Friday, November 30, 2018

Journey of the Dragon : Chapter 13

Chapter 13 : Strong will and strong heart


Cover title Journey of the Dragon Chapter 13.



   Turnamen Kota Togu yang bertempat di Stadion Amritzer telah resmi dimulai. Dragon, Tatsui, Gill juga para peserta lainnya yang berjumlah kurang lebih seratus orang, harus menghadapi sebuah tantangan yang sangat merepotkan, yakni sebuah tantangan yang berupa babak kualifikasi. Dalam babak tersebut, mereka dihadapkan dengan dua orang Kesatria resmi yang berasal dari Kerajaan Nexus, yang bernama Holdi dan Arci. Para peserta harus bisa bertahan dari serangan mereka berdua, dan tidak boleh berpindah tempat sama sekali.

   Pertama-tama, para peserta harus bisa bertahan dari serangan yang dilancarkan oleh Holdi, berupa hembusan angin yang sangat kencang dan kuat, hingga mampu menerbangkan banyak peserta keluar dari arena pertandingan, lalu dinyatakan gugur. Setelah serangan tersebut telah berlalu, maka jumlah peserta yang masih bertahan di atas arena pertandingan, kini menjadi sekitar 41 orang lagi. Dan karena di babak kualifikasi ini para peserta yang tersisa harus berjumlah 16 orang, maka serangan selanjutnya akan kembali dilancarkan, namun sekarang giliran Arci yang akan menyerang.

   Arci merupakan seseorang yang menggunakan elemen listrik pada senjatanya, dia mengeluarkan jurus sengatan listrik yang dialirkan melalui tanah, hingga menjalar ke seluruh tubuh para peserta. Jurus sengatan listrik tersebut tentunya sangat menyakitkan dan membuat lemas bagi setiap orang yang terkena olehnya, apalagi para peserta diharuskan untuk menahan dan tidak boleh melakukan perlawanan sama sekali.

   Sesaat setelah serangan tersebut mengenai tubuh para peserta, kemudian banyak dari mereka yang tidak tahan hingga ambruk dan tak sadarkan diri. Serangan tersebut terus berlangsung sampai jumlah para peserta yang masih bertahan hanya tinggal tersisa 16 orang saja. Maka setelah itu, Arci segera menghentikan serangannya, dan ke 16 peserta yang tersisa tersebut berhak maju ke babak selanjutnya. Yakni babak pertarungan.

   Dragon dan Tatsui juga dinyatakan lolos, setelah dengan susah payah menahan sengatan listrik yang menjalar di tubuh mereka hingga akhir. Kemudian mereka berdua ambruk dan tak sadarkan diri karena tubuh mereka sudah kelelahan, maka dari itu para Penyihir medis segera membawa mereka beserta para peserta yang lain, untuk mendapatkan perawatan supaya kondisi tubuh mereka dapat pulih kembali.



Susunan nama para peserta Turnamen di babak pertarungan
.


   Tak lama kemudian, saat Dragon sudah siuman dan dapat berdiri kembali, Tatsui mengajak Dragon untuk pergi ke tribun penonton khusus bagi para peserta, supaya bisa menyaksikan pertandingan pembuka yang akan segera dilangsungkan, dalam Turnamen yang bertempat di Stadion Amritzer tersebut. Pertandingan pertama akan menampilkan Gill melawan Diamor di atas ring.

   Secara mengejutkan, Gill dapat menahan serangan palu penghancur tulang dari Diamor hanya dengan menggunakan satu tangannya. Itu karena tangan kanan Gill memakai sarung tangan yang terbuat dari kulit tanduk badak Chrono, yang dapat meningkatkan kekuatan tangan kanan Gill sebesar 10 kali lipat. Kemudian Gill berhasil meninju perut Diamor hingga baju zirahnya hancur, lalu tubuhnya terpental jauh dan tak sadarkan diri, setelah itu Gill dinyatakan sebagai pemenangnya. Hal tersebut membuat Gill menjadi kandidat juara yang sangat dikagumi oleh para penonton.

   Sekarang, pertarungan yang ke dua akan segera dimulai, yaitu pertandingan antara dua orang ahli beladiri, dengan gaya bertarung yang berbeda. yakni pertarungan antara Tatsui melawan Cobra. Keduanya merupakan perwakilan dari perguruan seni beladiri mereka masing-masing, yang satu bertarung demi memperbaiki Desa dan perguruannya yang telah hancur, sedangkan yang satu lagi bertarung demi mendapatkan uang banyak untuk kebutuhan barang-barang mewah sang Master dari perguruannya.

