Chapter 25 : Final round
Turnamen yang diselenggarakan di Kota Togu setiap empat tahun sekali,
menghadirkan banyak sekali orang-orang hebat serta terkenal yang
berpartisipasi untuk menjadi Pesertanya. Para peserta yang berpartisipasi
dalam Turnamen tersebut, terdiri dari orang-orang dengan berbagai macam
profesi. Mulai dari para ahli beladiri, Penyihir, Kesatria, Pemburu
buronan, Pemburu monster, dan bahkan ada juga seorang Pandai besi.
Nama-nama peserta yang paling terkenal dalam Turnamen tersebut, adalah
Bernie zarr, Glauss, Azter, Ajora, dan Master Big hit (yang merupakan juara
bertahan dari Turnamen Kota Togu sebelumnya).
Namun selain itu banyak juga nama-nama peserta baru yang tidak terlalu
terkenal, tapi mampu memberikan kejutan bagi seluruh penonton yang
menyaksikan Turnamen tersebut. Diantaranya ada Gill, Tatsui, Zhoei, dan
Dragon. Yang pada awalnya sama sekali tidak diunggulkan, tetapi mereka
mampu melaju dari babak penyisihan, menuju ke babak pertama, lalu ke babak
kedua, hingga beberapa dari mereka bahkan bisa sampai ke babak semifinal.
Dan pada babak semifinal tersebut, 4 orang saling dipertemukan untuk
menjadi lawan. Yakni Gill melawan Master Big hit, sedangkan Zhoei melawan
Dragon. Pertandingan antara Gill dan Master Big hit berjalan dengan cukup
sengit. Karena keduanya memiliki kekuatan yang luar biasa. Master Big hit
dengan tehnik tenaga dalam miliknya, sedangkan Gill dengan sarung tangan
peningkat kekuatannya dan pedang H butcher (yang terbuat dari sisa-sisa
bagian tubuh Monster Grood, sehingga dapat memberikan kekuatan yang sangat
luar biasa terhadap Gill). Dengan menggunakan potensi penuh dari senjatanya
itu, Gill mampu mengalahkan Master Big hit, lalu berhasil lolos ke babak
Final.
Sedangkan bagi Dragon yang harus menghadapi Zhoei di babak semifinal
tersebut. Awalnya banyak orang yang tidak yakin bahwa Dragon bisa menang
dari Zhoei, karena Dragon tidak mungkin dapat menandingi kemampuan yang
dimiliki oleh Zhoei, yaitu kemampuan untuk menarik dan mendorong suatu
objek yang dia lihat atau yang telah dia sentuh, yang pastinya akan sangat
sulit untuk bisa dihindari oleh Dragon, bahkan juga bisa sangat merepotkan
bagi Dragon. Namun setelah sempat mendapatkan saran dari Rhogi, Dragon
mencoba sebuah metode untuk dapat menangani kemampuan yang dimiliki oleh
Zhoei tersebut, yakni dengan cara melemparkan pisau belati
sebanyak-banyaknya kepada Zhoei, sehingga objek yang harus dikendalikan
oleh Zhoei jadi terlalu banyak, dan ternyata hal itu menyebabkan dia jadi
gugup serta terpojok, karena dia tidak bisa mengendalikan semua objek itu
secara bersamaan. Maka Dragon dapat memanfaatkan hal tersebut untuk
melancarkan sebuah serangan kejutan terhadap Zhoei, yang bahkan sampai bisa
membuat Zhoei jadi kalah telak, maka setelah itu Dragon berhak maju ke
babak Final.
Dragon berhasil mengalahkan Zhoei, sehingga dia bisa lolos ke babak Final dan akan bertarung melawan Gill, di babak tersebut. |
Kini perhelatan Turnamen Kota Togu akhirnya sudah sampai di babak Final,
setelah melewati banyak pertarungan yang panjang dan seru. Akhirnya telah
ditetapkan bahwa ada dua kandidat yang akan menjadi Juara dari Turnamen
tersebut, yakni Gill dan Dragon. Kira-kira siapa di antara mereka berdua
yang akan berhasil menjadi Juaranya? Mari terus ikuti ceritanya.
Tapi sebelum babak Final dari Turnamen Kota Togu dimulai, ada sebuah
kejadian yang sempat menimpa Dragon dan kawan-kawannya, yakni pada keesokan
harinya setelah berakhirnya babak semifinal. Ada dua orang yang menyerang
Dragon secara tiba-tiba, ketika Dragon dan kawan-kawannya sedang berada di
Rumah sakit untuk melihat keadaan Gill yang baru selesai menjalani
pengobatan setelah dirinya bertarung melawan Master Big hit.
