Chapter 28 : The Champion
Melanjutkan petualangan dari Dragon dan kawan-kawannya yang masih akan
terus berlanjut. Sebelumnya dikisahkan bahwa Dragon telah berhasil
menjuarai Turnamen Kota Togu, dia berhasil mengalahkan Gill dalam babak
Final Turnamen tersebut. Dragon dan Gill bertarung secara sengit dengan
mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki. Gill dengan
senjata-senjata yang dapat meningkatkan kekuatan serangannya, mampu membuat
Dragon kewalahan hingga dia terpaksa harus menggunakan pedang Heat flame
yang selalu dia bawa di punggungnya, walaupun Dragon tidak pernah mau
menggunakan pedang itu dalam pertarungan. Tetapi ketika menghadapi Gill,
pedang itu adalah satu-satunya harapan bagi Dragon untuk bisa menandingi
kekuatan Gill.
Pedang Heat flame memiliki kekuatan api bertekanan tinggi yang sangat
dahsyat. Bahkan saking dahsyatnya kekuatan api dari pedang tersebut,
sampai-sampai bisa menandingi kekuatan dari wujud asli pedang H butcher
milik Gill, yaitu wujud Grood hand. Dalam wujud tersebut, kekuatan dari
tebasan Gill menjadi benar-benar gila, karena daya serangnya meningkat
menjadi lebih dari 100 persen.
Tetapi walaupun mode Grood hand tersebut bisa memberikan daya serang yang
sangat dahsyat bagi Gill. Secara bersamaan pula, tenaga yang dimiliki oleh
Gill jadi terhisap secara drastis dikarenakan penggunaan dari kekuatan yang
sangat luar biasa tersebut. Maka dari itu, seharusnya Gill tidak boleh
mempertahankan wujud Grood hand dalam waktu yang lama, tapi dia malah
memaksakan dirinya secara habis-habisan karena dia sangat senang ketika
Dragon sudah mulai serius dalam pertarungan tersebut. Dalam wujud Grood
hand juga, Gill bisa terus-menerus menahan serangan-serangan api dahsyat
dari pedang milik Dragon. Namun semakin lama, tubuh Gill semakin tidak kuat
untuk menahan rasa sakit yang harus dia tanggung, dari akibat penggunaan
kekuatan monster Grood yang terlalu berlebihan.
Setelah Gill benar-benar sudah kehabisan tenaga, maka Dragon segera
memanfaatkan momen tersebut untuk memberikan sebuah tebasan pamungkas
terhadap tangan Gill yang diselimuti oleh kekuatan monster Grood, sehingga
kekuatan itu jadi musnah dalam seketika (Kekuatan monster Grood kembali
bersemayam lagi ke dalam pedang H butcher). Setelah itu, tubuh Gill
langsung terkulai lemas dan ambruk. Sehingga dia tidak dapat lagi
melanjutkan pertandingan, maka dengan begitu Dragon lah yang akhirnya
dinyatakan sebagai pemenangnya.
Tetapi Gill tidak masalah dengan hal itu walaupun dia telah dinyatakan
kalah dari Dragon, dia menerima kekalahannya itu dengan senang hati, karena
rasa penasarannya terhadap kekuatan pedang milik Dragon kini telah
terpuaskan. Sehingga dirinya merasa senang dan menerima hasil akhir dari
pertandingan tersebut. Saat Dragon sudah diumumkan sebagai pemenang, Gill yang sedang dalam keadaan terbaring di tanah, tersenyum sambil memejamkan matanya.
Seluruh penonton di tribun segera berdiri dari kursinya masing-masing
sambil bertepuk tangan, untuk memberikan penghargaan dan ucapan selamat terhadap Dragon, yang
telah berhasil menjadi Juara dari Turnamen Kota Togu. Tak sedikit yang
bersorak kegirangan atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon tersebut.
Suasana di seluruh penjuru Stadion Amritzer menjadi sangat meriah dan
dipenuhi oleh kegembiraan, terutama teman-teman Dragon dan para peserta
lain yang mendukungnya.
Walaupun ada juga para pendukung Gill yang merasa kecewa atas kekalahan
dari jagoan mereka tersebut. Tetapi walau begitu, mereka juga tetap
menunjukan rasa kagum serta memberikan pujian terhadap Dragon, dengan cara
turut bertepuk tangan dan berbaur bersama riuhnya suasana meriah di Stadion
Amritzer.
“Dragon adalah Juara Baru Turnamen Kota Togu!! Dragon adalah Juara kita!! Beri
ucapan selamat atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon!!
Selamaaaaat!!!” Teriak sang Pembawa acara dengan penuh semangat kepada
seluruh penonton.
Lalu beberapa saat kemudian, para Penyihir medis mulai berdatangan untuk
menghampiri dan membawa Gill ke ruang perawatan. Sedangkan Dragon belum
boleh pergi kemana-mana, dia belum diperbolehkan untuk meninggalkan arena
pertandingan, karena dia akan diberi penghargaan serta mendapatkan hadiah yang berhak dia terima.
Tepat setelah Gill dibawa oleh para Penyihir medis menuju ke ruang
perawatan, kemudian sang Walikota segera datang ke arena pertandingan
sambil didampingi oleh beberapa ajudannya. Lalu setelah sang Walikota
menyampaikan beberapa kata sambutan, dan ucapan selamat terhadap Dragon,
maka dia segera memberikan hadiah simbolik yang berhak diterima oleh sang Juara
dari Turnamen Kota Togu tersebut, yakni sebuah medali dan karangan bunga yang
dikalungkan di lehernya.
