Chapter 15 : Fire in our heart
Dalam Turnamen Kota Togu yang berlangsung di Stadion Amritzer, 14 peserta
telah selesai menjalankan pertarungan, dan dari 14 orang peserta
tersebut, 7 orang telah berhasil menjadi pemenang serta berhak untuk maju
ke babak pertarungan yang selanjutnya, dimana nantinya para pemenang
tersebut akan saling berhadapan satu sama lain.
Sekarang, hanya tinggal satu pertarungan lagi yang tersisa, untuk
menentukan siapakah peserta yang akan menjadi pemenang ke 8. Ini adalah
pertarungan terakhir yang akan menutup babak pertama dalam Turnamen Kota
Togu, yakni pertarungan antara Dragon melawan seorang Kesatria luar yang bernama
Glauss. Nama Dragon masih terdengar asing bagi seluruh penonton yang sedang
menyaksikan Turnamen Kota Togu, sedangkan nama Glauss lebih dikenal oleh
banyak orang, karena dia adalah seorang Kesatria luar yang telah banyak
mengalahkan penjahat serta sering melayani dan melindungi masyarakat, sehingga namanya
lebih digaungkan oleh kebanyakan orang yang ada disana.
Para penonton di seluruh tribun bersorak sambil menyerukan nama Glauss
berkali-kali untuk menunjukan dukungan mereka terhadap Kesatria luar
tersebut, suasana disana lebih terasa meriah dari sebelumnya, karena
pertarungan yang akan berlangsung merupakan pertarungan terakhir di hari
ini, seluruh penonton terlihat sangat bersemangat.
“Baiklah para hadirin sekalian! Apakah kalian sudah siap untuk menyaksikan
pertarungan selanjutnya?!!” Teriak sang Pembawa acara, yang dijawab oleh
suara para penonton yang sangat meriah dan bersemangat.
Lalu sang Pembawa acara melanjutkan perkataannya, “Baiklah, dua peserta
yang akan bertarung selanjutnya adalah Glauss melawan Dragon! ... Pada
formulir pendaftaran Turnamen, Dragon menulis bahwa dirinya adalah seorang pandai besi, apakah seorang pandai besi dapat mengalahkan seorang
Kesatria luar terkenal yang bernama Glauss? Mari kita saksikan bersama-sama Pertarungan mereka berdua!”
Dragon segera berdiri dari kursinya dengan badan yang tegap, kemudian
Tatsui dan Gill menyemangati dirinya yang akan melaksanakan pertarungan.
Dia diikuti oleh Glauss dari belakang menuju ke atas lantai arena Turnamen.
Lalu setelah mereka berdua telah sampai disana, mereka berdua saling
bertatap mata, dan saling memperhatikan satu sama lain, Glauss memiliki
postur tubuh yang lebih tinggi dari Dragon, dengan pakaian tunik berwarna merah, dan kedua tangan yang dibalut perban.
Seluruh penonton memberi dukungan yang sangat meriah terhadap Glauss, lalu
sambil tersenyum, Glauss berbicara kepada Dragon. “Perkenalkan, namaku
adalah Glauss sang cakar naga. Aku adalah seorang Kesatria luar yang paling
terkenal di seluruh penjuru wilayah Kerajaan Nexus, kau pasti mengenalku kan?”
“Tidak tahu, tidak pernah dengar.” Ucap Dragon dengan ekspresi wajah datar.
“Apa?” Glauss seakan sangat terkejut mendengar hal itu. Kemudian dia
melanjutkan perkataannya, “Selain di Kerajaan Nexus, namaku juga sangat
terkenal di Kerajaan lain, apakah kau tidak pernah mendengarnya?” Tanya
Glauss dengan ekspresi wajah yang sangat penasaran.
“Tidak.” Jawab Dragon secara singkat.
“... Ya- ya sudahlah, tidak masalah, yang penting sekarang kau sudah tahu
siapa aku.” Kata Glauss sambil menunjukan ekspresi wajah yang terlihat
lebih tenang.
“Kau sedang berusaha untuk menghibur dirimu sendiri ya?” Tanya Dragon.
“Apa kau bilang?!” Kata Glauss dengan nada marah.
Lalu beberapa saat kemudian, sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan mereka
telah dimulai, maka dari itu Glauss segera membuka perban yang membalut
kedua tangannya sambil berkata, “Terserah kau saja. Aku tidak peduli
walaupun kau tidak mengenalku, yang penting sekarang ini aku akan
menunjukan kekuatanku padamu, dan aku akan membuatmu mengingat namaku untuk
selamanya.”