   Sebelum akan pergi menuju arena, Tatsui sempat berpesan kepada Dragon supaya mendoakan dirinya yang akan segera melaksanakan pertarungan tersebut, kemudian Dragon mengangguk dan memberinya semangat. Tatsui harus berusaha untuk memenangkan pertarungan tersebut demi orang-orang yang ada di Desanya.



Tatsui berhadapan dengan Cobra.



   Mereka berdua sudah saling berhadapan, Cobra adalah seorang lelaki berbadan proporsional, dengan rambut berantakan dan baju kulit ular kuning yang dikenakannya, tak lama kemudian sang Wasit menyatakan bahwa pertarungan dimulai. Cobra mengawalinya dengan mengucapkan salam, kemudian dia berkata, “Halo nona cantik. Kau berasal dari perguruan mana? Aku berasal dari perguruan yang paling terkenal di daerah selatan, yaitu perguruan Snake king.”

   “Aku berasal dari perguruan Teruhito, di daerah timur.” Jawab Tatsui secara singkat.

   “Oh, aku belum pernah mendengar tentang perguruan tersebut, apakah itu adalah perguruan seni menari?” Tanya Cobra dengan nada meledek. Namun Tatsui tidak menjawab pertanyaan itu sama sekali, dia hanya diam saja.

   “Namaku adalah Cobra, dan aku datang kesini bersama Masterku yang bernama Master Phyton. Sayang sekali dia tidak dapat menahan serangan listrik dari Kesatria Arci tadi, sehingga dia ambruk dan tidak berhasil lolos ke babak ini, sedangkan kau, yang hanya seorang wanita dari perguruan yang tidak kukenali, dapat berdiri disini sekarang. Wow, sungguh tak dapat kupercaya.”

   “Mau itu ular Phyton, ataupun ular Cobra, majulah. aku sudah pernah melawan ular yang ukurannya lebih besar sebelumnya. Jadi aku sama sekali tidak takut padamu.” Ucap Tatsui, yang memang berkata jujur dari pengalamannya melawan ular raksasa gurun Zuci.

   Perkataan dari Tatsui itu membuat Cobra sedikit merasa risih Dan kesal. Kemudian dia segera memperingatkan Tatsui tentang kemampuan bela diri yang dimilikinya, dengan cepat dia langsung berlari untuk menyerang Tatsui.

   Namun Tatsui sudah bersiap-siap dan dengan cekatan menghindari semua serangan yang dilancarkan oleh Cobra terhadap dirinya. Cobra menyerangnya secara bertubi-tubi dengan jurus mematikan dari tangannya, dia merapatkan jari-jarinya lalu membuat pukulannya seakan-akan seperti patukan ular, jika sampai terkena serangan tersebut, maka tubuh Tatsui dapat terluka.

   “Memangnya ular sebesar apa yang pernah kau hadapi??? Asal kau tahu saja, serangan-seranganku ini sangatlah berbahaya dan mematikan. Aku ini adalah murid dengan peringkat nomor satu di perguruanku, kau tidak akan bisa menang melawanku!” Kata Cobra sembari terus berusaha untuk mendaratkan serangan-serangannya kepada Tatsui.

   Sambil terus menangkis dan menghindari serangan-serangan tersebut, Tatsui berkata, “Benarkah?? Aku tidak merasakan adanya bahaya sama sekali.”

   “Apa kau bilang ?!!” Ujar Cobra yang terlihat sangat jengkel karena serangan-serangan darinya tidak ada yang bisa mengenai Tatsui.

   "Gerakanmu cukup cepat, tapi tidak ada satupun yang bisa mengenaiku." Kata Tatsui sambil terus menghindar.

   "Lantas mengapa kau tidak menyerang!!" Ujar cobra.

   “Karena aku sedang mencari celah untuk menyerang!!” Ucap Tatsui secara singkat, sambil menundukan badannya, lalu mengangkat dan mengayunkan kakinya ke atas secara cepat, hingga mengenai dagu Cobra dengan sangat keras.



Tatsui menendang dagu Cobra dengan keras.



   Setelah itu, tubuh Cobra terpelanting ke belakang hingga jatuh menghantam lantai dengan cukup keras, sehingga dia merasakan kesakitan yang teramat sangat di bagian wajah serta punggungnya. Tapi tak lama kemudian, dia segera berdiri kembali untuk memberikan serangan balasan terhadap Tatsui. Dia terlihat sangat murka karena Tatsui telah berhasil melukai dirinya. Lalu pertarungan sengit itupun kembali berlanjut.