Dragon merasa sangat gugup ketika berada dalam situasi tersebut, ditambah
dengan suasana seisi Stadion yang sangat ramai sambil mengagung-agungkan
namanya, sehingga membuat Dragon jadi semakin merasa canggung dan tidak
bisa berkata apa-apa. Ketika dia menerima seluruh sanjungan tersebut,
sebenarnya Dragon merasakan perasaan bahagia yang teramat sangat, karena
dia telah berhasil menjadi orang yang disanjung oleh seluruh penduduk Kota
Togu. Tapi disamping hal itu, Dragon juga merasa sedih, karena dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya masih terikat dengan sebuah misi
yang diberikan oleh Flaur kepadanya, yaitu sebuah misi yang dapat mengkhianati hati semua orang yang telah mendukungnya di kala itu, karena misi tersebut adalah perbuatan yang sangat
buruk untuk dilakukan serta menyangkut keselamatan seluruh Kerajaan Nexus. Namun Dragon tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa
terbebas dari misi tersebut, karena bagaimanapun juga saat ini nyawanya
sedang berada di genggaman tangan Flaur. Sebagai ganti dari nyawa Dragon,
maka Dragon harus bisa menyelesaikan tugas yang Flaur berikan kepadanya,
yakni Dragon harus bisa masuk ke dalam Istana Kerajaan Nexus untuk mencuri bola
Aporion.
Dan kini Dragon telah mendapatkan tiket untuk bisa masuk ke dalam Istana
Kerajaan Nexus, secara resmi. Hal itu juga merupakan kesempatan emas
baginya supaya dia dapat mencuri bola Aporion dengan cara yang lebih mudah,
karena Dragon jadi tidak harus susah payah menyelinap untuk melewati
ketatnya setiap penjagaan keamananan yang ada di Ibukota Kerajaan Nexus.
Ketika Dragon sedang melamun tentang hal itu, sambil meresapi suasana
meriah disekitarnya, Tiba-tiba sang Walikota mengajaknya berbicara. “Sekali lagi
kuucapkan selamat untukmu, Dragon ... Setelah kau mendapatkan pengobatan, kau harus ikut aku ke Balai
kota untuk mengambil hadiahmu, ayo.” Ajak sang Walikota kepada Dragon, yang
langsung mengangguk sambil mengikuti sang Walikota menuju ke pintu keluar
dari arena pertandingan tersebut.
Sementara itu di Kastil milik Flaur. Lewat bola kristalnya, sang Penyihir
jahat itu sedang menyaksikan kemenangan yang telah diraih oleh Dragon.
Kemudian dia berkata. “Wah, wah, wah. Lihat siapa yang berhasil menjadi
Juara ... Bagus sekali, sekarang lakukan yang harus kau lakukan untuk bisa
segera membawakan bola Aporion kepadaku!” Ujar Flaur kepada bola kristal
yang berada di genggaman tangannya itu. Dengan perasaan yang sangat
antusias, karena dia yakin bahwa sebentar lagi dia akan segera mendapatkan benda
yang sangat diidam-idamkan olehnya, yakni bola Aporion.
Di waktu yang sama, namun di lain tempat. Lebih tepatnya di suatu daerah
yang menjadi tempat terjadinya konflik yang telah berlangsung cukup
lama, antara pasukan dari Kerajaan Gold one dengan pasukan penjaga
perbatasan Kerajaan Nexus. Keadaan disana sampai saat ini masih cukup panas dan berbahaya.
Pasukan dari Kerajaan Gold one terus menerus
menggempur benteng pertahanan wilayah timur milik pasukan Kerajaan Nexus, tujuan mereka
adalah untuk mengambil alih daerah perbatasan tersebut, sehingga Kerajaan
Gold one dapat memperluas daerah kekuasaannya, yang saat ini masih terus
berkembang semakin pesat.
Sebelumnya, beberapa minggu yang lalu, Pasukan Nexus yang bertugas untuk
menjaga daerah perbatasan tersebut, telah mengirimkan permintaan bantuan
kepada Raja Velodrian, dikarenakan mereka semua sudah kewalahan menahan
gempuran yang terus menerus dilancarkan oleh Pasukan dari Kerajaan Gold
one.
Maka dari itu, Raja Velodrian segera mengutus orang andalannya, yakni Kesatria agung Tomb hayes, yang juga merupakan Kesatria terkuat di Kerajaan
Nexus, untuk pergi ke daerah konflik itu dan menyelesaikan permasalahan
yang ada disana (Dengan cara yang keras tentunya). Beliau adalah Kesatria
yang sangat dihormati dan disegani oleh seluruh penduduk Kerajaan Nexus,
terutama oleh seluruh Prajurit Kerajaan Nexus, karena pengalaman serta
kekuatannya yang sudah tidak dapat diragukan lagi.
(Dulu sekitar 25 tahun yang lalu, Tomb hayes adalah seorang Kesatria yang
mendampingi serta melindungi Raja Velodros dalam perjalanannya untuk
mencari keberadaan dari sang Kesatria naga. Selain itu, Tomb hayes juga
terlibat dalam perang besar yang terjadi antara Pasukan Darkros melawan
Pasukan Kerajaan Nexus pada 25 tahun yang lalu. Bersama dengan Kesatria naga dan
kawan-kawannya termasuk Melinda, dia berjuang dan bertarung secara mati-matian melawan para
anggota Emperors unity beserta seluruh pasukan Darkros, hingga akhirnya
perang tersebut berhasil dimenangkan oleh pihak dari Kerajaan Nexus.
Kemudian, setelah berakhirnya perang tersebut, Tomb hayes diangkat menjadi
Kesatria resmi di Kerajaan Nexus, namun lain halnya dengan Kesatria naga,
dia lebih memilih untuk tidak menerima jabatan tersebut dan malah
memutuskan untuk pergi berpetualang karena itu adalah hal yang paling disukainya.
Sedangkan teman-teman Tomb hayes yang lain, seperti Melinda tidak
diketahui dimana keberadaannya, atau bagaimana nasib mereka saat itu. Pada kenyataannya, sekarang ini nasib Melinda adalah, dia telah menjadi sebuah
lempengan emas, yang selalu dibawa oleh Dragon di pundaknya.)
Saat ini, Dengan diutusnya Sang Kesatria agung Tomb hayes ke daerah konflik tersebut, Raja
Velodrian berharap semoga persoalan yang ada disana dapat segera diatasi dan diselesaikan oleh sang Kesatria agung, supaya daerah tersebut tidak akan
sampai jatuh ke tangan Kerajaan Gold one.
