Friday, March 15, 2019

Journey of the Dragon Chapter 28

Chapter 28 : The Champion



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 28.



   Melanjutkan petualangan dari Dragon dan kawan-kawannya yang masih akan terus berlanjut. Sebelumnya dikisahkan bahwa Dragon telah berhasil menjuarai Turnamen Kota Togu, dia berhasil mengalahkan Gill dalam babak Final Turnamen tersebut. Dragon dan Gill bertarung secara sengit dengan mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki. Gill dengan senjata-senjata yang dapat meningkatkan kekuatan serangannya, mampu membuat Dragon kewalahan hingga dia terpaksa harus menggunakan pedang Heat flame yang selalu dia bawa di punggungnya, walaupun Dragon tidak pernah mau menggunakan pedang itu dalam pertarungan. Tetapi ketika menghadapi Gill, pedang itu adalah satu-satunya harapan bagi Dragon untuk bisa menandingi kekuatan Gill.

   Pedang Heat flame memiliki kekuatan api bertekanan tinggi yang sangat dahsyat. Bahkan saking dahsyatnya kekuatan api dari pedang tersebut, sampai-sampai bisa menandingi kekuatan dari wujud asli pedang H butcher milik Gill, yaitu wujud Grood hand. Dalam wujud tersebut, kekuatan dari tebasan Gill menjadi benar-benar gila, karena daya serangnya meningkat menjadi lebih dari 100 persen.

   Tetapi walaupun mode Grood hand tersebut bisa memberikan daya serang yang sangat dahsyat bagi Gill. Secara bersamaan pula, tenaga yang dimiliki oleh Gill jadi terhisap secara drastis dikarenakan penggunaan dari kekuatan yang sangat luar biasa tersebut. Maka dari itu, seharusnya Gill tidak boleh mempertahankan wujud Grood hand dalam waktu yang lama, tapi dia malah memaksakan dirinya secara habis-habisan karena dia sangat senang ketika Dragon sudah mulai serius dalam pertarungan tersebut. Dalam wujud Grood hand juga, Gill bisa terus-menerus menahan serangan-serangan api dahsyat dari pedang milik Dragon. Namun semakin lama, tubuh Gill semakin tidak kuat untuk menahan rasa sakit yang harus dia tanggung, dari akibat penggunaan kekuatan monster Grood yang terlalu berlebihan.

   Setelah Gill benar-benar sudah kehabisan tenaga, maka Dragon segera memanfaatkan momen tersebut untuk memberikan sebuah tebasan pamungkas terhadap tangan Gill yang diselimuti oleh kekuatan monster Grood, sehingga kekuatan itu jadi musnah dalam seketika (Kekuatan monster Grood kembali bersemayam lagi ke dalam pedang H butcher). Setelah itu, tubuh Gill langsung terkulai lemas dan ambruk. Sehingga dia tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan, maka dengan begitu Dragon lah yang akhirnya dinyatakan sebagai pemenangnya.

   Tetapi Gill tidak masalah dengan hal itu walaupun dia telah dinyatakan kalah dari Dragon, dia menerima kekalahannya itu dengan senang hati, karena rasa penasarannya terhadap kekuatan pedang milik Dragon kini telah terpuaskan. Sehingga dirinya merasa senang dan menerima hasil akhir dari pertandingan tersebut. Saat Dragon sudah diumumkan sebagai pemenang, Gill yang sedang dalam keadaan terbaring di tanah, tersenyum sambil memejamkan matanya.



Gill berbaring di tanah sambil tersenyum, setelah dinyatakan kalah dari Dragon.


   Seluruh penonton di tribun segera berdiri dari kursinya masing-masing sambil bertepuk tangan, untuk memberikan penghargaan dan ucapan selamat terhadap Dragon, yang telah berhasil menjadi Juara dari Turnamen Kota Togu. Tak sedikit yang bersorak kegirangan atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon tersebut. Suasana di seluruh penjuru Stadion Amritzer menjadi sangat meriah dan dipenuhi oleh kegembiraan, terutama teman-teman Dragon dan para peserta lain yang mendukungnya.

   Walaupun ada juga para pendukung Gill yang merasa kecewa atas kekalahan dari jagoan mereka tersebut. Tetapi walau begitu, mereka juga tetap menunjukan rasa kagum serta memberikan pujian terhadap Dragon, dengan cara turut bertepuk tangan dan berbaur bersama riuhnya suasana meriah di Stadion Amritzer.

   “Dragon adalah Juara Baru Turnamen Kota Togu!! Dragon adalah Juara kita!! Beri ucapan selamat atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon!! Selamaaaaat!!!” Teriak sang Pembawa acara dengan penuh semangat kepada seluruh penonton.

   Lalu beberapa saat kemudian, para Penyihir medis mulai berdatangan untuk menghampiri dan membawa Gill ke ruang perawatan. Sedangkan Dragon belum boleh pergi kemana-mana, dia belum diperbolehkan untuk meninggalkan arena pertandingan, karena dia akan diberi penghargaan serta mendapatkan hadiah yang berhak dia terima.

   Tepat setelah Gill dibawa oleh para Penyihir medis menuju ke ruang perawatan, kemudian sang Walikota segera datang ke arena pertandingan sambil didampingi oleh beberapa ajudannya. Lalu setelah sang Walikota menyampaikan beberapa kata sambutan, dan ucapan selamat terhadap Dragon, maka dia segera memberikan hadiah simbolik yang berhak diterima oleh sang Juara dari Turnamen Kota Togu tersebut, yakni sebuah medali dan karangan bunga yang dikalungkan di lehernya.



Dragon mendapat sorak sorai dari seluruh Penonton di Stadion Amritzer, karena berhasil menjadi Juara Turnamen.



