Chapter 26 : Sword of Heat Flame
Dikisahkan sebelumnya, babak Final dalam Turnamen Kota Togu, telah resmi
dimulai. Raja Velodrian dari Kerajaan Nexus memberi sambutan kepada seluruh
penonton yang menyaksikan Turnamen tersebut, sehingga para penonton menjadi
begitu bersemangat dan semakin tidak sabar untuk segera menyaksikan
pertarungan antara kedua peserta yang sama-sama telah mencuri perhatian
orang banyak selama berlangsungnya Turnamen Kota Togu itu, keduanya juga
memiliki kehebatan serta keahlian bertarung yang mumpuni, sehingga sulit
untuk memutuskan siapakah di antara mereka berdua yang akan keluar sebagai
Juaranya. Hal itulah yang membuat para Penonton menjadi sangat penasaran,
untuk menentukan siapa yang paling hebat di antara mereka berdua. Apakah
Gill, atau mungkin Dragon?
Gill memiliki keunggulan karena setiap senjata yang dia miliki, mampu
memberikannya kekuatan luar biasa, yang dapat dia gunakan untuk memberikan
serangan-serangan dahsyat terhadap lawan. Mulai dari sarung tangan yang
dapat meningkatkan kekuatannya menjadi 10 kali lipat, juga pedang H butcher
yang dapat meningkatkan kekuatan serangannya hingga mencapai 100 kali lipat
dari tebasan biasa. Bahkan dengan senjata-senjata miliknya tersebut, Gill
mampu menandingi dan mengalahkan tehnik tenaga dalam milik Master Big hit.
Sehingga Gill bisa melaju ke babak final, dan menjadi kandidat yang sangat
kuat sebagai calon Juara.
Sedangkan Dragon, dia juga memiliki senjata-senjata yang cukup hebat,
seperti tali ajaib yang bisa memanjang dan memendek dengan sendirinya,
lempengan emas yang dapat memberikan pisau-pisau belati kepadanya (Juga
bisa menyembuhkan dan memancarkan cahaya silau), dan sebuah pedang yang
tidak pernah ingin dia gunakan. Walaupun senjata yang dia miliki ada
beragam, serta punya berbagai macam kegunaan. Tapi sepertinya semua itu
masih belum cukup untuk bisa menandingi kekuatan yang dimiliki oleh Gill,
selain itu Gill juga memiliki kelincahan serta keahlian bertarung yang
hampir setara dengan Dragon, dan hal itu pastinya akan sangat menyulitkan
bagi Dragon untuk dapat mengalahkan Gill. Bahkan untuk bisa menghindari
serangan-serangan dahsyat dari Gill saja, pasti sulit sekali. Maka dari
itu, kebanyakan dari para penonton, rata-rata mendukung Gill sebagai calon
Juara dalam Turnamen tersebut.
Namun Dragon tidak akan pernah menyerah sebelum bertarung, dia tidak mau
memikirkan seberapa kuat lawan yang harus dia hadapi, dia selalu optimis
bahwa dirinya pasti bisa menang melawan Gill, walaupun dia sudah tahu
seberapa kuat orang yang akan menjadi lawannya itu. Karena jika dia
menurunkan semangatnya sedikit saja, maka kesempatannya untuk bisa menang
tentu saja akan semakin tipis. Selama dia terus berpikir optimis dalam
menghadapi setiap lawan yang bahkan bisa dibilang lebih kuat dari dirinya,
maka dia pasti akan selalu menemukan jalan untuk bisa menang..
Setelah sang Pembawa acara memanggil nama mereka berdua untuk segera naik
ke arena pertandingan, maka tak lama kemudian, kedua petarung tersebut
sudah terlihat saling berhadapan di tengah-tengah arena, dikelilingi oleh
ribuan pasang mata Penonton yang berada di seluruh penjuru Stadion
Amritzer. Mereka berdua terlihat sangat bersemangat untuk bisa segera
melangsungkan pertarungan. Bukan untuk membuktikan siapa yang terkuat di
antara mereka, tapi untuk bersaing secara sehat demi mencapai serta meraih
tujuan mereka masing-masing. Dan mereka telah berjanji apapun hasil akhir
dari pertandingan tersebut, tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan
mereka sama sekali.
Lalu setelah sang Wasit menyatakan bahwa pertandingan mereka telah dimulai,
penonton mulai terlihat tegang serta antusias. Tanpa basa-basi, Gill
langsung mengeluarkan pedang H butcher miliknya, karena Gill tidak mau
sampai kecolongan, jika tiba-tiba saja Dragon menyerang secara cepat,
seperti yang pernah Tatsui lakukan terhadap dirinya, sehingga waktu itu
Gill benar-benar menerima serangan secara habis-habisan.