Saking berbahayanya kondisi di daerah itu, bahkan Saat ini pun, sedang terjadi pertempuran yang sengit antar kedua kubu Pasukan,
sehingga suasana disana tampak semrawut dengan banyaknya batu besar
berterbangan ke arah benteng perbatasan Kerajaan Nexus, yang dilemparkan
oleh kendaraan ketapel besar dari pihak pasukan Gold one. Walaupun Kerajaan
Nexus bisa mengantisipasi serangan dari batu-batu besar itu dengan
menggunakan perisai magis di atas benteng, tapi lama-kelamaan kekuatan dari
perisai tersebut semakin melemah dan semakin mudah untuk dihancurkan,
dikarenakan gempuran dari batu-batu besar yang terus menghantamnya tanpa
henti.
Namun pihak dari Pasukan Nexus juga tidak tinggal diam. Dengan menggunakan
meriam dalam jumlah yang sangat banyak, mereka terus-menerus menghujani
pasukan Gold one dengan tembakan-tembakan yang menghantam serta meledakan
sepanjang barisan Pasukan Gold one, dan yang jadi sasaran utama dari
tembakan meriam-meriam itu adalah kendaraan ketapel dari pihak Pasukan Gold
one yang sangat merepotkan.
Namun, pihak dari pasukan Gold one juga menggunakan perisai magis untuk
menahan tembakan-tembakan meriam dari benteng pertahanan Nexus, sehingga senjata andalan mereka jadi terlindungi, karena perisai
magis tersebut diprioritaskan untuk melindungi kendaraan-kendaraan meriam
yang merupakan senjata utama bagi mereka, sehingga gempuran batu-batu besar
yang menghujani benteng pertahanan Nexus, dapat terus dilancarkan tanpa
henti.
Suasana di kawasan pertempuran terlihat sangat kacau dan
menegangkan, bahkan para Prajurit dari kedua kubu juga saling beradu pedang
di tengah-tengah area pertempuran tersebut. Tak hanya itu saja, suasana
disana juga diliputi oleh suara-suara bising dari ledakan juga hantaman
keras yang saling bersahutan, sehingga menjadikan kondisinya menjadi
benar-benar semrawut.
Sedangkan di dekat benteng, atau lebih tepatnya di bawah benteng pertahanan
Nexus, para Prajurit Gold one juga sudah banyak yang sampai disana dan
berusaha untuk melewatinya. Mereka bertarung secara sengit melawan para
Prajurit Nexus, sambil terus merangsek untuk menaiki benteng pertahanan
itu, supaya bisa melewati benteng lalu masuk ke dalam barak pasukan
Nexus, sehingga selanjutnya mereka bisa mengincar sekaligus membunuh Pemimpin dari pasukan Nexus yang
bertanggung jawab disana. Karena jika mereka berhasil membunuh sang
Pemimpin pasukan, maka itu artinya mereka telah memenangkan pertempuran dan
berhak untuk menduduki serta menguasai daerah perbatasan tersebut.
Tapi para Prajurit Nexus tentunya tidak akan membiarkan hal itu sampai
terjadi. Maka dari itu mereka terus berusaha secara mati-matian, menahan
dan menghabisi setiap prajurit Gold one yang terus-menerus berdatangan
tanpa henti untuk melewati benteng mereka.
Hingga akhirnya keadaan menjadi benar-benar genting bagi pihak Pasukan
Nexus, akibat saking banyaknya gempuran dari batu-batu yang menghantam perisai
magis di atas benteng pertahanannya, maka seluruh perisai magis tersebut
mulai memudar sedikit demi sedikit, hingga akhirnya jadi benar-benar menghilang. Hal itu
dikarenakan para Penyihir pelindung yang sudah mati-matian mempertahankan
perisai magis dalam waktu yang lama, kini sudah benar-benar kehabisan
tenaga dan sudah tidak mampu lagi untuk menciptakan perisai magis.
Kini bagian atas benteng pertahanan Nexus jadi terbuka dan tidak
terlindungi sama sekali. Maka dari itu para Prajurt Nexus segera bersiap
dan pasrah saja untuk menerima hantaman-hantaman batu besar yang mengarah
ke tempat mereka berlindung. Kehancuran dari benteng tersebut sudah tidak
dapat terelakan lagi.
Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi, batu-batu besar yang dilemparkan ke
arah benteng pertahanan tersebut, tiba-tiba berhenti secara mendadak di
atas udara, lalu batu-batu itu hanya diam Saja melayang disana tanpa bergerak kemanapun,
sehingga benteng perbatasan Nexus tidak jadi mendapatkan hantaman Yang akan merobohkan benteng itu seketika. Dengan begitu, benteng pertahanan Nexus berhasil
terselamatkan dari kehancuran yang nyaris saja terjadi, namun yang
menjadi pertanyaannya, siapakah yang telah menghentikan laju dari batu-batu
besar tersebut?
Tentu saja semua orang yang sedang bertarung disana tiba-tiba langsung
merasa kaget, serta merasa heran atas kejadian tersebut, sehingga
pertempuran mereka jadi sempat terhenti sejenak, dikarenakan seluruh
Prajurit dari kedua kubu tak henti-hentinya memandangi batu-batu besar yang
sedang melayang dan berdiam di atas udara.
Lalu hal yang tak kalah mengejutkan pun terjadi lagi, seluruh batu besar
yang sedang melayang di atas udara itu, tiba-tiba langsung melesat ke arah
sebaliknya, yaitu ke arah tempat kubu pasukan Gold one berada, sehingga batu-batu besar itu seketika menghantam para Prajurit Gold one sekaligus kendaraan ketapel yang
merupakan senjata andalan bagi mereka. Seluruh kendaraan ketapel itu
akhirnya harus terkena gempuran dari batu-batu besar yang telah dilemparkan
oleh mereka. Padahal sebelumnya, lemparan batu-batu besar tersebut
dimaksudkan untuk menggempur benteng pertahanan Nexus, tapi sekarang malah
berbalik menyerang diri mereka sendiri.
Hal itu menyebabkan para Prajurit Gold one jadi merasa sangat terkejut sekaligus kebingungan, karena bahkan perisai magis yang melindungi kendaraan
ketapel mereka juga sampai mengalami kerusakan Akibat dari hantaman
batu-batu besar itu, keadaan mereka bahkan menjadi semakin terpuruk karena ditambah dengan banyaknya ledakan dari tembakan meriam yang
berasal dari benteng pertahanan Nexus, yang masih terus menghujani mereka.