   Sementara itu, Gill sudah kembali dari ruang perawatan. Tak butuh waktu lama baginya untuk dapat memulihkan diri kembali, karena dia tidak mendapatkan luka sama sekali setelah melawan Diamor. Gill segera menyapa Dragon lalu duduk disampingnya, dan mereka berdua pun mengobrol sambil menyaksikan pertandingan antara Cobra melawan Tatsui.

   Cobra terus mendekati Tatsui sambil melayangkan jurus patukan ular yang kekuatan pukulannya sampai dapat melubangi dinding. Namun dengan tenang, Tatsui selalu bisa mengantisipasi hal tersebut dengan menggunakan tehnik andalannya, yaitu menghindari serangan lawan, lalu secepat kilat memeluk tubuh lawannya itu dari depan, untuk kemudian memutar tubuhnya sendiri ke bagian belakang dan menjatuhkan diri, sehingga tubuh lawannya itu ikut terbawa lalu tersungkur ke bawah bersama Tatsui, dan selanjutnya Tatsui membelit tubuh lawannya itu, sehingga kini Cobra jadi berada dalam serangan kuncian mematikan milik Tatsui.



Cobra tidak kuat menahan kuncian tubuh dari Tatsui.



   Tangan Tatsui membelit leher Cobra dari belakang, sedangkan kaki Tatsui membelit pinggang serta kaki lawannya itu, sehingga setiap pergerakan Cobra dapat terhenti walau sekeras apapun usahanya supaya dapat meloloskan diri dari kuncian Tatsui tersebut,  apapun yang Cobra lakukan, Tatsui selalu    berusaha tetap membuat tubuh Cobra Selalu berada di dalam cengkramannya, sehingga lama-kelamaan, Cobra yang sudah merasa tidak tahan lagi, karena Merasa tercekik dan  Sulit meloloskan diri dari kuncian Tatsui yang sangat teramat menyakitkan itu, akhirnya memutuskan untuk menyerah.

   Cobra menepuk lantai berkali-kali untuk memberikan isyarat kepada wasit bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi, tulang punggungnya serasa mau dilipat bagaikan pakaian, sehingga dirinya memutuskan untuk segera menyerah dan terlepas dari penderitaan tersebut. Maka dari itu, sang wasit segera mengambil keputusan, lalu Tatsui dinyatakan sebagai pemenangnya.

   “Cobra telah menyerah terhadap kuncian dari Tatsui !! Maka tatsui lah pemenangnya!!” Ucap sang Pembawa acara, yang disambut oleh sorak sorai dari para penonton yang antusias.

   “Dia itu adalah petarung yang hebat.” Ucap Gill yang sedang duduk di samping Dragon.

   “Ya, tentu saja. Lawannya itu bukanlah tandingan bagi Tatsui.” Kata Dragon, menanggapi ucapan dari Gill.

   "Hmm, jika saja si Cobra Itu tidak mudah menyerah, pasti dia bisa menang.”

   “Hah? Sebenarnya kau mendukung siapa?” Tanya Dragon.

   “Bukan begitu. Dari segi kekuatan, Cobra lebih unggul dari Tatsui, bahkan bisa sajaCobra dapat mengalahkan Tatsui hanya dengan sekali pukulan saja, tetapi Tatsui terus berusaha dengan segala kemampuan yang dia miliki supaya dia bisa menghindari serangan dari Cobra, lalu mengalahkan Cobra tanpa terluka sama sekali ... Aku hanya mencoba untuk menganalisa pertarungan, oke!” Ucap Gill dengan nada bercabda.

   Kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gill. “Oke kalau begitu, maaf."

   “Aku mencoba memberitahumu, bahwa lawan yang mengerahkan segala kemampuannya, adalah lawan yang paling berbahaya dari siapapun." Ucap Gill.

   “Baiklah, aku akan mengingat kata-katamu itu." Jawab Dragon dengan singkat.

   “Kalian berdua berisik sekali! Bisa tenang sedikit tidak?!” Ujar salah satu peserta Turnamen yang ada disana, yakni Rhogi, yang merupakan murid dari Master Big hit. Ujarannya tersebut diikuti oleh para peserta lain yang terganggu oleh perdebatan kecil antara Dragon dan Gill tersebut.

