Chapter 14 : Next round
Turnamen Kota Togu yang diselenggarakan di Stadion Amritzer, kini telah
berlangsung separuh jalan. Dari 16 Peserta yang berhasil lolos ke babak
pertarungan, 8 orang Peserta telah selesai menjalani pertarungannya
masing-masing, Gill mengalahkan Diamor, Tatsui mengalahkan Cobra, Master Big
hit mengalahkan Kalpen, dan Azter telah mengalahkan Best knight.
Sekarang hanya tinggal tersisa 8 peserta lagi yang Selanjutnya akan menjalani pertandingan. Dan nantinya, setelah semua peserta sudah selesai bertarung, maka 8 Pemenang
yang telah berhasil lolos dari babak pertarungan pertama, berhak maju ke
babak pertarungan selanjutnya, dimana para pemenang tersebut akan
saling berhadapan satu sama lain.
Empat orang yang telah menang serta dipastikan lolos ke babak selanjutnya
adalah Gill, Tatsui, Master Big hit, dan Azter. Setelah sebelumnya Azter
telah berhasil mengalahkan Best knight dalam pertarungan adu prinsip kedua
Kesatria, kini pertarungan yang selanjutnya akan segera dilangsungkan.
Dengan penuh semangat, sang pembawa acara mulai menyebutkan nama peserta
yang akan segera bertarung, walaupun saat ini atmosfer di seluruh Stadion
sedang diselimuti oleh perasaan suram dan sedikit ricuh, karena kemenangan
yang telah diraih oleh Azter.
“Baik para hadirin semuanya, dimohon untuk kembali duduk dengan tenang,
karena kita akan melanjutkan pertarungan yang selanjutnya. Yakni
pertarungan antara seorang wanita pemburu buronan yang bernama Zhoei,
melawan murid dari Master Big hit, yang bernama Rhogi. Oh iya, untuk
sekedar informasi, Zhoei ini juga merupakan adik dari Kalpen, yang
sebelumnya telah dikalahkan oleh Master Big hit ... Sekarang, apakah dia akan berhasil menuntut balas, ataukah Rhogi akan berhasil mengalahkan Zhoei dan membanggakan gurunya.”
Lalu beberapa saat kemudian, Zhoei segera berjalan untuk naik ke
atas arena sambil memikirkan sesuatu di dalam benaknya.
(“Tenang saja kakak ... Aku pasti akan membalaskan kekalahanmu dari Master botak itu, dan aku pasti akan menjadi juaranya. Sekarang akan
kuhadapi dulu muridnya.”) Ucap Zhoei di dalam benaknya. Sepertinya dia
sudah bertekad untuk membalaskan kekalahan kakaknya.
Sedangkan Rhogi yang sedang berjalan juga mengucapkan sesuatu di dalam
benaknya, (“Tenang saja Master, aku tidak akan mengecewakanmu. Mari kita
bertemu di final.”) Sebagai murid terbaik Master Big hit, Rhogi bertekad
keras untuk membanggakan gurunya tersebut.
Lawan yang akan dihadapi oleh Rhogi adalah Zhoei, seorang wanita angkuh
yang selalu menganggap bahwa tidak ada orang lain yang lebih baik dari
dirinya. Zhoei memiliki kemampuan untuk menarik atau mendorong suatu objek
yang berada di hadapannya, tanpa menyentuh objek tersebut, dia hanya perlu
melambaikan tangan untuk mendekatkan atau menjauhkan lawan. Sepertinya akan
sulit bagi Rhogi yang merupakan petarung jarak dekat, untuk bisa
mengalahkan Zhoei. Ditambah lagi, Zhoei memiliki motivasi yang lebih besar untuk
menang, karena kakaknya telah dikalahkan oleh Master Big hit, yang
merupakan guru Rhogi.
Mereka berdua telah berdiri di atas arena yang sama, dan saling menatap mata
satu sama lain. Sepertinya mereka berdua tidak saling menyukai satu sama lain, maka dari itu mereka berdua terlihat sangat waspada dan angat serius dalam menghadapi pertarungan tersebut.
Lalu setelah sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan telah dimulai,
maka dengan secepat kilat, Rhogi langsung melesat ke arah Zhoei untuk
mendaratkan pukulan terhadap lawannya itu, tapi tiba-tiba tubuh Rhogi
terhempas dengan sendirinya menjauh dari Zhoei, hingga jatuh menghantam lantai dengan cukup keras.
Dengan menggunakan kekuatan yang Zhoei miliki, dia dapat dengan mudah
menghempaskan tubuh Rhogi hanya dengan mengayunkan tangan. Kemudian Zhoei
berkata kepada Rhogi.
“Kau benar-benar tidak segan untuk melukai seorang perempuan terhormat seperti
diriku?”
“Maaf nona, tapi ketika di jalanan Kota Togu, aku tak sengaja melihat
pertarunganmu dengan orang-orang yang ada di tribun peserta itu.” Jawab
Rhogi.