Lalu hal yang mencengangkan bagi Pasukan Kerajaan Gold one rupanya masih belum berakhir, karena tiba-tiba munculah sosok orang yang bertanggung jawab atas
kejadian tersebut, yakni sesosok pria bertubuh kekar, yang meloncat dari
balik benteng pertahanan Kerajaan Nexus menuju ke tengah-tengah area
pertempuran yang ada disana. Kehadirannya itu membuat seluruh pasukan Gold
one menjadi semakin terguncang lalu seketika itu juga mereka langsung merasa ketakutan. Pria kekar itu berdiri dengan gagah di
tengah area pertempuran sengit antara Pasukan Gold one dan Pasukan Nexus
sambil terus diperhatikan oleh ratusan pasang mata.
Beberapa saat kemudian, sebagian besar Prajurit Kerajaan Gold one yang
berada di dekat Pria kekar itu, mulai berniat untuk mendekati dan
menyerangnya. Namun Pria kekar itu tidak terlihat gentar sama sekali, dia
sudah sangat siap untuk menghadapi seluruh pasukan Gold one yang ada
disana, walau hanya seorang diri saja, satu persatu pasukan Gold one yang mendekatinya itu berhasil dikalahkan hanya dengan menggunakan tangan kosong, dia bahkan tidak menggunakan pedang yang menempel di punggungnya. Awalnya semua orang tidak terlalu
mengenal siapa Pria kekar misterius tersebut, namun dengan rambut hijaunya,
baju tempurnya, ditambah dengan sebuah pedang besar yang ada di punggungnya, maka seluruh Pasukan yang ada disana akhirnya sadar bahwa
Pria kekar itu adalah sang Kesatria agung legendaris yang dikirim dari Ibukota
Kerajaan Nexus. Dan namanya adalah Tomb hayes.
Maka Tanpa banyak bicara, Kesatria agung Tomb langsung menarik pedangnya, lalu dia menancapkan pedangnya ke
tanah, dan seketika itu juga, terjadilah sebuah gempa bumi yang cukup hebat
di sekitar area pertempuran tersebut. Namun gempa bumi itu hanya terpusat
pada kerumunan pasukan Gold one saja, yang berada di sekitar Kesatria Tomb.
Tanah di sekitar mereka bergetar dan terus berguncang dengan begitu
kuatnya, hingga menyebabkan Pasukan Gold one jadi kesulitan untuk berdiri
dan sebagian besar dari mereka jatuh tersungkur, karena permukaan tanah
tempat mereka berpijak terus bergoyang tak henti-henti. Lalu semakin lama
guncangan hebat tersebut bahkan sampai membuat kendaraan-kendaraan ketapel
mereka jadi tidak dapat berdiri dengan stabil, sehingga beberapa kendaraan
ketapel itu banyak yang terguling sampai hancur, akibat terombang-ambing
oleh permukaan tanah. Seluruh Pasukan Gold one benar-benar dibuat panik
serta kerepotan oleh gempa bumi yang dihasilkan dari pedang Kesatria agung
Tomb tersebut, sehingga mereka semua jadi kalang kabut dibuatnya.
Gempa yang diciptakan oleh Kesatria Tomb itu, semakin lama menjadi semakin
kuat hingga menyebabkan kehancuran di area tempat berkumpulnya para
Prajurit Gold one. Sampai-sampai menyebabkan retakan-retakan besar
pada permukaan tanah tempat mereka berpijak, dan hal itu membuat
para Prajurit Gold one beserta seluruh perlengkapan perang mereka berjatuhan ke dalam tanah yang amblas, sehingga mereka semua jadi
tertimbun oleh gundukan tanah dalam jumlah yang cukup besar itu.
Para Prajurit Nexus yang menyaksikan hal tersebut, mulai bersorak
kegirangan, karena mereka tengah menyaksikan para musuh yang telah dibabat habis oleh Kesatria
agung Tomb dengan kekuatan gempa buminya. Sehingga pasukan Gold one akhirnya memutuskan untuk
mundur dan berlarian meninggalkan area pertempuran tersebut. Maka dengan
begitu, kemenangan berhasil diraih oleh pihak dari Kerajaan Nexus. Berkat
bantuan dari Kesatria agung Tomb hayes yang hadir dan melancarkan serangan
gempa bumi dahsyat terhadap Pasukan Gold one, maka pihak dari Kerajaan
Nexus akhirnya dapat memukul mundur pasukan lawan secara telak.
Mereka semua bersorak-sorai tanpa henti sambil memuji Kesatria agung Tomb,
yang masih sedang berdiri dengan gagahnya, di tengah area pertempuran
yang sebelumnya sangat dipenuhi oleh kekacauan serta kesemrawutan.
Lalu setelah mencabut pedangnya dari permukaan tanah yang ada di
dekatnya, Kesatria agung Tomb segera dihampiri oleh seluruh Prajurit Nexus
yang jumlahnya sangat banyak sekali disana, mereka berbondong-bondong memberikan pujian kepada sang Kesatria agung. Menghadapi situasi tersebut,
Kesatria Tomb hanya tersenyum saja, namun karena Kesatria Tomb selalu gugup ketika menerima pujian, maka Kesatria agung
Tomb mulai mengucurkan keringat dingin di seluruh wajahnya, karena saking banyaknya pujian yang diterima olehnya saat itu.
Namun tak lama kemudian, perayaan kemenangan mereka itu ternyata tidak berlangsung
lama. Sorak sorai mereka berhenti seketika karena adanya kehadiran dari sosok
misterius, yang datang secara tiba-tiba dengan sangat mengejutkan. Semua
orang yang ada disana merasa kaget dikarenakan kemunculan sosok misterius
tersebut seperti meteor yang jatuh dari langit lalu menghantam tanah dengan sangat keras,
hingga membuat area di sekitarnya jadi hancur seketika.
Para Prajurit Nexus yang masih dilanda perasaan terkejut, kemudian dibuat
panik ketika sosok misterius itu mulai berjalan ke arah mereka, atau lebih
tepatnya ke arah Kesatria agung Tomb hayes yang sedang berada bersama
dengan mereka. Sehingga para Prajurit itu mulai mundur sedikit-demi sedikit
karena panik sekaligus takut.