   Dragon merasa sangat gugup ketika berada dalam situasi tersebut, ditambah dengan suasana seisi Stadion yang sangat ramai sambil mengagung-agungkan namanya, sehingga membuat Dragon jadi semakin merasa canggung dan tidak bisa berkata apa-apa. Ketika dia menerima seluruh sanjungan tersebut, sebenarnya Dragon merasakan perasaan bahagia yang teramat sangat, karena dia telah berhasil menjadi orang yang disanjung oleh seluruh penduduk Kota Togu. Tapi disamping hal itu, Dragon juga merasa sedih, karena dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya masih terikat dengan sebuah misi yang diberikan oleh Flaur kepadanya, yaitu sebuah misi yang dapat mengkhianati hati semua orang yang telah mendukungnya di kala itu, karena misi tersebut adalah perbuatan yang sangat buruk untuk dilakukan serta menyangkut keselamatan seluruh Kerajaan Nexus. Namun Dragon tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa terbebas dari misi tersebut, karena bagaimanapun juga saat ini nyawanya sedang berada di genggaman tangan Flaur. Sebagai ganti dari nyawa Dragon, maka Dragon harus bisa menyelesaikan tugas yang Flaur berikan kepadanya, yakni Dragon harus bisa masuk ke dalam Istana Kerajaan Nexus untuk mencuri bola Aporion.

   Dan kini Dragon telah mendapatkan tiket untuk bisa masuk ke dalam Istana Kerajaan Nexus, secara resmi. Hal itu juga merupakan kesempatan emas baginya supaya dia dapat mencuri bola Aporion dengan cara yang lebih mudah, karena Dragon jadi tidak harus susah payah menyelinap untuk melewati ketatnya setiap penjagaan keamananan yang ada di Ibukota Kerajaan Nexus.

   Ketika Dragon sedang melamun tentang hal itu, sambil meresapi suasana meriah disekitarnya, Tiba-tiba sang Walikota mengajaknya berbicara. “Sekali lagi kuucapkan selamat untukmu, Dragon ... Setelah kau mendapatkan pengobatan, kau harus ikut aku ke Balai kota untuk mengambil hadiahmu, ayo.” Ajak sang Walikota kepada Dragon, yang langsung mengangguk sambil mengikuti sang Walikota menuju ke pintu keluar dari arena pertandingan tersebut.



Flaur sedang menyaksikan kemenangan Dragon, dari bola kristalnya.


   Sementara itu di Kastil milik Flaur. Lewat bola kristalnya, sang Penyihir jahat itu sedang menyaksikan kemenangan yang telah diraih oleh Dragon. Kemudian dia berkata. “Wah, wah, wah. Lihat siapa yang berhasil menjadi Juara ... Bagus sekali, sekarang lakukan yang harus kau lakukan untuk bisa segera membawakan bola Aporion kepadaku!” Ujar Flaur kepada bola kristal yang berada di genggaman tangannya itu. Dengan perasaan yang sangat antusias, karena dia yakin bahwa sebentar lagi dia akan segera mendapatkan benda yang sangat diidam-idamkan olehnya, yakni bola Aporion.



Peta Negeri Azhuloth, dengan titik merah yang merupakan lokasi konflik dari perbatasan antara Kerajaan Gold one dan Kerajaan Nexus.



   Di waktu yang sama, namun di lain tempat. Lebih tepatnya di suatu daerah yang menjadi tempat terjadinya konflik yang telah berlangsung cukup lama, antara pasukan dari Kerajaan Gold one dengan pasukan penjaga perbatasan Kerajaan Nexus. Keadaan disana sampai saat ini masih cukup panas dan berbahaya.

   Pasukan dari Kerajaan Gold one terus menerus menggempur benteng pertahanan wilayah timur milik pasukan Kerajaan Nexus, tujuan mereka adalah untuk mengambil alih daerah perbatasan tersebut, sehingga Kerajaan Gold one dapat memperluas daerah kekuasaannya, yang saat ini masih terus berkembang semakin pesat.

   Sebelumnya, beberapa minggu yang lalu, Pasukan Nexus yang bertugas untuk menjaga daerah perbatasan tersebut, telah mengirimkan permintaan bantuan kepada Raja Velodrian, dikarenakan mereka semua sudah kewalahan menahan gempuran yang terus menerus dilancarkan oleh Pasukan dari Kerajaan Gold one.

   Maka dari itu, Raja Velodrian segera mengutus orang andalannya, yakni Kesatria agung Tomb hayes, yang juga merupakan Kesatria terkuat di Kerajaan Nexus, untuk pergi ke daerah konflik itu dan menyelesaikan permasalahan yang ada disana (Dengan cara yang keras tentunya). Beliau adalah Kesatria yang sangat dihormati dan disegani oleh seluruh penduduk Kerajaan Nexus, terutama oleh seluruh Prajurit Kerajaan Nexus, karena pengalaman serta kekuatannya yang sudah tidak dapat diragukan lagi.




Sosok Kesatria agung Tomb hayes.



   (Dulu sekitar 25 tahun yang lalu, Tomb hayes adalah seorang Kesatria yang mendampingi serta melindungi Raja Velodros dalam perjalanannya untuk mencari keberadaan dari sang Kesatria naga. Selain itu, Tomb hayes juga terlibat dalam perang besar yang terjadi antara Pasukan Darkros melawan Pasukan Kerajaan Nexus pada 25 tahun yang lalu. Bersama dengan Kesatria naga dan kawan-kawannya termasuk Melinda, dia berjuang dan bertarung secara mati-matian melawan para anggota Emperors unity beserta seluruh pasukan Darkros, hingga akhirnya perang tersebut berhasil dimenangkan oleh pihak dari Kerajaan Nexus. Kemudian, setelah berakhirnya perang tersebut, Tomb hayes diangkat menjadi Kesatria resmi di Kerajaan Nexus, namun lain halnya dengan Kesatria naga, dia lebih memilih untuk tidak menerima jabatan tersebut dan malah memutuskan untuk pergi berpetualang karena itu adalah hal yang paling disukainya. Sedangkan teman-teman Tomb hayes yang lain, seperti Melinda tidak diketahui dimana keberadaannya, atau bagaimana nasib mereka saat itu. Pada kenyataannya, sekarang ini nasib Melinda adalah, dia telah menjadi sebuah lempengan emas, yang selalu dibawa oleh Dragon di pundaknya.)

   Saat ini, Dengan diutusnya Sang Kesatria agung Tomb hayes ke daerah konflik tersebut, Raja Velodrian berharap semoga persoalan yang ada disana dapat segera diatasi dan diselesaikan oleh sang Kesatria agung, supaya daerah tersebut tidak akan sampai jatuh ke tangan Kerajaan Gold one.



Suasana pertempuran di wilayah perbatasan antara Kerajaan Gold one dan Kerajaan Nexus.