Orang yang mencoba untuk menyerang Dragon itu tak lain dan tak bukan adalah
Zhoei, serta kakaknya yang bernama Kalpen. Sepertinya Zhoei merasa tidak
terima karena sudah dikalahkan oleh Dragon dalam Turnamen Kota Togu,
sehingga dirinya jadi tersingkir dari Turnamen tersebut. Jadi kini Zhoei
ingin membuat perhitungan terhadap Dragon.
Tapi untungnya, karena Tatsui dan Glauss juga ada di Rumah sakit itu
bersama Dragon, jadi mereka dapat menghentikan penyerangan tersebut, lalu
bersiap untuk melangsungkan pertarungan melawan dua orang kakak beradik
angkuh itu. Zhoei yang sangat menginginkan pertandingan ulang melawan
Dragon, merasa tidak masalah walaupun harus menghadapi mereka semua disana
sekaligus, Zhoei begitu yakin bahwa dirinya bisa menang, karena Kalpen
(Kakaknya) akan membantunya dalam pertarungan tersebut..
Namun Gill yang keadaannya sudah membaik, tiba-tiba juga datang kesana
bersama Rhogi untuk ikut bergabung ke dalam pertarungan. Dan hal tersebut
tampaknya mulai membuat Kalpen menjadi sedikit gentar sehingga dia mencoba
untuk menghentikan pertarungan, lalu mengajak adiknya itu untuk pulang.
Tetapi Zhoei menolak, dan bahkan dia juga malah menyebut Kalpen sebagai
pengecut. Setelah itu Zhoei memutuskan untuk melawan Dragon dan
kawan-kawannya seorang diri saja.
Lalu secara mengejutkan, Kalpen tiba-tiba menampar pipi Zhoei, untuk
menyadarkannya bahwa situasi yang sedang mereka hadapi saat ini berbeda,
dari situasi-situasi yang pernah mereka hadapi sebelumnya, karena lawan
yang berada di hadapan mereka berdua itu bukanlah orang-orang biasa. Kalpen
yakin bahwa dirinya dan Zhoei tidak mungkin bisa menang melawan Dragon dan
kawan-kawannya. Ditambah lagi, Kalpen juga tidak mau bila adiknya itu
sampai terluka dalam pertarungan penuh resiko tersebut. Tetapi karena Zhoei
tidak mau mengerti dan merasa sangat kesal terhadap kakak yang telah
menamparnya itu, maka dia memutuskan untuk pergi dari sana, sambil membawa
amarah yang sangat menggunung di dalam hatinya.
Lalu beberapa saat kemudian, sepertinya permasalahan antara Kalpen dan
Dragon sudah diselesaikan secara damai. Maka setelah itu Kalpen mulai
bercerita kepada Dragon dan kawan-kawan, tentang masa kecilnya dengan
Zhoei. Sejak lahir, mereka berdua memang sudah memiliki kekuatan untuk
menggerakan benda atau untuk mengubah berat suatu benda. Awalnya mereka
hidup bahagia karena terlahir di keluarga yang cukup kaya, namun seiring
berjalannya waktu, keluarga mereka mengalami kebangkrutan, sehingga kedua
orang tua mereka memutuskan untuk menjual mereka ke pasar gelap dengan
harga mahal, karena kemampuan yang mereka miliki.
Selama 5 tahun mereka bekerja pada seorang penyelundup barang ilegal di
Ibukota Kerajaan Nexus, hingga pada suatu hari, penyelundup tersebut
berhasil ditangkap oleh para Prajurit Kerajaan, dan mereka berdua (Kalpen
dan Zhoei) akhirnya terlepas dari jerat perbudakan. Lalu setelah itu mereka
berdua harus memulai kehidupan baru mereka dengan cara bekerja serabutan,
hingga pada suatu hari akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mulai
berlatih serta mengasah kemampuan yang mereka miliki, supaya mereka berdua
dapat menggunakannya untuk menangkap penjahat. Dan begitulah awalnya
mengapa saat ini mereka bisa menjalani profesi sebagai dua orang Pemburu
buronan profesional.
Setelah bercerita panjang lebar, Kalpen meminta maaf kepada Dragon dan
kawan-kawanya, atas perlakuan yang telah dia dan adiknya lakukan, dan tentu
saja Dragon memaafkan hal tersebut, serta tidak ingin memperpanjang
permasalahan ini. Kemudian Kalpen segera pamit untuk pergi mencari adiknya,
dan sepertinya dia tahu dimana adiknya itu kini sedang berada, setiap
dirinya sedang dilanda kesedihan.