“Oh, jadi kau sudah tahu mengenai kemampuanku. Itu sebabnya kau jadi sangat
waspada dan berniat untuk menyerangku dengan cepat ... Benar juga,
pertarunganku dengan orang-orang aneh itu memang merupakan suatu kesialan
bagiku.” Ucap Zhoei.
Dragon yang mendengar percakapan mereka itu, kemudian mulai berbicara, “Apa
aku tidak salah dengar? Barusan, wanita itu sepertinya memanggil kita
dengan sebutan orang aneh.” Ucap Dragon kepada Gill.
“Ya, dia memang berkata seperti itu ... Kau mau aku memberitahumu segala
hal yang sedang mereka bicarakan?”
“Tidak. Kau hanya Cukup diam saja.” Ujar Dragon kepada Gill yang
tadinya mau bicara panjang lebar.
Kembali ke pertarungan antara Zhoei dan Rhogi. Setelah Rhogi kembali
berdiri, dia berkata bahwa bagaimanapun juga dia harus bisa memenangkan
pertandingan ini supaya dia bisa membuat gurunya bangga. Lalu dia memasang
kuda-kuda dan mulai mengeluarkan tehnik tenaga dalam yang telah
dikuasainya. Rhogi menyebutnya jurus pengerasan tubuh, Kemudian sambil
menggeram, Rhogi segera meloncat hingga lantai tempatnya berpijak jadi
hancur, dia terbang melesat ke depan menuju ke arah Zhoei, untuk
menghantamkan kepalanya kepada tubuh Zhoei dengan sangat keras.
Rhogi mengarahkan kepalanya kepada Zhoei sambil melesat dengan kecepatan
tinggi. Rhogi seolah-olah menjadi peluru yang sedang ditembakan kepada
Zhoei. Lalu dengan perasaan terkejut, Zhoei segera menepiskan telapak
tangannya ke depan untuk menahan serangan dari lawannya tersebut, sehingga
lesatan tubuh Rhogi terhenti lalu tubuhnya terdorong ke belakang, namun
Rhogi tidak mau berhenti sampai disitu. Setelah dia kembali menapakan
kakinya di lantai, Rhogi segera meloncat lagi dan melesat ke arah Zhoei
terus menerus, walaupun beberapa kali tubuhnya dihempaskan menjauh dari
Zhoei. Dengan kekuatan yang Zhoei miliki, dia terus berusaha untuk
menepis kepala Rhogi yang terus-menerus melesat untuk menabrak
tubuhnya. Zhoei terlihat seperti sedang bermain badminton menggunakan
telapak tangannya.
Sedangkan bagi Rhogi, dengan memanfaatkan dorongan dari kekuatan Zhoei,
Rhogi membiarkan tubuhnya terus terhempas ke arah belakang, supaya daya
lesatannya terus bertambah, seiring dengan pantulan yang terus-menerus
dialami oleh tubuhnya. Tehnik yang dia pakai selalu sama, dia segera
mendaratkan kakinya di lantai untuk selanjutnya melakukan loncatan lagi dan
kembali melesat seperti peluru ke arah Zhoei. Tapi lama-kelamaan, arah yang dia tuju saat
melesat, mulai berbeda dari sebelumnya. Rhogi tidak lagi mengincar tubuh
Zhoei, dia meloncat dari satu titik ke titik yang lain sambil terus
mengelilingi tubuh Zhoei. Sehingga Zhoei hanya berputar-putar sambil
menoleh kesana-kemari untuk menentukan dari arah mana Rhogi akan menyerang.
Lalu ternyata dengan cepat, Rhogi melesat dari arah yang tidak disadari
oleh Zhoei, yakni dari arah kiri. Sehingga tubuh Zhoei akhirnya terkena
oleh sundulan kepala Rhogi yang sangat keras dan kuat tersebut. Zhoei yang
tidak sempat menghindar maupun menangkis serangan tersebut, hanya pasrah
ketika tangan kirinya dihantam oleh sundulan kepala Rhogi dengan begitu
keras hingga tulang di lengannya itu patah, lalu tubuh Zhoei terpental dan
jatuh tersungkur ke samping. Dengan begitu Rhogi yakin bahwa kemenangan
telah berada di genggaman tangannya.
Tapi rupanya, apa yang telah dibayangkan oleh Rhogi ternyata tidak terjadi.
Karena Zhoei masih bisa berdiri, dan masih bisa bertarung, walaupun kini
tangan kirinya sudah tidak dapat digunakan karena patah. Sambil memegangi
tangan kirinya, Zhoei berdiri kembali dan menatap ke arah Rhogi dengan
sorotan mata tajam.
Lalu Rhogi yang ingin segera mengakhiri pertarungan tersebut, mulai
memasang kuda-kuda lagi, dan membuat tekanan yang sangat hebat terhadap
lantai tempatnya berpijak. Dia akan kembali melesat ke arah Zhoei dengan
mengerahkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya.