   Saking berbahayanya kondisi di daerah itu, bahkan Saat ini pun, sedang terjadi pertempuran yang sengit antar kedua kubu Pasukan, sehingga suasana disana tampak semrawut dengan banyaknya batu besar berterbangan ke arah benteng perbatasan Kerajaan Nexus, yang dilemparkan oleh kendaraan ketapel besar dari pihak pasukan Gold one. Walaupun Kerajaan Nexus bisa mengantisipasi serangan dari batu-batu besar itu dengan menggunakan perisai magis di atas benteng, tapi lama-kelamaan kekuatan dari perisai tersebut semakin melemah dan semakin mudah untuk dihancurkan, dikarenakan gempuran dari batu-batu besar yang terus menghantamnya tanpa henti.

   Namun pihak dari Pasukan Nexus juga tidak tinggal diam. Dengan menggunakan meriam dalam jumlah yang sangat banyak, mereka terus-menerus menghujani pasukan Gold one dengan tembakan-tembakan yang menghantam serta meledakan sepanjang barisan Pasukan Gold one, dan yang jadi sasaran utama dari tembakan meriam-meriam itu adalah kendaraan ketapel dari pihak Pasukan Gold one yang sangat merepotkan.

   Namun, pihak dari pasukan Gold one juga menggunakan perisai magis untuk menahan tembakan-tembakan meriam dari benteng pertahanan Nexus, sehingga senjata andalan mereka jadi terlindungi, karena perisai magis tersebut diprioritaskan untuk melindungi kendaraan-kendaraan meriam yang merupakan senjata utama bagi mereka, sehingga gempuran batu-batu besar yang menghujani benteng pertahanan Nexus, dapat terus dilancarkan tanpa henti.

   Suasana di kawasan pertempuran terlihat sangat kacau dan menegangkan, bahkan para Prajurit dari kedua kubu juga saling beradu pedang di tengah-tengah area pertempuran tersebut. Tak hanya itu saja, suasana disana juga diliputi oleh suara-suara bising dari ledakan juga hantaman keras yang saling bersahutan, sehingga menjadikan kondisinya menjadi benar-benar semrawut.

   Sedangkan di dekat benteng, atau lebih tepatnya di bawah benteng pertahanan Nexus, para Prajurit Gold one juga sudah banyak yang sampai disana dan berusaha untuk melewatinya. Mereka bertarung secara sengit melawan para Prajurit Nexus, sambil terus merangsek untuk menaiki benteng pertahanan itu, supaya bisa melewati benteng lalu masuk ke dalam barak pasukan Nexus, sehingga selanjutnya mereka bisa mengincar sekaligus membunuh Pemimpin dari pasukan Nexus yang bertanggung jawab disana. Karena jika mereka berhasil membunuh sang Pemimpin pasukan, maka itu artinya mereka telah memenangkan pertempuran dan berhak untuk menduduki serta menguasai daerah perbatasan tersebut.

   Tapi para Prajurit Nexus tentunya tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Maka dari itu mereka terus berusaha secara mati-matian, menahan dan menghabisi setiap prajurit Gold one yang terus-menerus berdatangan tanpa henti untuk melewati benteng mereka.

   Hingga akhirnya keadaan menjadi benar-benar genting bagi pihak Pasukan Nexus, akibat saking banyaknya gempuran dari batu-batu yang menghantam perisai magis di atas benteng pertahanannya, maka seluruh perisai magis tersebut mulai memudar sedikit demi sedikit, hingga akhirnya jadi benar-benar menghilang. Hal itu dikarenakan para Penyihir pelindung yang sudah mati-matian mempertahankan perisai magis dalam waktu yang lama, kini sudah benar-benar kehabisan tenaga dan sudah tidak mampu lagi untuk menciptakan perisai magis.

   Kini bagian atas benteng pertahanan Nexus jadi terbuka dan tidak terlindungi sama sekali. Maka dari itu para Prajurt Nexus segera bersiap dan pasrah saja untuk menerima hantaman-hantaman batu besar yang mengarah ke tempat mereka berlindung. Kehancuran dari benteng tersebut sudah tidak dapat terelakan lagi.

   Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi, batu-batu besar yang dilemparkan ke arah benteng pertahanan tersebut, tiba-tiba berhenti secara mendadak di atas udara, lalu batu-batu itu hanya diam Saja melayang disana tanpa bergerak kemanapun, sehingga benteng perbatasan Nexus tidak jadi mendapatkan hantaman Yang akan merobohkan benteng itu seketika. Dengan begitu, benteng pertahanan Nexus berhasil terselamatkan dari kehancuran yang nyaris saja terjadi, namun yang menjadi pertanyaannya, siapakah yang telah menghentikan laju dari batu-batu besar tersebut?



Batu-batu besar yang dilemparkan oleh Pasukan Gold one, tiba-tiba berhenti melaju dan malah jadi berdiam di atas udara.


   Tentu saja semua orang yang sedang bertarung disana tiba-tiba langsung merasa kaget, serta merasa heran atas kejadian tersebut, sehingga pertempuran mereka jadi sempat terhenti sejenak, dikarenakan seluruh Prajurit dari kedua kubu tak henti-hentinya memandangi batu-batu besar yang sedang melayang dan berdiam di atas udara.

   Lalu hal yang tak kalah mengejutkan pun terjadi lagi, seluruh batu besar yang sedang melayang di atas udara itu, tiba-tiba langsung melesat ke arah sebaliknya, yaitu ke arah tempat kubu pasukan Gold one berada, sehingga batu-batu besar itu seketika menghantam para Prajurit Gold one sekaligus kendaraan ketapel yang merupakan senjata andalan bagi mereka. Seluruh kendaraan ketapel itu akhirnya harus terkena gempuran dari batu-batu besar yang telah dilemparkan oleh mereka. Padahal sebelumnya, lemparan batu-batu besar tersebut dimaksudkan untuk menggempur benteng pertahanan Nexus, tapi sekarang malah berbalik menyerang diri mereka sendiri.

   Hal itu menyebabkan para Prajurit Gold one jadi merasa sangat terkejut sekaligus kebingungan, karena bahkan perisai magis yang melindungi kendaraan ketapel mereka juga sampai mengalami kerusakan Akibat dari hantaman batu-batu besar itu, keadaan mereka bahkan menjadi semakin terpuruk karena ditambah dengan banyaknya ledakan dari tembakan meriam yang berasal dari benteng pertahanan Nexus, yang masih terus menghujani mereka.