Lalu tak lama kemudian, Kalpen berhasil menemukan keberadaan Zhoei, yaitu
di atas sebuah menara yang terletak di pusat Kota Togu. Kalpen segera
menghampirinya untuk berbicara dan meminta maaf terhadap adik kesayangannya
itu. Lalu Zhoei mulai mengungkapkan perasaannya, bahwa dia ternyata sangat
ingin menjadi juara Turnamen, karena dia mengincar hadiah sebagai tamu
kehormatan di Istana Nexus. Supaya dirinya bisa terkenal lalu menjadi pusat
perhatian di Ibukota Nexus. Maka setelah itu, otomatis kedua orang tuanya
juga akan menyadari keberadaan mereka lalu mengakui mereka sebagai anak
kandungnya, dan merasa bangga terhadap mereka berdua.
Tetapi Kalpen segera menepis rasa kecewa dari adiknya itu, Kalpen
mengatakan bahwa dia tidak butuh pengakuan dari orang tua yang telah
membuang mereka. Yang penting sekarang adalah mereka berdua saling bersama
dan saling menjaga satu sama lain. Sekarang daripada mereka harus terus
bersifat angkuh dan menjauhkan orang lain dari kehidupan mereka, bukankah
akan lebih baik jika mereka bisa menambahkan beberapa teman ke dalam
kehidupan mereka. Dan yang dimaksud oleh Kalpen itu adalah Dragon dan
kawan-kawannya. Lalu sepertinya Zhoei setuju atas pernyataan dari Kalpen
tersebut.
Kembali ke Dragon dan kawan-kawannya, setelah Kalpen pergi berpamitan
kepada mereka. Gill menyuruh Dragon untuk segera bersiap-siap berangkat ke
Stadion Amritzer, bersama dengan Tatsui dan Glauss, untuk menghadiri
perhelatan babak Final dalam Turnamen Kota Togu. Namun sepertinya Rhogi
tidak bisa ikut, dikarenakan dia harus menjaga gurunya yang masih belum
siuman di Rumah sakit. Maka dari itu, mereka hanya akan berangkat berempat
saja, dua orang akan melangsungkan pertarungan, dan dua orang lagi akan
menonton pertarungan tersebut, bersama dengan ratusan penonton yang telah
memenuhi Stadion amritzer.
Kemeriahan di Stadion Amritzer. Para Penonton sudah tidak sabar untuk dapat menyaksikan pertarungan antara Gill melawan Dragon. |
Tak lama kemudian, pada sore harinya. Stadion amritzer sudah dipenuhi oleh
banyak penonton yang sangat antusias dan sudah tidak sabar lagi untuk bisa
segera menyaksikan babak Final dari Turnamen Kota Togu, yang akan
mempertemukan antara Gill dan Dragon sebagai lawan. Keduanya merupakan
petarung yang telah menunjukan keahlian serta kekuatan tak terduga di
sepanjang penyelenggaraan Turnamen tersebut, sehingga banyak orang yang
mengagumi mereka, dan sulit untuk memilih siapa di antara mereka berdua
yang paling diunggulkan. Dalam masalah kekuatan, mungkin Gill yang paling
diunggulkan, namun dalam masalah kelincahan mungkin Dragon yang lebih
diunggulkan. Tetapi jika mengenai masalah kelincahan, sebenarnya Gill juga
mempunyainya dan tak kalah dari Dragon. Sehingga lawan yang akan dihadapi
oleh Dragon saat ini, pastinya adalah lawan yang lebih sulit daripada
lawan-lawan sebelumnya.
Gill dan Dragon sudah berada di lorong untuk menuju ke arena pertandingan.
Sementara itu, sang Pembawa acara mulai membuka secara resmi Perhelatan
Turnamen Kota Togu. “Selamat sore semuanya!! Selamat datang di babak Final
dari ajang terbesar yang ada di Kerajaan Nexus ini, yaitu Turnamen Kota
Togu !!! ... Sebentar lagi kita akan menyaksikan pertarungan final antara
Gill melawan Dragon. Yang pastinya sudah sangat ditunggu-tunggu oleh semua
penonton di seluruh penjuru Kerajaan! ... Tapi sebelumnya, mari kita dengarkan
dulu sambutan dari orang nomor satu di Kerajaan Nexus, yang paling kita
cintai dan paling kita hormati. Tentu saja Yang mulia ... Raja Velodrian!!”
Setelah sang Pembawa acara mengucapkan hal tersebut, para penyihir
pendeteksi, segera menyorotkan tongkat bola kristal mereka ke arah langit.
Dan seketika itu juga tongkat mereka semua langsung memancarkan sinar yang
kemudian menyatu di atas langit, hingga menghasilkan suatu gambaran,
seperti sebuah proyektor.
Gambaran dari proyeksi tersebut, menampilkan sosok Raja Velodrian yang sedang duduk di kursi singgasananya, dengan ekspresi wajah yang tampak
seperti sedang kebingungan, sambil berbicara. “Apakah ini sudah menyala?”