Glauss menunjukan apa yang ada di balik perban yang sedang dilepasnya itu,
ternyata tangan yang dimilikinya itu bukanlah tangan manusia biasa, namun
tangannya itu lebih mirip seperti cakar seekor naga bersisik hijau, yang
terlihat sangat kuat dengan kuku-kuku tajamnya, yang siap digunakan untuk
mencabik-cabik tubuh lawan.
“Oh, jadi kau punya cakar kadal.” Ucap Dragon sambil merasa terpukau.
“Cakar naga! Ini adalah cakar seekor naga! Bodoh!” Teriak Glauss karena
kesal setelah diledek oleh Dragon. Kemudian dia melanjutkan perkataannya,
“Oh iya, cepat kau keluarkan dan tunjukan pedangmu padaku, lalu kita
bertarung!"
"Aku tidak akan menggunakan pedang ini." Ucap Dragon.
"Apa? Jadi kau mau menghadapiku menggunakan tangan kosong? Jangan
meremehkanku ya." Ujar Glauss.
"Tidak, aku akan menggunakan sesuatu yang lain."
"Waw. Jadi kau punya kekuatan tersembunyi ya? Baiklah kalau begitu ...
Karena namamu adalah Dragon, apakah kekuatanmu itu juga ada hubungannya
dengan seekor naga? Sama sepertiku.” Tanya Glauss.
“Tidak juga.” Kata Dragon sambil memunculkan dua buah pisau belati di
tangannya.
Hal itu membuat seluruh penonton menjadi sangat terpukau, setelah melihat
pisau belati yang tiba-tiba muncul di kedua tangan Dragon, begitupun juga
dengan sang Pembawa acara yang mulai memuji kekuatan Dragon tersebut, ada
juga beberapa orang penonton di tribun yang pernah menyaksikan Dragon
mengeluarkan pisau belatinya itu, ketika dia sedang berurusan dengan Kalpen dan
Zhoei di gerbang Kota Togu.
“Hey, dia adalah orang yang waktu itu kan?”
“Iya benar, itu dia orangnya. Yang menantang kakak beradik angkuh itu.”
Begitulah percakapan di antara beberapa penonton yang ada di tribun.
Kemudian Glauss tersenyum lebar setelah melihat apa yang telah dikeluarkan oleh Dragon, lalu tanpa banyak bicara lagi, Glauss langsung berlari ke arah
Dragon, sambil memuji pisau belati yang terlihat sangat mengkilap itu. Dan
dengan penuh semangat, Dragon juga berlari ke arah Glauss. Mereka berdua
saling bertemu di tengah-tengah arena dengan cakar dan pisau belati yang
akan saling berbenturan.
Bagai saling bersahutan, cakaran dan sayatan dari kedua belah pihak terus
dilancarkan serta dihindari oleh satu sama lain. Sepertinya Dragon
merupakan lawan yang cukup setara bagi Glauss, karena mereka berdua
terlihat seimbang, serta dapat menahan dan menghindari serangan dari
masing-masing lawan dengan cepat. Mereka berdua terlihat sangat menikmati
pertarungan tersebut, setiap benturan dari cakar dan pisau belati yang
mereka gunakan terdengar seperti alunan musik penambah semangat di telinga
kedua orang itu. Yang sedang melangsungkan pertarungan secara sengit.
Mereka berdua berbicara kepada satu sama lain, sambil tetap dalam keadaan bertarung. Glauss yang pertama kali memulai obrolan.
“Aku bisa mengalahkan ratusan orang dalam waktu singkat. Namun sekarang,
hanya menghadapi satu orang sepertimu saja, kenapa susah sekali? Kau bisa
mengimbangi gaya bertarungku, kau memang bukan orang sembarangan.” Kata
Glauss.
“Jangan meremehkanku, tangan kadal. Lihat saja, kau pasti akan kukalahkan.”
Ujar Dragon.
“Aku tidak meremehkanmu, Pandai besi!” Kata Glauss yang terlihat sangat
kesal.
“Jangan bawa-bawa profesiku, tangan kadal!” Kata Dragon membalas perkataan
dari Glauss.
“Kau yang mulai duluan menyebutku tangan kadal, dasar Pandai besi!!” Ujar
Glauss.