Sekilas, postur tubuh mahluk itu terlihat seperti manusia, tapi jika
diperhatikan lagi, mahluk itu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan
kekar dibandingkan dengan manusia normal, ditambah dengan anggota tubuhnya yang terlihat sangat mengerikan, sehingga memberikan kesan yang
sangat berbahaya bagi orang-orang yang melihatnya. Kulitnya yang berwarna abu-abu seperti kulit gajah, tangan kirinya berupa capit kepiting yang sangat besar, tangan kanannya berupa semacam tentakel 4 cabang, dan mulutnya juga ditutupi oleh semacam tentakel, sedangkan matanya berwarna kuning dengan tatapan tajam serta mengancam.
Sepertinya mahluk itu berasal dari tempat lain yang tidak jauh dari area
pertempuran ini, dia melompat dengan kekuatan tinggi, lalu mendarat tepat
disana untuk mengagetkan semua orang yang tadinya sedang bersorak sorai
tersebut, termasuk sang Kesatria agung Tomb. Mahluk itu langsung menatap
Kesatria agung Tomb dengan nafsu membunuh, maka seketika
itu juga suasana di sana mulai berubah lagi menjadi semakin mencekam.
“I-itu .. I- itu kan?!” Ujar salah satu Prajurit Nexus yang ada disana.
Kemudian, Kesatria agung Tomb, melanjutkan perkataan dari Prajurit
tersebut. “Tak salah lagi, itu memang dia, salah satu anggota Emperors
unity ... Hebi.” Ucap Kesatria agung Tomb.
Hebi hanya menggeram saja sambil terus memperhatikan mereka semua, seperti
sedang menahan emosi yang meluap-luap. Lalu Kesatria Tomb mulai melanjutkan
perkataannya lagi.
“Sial sekali kita hari ini.” Ucap Kesatria Tomb.
“Mengapa anda berbicara seperti itu?” Tanya salah satu Prajurit Nexus yang
ada disana, sambil merasa panik.
“Seperti yang dikatakan oleh rumor selama ini, Hebi adalah anggota Emperors
unity yang paling pendiam dan paling jarang sekali kelihatan. Maka jika Hebi
sampai menunjukan sosoknya kepada kita seperti sekarang ini ... Itu artinya
kita sedang berada dalam masalah yang sangat serius." Jawab Kesatria agung
Tomb.
"Tapi bukankah jika sosok Hebi jarang kelihatan, itu artinya tidak ada
orang yang tahu mengenai ciri-cirinya ... Jadi mungkin saja mahluk yang
sedang berada di hadapan kita saat ini bukanlah Hebi." Ucap salah satu
Prajurit.
"Dia sama persis seperti ciri-ciri yang selalu dikatakan oleh orang yang
pernah melihat sosoknya, yakni tubuh besar, tangan capit, dan mulut
berumbai. Tidak salah lagi, dia ini pasti adalah Hebi." Kata Kesatria agung
Tomb menjelaskan.
“La- lalu bagaimana sekarang?” Seluruh Prajurti mulai merasa ketakutan.
“Kita lawan saja bersama-sama dengan Kesatria agung.”
“Bodoh, kita hanya akan menghambat Kesatria agung saja.” Para Prajurit
berdebat dengan satu sama lain.
“Kalian pergilah dari sini ... Larilah sejauh mungkin yang kalian bisa, dan
jangan lihat ke belakang.” Ucap Kesatria Tomb dengan nada sedikit berbisik.
“Apa?! Tidak mungkin.” Para Prajurit Nexus merasa khawatir setelah
mendengar ucapan dari sang Kesatria agung tersebut, karena mereka tidak
mungkin membiarkan sang Kesatria agung menghadapi mahluk itu sendirian.
Tapi setelah Kesatria agung Tomb mendesak mereka, maka mereka semua
memutuskan untuk segera mundur secara perlahan, lalu pergi meninggalkan
Kesatria Tomb sendirian disana bersama Hebi.
Kemudian Kesatria Tomb mulai berbicara kepada Hebi. “Kau Hebi kan? Apa
tujuanmu datang kemari? ... Apakah kau datang untuk membantu pasukan dari
kawanmu, Gold one?” Tanya Kesatria Tomb kepada Hebi.
Sambil terus menatap Kesatria agung Tomb dengan sorotan mata tajam, Hebi
mulai mengeluarkan kalimat dari mulutnya. “Grrr ... Aku tidak mempunyai
urusan dengan Gold one, aku tidak mau menerima perintah darinya atau dari
siapapun, aku hanya menerima perintah dari Tuan Darkros saja ... Perintah terakhir dari Tuan Darkros adalah, aku harus mengurus
dan membesarkan anak-anakku yang berharga ... Tapi kenapa kalian para
manusia selalu saja berisik sekali? Kenapa kalian selalu mengganggu tidur
anak-anakku?” Ucap Hebi dengan nada bicara yang penuh amarah.
“Anak-anakmu? ... Jadi kau punya anak? Bagaimana maksudnya?” Tanya Kesatria
Tomb sambil merasa bingung, karena dia tidak mengerti tentang bagaimana
caranya Hebi bisa mempunyai anak.
“Aku ini jantan, aku ini betina. Yang manapun bukan masalah ... Yang
penting sekarang ini aku harus menjaga anak-anakku, tapi kalian semua para
manusia selalu saja mencari masalah denganku dan anak-anakku ... Bahkan
dulu, ketika salah satu anakku pergi dan mengamuk di daerah barat, kalian
para manusia malah membunuhnya. Kenapa? Kenapa? Kenapa kalian para manusia
selalu macam-macam denganku dan anak-anakku?!!!” Teriak Hebi yang
melampiaskan amarahnya, sambil meraung, hingga menyebabkan permukaan tanah
yang ada disekitarnya bergetar, bahkan tubuh Kesatria Tomb juga sampai
terdorong ke belakang. Saking kuatnya gelombang dari raungan Hebi tersebut.