Sedangkan bagi Dragon, dia tetap pada kebiasaannya, yaitu bertarung
menggunakan pisau-pisau belati dari Melinda. Dragon berusaha untuk
menyerang Gill dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan cara
melemparkan banyak pisau belati ke arah Gill, namun Gill selalu
bisa menghempaskan pisau-pisau belati tersebut dengan gelombang kuat dari
tebasan pedangnya, sehingga dirinya tidak mendapatkan luka. Dengan sekali
ayunan pedangnya saja, Gill dapat menghempaskan berbagai objek yang
mengarah kepadanya. Bahkan kemudian Gill tidak henti-hentinya melancarkan
serangan gelombang tebasan tersebut kepada Dragon, sehingga hal itu membuat
Dragon jadi sangat kerepotan untuk bisa terus menghindarinya.
Walaupun Dragon menggunakan kemampuan Melinda untuk memancarkan sinar yang
menyilaukan mata, Gill tetap bisa mengantisipasi serta menghindari serangan
kejutan dari Dragon, dengan cara segera berpindah tempat, ketika sinar itu
muncul, sehingga Dragon jadi tidak bisa menentukan dimana posisi Gill
sedang berada. Lalu tiba-tiba ternyata Gill sudah berada di belakang tubuh
Dragon, untuk kemudian Gill melancarkan sebuah serangan telak terhadap
Dragon, hingga menyebabkan sarung pedang yang ada di punggung Dragon jadi
hancur, dan pedang berharga miliknya jadi terlempar cukup jauh.
Namun setelah mendapatkan serangan telak seperti itu, Dragon tetap berdiri
kembali dan tak mau menyerah, Kemudian dia terus berusaha untuk bisa
mendaratkan sebuah serangan terhadap Gill, tapi tetap saja
serangan-serangan dari pisau belatinya itu tidak mampu untuk menggores
tubuh Gill sedikitpun, karena Gill dapat mengantisipasinya dengan berbagai
cara. Bahkan perjuangan Dragon untuk terus-menerus menyerang Gill tersebut
malah berbuah sebaliknya, karena tubuh Dragon lah yang terus menerus
mendapatkan serangan balasan dari Gill secara telak, dari mulai
berkali-kali dihempaskan dan berkali-kali menerima tebasan, hingga akhirnya
Dragon mengalami banyak luka. Namun walaupun begitu, tetap saja tidak ada
niatan dalam diri Dragon untuk menyerah dalam pertarungan tersebut, dia
hanya akan menyerah jika tubuhnya sudah benar-benar tidak dapat digerakan
lagi.
Lalu karena Gill merasa bahwa Dragon belum mengerahkan segala kemampuan
yang dimilikinya, maka Gill menyuruh Dragon untuk menggunakan pedang yang
selalu dia bawa di punggungnya itu, yang saat ini sedang tergeletak di
lantai arena pertandingan. Tapi Dragon menolaknya, dia sama sekali tidak
ingin menggunakan pedang tersebut, karena dia hanya akan menggunakannya
ketika melawan orang yang saat ini sedang dia incar saja (Yaitu Night
crow).
Gill menyebut bahwa prinsip yang dimilki oleh Dragon itu terdengar bodoh
dan konyol, namun Dragon berkata. Tentang setiap pengalaman yang dia dapat
karena tidak mau menggunakan pedang tersebut, dalam perjalanannya selama
ini dia selalu berusaha untuk menggunakan senjata apapun yang berada di
sekitarnya, setiap dia harus berhadapan dengan orang jahat. Sehingga
seiring berjalannya waktu, dia menjadi semakin mahir dalam menggunakan
senjata apapun dan dirinya menjadi semakin bertambah kuat setelah berhasil
melewati berbagai pengalaman, sambil memegang teguh prinsipnya tersebut.
Oleh karena itu, dia sangat memegang teguh prinsipnya, walaupun prinsipnya
tersebut terdengar konyol bagi beberapa orang. Tapi bagi dirinya, prinsip
itulah yang bisa membuatnya berkembang menjadi lebih hebat, juga sebagai
pengganti dari gurunya yang telah tiada setelah tewas dibunuh oleh Night
crow.
Bagi Dragon, gurunya adalah orang istimewa, yang telah menyelamatkan
hidupnya, memberinya tempat bernaung, serta yang mengajarkan sekaligus
membimbingnya untuk memulai kehidupan baru. Bahkan gurunya (Yang merupakan
sang Kesatria naga) itu pun sempat mengajari Dragon mengenai beberapa
tehnik bertarung. Namun sayang, ajal terlanjur menjemputnya. Sehingga mau
tak mau Dragon harus belajar untuk memperkuat dirinya sendiri, dalam
perjalanannya mencari Night crow (Orang yang telah membunuh gurunya itu).