Lalu dengan Kecepatan kilat, Rhogi meloncat dan melesat ke arah tubuh Zhoei
yang berada di hadapannya, tepat menuju ke perut Zhoei yang akan terkena oleh
sundulan maut tersebut. Namun hal yang
mengejutkan terjadi, hingga membuat mata semua orang terbelalak melihatnya.
Ternyata, sebelum kepala Rhogi sampai di tubuhnya, Zhoei segera
menghempaskan tubuhnya sendiri ke atas, sehingga dirinya jadi tidak terkena oleh
sundulan keras dari kepala Rhogi. Lalu saat tubuh Zhoei sudah
berada di atas udara, dia segera mengarahkan telapak tangan kanannya ke
bawah, yaitu ke arah tubuh Rhogi yang sedang berada tepat dibawahnya.
Kemudian secara tiba-tiba, tubuh Rhogi langsung terdorong ke bawah hingga
menghantam lantai dengan cukup keras. Rasanya seperti ditekan ke tanah
secara paksa oleh beban yang sangat berat. Dan itu adalah jurus milik Zhoei
yang bernama, “Thousand gravity!”
Tubuh Rhogi ditekan dengan sangat kuat, sehingga Lantai Arena langsung retak dan hancur seperti
telah menerima benturan yang sangat keras. Lalu setelah Zhoei mengepalkan
tangannya kembali, maka serangan Thousand gravity terhadap Rhogi seketika
itu pun berhenti. Kemudian Zhoei kembali mendaratkan kakinya ke bawah dengan selamat, setelah berhasil menghindari serangan dari Rhogi dan
memberikan serangan telak terhadap Rhogi.
Saat melihat hal itu, Master
Big hit tidak mengeluarkan reaksi apapun dan hanya terus
menyaksikan pertarungan tersebut dengan tenang.
Lalu beberapa saat kemudian, Rhogi segera berdiri kembali dengan kondisi
tubuh yang tertatih-tatih dan penuh luka. Kemudian Dia melihat Zhoei sambil berkata, “Aku belum
kalah. Aku tidak akan kalah. Aku akan menang demi guruku!!”
Dengan penuh semangat, Rhogi memasang kuda-kuda lagi, lalu melakukan tehnik
tenaga dalam, tingkat selanjutnya. Tehnik tenaga daam pengerasan tubuh, bisa membuat kulit tubuhnya tebal seperti besi, Namun kali ini
otot-ototnya sedikit bertambah besar hingga lengan bajunya sobek. Aura
kemarahan terpancar dari seluruh tubuh Rhogi. Sepertinya Rhogi sedang berusaha untuk menggunakan jurus paling pamungkas yang telah diajarkan oleh gurunya.
Namun, tiba-tiba Saja terdengar
suara yang berteriak.
“Rhogiii ... !!” Itu adalah suara teriakan dari Master Big hit yang mencoba
untuk memperingatkan muridnya tersebut.
Seketika itu juga perasaan Rhogi jadi kembali tenang, sehingga kondisi
tubuhnya jadi menciut dan normal kembali. Semua orang yang tadinya terlihat
sangat antusias, menunggu-nunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, mau tak
mau harus mengalami kekecewaan, karena Master Big hit telah menghentikan
hal yang akan diperbuat oleh Rhogi. Lalu setelah itu Zhoei segera bersiap
untuk melakukan serangan terhadap Rhogi.
Namun sepertinya, Zhoei tidak perlu melakukan itu, karena semuanya sudah cukup bagi Rhogi. Dia menatap langit
dengan mulut yang menganga, seperti orang yang telah benar-benar kelelahan.
Dan beberapa saat kemudian, tubuhnya langsung ambruk ke lantai, seperti
orang yang lemas, lalu dia pun pingsan. Maka dari itu sang Wasit segera memutuskan
bahwa Zhoei adalah pemenang dari pertarungan tersebut. Dan Zhoei yang
terlihat sedikit kebingungan karena lawannya itu tiba-tiba pingsan, segera
memasang ekspresi wajah yang bahagia karena telah berhasil memenangkan
pertarungan tersebut.
Di dalam benaknya, Zhoei berkata. (“Kakak, aku menang. Aku pasti akan
berhasil menjadi juaranya ... Tidak ada yang boleh meremehkan kita.”)
Lalu setelah itu, Rhogi dan Zhoei segera dibawa ke ruang perawatan oleh
para Penyihir medis. Kemudian, Master Big hit segera berdiri dari kursinya,
lalu pergi untuk menuju ke suatu tempat. Di jalan dia berpapasan dengan
Tatsui yang baru saja selesai menjalani perawatan. Dengan sopan, Master Big
hit mengucapkan kata permisi ketika melewati Tatsui.
“Dia mau kemana?” Tanya Dragon sambil terus memperhatikan sang Master.
“Sepertinya dia mau mendatangi muridnya.” Jawab Gill.
“Apa yang sudah kulewatkan?” Tanya Tatsui yang baru datang disana.
“Banyak sekali ... Si perempuan angkuh itu telah berhasil memenangkan
pertandingan melawan murid Master Big hit. Setelah sebelumnya, kakaknya telah dikalahkan oleh Master Big
hit.” Jawab Dragon.
