Chapter 13 : Strong will and strong heart
Turnamen Kota Togu yang bertempat di Stadion Amritzer telah resmi dimulai.
Dragon, Tatsui, Gill juga para peserta lainnya yang berjumlah kurang lebih
seratus orang, harus menghadapi sebuah tantangan yang sangat merepotkan,
yakni sebuah tantangan yang berupa babak kualifikasi. Dalam babak tersebut,
mereka dihadapkan dengan dua orang Kesatria resmi yang berasal dari
Kerajaan Nexus, yang bernama Holdi dan Arci. Para peserta harus bisa
bertahan dari serangan mereka berdua, dan tidak boleh berpindah tempat sama
sekali.
Pertama-tama, para peserta harus bisa bertahan dari serangan yang
dilancarkan oleh Holdi, berupa hembusan angin yang sangat kencang dan kuat,
hingga mampu menerbangkan banyak peserta keluar dari arena pertandingan,
lalu dinyatakan gugur. Setelah serangan tersebut telah berlalu, maka jumlah
peserta yang masih bertahan di atas arena pertandingan, kini menjadi
sekitar 41 orang lagi. Dan karena di babak kualifikasi ini para peserta
yang tersisa harus berjumlah 16 orang, maka serangan selanjutnya akan
kembali dilancarkan, namun sekarang giliran Arci yang akan menyerang.
Arci merupakan seseorang yang menggunakan elemen listrik pada senjatanya,
dia mengeluarkan jurus sengatan listrik yang dialirkan melalui tanah,
hingga menjalar ke seluruh tubuh para peserta. Jurus sengatan listrik
tersebut tentunya sangat menyakitkan dan membuat lemas bagi setiap orang
yang terkena olehnya, apalagi para peserta diharuskan untuk menahan dan
tidak boleh melakukan perlawanan sama sekali.
Sesaat setelah serangan tersebut mengenai tubuh para peserta, kemudian
banyak dari mereka yang tidak tahan hingga ambruk dan tak sadarkan diri.
Serangan tersebut terus berlangsung sampai jumlah para peserta yang masih
bertahan hanya tinggal tersisa 16 orang saja. Maka setelah itu, Arci segera
menghentikan serangannya, dan ke 16 peserta yang tersisa tersebut berhak
maju ke babak selanjutnya. Yakni babak pertarungan.
Dragon dan Tatsui juga dinyatakan lolos, setelah dengan susah payah menahan
sengatan listrik yang menjalar di tubuh mereka hingga akhir. Kemudian
mereka berdua ambruk dan tak sadarkan diri karena tubuh mereka sudah
kelelahan, maka dari itu para Penyihir medis segera membawa mereka beserta
para peserta yang lain, untuk mendapatkan perawatan supaya kondisi tubuh
mereka dapat pulih kembali.
Tak lama kemudian, saat Dragon sudah siuman dan dapat berdiri kembali,
Tatsui mengajak Dragon untuk pergi ke tribun penonton khusus bagi para
peserta, supaya bisa menyaksikan pertandingan pembuka yang akan segera
dilangsungkan, dalam Turnamen yang bertempat di Stadion Amritzer tersebut.
Pertandingan pertama akan menampilkan Gill melawan Diamor di atas ring.
Secara mengejutkan, Gill dapat menahan serangan palu penghancur tulang dari
Diamor hanya dengan menggunakan satu tangannya. Itu karena tangan kanan
Gill memakai sarung tangan yang terbuat dari kulit tanduk badak Chrono,
yang dapat meningkatkan kekuatan tangan kanan Gill sebesar 10 kali lipat.
Kemudian Gill berhasil meninju perut Diamor hingga baju zirahnya hancur,
lalu tubuhnya terpental jauh dan tak sadarkan diri, setelah itu Gill
dinyatakan sebagai pemenangnya. Hal tersebut membuat Gill menjadi kandidat
juara yang sangat dikagumi oleh para penonton.