   Dragon dan Gill sepertinya tidak takut dan malah menantang siapa saja yang mau berkelahi dengan mereka disana. Sehingga terjadilah keributan yang menghebohkan di tribun tersebut.

   “Sudahlah. Tidak perlu dibesar-besarkan, kalian semua!” Ucap Master Big hit menghentikan keributan itu. Kemudian mereka semua pun seketika berhenti ribut. Aura dari Master Big hit, ternyata memang bisa membuat siapa saja menjadi segan.

   Setelah usainya pertandingan di antara Tatsui dan Cobra, sang Pembawa acara segera mengumumkan pertandingan yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu pertandingan antara Master Big hit melawan Kalpen. Maka tanpa berlama-lama, kedua peserta pun langsung berdiri dan berjalan menuju ke atas arena. Murid dari Master Big hit memberi dukungan pada gurunya, begitupun juga Zhoei, yang memberikan dukungan kepada kakaknya.

   Sedangkan Dragon hanya sibuk menoleh ke segala arah untuk mencari keberadaan Tatsui, lalu Gill bilang kepadanya bahwa sekarang ini Tatsui pasti sedang dibawa ke ruang perawatan, dan Gill juga bilang pada Dragon bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan kekasihnya itu. Lalu dengan perasaan terkejut, Dragon segera membantah perkataan dari Gill bahwa Tatsui itu bukanlah kekasihnya, hubungan mereka berdua hanyalah sebatas teman saja. Begitulah yang diucapkan Dragon. Gill sepertinya suka pada sifat Dragon yang mudah marah sehingga dia selalu memancing emosi Dragon.

   Sementara itu di atas arena, Master Big hit dan Kalpen sudah saling berhadapan, mereka saling memberi hormat kepada satu sama lain, lalu tak lama kemudian sang Wasit segera memulai pertandingan mereka, sehingga dengan seketika Master Big hit langsung memasang kuda-kuda, sedangkan Kalpen segera menyiapkan pemukul besinya.



Master Big hit berhadapan dengan Kalpen.



   Kalpen mengangkat pemukul besinya tinggi-tinggi sambil berkata, “Master Big hit, suatu kehormatan bisa bertarung dengan anda.” Lalu setelah itu, dia melepaskan kedua tangannya dari pemukul besi tersebut, dan tiba-tiba pemukul pesi itu melayang di udara seperti balon gas yang baru dilepas dari genggaman tangan Kalpen. Melihat hal tersebut, Master Big hit jadi sedikit merasa kebingungan.

   Kalpen memiliki kekuatan untuk meningkatkan atau menurunkan berat suatu benda, sehingga pemukul besi miliknya bisa menjadi sangat berat atau menjadi sangat ringan.

   Lalu setelah pemukul besi itu melayang sampai di atas kepala Master Big hit, Kalpen segera meloncat dan menggenggam lagi pemukul besi miliknya itu di atas udara, atau lebih tepatnya di atas kepala Master Big hit. Setelah itu Kalpen menghantamkan pemukul besinya kepada Master Big hit dengan sangat keras, dari atas ke bawah, hingga lantai tempat Master Big hit berpijak sampai retak oleh tekanan dari pukulan tersebut.

   Untungnya Master Big hit berhasil menahan serangan itu dengan cara menyilangkan kedua tangannya, sehingga kepalanya tidak terkena hantaman, lalu Kalpen yang sudah mendarat kembali ke permukaan lantai, segera melancarkan lagi serangan-serangan pukulan keras terhadap Master Big hit, tetapi semua serangan pukulan tersebut berhasil ditahan serta ditangkis oleh tangan sang Master, yang nampaknya tidak mempan dipukul, karena seberapa banyak pun pukulan yang Dilancarkan oleh Kalpen pada tubuhnya, dia tidak merasakan kesakitan sama sekali. Tangan Master Big hit kuat sekali, sekeras baja.

   Lalu sang Pembawa acara mengutarakan kekagumannya terhadap Master Big hit, “Inilah kemampuan Master Big hit yang sangat terkenal! Kemampuan yang diajarkannya di perguruan West star! Yakni tehnik tenaga dalam!! ... Energi yang ada di dalam tubuh setiap manusia, dapat dioptimalkan secara maksimal dengan memakai tehnik ini, yang dapat meningkatkan kekuatan serta ketahanan tubuh hingga berkali-kali lipat. Katanya hanya ada beberapa orang saja di Negeri ini yang benar-benar bisa menguasai tehnik tersebut.”