Kendaraan ketapel milik Pasukan Gold one, dihancurkan oleh lesatan batu besar yang berbalik ke arah mereka sendiri.



   Lalu hal yang mencengangkan bagi Pasukan Kerajaan Gold one rupanya masih belum berakhir, karena tiba-tiba munculah sosok orang yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, yakni sesosok pria bertubuh kekar, yang meloncat dari balik benteng pertahanan Kerajaan Nexus menuju ke tengah-tengah area pertempuran yang ada disana. Kehadirannya itu membuat seluruh pasukan Gold one menjadi semakin terguncang lalu seketika itu juga mereka langsung merasa ketakutan. Pria kekar itu berdiri dengan gagah di tengah area pertempuran sengit antara Pasukan Gold one dan Pasukan Nexus sambil terus diperhatikan oleh ratusan pasang mata.

   Beberapa saat kemudian, sebagian besar Prajurit Kerajaan Gold one yang berada di dekat Pria kekar itu, mulai berniat untuk mendekati dan menyerangnya. Namun Pria kekar itu tidak terlihat gentar sama sekali, dia sudah sangat siap untuk menghadapi seluruh pasukan Gold one yang ada disana, walau hanya seorang diri saja, satu persatu pasukan Gold one yang mendekatinya itu berhasil dikalahkan hanya dengan menggunakan tangan kosong, dia bahkan tidak menggunakan pedang yang menempel di punggungnya. Awalnya semua orang tidak terlalu mengenal siapa Pria kekar misterius tersebut, namun dengan rambut hijaunya, baju tempurnya, ditambah dengan sebuah pedang besar yang ada di punggungnya, maka seluruh Pasukan yang ada disana akhirnya sadar bahwa Pria kekar itu adalah sang Kesatria agung legendaris yang dikirim dari Ibukota Kerajaan Nexus. Dan namanya adalah Tomb hayes.



Kehadiran Kesatria agung Tomb hayes di tengah-tengah area pertempuran. Dia terlihat gagah dengan sebuah pedang di tangannya.



   Maka Tanpa banyak bicara, Kesatria agung Tomb langsung menarik pedangnya, lalu dia menancapkan pedangnya ke tanah, dan seketika itu juga, terjadilah sebuah gempa bumi yang cukup hebat di sekitar area pertempuran tersebut. Namun gempa bumi itu hanya terpusat pada kerumunan pasukan Gold one saja, yang berada di sekitar Kesatria Tomb.

   Tanah di sekitar mereka bergetar dan terus berguncang dengan begitu kuatnya, hingga menyebabkan Pasukan Gold one jadi kesulitan untuk berdiri dan sebagian besar dari mereka jatuh tersungkur, karena permukaan tanah tempat mereka berpijak terus bergoyang tak henti-henti. Lalu semakin lama guncangan hebat tersebut bahkan sampai membuat kendaraan-kendaraan ketapel mereka jadi tidak dapat berdiri dengan stabil, sehingga beberapa kendaraan ketapel itu banyak yang terguling sampai hancur, akibat terombang-ambing oleh permukaan tanah. Seluruh Pasukan Gold one benar-benar dibuat panik serta kerepotan oleh gempa bumi yang dihasilkan dari pedang Kesatria agung Tomb tersebut, sehingga mereka semua jadi kalang kabut dibuatnya.

   Gempa yang diciptakan oleh Kesatria Tomb itu, semakin lama menjadi semakin kuat hingga menyebabkan kehancuran di area tempat berkumpulnya para Prajurit Gold one. Sampai-sampai menyebabkan retakan-retakan besar pada permukaan tanah tempat mereka berpijak, dan hal itu membuat para Prajurit Gold one beserta seluruh perlengkapan perang mereka berjatuhan ke dalam tanah yang amblas, sehingga mereka semua jadi tertimbun oleh gundukan tanah dalam jumlah yang cukup besar itu.

   Para Prajurit Nexus yang menyaksikan hal tersebut, mulai bersorak kegirangan, karena mereka tengah menyaksikan para musuh yang telah dibabat habis oleh Kesatria agung Tomb dengan kekuatan gempa buminya. Sehingga pasukan Gold one akhirnya memutuskan untuk mundur dan berlarian meninggalkan area pertempuran tersebut. Maka dengan begitu, kemenangan berhasil diraih oleh pihak dari Kerajaan Nexus. Berkat bantuan dari Kesatria agung Tomb hayes yang hadir dan melancarkan serangan gempa bumi dahsyat terhadap Pasukan Gold one, maka pihak dari Kerajaan Nexus akhirnya dapat memukul mundur pasukan lawan secara telak.

   Mereka semua bersorak-sorai tanpa henti sambil memuji Kesatria agung Tomb, yang masih sedang berdiri dengan gagahnya, di tengah area pertempuran yang sebelumnya sangat dipenuhi oleh kekacauan serta kesemrawutan. Lalu setelah mencabut pedangnya dari permukaan tanah yang ada di dekatnya, Kesatria agung Tomb segera dihampiri oleh seluruh Prajurit Nexus yang jumlahnya sangat banyak sekali disana, mereka berbondong-bondong memberikan pujian kepada sang Kesatria agung. Menghadapi situasi tersebut, Kesatria Tomb hanya tersenyum saja, namun karena Kesatria Tomb selalu gugup ketika menerima pujian, maka Kesatria agung Tomb mulai mengucurkan keringat dingin di seluruh wajahnya, karena saking banyaknya pujian yang diterima olehnya saat itu.

   Namun tak lama kemudian, perayaan kemenangan mereka itu ternyata tidak berlangsung lama. Sorak sorai mereka berhenti seketika karena adanya kehadiran dari sosok misterius, yang datang secara tiba-tiba dengan sangat mengejutkan. Semua orang yang ada disana merasa kaget dikarenakan kemunculan sosok misterius tersebut seperti meteor yang jatuh dari langit lalu menghantam tanah dengan sangat keras, hingga membuat area di sekitarnya jadi hancur seketika.