Sekarang, pertarungan yang ke dua akan segera dimulai, yaitu pertandingan
antara dua orang ahli beladiri, dengan gaya bertarung yang
berbeda. yakni pertarungan antara Tatsui melawan Cobra. Keduanya merupakan
perwakilan dari perguruan seni beladiri mereka masing-masing, yang satu
bertarung demi memperbaiki Desa dan perguruannya yang telah hancur,
sedangkan yang satu lagi bertarung demi mendapatkan uang banyak untuk
kebutuhan barang-barang mewah sang Master dari perguruannya.
Sebelum akan pergi menuju arena, Tatsui sempat berpesan kepada Dragon supaya
mendoakan dirinya yang akan segera melaksanakan pertarungan tersebut,
kemudian Dragon mengangguk dan memberinya semangat. Tatsui harus berusaha
untuk memenangkan pertarungan tersebut demi orang-orang yang ada di
Desanya.
Mereka berdua sudah saling berhadapan, Cobra adalah seorang lelaki berbadan proporsional, dengan rambut berantakan dan baju kulit ular kuning yang dikenakannya, tak lama kemudian sang Wasit menyatakan bahwa
pertarungan dimulai. Cobra mengawalinya dengan mengucapkan
salam, kemudian dia berkata, “Halo nona cantik. Kau berasal dari perguruan
mana? Aku berasal dari perguruan yang paling terkenal di daerah selatan,
yaitu perguruan Snake king.”
“Aku berasal dari perguruan Teruhito, di daerah timur.” Jawab Tatsui secara
singkat.
“Oh, aku belum pernah mendengar tentang perguruan tersebut, apakah itu
adalah perguruan seni menari?” Tanya Cobra dengan nada meledek. Namun Tatsui tidak
menjawab pertanyaan itu sama sekali, dia hanya diam saja.
“Namaku adalah Cobra, dan aku datang kesini bersama Masterku yang bernama
Master Phyton. Sayang sekali dia tidak dapat menahan serangan listrik dari
Kesatria Arci tadi, sehingga dia ambruk dan tidak berhasil lolos ke babak ini,
sedangkan kau, yang hanya seorang wanita dari perguruan yang tidak
kukenali, dapat berdiri disini sekarang. Wow, sungguh tak dapat kupercaya.”
“Mau itu ular Phyton, ataupun ular Cobra, majulah. aku sudah pernah melawan
ular yang ukurannya lebih besar sebelumnya. Jadi aku sama sekali tidak takut padamu.”
Ucap Tatsui, yang memang berkata jujur dari pengalamannya melawan ular raksasa gurun Zuci.
Perkataan dari Tatsui itu membuat Cobra sedikit merasa risih Dan kesal. Kemudian dia segera memperingatkan Tatsui
tentang kemampuan bela diri yang dimilikinya, dengan cepat dia langsung berlari untuk
menyerang Tatsui.
Namun Tatsui sudah bersiap-siap dan dengan cekatan menghindari semua
serangan yang dilancarkan oleh Cobra terhadap dirinya. Cobra menyerangnya
secara bertubi-tubi dengan jurus mematikan dari tangannya, dia merapatkan
jari-jarinya lalu membuat pukulannya seakan-akan seperti patukan ular, jika
sampai terkena serangan tersebut, maka tubuh Tatsui dapat terluka.
“Memangnya ular sebesar apa yang pernah kau hadapi??? Asal kau tahu saja,
serangan-seranganku ini sangatlah berbahaya dan mematikan. Aku ini adalah
murid dengan peringkat nomor satu di perguruanku, kau tidak akan bisa
menang melawanku!” Kata Cobra sembari terus berusaha untuk mendaratkan
serangan-serangannya kepada Tatsui.
Sambil terus menangkis dan menghindari serangan-serangan tersebut, Tatsui
berkata, “Benarkah?? Aku tidak merasakan adanya bahaya sama sekali.”
“Apa kau bilang ?!!” Ujar Cobra yang terlihat sangat
jengkel karena serangan-serangan darinya tidak ada yang bisa mengenai
Tatsui.