“Oh, jadi begitu.” Kata Tatsui sambil duduk di samping Dragon.
Tak lama kemudian, setelah semuanya sudah beres kembali, maka sang Pembawa
acara mulai mengumumkan pertandingan yang akan berlangsung selanjutnya.
Yakni pertandingan antara Ajora melawan Edwin. Ajora merupakan seorang
Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one, sama seperti Azter, karena Azter
adalah kakaknya. Sedangkan Edwin adalah seorang ahli beladiri yang berasal
dari daerah utara. Dia menguasai seni beladiri yang menggunakan nunchaku
sebagai senjatanya.
Tatsui dan Dragon saling berbicara sambil menyaksikan pertarungan yang akan
segera berlangsung itu.
“Apakah dua orang Kesatria dari Kerajaan Gold one itu memang kuat-kuat?”
Tanya Tatsui.
“Aku sudah melihat pertarungan salah satu dari mereka, dan kemampuannya
benar-benar mengerikan. Sedangkan kemampuan dari orang yang satunya lagi ini, masih
belum diketahui ... Tapi dari postur tubuhnya yang kekar itu, sepertinya
dia punya kekuatan yang hebat.” Jawab Dragon.
“Jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja.” Ucap Gill dengan
singkat.
“Aku tidak berbicara padamu!” Kata Dragon dengan ketus. Lalu kemudian
Tatsui berusaha untuk melerai perdebatan mereka berdua.
Setelah Wasit menyatakan bahwa pertarungan telah dimulai, Edwin segera
memperingatkan lawannya untuk bersiap-siap menerima serangan-serangan
mematikan dari nunchaku miliknya, lalu dengan hanya mengeluarkan senyuman,
Ajora mengangkat tangannya sambil memberikan isyarat untuk datang
kepadanya.
Tanpa basa-basi, Edwin langsung berlari menuju Ajora sambil
mengibas-ngibaskan nunchaku miliknya, lalu setelah dia sudah sangat dekat
dengan lawannya tersebut, Edwin segera mengibaskan senjatanya itu dengan
sekuat tenaga ke tubuh Ajora. Namun tiba-tiba, tubuh Ajora menghilang
dengan seketika seperti asap yang tertiup angin.
Semua orang kaget saat melihat hal itu terjadi, banyak orang yang berasumsi
bahwa Ajora dapat berteleportasi, atau mungkin dia bisa menghindar dengan
kecepatan tinggi. Namun orang yang lebih kaget dan
kebingungan, tentunya adalah Edwin. Dia mencari-cari dimana keberadaan
lawannya tersebut, tetapi dia tidak dapat menemukannya dimanapun. Kini dia
hanya seorang diri diatas arena, dan disekitarnya benar-benar tidak ada
orang lain lagi, kecuali sang Wasit.
Lalu hal mengejutkan yang selanjutnya, mulai terjadi. Dagu Edwin tiba-tiba
seperti ada yang memukul dengan keras sampai dia jatuh tersungkur ke
belakang. Lalu dengan ekspresi wajah yang sangat Tercengang, dia kembali
menoleh kesana kemari untuk mencari keberadaan orang yang telah memukulnya
itu, namun dia tetap tidak dapat menemukannya.
Dan setelah dia kembali berdiri, sebuah pukulan keras terasa Lagi mengenai
perutnya, disusul oleh pukulan-pukulan lain di sekujur tubuhnya yang tidak
bisa ia antisipasi Atau ia tahan, sehingga dirinya terus menerus terkena serangan pukulan
beruntun dari lawan yang tidak dapat dia lihat itu.
Benar sekali. Ajora kini jadi manusia yang tidak terlihat, maka dengan
wujud seperti itu dia dapat menyerang lawannya secara leluasa, tanpa perlu
khawatir bahwa keberadaannya bisa diketahui, sehingga kini tubuh Edwin
hanya terus bergerak mundur seperti sedang dipukuli oleh angin, dari tribun
para penonton, Edwin terlihat seperti sedang menari-nari seorang diri.
Padahal saat ini dia sedang dipukuli oleh lawannya yang tidak terlihat.
Edwin tidak hanya diam saja ketika mendapatkan pukulan-pukulan tersebut,
dia terus berusaha untuk menyerang lawan yang tidak bisa dilihat oleh
matanya itu, dengan cara mengibas-ngibaskan nunchaku miliknya ke segala
arah, dan berharap bahwa serangannya tersebut dapat mengenai tubuh Ajora
yang saat ini tidak terlihat. Namun Ajora yang bisa melihat gerakan dari
Edwin, tentu saja dapat menghindari kibasan-kibasan tersebut dengan mudah,
lalu kembali mendaratkan pukulan-pukulan keras terhadap tubuh Edwin secara
beruntun. Kini tubuh Edwin seolah-olah menjadi samsak tinju pribadi bagi
Ajora.