Hingga Dragon bisa mencapai titik yang sekarang ini, yaitu sampai di babak
Final Turnamen Kota Togu, dan bertemu dengan banyak orang-orang hebat, yang
salah satunya adalah Gill. Lawan yang saat ini sedang menatap tubuh Dragon,
yang terlihat kewalahan dan dipenuhi luka.
Kemudian, setelah mendengarkan perkataan dari Dragon, Gill mulai
menghormati prinsip yang dimiliki oleh Dragon tersebut. Tapi walaupun
begitu, Gill tetap bersikeras menyuruh Dragon untuk menggunakan pedang itu,
karena Gill begitu yakin, bahwa kekuatan Dragon akan jadi semakin meningkat
bila dia menggunakan pedang itu, supaya Dragon bisa menandingi dirinya
dengan kekuatan yang setara. Namun tetap saja, Dragon tidak mau menuruti
perkataan Gill, karena dia tetap bersikukuh dengan prinsipnya.
Hal itu membuat Gill menjadi semakin geram. Maka dia memutuskan untuk
menghampiri lalu mengambil pedang milik Dragon yang sedang tergeletak di
lantai, kemudian Gill segera melemparkan pedang tersebut ke atas udara.
Untuk selanjutnya akan ditebas oleh Gill, ketika pedang tersebut jatuh ke
bawah. Gill sudah dalam posisi bersiap-siap sambil menggenggam erat pedang
H butcher di tangannya untuk ditebaskan pada pedang milik Dragon itu.
Rupanya hal tersebut langsung memancing amarah dari Dragon. Maka dia segera
menggunakan tali ajaibnya untuk menangkap dan menarik pedang tersebut
kembali kepadanya, sehingga kini pedang berharga dari gurunya itu sudah
berada di genggaman tangannya lagi. Kemudian, sambil menundukan kepala dan
menggenggam gagang pedang itu erat-erat. Dragon mulai berkata kepada Gill.
“Beraninya kau ... Gill !”
Seketika itu juga, Dragon langsung mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, lalu
api yang sangat besar, mulai menyeruak dan berkobar menyelimuti bilah
pedang tersebut, hingga menjalar sampai ke langit. Saking besarnya kobaran
api yang membuat seisi Stadion Amritzer itu menjadi sangat terkejut. Bahkan
teman-teman Dragon serta para Penonton yang menyaksikan dari bola kristal,
juga sangat terkejut sekaligus terkesima, melihat langsung terangnya
kobaran api yang sangat besar di tengah-tengah arena pertandingan, atau
lebih tepatnya berada di tangan Dragon, sehingga membuat Dragon seakan-akan
jadi seperti orang yang sedang memegang sebuah obor raksasa. Sedangkan Gill
yang jaraknya sangat dekat pun, juga merasa terpukau dan semakin
bersemangat, saat melihat hal itu.
“Waaah !!! benar-benar tidak dapat dipercaya, Dragon baru saja
mengeluarkan kekuatan dari pedangnya yang selama ini dia rahasiakan! Benar-benar kekuatan api yang sangat luar biasa!” Ujar
sang Pembawa acara kepada seluruh penonton.
“Dragon punya pedang dengan kekuatan api yang sebesar itu? Kenapa dia baru
menggunakannya sekarang?” Kata Glauss bertanya-tanya.
“Aku juga tidak tahu, dia tidak pernah membahas banyak hal seputar pedang Itu, yang jelas dia tidak pernah mau menggunakannya, karena
benda tersebut adalah benda paling berharga yang diberikan oleh mendiang
guru Dragon, kepada dirinya.” Jawab Tatsui.
Lalu semakin lama, api yang berkobar di pedang milik Dragon itu, ukurannya
menjadi semakin mengecil dan terus memadat hanya di bilah pedangnya saja, sehingga seluruh permukaan pedang Dragon seakan diselimuti oleh api. Sekarang, sudah tidak ada lagi kata menyesal dalam benak Dragon. Dia harus bisa memanfaatkan kekuatan dari pedangnya itu supaya dapat menandingi kekuatan pedang H butcher milik Gill. Karena Dragon
telah memutuskan untuk mulai menggunakan pedangnya tersebut, maka dia harus
bertarung secara lebih habis-habisan lagi.
Dragon mulai berbicara lagi kepada Gill, “Pedang ini bernama, pedang Heat
flame ... suhu apinya akan semakin bertambah panas, dan kekuatan apinya
akan semakin bertambah kuat, jika perasaan dan tekad dari penggunanya meluap semakin besar .... Saat ini, aku sedang
benar-benar marah padamu Gill. Karena kau sudah mencoba untuk berbuat
macam-macam terhadap pedang ini.” Ucap Dragon dengan ekspresi wajah yang
dipenuhi amarah.
“Jangan segan-segan ... Luapkanlah amarahmu padaku. Ayo kita bertarung
secara habis-habisan.” Kata Gill kepada Dragon, sambil mempersiapkan
kuda-kuda untuk bertarung kembali menghadapi lawannya itu.