"Gerakanmu cukup cepat, tapi tidak ada satupun yang bisa mengenaiku." Kata Tatsui sambil terus menghindar.
"Lantas mengapa kau tidak menyerang!!" Ujar cobra.
“Karena aku sedang mencari celah untuk menyerang!!” Ucap Tatsui secara
singkat, sambil menundukan badannya, lalu mengangkat dan mengayunkan kakinya ke atas secara cepat, hingga mengenai dagu Cobra dengan
sangat keras.
Setelah itu, tubuh Cobra terpelanting ke belakang hingga jatuh menghantam lantai
dengan cukup keras, sehingga dia merasakan kesakitan yang teramat sangat di
bagian wajah serta punggungnya. Tapi tak lama kemudian, dia segera berdiri
kembali untuk memberikan serangan balasan terhadap Tatsui. Dia terlihat
sangat murka karena Tatsui telah berhasil melukai dirinya. Lalu pertarungan sengit itupun kembali berlanjut.
Sementara itu, Gill sudah kembali dari ruang perawatan. Tak butuh waktu lama baginya untuk
dapat memulihkan diri kembali, karena dia tidak mendapatkan luka sama
sekali setelah melawan Diamor. Gill
segera menyapa Dragon lalu duduk disampingnya, dan mereka berdua pun mengobrol sambil menyaksikan pertandingan antara Cobra melawan Tatsui.
Cobra terus mendekati Tatsui sambil melayangkan jurus patukan ular yang
kekuatan pukulannya sampai dapat melubangi dinding. Namun dengan tenang,
Tatsui selalu bisa mengantisipasi hal tersebut dengan menggunakan tehnik
andalannya, yaitu menghindari serangan lawan, lalu secepat kilat memeluk tubuh lawannya
itu dari depan, untuk kemudian memutar tubuhnya sendiri ke bagian belakang dan
menjatuhkan diri, sehingga tubuh lawannya itu ikut terbawa lalu tersungkur ke bawah bersama Tatsui, dan selanjutnya Tatsui membelit tubuh lawannya itu, sehingga kini Cobra jadi berada dalam serangan kuncian mematikan milik Tatsui.
Tangan Tatsui membelit leher Cobra dari belakang, sedangkan kaki Tatsui
membelit pinggang serta kaki lawannya itu, sehingga setiap pergerakan Cobra
dapat terhenti walau sekeras apapun usahanya supaya dapat meloloskan diri
dari kuncian Tatsui tersebut, apapun yang Cobra lakukan, Tatsui selalu berusaha tetap membuat tubuh Cobra Selalu berada di dalam cengkramannya, sehingga
lama-kelamaan, Cobra yang sudah merasa tidak tahan lagi, karena Merasa tercekik dan Sulit meloloskan diri dari kuncian Tatsui yang sangat teramat menyakitkan itu,
akhirnya memutuskan untuk menyerah.
Cobra menepuk lantai berkali-kali untuk memberikan isyarat kepada wasit
bahwa dirinya sudah tidak tahan lagi, tulang punggungnya serasa mau dilipat
bagaikan pakaian, sehingga dirinya memutuskan untuk segera menyerah dan
terlepas dari penderitaan tersebut. Maka dari itu, sang wasit segera mengambil keputusan, lalu Tatsui dinyatakan sebagai
pemenangnya.
“Cobra telah menyerah terhadap kuncian dari Tatsui !! Maka tatsui lah
pemenangnya!!” Ucap sang Pembawa acara, yang disambut oleh sorak sorai dari para
penonton yang antusias.
“Dia itu adalah petarung yang hebat.” Ucap Gill yang sedang duduk di
samping Dragon.
“Ya, tentu saja. Lawannya itu bukanlah tandingan bagi Tatsui.” Kata Dragon,
menanggapi ucapan dari Gill.
"Hmm, jika saja si Cobra Itu tidak mudah menyerah, pasti dia bisa
menang.”