   Sambil terus menerima dan menahan semua serangan pukulan dari Kalpen secara bertubi-tubi, Master Big hit juga mengajak kalpen berbicara, “Mau sampai kapan kau menyerangku seperti ini? Rasanya seperti sedang dielus-elus oleh bulu.”

   Perkataan itu membuat Kalpen jadi sangat emosi, dan kemudian dia mulai mengeluarkan jurus pamungkasnya. Kalpen mendaratkan pukulan Ke atas bahu Master Big hit, lalu dengan dua tangan, Master Big hit menggenggam pemukul besi tersebut, namun secara mengejutkan tubuh Master Big hit langsung tertekan ke bawah hingga lantai tempatnya berpijak sampai benar-benar hancur oleh tekanan dari tubuhnya.



Tubuh Master Big hit ditekan oleh pemukul besi milik Kalpen hingga terdorong ke bawah.



   “Sudah kuduga ... kemampuanmu itu adalah, dapat menambah serta mengurangi berat dari pemukul dari benda, dan sekarang kau juga mencoba untuk membuat pakaianku ini terasa berat. Namun, kira-kira sampai seberapa berat kemampuanmu ini bisa menumbangkanku?” Tanya Master Big hit kepada Kalpen.

   “Beratnya hampir sama seperti sebuah kastil. Tapi aku terkejut, rupanya anda bisa menahannya sampai sejauh ini.” Jawab Kalpen sambil sedikit tersenyum, karena dia mengira bahwa Master Big hit tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi dari tindihan pemukul besinya tersebut.

   “Hmm ... Hanya sebesar kastil ya?” Lalu tiba-tiba Master Big hit melepaskan sebelah tangannya dari pemukul besi yang sedang menekan bahunya itu.

   Kalpen menjadi sangat terkejut karena Master Big hit dapat menahan tindihan itu hanya dengan satu tangan saja, sedangkan tangan yang satunya sedang bersiap untuk mendaratkan serangan ke perut Kalpen.

   “Akan kutunjukan padamu, hantaman yang beratnya hampir setara dengan sebuah gunung.” Ucap Master Big hit secara singkat, lalu tiba-tib Master Big hit langsung saja mendaratkan sebuah pukulan keras ke perut Kalpen secara mengejutkan, tanpa dapat dihindari olehnya.



Tubuh Kalpen terpental jauh, setelah menerima pukulan keras dari Master Big hit.


   Dengan seketika, tubuh Kalpen langsung terhempas jauh hingga keluar dari arena lalu menabrak perisai pelindung yang menutupi tribun penonton secara keras. Setelah itu tubuh kalpen langsung tersungkur ke permukaan tanah, dan dia pun terlihat sudah tidak dapat bertarung lagi karena terluka parah dan tidak sadarkan diri.

   “Kakaak!!” Teriak adiknya dari tribun penonton khusus peserta.

   Lalu tiba-tiba perisai pelindung penonton yang barusan terkena hantaman dari tubuh Kalpen, langsung mengalami retak dan hancur seketika, seperti kaca yang baru saja dilempari oleh batu besar. Hal itu membuat para penyihir pelindung segera berlari untuk memperbaiki perisai tersebut, disusul oleh para penyihir medis yang juga berlarian untuk segera menolong Kalpen dan membawanya ke ruang perawatan. Zhoei segera berlari untuk ikut mengantarkan kakaknya ke ruangan tersebut.

   Sedangkan Master Big hit hanya berdiri saja di atas ring sambil memungut pemukul besi milik Kalpen yang terjatuh di lantai, sambil berkata, “Hmm, tongkat pemukul ini beratnya sudah menjadi normal kembali. Sepertinya dia benar-benar sudah tak sadarkan diri, padahal aku hanya memberi satu pukulan kepadanya. Hmm.. Nanti aku harus minta maaf padanya.” Ucap Master Big hit, sambil menengok ke arah muridnya di tribun, yang sedang melihatnya dengan tatapan kagum. Seluruh penonton di tribun juga berteriak dengan penuh kekaguman terhadap sang Master, disusul oleh kata-kata pujian dari sang Pembawa acara.

   “Se-sebenarnya, seberapa kuat orang itu?” Tanya Dragon sambil terus memandang Master Big hit dengan serius.

   “Tehnik tenaga dalam ... Itu adalah tehnik yang wajib dikuasai oleh setiap petarung profesional, juga orang-orang tertentu. Bahkan kabarnya, sang Kesatria agung dari Kerajaan Nexus juga sudah menguasai tehnik tersebut.” Ucap Gill menjelaskan.