Lalu Jenderal segera memperingatkannya bahwa wajah sang Raja kini sudah
tampil di Stadion amritzer, sehingga seluruh penonton kini sedang melihat
sang Raja secara langsung. Jadi Raja Velodrian segera memperbaiki posisi
duduknya, lalu berdehem untuk memulai sambutannya.
“Ehm. Wahai rakyatku yang sangat kucintai. Pada kesempatan kali ini aku
akan ... Ah, sepertinya aku tidak memerlukan teks ini.” Ucap Raja
Velodrian.
“Yang mulia harus terdengar berwibawa. Ayo baca teksnya.” Ujar sang
Jenderal kepada Raja Velodrian.
“Tidak usah.” Raja tetap bersikeras dan malah membuang teks tersebut,
kemudian melanjutkan sambutannya kembali. “Semuanya! Selamat sore ... Yang
sudah menyaksikan pertarungan para peserta Turnamen dari awal sampai akhir.
Pastinya sudah tidak sabar untuk menyaksikan babak Final ini kan? Begitu
juga denganku.” Ucap Raja Velodrian. Lalu sang Jenderal menundukan kepala
sambil mengusap jidatnya. Karena Raja Velodrian memang tidak terlalu suka
memakai bahasa yang formal.
“Jujur saja, putriku sangat memfavoritkan Gill.”
“Ayah! Apa yang ayah katakan? Ayah membuatku malu.” Terdengar suara dari
Tuan Putri yang sepertinya juga sedang berada di ruang singgasana tersebut untuk sama-sama menyaksikan jalannya pertandingan di Turnamen Kota Togu.
“Oh iya, sekarang mari kita saksikan babak Final Turnamen Kota Togu
bersama-sama, dan siapapun di antara mereka berdua yang akan menjadi
pemenangnya, bersiaplah untuk datang kemari ya. Aku dengan senang hati akan
menjamu sang Juara ... Kalau begitu, sampai jumpa di Istana.” Lalu setelah
mengucapkan hal tersebut, gambaran proyeksi Raja Velodrian yang terpampang
di atas langit langsung menghilang dalam sekejap. Hal itu membuat
seluruh penonton yang berada di Stadion amritzer, sangat terpukau dan jadi semakin antusias.
Ternyata selama ini, Raja Velodrian juga selalu menyaksikan setiap
rangkaian pertandingan dalam Turnamen Kota Togu, dan sambutan singkat yang
telah diberikan olehnya barusan, membuat seluruh penduduk di Kerajaan Nexus jadi semakin semangat untuk menyaksikan Turnamen tersebut dan tidak mau jika sampai melewatkannya, Saking populernya Turnamen Kota Togu, Mungkin saat ini Turnamen tersebut juga sedang disaksikan oleh banyak orang
yang berada di Kerajaan lain.
Beberapa saat setelah sang Raja memberikan sambutan, kini waktunya sudah tiba untuk pertarungan terbesar.
Sang Pembawa acara langsung saja memanggil nama kedua petarung, yaitu Gill dan Dragon untuk segera
memasuki arena pertandingan. Maka seketika itu juga, kedatangan mereka
langsung disambut oleh sorak sorai dari seluruh penonton di yang ada di
setiap penjuru Stadion Amritzer. Hal itu membuat Gill dan Dragon
jadi sedikit merasa gugup, karena mereka sedang berjalan di
tengah-tengah situasi yang begitu meriah, bahkan lebih meriah daripada yang
sebelumnya pernah mereka rasakan.
“Gill, apakah kau gugup?” Tanya Dragon.
“I- iya sedikit, tapi aku Juga merasa bersemangat.” Jawab Gill.
“Kalau begitu, aku juga.” Kata Dragon sambil tersenyum.
Di antara banyaknya penonton yang memenuhi tribun, ada Glauss yang duduk
bersama Tatsui, Edwin, Chap blaze, Best knight, Cobra, Diamor, Bernie zarr,
Juga Kalpen bersama Zhoei. Para peserta yang telah gugur dalam Turnamen itu
hampir semuanya hadir untuk menyaksikan pertandingan Final antara Gill
melawan Dragon, mereka juga sepertinya merasa penasaran, kira-kira siapa
diantara Gill dan Dragon yang akan menjadi juaranya? Namun sosok Azter dan
Ajora tidak nampak ada disana, sepertinya mereka sudah kembali pulang ke
Kerajaan Gold one (Tempat asal mereka), atau mungkin saat ini mereka sedang
mengerjakan urusan lain.
Dragon dan Gill sebelumnya telah berjanji kepada satu sama lain, untuk
berjuang dengan mengerahkan seluruh kemampuan mereka, hingga mereka berdua
bisa sampai ke babak final. Bukan untuk menentukan siapa yang lebih kuat
atau siapa yang lebih hebat, tetapi mereka ingin bersaing secara sehat,
untuk meraih tujuan mereka masing-masing setelah berhasil menjadi Juara
Turnamen Kota Togu. Dan apapun hasil akhir dari pertandingan tersebut,
tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan diantara mereka sama sekali.