Sepertinya semakin lama pertarungan tersebut semakin memanas, sehingga
suasana panas tersebut mempengaruhi para penonton yang sedang menyaksikan
mereka bertarung, dan menjadikan seuruh tribun bergemuruh, karena mereka berdua tak hanya bertarung dengan adu fisik
saja tetapi juga dengan adu mulut.
Sementara itu di tribun penonton Khusus peserta, Gill yang sedang duduk berdua
dengan Tatsui, juga melangsungkan obrolan.
“Mereka berdua memiliki gaya bertarung yang sama.” Ucap Gill.
“Maksudmu?” Tanya Tatsui kepada Gill dengan ekspresi wajah penasaran.
“Mereka berdua adalah tipe orang yang sangat bersemangat, dan hal itu
kadang bisa membuat mereka bertarung secara membabi buta. Itulah kesamaan
di antara mereka berdua.” Jelas Gill kepada Tatsui.
“Memang benar sih, Dragon mempunyai sedikit masalah dalam mengendalikan
emosinya.” Kata Tatsui.
“Tapi lihatlah, sepertinya Glauss lah yang bisa bersikap lebih
tenang.”
“Hmm, ya. Ketenangan memang adalah kunci untuk bisa memenangi sebuah pertarungan.” Ucap Tatsui.
Dragon dan Glauss masih terlihat terus saling menyerang satu sama lain,
pertarungan sengit mereka mampu memukau para penonton, tidak bisa diketahui
siapa yang lebih unggul dan siapa yang sudah kewalahan. Dragon benar-benar
tidak dapat menemukan celah sama sekali untuk melukai tubuh lawannya itu,
begitupun juga dengan Glauss yang terlihat sangat berusaha keras supaya
dapat melukai tubuh Dragon.
Sambil terus melancarkan serangan dan menghindari serangan dari Glauss,
Dragon berpikir dalam benaknya. Dia membayangkan perkataan yang pernah
diucapkan oleh gurunya. Saat mereka sedang berlatih bertarung.
Waktu itu, ketika Dragon sedang berlatih dengan gurunya, tidak ada serangan dari Dragon yang benar-benar dapat mengenai
tubuh gurunya, lalu secara cepat, tiba-tiba kepala Dragon terkena pukulan
dari pedang kayu milik gurunya, hingga dia jatuh tersungkur mencium tanah,
kemudian gurunya berkata.
(“Kau itu memiliki gaya bertarung yang terlalu sembrono karena terbawa
emosi. jika kau ingin menjadi lebih dari hanya seorang Prajurit biasa, hilangkanlah kebiasaanmu itu .... Apakah kau tahu, apa yang harus dilakukan
jika berhadapan dengan orang termakan emosi? ... Aku hanya perlu bersikap
tenang, lalu aku pasti akan mendapati banyak celah yang terbuka. Dan hal
itu juga berlaku untukmu nak, kau harus bisa mengendalikan emosimu yang
selalu meluap-luap itu. Supaya orang lain sulit menemukan celah untuk menyerangmu. Kau harus bisa menekan serta menahannya satiap kali
kau sedang berada dalam sebuah pertarungan, ingat itu.”)
Perkataan dari gurunya itu, membuat Dragon berusaha untuk
bersikap lebih tenang saat dia sedang menghadapi sebuah pertarungan, maka
dari itu sembari terus menahan dan menghindari setiap serangan yang
dilancarkan oleh Glauss. Dengan perasaan tenang, Dragon juga berusaha untuk
menemukan celah yang tepat supaya serangannya dapat mengenai lawannya itu.
Hingga akhirnya Dragon berhasil, dia menemukan celah untuk menyerang. Lalu
dengan cepat, pisau belati yang ada di tangannya itu berhasil menyayat
pundak Glauss hingga berdarah, dan setelah konsentarsi Glauss sedikit
terbuyarkan akibat serangan tersebut, maka Dragon segera melancarkan
serangan lain. Dia menendang tubuh Glauss hingga tersungkur ke belakang
lalu terkapar di lantai.
Kemudian, Glauss segera meloncat supaya dapat berdiri kembali dengan cepat.
Setelah itu dia berkata, “Kau memang hebat, tapi jangan kaupikir bahwa aku
akan kalah hanya dengan luka seperti ini.”
“Datanglah kemari !!” Teriak Dragon.
“Hyaaa !!!” Mereka berdua berteriak sambil berlari untuk kembali bertarung secara habis-habisan.
