Friday, April 5, 2019

Journey of the Dragon Chapter 31

Chapter 31 : The courageous thing



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 31



   Dikisahkan sebelumnya. Setelah menjuarai Turnamen Kota Togu, Dragon mendapatkan tiket masuk berupa jamuan makan di dalam Istana Kerajaan Nexus, yang sekaligus merupakan kesempatan bagi dirinya untuk bisa mencuri bola Aporion dengan lebih leluasa disana. Pada saat Dragon sedang berada di Kantor Walikota, dia dipertemukan dengan dua orang penting yang akan menemaninya menuju ke Istana Kerajaan Nexus, yakni Gard dan Riple, yang sekaligus merupakan Pemimpin dan wakil Pemimpin dari pasukan penjaga benteng Ibukota Kerajaan Nexus.

   Namun tak hanya untuk bertugas menemani serta mengawal Dragon menuju ke Istana saja, sepertinya keberadaan mereka berdua juga sekaligus untuk mengawasi Dragon serta mengantisipasi segala macam hal yang berpotensi bahaya terhadap seluruh penghuni Istana Nexus, terutama sang Raja. Maka dari itu, mereka meminta Dragon untuk menyerahkan senjata-senjata miliknya kepada mereka, yang kemudian akan dibawa dan disimpan di Kantor pusat mereka (Yang berlokasi di dalam wilayah Ibukota Kerajaan Nexus).

   Oleh karena itu, Dragon harus menyusun rencana lagi supaya dia bisa melangsungkan misi rahasianya di Istana dengan lancar, tanpa bergantung pada senjata-senjata miliknya, sekaligus memikirkan cara supaya dia bisa mendapatkan senjata-senjatanya itu kembali ketika dia terpaksa harus kabur dari Istana Kerajaan Nexus nanti.

   Dan mengenai hal itu, sepertinya Dragon dapat sedikit bernafas lega, karena urusan senjata-senjata miliknya itu akan ditangani oleh Gill, Tatsui, dan Glauss. Demi Dragon, mereka bersedia untuk mengambilkan senjata-senjata tersebut dari Kantor pusat Pasukan penjaga. Sebagai niat baik dari mereka untuk menolong teman yang sedang mengalami kesulitan, walaupun Dragon tidak memberitahu mereka tentang alasan sebenarnya dibalik pemberian tugas tersebut, tapi mereka tetap mempercayainya, sebagai tanda bahwa mereka berempat adalah teman yang saling peduli serta saling mempercayai antara satu sama lain. Lagipula Dragon berjanji bahwa dia akan menjelaskan tentang semuanya kepada mereka, setelah urusannya telah selesai nanti, maka dari itu Dragon juga mengisyaratkan kepada mereka supaya berkumpul dan menunggunya di Desa Tatsui, tepat setelah mereka selesai menjalankan tugas yang Dragon berikan kepada mereka..

   Setelah mendapatkan isyarat dari Dragon mengenai hal-hal yang harus mereka lakukan, maka Gill, Tatsui, dan Glauss segera menyusun rencana untuk bisa menyusup ke dalam Ibukota Kerajaan Nexus. Tapi untuk melakukan hal itu, mereka membutuhkan bantuan dari orang yang memiliki pengalaman untuk keluar masuk secara ilegal serta sangat mengenal kawasan Ibukota tersebut. Maka dari itu pilihan mereka akhirnya jatuh kepada Kalpen dan Zhoei untuk dimintai bantuan, karena dulu Kalpen dan Zhoei pernah bekerja pada penyelundup barang-barang ilegal di Ibukota Nexus.

   Lalu setelah melakukan proses negosiasi, Kalpen dan Zhoei bersedia untuk menolong Gill serta kawan-kawannya masuk ke Ibukota Kerajaan Nexus. Disamping itu, mereka berdua juga memiliki rasa bersalah terhadap Gill dan kawan-kawan, terutama terhadap Dragon.

   Beberapa saat kemudian, Kalpen memperlihatkan denah Ibukota Nexus kepada Gill dan yang lainnya, lalu mereka mulai membuat rencana untuk menyusup lewat jalur saluran pembuangan air yang mengalir sampai keluar benteng Ibukota Nexus. Walaupun jalur tersebut sangat sulit untuk dilewati karena memiliki arus air yang sangat deras, namun sepertinya Kalpen dan Zhoei punya cara untuk mengatasinya. Dan nanti setelah mereka semua berhasil masuk ke dalam wilayah Ibukota Nexus, maka Gill, Tatsui, dan Glauss akan langsung menjalankan misi mereka disana, untuk mengambil senjata-senjata milik Dragon dari Kantor pusat Pasukan penjaga. Sedangkan Kalpen dan Zhoei akan menunggu mereka di titik penjemputan untuk membawa mereka kembali pulang ke Kota Togu, begitulah rencananya.


Denah Ibukota Kerajaan Nexus yang sudah ditandai oleh Kalpen.



