Friday, February 22, 2019

Journey of the Dragon Chapter 25

Chapter 25 : Final round



Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 25.



   Turnamen yang diselenggarakan di Kota Togu setiap empat tahun sekali, menghadirkan banyak sekali orang-orang hebat serta terkenal yang berpartisipasi untuk menjadi Pesertanya. Para peserta yang berpartisipasi dalam Turnamen tersebut, terdiri dari orang-orang dengan berbagai macam profesi. Mulai dari para ahli beladiri, Penyihir, Kesatria, Pemburu buronan, Pemburu monster, dan bahkan ada juga seorang Pandai besi. Nama-nama peserta yang paling terkenal dalam Turnamen tersebut, adalah Bernie zarr, Glauss, Azter, Ajora, dan Master Big hit (yang merupakan juara bertahan dari Turnamen Kota Togu sebelumnya).

   Namun selain itu banyak juga nama-nama peserta baru yang tidak terlalu terkenal, tapi mampu memberikan kejutan bagi seluruh penonton yang menyaksikan Turnamen tersebut. Diantaranya ada Gill, Tatsui, Zhoei, dan Dragon. Yang pada awalnya sama sekali tidak diunggulkan, tetapi mereka mampu melaju dari babak penyisihan, menuju ke babak pertama, lalu ke babak kedua, hingga beberapa dari mereka bahkan bisa sampai ke babak semifinal.

   Dan pada babak semifinal tersebut, 4 orang saling dipertemukan untuk menjadi lawan. Yakni Gill melawan Master Big hit, sedangkan Zhoei melawan Dragon. Pertandingan antara Gill dan Master Big hit berjalan dengan cukup sengit. Karena keduanya memiliki kekuatan yang luar biasa. Master Big hit dengan tehnik tenaga dalam miliknya, sedangkan Gill dengan sarung tangan peningkat kekuatannya dan pedang H butcher (yang terbuat dari sisa-sisa bagian tubuh Monster Grood, sehingga dapat memberikan kekuatan yang sangat luar biasa terhadap Gill). Dengan menggunakan potensi penuh dari senjatanya itu, Gill mampu mengalahkan Master Big hit, lalu berhasil lolos ke babak Final.



Gill memberikan serangan tebasan pamungkas kepada Master Big hit.



   Sedangkan bagi Dragon yang harus menghadapi Zhoei di babak semifinal tersebut. Awalnya banyak orang yang tidak yakin bahwa Dragon bisa menang dari Zhoei, karena Dragon tidak mungkin dapat menandingi kemampuan yang dimiliki oleh Zhoei, yaitu kemampuan untuk menarik dan mendorong suatu objek yang dia lihat atau yang telah dia sentuh, yang pastinya akan sangat sulit untuk bisa dihindari oleh Dragon, bahkan juga bisa sangat merepotkan bagi Dragon. Namun setelah sempat mendapatkan saran dari Rhogi, Dragon mencoba sebuah metode untuk dapat menangani kemampuan yang dimiliki oleh Zhoei tersebut, yakni dengan cara melemparkan pisau belati sebanyak-banyaknya kepada Zhoei, sehingga objek yang harus dikendalikan oleh Zhoei jadi terlalu banyak, dan ternyata hal itu menyebabkan dia jadi gugup serta terpojok, karena dia tidak bisa mengendalikan semua objek itu secara bersamaan. Maka Dragon dapat memanfaatkan hal tersebut untuk melancarkan sebuah serangan kejutan terhadap Zhoei, yang bahkan sampai bisa membuat Zhoei jadi kalah telak, maka setelah itu Dragon berhak maju ke babak Final.



Dragon berhasil mengalahkan Zhoei, sehingga dia bisa lolos ke babak Final dan akan bertarung melawan Gill, di babak tersebut.



Susunan nama Peserta Turnamen penentuan.



   Kini perhelatan Turnamen Kota Togu akhirnya sudah sampai di babak Final, setelah melewati banyak pertarungan yang panjang dan seru. Akhirnya telah ditetapkan bahwa ada dua kandidat yang akan menjadi Juara dari Turnamen tersebut, yakni Gill dan Dragon. Kira-kira siapa di antara mereka berdua yang akan berhasil menjadi Juaranya? Mari terus ikuti ceritanya.

   Tapi sebelum babak Final dari Turnamen Kota Togu dimulai, ada sebuah kejadian yang sempat menimpa Dragon dan kawan-kawannya, yakni pada keesokan harinya setelah berakhirnya babak semifinal. Ada dua orang yang menyerang Dragon secara tiba-tiba, ketika Dragon dan kawan-kawannya sedang berada di Rumah sakit untuk melihat keadaan Gill yang baru selesai menjalani pengobatan setelah dirinya bertarung melawan Master Big hit.