Mereka kembali saling serang, tubuh Glauss menjadi semakin panas hingga
mengeluarkan uap, dan hal tersebut membuat pergerakan Glauss menjadi
sedikit terganggu, sehingga dengan mudah Dragon mampu mendaratkan lagi
sebuah sayatan pada pinggang kemudian pada sisi perut Glauss, dan Dragon juga
berhasil memukul wajah Glauss lalu menendang lagi tubuhnya hingga terhempas
cukup jauh.
Setelah itu, Glauss kembali berdiri dengan tubuh yang mengeluarkan cukup
banyak uap. Ketika Dragon menatap Glauss dengan sangat serius, dia melihat
adanya keanehan pada diri Glauss. Yakni, mata Glauss berubah menjadi
seperti mata hewan reptil. Lalu Sekujur tubuhnya mengeluarkan hawa panas, dan
seluruh permukaan kulitnya seakan-akan mempunyai sisik.
"Sudah lama aku tidak merasakan sensasi pertarungan yang seperti ini ...
Kau benar-benar membuatku sangat bersemangat. haha." Ucap Glauss yang
wujudnya sudah sedikit berubah.
“Wah, kau benar-benar berubah menjadi seperti kadal.” Ucap Dragon.
“Naga!! Bukan kadal! Sudah kubilang kan, aku ini berjuluk si cakar naga!
Tubuhku ini sudah dicampur dengan DNA seekor naga. Aku adalah manusia
hybrid, atau sering disebut juga sebagai manusia setengah hewan ...
Sekarang aku sudah ada dalam mode rampage, yakni suatu keadaan dimana
kondisi fisikku meningkat secara drastis. Tak kusangka kau bisa membuatku
sampai bertarung sampai ke mode ini.” Kata Glauss.
“Meningkat secara drastis ya?” Dragon bertanya-tanya sambil terus
memperhatikan Glauss.
Lalu tanpa banyak bicara lagi, Glaus segera berlari dengan cepat hingga
tiba-tiba dirinya sudah berada di dekat wajah Dragon. Yang seketika merasa
terkejut, dan tanpa sempat berbuat apa-apa, sebuah luka cakaran tiba-tiba
sudah ada di perutnya, hingga rompi yang dia kenakan robek, lalu tubuh
Dragon terhempas cukup jauh sampai ke tepian ring.
Setelah itu Glauss kembali menghampiri Dragon dengan sangat cepat. Namun
kali ini Dragon segera melompat ke samping untuk menghindari cakaran dari
Glauss yang mampu menghancurkan lantai, lalu Dragon segera berdiri kembali
supaya dapat berlari menjauh sambil menghindari semua serangan yang
dilancarkan oleh Glauss di belakangnya.
Dragon mengeluarkan banyak pisau belati yang kemudian dilemparkannya ke
arah Glauss secara beruntun, tapi semua serangan dari pisau belati tersebut
berhasil ditepis oleh cakar Glauss, lalu setelah Glauss sudah semakin dekat
dengan tubuh Dragon, dia segera menendang perut Dragon sampai tubuh Dragon
terhempas lagi ke tepian ring di sisi sebelahnya.
Dragon benar-benar kewalahan mengimbangi kecepatan serta kekuatan milik
Glauss yang sudah meningkat pesat dalam waktu singkat tersebut. Bahkan
setelah Dragon telah berdiri kembali, Glauss sudah berada di hadapannya
tanpa dia sadari, lalu Glauss melancarkan sebuah pukulan yang sangat keras
ke dagu Dragon, kemudian memukul pipi Dragon ke samping hingga tubuh Dragon
kembali terhempas, lalu pedang milik Dragon terlepas dari tubuhnya dan
terlempar cukup jauh. Dragon benar-benar dihajar habis oleh Glauss hingga
sekujur tubuhnya dipenuhi banyak luka.
Perut Dragon dipukul dengan sekuat tenaga, hingga terpental lagi ke tepian
ring. Lalu sambil menahan rasa sakit di perutnya, Dragon berbicara kepada
Melinda.
“Dia kuat sekali, apakah kau mempunyai kekuatan yang berguna untuk
saat-saat seperti ini?” Tanya Dragon kepada Melinda.
“Kurasa ini saatnya kau mulai menggunakan pedangmu itu!” Suruh Melinda
kepada Dragon.