   Beralih kepada Dragon bersama Gard dan Riple, yang sedang menumpangi kereta kuda mewah dari Kota Togu menuju ke Istana Nexus. Kini mereka sudah sampai di gerbang benteng Ibukota Nexus, karena Gard dan Riple adalah Pemimpin dan wakil Pemimpin dari para Prajurit penjaga benteng, maka mereka dapat melewati gerbang tersebut dengan mudah tanpa harus menjalani proses pemeriksaan yang ketat. Lalu perjalanan mereka menuju ke Istana Nexus pun terus berlanjut. Kereta kuda yang mereka tumpangi tersebut terus melaju menyusuri sepanjang jalanan Ibukota, sambil disuguhkan pemandangan dari deretan bangunan-bangunan megah yang berjajar rapih disana, sehingga membuat Dragon merasa takjub karena ini adalah pertama kali baginya memasuki kawasan Ibukota Kerajaan selain Kerajaan Fulcan (Tempat asalnya), setelah selama dua tahun ini Dragon hanya menjadi seorang Pandai besi yang tinggal di dalam hutan bersama gurunya.

   Sesampainya mereka di Istana Kerajaan Nexus, mereka segera mendapat sambutan dari para pelayan serta Kepala pelayan Istana yang bernama Zeitrass. Zeitrass mempersilahkan Dragon bersama Gard dan Riple untuk masuk ke dalam Istana, sekaligus mengajak mereka untuk berkeliling dan melihat-lihat seisi Istana yang sangat besar dan megah tersebut, sembari menunggu kesiapan sang Raja, karena saat ini Raja Velodrian sedang menjalani sebuah urusan penting, jadi beliau tidak dapat menyambut mereka disana.

   Dan tentu saja Dragon tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut sama sekali. Karena baginya, hal itu merupakan sebuah kesempatan emas supaya dia dapat menemukan dimana letak bola Aporion disimpan. Zeitrass membawa Dragon dan yang lainnya ke setiap tempat yang ada di Istana Nexus, dari mulai aula Istana, dapur Istana, dan ruangan-ruangan lain yang tak kalah megahnya. Hingga akhirnya mereka melewati sebuah pintu besar yang dijaga oleh dua orang Prajurit.


Pintu Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan yang dijaga oleh dua orang Prajurit.


   Ketika Dragon bertanya kepada Zeitrass mengenai pintu tersebut, Zeitrass menjelaskan bahwa dibalik pintu itu ada sebuah Ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, sehingga Zeitrass tidak bisa membawa Dragon ke dalam sana untuk melihat-lihat isi dari ruangan tersebut, yang katanya merupakan sebuah ruangan tertutup dan terisolasi, tanpa adanya jalan keluar lain selain pintu yang sedang mereka tatap itu. Dan satu-satunya orang yang memegang kunci dari pintu tersebut adalah sang Raja sendiri.

   Hal itu membuat Dragon harus berpikir lagi tentang bagaimana caranya supaya dia bisa mendapatkan kunci dari sang Raja, untuk bisa memasuki ruangan tersebut. Karena dia yakin bahwa bola Aporion pasti berada di dalam sana. Tapi hal tersebut harus Dragon kesampingkan terlebih dahulu, karena Dragon harus tetap mengikuti Zeitrass lagi untuk menuju ke tempat lainnya dalam tur mereka di Istana Nexus.

   Tak lama kemudian, Dragon dan yang lainnya sampai di Halaman belakang Istana, dengan sebuah Taman yang sangat luas serta megah, disana terhampar rerumputan hijau yang menutupi seluruh permukaan tanah, dan disana juga terdapat berbagai macam bunga serta tanaman unik yang menghiasai seluruh penjuru Taman tersebut, sehingga suasananya sungguh terasa asri dan sejuk.

   Di tempat itu, Dragon juga bertemu dengan orang-orang penting yang sedang melakukan latihan memanah. Yaitu Putri Reina bersama dengan tiga Kesatria badai Nexus.


Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus sedang berlatih memanah di Taman belakang Istana.


   Kemudian, Zeitrass segera mengajak Dragon untuk berkenalan dengan Putri Reina dan yang lainnya, namun Dragon hanya diam saja karena sepertinya dia terkesima dengan kecantikan yang dimiliki oleh sang Putri, sehingga membuat Dragon jadi tidak bisa bergerak sama sekali.


Dragon tertegun sambil menatap Tuan Putri Reina.


   Lalu, Putri yang menyadari kedatangan Zeitrass bersama dengan Dragon, Gard, dan Riple di tempat tersebut. Segera menghampiri dan menyapa mereka, dengan penuh keramahan.

   “Wah ... Selamat siang, Tuan Zeitrass. Kau membawa siapa? ... Oh, ternyata sang Juara dari Turnamen Kota Togu ... Tuan Gard dan Tuan Riple juga ada disini.” Kata Putri Reina menyapa mereka semua.

   “Selamat siang Tuan Putri.” Ucap Gard sambil menundukan kepalanya bersama Riple, sedangkan Dragon masih tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Tuan Putri dan dia juga tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk menjawab sapaan dari Tuan Putri Reina, sehingga keadaannya menjadi canggung.

   Kemudian Riple sedikit menggoyang-goyangkan pundak Dragon, sehingga Dragon jadi langsung tersadar dan mulai menjawab sapaan dari Putri Reina. Dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat kaget, Dragon menundukan kepalanya hingga menyentuh rumput sambil berkata, “Se- selamat siang juga Tuan Putri !”


Dragon menundukan kepalanya sampai ke bawah.


