Chapter 16 : Tournament Togu town - Round 2
Pertandingan babak pertama dalam Turnamen Kota Togu telah resmi berakhir,
para pemenang dari babak pertama yang berhak lolos ke babak selanjutnya
adalah Gill, Tatsui, Master Big hit, Azter, Zhoei, Ajora, Bernie zarr, dan
Dragon. Pertandingan yang berlangsung seharian penuh tersebut telah
berhasil memukau para penonton yang menyaksikannya secara langsung, juga
telah menjadi hal yang paling diperbincangkan di seluruh penjuru wilayah
Kerajaan Nexus. Sebagian besar orang mengungkapkan kekagumannya pada
masing-masing peserta yang mereka sukai.
Setiap pertandingan yang dipertontonkan dalam Turnamen tersebut, telah
menjadi buah bibir bagi seluruh masyarakat, mereka membicarakannya dari
awal Turnamen itu dimulai sampai hari sudah menjelang malam. Dan kini semua
orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing, begitupun juga dengan Dragon
dan Tatsui, mereka berdua sudah kembali ke penginapan tempat mereka
bermalam kemarin. Dragon terlihat sedang terbaring di atas ranjang dengan
perban yang membalut wajah serta beberapa bagian tubuhnya, dia ditemani
oleh Tatsui yang duduk di kursi sambil terlihat sedang melamun.
Tak lama kemudian, Dragon mulai siuman. Dia merasa kebingungan karena
dirinya sudah ada di dalam kamar penginapannya tanpa tahu kapan dia dibawa
kesana. Hal yang terakhir dia ingat adalah dirinya berteriak di
tengah-tengah arena pertandingan setelah berhasil mengalahkan Glauss, setelah itudia kehilangan kesadarannya. Tatsui menjelaskan padanya bahwa setelah
Dragon pingsan di arena pertandingan, para Penyihir medis segera membawanya
ke ruang perawatan, supaya Dragon bisa mendapatkan pengobatan bagi
luka-luka yang ada pada tubuhnya, hingga kondisi tubuhnya sudah kembali
pulih seperi semula. Lalu ketika hari sudah mulai sore menjelang malam,
Dragon segera dibawa dan dipindahkan ke sini, ke kamar penginapannya. Atas
kebijakan dari pengelola Stadion Amritzer, para peserta boleh pulang untuk
menyiapkan diri serta segala keperluan yang mereka butuhkan, di sekitar
wilayah Kota Togu.
Dragon bertanya kepada Tatsui, "Kenapa aku sudah ada disini?"
“Saat ini kau sedang dalam masa penyembuhan, sebaiknya kau beristirahat.
Maka besok pagi tubuhmu akan benar-benar pulih.” Suruh Tatsui kepada
Dragon.
“Hebat sekali, luka-lukaku semuanya hampir sembuh, tapi kenapa aku tidak
bisa menggerakan tubuhku?” Tanya Dragon.
“Yang diobati itu adalah luka-lukamu saja, sedangkan tenagamu belumlah
pulih sepenuhnya. Sudah kubilang padamu untuk beristirahat kan.”
“Ya ... Aku lega atas hal yang sudah terjadi hari ini. Sebagai mantan
seorang Prajurit, aku sudah banyak mengalahkan berbagai macam orang. Tapi
ini pertama kalinya bagiku bisa mengalahkan seseorang berjuluk Kesatria. Dulu,
terakhir kali aku berhadapan dengan orang-orang yang berjuluk Kesatria, aku
benar-benar kalah telak.” Ucap Dragon sambil menatap langit-langit. Yang
dimaksud Dragon dengan ‘orang-orang berjuluk Kesatria yang pernah
dihadapinya’ adalah Batro dan Slasher, ketika mereka dipertemukan dalam
perang besar 2 tahun yang lalu, dan Dragon kalah telak.
“Itu mungkin karena sekarang dirimu sudah setara dengan seorang Kesatria.”
Ucap Tatsui.
“Aaah, kurasa tidak juga, aku masih jauh dari kata setara dengan seorang
Kesatria. Kesatria itu adalah orang-orang yang mendedikasikan hidupnya demi
orang lain.” Kata Dragon.
“Aku tidak sependapat denganmu.” Kata Tatsui.
“Kenapa?” Dragon bertanya sambil merasa heran.
“Banyak sekali orang di Negeri ini yang mengatasnamakan diri mereka sebagai
seorang Kesatria. Beberapa dari mereka memang ada yang mendedikasikan
hidupnya demi menolong serta melindungi orang lain, tapi ada juga beberapa
orang yang tidak seperti itu. Contohnya adalah Diamor, orang yang tadi
siang bertarung melawan Gill.”