Setelah mereka berdua sudah berdiri saling berhadapan di arena pertandingan, tak lama kemudian, Sang Wasit segera menyatakan bahwa pertandingan mereka dimulai! hal
tersebut diikuti oleh antusias dari para penonton yang semakin bersorak
dengan sangat meriah. Sedangkan Gill dan Dragon segera mempersiapkan diri
mereka untuk saling bertarung. Gill langsung mengeluarkan pedang H butcher
miliknya, sedangkan Dragon langsung memunculkan dua buah pisau belati di
tangannya.
“Waah, sepertinya Gill memutuskan untuk langsung memberikan perlawanan
sulit terhadap Dragon di awal pertandingan.” Ucap sang Pembawa acara, yang
terkejut karena melihat Gill memutuskan untuk langsng mengunakan pedang H butcher
di awal pertandingan.
Semua sudah tahu bahwa sarung tangan yang dipakai Gill dapat meningkatkan
kekuatan tangannya menjadi 10 kali lipat, dan jika ditambah dengan
menggunakan pedang H butcher, maka kekuatan tangan Gill akan meningkat
menjadi 100 kali lipat. Sehingga Gill dapat memberikan serangan
tebasan-tebasan kuat terhadap lawannya.
Lalu tanpa banyak basa-basi, Dragon segera melemparkan banyak pisau belati
ke arah Gill. Tetapi hanya dengan sekali ayunan saja dari pedang H butcher
milik Gill, rupanya sudah cukup untuk menghempaskan pisau-pisau belati dari
Dragon, yang tertiup oleh gelombang angin besar sehingga pisau-pisau itu jadi berserakan di lantai. Kemudian, Gill segera menebaskan
pedangnya ke lantai, dan seketika itu juga gelombang dahsyat dari tebasan
tersebut, menjalar membelah lantai menuju ke arah Dragon.
Dragon segera berguling ke samping untuk menghindari serangan gelombang
tebasan tersebut, yang bahkan bisa sampai menghancurkan lantai. Jika
Dragon terkena oleh serangan itu, maka pasti Dragon akan mengalami luka yang cukup
parah. Kemudian, sambil terus berusaha menghindar, Melinda segera berbicara kepada Dragon.
“Percuma saja Dragon, serangan dari pisau-pisau belatiku tidak mungkin bisa
menandingi dahsyatnya kekuatan dari pedang Gill, walaupun kau melemparkan
pisau sebanyak apapun, dia pasti bisa menghempaskannya.” Ucap Melinda.
“Baiklah kalau begitu, coba kita pakai kekuatan cahaya silau milikmu.” Ujar
Dragon kepada Melinda.
Lalu segera setelah itu, lempengan emas yang ada di pundak Dragon langsung
memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan, sehingga bisa membuat pengelihatan semua orang jadi teralihkan untuk sesaat, termasuk bagi lawan
Dragon (Yaitu Gill). Ketika sedang berada di tengah-tengah kesilauan
tersebut, Dragon segera melesat menuju ke dekat Gill untuk
memberikan serangan kejutan.
Kemudian, saat semua orang sudah mulai bisa melihat kembali keadaan yang
sedang terjadi di arena pertandingan (Karena efek dari cahaya silau
tersebut sudah mulai hilang). Mereka berharap adanya kejutan yang terjadi, Tetapi rupanya tidak ada hal yang mengejutkan untuk mereka saksikan. Saat itu Dragon
tampak sedang berdiri sambil merasa kebingungan karena dia tidak menemukan
sosok Gill dimanapun. Karena ternyata Gill sedang berada tepat di
belakangnya sambil bersiap untuk mengayunkan pedang H butcher kepada
Dragon.
Lalu, Dragon yang segera menengok ke belakang sambil merasa terkejut.
Akhirnya hanya pasrah saja menerima serangan tebasan di punggungnya. Karena sudah terlambat, Dragon
tidak sempat untuk menghindari serangan tersebut karena jaraknya yang
terlalu dekat, sehingga dia jadi tidak bisa mengantisipasinya.
.
Tebasan tersebut terkena sarung pedang di punggung Dragon, yang langsung hancur terbelah menjadi dua, sedangkan kulit Dragon tidak terkena langsung oleh tebasan. Lalu seketika itu juga, tubuh Dragon langsung terpental cukup jauh, dan jatuh
tersungkur hingga ke tepian arena pertandingan. Sedangkan pedang milik Dragon langsung terlepas lalu terlempar menjauh bersama serpihan sarung pedang yang sudah hancur terkena tebasan dari Gill.