“Hah? Sebenarnya kau mendukung siapa?” Tanya Dragon.
“Bukan begitu. Dari segi kekuatan, Cobra lebih unggul dari Tatsui, bahkan bisa sajaCobra dapat mengalahkan Tatsui hanya dengan sekali pukulan saja, tetapi
Tatsui terus berusaha dengan segala kemampuan yang dia miliki supaya dia
bisa menghindari serangan dari Cobra, lalu mengalahkan Cobra tanpa terluka
sama sekali ... Aku hanya mencoba untuk menganalisa pertarungan, oke!” Ucap Gill dengan nada bercabda.
Kemudian Dragon segera menanggapi perkataan dari Gill. “Oke kalau begitu, maaf."
“Aku mencoba memberitahumu, bahwa lawan yang mengerahkan segala kemampuannya, adalah lawan yang paling berbahaya dari siapapun." Ucap Gill.
“Baiklah, aku akan mengingat kata-katamu itu." Jawab Dragon dengan singkat.
“Kalian berdua berisik sekali! Bisa tenang sedikit tidak?!” Ujar salah satu
peserta Turnamen yang ada disana, yakni Rhogi, yang merupakan murid dari
Master Big hit. Ujarannya tersebut diikuti oleh para peserta lain yang
terganggu oleh perdebatan kecil antara Dragon dan Gill tersebut.
Dragon dan Gill sepertinya tidak takut dan malah menantang siapa saja yang
mau berkelahi dengan mereka disana. Sehingga terjadilah
keributan yang menghebohkan di tribun tersebut.
“Sudahlah. Tidak perlu dibesar-besarkan, kalian semua!” Ucap Master Big hit
menghentikan keributan itu. Kemudian mereka semua pun seketika berhenti ribut. Aura dari Master Big hit, ternyata memang bisa membuat siapa saja menjadi segan.
Setelah usainya pertandingan di antara Tatsui dan Cobra, sang Pembawa acara
segera mengumumkan pertandingan yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu
pertandingan antara Master Big hit melawan Kalpen. Maka tanpa berlama-lama, kedua peserta pun langsung berdiri dan berjalan menuju ke atas arena. Murid
dari Master Big hit memberi dukungan pada gurunya, begitupun juga Zhoei,
yang memberikan dukungan kepada kakaknya.
Sedangkan Dragon hanya sibuk menoleh ke segala arah untuk mencari
keberadaan Tatsui, lalu Gill bilang kepadanya bahwa sekarang ini Tatsui
pasti sedang dibawa ke ruang perawatan, dan Gill juga bilang pada Dragon
bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan kekasihnya itu. Lalu dengan perasaan
terkejut, Dragon segera membantah perkataan dari Gill bahwa Tatsui itu bukanlah kekasihnya, hubungan mereka berdua hanyalah sebatas
teman saja. Begitulah yang diucapkan Dragon. Gill sepertinya suka pada
sifat Dragon yang mudah marah sehingga dia selalu memancing emosi Dragon.
Sementara itu di atas arena, Master Big hit dan Kalpen sudah saling
berhadapan, mereka saling memberi hormat kepada satu sama lain, lalu tak lama kemudian sang Wasit segera memulai pertandingan
mereka, sehingga dengan seketika Master Big hit langsung memasang
kuda-kuda, sedangkan Kalpen segera menyiapkan pemukul besinya.
Kalpen mengangkat pemukul besinya tinggi-tinggi sambil berkata, “Master Big
hit, suatu kehormatan bisa bertarung dengan anda.” Lalu setelah itu, dia
melepaskan kedua tangannya dari pemukul besi tersebut, dan tiba-tiba
pemukul pesi itu melayang di udara seperti balon gas yang baru dilepas dari
genggaman tangan Kalpen. Melihat hal tersebut, Master Big hit jadi sedikit merasa kebingungan.
Kalpen memiliki kekuatan untuk meningkatkan atau menurunkan berat suatu benda, sehingga pemukul besi miliknya bisa menjadi sangat berat atau menjadi sangat ringan.