“I- iya, aku ingat.”
“Dia mengatasnamakan dirinya sebagai seorang Kesatria, Tetapi dia selalu
menginginkan imbalan untuk setiap jasa yang telah dia kerjakan, namun lain
halnya dengan Glauss, dia itu adalah Kesatria luar yang paling terkenal
karena dirinya selalu menolong serta melindungi orang lain tanpa meminta
upah sama sekali, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dia memang tipe orang
yang sangat senang bila dipuji serta disanjung.”
“Ya, kau benar ... Memang tidak semua orang-orang yang berjuluk Kesatria,
memiliki prinsip yang sama seperti yang tadi kusebutkan.” Kata Dragon.
“Sedangkan para Kesatria resmi seperti Rizu, Arci, dan Holdi adalah
orang-orang terpilih yang diakui oleh Raja, serta merupakan orang-orang
terbaik diantara seluruh pasukan Kerajaan Nexus. Selain itu, ada juga
orang-orang seperti Gill, Zhoei, Master Big hit dan yang lainnya ... Mereka
bukanlah orang-orang berjuluk Kesatria, namun kemampuan mereka tidak bisa
diremehkan.”
“Ya, aku setuju.” Ucap Dragon.
“Hmm ... Dunia ini memang sangat luas, serta diisi oleh berbagai macam
orang yang unik, dan ada juga orang-orang yang paling buruk diantara
banyaknya orang di seluruh dunia ini.”
“Orang-orang yang paling buruk?” Dragon bertanya-tanya.
“Contohnya seperti Flaur, juga para anggota Emperors unity, yang hanya
mementingkan tujuannya sendiri, dan tidak peduli terhadap orang-orang tak
bersalah yang terkena imbas dari perbuatan jahat mereka.” Ucap Tatsui
dengan nada yang terdengar emosi.
Dragon menelan ludah ketika mendengar Tatsui mengatakan hal tersebut, lalu
dia bertanya. “Kau pasti sangat membenci Flaur ya?”
“Tentu saja, dia telah mengambil segalanya dari desaku. Kedamaian kami,
kebahagiaan kami, kesejahteraan kami, dan ayahku ...” Kemudian Tatsui
menundukan kepala sambil meneteskan air mata. Sedangkan Dragon hanya diam
karena tidak tahu harus berkata apa. Dia payah dalam hal menenangkan
perasaan seorang wanita.
Lalu Tatsui melanjutkan perkataannya, “Disaat dia menyerang desaku, tiada
henti-hentinya aku berharap semoga pada waktu itu, seorang Kesatria datang
lalu menolong kami semua, walau hanya satu saja Kesatria, baik Kesatria luar maupun Kesatria resmi. Tapi tidak ada yang datang
sama sekali ... Para Kesatria luar yang ada di wilayah tempat desaku
berada, harus dibayar terlebih dahulu jika kami membutuhkan perlindungan
serta pertolongan mereka. Itulah sebabnya aku jadi tidak pernah percaya
lagi pada orang-orang yang berjuluk Kesatria, maupun pada ucapan yang
menyebut bahwa Kesatria adalah orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka
demi orang lain. Aku tidak percaya dengan itu semua.”
“A- aku bisa mengerti, tentang apa yang kau rasakan. Tapi tidak semua orang hanya mementingkan dirinya masing-masing kan?” Tanya Dragon.
“Memang tidak semuanya seperti itu, Ketika aku memulai perjalananku untuk
pergi menuju ke Kota Togu, aku sama sekali tidak percaya pada orang lain,
karena aku selalu berpikir bahwa diluar desaku, tidak ada seorangpun yang
dapat dipercaya. Dan hal itu terus berlanjut di sepanjang perjalananku
menuju kegurun Zuci ... Namun ketika aku bertemu dan menolong Nara serta
Beppu, aku terkejut karena mereka tidak meninggalkan diriku yang sedang
terluka parah, dan malah mengesampingkan urusan mereka demi berusaha untuk
membalas pertolonganku ... Lalu ketika aku sudah kehilangan harapan
terhadap Turnamen Kota Togu karena tubuhku mengalami luka yang cukup parah.
Tiba-tiba aku disembuhkan oleh dirimu, orang yang baru kutemui dan tidak
kukenal sama sekali. Kalian semua membantuku di sepanjang
perjalanan dan tidak mengacuhkanku sama sekali ... Maka dari itu, kini aku
telah sadar, bahwa tidak semua orang yang ada diluar desaku, hanya
memikirkan kepentingannya sendiri.”
“Hmm.” Dragon tidak bisa berkata apa-apa, dan hanya tersenyum.