   Semua orang yang melihat hal itu dengan seketika langsung merasa kaget, Tuan Putri segera berkata kepada Dragon. “E- eh, tidak perlu sampai seperti itu.”

   “Ma- maaf.” Jawab Dragon sambil berdiri lagi dengan tegak, lalu Zeitrass dan Riple segera membersihkan tanah dan rumput yang mengotori wajah Dragon.

   “Namamu Tuan Dragon kan? Salam kenal ya.” Ucap Putri Reina sambil menjulurkan tangannya.

   Dragon sempat ragu-ragu ketika akan mejabat tangan Tuan Putri, karena dia merasa sangat gugup pada saat itu, namun Gard sedikit mendorongya sehingga tubuh Dragon langsung mendekat dan menjabat tangan Tuan Putri dengan penuh hati-hati. Sambil berbicara, “Tidak usah panggil aku Tuan, cukup Dragel saja ... Eh bukan-bukan, maksudku Dragnit ... E- eh Maksudku Dragon. Ya, Dragon.”

   “Hehe ... Iya, baiklah.” Jawab Tuan Putri sambil tersenyum.

   “A- aku senang bisa bertemu dengan Tuan Putri.” Kata Dragon.

   “Aku juga senang bisa bertemu dengan anda ... Aku menyaksikan pertarungan anda melawan Gill, dia itu adalah seorang Pemburu monster kan? Senjata-senjata yang dimilikinya memang hebat, tapi senjata-senjata yang anda miliki juga tak kalah hebatnya ... Kudengar anda adalah seorang Pandai besi. Apakah anda membuat sendiri senjata-senjata itu?” Tanya Tuan Putri.

   Lalu terdengar suara dari belakang Tuan Putri. “Aku kenal beberapa orang yang memiliki pedang api, tapi baru pertama kali aku melihat pedang api yang memiliki kekuatan sedahsyat itu.” Ujar Rizu kepada Dragon, sambil berjalan bersama Arci dan Holdi ke dekat Tuan Putri.

   “Oh iya, aku akan memperkenalkan anda kepada teman-temanku. Mereka adalah tiga Kesatria badai Nexus ... Rizu, Arci, dan Holdi.” Ucap Tuan Putri.



Tiga Kesatria badai Nexus.


   Dragon segera menjawab pernyataan dari Rizu. “Te- terima kasih atas pujiannya.”

   “Sama-sama, namaku adalah Rizu. Dan ini adalah kedua temanku, Arci dan Holdi ... Kau pasti pernah bertemu dengan mereka pada saat menjalani babak kualifikasi di Turnamen Kota Togu Iya kan? Aku akan mewakili mereka berdua untuk minta maaf, atas kesulitan yang telah mereka perbuat terhadapmu.” Kata Rizu sambil menundukan kepalanya.

   Walaupun mereka bertiga adalah teman satu kelompok, namun sepertinya Rizu merupakan sosok pemimpin bagi kelompok tiga Kesatria badai Nexus tersebut. Dialah yang selalu menengahi pertengkaran antara Arci dan Holdi, serta menyelesaikan setiap masalah yang mereka perbuat. Selain itu Rizu juga sepertinya adalah orang yang cukup ramah, dan selalu merasa tidak enak jika sampai ada orang lain yang direpotkan oleh dirinya ataupun oleh kedua temannya.

   “Hey Rizu, apa maksudnya itu? Kami hanya menjalankan tugas kami disana.” Ujar Arci membela dirinya.

   “Hmm ... Sepertinya kita memang terlalu berlebihan terhadap para peserta, maka dari itu kita seharusnya memang harus meminta maaf.” Ucap Holdi kepada Arci.

   “Hoy, Aku ini sedang membela kita berdua, kenapa kau malah membela pendapat Rizu?! ... Sebenarnya kau ini ada di pihak siapa sih?” Tanya Arci kepada Holdi.

   “Aku hanya mengutarakan pendapat yang kurasa benar, kita berdua memang harus meminta maaf kepada sang Juara ini, iya kan?” Holdi balik bertanya.

   “Jangan mulai lagi denganku, Bonggol.” Ucap Arci.

   “Ranting sepertimu memang susah diajak bicara.” Jawab Holdi.

   “Kau mau mengajak berkelahi hah?!” Ujar Arci.

   “Baiklah. Aku akan meladenimu sekarang juga!” Jawab Holdi kepada Arci, mereka berdua sudah bersiap untuk bertarung disana.

   “Sudahlah, kalian berdua hentikan!” Ujar Rizu sambil berusaha memisahkan mereka berdua.

   “Maafkan mereka ya, mereka memang selalu seperti itu.” Kata Putri Reina kepada Dragon sambil tersenyum.

   Kemudian, ternyata Rizu juga jadi ikut-ikutan terlibat dalam pertengkaran konyol tersebut, sehingga keadaannya berubah menjadi semakin ramai, dan tidak terkendali. Maka Putri Reina yang melihat hal itu, segera bertindak dengan cara memasang ekspresi wajah marah, lalu kepribadiannya berubah menjadi ganas, sehingga dia langsung saja memberikan pukulan pamungkas, sehingga akhirnya dia bisa menghentikan pertengkaran mereka bertiga secara kilat.


Putri Reina marah terhadap kelakuan kawan-kawannya.