Lalu setelah pemukul besi itu melayang sampai di atas kepala Master Big hit,
Kalpen segera meloncat dan menggenggam lagi pemukul besi miliknya itu di
atas udara, atau lebih tepatnya di atas kepala Master Big hit. Setelah itu
Kalpen menghantamkan pemukul besinya kepada Master Big hit dengan sangat
keras, dari atas ke bawah, hingga lantai tempat Master Big hit berpijak
sampai retak oleh tekanan dari pukulan tersebut.
Untungnya Master Big hit berhasil menahan serangan itu dengan cara
menyilangkan kedua tangannya, sehingga kepalanya tidak terkena hantaman,
lalu Kalpen yang sudah mendarat kembali ke permukaan lantai, segera
melancarkan lagi serangan-serangan pukulan keras terhadap Master Big hit,
tetapi semua serangan pukulan tersebut berhasil ditahan serta ditangkis
oleh tangan sang Master, yang nampaknya tidak mempan dipukul, karena
seberapa banyak pun pukulan yang Dilancarkan oleh Kalpen pada tubuhnya, dia tidak merasakan
kesakitan sama sekali. Tangan Master Big hit kuat sekali, sekeras
baja.
Lalu sang Pembawa acara mengutarakan kekagumannya terhadap Master Big hit,
“Inilah kemampuan Master Big hit yang sangat terkenal! Kemampuan yang
diajarkannya di perguruan West star! Yakni tehnik tenaga dalam!! ... Energi
yang ada di dalam tubuh setiap manusia, dapat dioptimalkan secara maksimal
dengan memakai tehnik ini, yang dapat meningkatkan kekuatan serta ketahanan
tubuh hingga berkali-kali lipat. Katanya hanya ada beberapa orang saja di
Negeri ini yang benar-benar bisa menguasai tehnik tersebut.”
Sambil terus menerima dan menahan semua serangan pukulan dari Kalpen secara
bertubi-tubi, Master Big hit juga mengajak kalpen berbicara, “Mau sampai
kapan kau menyerangku seperti ini? Rasanya seperti sedang dielus-elus oleh
bulu.”
Perkataan itu membuat Kalpen jadi sangat emosi, dan kemudian dia mulai
mengeluarkan jurus pamungkasnya. Kalpen mendaratkan pukulan Ke atas bahu
Master Big hit, lalu dengan dua tangan, Master Big hit menggenggam pemukul
besi tersebut, namun secara mengejutkan tubuh Master Big hit langsung
tertekan ke bawah hingga lantai tempatnya berpijak sampai benar-benar
hancur oleh tekanan dari tubuhnya.
“Sudah kuduga ... kemampuanmu itu adalah, dapat menambah serta mengurangi
berat dari pemukul dari benda, dan sekarang kau juga mencoba untuk membuat pakaianku ini terasa berat. Namun, kira-kira sampai seberapa berat kemampuanmu ini bisa menumbangkanku?” Tanya Master Big hit kepada Kalpen.
“Beratnya hampir sama seperti sebuah kastil. Tapi aku terkejut, rupanya
anda bisa menahannya sampai sejauh ini.” Jawab Kalpen sambil sedikit
tersenyum, karena dia mengira bahwa Master Big hit tidak akan bisa bertahan
lebih lama lagi dari tindihan pemukul besinya tersebut.
“Hmm ... Hanya sebesar kastil ya?” Lalu tiba-tiba Master Big hit melepaskan
sebelah tangannya dari pemukul besi yang sedang menekan bahunya itu.
Kalpen menjadi sangat terkejut karena Master Big hit dapat menahan tindihan
itu hanya dengan satu tangan saja, sedangkan tangan yang satunya sedang
bersiap untuk mendaratkan serangan ke perut Kalpen.