“Ma- maafkan aku, sepertinya aku sudah berbicara terlalu panjang. Kau
harusnya segera beristirahat.”
“Tidak apa-apa, aku tidak mengantuk, aku hanya tidak bisa menggerakan
tubuhku saja.”
“Ngomong-ngomong ada hal lain yang ingin kubicarakan lagi denganmu.” Ucap
Tatsui.
“Tidak apa-apa, katakan saja.”
“Ini mengenai pertarunganku dengan Gill besok.” Kata Tatsui.
“Oh, ya ... Kau mau meminta saranku supaya dapat mengalahkan Gill?” Tanya
Dragon.
“Bukan begitu.”
“Jangan bilang bahwa kau takut pada Gill.”
“Tidak. Aku tidak takut, sama sekali ... Hanya saja, Gill sudah, bukanlah
orang asing bagi kita. Sama seperti diriku, dia juga memiliki tujuannya
sendiri dalam mengikuti Turnamen ini. Sehingga saat ini aku memiliki banyak
keraguan di dalam pikiranku. Aku benar-benar mencemaskan hari esok.” Kata
Tatsui menjelaskan, dengan wajah yang diliputi rasa kebingungan.
“Jangan terlalu dipikirkan. Turnamen adalah sebuah kompetisi ... Setiap
orang memiliki tujuannya masing-masing ... Peganglah teguh tujuanmu itu dan
jangan dilepaskan. Besok kau harus bertarung dengan mengerahkan segala
kemampuan yang kau miliki. Aku yakin Gill juga akan melakukan hal yang
sama.” Ucap Dragon.
“Baiklah.” Ucap Tatsui sambil tersenyum, setelah mendengar hal tersebut
dari Dragon.
(“Kenapa sepertinya aku jadi mengutip kata-kata dari Gill ya?”) Dragon
bertanya-tanya di dalam benaknya.
Pada malam hari itu, semua peserta Turnamen sedang beristirahat di kamar
penginapannya masing-masing, terkecuali Gill, entah dimana tempatnya
menginap untuk menghabiskan waktu tidur di malam itu, dia memang sudah
terbiasa tidur dimana saja, sama seperti Dragon. Hanya saja Dragon lebih
beruntung karena dia mendapatkan uang yang cukup baginya untuk bisa tidur
di sebuah kamar penginapan. Beberapa peserta ada yang masih meratapi kekalahan
mereka, dan tidak bisa tidur sama sekali. Sedangkan bagi para peserta yang
telah berhasil lolos ke babak selanjutnya, mereka semua sedang
mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk menghadapi pertarungan babak
kedua yang akan dilangsungkan pada esok hari.
Sementara itu di Kastil Flaur, sang Penyihir yang telah menanamkan batu
peledak ke dalam tubuh Dragon itu, terlihat sedang duduk di meja makan yang
ukurannya cukup besar. Dia sedang dilayani oleh beberapa orang pelayan yang
menuangkan air serta membawakan makanan-makanan yang lezat ke hadapannya.
Lalu ketika Flaur akan mulai memakan hidangan-hidangan tersebut, dia
membuka topeng yang menutupi wajahnya secara perlahan, seketika itu juga
semua pelayan yang sedang berada di ruangan tersebut langsung menundukkan
kepala mereka, karena mereka sama sekali tidak diperbolehkan untuk melihat
wajah asli Flaur.
Tak lama kemudian, setelah Flaur selesai menyantap makanannya, dia
berbicara kepada dirinya sendiri. “Aku sudah memiliki segala hal yang
kubutuhkan dalam hidupku ini ... Apalagi yang kuinginkan selanjutnya? Oh
iya, satu-satunya hal yang menjadi hasrat terbesarku saat ini adalah
menjadi anggota resmi dalam kelompok Emperors unity. Aku ingin seperti
senior Gold one, Merliana, Heatless, Grim claw, Night crow, dan Hebi. Yang
mendedikasikan hidup mereka demi membangkitkan Tuan Darkros. Lalu
bersama-sama menghancurkan siapa saja yang berani melawan kami, setelah
Tuan Darkros berhasil dibangkitkan, maka seluruh Negeri Azhuloth akan kami kuasai sepenuhnya ... Bukankah begitu, Tuan Darkros?” Tanya Flaur kepada
dirinya sendiri.
“Ya.” Tiba-tiba ada suara misterius yang menjawab pertanyaan dari Flaur
tersebut, sepertinya suara itu berasal dari dalam diri Flaur.