Lalu Kesatria Tomb berbicara di dalam benaknya. (“Sepertinya Hebi memiliki
sarang yang tidak jauh dari area pertempuran ini, sehingga dia selalu
merasa terganggu oleh suara-suara bising dari kekacauan yang terjadi di
tempat ini. Dan puncaknya, ketika aku menimbulkan gempa bumi tadi. Hal itu
membuat keberadaan Hebi menjadi semakin terganggu ... Tapi aku lebih
terkejut lagi ketika dia bilang bahwa dia memiliki anak-anak. Ditambah lagi
bahwa salah satu anaknya pernah mengamuk di daerah barat, apa mungkin
anaknya itu adalah mahluk besar berjuluk ‘Monster Grood’ yang sempat
menghebohkan Negeri Azhuloth sekitar 10 tahun yang lalu?”) Ucap Kesatria
Tomb di dalam benaknya, sambil menyilangkan lengan kiri untuk menutupi
wajahnya dari serpihan batu, sekaligus untuk bertahan dari gelombang
raungan Hebi.
Tampaknya Kesatria agung Tomb tidak akan membiarkan keadaan tersebut
berlangsung cukup lama, dia memutuskan untuk mulai memberikan perlawanan
terhadap Hebi, karena memang itulah yang Hebi inginkan. Hebi ingin membuat
perhitungan dengan orang yang sudah membuat kegaduhan di dekat sarangnya
tersebut, maka dari itu dia datang secara langsung kesana, walau harus
meninggalkan dulu sejenak anak-anaknya (Yang berupa benih-benih monster
Grood) Di sarangnya.
Tanpa banyak bicara lagi, Kesatria Tomb langsung mengangkat pedangnya, dan
mengarahkan ujung pedang tersebut kepada Hebi. Lalu tiba-tiba permukaan tanah
disekitar Kesatria Tomb mulai bergetar hebat dan terbelah, setelah itu gundukan-gundukan tanah terangkat ke atas menjadi bongkahan tanah yang melayang di atas kepala Kesatria Tomb dan siap untuk dilemparkan.
Lalu bongkahan-bongkahan tanah berukuran besar tersebut, tiba-tiba langsung
melesat menuju ke arah Hebi secara bersamaan, hingga menyebabkan kehancuran
yang sangat hebat di tempat Hebi sedang berada, dan seketika itu pula
raungan Hebi jadi berhenti, karena tubuhnya dihujani oleh
bongkahan-bongkahan tanah besar yang menghantam dirinya sekaligus
memporak-porandakan area di sekelilingnya. Jika manusia biasa, pasti sudah
mati saat terkena serangan seperti itu, tapi lain halnya dengan Hebi.
Hebi masih tetap berdiri dengan tegak tanpa terluka sedikitpun, walaupun
dirinya telah terkena secara langsung oleh hantaman hebat, sedangkan
area di sekitar Hebi terlihat sudah benar-benar hancur tak karuan. Kesatria
Tomb yang melihat bahwa musuhnya itu tidak terpengaruh oleh serangan
darinya, merasa kaget sekaligus tidak percaya. Tapi dia mencoba
untuk meyakinkan dirinya kembali bahwa lawan yang sedang dihadapinya itu
memanglah bukan lawan biasa, dia adalah salah satu anggota Emperors unity
yang juga mendapat julukan sebagai mahluk terkuat di Negeri Azhuloth. Tapi
pastinya ada suatu cara untuk bisa mengalahkan mahluk yang katanya
benar-benar sangat kuat tersebut.
Namun tiba-tiba, tanpa memberi peringatan apapun. Hebi langsung melesat ke
arah Kesatria Tomb dengan kecepatan yang sangat tinggi, bahkan bekas
tempatnya berpijak pun sampai hancur oleh pergerakan dari Hebi yang sangat
dahsyat tersebut. Kemudian dia segera mengayunkan tangan capitnya yang
berukuran cukup besar itu, ke arah kepala dari Kesatria Tomb. Hebi berniat
untuk mencapit dan menghancurkan tulang tengkorak Kesatria agung Tomb.
Namun secara cepat juga, Kesatria agung Tomb langsung menahan hantaman dari
capit Hebi itu menggunakan pedangnya.
Benturan dari capit dan pedang tersebut, menghasilkan gelombang yang cukup
kuat hingga membuat permukaan tanah di sekitar mereka jadi retak, bahkan
tempat Kesatria Tomb sedang berpijak pun sampai remuk dan hancur akibat
dari hantaman capit Hebi tersebut. Maka kemudian, Kesatria Tomb segera
mengibaskan pedangnya, supaya tubuh Hebi terdorong ke belakang lalu menjauh
darinya.
“Hmm ... Kau adalah orang yang sangat kuat, sampai-sampai bisa menahan
serangan dari capitku, bahkan kau juga bisa mendorong tubuhku dengan
menggunakan pedangmu itu. Sudah lama aku tidak melawan orang sekuat dirimu
yang bisa menahan serangan dariku seperti itu.” Kata Hebi kepada Kesatria
Tomb.
“Tolong, jangan memuji diriku.” Ucap Kesatria Tomb.
“Takkan kubiarkan orang kuat sepertimu hidup, kau tidak akan kubiarkan
pergi dari tempat ini.” Ujar Hebi sambil melancarkan serangan selanjutnya.
Segera setelah mengatakan hal itu, Hebi langsung menjulurkan tangan
tentakelnya, yang memanjang dengan cepat menuju ke arah Kesatria Tomb. Lalu
Kesatria Tomb yang tidak sempat menghindarinya, seketika mendapat lilitan
dari tangan tentakel tersebut pada sekujur tubuhnya, tak hanya itu saja, tangan
tentakel Hebi juga memberikan cengkraman yang sangat kuat terhadap tubuh
Kesatria Tomb, dan rasanya tentu saja sangat menyakitkan, seperti buah
lemon yang sedang diremas oleh tangan.
Tapi Kesatria Tomb tidak akan hanya berdiam diri saja menerima hal itu, dia
segera berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat melepaskan diri dari
lilitan tersebut, hingga lilitannya renggang, kemudian saat tangan tentakel
Hebi yang melilit tubuhnya sudah menjadi agak longgar, maka Kesatria Tomb
segera mengayunkan pedangnya ke atas dengan sangat kuat untuk menebas
lilitan tersebut, hingga tangan tentakel Hebi jadi terputus.