“Memangnya kau pikir dari tadi aku tidak bertarung secara habis-habisan
hah?!!” Ujar Dragon yang semakin marah. Lalu api yang berkobar di
pedangnya, bertambah menjadi semakin besar dan membara.
“Hmm ... Sekarang adalah saat yang paling aku tunggu-tunggu ... Tak kusangka ternyata pedang itu memiliki kekuatan api yang sangat
besar.” Ucap Gill.
Tak hanya Gill saja, tapi seluruh penonton yang menyaksikan kekuatan api
dari pedang milik Dragon tersebut, juga sangat terpukau dan terkesima.
Bahkan beberapa Penonton yang usianya sudah cukup tua, merasa bahwa mereka
pernah melihat kekuatan dari pedang itu di suatu tempat, tetapi mereka
tidak bisa mengingatnya, mungkin karena kejadiannya sudah lama
sekali.
Tak aneh jika generasi muda tidak begitu mengenali pedang api itu, karena
pedang tersebut adalah pedang milik sang Kesatria naga, yang namanya sudah
lama tidak pernah terdengar lagi dan mungkin sudah mulai dilupakan dalam
sejarah. Semenjak kejadian perang besar di Kerajaan Nexus pada 25 tahun yang
lalu, sang Kesatria naga memang menjadi pahlawan yang paling disanjung oleh
semua orang, karena mampu memberikan perlawanan yang sengit terhadap para
anggota Emperors unity (Para anak buah spesial Darkros), sehingga Kerajaan
Nexus bisa menang melawan Darkros serta Pasukannya.
Namun setelah kejadian itu, sang Kesatria naga memutuskan untuk kembali
berkelana, sehingga keberadaannya tidak pernah diketahui lagi, bahkan
lama-kelamaan namanya pun sudah mulai dilupakan. Tapi ternyata selama ini
sang Kesatria naga telah melindungi Negeri Azhuloth secara diam-diam dari rencana-rencana
jahat kelompok Emperors unity. Sehingga negeri Azhuloth bisa merasakan kedamaian selama 23
tahun, pasca terjadinya perang besar di Kerajaan Nexus.
Namun setelah 23 tahun sudah berhasil dilewatinya, kondisi fisik
dari sang Kesatria naga akhirnya semakin melemah dan tubuhnya menjadi renta, karena usianya sudah semakin tua. sehingga dia tidak bisa lagi
menjadi pelindung bagi negeri Azhuloth, maka dari itu dia memutuskan untuk mencari
seorang penerus yang akan melanjutkan perjuangannya.
Lalu pilihannya tersebut, ternyata jatuh kepada Dragon. seorang mantan
prajurit dari Kerajaan Fulcan yang telah terluka parah dalam peperangan,
selain itu hatinya juga terluka karena telah kehilangan sahabat serta
teman-temannya, dan bahkan seluruh Kerajaannya juga telah dibumi hanguskan oleh Gold one beserta rekan-rekan Emperors unity nya.
Maka dari itu Dragon jadi tidak memiliki semangat untuk tetap hidup. Namun
Kesatria naga membimbingnya supaya dia bisa terus menjalani hidup, dan
berkembang menjadi pria yang lebih baik, dengan cara menjadikannya sebagai murid, dan
mengajarinya untuk menjadi seorang Pandai besi handal.
Namun setelah dua tahun mereka tinggal bersama sebagai dua orang guru dan
murid Pandai besi, akhirnya sang Kesatria naga harus menghembuskan nafas
terakhirnya di pangkuan Dragon. Sebelum gurunya itu meninggal, Dragon diwarisi beberapa barang dan senjata yang sangat berguna baginya untuk melawan musuh.
Dragon meyakini bahwa kematian gurunya itu diakibatkan oleh Night crow (Salah satu anggota Emperors unity). Karena Dragon melihat sosok Night
crow yang sedang pergi meninggalkan gurunya tergeletak bersimbah
darah. Maka dari itu, Dragon jadi menyimpan dendam terhadap Night
crow dan berusaha untuk mencarinya kemanapun.
Lalu Akhirnya Dragon memulai perjakanan, dengan berbekal beberapa benda dari gurunya,
diantaranya adalah tali ajaib dan pedang Heat flame. Dragon sangat menghargai dan menjaga baik kedua benda tersebut. Dia tidak akan
membiarkan siapapun bertindak macam-macam terhadap benda berharga dari
gurunya itu, terutama pedang Heat flame.
Itulah mengapa Dragon jadi sangat marah ketika Gill mencoba untuk menghancurkan benda paling berharga
peninggalan dari gurunya itu. Jadi kini, pertarungan pedang yang sangat
sengit di antara mereka berdua, sudah tidak bisa terelakan lagi.