   Orang yang mencoba untuk menyerang Dragon itu tak lain dan tak bukan adalah Zhoei, serta kakaknya yang bernama Kalpen. Sepertinya Zhoei merasa tidak terima karena sudah dikalahkan oleh Dragon dalam Turnamen Kota Togu, sehingga dirinya jadi tersingkir dari Turnamen tersebut. Jadi kini Zhoei ingin membuat perhitungan terhadap Dragon.

   Tapi untungnya, karena Tatsui dan Glauss juga ada di Rumah sakit itu bersama Dragon, jadi mereka dapat menghentikan penyerangan tersebut, lalu bersiap untuk melangsungkan pertarungan melawan dua orang kakak beradik angkuh itu. Zhoei yang sangat menginginkan pertandingan ulang melawan Dragon, merasa tidak masalah walaupun harus menghadapi mereka semua disana sekaligus, Zhoei begitu yakin bahwa dirinya bisa menang, karena Kalpen (Kakaknya) akan membantunya dalam pertarungan tersebut..

   Namun Gill yang keadaannya sudah membaik, tiba-tiba juga datang kesana bersama Rhogi untuk ikut bergabung ke dalam pertarungan. Dan hal tersebut tampaknya mulai membuat Kalpen menjadi sedikit gentar sehingga dia mencoba untuk menghentikan pertarungan, lalu mengajak adiknya itu untuk pulang. Tetapi Zhoei menolak, dan bahkan dia juga malah menyebut Kalpen sebagai pengecut. Setelah itu Zhoei memutuskan untuk melawan Dragon dan kawan-kawannya seorang diri saja.

   Lalu secara mengejutkan, Kalpen tiba-tiba menampar pipi Zhoei, untuk menyadarkannya bahwa situasi yang sedang mereka hadapi saat ini berbeda, dari situasi-situasi yang pernah mereka hadapi sebelumnya, karena lawan yang berada di hadapan mereka berdua itu bukanlah orang-orang biasa. Kalpen yakin bahwa dirinya dan Zhoei tidak mungkin bisa menang melawan Dragon dan kawan-kawannya. Ditambah lagi, Kalpen juga tidak mau bila adiknya itu sampai terluka dalam pertarungan penuh resiko tersebut. Tetapi karena Zhoei tidak mau mengerti dan merasa sangat kesal terhadap kakak yang telah menamparnya itu, maka dia memutuskan untuk pergi dari sana, sambil membawa amarah yang sangat menggunung di dalam hatinya.

   Lalu beberapa saat kemudian, sepertinya permasalahan antara Kalpen dan Dragon sudah diselesaikan secara damai. Maka setelah itu Kalpen mulai bercerita kepada Dragon dan kawan-kawan, tentang masa kecilnya dengan Zhoei. Sejak lahir, mereka berdua memang sudah memiliki kekuatan untuk menggerakan benda atau untuk mengubah berat suatu benda. Awalnya mereka hidup bahagia karena terlahir di keluarga yang cukup kaya, namun seiring berjalannya waktu, keluarga mereka mengalami kebangkrutan, sehingga kedua orang tua mereka memutuskan untuk menjual mereka ke pasar gelap dengan harga mahal, karena kemampuan yang mereka miliki.

   Selama 5 tahun mereka bekerja pada seorang penyelundup barang ilegal di Ibukota Kerajaan Nexus, hingga pada suatu hari, penyelundup tersebut berhasil ditangkap oleh para Prajurit Kerajaan, dan mereka berdua (Kalpen dan Zhoei) akhirnya terlepas dari jerat perbudakan. Lalu setelah itu mereka berdua harus memulai kehidupan baru mereka dengan cara bekerja serabutan, hingga pada suatu hari akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mulai berlatih serta mengasah kemampuan yang mereka miliki, supaya mereka berdua dapat menggunakannya untuk menangkap penjahat. Dan begitulah awalnya mengapa saat ini mereka bisa menjalani profesi sebagai dua orang Pemburu buronan profesional.

   Setelah bercerita panjang lebar, Kalpen meminta maaf kepada Dragon dan kawan-kawanya, atas perlakuan yang telah dia dan adiknya lakukan, dan tentu saja Dragon memaafkan hal tersebut, serta tidak ingin memperpanjang permasalahan ini. Kemudian Kalpen segera pamit untuk pergi mencari adiknya, dan sepertinya dia tahu dimana adiknya itu kini sedang berada, setiap dirinya sedang dilanda kesedihan.