Itu adalah suara dari aura kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuh
Flaur. Dahulu kala, ketika Darkros dikalahkan oleh Raja Velodros, dia
mengeluarkan 8 aura kegelapan yang bertugas untuk bersemayam di dalam tubuh
para anggota Emperors unity, serta memberikan keabadian bagi mereka, supaya
mereka dapat terus melangsungkan hidup dan berusaha untuk membangkitkan Darkros
kembali. Namun karena dua orang anggota emperors unity terdahulu telah meninggal, maka dua aura kegelapan itu harus mencari penggantinya, dan kini sepertinya semuanya sudah dapat. Kedelapan orang yang telah disemayami oleh aura-aura kegelapan
tersebut diantaranya adalah Gold one, Merliana, Heatless, Grim claw, Hebi,
Night crow, dan Flaur yang menggantikan posisi dari Centaurion, serta satu
aura lagi bersemayam di tubuh Melinda sebagai pengganti dari Pandora.
Melinda terkurung di dalam lempengan emas, yang saat ini selalu dibawa oleh
Dragon kemanapun dia pergi.
![]() |
8 orang yang disemayami dan mendapat keabadian dari aura kegelapan Darkros, yakni 7 orang anggota Emperors unity dan satu orangnya lagi adalah Melinda. |
Hal yang aneh dari diri Flaur adalah, para aura kegelapan Darkros
seharusnya akan kehilangan kesadaran mereka jika sudah masuk dan bersemayam
di dalam tubuh seseorang, namun aura kegelapan Darkros yang menghuni tubuh
Flaur sepertinya masih bisa berkomunikasi dengan Flaur sesuka hatinya.
Entah mengapa Flaur masih bisa berbicara dengan aura kegelapan yang
seharusnya sudah berubah menjadi kekuatan keabadian, atau apakah Flaur
menukar keabadian yang seharusnya dia terima dengan kekuatan lain yang
lebih berguna baginya?
Seperti yang Flaur bilang tadi, hasrat terbesar bagi dirinya saat ini
adalah menjadi anggota resmi dalam kelompok Emperors unity, dan untuk
mewujudkan hal tersebut maka dia membutuhkan bola Aporion sebagai
pembuktian bahwa dirinya sudah pantas menjadi salah satu anggota kelompok yang
paling ditakuti di seluruh penjuru negeri Azhuloth tersebut. Dengan
kekuatan yang dimilikinya, dia akan berusaha untuk mewujudkan hal itu. Dan
sekarang ini, dia sudah mempraktekan kemampuan manipulasinya terhadap
Dragon, yang sedang dia suruh untuk membawakan bola Aporion dari Kerajaan
Nexus kepada dirinya. Dan supaya bisa menyusup ke Istana Nexus, Dragon harus bisa memenangkan Turnamen terlebih dahulu.
Saat ini, orang yang sedang mengemban misi darinya Flaur itu, sedang
beristirahat supaya dapat memulihkan dirinya kembali, setelah sebelumnya
Dragon telah menjalani sebuah pertarungan melawan Kesatria luar yang bernama
Glauss. Seorang manusia setengah hewan, yang tubuhnya telah dicampur dengan
DNA seekor naga. Pertarungan yang mereka berdua lakukan tadi siang telah
benar-benar menguras tenaga mereka berdua.
Lalu Setelah melewati malam yang panjang di kamar penginapannya, Dragon
terbangun sambil memeriksa sekujur tubuhnya yang kini sudah dapat kembali
digerakan dengan normal. Tenaga serta kondisi tubuhnya juga sudah pulih seperti
semula. Kemudian dia segera mengenakan pakaian yang sudah disediakan di
meja dekat ranjangnya, yakni pakaian yang kemarin sempat sobek setelah
terkena cakaran dari Glauss.
“Wah ... Hanya dalam semalam, pakaianku ini sudah selesai diperbaiki
kembali, hebat sekali.” Lalu setelah mengatakan hal tersebut, Dragon
melihat secarik kertas yang ada di samping pakaian tersebut. Yakni kertas
bon biaya perbaikan baju.
Setelah itu Dragon berteriak, “Hah?! ... Biayanya 8 keping perak!! Mahal
sekali.”
Lalu Tatsui mengetuk dan membuka pintu kamar Dragon. “Hei, kau sudah
bangun? ... Pakaian itu aku yang membawanya untuk diperbaiki kemarin, maaf
karena aku sudah menggunakan uangmu tanpa ijin ya?” Kata Tatsui.
“Oh, tidak apa-apa, aku tidak mempermasalahkannya." Kata Dragon dengan nada canggung, lalu dia melanjutkan perkataannya, "Ngomong-ngomong, jam
berapa Turnamen akan dimulai?” Tanya Dragon.