Setelah itu, Kesatria Tomb segera melompat setinggi-tingginya, hingga dia
jadi berada tepat di atas Hebi, selanjutnya dia berniat untuk menghunuskan
pedangnya kepada Hebi yang berada tepat di bawahnya. Hebi tahu bahwa
kekuatan yang dimiliki oleh pedang Kesatria Tomb memiliki kekuatan
yang cukup berbahaya bagi dirinya, sehingga Hebi jadi sangat mewaspadainya.
Karena sepertinya pedang tersebut memiliki kekuatan yang benar-benar
dahsyat, sekaligus sangat mempengaruhi peningkatan kekuatan serta kemampuan dari
Kesatria agung Tomb, yang menjadi semakin kuat.
Tidak seperti hantaman-hantaman dari bongkahan batu yang diterima oleh Hebi
tadi, hal seperti itu tidak akan berpengaruh terhadap tubuhnya, tapi jika
kepalanya sampai tertebas oleh pedang milik Kesatria aung Tomb, maka tamatlah riwayatnya.
Maka dengan sigap, Hebi segera menghindari serangan tebasan yang mengarah tepat ke kepalanya itu. Namun sepertinya Hebi tidak
akan sempat untuk dapat menghindarinya, dikarenakan kecepatan serta jarak
dari tebasan itu yang sudah sangat dekat dengan tubuhnya.
Maka dari itu, Hebi memilih untuk mengorbankan tangan kanannya, sebagai
pengganti supaya kepalanya tidak terkena oleh tebasan yang mematikan itu.
Hanya dengan sedikit menggeserkan tubuhnya saja, Hebi membiarkan tangan
kanannya putus terkena tebasan pedang dari Kesatria Tomb, supaya dia bisa
membawa anggota tubuhnya yang lain untuk menjauh dari Kesatria Tomb.
Tebasan dari pedang tersebut bahkan sampai menimbulkan retakan besar
terhadap permukaan tanah, tempat Hebi berpijak barusan.
Sedangkan Hebi yang sudah berguling menjauhi Kesatria Tomb, segera berusaha
untuk dapat berdiri kembali, dengan keadaan tangannya yang sudah putus sebelah.
Lalu tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi, Hebi ternyata dapat
menumbuhkan tangannya kembali, sehingga tangan tentakel yang tadinya sudah
dipotong oleh Kesatria Tomb itu, kini berganti menjadi tangan tentakel yang baru..
Kesatria Tomb yang melihat bahwa Hebi dapat menumbuhkan kembali bagian
tubuh yang sudah dipotong, mulai merasa khawatir dengan
pertarungan yang harus dijalaninya itu. Karena harapan supaya dapat
mengalahkan mahluk terkuat di Negeri Azhuloth itu, rasanya semakin tidak
mungkin terjadi. Tetapi Kesatria Tomb tidak akan menyerah begitu saja, dia
akan terus berjuang menghadapi Hebi, dengan mengerahkan seluruh kemampuan
yang dia miliki untuk dapat mengalahkan lawannya itu, yang merupakan mahluk
terkuat di negeri Azhuloth.
Beberapa saat kemudian, Hebi segera berlari menuju ke arah Kesatria Tomb lagi,
begitupun juga sebaliknya, Kesatria Tomb segera berlari menuju ke arah
Hebi, sambil menyiapkan pedangnya untuk dihunuskan ke tubuh lawannya.
Sedangkan Hebi menyiapkan capitnya untuk dia cengkramkan pada tubuh
lawannya. Mereka berdua benar-benar melangsungkan pertarungan yang sangat
sengit dan brutal disana, karena mereka berdua adalah sosok yang sama-sama memiliki
kekuatan dahsyat. Kesatria agung Tomb hayes bertarung melawan
Hebi secara habis-habisan, dengan diwarnai oleh kehancuran serta kerusakan
besar pada seluruh tempat itu.
Sementara itu, di Kota Togu, atau lebih tepatnya di Balai kota Togu. Dengan
suasana ramai diluarnya karena dipenuhi oleh banyak orang yang sudah
mengantar sang Juara ke dalam Balai kota. Sebelumnya Dragon telah diarak dari
Stadion Amritzer sampai ke Balai kota tersebut. Kedatangan Dragon disana
ialah untuk mengambil hadiah yang sudah dipersiapkan bagi sang Juara, yakni uang sebesar 500 keping emas, dan surat undangan jamuan
makan di dalam Istana Kerajaan Nexus.
Saat ini, Dragon sedang duduk berhadapan dengan sang Walikota di meja
kantornya, tubuh Dragon terlihat dalam keadaan dibalut oleh perban, yang menutupi setiap
luka di tubuhnya. Luka-luka tersebut dia dapatkan dari pertarungannya
melawan Gill yang telah berhasil dia menangkan. Sebelumnya bahkan seluruh
tulang yang ada di dalam tubuh Dragon serasa remuk saat dia berada di arena
pertandingan, namun kondisinya yang sekarang sepertinya sudah lebih
membaik, dikarenakan penyembuhan dari Melinda, yang menggunakan seluruh
tenaganya untuk membuat kondisi Dragon menjadi hampir pulih kembali.
Sehingga kini Dragon bisa langsung hadir di Balai kota, tanpa harus
menjalani masa perawatan yang lama terlebih dahulu. Di meja ruang kantor
tersebut, juga ada sekantung uang yang telah disiapkan untuk diambil oleh
sang Juara sah dari Turnamen Kota Togu. Tak hanya itu, Dragon dan Walikota
juga melakukan perbincangan ringan di dalam ruangan tersebut. Dragon
terlihat sedikit gugup karena dia masih tidak menyangka bahwa dirinya yang
hanyalah orang biasa, saat ini bisa duduk di dalam ruang kerja pribadi sang
Walikota.
