayu besar itu dapat terus maju melawan dorongan dari arus air yang sangat kuat
dan deras. Hingga akhirnya bola kayu besar itu bisa benar-benar masuk dan
terus melaju menyusuri saluran pembuangan air yang sangat panjang.
Lalu, Karena jalurnya yang cukup sempit, maka perjalanan dari
bola kayu besar yang sedang menerjang arus tersebut menyebabkan orang-orang
yang berada di dalamnya terus menerus mengalami benturan dan goncangan yang
cukup hebat.
Gill dan kawan-kawan, merasa pusing karena tubuh mereka terus terombang-ambing di sepanjang perjalanan, selain itu, benturan demi benturan juga membuat kepala mereka jadi semakin pusing. Namun semakin lama, laju dari benda itu akhirnya
menjadi semakin stabil, dikarenakan kini Bola kayu besar itu sudah memasuki
kawasan dengan arus air yang lebih tenang. Itu artinya, mereka semua sudah
hampir sampai di saluran air bawah tanah Ibukota Kerajaan Nexus, sedangkan
Zhoei masih tetap bertahan dalam posisinya untuk terus mengendalikan benda
itu supaya tetap berada sesuai jalur, walaupun hal yang harus dilakukan oleh
Zhoei itu adalah hal paling sulit, tapi Zhoei terlihat sangat berusaha
dengan sekuat tenaga, supaya benda yang sedang mereka tumpangi itu bisa
sampai ke tengah Ibukota Nexus dengan selamat.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, melewati
saluran pembuangan air dengan arus yang kuat. Akhirnya mereka semua berhasil sampai di
kanal bawah tanah Ibukota Nexus, yang arus airnya lebih tenang. Lalu saat
bola kayu besar itu telah berhenti dan disandarkan disana, maka tanpa
buang-buang waktu lagi, mereka semua segera keluar dari kendaraan yang
telah mengangkut mereka sampai ke tempat tersebut. Sambil memancarkan
ekspresi wajah yang lega karena mereka telah tiba dengan selamat.
Lalu Gill bertanya kepada Kalpen. “Kenapa ada noda di bajumu?”
“Oh ini, tadi Glauss muntah.” Jawab Kalpen dengan ekspresi wajah datar.
Kemudian pandangan mereka semua langsung tertuju kepada Glauss, sehingga
Glauss pun segera memberi pernyataan. “Hey, kau seharusnya merasa
beruntung. Itu adalah muntahan naga.”
“Ya ampun.” Ucap mereka semua.
Beberapa saat kemudian, Zhoei segera membawa kawan-kawannya itu keluar dari
kanal bawah tanah, untuk naik ke atas permukaan. Supaya mereka
semua bisa melihat pemandangan dari Ibukota Kerajaan Nexus.
Setelah mereka semua keluar dari bawah tanah, dan kini berada di kawasan Ibukota, Gill dan kawan-kawan tak
henti-hentinya mengagumi seluruh pemandangan yang terdapat di Ibukota
Nexus. Rupanya keadaan disana benar-benar jauh melebihi ekspektasi mereka,
dengan suasana yang ramai serta banyaknya bangunan-bangunan tinggi yang
memenuhi wilayah tersebut, sehingga membuat mata mereka semua menjadi
kewalahan karena banyaknya objek-objek menarik yang dapat mereka lihat.
Selain itu, jalanan Ibukota Nexus juga dipenuhi oleh orang-orang kaya yang
berlalu lalang, dengan memakai busana serba mewah. Bahkan banyak juga
pedagang-pedagang makanan, tukang atraksi jalanan, dan masih banyak lagi orang-orang yang sedang melakukan urusannya masing-masing Disana. Benar-benar
suasana Ibukota Kerajaan yang sangat padat serta dinamis.
Kemudian Zhoei mengingatkan lagi kepada teman-temannya itu bahwa mereka
disini bukan untuk berlibur, tapi untuk menjalankan sebuah tugas, maka
mereka bertiga segera tersadar dan mulai fokus kembali terhadap alasan
mengapa mereka berada disana, yaitu untuk pergi menuju ke Kantor pusat Pasukan
penjaga Benteng, dan mengambil senjata-senjata milik Dragon dari tempat tersebut.
Setelah Kalpen memberitahu mereka dimana lokasi tempat itu berada,
maka mereka segera menyiapkan barang-barang yang akan digunakan untuk
menjalankan misinya. Sebelumnya, Kalpen sudah memasukan barang-barang itu ke dalam tas yang akan mereka bawa di punggung masing-masing.
Lalu setelah selesai bersiap, mereka kembali diingatkan
mengenai titik kumpul yang harus mereka datangi ketika sudah menyelesaikan
misi tersebut, yaitu bertempat di kanal bawah tanah yang merupakan lokasi awal mereka datang.
Maka singkat cerita, Gill, Tatsui, dan Glauss bergegas pergi menjalankan tugas mereka, yang berada di wilayah bagian barat Ibukota
Nexus. Yakni Kantor pusat Pasukan penjaga.
Mereka bertiga berjalan dengan santai menyusuri jalanan Ibukota Nexus, dan
sangat mudah sekali bagi mereka untuk dapat berbaur diantara banyaknya
penduduk yang berlalu lalang di sepanjang jalanan itu, seolah-olah mereka
bertiga adalah bagian dari penduduk Ibukota.
Lalu setelah tempat yang mereka tuju sudah mulai terlihat dari kejauhan,
maka Gill, Tatsui, dan Glauss segera mencari lorong gelap di antara
bangunan-bangunan besar yang ada disana, untuk bersembunyi sambil bersiap
mengenakan pakaian penyamaran, supaya identitas mereka tidak dapat
diketahui ketika mereka sedang menjalankan misi pencurian
senjata-senjata milik Dragon di dalam Kantor pusat tersebut.
Apakah mereka bertiga dapat menjalankan misi dengan sukses,
ataukah mereka bertiga akan tertangkap oleh Pasukan dari Kerajaan Nexus? Nantikan Chapter selanjutnya, dan ikuti
terus kisahnya ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 32
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 30
No comments:
Post a Comment