Setelah beberapa lama kemudian, tubuh Edwin mulai tidak tahan lagi, dia
mulai lemas dan ambruk, setelah menerima serangan pukulan yang begitu
banyak di tubuhnya hingga menyebabkan luka-luka lebam yang parah. Edwin
akhirnya jatuh terkapar dan tak sadarkan diri diatas permukaan lantai arena tersebut.
Maka setelah itu, Ajora mulai menampakan lagi wujudnya kepada semua orang
yang ada di Stadion Amritzer, dia berdiri di atas tubuh Edwin yang telah terkulai lemas sambil mengangkat kedua tangannya. Lalu sang Wasit segera
menyatakan Ajora Sebagai pemenangnya, tetapi para penonton tidak
memberikannya sorak sorai dan dukungan, melainkan hanya ledekan dan cacian
karena Ajora tidak menunjukan sikap hormat terhadap lawan yang telah
dikalahkannya itu.
Ditambah lagi, Ajora adalah Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one, yang
merupakan Kerajaan paling dibenci di seluruh Negeri Azhuloth. Dari
banyaknya cacian serta makian yang dia terima, Ajora tetap terlihat biasa
saja, sepertinya dia tidak mempermasalahkan hal tersebut sama sekali. Setelah dinyatakan sebagai pemenang, Ajora segera meninggalkan tubuh Edwin yang sedang terkapar di atas arena sambil menungggu
para Penyihir medis yang akan datang menolong, Ajora berjalan menuju
ke tempat duduknya kembali, yakni disamping kakaknya, yang bernama Azter.
Sementara itu, Master Big hit sedang berada di ruang perawatan. Dia duduk
disamping ranjang tempat Rhogi sedang terbaring, sepertinya dia sangat
khawatir dengan keadaan muridnya itu. Lalu ketika Rhogi sudah mulai
siuman, Master Big hit segera bertanya mengenai keadaannya, walaupun
Penyihir medis mengatakan bahwa saat ini Rhogi sudah tidak dalam kondisi
yang parah, dan kini dia hanya tinggal menjalani masa penyembuhan. Tapi
hati Master Big hit belum merasa tenang jika dia belum menanyakannya secara
langsung kepada muridnya itu.
"Rhogi, bagaimana kondisi tubuhmu saat ini?"
“Aku baik-baik saja Guru ... Guru tidak perlu mencemaskanku. Sekarang
sebaiknya guru kembali ke tribun saja, guru harus lebih fokus terhadap pertarungan yang akan Guru
hadapi. Guru harus menjadi juara lagi.” Ucap Rhogi.
“Soal Turnamen, bisa kupikirkan nanti. Sekarang yang terpenting adalah
kondisimu, aku bisa bertarung dengan tenang jika mengetahui bahwa kondisimu
sudah baik-baik saja.” Ujar Master Big hit.
“Terima kasih karena telah mengkhawatirkanku Guru ... Ma- maafkan aku.”
Lalu Rhogi mulai meneteskan air mata.
“Kenapa kau menangis? Kau itu lelaki, jangan menangis.”
“Maafkan aku Guru, karena aku telah gagal dan mengecewakanmu.” Kata Rhogi
sambil menghapus air matanya.
Kemudian Master Big hit menjitak kepala Rhogi, sambil berkata. “Bicara apa
kau ini? Sudah kubilang kan, anggaplah Turnamen ini sebagai sarana latihan
bagimu. Pelajarilah kemampuan orang lain serta cara untuk mengatasinya, dan
yang terpenting. Kau harus selalu belajar dari kekalahanmu ... Aku sama
sekali tidak kecewa padamu nak, selama kau masih memiliki kemauan untuk
terus berusaha.”
Lalu sambil menegapkan badannya, Rhogi berkata kepada Guru yang sangat
dihormatinya itu, dengan mata yang berkaca-kaca, “Terima kasih Guru, aku
akan selalu belajar dan berjanji untuk terus berkembang menjadi lebih
baik.”
“Bagus.” Kata Master Big hit sambil tersenyum.
“A- anu Guru ... Mengenai peristiwa yang terjadi dalam pertarunganku tadi,
saat Guru berteriak untuk menghentikanku sebelum aku menggunakan jurus
itu.”
“Oh, soal itu ... Kau mau menggunakan jurus penghancur batasan tubuh,
terhadap seorang wanita? Jika kau menggunakan jurus itu, sudah dipastikan
bahwa kau akan menang, namun kemenanganmu itu akan menjadi sebuah kekacauan
besar jika kau tidak bisa mengendalikan jurus tersebut sepenuhnya, ditambah
lagi yang menjadi lawanmu itu adalah seorang wanita, sebagai seorang
laki-laki sejati, kau semestinya harus bisa menahan diri, ingat itu.” Kata
Master Big hit.
“I- iya guru, akan kuingat baik-baik.” Ucap Rhogi sambil menganggukan
kepalanya.
Tanpa terasa, pertandingan babak pertama telah hampir mencapai akhir, hanya
tinggal empat orang lagi tersisa, yang masih belum bertanding. Sang Pembawa
acara mulai mengumumkan pertarungan yang akan berlangsung selanjutnya,
yakni pertarungan antara Bernie Zarr melawan Chap blaze.