Lalu saat serah terima uang tersebut telah selesai dilaksanakan, sang
Walikota juga menambahkan beberapa informasi kepada Dragon. “Selamat ya nak
Dragon. Karena kau telah berhasil menjadi Juara, dan berhak untuk
mendapatkan semua hadiah ini ... Oh iya, mengenai jamuan makan di Istana
Nexus yang juga berhak kau dapatkan, sebentar lagi akan ada perwakilan dari
Ibukota Kerajaan Nexus yang akan datang untuk menemuimu disini. Nama mereka
adalah Gard dan Riple, mereka berdua merupakan Pemimpin dan Wakil Pemimpin
dari Pasukan Polisi Ibukota
Kerajaan Nexus ... Besok, selama seharian penuh mereka berdua akan
mengantar dan menemanimu, dari mulai berangkat menuju ke Istana, sampai kau
pulang nanti.” Kata sang Walikota menjelaskan.
“Oh, ya ... Baiklah.” Ucap Dragon sambil melongo.
Tiba-tiba mereka dibuat sedikit kaget, atas kehadiran dari dua orang yang
akan menemani Dragon ke Istana Kerajaan Nexus besok.
“Oh, ini dia ... Ternyata kalian berdua sudah datang.” Ujar Walikota kepada
dua orang yang baru saja memasuki ruangan tersebut. Mereka berdua adalah
Gard dan Riple.
Dragon tampak sedikit terpaku saat melihat kedatangan mereka berdua, yang
satu adalah seorang pria berseragam putih dan berambut klimis, namanya
adalah Gard. Dan yang satunya lagi adalah pria bertubuh sedikit lebih
tinggi, berseragam hitam serta memiliki gaya rambut yang berdiri dengan
kacamata hitam yang menutupi matanya, namanya adalah Riple. Mereka berdua
adalah orang yang akan mengantar serta menemani Dragon selama seharian
penuh untuk menghadiri jamuan makan di dalam Istana Nexus besok.
“Selamat atas kemenangan anda, Tuan Dragon. Perkenalkan ... Namaku adalah
Gard Hoston, panggil saja aku Gard. Dan ini adalah Wakilku yang bernama
Sains Riple, anda bisa memanggilnya Riple saja, dia orangnya tidak terlalu
banyak bicara, jadi jika dia tidak menjawab pertanyaan dari anda, mohon
jangan tersinggung ya ... Seperti yang sudah Walikota katakan, mulai
sekarang dan selama seharian penuh besok, kami berdua akan selalu berada di
dekat anda, untuk menemani serta membantu anda, jadi mohon kerjasamanya
ya.” Ucap Gard kepada Dragon.
“Ba- baiklah, jika memang harus seperti itu ... Jadi, apa yang harus
kulakukan sekarang?” Tanya Dragon.
“Pulang ke rumah, mandi, lalu tidur ... Setelah itu, besok kami akan
menemanimu ke Bank untuk menitipkan uangmu disana bila perlu, lalu pada siang hari
kita akan berangkat menuju ke Istana Kerajaan Nexus.”
“Tidak, aku tidak akan menitipkan uang ini di Bank, rencananya aku akan
memberikan semua uang ini pada seseorang.” Ucap Dragon.
“Oh, anda baik sekali, catat itu Riple.” Kata Gard yang kemudian menyuruh
Riple untuk mencatatnya, dan tanpa banyak bicara Riple langsung
mengeluarkan buku dan pena untuk mencatat hal tersebut.
“Kenapa dia mencatatnya?” Tanya Dragon.
“Oh, ini bukan apa-apa. Ini hanya untuk catatan pribadi kami saja ... Karena kami
sangat suka mencatat hal-hal penting.” Jawab Gard
Lalu Dragon tersenyum, dan dia berkata dalam benaknya. (“Haduuh, aku
bertemu dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan aneh lagi.”)
“Besok, selama seharian penuh kami akan selalu berada di dekat anda, untuk
menemani serta membantu anda tentunya jadi jika ada yang anda butuhkan,
jangan sungkan untuk memintanya pada kami berdua, Oke.” Ucap Gard.
Lalu Dragon berbicara di dalam benaknya, (“Bukan hanya menemani, tapi lebih
tepatnya tugas mereka berdua juga adalah untuk mengawasiku“). Ucap Dragon
dalam benaknya, kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gard yang
barusan, “Oke kalau begitu, ayo pergi.” Ajak Dragon kepada mereka berdua,
sambil berdiri dari kursinya.
“Tapi sebelum itu ... Kami mohon, serahkan semua senjata yang anda miliki
kepada kami.” Pinta Gard kepada Dragon.
Kemudian, Dragon sempat tertegun ketika mendengar perkataan itu. Dia tidak
menyangka bahwa senjatanya harus diambil darinya jika dia ingin memasuki
Istana Nexus. Jika dia menyerahkan semua senjatanya, maka bagaimana caranya
dia bisa mencuri bola Aporion di dalam Istana Nexus nanti. Hal itu membuat
Dragon mulai merasa kebingungan.
Lalu Gard mulai berbicara lagi kepada Dragon dengan tatapan serius, yang
sedikit menakutkan. “Bagaimanapun juga, kami merupakan Pemimpin dan Wakil
Pemimpin dari Pasukan penjaga benteng Kerajaan ... Tugas kami adalah
menjaga ketat keamanan di Ibukota Kerajaan Nexus, terutama keamanan sang
Raja. Maka dari itu, kami tidak bisa membiarkan ada sedikitpun ancaman bagi
sang Raja. Jadi kumohon supaya anda mengerti dengan permintaan yang kami
ajukan, kami harap anda dapat memaklumi permintaan tersebut.” Ucap Gard
sambil tersenyum kepada Dragon. Lalu Setelah Gard mengatakan hal tersebut,
maka mau tidak mau Dragon harus menyerahkan semua senjatanya, dan itu
artinya bertambah lagi tugas baginya, selain harus mencuri bola Aporion,
Dragon juga harus memikirkan nasib dari senjata-senjatanya. Lalu bagaimana
caranya supaya Dragon bisa selamat dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi nanti? Apakah Dragon akan berhasil menjalankan misinya dan kembali dengan selamat kepada Stellan Flaur? Semua itu akan segera terjawab pada Chapter-chapter selanjutnya. Terus ikuti kisah Journey of the Dragon ya.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 29
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 27
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 29
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 27
No comments:
Post a Comment