Gill dan Dragon segera berlari saling menghampiri, sambil mengayunkan
pedang mereka untuk ditebaskan kepada satu sama lain. Setelah mereka berdua
sudah saling berhadapan secara dekat, maka kedua pedang mereka itu langsung
saling berbenturan dengan cukup keras. Pedang Heat flame milik Dragon
menghantam dan menggesek pedang H butcher milik Gill. Keduanya sama-sama
saling mendorong dan tidak mau kalah.
Pedang H butcher yang mampu meningkatkan kekuatan penggunanya menjadi 100
kali lipat itu, membuat Dragon jadi kesulitan untuk menandingi dorongan
dari Gill, sehingga tubuh Dragon sedikit demi sedikit mulai
bergeser ke belakang, tetapi karena besarnya tekanan api dari pedang milik
Dragon, maka kekuatan dari pedang H butcher jadi bisa ditandingi serta
ditahan oleh Dragon. Sehingga mereka berdua jadi terlihat bertarung secara
seimbang.
Lalu keduanya mulai menjauhkan pedang dari masing-masing lawan, setelah
itu dengan cepat mereka langsung membenturkan lagi kedua pedangnya itu, dan
begitulah seterusnya. Keduanya terus-menerus melayangkan serangan pedang
terhadap satu sama lain secara terus-menerus dan sekeras mungkin, hingga suara dari benturan pedang mereka terdengar sampai keluar Stadion. Mereka berdua benar-benar
bertarung secara sengit, dan tidak menunjukan tanda-tanda kewalahan sama
sekali, sepertinya mereka berdua sangat menikmati pertarungan tersebut,
dengan berusaha terus saling menyerang dan menghindari serangan dari satu sama lain.
Gill terlihat berkeringat karena saking panasnya kobaran api dari pedang
Dragon, sedangkan tubuh Dragon terlihat selalu tersentak setiap menahan
hantaman dari pedang Gill, saking kuatnya hantaman yang harus diterima oleh
Dragon. Tapi dengan semangat amarah yang sedang meluap-luap dari dirinya,
maka kekuatan api dari pedang Heat flame menjadi semakin panas dan kuat,
sehingga Dragon mampu mengimbangi kekuatan dari pedang H butcher milik Gill.
Di antara mereka berdua, tampaknya Gill yang lebih menikmati pertarungan
sengit tersebut. Dia merasa antusias karena saat ini dirinya dan Dragon
sedang bertarung secara imbang, ditambah lagi karena keinginan Gill untuk
bisa melihat kekuatan dari pedang milik Dragon, sekarang sudah terpenuhi,
jadi dia bisa bertarung lebih serius lagi.
Tapi Gill juga sadar bahwa Dragon bukanlah lawan yang bisa diremehkan,
karena tanpa dia duga, Dragon segera memunculkan sebuah pisau belati di
sebelah tangannya, untuk kemudian dia tebaskan kepada Gill. Sehingga tubuh
Gill jadi mengeluarkan darah setelah terkena oleh tebasan tersebut, dan
menyebabkan Gill jadi terdorong ke belakang dan hampir terjatuh.
“Wah, saking fokusnya aku terhadap pertarungan adu pedang kita, aku sampai
lupa bahwa kau bisa memunculkan pisau belati ... Benar-benar sangat
mengejutkan.” Ucap Gill sambil tersenyum.
“Jangan lengah!" Kata Dragon secara singkat.
Dragon segera menggenggam gagang pedangnya kuat-kuat menggunakan kedua
tangan, lalu mengarahkan ujung pedang tersebut kepada Gill. Dan seketika
itu juga, api yang sangat besar dan kuat mulai disemburkan dari pedang
Dragon kepada Gill.
Namun dengan cepat juga, Gill segera mengeluarkan kekuatan pamungkasnya,
yakni kekuatan dari monster Grood yang bersemayam di dalam pedang H butcher
miliknya. Sehingga tangan Gill langsng diselimuti oleh energi hitam pekat monster Groot yang menyatu dengan tangan Gill, untuk
kemudian Gill gunakan sebagai perisai, sehingga Gill dapat menahan semburan
api besar dari pedang Dragon itu.
Lalu, setelah semburan dari pedang api Dragon mulai berkurang, Gill
segera mengayunkan tangan pedangnya tersebut dengan sekuat tenaga, sehingga
hal itu mengakibatkan api yang sedang menyembur ke arahnya jadi berbelok
arah, dan kembali kepada Dragon. Saking dahsyatnya gelombang dari serangan tebasan Gill, bahkan sampai membuat tubuh Dragon jadi tersungkur ke
belakang.