“Turnamen akan dimulai siang nanti ... kita masih punya banyak waktu, tapi
sebaiknya kita berangkat sekarang saja, supaya tidak terlambat seperti
kemarin.” Ajak Tatsui, Kemudian Dragon mengangguk dan bergegas mengikuti
Tatsui untuk pergi menuju ke Stadion Amritzer.
Di sepanjang perjalanan mereka berdua menuju ke Stadion Amritzer,
orang-orang banyak yang memandangi mereka dengan tatapan kagum, mereka
berdua sepertinya sudah sedikit dikenal oleh para penduduk di Kota Togu
yang telah menyaksikan seluruh pertandingan Turnamen babak pertama
kemarin. Oleh karena itu Dragon tampak merasa canggung ketika harus
berjalan sambil dipandangi oleh banyak orang.
Tak lama kemudian, dalam perjalanan tersebut, mereka berdua melihat adanya
kerumunan warga di sebuah tempat makan. Lalu mereka berdua memutuskan untuk
singgah disana sambil memeriksa hal apa yang telah membuat orang-orang
berkerumun di tempat tersebut.
Ternyata disana ada Gill yang sedang duduk sambil adu panco dengan salah
seorang penduduk yang berotot besar. Orang tersebut tampak sedang bersusah
payah untuk menjatuhkan tangan Gill dengan mengerahkan seluruh tenaga yang
dia miliki, sedangkan Gill tampak sedang minum sebotol penuh arak sampai
habis. Lalu beberapa saat kemudian Gill menjatuhkan tangan orang yang
sedang adu panco dengannya itu, hanya dengan sekali gerakan mudah, sehingga dia menang.
Semua orang bersorak kegirangan atas kemenangan Gill tersebut, lalu orang
yang baru saja dikalahkan oleh Gill, segera membayar sejumlah uang kepada
Gill, yang kemudian digunakan oleh Gill untuk memesan sebotol arak lagi.
Setelah itu Gill kembali menantang orang-orang yang sedang berkerumun
disana untuk mengetes kekuatannya lagi dalam sebuah adu panco, dan tentu
saja yang kalah harus bayar.
“Hey, semua orang sudah tahu bahwa kau menggunakan sarung tangan peningkat
kekuatan. Itu artinya kau curang.” Kata Dragon, sambil menghampiri Gill.
“Tidak juga, aku tidak curang. Memang benar, aku menggunakan sarung tangan
peningkat kekuatan, tapi sebelumnya aku sudah memperingatkan mereka
terlebih dahulu, dan bagi siapapun yang mampu mengalahkanku maka akan
kuberikan sarung tangan ini Secara gratis, dan bagi yang kalah, biayanya murah kok
... Hanya satu keping perak, untuk diriku membeli makanan.” Kata Gill
menjelaskan, lalu seluruh orang disekitarnya mengangguk kepada Dragon.
“Oke kalau begitu, aku mau coba! Aku masih punya ratusan keping perak, aku
bisa mencobanya berkali-kali.” Kata Dragon.
“Hey! Kita disini Bukan untuk itu, tapi untuk makan, sebaiknya ajak Gill untuk makan bersama
dengan kita.” Ujar Tatsui.
“Hmm ... Boleh juga, aku memang sedang lapar.” Kata Gill.
“Lalu kenapa uang yang kaudapat itu malah kau belikan minuman?!!” Tanya
Dragon.
“Itu karena-...” Namun sebelum Gill akan menjawab pertanyaan tersebut,
Dragon segera menghentikannya.
“Sudah, tidak perlu kau jelaskan, ayo kita makan. Lalu kita berangkat ke
Stadion bersama-sama.” Ucap Dragon.
Setelah itu mereka bertiga mulai memesan makanan, kemudian mereka bertiga
mulai berbincang-bincang seputar tempat Gill tidur menghabiskan malam
kemarin, yang ternyata dia tertidur di kandang sapi milik salah seorang
warga, namun dia tetap tidur dengan nyenyak walaupun kondisi di kandang
tersebut sedikit kotor dan bau.
Lalu setelah makanan mereka telah dihidangkan, mereka pun segera
menyantapnya dengan sangat lahap, namun diantara mereka bertiga, Tatsui
terlihat sedang gundah. Dia terus saja memandangi Gill sambil memikirkan
sesuatu di dalam benaknya, dia seakan-akan cemas dengan pertarungan yang
akan mereka laksanakan di Stadion Amritzer nanti. Sekarang ini perasaan
Tatsui benar-benar sedang bercampur aduk.
Tak lama kemudian, mereka bertiga terlihat sedang berjalan bersama-sama
menuju ke Stadion Amritzer, dengan beberapa orang warga yang juga sedang
berjalan di sekitar mereka, untuk pergi ke tempat tujuan yang sama. Tempat
dimana pertandingan babak kedua dalam Turnamen Kota Togu akan segera
diselenggarakan.