   Lalu tak lama kemudian, Kalpen berhasil menemukan keberadaan Zhoei, yaitu di atas sebuah menara yang terletak di pusat Kota Togu. Kalpen segera menghampirinya untuk berbicara dan meminta maaf terhadap adik kesayangannya itu. Lalu Zhoei mulai mengungkapkan perasaannya, bahwa dia ternyata sangat ingin menjadi juara Turnamen, karena dia mengincar hadiah sebagai tamu kehormatan di Istana Nexus. Supaya dirinya bisa terkenal lalu menjadi pusat perhatian di Ibukota Nexus. Maka setelah itu, otomatis kedua orang tuanya juga akan menyadari keberadaan mereka lalu mengakui mereka sebagai anak kandungnya, dan merasa bangga terhadap mereka berdua.

   Tetapi Kalpen segera menepis rasa kecewa dari adiknya itu, Kalpen mengatakan bahwa dia tidak butuh pengakuan dari orang tua yang telah membuang mereka. Yang penting sekarang adalah mereka berdua saling bersama dan saling menjaga satu sama lain. Sekarang daripada mereka harus terus bersifat angkuh dan menjauhkan orang lain dari kehidupan mereka, bukankah akan lebih baik jika mereka bisa menambahkan beberapa teman ke dalam kehidupan mereka. Dan yang dimaksud oleh Kalpen itu adalah Dragon dan kawan-kawannya. Lalu sepertinya Zhoei setuju atas pernyataan dari Kalpen tersebut.

   Kembali ke Dragon dan kawan-kawannya, setelah Kalpen pergi berpamitan kepada mereka. Gill menyuruh Dragon untuk segera bersiap-siap berangkat ke Stadion Amritzer, bersama dengan Tatsui dan Glauss, untuk menghadiri perhelatan babak Final dalam Turnamen Kota Togu. Namun sepertinya Rhogi tidak bisa ikut, dikarenakan dia harus menjaga gurunya yang masih belum siuman di Rumah sakit. Maka dari itu, mereka hanya akan berangkat berempat saja, dua orang akan melangsungkan pertarungan, dan dua orang lagi akan menonton pertarungan tersebut, bersama dengan ratusan penonton yang telah memenuhi Stadion amritzer.



Kemeriahan di Stadion Amritzer. Para Penonton sudah tidak sabar untuk dapat menyaksikan pertarungan antara Gill melawan Dragon.



   Tak lama kemudian, pada sore harinya. Stadion amritzer sudah dipenuhi oleh banyak penonton yang sangat antusias dan sudah tidak sabar lagi untuk bisa segera menyaksikan babak Final dari Turnamen Kota Togu, yang akan mempertemukan antara Gill dan Dragon sebagai lawan. Keduanya merupakan petarung yang telah menunjukan keahlian serta kekuatan tak terduga di sepanjang penyelenggaraan Turnamen tersebut, sehingga banyak orang yang mengagumi mereka, dan sulit untuk memilih siapa di antara mereka berdua yang paling diunggulkan. Dalam masalah kekuatan, mungkin Gill yang paling diunggulkan, namun dalam masalah kelincahan mungkin Dragon yang lebih diunggulkan. Tetapi jika mengenai masalah kelincahan, sebenarnya Gill juga mempunyainya dan tak kalah dari Dragon. Sehingga lawan yang akan dihadapi oleh Dragon saat ini, pastinya adalah lawan yang lebih sulit daripada lawan-lawan sebelumnya.

   Gill dan Dragon sudah berada di lorong untuk menuju ke arena pertandingan. Sementara itu, sang Pembawa acara mulai membuka secara resmi Perhelatan Turnamen Kota Togu. “Selamat sore semuanya!! Selamat datang di babak Final dari ajang terbesar yang ada di Kerajaan Nexus ini, yaitu Turnamen Kota Togu !!! ... Sebentar lagi kita akan menyaksikan pertarungan final antara Gill melawan Dragon. Yang pastinya sudah sangat ditunggu-tunggu oleh semua penonton di seluruh penjuru Kerajaan! ... Tapi sebelumnya, mari kita dengarkan dulu sambutan dari orang nomor satu di Kerajaan Nexus, yang paling kita cintai dan paling kita hormati. Tentu saja Yang mulia ... Raja Velodrian!!”

   Setelah sang Pembawa acara mengucapkan hal tersebut, para penyihir pendeteksi, segera menyorotkan tongkat bola kristal mereka ke arah langit. Dan seketika itu juga tongkat mereka semua langsung memancarkan sinar yang kemudian menyatu di atas langit, hingga menghasilkan suatu gambaran, seperti sebuah proyektor.



Proyeksi yang menampilkan sosok Raja Velodrian di Istana Nexus.


   Gambaran dari proyeksi tersebut, menampilkan sosok Raja Velodrian yang sedang duduk di kursi singgasananya, dengan ekspresi wajah yang tampak seperti sedang kebingungan, sambil berbicara. “Apakah ini sudah menyala?”