Mode Grood hand milik Gill, memang dapat membuat kekuatan dari tangan kanan
Gill menjadi semakin meningkat hingga berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Dan hal itu pastinya akan memberi kesempatan kepada Gill supaya dia bisa
membalikan keadaan untuk mengalahkan Dragon. Tapi Dragon tidak terlihat
gentar sama sekali, saat dia melihat tangan Gill yang sudah berubah wujud
itu. Tanpa banyak bicara, Dragon segera berdiri, dan bersiap untuk kembali menghadapi Gill.
Dragon menyadari, bahwa kini Gill menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya.
Suasana di seluruh penjuru Stadion amritzer mulai berubah menjadi semakin
tegang, bahkan sang Wasit yang menjadi pemimpin dari pertarungan itupun
ternyata sudah berada di tribun penonton, untuk menghindari bahaya yang
akan terjadi ketika Gill sudah berada dalam mode Grood hand.
Dengan pergerakan super cepat, Gill segera meluncurkan tubuhnya ke arah Dragon. Sehingga
kini dia sudah berada sangat dekat dengan lawannya itu, yang langsung
terlihat sangat kaget karena Gill sudah berada di depan mukanya. Lalu
Dragon segera memutar tubuhnya untuk menyebarkan api ke segala arah, tetapi
rupanya Gill sudah berpindah lagi, dan kini dia sudah berada tepat di atas
kepala Dragon untuk memberikan serangan tebasan yang sangat mematikan
terhadap lawannya itu.
Seketika itu juga, Dragon langsung menahan serangan tebasan dari Gill,
menggunakan pedang apinya, lalu terjadilah tekanan yang sangat dahsyat dari
serangan tersebut, yang sampai membuat seluruh permukaan lantai tempat
mereka berada, Langsung menjadi retak dan hancur. Bahkan gelombang dari
hantaman tersebut sampai menyebar ke seluruh tribun Penonton, dibarengi
oleh kobaran api yang sangat besar, hingga membuat seluruh penonton menjadi
kaget.
Dragon terlihat sangat kewalahan untuk menahan serangan tebasan dari atas
tersebut, tangan dan kakinya tampak gemetar, kemudian dia berteriak
sejadi-jadinya sehingga membuat kobaran api di pedangnya menjadi semakin
besar, Maka seketika itu juga Dragon mampu membuat Gill jadi terdorong hingga menjauh dari
dirinya. Tapi tidak dalam waktu yang lama, karena Gill segera mendekati
Dragon lagi sambil melayangkan sebuah tebasan kepadanya.
Dragon segera menahan lagi tebasan yang sudah berada tepat di hadapannya itu. Lalu seketika itu juga, karena saking kuatnya serangan tebasan
dari tangan pedang Gill, maka tubuh Dragon langsung terhempas jauh ke pinggir arena hingga
menghantam perisai pelindung tribun Penonton, dan membuat perisai tersebut
menjadi retak. Walaupun dia sudah menahannya dengan sekuat tenaga
menggunakan pedang apinya, tapi tetap saja tubuh Dragon dapat dihempaskan,
karena kekuatan Gill dalam mode Grood hand jadi benar-benar sangat sulit ditandingi.
Kemudian, setelah tubuh Dragon jatuh ke bawah dan tengkurap di atas
permukaan tanah, Dragon mulai merasakan seluruh tulang yang ada di
tubuhnya seakan-akan telah remuk dan patah. Namun walaupun begitu dia masih
tetap berusaha untuk berdiri, dengan sekuat tenaga sambil tertatih-tatih.
Seluruh penonton yang sempat terkejut dan panik saat melihat tubuh Dragon
menghantam perisai, kini mulai merasa tegang sekaligus antusias kembali,
karena mereka melihat Dragon yang sedang berusaha sambil tertatih-tatih
untuk dapat berdiri kembali. Mereka semua segera memberikan dukungan bagi
Dragon supaya bisa bangkit lagi.
Sementara itu di tengah arena pertandingan, Gill terlihat sudah bersiap
untuk mendaratkan lagi sebuah serangan tebasan dahsyat kepada Dragon, dia
menyiapkan tubuhnya untuk segera meluncur ke arah Dragon lagi. Namun
tiba-tiba Gill seperti merasakan sesuatu yang aneh mulai terjadi pada
tubuhnya. Tangan dan kakinya mulai bergetar hebat, lalu Gill mulai
merasakan rasa sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhnya. Sepertinya
beban yang harus dia tanggung dari penggunaan Grood hand, kini mulai terasa
olehnya. Tetapi dia tetap berusaha untuk menahan rasa sakit tersebut,
walaupun hal itu sangat menyiksa bagi dirinya.
Dragon merasa heran melihat Gill yang sedang berdiam diri saja sambil
meringis kesakitan, oleh karena itu fokus Gill jadi sedikit teralihkan. Dragon terus memperhatikan Gill dengan sangat serius,
sambil masih mencoba untuk berdiri dengan tegak. Lalu Melinda mulai
berbicara kepadanya.