Tatsui dan Gill berjalan berdampingan namun mereka tidak saling berbicara dan seakan menghindari interaksi satu sama lain, sedangkan Dragon berjalan di
posisi belakang mereka berdua. Dragon memperhatikan keduanya dengan
seksama. Dragon sebenarnya ingin ikut berbincang namun dia merasa sedikit
canggung, karena tidak tahu apa yang ada di dalam benak kedua orang yang
akan segera melangsungkan pertarungan tersebut.
Lalu tiba-tiba, Melinda berbisik kepada Dragon. “Hey, bolehkah aku
bertanya?”
“Tentu saja, silahkan.” Ucap Dragon mempersilahkan Melinda untuk bertanya.
“Dari tadi kuperhatikan, sepertinya Tatsui terlihat gelisah. Dia kenapa?”
Tanya Melinda.
Kemudian Dragon menjawab pertanyaan tersebut dengan nada berbisik, “Itu
karena, mungkin saat ini perasaannya sedang bercampur aduk ... Di satu sisi, dia
sangat ingin menang supaya dapat mewujudkan keinginannya untuk memperbaiki
Desanya. Namun di sisi lain, dia juga memiliki keraguan saat harus
bertarung melawan Gill, karena dia sudah menganggap Gill sebagai teman,
sehingga dia mungkin jadi kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan
ketika Gill dan dirinya nanti sudah berada di atas arena ... Pokoknya, saat
ini banyak sekali hal yang sedang dipikirkan di dalam benaknya.”
“Wah, bisa gawat kalau sampai dia ragu-ragu saat menghadapi sebuah
pertarungan. Sebaiknya kau nasehati dia.” Ucap Melinda.
“Tidak usah. Dia pasti sudah tahu apa yang harus dia lakukan ketika tiba
waktunya untuk melawan Gill.” Kata Dragon sambil menatap kedua orang yang
sedang berjalan berdampingan tersebut.
Setelah selang waktu yang cukup lama, Dragon Tatsui, Gill, dan beberapa
peserta yang lain sudah terlihat berada di tribun penonton khusus peserta.
Mereka semua kini berjumlah 8 orang, yang masing-masing akan melangsungkan
pertandingan untuk memperebutkan gelar juara Turnamen Kota Togu.
Sang pembawa acara yang berada di dekat ratu burung penyiar, langsung
memberikan sambutan kepada para penonton yang sudah hadir di Stadion Amritzer,
maupun yang sedang menyaksikan Turnamen di rumah mereka masing-masing.
Secara resmi, Turnamen Kota Togu telah dimulai kembali. Tapi sebelum sang
Pembawa acara mulai menjelaskan tentang susunan pertandingan yang akan
berlangsung pada hari ini, pertama-tama dia memperkenalkan seorang tamu
istimewa terlebih dahulu, yakni sang Walikota dari Kota Togu, yang berdiri
di dekat ratu burung penyiar untuk memberikan kata-kata sambutan.
Semua mata tertuju kepada sang walikota, begitu juga dengan Dragon dan
Tatsui. Mereka berdua hanya terperangah sambil bertanya kepada satu sama
lain, “Sepertinya aku pernah melihat orang itu di suatu tempat, tapi dimana
ya?” Tanya Dragon kepada Tatsui.
“Ya, sepertinya kita sudah pernah bertemu dengan orang itu, tapi dimana
ya?” Jawab Tatsui, yang juga bertanya-tanya.
Sang walikota mulai memberikan kata-kata sambutannya, “Selamat siang
semuanya. Selamat datang di Kota Togu, selamat datang di Stadion kebanggaan
kita, Stadion Amritzer ... Kota Togu merupakan pusat dari jalur perdagangan
menuju ke Kerajaan Nexus, tak hanya itu, Kota Togu juga terkenal akan
keindahan kotanya. Dan satu hal lagi yang paling terkenal dari Kota tercinta kita ini. Yaitu, penyelenggaraan Turnamen yang selalu disaksikan oleh
jutaan orang di seluruh Negeri ... Terima kasih untuk setiap dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga Turnamen ini bisa terwujud serta
dapat berjalan dengan lancar, juga terima kasih kepada para peserta yang
telah berpartisipasi dalam Turnamen ini. Kalian adalah bagian terpenting
dalam penyelenggaraan acara terbesar yang menjadi kebanggaan dari Kota
Togu. Mari kita semua menjadi saksi untuk sejarah yang akan terukir
kembali, Kita semua akan menjadi saksi atas terlahirnya sang Juara Turnamen
di periode tahun ini. Selamat menyaksikan.” Ucap sang Walikota yang
kemudian menundukan kepalanya untuk memberi hormat kepada seluruh penonton
dan semua orang yang telah terlibat dalam penyelenggaraan Turnamen
Kota Togu.