Putri Reina sudah selesai menghajar kawan-kawannya.



   Lalu Dragon berkata di dalam benaknya, (“Waah, dia seperti sosok ibu bagi mereka bertiga.”)

   “Oh iya, saat ini ayahku sedang ada rapat penting dengan para menteri, sambil menunggu waktu jamuan makan dimulai, sebaiknya anda ikut berlatih memanah bersama kami.” Ajak Putri Reina kepada Dragon.

   “I- iya, boleh saja. Tapi apakah kedatanganku disini mengganggu kegiatan yang sedang kalian lakukan?” Tanya Dragon kepada Putri.

   “Tentu saja tidak, aku senang jika anda bisa bergabung.” Jawab Putri Reina.

   Kemudian Arci berkata, “Ya, mari kita lihat apakah kemampuan memanahnya lebih buruk daripada Rizu.” Ujar Arci, lalu kepala Arci segera dijitak oleh Holdi tepat setelah dia mengatakan hal itu.

   Holdi menjitak Arci sambil berbisik kepadanya, “Diam! Kau mau dilemparkan ke luar istana oleh Rizu?!” Kata Holdi memperingatkan Arci, dengan nada candaan. Karena sepertinya Holdi juga mengakui bahwa Rizu memiliki kemampuan yang buruk dalam hal memanah.

   “Kalian berdua ini temanku atau bukan sih?” Ucap Rizu sambil menundukan kepalanya, dengan perasaan sedih.

   Beberapa saat kemudian, Rizu dan Dragon terlihat sudah berdiri saling berdampingan, sambil memegang busur panah di tangan mereka masing-masing. Jauh di hadapan mereka ada papan yang sudah ditandai, sebagai objek sasaran bagi mereka berdua.

   Dragon mulai berbicara kepada Rizu, “Kenapa ini jadi terasa seperti sebuah kompetisi?” Tanya Dragon kepada Rizu.

   “Entahlah, aku juga mempunyai pertanyaan yang sama.” Jawab Rizu.

   Lalu Putri Reina mulai berbicara lagi kepada mereka berdua. “Baiklah, ingat ya, ini hanyalah latihan. Aku akan memberitahukan lagi peraturannya kepada kalian berdua, masing-masing dari kalian akan diberi tiga buah anak panah, dan siapa pun yang bisa lebih banyak Memanah tepat mengenai sasaran, maka dia lah yang menjadi pemenangnya.”

   “Pemenang?” Ucap Dragon sambil merasa kebingungan.

   “Baiklah. Aku siap!” Ujar Rizu sambil merasa bersemangat, karena sepertinya dia mendapatkan peluang untuk bisa membuat Putri Reina kagum terhadapnya.

   “Rizu mulai lagi.” Bisik Arci kepada Holdi.

   “Apapun akan dia lakukan demi Tuan Putri.” Jawab Holdi kepada Arci.

   Kemudian Putri Reina segera memulai pertandingan memanah antara Rizu dan Dragon. Putri berkata “Rizu mendapat giliran pertama ... Ingat ya, dilarang menggunakan kekuatan.” Ujar Putri Reina memperingatkan Rizu.

   “Apa? ... Hmm, baiklah.” Ucap rizu, sambil membidikan anak panahnya ke arah papan sasaran yang ada di hadapannya. Kemudian Rizu segera melesatkan ketiga anak panah itu secara cepat dan berurutan, hingga ketiganya menancap pada objek yang dituju. Tapi tidak ada satupun dari anak panah tersebut yang tepat mengenai tanda sasaran paling tengah. Ketiga anak panah yang dilesatkan oleh Rizu malah menancap di sembarang tempat.


Tiga buah anak panah yang dilesatkan Rizu tidak ada yang tepat sasaran.


   Semua orang tampak sedikit terkejut dengan hasil panahan Rizu tersebut, terutama Gard, Riple, dan Dragon. Namun lain halnya dengan Arci dan Holdi, mereka malah sibuk menahan tawa sambil menutupi mulut mereka dengan kedua tangan. Sedangkan Rizu langsung merasa murung sambil berdiri di dekat pojokan, karena dia merasa malu pada Tuan Putri.


Rizu merasa minder.


   “Hmm ... Sepertinya sudah ada kemajuan dari Rizu. Setidaknya anak panah itu tidak terbang jauh dan menghilang entah kemana.” Kata Putri Reina sambil tersenyum dan merasa bangga.

   Kemudian, Rizu langsung merasa bersemangat kembali setelah mendengar ucapan dari Putri Reina tersebut. Sedangkan Arci langsung berbisik lagi kepada Holdi, “Dipuji sedikit saja, langsung gembira.”

   “Hmm ... Iya, benar.” Ucap Holdi sambil mengangguk.

   “Kalian berdua ini sebenarnya teman siapa sih?” Kata Rizu sambil menggerutu kepada mereka berdua, sehingga Arci dan Holdi langsung merasa ketakutan kemudian mereka berdua segera memalingkan wajah sambil bersiul.

   Dragon berkata di dalam benaknya. (“Bagaiamana mungkin seorang Kesatria resmi Kerajaan Nexus, bisa sepayah itu dalam hal memanah?”) Kata Dragon di dalam benaknya, Tapi itu semua hanya anggapan sekilas saja dari Dragon, karena mungkin saja Rizu memiliki keahlian dan kehebatan dalam hal yang lain.