“Akan kutunjukan padamu, hantaman yang beratnya hampir setara dengan sebuah
gunung.” Ucap Master Big hit secara singkat, lalu tiba-tib Master Big hit langsung saja mendaratkan sebuah pukulan keras ke perut Kalpen secara mengejutkan, tanpa
dapat dihindari olehnya.
Dengan seketika, tubuh Kalpen langsung terhempas jauh hingga keluar dari
arena lalu menabrak perisai pelindung yang menutupi tribun penonton secara
keras. Setelah itu tubuh kalpen langsung tersungkur ke permukaan tanah, dan
dia pun terlihat sudah tidak dapat bertarung lagi karena terluka parah dan
tidak sadarkan diri.
“Kakaak!!” Teriak adiknya dari tribun penonton khusus peserta.
Lalu tiba-tiba perisai pelindung penonton yang barusan terkena hantaman
dari tubuh Kalpen, langsung mengalami retak dan hancur seketika, seperti
kaca yang baru saja dilempari oleh batu besar. Hal itu membuat para
penyihir pelindung segera berlari untuk memperbaiki perisai tersebut,
disusul oleh para penyihir medis yang juga berlarian untuk segera menolong
Kalpen dan membawanya ke ruang perawatan. Zhoei segera berlari untuk ikut
mengantarkan kakaknya ke ruangan tersebut.
Sedangkan Master Big hit hanya berdiri saja di atas ring sambil memungut
pemukul besi milik Kalpen yang terjatuh di lantai, sambil berkata, “Hmm,
tongkat pemukul ini beratnya sudah menjadi normal kembali. Sepertinya dia
benar-benar sudah tak sadarkan diri, padahal aku hanya memberi satu pukulan
kepadanya. Hmm.. Nanti aku harus minta maaf padanya.” Ucap Master Big hit, sambil menengok ke arah muridnya di tribun, yang sedang melihatnya dengan tatapan kagum. Seluruh penonton di tribun
juga berteriak dengan penuh kekaguman terhadap sang Master, disusul oleh
kata-kata pujian dari sang Pembawa acara.
“Se-sebenarnya, seberapa kuat orang itu?” Tanya Dragon sambil terus
memandang Master Big hit dengan serius.
“Tehnik tenaga dalam ... Itu adalah tehnik yang wajib dikuasai oleh setiap
petarung profesional, juga orang-orang tertentu. Bahkan kabarnya, sang
Kesatria agung dari Kerajaan Nexus juga sudah menguasai tehnik tersebut.”
Ucap Gill menjelaskan.
“Hoo ... Apakah sekarang kau mulai merasa takut karena ada orang yang lebih
kuat darimu?” Tanya Dragon dengan sedikit menggoda Gill.
“Tentu saja tidak. Siapapun lawannya pasti akan kuhadapi dengan sekuat tenaga. Akan kukerahkan
segala kemampuan yang kumiliki.” Ucap Gill dengan singkat.
“Segala yang kau miliki? Oh iya, kau masih belum mengerahkan segala kemampuanmu kan?” Tanya Dragon.
“Ya, Sama juga halnya denganmu, iya kan?"
“Apa maksudmu?" Ujar Dragon.
“Saat bertarung melawan Zhoei dan Kalpen waktu itu, kau belum mengerahkan seluruh kemampuanmu.”
"I- iya, bisa dibilang begitu." Jawab Dragon sambil melihat ke arah lain.
Beberapa saat kemudian, Master Big hit sudah kembali ke tribun penonton,
disana dia disambut oleh murid yang sangat mengaguminya. Master Big hit
duduk dengan tenang di kursinya, sambil dipijati oleh muridnya yang bernama
Rhogi itu.
Lalu sang Pembawa acara mulai mengumumkan pertarungan yang akan berlangsung
selanjutnya, yakni pertarungan antara Azter melawan Best knight. Yang satu
adalah Kesatria resmi dari Kerajaan milik Gold one, sedangkan yang satunya
lagi adalah seorang Kesatria luar yang berasal dari Kerajaan Nexus.