   Para Prajurit Nexus yang masih dilanda perasaan terkejut, kemudian dibuat panik ketika sosok misterius itu mulai berjalan ke arah mereka, atau lebih tepatnya ke arah Kesatria agung Tomb hayes yang sedang berada bersama dengan mereka. Sehingga para Prajurit itu mulai mundur sedikit-demi sedikit karena panik sekaligus takut.

   Sekilas, postur tubuh mahluk itu terlihat seperti manusia, tapi jika diperhatikan lagi, mahluk itu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan kekar dibandingkan dengan manusia normal, ditambah dengan anggota tubuhnya yang terlihat sangat mengerikan, sehingga memberikan kesan yang sangat berbahaya bagi orang-orang yang melihatnya. Kulitnya yang berwarna abu-abu seperti kulit gajah, tangan kirinya berupa capit kepiting yang sangat besar, tangan kanannya berupa semacam tentakel 4 cabang, dan mulutnya juga ditutupi oleh semacam tentakel, sedangkan matanya berwarna kuning dengan tatapan tajam serta mengancam.

   Sepertinya mahluk itu berasal dari tempat lain yang tidak jauh dari area pertempuran ini, dia melompat dengan kekuatan tinggi, lalu mendarat tepat disana untuk mengagetkan semua orang yang tadinya sedang bersorak sorai tersebut, termasuk sang Kesatria agung Tomb. Mahluk itu langsung menatap Kesatria agung Tomb dengan nafsu membunuh, maka seketika itu juga suasana di sana mulai berubah lagi menjadi semakin mencekam.

   “I-itu .. I- itu kan?!” Ujar salah satu Prajurit Nexus yang ada disana.

   Kemudian, Kesatria agung Tomb, melanjutkan perkataan dari Prajurit tersebut. “Tak salah lagi, itu memang dia, salah satu anggota Emperors unity ... Hebi.” Ucap Kesatria agung Tomb.



Sosok Hebi (Salah satu anggota Emperors unity). Yang datang secara mendadak ke tempat bekas pertempuran itu.


Tujuh anggota kelompok Emperors unity


   Hebi hanya menggeram saja sambil terus memperhatikan mereka semua, seperti sedang menahan emosi yang meluap-luap. Lalu Kesatria Tomb mulai melanjutkan perkataannya lagi.

   “Sial sekali kita hari ini.” Ucap Kesatria Tomb.

   “Mengapa anda berbicara seperti itu?” Tanya salah satu Prajurit Nexus yang ada disana, sambil merasa panik.

   “Seperti yang dikatakan oleh rumor selama ini, Hebi adalah anggota Emperors unity yang paling pendiam dan paling jarang sekali kelihatan. Maka jika Hebi sampai menunjukan sosoknya kepada kita seperti sekarang ini ... Itu artinya kita sedang berada dalam masalah yang sangat serius." Jawab Kesatria agung Tomb.

   "Tapi bukankah jika sosok Hebi jarang kelihatan, itu artinya tidak ada orang yang tahu mengenai ciri-cirinya ... Jadi mungkin saja mahluk yang sedang berada di hadapan kita saat ini bukanlah Hebi." Ucap salah satu Prajurit.

   "Dia sama persis seperti ciri-ciri yang selalu dikatakan oleh orang yang pernah melihat sosoknya, yakni tubuh besar, tangan capit, dan mulut berumbai. Tidak salah lagi, dia ini pasti adalah Hebi." Kata Kesatria agung Tomb menjelaskan.

   “La- lalu bagaimana sekarang?” Seluruh Prajurti mulai merasa ketakutan.

   “Kita lawan saja bersama-sama dengan Kesatria agung.”

   “Bodoh, kita hanya akan menghambat Kesatria agung saja.” Para Prajurit berdebat dengan satu sama lain.

   “Kalian pergilah dari sini ... Larilah sejauh mungkin yang kalian bisa, dan jangan lihat ke belakang.” Ucap Kesatria Tomb dengan nada sedikit berbisik.

   “Apa?! Tidak mungkin.” Para Prajurit Nexus merasa khawatir setelah mendengar ucapan dari sang Kesatria agung tersebut, karena mereka tidak mungkin membiarkan sang Kesatria agung menghadapi mahluk itu sendirian. Tapi setelah Kesatria agung Tomb mendesak mereka, maka mereka semua memutuskan untuk segera mundur secara perlahan, lalu pergi meninggalkan Kesatria Tomb sendirian disana bersama Hebi.

   Kemudian Kesatria Tomb mulai berbicara kepada Hebi. “Kau Hebi kan? Apa tujuanmu datang kemari? ... Apakah kau datang untuk membantu pasukan dari kawanmu, Gold one?” Tanya Kesatria Tomb kepada Hebi.

   Sambil terus menatap Kesatria agung Tomb dengan sorotan mata tajam, Hebi mulai mengeluarkan kalimat dari mulutnya. “Grrr ... Aku tidak mempunyai urusan dengan Gold one, aku tidak mau menerima perintah darinya atau dari siapapun, aku hanya menerima perintah dari Tuan Darkros saja ... Perintah terakhir dari Tuan Darkros adalah, aku harus mengurus dan membesarkan anak-anakku yang berharga ... Tapi kenapa kalian para manusia selalu saja berisik sekali? Kenapa kalian selalu mengganggu tidur anak-anakku?” Ucap Hebi dengan nada bicara yang penuh amarah.

   “Anak-anakmu? ... Jadi kau punya anak? Bagaimana maksudnya?” Tanya Kesatria Tomb sambil merasa bingung, karena dia tidak mengerti tentang bagaimana caranya Hebi bisa mempunyai anak.

   “Aku ini jantan, aku ini betina. Yang manapun bukan masalah ... Yang penting sekarang ini aku harus menjaga anak-anakku, tapi kalian semua para manusia selalu saja mencari masalah denganku dan anak-anakku ... Bahkan dulu, ketika salah satu anakku pergi dan mengamuk di daerah barat, kalian para manusia malah membunuhnya. Kenapa? Kenapa? Kenapa kalian para manusia selalu macam-macam denganku dan anak-anakku?!!!” Teriak Hebi yang melampiaskan amarahnya, sambil meraung, hingga menyebabkan permukaan tanah yang ada disekitarnya bergetar, bahkan tubuh Kesatria Tomb juga sampai terdorong ke belakang. Saking kuatnya gelombang dari raungan Hebi tersebut.