   “Baiklah, sekarang giliran Dragon.” Ucap Putri Reina.

   Lalu Dragon segera membidikan anak panahnya ke arah papan sasaran yang berada jauh di hadapannya, dia terlihat sangat serius memperhatikan posisi tengah sasaran yang menjadi targetnya, Dragon membidik secara fokus seolah-olah tidak ada hal apapun yang mampu mengganggunya pada saat itu.

   Beberapa saat kemudian, Dragon mulai melesatkan ketiga anak panahnya secara berurutan, dan ketiganya langsung menancap pada objek tujuannya tanpa ada yang melenceng keluar sama sekali. Dan ternyata lesatan tiga anak panah dari Dragon, semuanya tepat mengenai sasaran dengan sempurna.


Tiga buah anak panah yang dilesatkan oleh Dragon semuanya tepat mengenai sasaran.


   Hal itu membuat semua orang yang berada disana langsung merasa kaget sekaligus tercengang, ditambah rasa kagum sehingga mereka segera memuji Dragon atas keahlian yang dimilikinya tersebut. Gard yang juga merasa terpukau, segera menyuruh Riple untuk mencatat kehebatan Dragon. Bahkan Rizu yang awalnya sempat tidak percaya dengan hal yang barusan terjadi, tiba-tiba juga memberi pujian kepada Dragon.

   “Waah, hebat sekali. Sebenarnya senjata apa saja yang anda kuasai?” Tanya Putri Reina sambil merasa kagum terhadap Dragon.

   "Ha- hampir semua senjata.” Jawab Dragon sambil sedikit tersenyum canggung.

   Rizu yang melihat Putri Reina sedang memuji Dragon, langsung menjadi murung  kembali sambil berdiri di pojokan, karena dia merasa bahwa dirinya telah kalah bersaing dengan Dragon dalam hal membuat Tuan Putri Terkesan.


Rizu merasa minder lagi.


   Lalu Arci berbicara dengan Holdi. “Dia itu kuat, tapi mudah sekali putus asa.”

   Dan Holdi menjawab. “Ya, aku setuju denganmu soal hal itu.”

   “Kalian ini sebenarnya teman siapa sih?” Ujar Rizu kepada mereka berdua.

   Dragon menghabiskan waktu yang cukup lama di tempat itu bersama dengan Putri dan tiga Kesatria badai Nexus yang senang bertengkar, sehingga suasana disana selalu ramai dan membuat Dragon jadi sedikit terhibur, disela-sela perasaan tegangnya karena harus memikirkan cara supaya dia bisa masuk ke ruang penyimpanan benda berharga Kerajaan untuk mencuri bola Aporion.

   Setelah menghabiskan waktu cukup lama di taman bersama Tuan Putri dan tiga Kesatria badai Nexus, Dragon harus melanjutkan lagi Tur nya, sebab waktu yang dia punya tidaklah banyak, oleh karena itu Zeitrass segera berpamitan kepada Tuan Putri. Karena dia akan membawa Dragon bersama Gard dan Riple untuk mengunjungi tempat-tempat lain yang ada di Istana Nexus. Selain itu, waktu juga menunjukan bahwa saat ini sudah hampir tengah hari, dan itu artinya acara jamuan makan untuk Dragon dan Raja akan segera dimulai.

   Tuan Putri mempersilahkan mereka untuk pergi, namun ketika Dragon bertanya apakah Tuan Putri akan ikut dalam acara jamuan makan? Tuan Putri menjawab, bahwa dirinya bersama kawan-kawannya tidak akan ikut dalam jamuan makan tersebut, karena acara itu hanya diperuntukan bagi Dragon dan Raja Velodrian saja. Lagipula mereka memiliki kesibukan lain, yakni berlatih memanah di Taman. Jadi setelah Dragon pamit untuk meninggalkan mereka disana, Putri dan kawan-kawannya tetap melanjutkan kegiatannya Tersebyt.

   Beralih dari kegiatan memanah yang dilakukan oleh Tuan Putri dan kawan-kawannya, kini Dragon sudah kembali berjalan melewati sebuah lorong menuju ke ruang makan Istana, bersama dengan Zeitrass, Gard dan Riple. Sambil berbincang-bincang ringan, Dragon mencoba untuk menanyakan sesuatu kepada Zeitrass.

   “Apakah nanti aku akan makan bersama Raja dan Ratu?” Tanya Dragon.

   Lalu pertanyaan yang dilontarkan oleh Dragon itu, ternyata membuat Zeitrass, Gard dan Riple jadi sedikit terhenyak. Maka Zeitrass segera menjawab pertanyaan tersebut, “Oh, benar juga. Sepertinya anda belum tahu? ... Karena Tuan Dragon berasal dari wilayah Kerajaan Fulcan.”

   “Wilayah yang dulunya Kerajaan Fulcan ... Sekarang sudah tidak lagi.” Ucap Dragon menambahkan.

   “Benar, maafkan saya.” Kata Zeitrass.

   Dragon terus bertanya, “Oh iya, apa yang tadi mau kau katakan? Mengenai hal yang belum aku tahu.” Tanya Dragon lagi.