Mereka berdua sudah berdiri di atas arena, dan saling menatap satu sama
lain, dengan tatapan yang sangat serius. Setelah sang wasit menyatakan
bahwa pertandingan mereka telah dimulai, Kemudian mereka berdua segera
menyiapkan senjata masing-masing, Best knight dengan pedangnya, sedangkan
Azter dengan dua buah pedang runcingnya yang berwarna hitam.
Lalu Best knight mulai berbicara kepada Azter, “Jadi kau berasal dari
Kerajaan Gold one? Apakah kau mengikuti Turnamen ini untuk memata-matai
Kerajaan Nexus??” Tanya Best knight dengan perasaan yang sedikit geram.
Kemudian dia melanjutkan pembicaraannya, “Asal kau tahu saja, aku ini
adalah mantan Prajurit terbaik dari Kerajaan Nexus, namun sekarang aku
sudah berhenti dan memutuskan untuk menjadi seorang Kesatria luar. Dulu aku
pernah ikut berperang melawan Rajamu di benteng Kerajaan Nexus, dan jika
kau memang memiliki tugas khusus dari Rajamu itu, untuk berbuat hal buruk
kepada Kerajaan Nexus, maka aku akan menghentikanmu disini sekarang juga!” Kata
Best knight Secara tegas.
“Hoo ... Begitu ya?” Ucap Azter dengan ekspresi wajah yang datar, kemudian
dia melanjutkan perkataannya, “Maaf, tapi aku ini tidak suka terlalu banyak
bicara. Kau bilang bahwa dirimu adalah mantan seorang Prajurit ...
Kebetulan sekali, entah berapa banyak Prajurit Nexus yang sudah kubantai.”
“Sialan kau!!” Emosi Best knight mulai tersulut, dia berteriak sambil
berlari menuju Azter untuk menghunuskan pedang kepada lawannya itu.
Namun dengan seketika, Azter menghindari hunusan pedang dari Best knight,
lalu dengan cepat dia memutari tubuh Best knight dan menyayatkan pedangnya
pada bagian tubuh yang tidak terlindungi oleh zirah, hingga bagian tubuh
tersebut mengeluarkan darah, yakni pada paha Best knight. Namun sepertinya
luka seperti itu bukanlah hal yang serius bagi Best knight, dia segera
memutar badan lalu melancarkan lagi serangan tebasan kepada Azter,
yang segera dihindari juga ditangkis oleh Azter.
Setelah itu Azter mundur dan menjauhi Best knight, melihat hal tersebut,
Best knight berasumsi bahwa lawannya itu sepertinya kewalahan ketika beradu
pedang melawannya, karena permainan pedang Best knight sangatlah hebat.
Maka dari itu dia langsung berlari lagi menuju Azter untuk memberikannya
sebuah tebasan pedang yang mematikan.
Namun langkah kaki Best knight tiba-tiba seperti kehilangan keseimbangan,
hingga akhirnya dia jatuh tersungkur saat sedang berlari. Semua orang
tampak sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, Best knight segera
memegangi kakinya yang tadi sempat terkena oleh sayatan dari pedang Azter, dan
sepertinya dia merasa ada yang aneh dengan kakinya itu.
Lalu Azter berkata sambil tersenyum, “Hehehe ... Apakah kau tidak bisa
merasakan kakimu??"
"Apa??" Best knight bertanya-tanya.
"Senjataku ini bukanlah senjata biasa, namanya adalah
Dark paralyzed. Kau sudah terkena sayatan dari senjataku, dan akibatnya
kakimu jadi mati rasa. Mungkin kau tidak akan bisa menggerakannya selama
beberapa hari kedepan.” Lalu setelah mengatakan hal tersebut, Azter
mendapatkan sorakan kebencian dari para penonton di tribun.
“Waah! Sepertinya sang mantan Prajurit Nexus, kini sudah tidak bisa berdiri
lagi, sekarang bagaimana caranya dia bisa melawan? Mari kita saksikan saja
aksi yang akan dilancarkan oleh Kesatria kita ini.” Kata sang Pembawa
acara.