   Lalu Jenderal segera memperingatkannya bahwa wajah sang Raja kini sudah tampil di Stadion amritzer, sehingga seluruh penonton kini sedang melihat sang Raja secara langsung. Jadi Raja Velodrian segera memperbaiki posisi duduknya, lalu berdehem untuk memulai sambutannya.

   “Ehm. Wahai rakyatku yang sangat kucintai. Pada kesempatan kali ini aku akan ... Ah, sepertinya aku tidak memerlukan teks ini.” Ucap Raja Velodrian.

   “Yang mulia harus terdengar berwibawa. Ayo baca teksnya.” Ujar sang Jenderal kepada Raja Velodrian.

   “Tidak usah.” Raja tetap bersikeras dan malah membuang teks tersebut, kemudian melanjutkan sambutannya kembali. “Semuanya! Selamat sore ... Yang sudah menyaksikan pertarungan para peserta Turnamen dari awal sampai akhir. Pastinya sudah tidak sabar untuk menyaksikan babak Final ini kan? Begitu juga denganku.” Ucap Raja Velodrian. Lalu sang Jenderal menundukan kepala sambil mengusap jidatnya. Karena Raja Velodrian memang tidak terlalu suka memakai bahasa yang formal.

   “Jujur saja, putriku sangat memfavoritkan Gill.”

   “Ayah! Apa yang ayah katakan? Ayah membuatku malu.” Terdengar suara dari Tuan Putri yang sepertinya juga sedang berada di ruang singgasana tersebut untuk sama-sama menyaksikan jalannya pertandingan di Turnamen Kota Togu.

   “Oh iya, sekarang mari kita saksikan babak Final Turnamen Kota Togu bersama-sama, dan siapapun di antara mereka berdua yang akan menjadi pemenangnya, bersiaplah untuk datang kemari ya. Aku dengan senang hati akan menjamu sang Juara ... Kalau begitu, sampai jumpa di Istana.” Lalu setelah mengucapkan hal tersebut, gambaran proyeksi Raja Velodrian yang terpampang di atas langit langsung menghilang dalam sekejap. Hal itu membuat seluruh penonton yang berada di Stadion amritzer, sangat terpukau dan jadi semakin antusias.

   Ternyata selama ini, Raja Velodrian juga selalu menyaksikan setiap rangkaian pertandingan dalam Turnamen Kota Togu, dan sambutan singkat yang telah diberikan olehnya barusan, membuat seluruh penduduk di Kerajaan Nexus jadi semakin semangat untuk menyaksikan Turnamen tersebut dan tidak mau jika sampai melewatkannya, Saking populernya Turnamen Kota Togu, Mungkin saat ini Turnamen tersebut juga sedang disaksikan oleh banyak orang yang berada di Kerajaan lain.

   Beberapa saat setelah sang Raja memberikan sambutan, kini waktunya sudah tiba untuk pertarungan terbesar. Sang Pembawa acara langsung saja memanggil nama kedua petarung, yaitu Gill dan Dragon untuk segera memasuki arena pertandingan. Maka seketika itu juga, kedatangan mereka langsung disambut oleh sorak sorai dari seluruh penonton di yang ada di setiap penjuru Stadion Amritzer. Hal itu membuat Gill dan Dragon jadi sedikit merasa gugup, karena mereka sedang berjalan di tengah-tengah situasi yang begitu meriah, bahkan lebih meriah daripada yang sebelumnya pernah mereka rasakan.

   “Gill, apakah kau gugup?” Tanya Dragon.

   “I- iya sedikit, tapi aku Juga merasa bersemangat.” Jawab Gill.

   “Kalau begitu, aku juga.” Kata Dragon sambil tersenyum.

   Di antara banyaknya penonton yang memenuhi tribun, ada Glauss yang duduk bersama Tatsui, Edwin, Chap blaze, Best knight, Cobra, Diamor, Bernie zarr, Juga Kalpen bersama Zhoei. Para peserta yang telah gugur dalam Turnamen itu hampir semuanya hadir untuk menyaksikan pertandingan Final antara Gill melawan Dragon, mereka juga sepertinya merasa penasaran, kira-kira siapa diantara Gill dan Dragon yang akan menjadi juaranya? Namun sosok Azter dan Ajora tidak nampak ada disana, sepertinya mereka sudah kembali pulang ke Kerajaan Gold one (Tempat asal mereka), atau mungkin saat ini mereka sedang mengerjakan urusan lain.



Gill berhadapan dengan Dragon.



   Dragon dan Gill sebelumnya telah berjanji kepada satu sama lain, untuk berjuang dengan mengerahkan seluruh kemampuan mereka, hingga mereka berdua bisa sampai ke babak final. Bukan untuk menentukan siapa yang lebih kuat atau siapa yang lebih hebat, tetapi mereka ingin bersaing secara sehat, untuk meraih tujuan mereka masing-masing setelah berhasil menjadi Juara Turnamen Kota Togu. Dan apapun hasil akhir dari pertandingan tersebut, tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan diantara mereka sama sekali.