“Pedangku terlempar ke sisi lain dari ring ini. Tapi walaupun saat ini
pedangnya ada padaku, aku tetap tidak akan menggunakannya.” Ucap Dragon.
"Kau ini keras kepala sekali." Ujar Melinda.
Lalu tangan Dragon yang sedang memegangi perut, mulai memancarkan cahaya,
yang merupakan cahaya penyembuh dari Melinda, sehingga kini Dragon bagian
perutnya jadi terasa baikan. Dengan kekuatan penyembuhan dari Melinda,
perut Dragon yang mengalami luka kini sudah sedikit terobati.
Kemudian Glauss kembali mendekati Dragon, dengan cakarnya yang diarahkan ke
hadapan wajah Dragon, sambil bertanya. “Apa yang sedang kau lakukan?!”
Lalu secara mengejutkan, Dragon segera berdiri kembali dengan tubuh yang
tegap, dan hal itu membuat Glauss jadi bertanya-tanya. “Ke- kenapa kau
tampak tidak lagi merasa kesakitan? Apakah kau memiliki kekuatan untuk
memulihkan diri?” Tanya Glauss.
“Walaupun tubuhku ini tidak pulih sepenuhnya. Tapi tenaga sisa yang kumilik
ini sudah cukup untuk mengalahkanmu!”
“Apa kau bilang!” Ujar Glauss.
“Waah ... Mereka berdua benar-benar para petarung yang sangat bersemangat,
keduanya memberikan perlawanan yang sangat sengit, mari kita lihat siapa
diantara mereka berdua yang akan menang? ... Tetapi sepertinya Glauss yang
lebih unggul.” Kata sang Pembawa acara.
Dengan bersusah payah, Glauss berusaha untuk kembali mendaratkan serangan
ke tubuh Dragon, namun dengan cekatan, Dragon berhasil menghindari semua
serangan tersebut. Namun lama kelamaan Glauss akhirnya berhasil mencengkram
pundak Dragon, lalu dia melemparkan Dragon hingga terbanting ke samping.
Setelah itu Glauss segera mendaratkan serangan pamungkas, berupa cakaran
yang akan menikam langsung tubuh Dragon yang sedang dalam keadaan terkapar
di lantai.
Namun cahaya yang menyilaukan mata, segera keluar secara singkat dari
lempengan emas di bahu Dragon. Hal itu membuat konsentrasi Glauss sedikit
buyar sehingga cakaran mautnya tidak berhasil mengenai tubuh Dragon, dan
serangan dari cakarannya itu malah mengenai lantai ring hingga hancur.
Dragon telah berhasil menghindari serangan mematikan tersebut, dia sudah
berada di jarak yang cukup jauh dari Glauss. Tapi kemudian setelah
mengetahui dimana keberadaan Dragon, Glauss segera melesat lagi menuju ke
arah Dragon, dengan kecepatan tinggi. Lalu dengan dua buah pisau belati di
tangannya, Dragon sudah siap untuk menahan serta menangkis segala serangan
dari Glauss, yang akan dilesatkan dengan sangat kuat kepadanya.
Dengan sangat gesit, Dragon menghindari setiap ayunan dari cakar Glauss
yang mengarah ke tubuhnya, sambil mencoba untuk menyayat tubuh Glauss
menggunakan pisau belati yang ada di tangannya, namun percuma saja, karena
pisau-pisau belati itu akan langsung terlepas dan terlempar jauh saat
Glauss menahan serta menepis semua serangan dari Dragon. Dia benar-benar
kewalahan untuk dapat mengimbangi kecepatan serta kekuatan dari Glauss,
sehingga dirinya lagi-lagi harus mendapatkan luka cakar di bagian tangan,
perut, serta kakinya.
Namun itu semua tidak menghentikan usaha Dragon untuk terus menyerang
Glauss, entah sudah berapa banyak pisau belati yang dia keluarkan, sehingga
kini di lantai ring Turnamen tersebut sudah banyak pisau belati yang
berserakan. Glauss juga sudah mulai jengkel karena Dragon masih saja belum
tumbang, bahkan setelah berkali-kali dia terkena serangan dari cakar
Glauss.
Lalu, karena semua serangan pisau belati dari tangannya selalu berhasil
ditahan serta ditepis oleh cakar Glauss, maka Dragon juga mulai melemparkan
beberapa pisau belati ke atas, sehingga kini selain harus menghindari
serangan pisau belati dari depan, Glauss juga jadi harus menghindari banyak
pisau belati yang berjatuhan ke arah kepalanya. Glauss benar-benar dibuat
kerepotan oleh semua tindakan dari Dragon..