   “Hoo ... Apakah sekarang kau mulai merasa takut karena ada orang yang lebih kuat darimu?” Tanya Dragon dengan sedikit menggoda Gill.

   “Tentu saja tidak. Siapapun lawannya pasti akan kuhadapi dengan sekuat tenaga. Akan kukerahkan segala kemampuan yang kumiliki.” Ucap Gill dengan singkat.

   “Segala yang kau miliki? Oh iya, kau masih belum mengerahkan segala kemampuanmu kan?” Tanya Dragon.

   “Ya, Sama juga halnya denganmu, iya kan?"

   “Apa maksudmu?" Ujar Dragon.

   “Saat bertarung melawan Zhoei dan Kalpen waktu itu, kau belum mengerahkan seluruh kemampuanmu.”

   "I- iya, bisa dibilang begitu." Jawab Dragon sambil melihat ke arah lain.

   Beberapa saat kemudian, Master Big hit sudah kembali ke tribun penonton, disana dia disambut oleh murid yang sangat mengaguminya. Master Big hit duduk dengan tenang di kursinya, sambil dipijati oleh muridnya yang bernama Rhogi itu.

   Lalu sang Pembawa acara mulai mengumumkan pertarungan yang akan berlangsung selanjutnya, yakni pertarungan antara Azter melawan Best knight. Yang satu adalah Kesatria resmi dari Kerajaan milik Gold one, sedangkan yang satunya lagi adalah seorang Kesatria luar yang berasal dari Kerajaan Nexus.



Azter berhadapan dengan Best knight.



   Mereka berdua sudah berdiri di atas arena, dan saling menatap satu sama lain, dengan tatapan yang sangat serius. Setelah sang wasit menyatakan bahwa pertandingan mereka telah dimulai, Kemudian mereka berdua segera menyiapkan senjata masing-masing, Best knight dengan pedangnya, sedangkan Azter dengan dua buah pedang runcingnya yang berwarna hitam.

   Lalu Best knight mulai berbicara kepada Azter, “Jadi kau berasal dari Kerajaan Gold one? Apakah kau mengikuti Turnamen ini untuk memata-matai Kerajaan Nexus??” Tanya Best knight dengan perasaan yang sedikit geram. Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya, “Asal kau tahu saja, aku ini adalah mantan Prajurit terbaik dari Kerajaan Nexus, namun sekarang aku sudah berhenti dan memutuskan untuk menjadi seorang Kesatria luar. Dulu aku pernah ikut berperang melawan Rajamu di benteng Kerajaan Nexus, dan jika kau memang memiliki tugas khusus dari Rajamu itu, untuk berbuat hal buruk kepada Kerajaan Nexus, maka aku akan menghentikanmu disini sekarang juga!” Kata Best knight Secara tegas.

   “Hoo ... Begitu ya?” Ucap Azter dengan ekspresi wajah yang datar, kemudian dia melanjutkan perkataannya, “Maaf, tapi aku ini tidak suka terlalu banyak bicara. Kau bilang bahwa dirimu adalah mantan seorang Prajurit ... Kebetulan sekali, entah berapa banyak Prajurit Nexus yang sudah kubantai.”

   “Sialan kau!!” Emosi Best knight mulai tersulut, dia berteriak sambil berlari menuju Azter untuk menghunuskan pedang kepada lawannya itu.

   Namun dengan seketika, Azter menghindari hunusan pedang dari Best knight, lalu dengan cepat dia memutari tubuh Best knight dan menyayatkan pedangnya pada bagian tubuh yang tidak terlindungi oleh zirah, hingga bagian tubuh tersebut mengeluarkan darah, yakni pada paha Best knight. Namun sepertinya luka seperti itu bukanlah hal yang serius bagi Best knight, dia segera memutar badan lalu melancarkan lagi serangan tebasan kepada Azter, yang segera dihindari juga ditangkis oleh Azter.

   Setelah itu Azter mundur dan menjauhi Best knight, melihat hal tersebut, Best knight berasumsi bahwa lawannya itu sepertinya kewalahan ketika beradu pedang melawannya, karena permainan pedang Best knight sangatlah hebat. Maka dari itu dia langsung berlari lagi menuju Azter untuk memberikannya sebuah tebasan pedang yang mematikan.