   Setelah mereka berdua sudah berdiri saling berhadapan di arena pertandingan, tak lama kemudian, Sang Wasit segera menyatakan bahwa pertandingan mereka dimulai! hal tersebut diikuti oleh antusias dari para penonton yang semakin bersorak dengan sangat meriah. Sedangkan Gill dan Dragon segera mempersiapkan diri mereka untuk saling bertarung. Gill langsung mengeluarkan pedang H butcher miliknya, sedangkan Dragon langsung memunculkan dua buah pisau belati di tangannya.

   “Waah, sepertinya Gill memutuskan untuk langsung memberikan perlawanan sulit terhadap Dragon di awal pertandingan.” Ucap sang Pembawa acara, yang terkejut karena melihat Gill memutuskan untuk langsng mengunakan pedang H butcher di awal pertandingan.

   Semua sudah tahu bahwa sarung tangan yang dipakai Gill dapat meningkatkan kekuatan tangannya menjadi 10 kali lipat, dan jika ditambah dengan menggunakan pedang H butcher, maka kekuatan tangan Gill akan meningkat menjadi 100 kali lipat. Sehingga Gill dapat memberikan serangan tebasan-tebasan kuat terhadap lawannya.

   Lalu tanpa banyak basa-basi, Dragon segera melemparkan banyak pisau belati ke arah Gill. Tetapi hanya dengan sekali ayunan saja dari pedang H butcher milik Gill, rupanya sudah cukup untuk menghempaskan pisau-pisau belati dari Dragon, yang tertiup oleh gelombang angin besar sehingga pisau-pisau itu jadi berserakan di lantai. Kemudian, Gill segera menebaskan pedangnya ke lantai, dan seketika itu juga gelombang dahsyat dari tebasan tersebut, menjalar membelah lantai menuju ke arah Dragon.



Dragon menghindari gelombang serangan dari tebasan Gill.


   Dragon segera berguling ke samping untuk menghindari serangan gelombang tebasan tersebut, yang bahkan bisa sampai menghancurkan lantai. Jika Dragon terkena oleh serangan itu, maka pasti Dragon akan mengalami luka yang cukup parah. Kemudian, sambil terus berusaha menghindar, Melinda segera berbicara kepada Dragon.

   “Percuma saja Dragon, serangan dari pisau-pisau belatiku tidak mungkin bisa menandingi dahsyatnya kekuatan dari pedang Gill, walaupun kau melemparkan pisau sebanyak apapun, dia pasti bisa menghempaskannya.” Ucap Melinda.

   “Baiklah kalau begitu, coba kita pakai kekuatan cahaya silau milikmu.” Ujar Dragon kepada Melinda.

   Lalu segera setelah itu, lempengan emas yang ada di pundak Dragon langsung memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan, sehingga bisa membuat pengelihatan semua orang jadi teralihkan untuk sesaat, termasuk bagi lawan Dragon (Yaitu Gill). Ketika sedang berada di tengah-tengah kesilauan tersebut, Dragon segera melesat menuju ke dekat Gill untuk memberikan serangan kejutan.

   Kemudian, saat semua orang sudah mulai bisa melihat kembali keadaan yang sedang terjadi di arena pertandingan (Karena efek dari cahaya silau tersebut sudah mulai hilang). Mereka berharap adanya kejutan yang terjadi,  Tetapi rupanya tidak ada hal yang mengejutkan untuk mereka saksikan. Saat itu Dragon tampak sedang berdiri sambil merasa kebingungan karena dia tidak menemukan sosok Gill dimanapun. Karena ternyata Gill sedang berada tepat di belakangnya sambil bersiap untuk mengayunkan pedang H butcher kepada Dragon.

   Lalu, Dragon yang segera menengok ke belakang sambil merasa terkejut. Akhirnya hanya pasrah saja menerima serangan tebasan di punggungnya. Karena sudah terlambat, Dragon tidak sempat untuk menghindari serangan tersebut karena jaraknya yang terlalu dekat, sehingga dia jadi tidak bisa mengantisipasinya.

.


Gill menebas punggung Dragon.



   Tebasan tersebut terkena sarung pedang di punggung Dragon, yang langsung hancur terbelah menjadi dua, sedangkan kulit Dragon tidak terkena langsung oleh tebasan. Lalu seketika itu juga, tubuh Dragon langsung terpental cukup jauh, dan jatuh tersungkur hingga ke tepian arena pertandingan. Sedangkan pedang milik Dragon langsung terlepas lalu terlempar menjauh bersama serpihan sarung pedang yang sudah hancur terkena tebasan dari Gill.



pedang milik Dragon tergeletak di lantai, dengan sarung pedangya yang sudah terbelah menjadi dua.