   Kemudian Gard berdehem. “Ehm, biar saya saja yang menjawabnya ... Tuan Dragon hanya akan menikmati jamuan makan bersama Yang mulia Raja Velodrian tanpa sang Ratu, sebab Yang mulia Ratu sudah lama tiada, dikarenakan sakit yang dideritanya beberapa tahun yang lalu ... Ratu meninggalkan Raja dan Putri Reina yang waktu itu masih kecil.”

   “Oh, Ja- jadi begitu ... Kalau begitu maafkan aku ya, atas ketidaktahuanku ini.” Ucap Dragon kepada mereka semua.

   “Tidak apa-apa Tuan Dragon. Anda tidak perlu meminta maaf.” Kata Zeitrass. Lalu setelah Zeitrass mengatakan hal itu, mereka melanjutkan lagi perjalanannya hingga ke ruang makan Istana untuk bertemu dengan Raja Velodrian disana.


Lingkaran merah yang merupakan lokasi jalan masuk untuk Gill dan kawan-kawan.


   Sementara itu, pada waktu yang sama namun di tempat yang berbeda. Gill bersama Tatsui, Glauss, Kalpen dan Zhoei sedang berada di dekat lokasi benteng Ibukota bagian timur (Yang minim penjagaan). Mereka tiba disana dengan menaiki kereta kuda milik Narra dan Beppu, dua orang pedagang bersaudara itu dengan senang hati mengantar Tatsui dan kawan-kawannya kesana tanpa dibayar, karena mereka ingin membantu Tatsui walau hanya sekedar mengantarkan saja. Mereka tidak perlu tahu mengenai hal apa yang akan dilakukan oleh Gill dan kawan-kawan di tempat itu.

   Seperti yang kita tahu bahwa Gill dan kawan-kawan akan menjalankan misi penyusupan ke dalam ibukota Kerajaan Nexus, untuk mengambil senjata-senjata milik Dragon dari kantor pusat pasukan penjaga benteng. Dengan bantuan dari Zhoei dan Kalpen maka misi penyusupan tersebut pasti akan mudah.

  Zhoei dan Kalpen adalah pemandu yang bisa membawa mereka masuk ke wilayah Ibukota Kerajaan Nexus dengan aman. Singkat cerita, setelah mereka semua berkumpul, Zhoei dan Kalpen segera mengajak Gill, Tatsui, dan Glauss untuk berjalan kaki sampai ke tempat saluran pembuangan air, yang mengalir keluar dari benteng Ibukota dan terletak di bagian hutan tergelap. Suasana disana sangat sepi dan tidak dijaga sama sekali, karena lokasinya yang merupakan daerah pinggiran hutan tak terurus, juga tidak terlalu penting. Sehingga tidak ada orang yang berjaga disana, Sebab tidak mungkin ada yang bisa masuk melewati saluran pembuangan air tersebut, karena arus airnya yang keluar sangat deras.


Saluran pembuangan air di luar benteng Ibukota Nexus.


   Namun untungnya, dengan mengandalkan kekuatan milik Kalpen dan Zhoei, serta pengalaman yang sudah mereka kuasai seputar menyelundupkan barang, maka Gill dan kawan-kawan pasti bisa masuk melewati saluran pembuangan air tersebut, tanpa Terhalang oleh arus air deras.

   Setelah mereka semua sudah berada di dekat pipa besar dari sumber pembuangan air tersebut, Zhoei segera menyuruh kakaknya untuk menyiapkan alat transportasi yang bisa membawa mereka menyusuri arus deras. Lalu tanpa banyak bicara, Kalpen segera pergi ke dekat semak-semak yang ada disekitar sana sambil mencari-cari benda yang Zhoei maksud. Sementara Gill dan kawan-kawannya hanya berdiam saja sambil merasa kebingungan dengan apa yang sedang Kalpen lakukan. Setelah cukup lama mencari, akhirnya benda yang diinginkan oleh Zhoei ketemu juga, benda itu sekilas tampak seperti bola kayu raksasa usang yang sudah tertutupi oleh semak-semak selama bertahun-tahun disana, tanpa ada orang yang mempedulikannya.

   Jika orang awam pasti akan mengacuhkan benda itu ketika melihatnya, namun lain halnya dengan Kalpen dan Zhoei, ekspresi wajah mereka tiba-tiba menjadi berubah seperti orang yang baru saja menemukan harta karun, saat Kalpen telah berhasil menemukan benda tersebut. Itu adalah benda yang dulu digunakan oleh majikannya untuk menyelundupkan barang-barang ilegal dari luar menuju ke dalam Ibukota Kerajaan Nexus tanpa ketahuan oleh para penjaga dari benteng Ibukota, karena benda itu terbuat dari kayu khusus yang sangat mahal harganya, yang memiliki kekuatan kamuflase tingkat tinggi (Pada masanya, orang yang dapat menggunakan benda tersebut hanyalah Kalpen dan Zhoei Saja. Namun setelah ditangkapnya bos penyelundup yang mempekerjakan mereka berdua, maka benda itu jadi tak pernah terpakai lagi dan terbengkalai disana).


Kalpen mempersembahkan bola kayu, yang akan dijadikan kendaraan untuk mengarungi arus air pembuangan.