   Lalu Kesatria Tomb berbicara di dalam benaknya. (“Sepertinya Hebi memiliki sarang yang tidak jauh dari area pertempuran ini, sehingga dia selalu merasa terganggu oleh suara-suara bising dari kekacauan yang terjadi di tempat ini. Dan puncaknya, ketika aku menimbulkan gempa bumi tadi. Hal itu membuat keberadaan Hebi menjadi semakin terganggu ... Tapi aku lebih terkejut lagi ketika dia bilang bahwa dia memiliki anak-anak. Ditambah lagi bahwa salah satu anaknya pernah mengamuk di daerah barat, apa mungkin anaknya itu adalah mahluk besar berjuluk ‘Monster Grood’ yang sempat menghebohkan Negeri Azhuloth sekitar 10 tahun yang lalu?”) Ucap Kesatria Tomb di dalam benaknya, sambil menyilangkan lengan kiri untuk menutupi wajahnya dari serpihan batu, sekaligus untuk bertahan dari gelombang raungan Hebi.

   Tampaknya Kesatria agung Tomb tidak akan membiarkan keadaan tersebut berlangsung cukup lama, dia memutuskan untuk mulai memberikan perlawanan terhadap Hebi, karena memang itulah yang Hebi inginkan. Hebi ingin membuat perhitungan dengan orang yang sudah membuat kegaduhan di dekat sarangnya tersebut, maka dari itu dia datang secara langsung kesana, walau harus meninggalkan dulu sejenak anak-anaknya (Yang berupa benih-benih monster Grood) Di sarangnya.

   Tanpa banyak bicara lagi, Kesatria Tomb langsung mengangkat pedangnya, dan mengarahkan ujung pedang tersebut kepada Hebi. Lalu tiba-tiba permukaan tanah disekitar Kesatria Tomb mulai bergetar hebat dan terbelah, setelah itu gundukan-gundukan tanah terangkat ke atas menjadi bongkahan tanah yang melayang di atas kepala Kesatria Tomb dan siap untuk dilemparkan.



Kesatria Tomb menggunakan kekuatannya untuk menciptakan gundukan-gundukan tanah yang diap dilemparkan kepada musuh.



   Lalu bongkahan-bongkahan tanah berukuran besar tersebut, tiba-tiba langsung melesat menuju ke arah Hebi secara bersamaan, hingga menyebabkan kehancuran yang sangat hebat di tempat Hebi sedang berada, dan seketika itu pula raungan Hebi jadi berhenti, karena tubuhnya dihujani oleh bongkahan-bongkahan tanah besar yang menghantam dirinya sekaligus memporak-porandakan area di sekelilingnya. Jika manusia biasa, pasti sudah mati saat terkena serangan seperti itu, tapi lain halnya dengan Hebi.

   Hebi masih tetap berdiri dengan tegak tanpa terluka sedikitpun, walaupun dirinya telah terkena secara langsung oleh hantaman hebat, sedangkan area di sekitar Hebi terlihat sudah benar-benar hancur tak karuan. Kesatria Tomb yang melihat bahwa musuhnya itu tidak terpengaruh oleh serangan darinya, merasa kaget sekaligus tidak percaya. Tapi dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali bahwa lawan yang sedang dihadapinya itu memanglah bukan lawan biasa, dia adalah salah satu anggota Emperors unity yang juga mendapat julukan sebagai mahluk terkuat di Negeri Azhuloth. Tapi pastinya ada suatu cara untuk bisa mengalahkan mahluk yang katanya benar-benar sangat kuat tersebut.

   Namun tiba-tiba, tanpa memberi peringatan apapun. Hebi langsung melesat ke arah Kesatria Tomb dengan kecepatan yang sangat tinggi, bahkan bekas tempatnya berpijak pun sampai hancur oleh pergerakan dari Hebi yang sangat dahsyat tersebut. Kemudian dia segera mengayunkan tangan capitnya yang berukuran cukup besar itu, ke arah kepala dari Kesatria Tomb. Hebi berniat untuk mencapit dan menghancurkan tulang tengkorak Kesatria agung Tomb. Namun secara cepat juga, Kesatria agung Tomb langsung menahan hantaman dari capit Hebi itu menggunakan pedangnya.

   Benturan dari capit dan pedang tersebut, menghasilkan gelombang yang cukup kuat hingga membuat permukaan tanah di sekitar mereka jadi retak, bahkan tempat Kesatria Tomb sedang berpijak pun sampai remuk dan hancur akibat dari hantaman capit Hebi tersebut. Maka kemudian, Kesatria Tomb segera mengibaskan pedangnya, supaya tubuh Hebi terdorong ke belakang lalu menjauh darinya.

   “Hmm ... Kau adalah orang yang sangat kuat, sampai-sampai bisa menahan serangan dari capitku, bahkan kau juga bisa mendorong tubuhku dengan menggunakan pedangmu itu. Sudah lama aku tidak melawan orang sekuat dirimu yang bisa menahan serangan dariku seperti itu.” Kata Hebi kepada Kesatria Tomb.

   “Tolong, jangan memuji diriku.” Ucap Kesatria Tomb.

   “Takkan kubiarkan orang kuat sepertimu hidup, kau tidak akan kubiarkan pergi dari tempat ini.” Ujar Hebi sambil melancarkan serangan selanjutnya.

   Segera setelah mengatakan hal itu, Hebi langsung menjulurkan tangan tentakelnya, yang memanjang dengan cepat menuju ke arah Kesatria Tomb. Lalu Kesatria Tomb yang tidak sempat menghindarinya, seketika mendapat lilitan dari tangan tentakel tersebut pada sekujur tubuhnya, tak hanya itu saja, tangan tentakel Hebi juga memberikan cengkraman yang sangat kuat terhadap tubuh Kesatria Tomb, dan rasanya tentu saja sangat menyakitkan, seperti buah lemon yang sedang diremas oleh tangan.

   Tapi Kesatria Tomb tidak akan hanya berdiam diri saja menerima hal itu, dia segera berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat melepaskan diri dari lilitan tersebut, hingga lilitannya renggang, kemudian saat tangan tentakel Hebi yang melilit tubuhnya sudah menjadi agak longgar, maka Kesatria Tomb segera mengayunkan pedangnya ke atas dengan sangat kuat untuk menebas lilitan tersebut, hingga tangan tentakel Hebi jadi terputus.