“Para hadirin sekalian! Akhirnya kita akan menyaksikan pertandingan yang
telah kita tunggu-tunggu, yakni pertandingan antara dua orang Penyihir
hebat yang kekuatannya sudah tidak dapat diragukan lagi, yaitu Bernie Zarr
melawan Chap blaze !! ... Bernie Zarr adalah seorang Penyihir berjuluk God
plant yang dapat mengendalikan berbagai Jenis tanaman monster, sedangkan Chap
blaze adalah seorang Penyihir yang dapat memanipulasi bayangan dan
menjadikannya monster-monster kuat yang sangat berbahaya. Mari kita lihat
akan seperti apa jadinya pertandingan di antara mereka!” Ujar sang Pembawa acara kepada seluruh Penonton.
Berni zarr dan Chap blaze sudah berdiri saling berhadapan di atas arena. Mereka berbincang-bincang sejenak.
“Bernie ... Sudah lama kita tak jumpa ya? Ukuran tubuhmu masih sama seperti
terakhir kali kita bertemu ... Kau tetap saja pendek.” Kata Chap kepada Bernie dengan nada meledek.
“Seperti biasa, kau selalu saja berusaha untuk membuatku marah. Mari kita
selesaikan semuanya disini sekarang. Akan kubuktikan kepadamu siapa yang
terkuat diantara kita.” Ucap Bernie.
“Uuuh, aku takut sekali. Selain bertubuh pendek rupanya kau juga pintar
bicara ya.”
“Aku sudah tidak sabar untuk bisa segera melumatmu.” Ujar Bernie sambil
menggeram.
Lalu sang Wasit segera memulai pertarungan mereka berdua, jadi sekarang
mereka sudah boleh menyerang satu sama lain, dengan segala kemampuan yang
mereka miliki. Pertarungan di antara kedua Penyihir itu bisa membuat seisi
arena hancur, serta membuat para Penyihir pelindung kewalahan, begitulah
yang dikatakan oleh sang Pembawa acara.
Tanpa basa-basi lagi, mereka berdua segera mulai unjuk kebolehan
masing-masing. Monster bayangan berukuran besar, muncul dan keluar dari
bayangan Chap blaze yang ada di lantai, monster tersebut mirip seperti
seekor dinosaurus raksasa yang siap untuk memangsa lawannya.
Sedangkan Bernie segera melemparkan beberapa biji-bijian ke lantai yang ada
di hadapannya, kemudian biji-bijian tersebut bergerak-gerak dan saling
menyatu, lalu semakin lama ukurannya menjadi semakin bertambah besar,
hingga berkembang dan berubah menjadi suatu tanaman Monster raksasa yang
menyerupai bunga matahari, dengan bentuk mengerikan.
“Benar-benar gila, kekuatan mereka berdua itu!” Seru Ajora kepada kakaknya.
“Ini bukan pertarungan manusia ... Ini adalah pertarungan antar monster.”
Ucap Azter sambil terus menatap kedua monster itu.
“Entah kenapa aku jadi begitu antusias jika melihat pemandangan seperti
ini.” Kata Gill sambil akan mencabut pedang yang ada dibelakang
pinggangnya.
“Jangan terbawa suasana ... Mereka bukanlah monster buruan untukmu.” Ujar
Dragon memperingatkan Gill.
Lalu pertarungan antar kedua monster itupun tidak dapat terelakan lagi.
Mereka saling menyerang satu sama lain, akar-akar yang berfungsi sebagai
tangan, mulai membelit dinosaurus bayangan milik Chap, namun dengan sekuat
tenaga, dinosaurus bayangan itu dapat melepaskan diri dari lilitan akar
tersebut, dengan cara menggerogoti dan mencakarnya, kemudian dinosaurus
bayangan itu berjalan mendekat supaya bisa menggigit kepala tanaman raksasa Milik Bernie zarr.
Segera setelah itu, tanaman raksasa Langsung memeluk erat sekujur tubuh
dinosaurus bayangan yang sedang menggigit kepalanya, kemudian mereka tak
henti-hentinya bergerak serta berpindah ke segala arah, hingga akhirnya
dinosaurus itu dilemparkan ke arah tribun penonton, dan menabrak dinding
perisai yang menyelimuti tribun tersebut dengan cukup keras, hingga dinding
perisai itu mengalami keretakan. Hal tersebut membuat para penonton menjadi
panik serta ketakutan, namun disamping itu semua, para penonton juga jadi
semakin antusias lagi dalam menyaksikan pertarungan kedua raksasa tersebut.
Mereka terus bersorak dengan meriah untuk memberi dukungan terhadap
jagoannya masing-masing.
Wasit yang berada di dalam arena pertandingan tersebut, sampai kalang kabut
karena kebingungan mencari tempat yang aman baginya supaya tidak terinjak
oleh kedua monster besar yang sedang bertarung itu. Sedangkan Bernie dan
Chap terlihat sedang sibuk menyerang satu sama lain dengan serangan andalan
mereka masing-masing. Bernie menggunakan tanaman meriam duri, sedangkan
Chap menggunakan serangan burung-burung bayangan.