“Pe- pedangku?!” Ujar Dragon. Yang sangat terlihat cemas sambil
mencari-cari keberadaan pedangnya.
“Hey, fokuslah pada pertandingan.” Kata Melinda memperingatkan
Dragon.
Kemudian Gill berbicara kepada Dragon. “Ayolah, aku berharap lebih
darimu.” Ucap Gill.
Lalu Dragon mulai fokus lagi dan menatap Gill dengan serius. Dia mulai
berdiri sambil memunculkan lagi pisau belati di kedua tangannya. Setelah
itu dia segera berlari ke arah Gill dengan semangat yang menggebu-gebu,
tapi tentunya Gill tidak akan hanya diam saja. Dia segera melancarkan lagi serangan tebasan, sehingga gelombang-gelombang kuat terus melaju berdatangan ke arah Dragon. Namun Dragon selalu berhasil menghindarinya dengan cara bersalto ataupun melompat ke samping,
sehingga lama-kelamaan jarak Dragon dengan Gill menjadi semakin dekat.
Setelah Dragon berhasil menghindari semua serangan gelombang tebasan dari Gill, akhirnya dia sampai juga di dekat tubuh lawannya itu untuk mendaratkan serangan dari kedua pisau belatinya. Tapi dengan cekatan, Gill menahan serta menangkis semua serangan pisau belati dari Dragon menggunakan pedang H butcher miliknya. Mereka saling beradu senjata serta saling beradu tehnik bertarung, mereka berdua sama-sama memiliki keahlian bertarung yang sangat hebat sehingga keduanya memberikan perlawanan yang sengit kepada satu sama lain. Namun tetap saja, senjata yang dimiliki oleh Gill jauh lebih kuat dibanding dengan pisau-pisau belati milik Dragon, sehingga dengan mudah tubuh Dragon dapat dihempaskan lagi oleh Gill hingga jauh dan menyebabkan tubuh Dragon terguling-guling menghantam lantai.
Tapi Gill tidak menghentikan serangannya sampai disitu, dia terus mengirimi
Dragon gelombang-gelombang tebasan, yang harus Dragon hindari dengan susah
payah. Namun lama-kelamaan, Dragon sepertinya mulai kewalahan menghadapi serangan dari Gill, karena dia tidak tahu
harus menandingi kekuatan pedang Gill dengan cara apa, disamping itu dia
juga sedang mengalami rasa gelisah, karena pedang berharga pemberian dari
gurunya kini sedang tergeletak di lantai tanpa diselimuti oleh sarung
pedang, dan berada sangat jauh darinya.
Sementara itu di bangku Penonton, Glauss berkata. “Ayolah Dragon! Kau pasti
memiliki cara untuk bisa mengalahkan Gill, iya kan?” Teriak Glauss.
“Tenang saja, Dragon itu orangnya optimis.” Kata Tatsui.
“Tapi, Dragon tidak mempunyai cara untuk bisa menandingi kekuatan pedang H butcher milik Gill.” Glauss berbicara sambil merasa pasrah.
“Perasaan Dragon saat ini, mungkin sama seperti yang aku rasakan ketika
melawan Gill pada waktu itu, aku merasa tidak bisa menandingi kekuatan dari senjata-senjata milik Gill. Tetapi pada saat itu, Aku berhasil mendaratkan beberapa serangan
kepada Gill, karena aku bertindak dengan cepat, sehingga Gill jadi
kewalahan ... Itulah mengapa, saat ini Dari awal pertandingan, Gill langsung menggunakan pedang H butcher
miliknya, karena dia tidak mau jika hal yang sama sampai terulang lagi
terhadap dirinya, dia tidak mau jika sampai kalah cepat dari Dragon. Orang
yang sama sekali tidak boleh dia remehkan. Untuk menandingi serta
mengantisipasi kelincahan dari Dragon, maka Gill perlu langsung memakai
senjata yang begitu kuat, terutama supaya dia bisa menangkis semua serangan dari Dragon dengan mudah.”
“Oh jadi begitu alasannya, mengapa Gill menggunakan pedang itu sejak awal.”
“Saat ini, Dragon pasti sedang kebingungan karena dia tidak bisa menemukan
sedikitpun celah untuk bisa mendaratkan serangan terhadap Gill, karena
Gill mampu menangkis serta mengantisipasi setiap serangan darinya. Sejak
awal dia memang sudah tahu bahwa kesempatannya untuk menang melawan Gill sangatlah tipis ... Tapi Dragon selalu mempunyai kunci untuk bisa meraih
setiap kemenangan.”
"Kunci?? Kunci seperti apa yang kau maksud itu?” Tanya Glauss kepada Tatsui
dengan penuh rasa penasaran.