   “Pe- pedangku?!” Ujar Dragon. Yang sangat terlihat cemas sambil mencari-cari keberadaan pedangnya.

   “Hey, fokuslah pada pertandingan.” Kata Melinda memperingatkan Dragon.

   Kemudian Gill berbicara kepada Dragon. “Ayolah, aku berharap lebih darimu.” Ucap Gill.

   Lalu Dragon mulai fokus lagi dan menatap Gill dengan serius. Dia mulai berdiri sambil memunculkan lagi pisau belati di kedua tangannya. Setelah itu dia segera berlari ke arah Gill dengan semangat yang menggebu-gebu, tapi tentunya Gill tidak akan hanya diam saja. Dia segera melancarkan lagi serangan tebasan, sehingga gelombang-gelombang kuat terus melaju berdatangan ke arah Dragon. Namun Dragon selalu berhasil menghindarinya dengan cara bersalto ataupun melompat ke samping, sehingga lama-kelamaan jarak Dragon dengan Gill menjadi semakin dekat.

  Setelah Dragon berhasil menghindari semua serangan gelombang tebasan dari Gill, akhirnya dia sampai juga di dekat tubuh lawannya itu untuk mendaratkan serangan dari kedua pisau belatinya. Tapi dengan cekatan, Gill menahan serta menangkis semua serangan pisau belati dari Dragon menggunakan pedang H butcher miliknya. Mereka saling beradu senjata serta saling beradu tehnik bertarung, mereka berdua sama-sama memiliki keahlian bertarung yang sangat hebat sehingga keduanya memberikan perlawanan yang sengit kepada satu sama lain. Namun tetap saja, senjata yang dimiliki oleh Gill jauh lebih kuat dibanding dengan pisau-pisau belati milik Dragon, sehingga dengan mudah tubuh Dragon dapat dihempaskan lagi oleh Gill hingga jauh dan menyebabkan tubuh Dragon terguling-guling menghantam lantai.

   Tapi Gill tidak menghentikan serangannya sampai disitu, dia terus mengirimi Dragon gelombang-gelombang tebasan, yang harus Dragon hindari dengan susah payah. Namun lama-kelamaan, Dragon sepertinya mulai kewalahan menghadapi serangan dari Gill, karena dia tidak tahu harus menandingi kekuatan pedang Gill dengan cara apa, disamping itu dia juga sedang mengalami rasa gelisah, karena pedang berharga pemberian dari gurunya kini sedang tergeletak di lantai tanpa diselimuti oleh sarung pedang, dan berada sangat jauh darinya.

   Sementara itu di bangku Penonton, Glauss berkata. “Ayolah Dragon! Kau pasti memiliki cara untuk bisa mengalahkan Gill, iya kan?” Teriak Glauss.

   “Tenang saja, Dragon itu orangnya optimis.” Kata Tatsui.

   “Tapi, Dragon tidak mempunyai cara untuk bisa menandingi kekuatan pedang H butcher milik Gill.” Glauss berbicara sambil merasa pasrah.

   “Perasaan Dragon saat ini, mungkin sama seperti yang aku rasakan ketika melawan Gill pada waktu itu, aku merasa tidak bisa menandingi kekuatan dari senjata-senjata milik Gill. Tetapi pada saat itu, Aku berhasil mendaratkan beberapa serangan kepada Gill, karena aku bertindak dengan cepat, sehingga Gill jadi kewalahan ... Itulah mengapa, saat ini Dari awal pertandingan, Gill langsung menggunakan pedang H butcher miliknya, karena dia tidak mau jika hal yang sama sampai terulang lagi terhadap dirinya, dia tidak mau jika sampai kalah cepat dari Dragon. Orang yang sama sekali tidak boleh dia remehkan. Untuk menandingi serta mengantisipasi kelincahan dari Dragon, maka Gill perlu langsung memakai senjata yang begitu kuat, terutama supaya dia bisa menangkis semua serangan dari Dragon dengan mudah.”

   “Oh jadi begitu alasannya, mengapa Gill menggunakan pedang itu sejak awal.”

   “Saat ini, Dragon pasti sedang kebingungan karena dia tidak bisa menemukan sedikitpun celah untuk bisa mendaratkan serangan terhadap Gill, karena Gill mampu menangkis serta mengantisipasi setiap serangan darinya. Sejak awal dia memang sudah tahu bahwa kesempatannya untuk menang melawan Gill sangatlah tipis ... Tapi Dragon selalu mempunyai kunci untuk bisa meraih setiap kemenangan.”

   "Kunci?? Kunci seperti apa yang kau maksud itu?” Tanya Glauss kepada Tatsui dengan penuh rasa penasaran.