Seluruh tribun di Stadion Amritzer terus-menerus berguncang dan bergetar
tiada henti, disebabkan oleh benturan dan hantaman keras dari pertarungan
sengit antara dua monster raksasa. Kedua monster itu membanting lawannya
masing-masing seakan-akan tidak menghiraukan keadaan yang ada di sekitar
mereka. Jika saja seluruh isi Stadion itu tidak dilindungi oleh perisai
dari para Penyihir pelindung, pasti Stadion Amritzer kini telah porak
poranda hingga rata dengan tanah.
Bernie kembali merogoh sakunya, lalu melemparkan beberapa biji-bijian lagi
ke arah belakang, atau lebih tepatnya pada permukaan tanah yang ada di
belakang tubuhnya, sedangkan Chap mulai memunculkan dua ekor serigala yang
terbuat dari bayangan, selanjutnya dia memerintahkan kedua serigala itu
untuk menyerang Bernie.
Namun dari bawah lantai ring tempat mereka bertarung, tiba-tiba muncul
beberapa akar yang langsung menyeruak dan membelit tubuh kedua serigala
bayangan yang sedang berlari ke arah Bernie itu. Rupanya akar-akar itu berasal
dari biji-bijian yang tadi dilemparkan oleh Bernie ke permukaan tanah yang
ada di belakangnya.
Setelah kedua serigala itu dililit lalu dihancurkan. Maka selanjutnya,
akar-akar itu langsung mengarah kepada Chap untuk melilit dan mencengkram
tubuh sang Penyihir bayangan tersebut. Tapi sebelum tubuhnya terkena
lilitan, Chap sempat memunculkan dua ekor gorilla bayangan, yang akan
membantunya supaya dapat melepaskan diri dari cengkraman akar tanaman milik
Bernie.
Setelah tubuh Chap benar-benar terlilit hingga dia sudah tidak dapat
bergerak sama sekali, kemudian dua gorilla bayangan itu segera berusaha
untuk melepaskan tuannya dari lilitan akar tanaman tersebut, Namun
tiba-tiba hal yang mengejutkan bagi Chap, mulai terjadi.
Dinosaurus bayangan raksasa milik Chap, terlempar ke arahnya, dan akan
menimpa para gorilla itu sekaligus dengan tubuh tuannya hingga remuk. Maka
dari itu, Chap yang terlihat sangat panik dan ketakutan, segera membatalkan
mantranya, sehingga semua mahluk bayangan ciptaannya itu menghilang dengan
seketika. Dinosaurus bayangan raksasa yang akan menimpa dirinya, langsung
lenyap tak berbekas, begitupun juga dengan dua gorilla bayangan yang sedang
berusaha untuk melepaskan Chap dari lilitan akar tanaman milik Bernie.
Dan ternyata, itu adalah bagian dari rencana Bernie. Karena setelah itu
akar yang mencengkram tubuh Chap, semakin melilit tubuhnya dengan begitu
erat sehingga Chap jadi tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Maka selanjutnya,
sambil tersenyum lebar, Bernie mulai melancarkan serangan selanjutnya. Dia
membanting-bantingkan tubuh Chap yang sedang terlilit oleh akar tanaman
itu, ke permukaan lantai di samping kiri dan kanannya secara bergantian.
Lalu setelah tubuh Chap sudah terlhat babak belur, dan sudah tak berdaya
lagi, akibat dari bantingan itu, maka Bernie memutuskan untuk melepaskannya, sehingga kini tubuh Chap
hanya terkapar lemas di atas lantai. Kemudian, Bernie akan melancarkan
serangan yang selanjutnya. Dia memerintahkan tanaman raksasa miliknya untuk
mengambil dan melumat tubuh Chap.
Seketika itu juga, Chap langsung terlihat sangat ketakutan, lalu dia
berteriak-teriak minta ampun, “Jangaan!! Kumohon jangan ... Ampuni aku,
ampuni aku!”
“Kalau begitu, katakanlah bahwa Bernie zarr lebih kuat dibandingkan dengan
Chap blaze.” Ucap bernie kepada Chap.
“Apa?”
“Raaaoooorrrr !!!” Kemudian tanaman raksasa Bernie mengaum dengan keras terhadap Chap,
dan hal itu membuat Chap menjadi semakin ketakutan.
“Aaaa ... Ba-baiklah, baiklah. Bernie Zarr lebih kuat dibandingkan dengan
Chap blaze!” lalu setelah Chap mengucapkan kata-kata tersebut. Bernie
menyuruhnya untuk menyerah.
“A-aku menyerah.” Ucap Chap blaze. Dan setelah itu, maka sang Wasit menyatakan bahwa Bernie zarr
adalah pemenang dari pertarungan itu. Sehingga seluruh penonton di tribun Langsung bersorak sorai
kegirangan setelah mengetahui hasil dari pertarungan Kedua penyihir itu. Kini semua
orang tahu, siapa penyihir monster yang paling hebat diantara keduanya.