Kesatria Tomb menebas tangan tentakel dari Hebi yang melilit tubuhnya dengan erat.



   Setelah itu, Kesatria Tomb segera melompat setinggi-tingginya, hingga dia jadi berada tepat di atas Hebi, selanjutnya dia berniat untuk menghunuskan pedangnya kepada Hebi yang berada tepat di bawahnya. Hebi tahu bahwa kekuatan yang dimiliki oleh pedang Kesatria Tomb memiliki kekuatan yang cukup berbahaya bagi dirinya, sehingga Hebi jadi sangat mewaspadainya. Karena sepertinya pedang tersebut memiliki kekuatan yang benar-benar dahsyat, sekaligus sangat mempengaruhi peningkatan kekuatan serta kemampuan dari Kesatria agung Tomb, yang menjadi semakin kuat.

   Tidak seperti hantaman-hantaman dari bongkahan batu yang diterima oleh Hebi tadi, hal seperti itu tidak akan berpengaruh terhadap tubuhnya, tapi jika kepalanya sampai tertebas oleh pedang milik Kesatria aung Tomb, maka tamatlah riwayatnya.

   Maka dengan sigap, Hebi segera menghindari serangan tebasan yang mengarah tepat ke kepalanya itu. Namun sepertinya Hebi tidak akan sempat untuk dapat menghindarinya, dikarenakan kecepatan serta jarak dari tebasan itu yang sudah sangat dekat dengan tubuhnya.

   Maka dari itu, Hebi memilih untuk mengorbankan tangan kanannya, sebagai pengganti supaya kepalanya tidak terkena oleh tebasan yang mematikan itu. Hanya dengan sedikit menggeserkan tubuhnya saja, Hebi membiarkan tangan kanannya putus terkena tebasan pedang dari Kesatria Tomb, supaya dia bisa membawa anggota tubuhnya yang lain untuk menjauh dari Kesatria Tomb. Tebasan dari pedang tersebut bahkan sampai menimbulkan retakan besar terhadap permukaan tanah, tempat Hebi berpijak barusan.

   Sedangkan Hebi yang sudah berguling menjauhi Kesatria Tomb, segera berusaha untuk dapat berdiri kembali, dengan keadaan tangannya yang sudah putus sebelah. Lalu tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi, Hebi ternyata dapat menumbuhkan tangannya kembali, sehingga tangan tentakel yang tadinya sudah dipotong oleh Kesatria Tomb itu, kini berganti menjadi tangan tentakel yang baru..



Tangan Hebi telah putus karena ditebas oleh Kesatria Tomb.


Tangan Hebi tumbuh kembali.



   Kesatria Tomb yang melihat bahwa Hebi dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang sudah dipotong, mulai merasa khawatir dengan pertarungan yang harus dijalaninya itu. Karena harapan supaya dapat mengalahkan mahluk terkuat di Negeri Azhuloth itu, rasanya semakin tidak mungkin terjadi. Tetapi Kesatria Tomb tidak akan menyerah begitu saja, dia akan terus berjuang menghadapi Hebi, dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dia miliki untuk dapat mengalahkan lawannya itu, yang merupakan mahluk terkuat di negeri Azhuloth.

   Beberapa saat kemudian, Hebi segera berlari menuju ke arah Kesatria Tomb lagi, begitupun juga sebaliknya, Kesatria Tomb segera berlari menuju ke arah Hebi, sambil menyiapkan pedangnya untuk dihunuskan ke tubuh lawannya. Sedangkan Hebi menyiapkan capitnya untuk dia cengkramkan pada tubuh lawannya. Mereka berdua benar-benar melangsungkan pertarungan yang sangat sengit dan brutal disana, karena mereka berdua adalah sosok yang sama-sama memiliki kekuatan dahsyat. Kesatria agung Tomb hayes bertarung melawan Hebi secara habis-habisan, dengan diwarnai oleh kehancuran serta kerusakan besar pada seluruh tempat itu.



Pertarungan antara Hebi melawan Kesatria Tomb masih terus berlangsung.



   Sementara itu, di Kota Togu, atau lebih tepatnya di Balai kota Togu. Dengan suasana ramai diluarnya karena dipenuhi oleh banyak orang yang sudah mengantar sang Juara ke dalam Balai kota. Sebelumnya Dragon telah diarak dari Stadion Amritzer sampai ke Balai kota tersebut. Kedatangan Dragon disana ialah untuk mengambil hadiah yang sudah dipersiapkan bagi sang Juara, yakni uang sebesar 500 keping emas, dan surat undangan jamuan makan di dalam Istana Kerajaan Nexus.



Dragon berada di ruang kerja Walikota untuk menerima hadiahnya.
(Kursi yang disusuki oleh Dragon, dibuat transparan oleh Penulis.)


   Saat ini, Dragon sedang duduk berhadapan dengan sang Walikota di meja kantornya, tubuh Dragon terlihat dalam keadaan dibalut oleh perban, yang menutupi setiap luka di tubuhnya. Luka-luka tersebut dia dapatkan dari pertarungannya melawan Gill yang telah berhasil dia menangkan. Sebelumnya bahkan seluruh tulang yang ada di dalam tubuh Dragon serasa remuk saat dia berada di arena pertandingan, namun kondisinya yang sekarang sepertinya sudah lebih membaik, dikarenakan penyembuhan dari Melinda, yang menggunakan seluruh tenaganya untuk membuat kondisi Dragon menjadi hampir pulih kembali.

   Sehingga kini Dragon bisa langsung hadir di Balai kota, tanpa harus menjalani masa perawatan yang lama terlebih dahulu. Di meja ruang kantor tersebut, juga ada sekantung uang yang telah disiapkan untuk diambil oleh sang Juara sah dari Turnamen Kota Togu. Tak hanya itu, Dragon dan Walikota juga melakukan perbincangan ringan di dalam ruangan tersebut. Dragon terlihat sedikit gugup karena dia masih tidak menyangka bahwa dirinya yang hanyalah orang biasa, saat ini bisa duduk di dalam ruang kerja pribadi sang Walikota.