   Namun langkah kaki Best knight tiba-tiba seperti kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya dia jatuh tersungkur saat sedang berlari. Semua orang tampak sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, Best knight segera memegangi kakinya yang tadi sempat terkena oleh sayatan dari pedang Azter, dan sepertinya dia merasa ada yang aneh dengan kakinya itu.

   Lalu Azter berkata sambil tersenyum, “Hehehe ... Apakah kau tidak bisa merasakan kakimu??"

   "Apa??" Best knight bertanya-tanya.

   "Senjataku ini bukanlah senjata biasa, namanya adalah Dark paralyzed. Kau sudah terkena sayatan dari senjataku, dan akibatnya kakimu jadi mati rasa. Mungkin kau tidak akan bisa menggerakannya selama beberapa hari kedepan.” Lalu setelah mengatakan hal tersebut, Azter mendapatkan sorakan kebencian dari para penonton di tribun.

   “Waah! Sepertinya sang mantan Prajurit Nexus, kini sudah tidak bisa berdiri lagi, sekarang bagaimana caranya dia bisa melawan? Mari kita saksikan saja aksi yang akan dilancarkan oleh Kesatria kita ini.” Kata sang Pembawa acara.

   Lalu sambil mendapatkan suara-suara dukungan serta penyemangat dari para penonton disana, Best knight mulai berusaha untuk berdiri dengan satu kakinya, dia juga menggunakan pedangnya sebagai tumpuan pada lantai. Lalu Best knight menatap Azter sambil berkata.

   “Kau itu bodoh sekali, karena sudah memberitahukan tentang kekuatan senjata milikmu kepada lawanmu ini? Apakah kau meremehkanku? ... Seorang Kesatria harus selalu berusaha menghadapi kesulitan yang dialaminya walau sebesar apapun itu. Kini aku hanya harus lebih fokus untuk menghindari semua seranganmu, setelah itu aku pasti akan berhasil menebas dan mengalahkanmu!” Ujar Best knight.

   Kemudian Azter menunjukan senyuman lebar di wajahnya, dan hal itu membuat semua orang menjadi kaget, termasuk Best knight, apalagi setelah Azter mulai mengatakan beberapa kalimat sambil menyiapkan senjatanya untuk kembali menyerang.

   “Aku tidak peduli dengan segala hal mengenai prinsip Kesatria. Karena bagiku, orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa, baru itulah yang bisa disebut sebagai seorang Kesatria. Dan apakah kau berpikir, bahwa kemampuanku hanyalah itu saja?” Kata Azter.

   Lalu dia menancapkan kedua pedangnya ke lantai, setelah itu dengan seketika pedangnya yang berwarna hitam tersebut memanjang dan menjalar di bawah permukaan lantai, menuju ke arah Best knight yang sedang berdiri tertatih, seperti duri yang tumbuh merambat dengan sangat cepat. Lalu secara mengejutkan ujung pedang tersebut mulai menyeruak keluar dari permukaan lantai arena dengan wujud yang bercabang-cabang menyerupai duri, tepat dibawah tempat Best knight sedang berpijak. Hal itu terjadi begitu cepat sehingga Best knight tidak sempat untuk menghindarinya, dan akhirnya beberapa bagian tubuh Best knight terkena oleh tusukan-tusukan dari pedang yang menyerupai akar berduri tersebut.



Tubuh Best knight tertancap oleh pedang berduri milik Azter yang menjalar dari bawah lantai.



   Semua orang sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, tubuh Best knight baru saja tertusuk oleh akar duri yang menyeruak dari dalam tanah. Semua peserta Turnamen juga tampak terkejut melihat hal tersebut, kecuali Ajora yang merupakan saudara kandung Azter. Dia hanya melihat dengan santai apa yang telah dilakukan oleh saudaranya itu sambil tersenyum.

   Lalu akar-akar pedang itu mulai memendek dan masuk kembali ke dalam lantai, sehingga tubuh Best knight langsung jatuh ke bawah dan ambruk hingga tak sadarkan diri, setelah mendapatkan beberapa luka tusukan yang cukup serius di tubuhnya.

   Kemudian setelah pedang Azter kembali seperti semula, dia berdiri sambil berkata, “Bersyukurlah karena kita tidak sedang berada di medan pertempuran sesungguhnya, sehingga aku tidak perlu membunuhmu. Aku tidak menusuk organ-organ vitalmu, jadi kau tidak akan mati.” Ucap Azter.