Seluruh penonton sangat antusias atas kemenangan tersebut, mereka seperti
telah menyaksikan pertandingan yang sangat seru dan memukau. Pujian tanpa
henti-hentinya di berikan oleh sang Pembawa acara kepada Bernie Zarr yang
telah memenangkan pertandingan tersebut bersama dengan tanaman raksasa
miliknya.
Setelah berakhirnya pertarungan antara Bernie Zarr melawan Chap blaze, maka
yang akan bertanding selanjutnya adalah giliran Dragon dengan seorang
Kesatria luar yang bernama Glauss. Pertandingan mereka adalah pertandingan
terakhir yang akan dilaksanakan di babak pertama ini. Apakah Dragon dapat
memenangkan pertandingan tersebut?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 15
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 13
Poin-poin penting cerita :
- Babak pertarungan pertama dari Turnamen Kota Togu, telah berlangsung separuh jalan. Para peserta yang telah lolos ke babak selanjutnya adalah Gill, Tatsui, Master Big hit, dan Azter. Kini pertarungan yang selanjutnya akan segera dimulai, yakni pertarungan antara Zhoei melawan Rhogi.
- Rhogi menggunakan tehnik tenaga dalam untuk bertarung melawan Zhoei yang memiliki kekuatan, berupa tarikan dan dorongan terhadap suatu objek dengan cara mengibaskan tangannya.
- Rhogi melesatkan tubuhnya seperti peluru, ke arah Zhoei. Dan walaupun dirinya berkali-kali dihempaskan oleh Zhoei, Rhogi tetap terus mencoba untuk melesat, dan akhirnya berhasil menyundul tangan kiri Zhoei hingga patah.
- Lalu Zhoei berhasil menghindari serangan dari Rhogi yang selanjutnya, dan dia berhasil memberikan serangan telak terhadap Rhogi, dengan cara menekan tubuhnyahingga menghantam lantai.
- Setelah itu, Rhogi kembali berdiri, dan mulai mengamuk. Otot-otonya membesar lalu aura kemarahan keluar dari sekujur tubuhnya. Tiba-tiba Master Big hit berteriak untuk menghentikan tindakan Rhogi tersebut. Lalu setelah Rhogi kembali tenang, tubuhnya langsung terkulai lemas dan ambruk. Sehingga Zhoei dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Selanjutnya adalah Ajora melawan Edwin. Ajora adalah seorang Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one, dan Edwin merupakan seorang ahli beladiri pengguna nunchaku.
- Ketika Edwin akan mendaratkan serangan terhadap Ajora, tiba-tiba tubuh Ajora menghilang. Lalu hal yang mengejutkan terjadi, tubuh Edwin dipukuli oleh sesuatu yang tidak bisa dilihatnya.
- Ajora yang tidak terlihat, menghajar Edwin habis-habisan, lalu setelah Edwin ditumbangkan, Ajora berhasil keluar sebagai pemenangnya, awalaupun seluruh penonton tidak suka atas kemenangnannya tersebut.
- Sementara itu, Master Big hit sedang berada di ruang perawatan karena mengkhawatirkan kondisi Rhogi. Dia berbicara kepada Rhogi mengenai alasannya menghentikan tindakan Rhogi waktu itu, karena Rhogi akan menggunakan tehnik tenaga dalam berupa jurus penghancur batasan tubuh, terhadap seorang wanita. Semestinya Rhogi harus lebih bisa menahan diri.
- Pertarungan selanjutnya adalah antara Bernie Zarr melawan Chap blaze. Keduanya merupakan Penyihir terkenal yang bisa mengendalikan monster. Bernie mempunyai monster berupa tanaman raksasa, sedangkan Chap memiliki kemampuan untuk menciptakan monster dari bayangan.
- Pertarungan sengit antara Monster tanaman raksasa milik Bernie melawan monster dinosaurus bayangan raksasa milik Chap akhirnya terjadi dan membuat seisi Stadion berguncang karena benturan-benturan hebat.
- Bernie berhasil melilit tubuh Chap menggunakan tanaman rambat yang menyeruak dari lantai tempat mereka bertarung. Sedangkan Chap yang berusaha melepaskan diri dibantu oleh dua gorilla bayangan miliknya, tiba-tiba terkejut karena dinosaurus raksasa dihempaskan ke arahnya dan akan menimpa dirinya beserta dua gorilla tersebut.
- Maka Chap segera memutus mantranya, lalu semua monster miliknya menghilang. Namun kini dia sedang berada dalam lilitan tanaman rambat milik Bernie, sehingga dengan mudah tubuhnya dibanting ke kiri dan ke kanan oleh tanaman tersebut. Lalu setelah itu Bernie menyuruhnya untuk mengakui kekalahan dan menyerah, sehingga Bernie zarr keluar sebagai pemenangnya.
No comments:
Post a Comment