“Kuncinya adalah ... Selalu Yakin.” Jawab Tatsui secara singkat.
“Hah?” Ucap Glauss dengan ekspresi wajah bengong.
“Kita juga harus bisa yakin kepadanya... Walaupun kita tidak bisa
menentukan siapa diantara mereka berdua yang akan menjadi Juaranya, tapi kita harus tetap yakin.” Kata
Tatsui.
“Huoooh!! Memang benar sih Dragon tidak boleh diremehkan sama sekali, tapi
yang sedang menjadi lawannya saat ini adalah Gill, yang memiliki kehebatan
hampir setara denganku ... Maka dari itu aku juga tidak tahu akan seperti
apa jadinya pertandingan ini.” Ujar Glauss (Sambil sedikit menyombongkan
dirinya), kata-kata tersebut dia maksudkan hanya untuk bercanda saja.
“Hmm ... Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka berdua.” Ucap Tatsui
kepada Glauss.
Sementara itu, Dragon masih berusaha untuk melancarkan berbagai serangan
terhadap Gill menggunakan pisau-pisau belati miliknya. Dan walaupun Dragon
mengkombinasikan serangannya tersebut dengan tali ajaibnya juga cahaya
silau dari Melinda, tapi tetap saja serangan-serangan yang dilancarkan oleh
Dragon tidak ada yang bisa mengenai Gill. Karena Gill dapat
mengantisipasi semuanya, yang menyebabkan terhempasnya
Dragon berkali-kali, hingga Dragon terus mengalami luka-luka di sekujur
tubuhnya, dia benar-benar dibuat babak belur oleh Gill.
“Apapun rencana yang sudah kau persiapkan untuk melawanku. Aku pasti akan bisa
mengantisipasinya, jadi percuma saja Dragon ... Sepertinya, semua hanya
cukup sampai disini saja.” Ucap Gill kepada Dragon.
“Ya, Aku
pasti akan mengalami kesulitan dalam menghadapimu, karena kau memiliki
kemampuan bertarung yang hebat, serta memiliki kekuatan besar di setiap
senjatamu, tetapi ... Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menyerah.
Sebelum sekujur tubuhku ini benar-benar sudah tidak dapat digerakan lagi,
aku akan terus melawanmu.” Ujar Dragon.
“Berhentilah bertindak bodoh, kau belum mengerahkan semua kemampuan yang
kau miliki. Selama ini kau selalu membawa sebuah pedang di punggungmu, tapi
mengapa kau tidak pernah menggunakannya sama sekali di sepanjang perhelatan
Turnamen ini? Aku ingin sekali melihatmu menggunakannya. Kenapa kau terlalu bergantung kepada kemampuan pisau
belatimu itu saja?” Tanya Gill.
Dragon sempat terdiam sejenak, kemudian dia menjawab pertanyaan dari Gill
tersebut. “Bukannya aku hanya bergantung kepada pisau--pisau belati saja,
tapi aku hanya tidak mau saja menggunakan pedang itu.” Kata Dragon.
“Kenapa?” Gill bertanya-tanya.
“Pedang itu adalah pemberian dari mendiang guruku. Dan aku hanya akan
menggunakannya untuk menghadapi satu orang saja.”
“Hah? Keputusan macam apa itu?” Gill mempertanyakan prinsip dari Dragon.
“Itu adalah prinsip yang kuciptakan sendiri. Saking berharganya pedang itu
untukku, aku jadi merasa tidak pantas untuk menggunakannya, dan memutuskan
untuk menggunakannya dalam sekali pertarungan saja, melawan orang yang saat
ini sedang kuincar. Yakni orang yang telah membunuh guruku!”
“Oh, jadi begitu. Prinsipmu itu memang benar-benar unik ... Tapi katamu kau
harus menjadi Juara dari Turnamen ini supaya bisa mencapai tujuanmu
tersebut. Maka dari itu, kau tidak punya pilihan lain selain menang. Sebaiknya kau
gunakan pedang itu sekarang!” Suruh Gill kepada Dragon.
“Tidak! Aku akan tetap bertarung melawanmu menggunakan pisau-pisau belati.”
Ujar Dragon.
“Kau ini keras kepala. Kau lupa tentang apa yang telah kukatakan padamu? Bertarunglah dengan
mengerahkan seluruh kemampuanmu! Cepat kau gunakan pedangmu, dan jangan bertindak bodoh terus!” Bentak Gill
kepada Dragon.