Lalu Dragon melontarkan pertanyaan kepada Glauss, “Walaupun kekuatan
fisikmu itu meningkat, tapi apakah kulit di tubuhmu itu menjadi keras?”
Tanya Dragon.
“Apa maksudmu?” Glauss kebingungan.
“Karena aku pernah menghadapi hewan reptil yang kulitnya lebih keras
daripada dirimu.”
Setelah itu Dragon mulai menunjukan gerakan menipu, Dragon seakan-akan
sedang berusaha untuk menyayat wajah Glauss, lalu dengan cepat Glauss
berhasil memegangi kedua tangan Dragon, sehingga Glauss jadi terlihat
gembira karena kini dia hanya tinggal mematahkan kedua tangan Dragon
tersebut. Namun itu merupakan bagian dari rencana Dragon. Karena
sebenarnya, dia sedang mengincar sesuatu yang lain.
Mata Dragon terus menoleh ke arah atas, karena dia sedang mengincar pisau
belati yang sebelumnya telah dia lemparkan ke atas. Saat pisau belati
tersebut jatuh ke bawah, maka mulut Dragon segera menggigit gagang pisau
belati yang jatuh dari atas tersebut, untuk kemudian segera dia tusukan ke
dada kanan Glaus dengan menggunakan mulutnya.
“Akh! ... Ka- kau benar-benar.” Ucap Glauss, setelah dia mendapatkan luka
tusukan di bagian dadanya itu. Sehingga dia jadi kehilangan banyak darah, dan
hal tersebut membuat dirinya tumbang lalu jatuh dalam keadaan berlutut. Setelah itu dia memuntahkan darah dari mulutnya.
Sedangkan Dragon masih tetap berdiri dengan kondisi tubuh yang sudah sangat
tak karuan dipenuhi luka-luka lebam serta cakaran, ekspresi wajahnya
terlihat sudah benar-benar sangat kelelahan. Dengan nafas yang
terengah-engah, Dragon masih memegang pisau belati di kedua tangannya, dan
satu lagi di mulutnya sambil terus menatap Glauss dengan sorotan mata
tajam.
![]() |
Dragon yang terlihat lusuh, dengan tiga pisau belati di tangan dan mulutnya berdiri di dekat Glauss yang sedang dalam keadaan lemas sambil berlutut. |
Lalu setelah itu, Glauss berbicara kepada Dragon. “Wah,
benar-benar pertarungan yang sangat menyenangkan. Kau bukanlah seorang
pandai besi biasa ... Dragon.” Kata Glauss yang sudah mulai menyebut Dragon dengan nama. Kemudian tubuh Glauss ambruk ke
lantai, dan tak sadarkan diri karena kehilangan cukup banyak darah. Maka dari itu
sang Wasit memutuskan untuk segera menyatakan Dragon sebagai pemenangnya.
Lalu seketika itu juga para penonton bersorak untuk kemenangan yang telah
diraih oleh Dragon, mereka semua merasakan semangat pertarungan yang sama
seperti halnya Dragon dan Glauss, sang Pembawa acara juga tak
henti-hentinya mengajak seluruh penonton di tribun untuk memberi dukungan
serta tepuk tangan yang meriah bagi Dragon.
Kemudian, sambil menatap ke langit, Dragon melepaskan semua pisau belati
yang sedang digenggamnya, begitupun juga dengan pisau belati yang ada di
mulutnya, semuanya telah terjatuh ke lantai. Lalu Dragon segera memejamkan
mata dan membuka mulutnya lebar-lebar, untuk kemudian berteriak
sekencang-kencangnya di tengah arena yang menjadi pusat perhatian bagi
semua orang itu. Dan hal tersebut membuat sorakan seluruh penonton menjadi
lebih meriah lagi, sehingga suasana di dalam Stadion Amritzer menjadi lebih
ramai dan lebih hidup dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, tubuh Dragon juga mulai terkulai lemas, dia
jatuh dan terkapar di atas lantai arena. Dengan sangat cepat, para Penyihir
medis yang sedang menangani Glauss juga segera datang menghampiri Dragon.
Mereka berdua Langsung dibawa ke ruang perawatan untuk mendapatkan penanganan
secara intensif.
“Benar-benar dua orang petarung yang berlebihan.” Ucap Bernie Zarr. Padahal
pertarungannya dengan Chap blaze juga tak kalah berlebihan.