   Jadi kesimpulannya, dengan mengendarai benda tersebut, Kalpen dan Zhoei dapat membawa Gill, Tatsui, dan Glauss masuk ke dalam saluran pembuangan air, untuk mengarungi serta melawan arus airnya yang sangat kuat dan deras, hingga nanti akhirnya mereka semua bisa sampai ke kanal bawah tanah yang berada tepat di tengah Ibukota Kerajaan Nexus. Dan selanjutnya mereka bisa naik ke permukaan, untuk menjalankan misinya di Kantor pusat Pasukan penjaga yang terletak di dalam wilayah Ibukota Nexus.

   Glauss sempat bertanya tentang keamanan dari benda itu kepada Kalpen dan Zhoei. “Apakah benda ini aman untuk kita naiki?”

   “Usianya kurang lebih sudah belasan tahun, tapi sepertinya masih kuat dan aman.” Jawab Zhoei.

   Lalu Tatsui menambahkan. “Tenang saja Glauss, ini pasti akan menyenangkan.” Ucap Tatsui sambil merasa bersemangat.

   “Ya, rasanya akan seperti menaiki sebuah wahana.” Kata Gill kepada Glauss.

   Lalu Kalpen mulai menjelaskan tentang cara kerja dari alat transportasi tersebut, yang bentuknya bundar dan terbuat dari kayu.

   “Baiklah, begini cara kerjanya, aku akan menggunakan kekuatanku secara maksimal untuk membuat benda ini menjadi lebih ringan sehingga bisa mengapung dengan mudah di dalam air. Lalu ketika kita semua sudah berada di dalamnya, maka Zhoei yang akan bertugas untuk mengemudikan benda ini. Dengan menggunakan kekuatannya, dia bisa mendorongnya kuat-kuat sehingga bola kayu besar ini akan terus melaju melawan arus air yang sangat deras itu. Mohon diingat bahwa kita semua akan dibawa melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga besar kemungkinannya bahwa nanti kita juga akan terombang-ambing serta mengalami beberapa benturan di sepanjang perjalanan ... Jadi kumohon siapkanlah diri kalian masing-masing dari sekarang.” Ucap Kalpen menjelaskan.

   Kemudian wajah Glauss mulai menjadi pucat setelah mendengarkan penjelasan tersebut, dia berkata. “Aku ini gampang sekali mengalami mabuk kendaraan. Baru mendengar perkataanmu saja aku sudah merasa tidak enak badan.”

   “Ayolah, jangan banyak mengeluh. Kesatria.” Ajak Gill kepada Glauss.

   “Iya, ayo.” Ucap Tatsui sambil mendorong tubuh Glauss untuk masuk je dalam benda tersebut.

   Kemudian Zhoei berpesan kepada mereka semua sebelum memasuki benda tersebut. “Baiklah, jangan sampai ada barang yang ketinggalan ya, karena aku tidak mau jika harus balik lagi untuk mengambil barang yang ketinggalan.” Ujar Zhoei.

  "Ya."

  "Baik." Jawab mereka.

   Kalpen, Zhoei, Tatsui, Gill, dan Glauss memasuki benda itu secara berurutan. Setelah mereka semua sudah berada di dalam bersama dengan tas dan beberapa barang lainnya, maka Kalpen langsung meletakan kedua tangannya menyentuh bagian dalam dari benda yang akan menjadi kendaraan mereka itu. Sehingga dengan seketika, benda bulat yang berukuran besar tersebut, langsung menjadi ringan dan mulai mengapung sedikit demi sedikit di atas permukaan tanah.


Zhoei mengendalikan laju bola kayu besar, dengan Gill bersama yang lain di dalamnya.


   Lalu giliran Zhoei bertindak, dia segera meletakan kedua tangannya menghadap ke arah saluran pembuangan air. Dengan sedikit dorongan dari tangannya, maka bola kayu besar itu langsung meloncat hingga tercebur masuk ke dalam saluran pembuangan air, lalu dengan susah payah melawan air yang mengalir deras keluar dari benteng Ibukota Kerajaan Nexus. Dengan sekuat tenaga Zhoei menggunakan kekuatannya untuk terus mendorong kendaraan yang sedang ditumpanginya bersama dengan kawan-kawannya, supaya Bola kayu besar itu dapat terus maju melawan dorongan dari arus air yang sangat kuat dan deras. Hingga akhirnya bola kayu besar itu bisa benar-benar masuk dan terus melaju menyusuri saluran pembuangan air yang sangat panjang.

   Lalu, Karena jalurnya yang cukup sempit, maka perjalanan dari bola kayu besar yang sedang menerjang arus tersebut menyebabkan orang-orang yang berada di dalamnya terus menerus mengalami benturan dan goncangan yang cukup hebat.

   Gill dan kawan-kawan, merasa pusing karena tubuh mereka terus terombang-ambing di sepanjang perjalanan, selain itu, benturan demi benturan juga membuat kepala mereka jadi semakin pusing. Namun semakin lama, laju dari benda itu akhirnya menjadi semakin stabil, dikarenakan kini Bola kayu besar itu sudah memasuki kawasan dengan arus air yang lebih tenang. Itu artinya, mereka semua sudah hampir sampai di saluran air bawah tanah Ibukota Kerajaan Nexus, sedangkan Zhoei masih tetap bertahan dalam posisinya untuk terus mengendalikan benda itu supaya tetap berada sesuai jalur, walaupun hal yang harus dilakukan oleh Zhoei itu adalah hal paling sulit, tapi Zhoei terlihat sangat berusaha dengan sekuat tenaga, supaya benda yang sedang mereka tumpangi itu bisa sampai ke tengah Ibukota Nexus dengan selamat.