Lalu setelah sang Walikota pergi meninggalkan tempat itu, Pembawa acara
mulai menjelaskan mengenai susunan pertandingan yang akan dlangsungkan hari
ini. “Baiklah semuanya! Sekarang akan kita mulai, pertandingan babak kedua
dalam Turnamen Kota Togu. Dimana para pemenang dari pertandingan sebelumnya
akan saling berhadapan satu lawan satu lagi ... Ada 8 orang peserta yang hari ini
akan melangsungkan pertarungan, yaitu Gill akan melawan Tatsui, Master Big
hit akan melawan Azter, Zhoei akan melawan Ajora, dan Bernie zarr akan
melawan Dragon.”
Nama para peserta mulai terpampang di tengah stadion, lalu sang pembawa acara melanjutkan perkataannya. “Setelah 4 orang telah dinyatakan menang dan lolos ke babak
selanjutnya, maka mereka berempat akan langsung lanjut ke pertandingan
babak ketiga, atau kita sebut sebaai babak semifinal, yang juga akan
dilaksanakan pada hari ini. Sehingga sudah pasti bahwa hari ini akan
menjadi hari yang sangat Luar biasa bagi Kita semua ... Lalu setelah babak
semifinal telah selesai dilangsungkan, maka para peserta yang tersisa akan menjadi 2 orang saja. Dan Pertandingan final antara 2 peserta
tersebut akan digelar besok!! Apakah kalian semua sudah siap?!!” Teriak
sang Pembawa acara kepada seluruh penonton.
“Yaaaa!!!”
“Siaaap!!!” Teriak para penonton dari seluruh tribun. Suasananya menjadi
semakin meriah disana.
“Baiklah!! Kita langsung saja! Dan yang akan melangsungkan pertandingan pertama adalah ... Gill
melawan Tatsui !! ... Beri tepuk tangan yang meriah!”
Beberapa saat kemudian, Gill dan Tatsui sudah terlihat saling berhadapan di
atas arena, mereka menatap satu sama lain dengan sangat serius.
“Mereka berdua adalah petarung yang tidak boleh diragukan kehebatannya.
Gill yang gesit dan memiliki kekuatan luar biasa dari sarung tangannya ...
Tatsui yang tak kalah gesit juga memiliki tehnik-tehnik bertarung yang
sangat memukau. Siapakah di antara mereka berdua yang akan keluar sebagai
pemenangnya?!” Ucap sang Pembawa acara.
Kemudian sang Wasit menyatakan bahwa pertandingan mereka telah dimulai.
Seketika itu juga Tatsui langsung terlihat memasang kuda-kuda, dia sudah
siap untuk melawan Gill. Sedangkan di lain pihak, Gill masih terlihat
berdiri dengan santai, lalu tiba-tiba dia melepas sarung tangannya.
“Waaa ... Mengapa Gill melepaskan sarung tangannya?!!” Teriak sang Pembawa
acara.
Semua orang yang menyaksikan hal itu juga, merasa kaget dan kebingungan
atas apa yang sedang dilakukan oleh Gill. Lalu Tatsui bertanya kepadanya,
“Kenapa kau melepas sarung tanganmu?”
“Lawan yang akan kuhadapi, tidak memakai senjata apapun sama sekali. Maka
aku juga tidak akan menggunakan senjata sama sekali. Oleh karena itu
pertarungannya akan menjadi adil kan?” Jawab Gill.
Kemudian Tatsui terdiam sejenak sambil menatap Gill dengan serius, setelah itu
dia mulai berbicara kembali. “Inilah yang kutakutkan.” Ucap Tatsui,
terdengar lirih.
“Apa?” Gill bertanya-tanya.
“Kau memang orang baik, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan
saat berhadapan denganmu disini. Tapi, kumohon jangan remehkan aku.
bertarunglah dengan mengerahkan segala kemampuan yang kau
miliki.” Ucap Tatsui.
“Ta- tapi ... Kita ini adalah teman kan?” Tanya Gill.
“Ya, kita memang teman. Tapi di atas arena ini, kita berdua adalah petarung
... Tidak boleh ada rasa takut, tidak boleh ada rasa ragu, dan tidak boleh
saling meremehkan lawan. Jadi, tunjukan padaku seluruh kemampuanmu, dan
jangan menahan diri !!” Teriak Tatsui, sampai Gill tertegun mendengar hal
tersebut.