   “Kuncinya adalah ... Selalu Yakin.” Jawab Tatsui secara singkat.

   “Hah?” Ucap Glauss dengan ekspresi wajah bengong.

   “Kita juga harus bisa yakin kepadanya...  Walaupun kita tidak bisa menentukan siapa diantara mereka berdua yang akan menjadi Juaranya, tapi kita harus tetap yakin.” Kata Tatsui.

   “Huoooh!! Memang benar sih Dragon tidak boleh diremehkan sama sekali, tapi yang sedang menjadi lawannya saat ini adalah Gill, yang memiliki kehebatan hampir setara denganku ... Maka dari itu aku juga tidak tahu akan seperti apa jadinya pertandingan ini.” Ujar Glauss (Sambil sedikit menyombongkan dirinya), kata-kata tersebut dia maksudkan hanya untuk bercanda saja.

   “Hmm ... Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka berdua.” Ucap Tatsui kepada Glauss.

   Sementara itu, Dragon masih berusaha untuk melancarkan berbagai serangan terhadap Gill menggunakan pisau-pisau belati miliknya. Dan walaupun Dragon mengkombinasikan serangannya tersebut dengan tali ajaibnya juga cahaya silau dari Melinda, tapi tetap saja serangan-serangan yang dilancarkan oleh Dragon tidak ada yang bisa mengenai Gill. Karena Gill dapat mengantisipasi semuanya, yang menyebabkan terhempasnya Dragon berkali-kali, hingga Dragon terus mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, dia benar-benar dibuat babak belur oleh Gill.

   “Apapun rencana yang sudah kau persiapkan untuk melawanku. Aku pasti akan bisa mengantisipasinya, jadi percuma saja Dragon ... Sepertinya, semua hanya cukup sampai disini saja.” Ucap Gill kepada Dragon.

   “Ya, Aku pasti akan mengalami kesulitan dalam menghadapimu, karena kau memiliki kemampuan bertarung yang hebat, serta memiliki kekuatan besar di setiap senjatamu, tetapi ... Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menyerah. Sebelum sekujur tubuhku ini benar-benar sudah tidak dapat digerakan lagi, aku akan terus melawanmu.” Ujar Dragon.

   “Berhentilah bertindak bodoh, kau belum mengerahkan semua kemampuan yang kau miliki. Selama ini kau selalu membawa sebuah pedang di punggungmu, tapi mengapa kau tidak pernah menggunakannya sama sekali di sepanjang perhelatan Turnamen ini? Aku ingin sekali melihatmu menggunakannya. Kenapa kau terlalu bergantung kepada kemampuan pisau belatimu itu saja?” Tanya Gill.

   Dragon sempat terdiam sejenak, kemudian dia menjawab pertanyaan dari Gill tersebut. “Bukannya aku hanya bergantung kepada pisau--pisau belati saja, tapi aku hanya tidak mau saja menggunakan pedang itu.” Kata Dragon.

   “Kenapa?” Gill bertanya-tanya.

   “Pedang itu adalah pemberian dari mendiang guruku. Dan aku hanya akan menggunakannya untuk menghadapi satu orang saja.”

   “Hah? Keputusan macam apa itu?” Gill mempertanyakan prinsip dari Dragon.

   “Itu adalah prinsip yang kuciptakan sendiri. Saking berharganya pedang itu untukku, aku jadi merasa tidak pantas untuk menggunakannya, dan memutuskan untuk menggunakannya dalam sekali pertarungan saja, melawan orang yang saat ini sedang kuincar. Yakni orang yang telah membunuh guruku!”

   “Oh, jadi begitu. Prinsipmu itu memang benar-benar unik ... Tapi katamu kau harus menjadi Juara dari Turnamen ini supaya bisa mencapai tujuanmu tersebut. Maka dari itu, kau tidak punya pilihan lain selain menang. Sebaiknya kau gunakan pedang itu sekarang!” Suruh Gill kepada Dragon.

   “Tidak! Aku akan tetap bertarung melawanmu menggunakan pisau-pisau belati.” Ujar Dragon.

   “Kau ini keras kepala. Kau lupa tentang apa yang telah kukatakan padamu? Bertarunglah dengan mengerahkan seluruh kemampuanmu! Cepat kau gunakan pedangmu, dan jangan bertindak bodoh terus!” Bentak Gill kepada Dragon.