“Dragon. Kita manfaatkan kesempatan ini.” Ucap Melinda.
“Manfaatkan bagaimana maksudmu? Saat ini untuk berjalan menuju Gill saja
sepertinya aku tidak sanggup.” Kata Dragon.
“Kita coba gabungkan kekuatan dari pedang Heat flame milikmu, dengan
kekuatanku. Ayo cepat!” Ujar Melinda.
Lalu ekspresi wajah Dragon berubah menjadi seperti orang yang baru saja
mendapat ide, seakan telah terbesit sesuatu di dalam benaknya. Kemudian dia
segera memegang pedang Heat flame di tangan kirinya, lalu mengangkat pedang
itu tinggi-tinggi. Dan seketika itu juga lempengan emas yang ada di pundak
kirinya langsung memancarkan cahaya, dibarengi oleh kemunculan pisau belati
yang sangat banyak di atas kepala Dragon. Tapi ada yang berbeda dari
pisau-pisau itu, karena semua pisau belati itu kini diselimuti oleh kobaran
api yang sangat panas.
Dragon mengangkat pedang Heat flame dengan tangan kirinya lalu di atas kepalanya muncul pisau-pisau belati yang diselimuti oleh kobaran api. |
Seluruh pisau belati yang melayang diatas kepala Dragon itu bersinar sangat terang, hingga membuat semua penonton terkesima. Lalu tanpa banyak basa-basi, Dragon segera mengarahkan ujung pedangnya,
menunjuk ke arah Gill, yang sedang berusaha menahan rasa sakit. Kemudian
seketika itu juga, seluruh pisau belati api itu, langsung melesat menuju ke arah Gill secara bersamaan.
Maka dengan cepat, tubuh Gill langsung dihujani oleh ratusan pisau belati,
yang terus menerus berdatangan secara beruntun, menghantam dirinya dan
tempatnya sedang berada, hingga menyebabkan area di sekitar Gill jadi
hancur lebur, ditutupi oleh api dan debu yang berhamburan ke segala arah.
Seluruh penonton tampak terbelalak menyaksikan hal tersebut, mereka
menganggap bahwa sepertinya Gill tidak mungkin bisa selamat dari serangan
mematikan itu, karena saking dahsyatnya gempuran dari pisau-pisau berapi
yang diluncurkan oleh Dragon.
Lalu setelah serangan dari Dragon itu telah selesai. Debu yang menutupi
keberadaan Gill perlahan-lahan mulai berkurang dan hilang, sehingga sosok
Gill mulai bisa terlihat lagi. Namun semua orang terkejut, karena ternyata
Gill tampak masih berdiri dengan tegak di tengah-tengah arena pertandingan
yang sudah hancur lebur itu. Tubuh Gill masih tetap utuh dan tidak
mendapatkan luka sama sekali, karena terlindungi oleh kekuatan monster
Grood yang menyelimuti tangan serta tubuhnya seperti kepompong.
Setelah keadaan yang menegangkan itu kini sudah reda, maka Gill segera
mengembalikan wujud kekuatan monster Grood, kembali menjadi hanya
menyelimuti tangannya saja, lalu dia mulai menatap Dragon yang berada jauh
di hadapannya, dia belum pergi kemanapun. Gill melihat Dragon sedang
mengusap-usap sekujur tubuhnya, dengan telapak tangan yang memancarkan
cahaya. Hal itu Dragon lakukan untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya dengan
menggunakan kekuatan penyembuhan dari Melinda, sehingga kondisi Dragon bisa
menjadi lebih membaik.
Kemudian Gill mulai berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke arah Dragon,
sambil mengangkat tangan pedangnya untuk dia tebaskan kepada lawannya itu.
Sedangkan Dragon pun juga sama, dia segera berjalan menuju ke arah Gill,
walaupun sekujur tulang yang ada di tubuhnya masih terasa sakit. Kondisi
mereka berdua benar-benar jauh dari kata baik-baik saja, selain sekujur tubuhnya dipenuhi luka, stamina mereka berdua juga sudah
sama-sama hampir habis, dan kini dengan nafas yang terengah-engah mereka
berdua mencoba untuk berlari menuju ke arah satu sama lain. Sepertinya mereka berdua
masih ingin terus melanjutkan pertarungan, sampai salah satu di antara
mereka bisa benar-benar tumbang hingga tidak bisa berdiri lagi.
Dengan mengerahkan seluruh tenaga sisa yang mereka miliki, kedua petarung
yang awalnya hanya berjalan itu, tiba-tiba saja berlari dengan cepat menuju
ke depan, sambil membawa serangan pedang yang akan ditebaskan kepada satu
sama lain. Gill dengan mode tangan Grood nya, sedangkan Dragon dengan pedang
Heat flame nya.