Dragon yang sedang menyaksikan mereka di tribun khusus peserta, mulai
berbicara. “Oh, jadi begitu ya ... Semua rasa ketakutan dan semua keraguan,
yang menyelimuti hati Tatsui, kini telah berhasil dia kendalikan. Dia memang benar-benar seorang petarung sejati.” Ucap Dragon.
“Aku bangga sekali ... Sampai-sampai jadi ingin menangis.” Kata Melinda.
Setelah itu, sambil kembali memakai sarung tangannya, Gill berkata.
“Baiklah kalau itu memang keputusanmu. Inilah hal yang paling kusukai, mari
kita bertarung dengan mengerahkan seluruh kemampuan kita ... Tidak ada
keraguan, tidak ada penyesalan. Aku sangat senang karena saat ini, yang
menjadi lawanku adalah seorang petarung sejati.” Ucap Gill ambil tersenyum.
Sementara itu, Master Big hit terlihat sedang tersenyum sambil
memperhatikan mereka berdua dari tribun khusus peserta. Lalu kemudian
Tatsui mulai berlari ke arah Gill untuk melakukan serangan, begitu juga
dengan Gill yang dipenuhi rasa antusias untuk bertarung melawan Tatsui.
Kedua petarung tersebut akan saling beradu tehnik satu sama lain. Siapakah
di antara mereka berdua yang akan keluar sebagai pemenangnya?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 17
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 15
poin-poin penting cerita :
- Dragon siuman, setelah sempat tak sadarkan diri. usai berhasil mengalahkan Glauss di Turnamen kota Togu. Dia terbaring di ranjang kamar penginapannya ditemani oleh Tatsui yang duduk disampingnya.
- Tatsui mengutarakan perasaannya yang sedang gundah karena mengalami keraguan, atas pertarungannya melawan Gill yang akan dilangsungkan besok. Lalu Dragon menasehatinya supaya jangan terlalu memikirkan hal tersebut, dan fokus pada tujuannya. Besok Tatsui harus bertarung dengan mengerahkan segala kemampuan yang dia miliki.
- Sementara itu di Kastil Flaur, sang Penyihir sedang menyantap hidangan makan malamnya. Dia terdengar seperti sedang berbicara dengan seseorang yang ada di dalam dirinya. Yakni ternyata adalah aura kegelapan Darkros yang bersemayam di dalam tubuhnya. Tetapi seharusnya aura kegelapan tersebut berubah menjadi keabadian bagi orang yang disemayaminya, lalu kehilangan kesadaran. Namun yang ada di dalam tubuh Flaur, masih dapat berkomunikasi, mungkin Flaur menukar keabadian yang seharusnya dia terima, dengan suau kekuatan lain yang lebih berguna baginya.
- Pada keesokan harinya, Dragon dan Tatsui berangkat menuju ke Stadion Amritzer untuk mengikuti Turnamen babak kedua, di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Gill, kemudian bernagkat bersama-sama. Namun Tatsui masih terlihat gelisah setiap kali dia dekat dengan Gill. Saat itu perasaannya mungkin sedang bercampur aduk.
- Lalu tak lama kemudian, Turnamen Kota Togu babak kedua telah dimulai. Setelah sang Walikota memberikan kata-kata sambutan, maka secara resmi, pertarungan pertama akan segera dilaksanakan. Dan di pertarungan pertama tersebut akan mempertemukan Gill dan Tatsui sebagai lawan.
- Gill terlihat sedang melepas sarung tangan peningkat kekuatannya, dan hal itu membuat semua orang jadi kebingungan. Gill bilang bahwa lawan yang saat ini harus dihadapinya tidak menggunakan senjata sama sekali, maka dari itu dia memutuskan untuk bertarung dengan tangan kosong.
- Tatsui sempat terdiam sejenak, lalu dia bilang bahwa hal inilah yang dia takutkan. Gill adalah orang yang baik dan sudah dia anggap sebagai teman, sehingga dirinya jadi ragu untuk melawan Gill. Namun Tatsui juga bilang bahwa jika mereka berdua sudah berada di atas ring, itu artnya mereka berdua adalah petarung. Tidak boleh ada rasa takut, tidak boleh ada keraguan, atau meremehkan satu sama lain. Mereka harus bertarung dengan mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki. Begitulah yang diucapkan oleh Tatsui kepada Gill.
- Lalu setelah mendengar hal tersebut, Gill jadi bersemangat dan antusias untuk melawan Tatsui dengan mengerahkan segala kemampuan yang dia miliki. Karena hal itu adalah hal yang sebelumnya pernah dia katakan kepada Dragon. Dan kini kedua petarung yang sudah berada di atas ring tersebut, akan melangsungkan pertarungannya secara sengit.
No comments:
Post a Comment