   Lalu Dragon terdiam sejenak. “ ... Ya, prinsipku ini memang bodoh. Tapi dengan prinsip yang kuciptakan ini. Di sepanjang perjalananku, aku jadi selalu bertarung mati-matian menggunakan senjata apapun yang berada disekitarku. Sehingga semakin hari aku menjadi semakin mahir menggunakan berbagai macam senjata, dan aku juga menjadi semakin mendapatkan pengalaman berharga dalam menghadapi berbagai musuh selama ini... Jika aku hanya selalu bergantung pada kekuatan dari pedang itu saja sejak awal. Maka sampai kapanpun aku hanya akan terus bergantung saja terhadap pedang itu, dan tidak akan bisa berkembang sampai menjadi seperti sekarang ini. Pengalaman membuat kita menjadi semakin kuat, sehingga aku berkembang dari yang hanya seorang Prajurit biasa, menjadi orang yang bahkan bisa mengalahkan seorang Kesatria berjuluk sang cakar naga, kemudian aku juga bisa mengalahkan monster-monster tanaman berbahaya, lalu mengalahkan wanita pengguna kekuatan pengendali objek ... Aku bisa sampai seperti sekarang ini, setelah mengalami perjalanan yang panjang bersama dengan prinsipku!” Kata Dragon dengan penuh semangat serta emosi.

   Perkataan dari Dragon itu membuat Gill sedikit terkesima. Kemudian Gill berkata, “Hmm, jadi begitu ya ... Kau bisa menjadi semakin kuat dan mahir berkat prinsip yang kau ciptakan sendiri, tapi sekarang kau harus berhenti menggunakan prinsipmu itu, jika kau benar-benar ingin menang dalam pertandingan ini. Sudah tiba saatnya kau harus menggunakan pedang itu. Sehingga kau bisa menjadi semakin kuat dari sebelumnya. Jujur saja, aku sangat penasaran dengan kekuatan dari pedang pemberian gurumu itu.” Ucap Gill kepada Dragon.

   “Maaf Gill, aku tetap tidak akan menggunakannya.” Dragon tetap bersikeras.

   “Baiklah kalau begitu, maka tidak ada pilihan lain.” Kata Gill, sambil berjalan menghampiri pedang milik Dragon yang tergeletak tidak jauh dari tempat Gill berdiri.

   “Apa yang akan kau lakukan? Gill.” Ujar Dragon sambil merasa kebingungan, karena Gill memungut pedang milik Dragon dari lantai.

   Melihat hal tersebut, rupanya Dragon tidak mau tinggal diam, dia segera berdiri dan berlari menuju ke arah Gill. Lalu Gill melemparkan pedang berharga pemberian dari guru Dragon itu, ke atas udara setinggi-tingginya. Dan segera setelah itu, Gill mempersiapkan pedang H butcher miliknya untuk menebas pedang milik Dragon sampai hancur.

   Tiba-tiba, sebuah tali yang panjang, langsung melesat dan melilit pedang yang sedang jatuh ke bawah itu, yang tadinya akan mendapat tebasan kuat dari Gill. Lalu setelah pedang tersebut berhasil dililit oleh tali ajaib milik Dragon, maka setelah itu Dragon segera menariknya hingga pedang tersebut sampai ke genggaman tangan Dragon dengan selamat dan utuh sebelum Gill sempat menebasnya.

   Kemudian, sambil menggenggam erat gagang pedang pemberian gurunya tersebut di tangannya, Dragon tampak tertunduk seperti sedang menahan emosi, lalu dia mulai mengangkat kepalanya secara perlahan hingga menghadap lurus ke arah Gill, dengan tatapan mata tajam yang dia pancarkan terhadap lawannya itu. Sepertinya Dragon merasa sangat tidak senang atas perbuatan yang barusan telah dilakukan oleh Gill tersebut.

   Maka dari itu, kemudian sebuah kalimat mulai terucap dari mulut Dragon. “Beraninya kau, Gill .... Tidak ada yang boleh memperlakukan pedang pemberian dari guruku ini dengan seenaknya!” Ujar Dragon.

   Setelah mengucapkan hal tersebut, Dragon langsung mengangkat tinggi-tinggi pedang yang ada di genggamannya tersebut.



Dragon mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, lalu api yang sangat besar mulai keluar dari dalam pedang tersebut dan berkobar menyelimuti seluruh bilah pedang, bahkan kobaran api yang sangat besar itu menjulang sampai ke atas.



   Tiba-tiba api yang sangat besar mulai muncul dan berkobar menyelimuti seluruh bilah pedang di genggaman tangan Dragon, kobaran api itu terus bertambah semakin besar hingga menjulang tinggi sampai ke atas langit. Hal itu merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, sehingga membuat seluruh penonton yang menyaksikannya, langsung terperanjat kaget hingga mata mereka semua terbelalak seakan mau copot, bahkan ada yang tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Mereka semua melihat Dragon sedang memegang pedang yang dapat mengeluarkan kobaran api besar, seperti orang yang sedang memegang obor. Kira-kira apa yang selanjutnya akan terjadi dalam pertarungan antara Gill melawan Dragon yang semakin memanas itu?



Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 26


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 24

No comments:

Post a Comment