Bola kayu besar terus maju menyusuri sepanjang saluran pembuangan air Ibukota Nexus.


   Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, melewati saluran pembuangan air dengan arus yang kuat. Akhirnya mereka semua berhasil sampai di kanal bawah tanah Ibukota Nexus, yang arus airnya lebih tenang. Lalu saat bola kayu besar itu telah berhenti dan disandarkan disana, maka tanpa buang-buang waktu lagi, mereka semua segera keluar dari kendaraan yang telah mengangkut mereka sampai ke tempat tersebut. Sambil memancarkan ekspresi wajah yang lega karena mereka telah tiba dengan selamat.

   Lalu Gill bertanya kepada Kalpen. “Kenapa ada noda di bajumu?”

   “Oh ini, tadi Glauss muntah.” Jawab Kalpen dengan ekspresi wajah datar.

   Kemudian pandangan mereka semua langsung tertuju kepada Glauss, sehingga Glauss pun segera memberi pernyataan. “Hey, kau seharusnya merasa beruntung. Itu adalah muntahan naga.”

   “Ya ampun.” Ucap mereka semua.

   Beberapa saat kemudian, Zhoei segera membawa kawan-kawannya itu keluar dari kanal bawah tanah, untuk naik ke atas permukaan. Supaya mereka semua bisa melihat pemandangan dari Ibukota Kerajaan Nexus.



Suasana di suatu wilayah dalam Ibukota Nexus.


   Setelah mereka semua keluar dari bawah tanah, dan kini berada di kawasan Ibukota, Gill dan kawan-kawan tak henti-hentinya mengagumi seluruh pemandangan yang terdapat di Ibukota Nexus. Rupanya keadaan disana benar-benar jauh melebihi ekspektasi mereka, dengan suasana yang ramai serta banyaknya bangunan-bangunan tinggi yang memenuhi wilayah tersebut, sehingga membuat mata mereka semua menjadi kewalahan karena banyaknya objek-objek menarik yang dapat mereka lihat.

   Selain itu, jalanan Ibukota Nexus juga dipenuhi oleh orang-orang kaya yang berlalu lalang, dengan memakai busana serba mewah. Bahkan banyak juga pedagang-pedagang makanan, tukang atraksi jalanan, dan masih banyak lagi orang-orang yang sedang melakukan urusannya masing-masing Disana. Benar-benar suasana Ibukota Kerajaan yang sangat padat serta dinamis.

   Kemudian Zhoei mengingatkan lagi kepada teman-temannya itu bahwa mereka disini bukan untuk berlibur, tapi untuk menjalankan sebuah tugas, maka mereka bertiga segera tersadar dan mulai fokus kembali terhadap alasan mengapa mereka berada disana, yaitu untuk pergi menuju ke Kantor pusat Pasukan penjaga Benteng, dan mengambil senjata-senjata milik Dragon dari tempat tersebut.

   Setelah Kalpen memberitahu mereka dimana lokasi tempat itu berada, maka mereka segera menyiapkan barang-barang yang akan digunakan untuk menjalankan misinya. Sebelumnya, Kalpen sudah memasukan barang-barang itu ke dalam tas yang akan mereka bawa di punggung masing-masing.

  Lalu setelah selesai bersiap, mereka kembali diingatkan mengenai titik kumpul yang harus mereka datangi ketika sudah menyelesaikan misi tersebut, yaitu bertempat di kanal bawah tanah yang merupakan lokasi awal mereka datang.

   Maka singkat cerita, Gill, Tatsui, dan Glauss bergegas pergi menjalankan tugas mereka, yang berada di wilayah bagian barat Ibukota Nexus. Yakni Kantor pusat Pasukan penjaga.

   Mereka bertiga berjalan dengan santai menyusuri jalanan Ibukota Nexus, dan sangat mudah sekali bagi mereka untuk dapat berbaur diantara banyaknya penduduk yang berlalu lalang di sepanjang jalanan itu, seolah-olah mereka bertiga adalah bagian dari penduduk Ibukota.

   Lalu setelah tempat yang mereka tuju sudah mulai terlihat dari kejauhan, maka Gill, Tatsui, dan Glauss segera mencari lorong gelap di antara bangunan-bangunan besar yang ada disana, untuk bersembunyi sambil bersiap mengenakan pakaian penyamaran, supaya identitas mereka tidak dapat diketahui ketika mereka sedang menjalankan misi pencurian senjata-senjata milik Dragon di dalam Kantor pusat tersebut.


Gill, Tatsui, dan Glauss sudah mengenakan baju penyamaran.


Apakah mereka bertiga dapat menjalankan misi dengan sukses, ataukah mereka bertiga akan tertangkap oleh Pasukan dari Kerajaan Nexus? Nantikan Chapter selanjutnya, dan ikuti terus kisahnya ya.




Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 32


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 30


No comments:

Post a Comment