Lalu setelah jarak mereka berdua sudah sangat dekat, maka keduanya saling beradu tebasan pedang,
kemudian setelah melakukan itu, mereka terus berjalan hingga membelakangi satu sama lain. Hal yang telah mereka berdua
lakukan itu rupanya membuat seisi Stadion menjadi hening. Lalu
tiba-tiba hal yang mengejutkan terjadi, kekuatan monster Grood yang
menyelimuti tangan Gill, tiba-tiba saja langsung pecah, atau lebih tepatnya
menjadi robek dan hancur diakibatkan oleh tebasan berapi dari pedang Heat
flame milik Dragon.
Sedangkan tubuh Dragon sepertinya tidak mengalami efek dari adu tebasan
barusan. Sehingga dia masih terlihat bisa berdiri sambil memegang pedang
dengan kobaran api di tangannya. Beberapa saat kemudian, Gill yang
tangannya sudah kembali seperti semula (Karena kekuatan monster Grood yang
menyelimuti tangannya telah dilenyapkan), segera membalikan badan untuk
menghadap Dragon, setelah itu dia langsung mengacungkan jempol, lalu
tiba-tiba tubuhnya langsung tumbang dan ambruk ke belakang, hingga akhirnya
Gill berada dalam keadaan terkapar di atas permukaan tanah. Seketika itu
juga, api di pedang Dragon juga mulai padam, kemudian Dragon berbalik dan berjalan mendekati
Gill.
Para penonton hanya terdiam melihat hal itu, karena mereka masih tidak
percaya dengan apa yang baru saja terjadi (Tubuh Gill tumbang setelah
beradu tebasan pedang dengan Dragon). Saat ini Gill tampak sedang
terengah-engah dalam kondisi terkapar sambil menatap ke arah langit,
lalu dia berbicara kepada Dragon.
“Kekuatan apimu itu memang benar-benar hebat, sampai-sampai bisa membakar
dan menghancurkan kekuatan Grood yang ada di tanganku ... Tapi tenang saja,
nanti juga kekuatan Grood itu akan pulih kembali.” Ucap Gill.
“Kekuatan yang ada di dalam pedangmu itu, menguras banyak sekali tenaga
dari penggunanya, benar bukan? ... Sedangkan kekuatan api dari pedangku ini, memberikan
tenaga yang besar terhadap penggunanya. Sehingga semakin lama daya
seranganku semakin meningkat, sementara daya serangmu semakin lama semakin
tidak stabil, lalu akhirnya semakin melemah. Maka dari itu, tebasan apiku
jadi bisa menghancurkan tangan Grood milikmu ... Kekuatan monster Grood
yang ada di dalam pedangmu itu memang sangat hebat dan dahsyat, tapi
resikonya terlalu besar Gill. Seharusnya kau menggunakan kekuatan itu hanya
dalam waktu singkat saja. Tapi kau malah memaksakan dirimu untuk menggunakannya terlalu berlebihan dalam waktu lama, sehingga akhirnya kau kehabisan
tenaga.” Kata Dragon kepada Gill yang sedang terkapar.
“Heheheh, tidak apa-apa ... Aku senang karena bisa bertarung melawanmu
dengan menggunakan seluruh kemampuan yang kumiliki. Saat ini aku sangat
bahagiaa !!!” Teriak Gill, hingga seluruh penonton bisa mendengarnya.
Setelah mengatakan hal tersebut, Gill segera memejamkan matanya lalu dia
tertidur, sehingga membuat semua orang yang menyaksikannya menjadi
terheran-heran. Maka beberapa saat kemudian, sang Wasit segera berlari ke
tengah arena untuk memeriksa keadaan Gill, dan setelah sang Wasit yakin
bahwa Gill sudah tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan, maka sang Wasit
segera menyatakan bahwa Dragon adalah pemenang dari pertandingan babak
Final tersebut!!
Pengumuman itu membuat seluruh tribun penonton bergemuruh, mereka bersorak
kegirangan atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon tersebut. Termasuk
sang Pembawa acara, para Peserta Turnamen, dan teman-teman Dragon yang lain.
Mereka semua tampak sumringah dan sangat bahagia atas hasil tak terduga
yang telah berhasil diraih oleh Dragon. Selain itu, Seluruh rakyat Kerajaan Nexus Juga merayakan
kemenangan dari Dragon dengan meriah serta penuh kegembiraan.
Sedangkan Dragon hanya bengong saja sambil melihat ke sekeliling Stadion yang
bergemuruh, bahkan saat sang Wasit mengangkat tangannya pun, Dragon hanya
melongo seakan tidak tahu harus berbuat apa, atau harus mengeluarkan
ekspresi apa. Saking terkejutnya dia karena, akhirnya Dragon telah berhasil
mengalahkan Gill dan mendapat gelar sebagai Juara dari Turnamen Kota Togu.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 27
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 25
No comments:
Post a Comment