“Dragon menang. Yeah!!” Gill terlihat sangat senang.
“Ya, dia benar-benar hebat.” Lalu setelah mengatakan hal itu, Tatsui segera
berdiri dari kursinya, untuk pergi meninggalkan Gill. Kemudian dia
berjalan pergi untuk meninggalkan tempat tersebut.
“Selanjutnya adalah giliran kita.” Kata Tatsui sambil menengok ke arah Gill lalu kembali berjalan pergi.
Kemudian Gill mengangguk sambil berkata, “Ya.”
Dengan berakhirnya pertarungan di antara Dragon dan Glauss, maka semua
pertarungan para peserta Turnamen kini telah selesai dilaksanakan.
Pertarungan mereka berdua menjadi pertarungan penutup bagi Babak pertama Turnamen Kota
Togu yang diselenggarakan pada hari tersebut. Kini secara resmi. Sang
Pembawa acara segera memberikan kata-kata perpisahan untuk menutup acara
akbar itu. Pertandingan babak kedua Turnamen akan dimulai dan
dilangsungkan pada esok hari di tempat yang sama, yakni di Stadion
Amritzer.
Turnamen yang akan dilangsungkan besok akan mempertandingkan para peserta
yang telah berhasil memenangkan pertandingan di babak pertama. Yaitu Gill,
Tatsui, Master Big hit, Azter, Zhoei, Ajora, Bernie zarr, dan Dragon.
Siapakah di antara mereka semua yang akan menjadi juara Turnamen Kota Togu?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 16
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 14
Poin-poin penting cerita :
- Pertarungan terakhir di babak pertama, mempertemukan Dragon dan Glauss yang akan memperebutkan posisi sebagai pemenang ke 8.
- Glauss menunjukan tangannya yang berupa cakar naga, sedangkan Dragon menunjukan kemampuannya untuk memunculkan pisau belati di tangannya
- Mereka berdua bertarungn dengans angat sengit, mereka mampu menangkis serta menahan serangan dari masing-masing lawan. Dan keduanya merupakan tipe petarung yang sangat bersemangat.
- Kemudian Dragon berhasil mendaratkan beberapa serangan terhadap Glauss sehingga Glauss menjadi sedikit kewalahan. Namun hal itu membuat Glauss berubah ke mode rampage. Yakni keadaan dimana kondisi fisiknya jadi meningkat secara drastis. Itu artinya dia menjadi lebih cepat dan kuat.
- Hal tersebut membuat Dragon menjadi sedikit kewalahan untuk melawan Glauss, karena dia kesulitan untuk menandingi kecepatans serta kekuatannya, sehingga Dragon mendapatkan luka cakaran di bagian erutnya, kemudian Dragon benar-benar dihajar habis oleh Glauss hingga dia babak belur.
- Lalu setelah Melinda menggunakan kekuatan penyembuhnya, yang mampu meringankan luka-luka di tubuh Dragon, maka Dragon kembali bangkit, lalu dengan susah payah dia berusaha untuk menghindari serangan-serangan dari Glauss.
- Dragon mengeluarkan banyak sekali pisau belati, namun selalu saja dapat ditangkis dan ditahan oleh Glauss. Lalu Dragon mulai melemparkan pisau-pisau belatinya ke atas udara sehingga Glauss juga harus menghindari serangan dari pisau-pisau belati yang jatuh ke arah kepalanya.
- Namun hal itu ternyata merupakan bagian dari rencana Dragon, karena setelah Dragon mengecoh Glauss, hingga tangan mereka berdua menjauh dari bagian dada, maka mulut Dragon segera menangkap pisau yang jatuh di hadapan wajahnya, lalu setelah itu dia segera menusukan pisau tersebut ke dada kanan Glauss menggunakan mulutnya.
- Hal tersebut membuat Glauss kehilangan banyak darah, sehingga tubuhnya menjadi lemas lalu ambruk tak sadarkan diri.
- Kemudian Dragon dinyatakan sebagai pemenangnya, sehingga semua orang bersorak dengan meriah. Pertarungan tersebut merupakan pertarungan terakhir yang diselenggarakan pada hari tersebut. Pertarungan babak selanjutnya akan diselenggarakan besok di tempat yang sama, dan akan mempertemukan para peserta yang berhasil memenangkan pertarungan mereka masing-masing.
No comments:
Post a Comment