   Lalu sang Wasit menyatakan bahwa Azter adalah pemenangnya, karena Best knight sudah tidak bisa lagi menggerakan tubuhnya, namun tidak ada yang bersorak atas kemenangan tersebut, beberapa orang malah berteriak, “Huuu!” Tapi Azter tidak terlalu memperdulikan hal itu. Para penyihir medis segera datang dan memberi pertolongan kepada Best knight.

   Sambil tetap berdiri di atas ring, Azter menoleh ke arah Master Big hit, lalu dia mengacungkan pedangnya kepada sang Master. Dia mengisyaratkan kepada lawan yang akan dihadapi selanjutnya itu bahwa Master Big hit pasti akan dikalahkan juga oleh Azter. Namun Master big hit hanya tersenyum saja menanggapi hal tersebut.

   Azter memang tipe orang yang hanya tertarik terhadap lawan-lawan berkekuatan hebat, dia dan saudara kandungnya yang bernama Ajora, datang ke kota Togu untuk mengikuti Turnamen, supaya dapat menunjukan kebolehan mereka terhadap orang banyak, selain kepada orang-orang yang berada di Kerajaan Gold one. Namun masih belum diketahui apa motif mereka yang sebenarnya dalam partisipasi mereka di Turnamen Kota Togu.

   Setelah melihat pertarungan demi pertarungan yang telah dilangsungkan tersebut, Dragon nampak sudah tidak sabar untuk bisa segera bertarung, dia juga ingin segera unjuk kebolehannya, namun dia berada di urutan bertarung paling akhir, sehingga masih ada beberapa pertarungan lagi yang harus dia saksikan sampai gilirannya untuk bertarung akan tiba nanti, akankah dia lolos ke babak selanjutnya?



Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 14


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 12


Poin-poin penting cerita :

  • Giliran Tatsui bertarung telah tiba, dia akan berhadapan melawan Cobra yang berasal dari perguruan Snake king di daerah selatan.
  • Cobra terus melancarkan jurus patukan ular kepada Tatsui, namun Tatsui terus berusaha untuk menghindari serta menangkisnya. Hingga akhirnya Tatsui berhasil melancarkan sebuah tehnik kuncian pada tubuh Cobra.
  • Cobra yang sudah merasa tidak tahan terhadap kuncian tersebut, karena punggungnya serasa mau dilipat bagaikan pakaian, akhirnya memutuskan untuk menyerah, sehingga Tatsui dinyatakan sebagai pemenangnya.
  • Selanjutnya Master Big hit berhadapan dengan Kalpen, yang menggunakan pemukul besi untuk terus melancarkan pukulan kepada Master Big hit.
  • Master Big hit mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh Kalpen, yakni dapat memanipulasi berat dari pemukul besi miliknya.
  • Kalpen menindih bahu Master Big hit menggunakan pemukul besi miliknya yang dia klaim beratnya setara dengan sebuah Kastil. Namun Master Big hit kemudian mendaratkan pukulan pada perutnya yang di klaim bahwa beratnya setara dengan sebuah gunung. Sehingga tubuh Kalpen terpental jauh hingga menabrak dinding perisai tribun.
  • Lalu Kalpen tidak sadarkan diri setelah menerima serangan tersebut, dan akhirnya Master Big hit dinyatakan sebagai pemenangnya.
  • Pertarungan selanjutnya adalah antara Azter melawan Best knight. Keduanya merupakan Kesatria yang berasal dari dua Kerajaan berbeda, yang juga saling bermusuhan, yakni antara Kerajaan Gold one dan Kerajaan Nexus.
  • Best knight berhasil membuat Azter kewalahan dengan tehnik berpedangnya yang lumayan hebat, namun setelah Azter berhasil menyayat sedikit saja bagian paha dari Best knight, hal itu membuat sebelah kaki Best knight menjadi mati rasa.
  • Best knight menolak untuk menyerah, dengan prinsip yang diyakininya bahwa setiap Kesatria harus berusaha menghadapi kesulitan sebesar apapun, walau sebesar apapun itu. Maka Best knight kembali bangkit dan akan menghadapi Azter hanya dengan satu kaki untuk dijadikan tumpuan berdiri.
  • Namun Azter berkata bahwa dia tidak terlalu peduli terhadap prinsip Kesatria lain. baginya orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa, itulah orang yang pantas disebut sebagai Kesatria.
  • Dengan menggunakan jurus duri yang menyeruak dari permukaan tanah, Azter berhasil mengalahkan Best knight, setelah tubuh Best knight terkena tusukan-tusukan dari jurus tersebut hingga terluka parah.

No comments:

Post a Comment