   Lalu saat serah terima uang tersebut telah selesai dilaksanakan, sang Walikota juga menambahkan beberapa informasi kepada Dragon. “Selamat ya nak Dragon. Karena kau telah berhasil menjadi Juara, dan berhak untuk mendapatkan semua hadiah ini ... Oh iya, mengenai jamuan makan di Istana Nexus yang juga berhak kau dapatkan, sebentar lagi akan ada perwakilan dari Ibukota Kerajaan Nexus yang akan datang untuk menemuimu disini. Nama mereka adalah Gard dan Riple, mereka berdua merupakan Pemimpin dan Wakil Pemimpin dari Pasukan Polisi Ibukota Kerajaan Nexus ... Besok, selama seharian penuh mereka berdua akan mengantar dan menemanimu, dari mulai berangkat menuju ke Istana, sampai kau pulang nanti.” Kata sang Walikota menjelaskan.

   “Oh, ya ... Baiklah.” Ucap Dragon sambil melongo. 

   Tiba-tiba mereka dibuat sedikit kaget, atas kehadiran dari dua orang yang akan menemani Dragon ke Istana Kerajaan Nexus besok.

   “Oh, ini dia ... Ternyata kalian berdua sudah datang.” Ujar Walikota kepada dua orang yang baru saja memasuki ruangan tersebut. Mereka berdua adalah Gard dan Riple.



Kehadiran Gard dan Riple (Pemimpin dan Wakil Pemimpin Pasukan penjaga benteng). Yang akan menemani Dragon ke Istana Nexus.



   Dragon tampak sedikit terpaku saat melihat kedatangan mereka berdua, yang satu adalah seorang pria berseragam putih dan berambut klimis, namanya adalah Gard. Dan yang satunya lagi adalah pria bertubuh sedikit lebih tinggi, berseragam hitam serta memiliki gaya rambut yang berdiri dengan kacamata hitam yang menutupi matanya, namanya adalah Riple. Mereka berdua adalah orang yang akan mengantar serta menemani Dragon selama seharian penuh untuk menghadiri jamuan makan di dalam Istana Nexus besok.

   “Selamat atas kemenangan anda, Tuan Dragon. Perkenalkan ... Namaku adalah Gard Hoston, panggil saja aku Gard. Dan ini adalah Wakilku yang bernama Sains Riple, anda bisa memanggilnya Riple saja, dia orangnya tidak terlalu banyak bicara, jadi jika dia tidak menjawab pertanyaan dari anda, mohon jangan tersinggung ya ... Seperti yang sudah Walikota katakan, mulai sekarang dan selama seharian penuh besok, kami berdua akan selalu berada di dekat anda, untuk menemani serta membantu anda, jadi mohon kerjasamanya ya.” Ucap Gard kepada Dragon.

   “Ba- baiklah, jika memang harus seperti itu ... Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?” Tanya Dragon.

   “Pulang ke rumah, mandi, lalu tidur ... Setelah itu, besok kami akan menemanimu ke Bank untuk menitipkan uangmu disana bila perlu, lalu pada siang hari kita akan berangkat menuju ke Istana Kerajaan Nexus.”

   “Tidak, aku tidak akan menitipkan uang ini di Bank, rencananya aku akan memberikan semua uang ini pada seseorang.” Ucap Dragon.

   “Oh, anda baik sekali, catat itu Riple.” Kata Gard yang kemudian menyuruh Riple untuk mencatatnya, dan tanpa banyak bicara Riple langsung mengeluarkan buku dan pena untuk mencatat hal tersebut.

   “Kenapa dia mencatatnya?” Tanya Dragon.

   “Oh, ini bukan apa-apa. Ini hanya untuk catatan pribadi kami saja ... Karena kami sangat suka mencatat hal-hal penting.” Jawab Gard

   Lalu Dragon tersenyum, dan dia berkata dalam benaknya. (“Haduuh, aku bertemu dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan aneh lagi.”)

   “Besok, selama seharian penuh kami akan selalu berada di dekat anda, untuk menemani serta membantu anda tentunya jadi jika ada yang anda butuhkan, jangan sungkan untuk memintanya pada kami berdua, Oke.” Ucap Gard.

   Lalu Dragon berbicara di dalam benaknya, (“Bukan hanya menemani, tapi lebih tepatnya tugas mereka berdua juga adalah untuk mengawasiku“). Ucap Dragon dalam benaknya, kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gard yang barusan, “Oke kalau begitu, ayo pergi.” Ajak Dragon kepada mereka berdua, sambil berdiri dari kursinya.

   “Tapi sebelum itu ... Kami mohon, serahkan semua senjata yang anda miliki kepada kami.” Pinta Gard kepada Dragon.

   Kemudian, Dragon sempat tertegun ketika mendengar perkataan itu. Dia tidak menyangka bahwa senjatanya harus diambil darinya jika dia ingin memasuki Istana Nexus. Jika dia menyerahkan semua senjatanya, maka bagaimana caranya dia bisa mencuri bola Aporion di dalam Istana Nexus nanti. Hal itu membuat Dragon mulai merasa kebingungan.

   Lalu Gard mulai berbicara lagi kepada Dragon dengan tatapan serius, yang sedikit menakutkan. “Bagaimanapun juga, kami merupakan Pemimpin dan Wakil Pemimpin dari Pasukan penjaga benteng Kerajaan ... Tugas kami adalah menjaga ketat keamanan di Ibukota Kerajaan Nexus, terutama keamanan sang Raja. Maka dari itu, kami tidak bisa membiarkan ada sedikitpun ancaman bagi sang Raja. Jadi kumohon supaya anda mengerti dengan permintaan yang kami ajukan, kami harap anda dapat memaklumi permintaan tersebut.” Ucap Gard sambil tersenyum kepada Dragon. Lalu Setelah Gard mengatakan hal tersebut, maka mau tidak mau Dragon harus menyerahkan semua senjatanya, dan itu artinya bertambah lagi tugas baginya, selain harus mencuri bola Aporion, Dragon juga harus memikirkan nasib dari senjata-senjatanya. Lalu bagaimana caranya supaya Dragon bisa selamat dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi nanti? Apakah Dragon akan berhasil menjalankan misinya dan kembali dengan selamat kepada Stellan Flaur? Semua itu akan segera terjawab pada Chapter-chapter selanjutnya. Terus ikuti kisah Journey of the Dragon ya.



Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 29


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 27


No comments:

Post a Comment