Lalu Dragon terdiam sejenak. “ ... Ya, prinsipku ini memang bodoh. Tapi
dengan prinsip yang kuciptakan ini. Di sepanjang perjalananku, aku jadi
selalu bertarung mati-matian menggunakan senjata apapun yang berada
disekitarku. Sehingga semakin hari aku menjadi semakin mahir menggunakan
berbagai macam senjata, dan aku juga menjadi semakin mendapatkan pengalaman
berharga dalam menghadapi berbagai musuh selama ini... Jika aku hanya
selalu bergantung pada kekuatan dari pedang itu saja sejak awal. Maka sampai kapanpun aku hanya akan terus bergantung
saja terhadap pedang itu, dan tidak akan bisa berkembang sampai menjadi seperti
sekarang ini. Pengalaman membuat kita menjadi semakin kuat, sehingga aku
berkembang dari yang hanya seorang Prajurit biasa, menjadi orang yang
bahkan bisa mengalahkan seorang Kesatria berjuluk sang cakar naga, kemudian
aku juga bisa mengalahkan monster-monster tanaman berbahaya, lalu
mengalahkan wanita pengguna kekuatan pengendali objek ... Aku bisa sampai
seperti sekarang ini, setelah mengalami perjalanan yang panjang bersama
dengan prinsipku!” Kata Dragon dengan penuh semangat serta emosi.
Perkataan dari Dragon itu membuat Gill sedikit terkesima. Kemudian Gill
berkata, “Hmm, jadi begitu ya ... Kau bisa menjadi semakin kuat dan mahir
berkat prinsip yang kau ciptakan sendiri, tapi sekarang kau harus berhenti
menggunakan prinsipmu itu, jika kau benar-benar ingin menang dalam
pertandingan ini. Sudah tiba saatnya kau harus menggunakan pedang itu.
Sehingga kau bisa menjadi semakin kuat dari sebelumnya. Jujur saja, aku
sangat penasaran dengan kekuatan dari pedang pemberian gurumu itu.” Ucap
Gill kepada Dragon.
“Maaf Gill, aku tetap tidak akan menggunakannya.” Dragon tetap bersikeras.
“Baiklah kalau begitu, maka tidak ada pilihan lain.” Kata Gill, sambil
berjalan menghampiri pedang milik Dragon yang tergeletak tidak jauh dari
tempat Gill berdiri.
“Apa yang akan kau lakukan? Gill.” Ujar Dragon sambil merasa kebingungan,
karena Gill memungut pedang milik Dragon dari lantai.
Melihat hal tersebut, rupanya Dragon tidak mau tinggal diam, dia segera
berdiri dan berlari menuju ke arah Gill. Lalu Gill melemparkan pedang
berharga pemberian dari guru Dragon itu, ke atas udara setinggi-tingginya.
Dan segera setelah itu, Gill mempersiapkan pedang H butcher miliknya untuk
menebas pedang milik Dragon sampai hancur.
Tiba-tiba, sebuah tali yang panjang, langsung melesat dan melilit pedang
yang sedang jatuh ke bawah itu, yang tadinya akan mendapat tebasan kuat
dari Gill. Lalu setelah pedang tersebut berhasil dililit oleh tali ajaib
milik Dragon, maka setelah itu Dragon segera menariknya hingga pedang
tersebut sampai ke genggaman tangan Dragon dengan selamat dan utuh sebelum
Gill sempat menebasnya.
Kemudian, sambil menggenggam erat gagang pedang pemberian gurunya tersebut
di tangannya, Dragon tampak tertunduk seperti sedang menahan emosi, lalu dia mulai mengangkat
kepalanya secara perlahan hingga menghadap lurus ke arah Gill, dengan
tatapan mata tajam yang dia pancarkan terhadap lawannya itu. Sepertinya
Dragon merasa sangat tidak senang atas perbuatan yang barusan telah dilakukan oleh
Gill tersebut.
Maka dari itu, kemudian sebuah kalimat mulai terucap dari mulut Dragon.
“Beraninya kau, Gill .... Tidak ada yang boleh memperlakukan pedang
pemberian dari guruku ini dengan seenaknya!” Ujar Dragon.
Setelah
mengucapkan hal tersebut, Dragon langsung mengangkat tinggi-tinggi pedang
yang ada di genggamannya tersebut.
Tiba-tiba api yang sangat besar mulai muncul dan berkobar menyelimuti
seluruh bilah pedang di genggaman tangan Dragon, kobaran api itu terus bertambah semakin besar hingga
menjulang tinggi sampai ke atas langit. Hal itu merupakan pemandangan yang sangat
menakjubkan, sehingga membuat seluruh penonton yang
menyaksikannya, langsung terperanjat kaget hingga mata mereka semua terbelalak seakan mau copot,
bahkan ada yang tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Mereka semua
melihat Dragon sedang memegang pedang yang dapat mengeluarkan kobaran api besar, seperti orang yang sedang memegang obor. Kira-kira apa yang selanjutnya
akan terjadi dalam pertarungan antara Gill melawan Dragon yang semakin
memanas itu?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 26
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 24
No comments:
Post a Comment