Lalu sambil mendapatkan suara-suara dukungan serta penyemangat dari para
penonton disana, Best knight mulai berusaha untuk berdiri dengan satu
kakinya, dia juga menggunakan pedangnya sebagai tumpuan pada lantai. Lalu
Best knight menatap Azter sambil berkata.
“Kau itu bodoh sekali, karena sudah memberitahukan tentang kekuatan senjata
milikmu kepada lawanmu ini? Apakah kau meremehkanku? ... Seorang Kesatria
harus selalu berusaha menghadapi kesulitan yang dialaminya walau sebesar
apapun itu. Kini aku hanya harus lebih fokus untuk menghindari semua
seranganmu, setelah itu aku pasti akan berhasil menebas dan mengalahkanmu!”
Ujar Best knight.
Kemudian Azter menunjukan senyuman lebar di wajahnya, dan hal itu membuat
semua orang menjadi kaget, termasuk Best knight, apalagi setelah Azter
mulai mengatakan beberapa kalimat sambil menyiapkan senjatanya untuk
kembali menyerang.
“Aku tidak peduli dengan segala hal mengenai prinsip Kesatria. Karena
bagiku, orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa, baru itulah yang
bisa disebut sebagai seorang Kesatria. Dan apakah kau berpikir, bahwa
kemampuanku hanyalah itu saja?” Kata Azter.
Lalu dia menancapkan kedua pedangnya ke lantai, setelah itu dengan seketika
pedangnya yang berwarna hitam tersebut memanjang dan menjalar di bawah
permukaan lantai, menuju ke arah Best knight yang sedang berdiri tertatih,
seperti duri yang tumbuh merambat dengan sangat cepat. Lalu secara
mengejutkan ujung pedang tersebut mulai menyeruak keluar dari permukaan
lantai arena dengan wujud yang bercabang-cabang menyerupai duri, tepat
dibawah tempat Best knight sedang berpijak. Hal itu terjadi begitu cepat
sehingga Best knight tidak sempat untuk menghindarinya, dan akhirnya
beberapa bagian tubuh Best knight terkena oleh tusukan-tusukan dari pedang
yang menyerupai akar berduri tersebut.
Semua orang sangat kaget ketika melihat hal itu terjadi, tubuh Best knight
baru saja tertusuk oleh akar duri yang menyeruak dari dalam tanah. Semua
peserta Turnamen juga tampak terkejut melihat hal tersebut, kecuali Ajora
yang merupakan saudara kandung Azter. Dia hanya melihat dengan santai apa
yang telah dilakukan oleh saudaranya itu sambil tersenyum.
Lalu akar-akar pedang itu mulai memendek dan masuk kembali ke dalam lantai,
sehingga tubuh Best knight langsung jatuh ke bawah dan ambruk hingga tak
sadarkan diri, setelah mendapatkan beberapa luka tusukan yang cukup serius
di tubuhnya.
Kemudian setelah pedang Azter kembali seperti semula, dia berdiri sambil
berkata, “Bersyukurlah karena kita tidak sedang berada di medan pertempuran
sesungguhnya, sehingga aku tidak perlu membunuhmu. Aku tidak menusuk
organ-organ vitalmu, jadi kau tidak akan mati.” Ucap Azter.
Lalu sang Wasit menyatakan bahwa Azter adalah pemenangnya, karena Best knight sudah tidak bisa lagi menggerakan tubuhnya, namun tidak ada
yang bersorak atas kemenangan tersebut, beberapa orang malah berteriak,
“Huuu!” Tapi Azter tidak terlalu memperdulikan hal itu. Para penyihir medis
segera datang dan memberi pertolongan kepada Best knight.
Sambil tetap berdiri di atas ring, Azter menoleh ke arah Master Big hit,
lalu dia mengacungkan pedangnya kepada sang Master. Dia mengisyaratkan
kepada lawan yang akan dihadapi selanjutnya itu bahwa Master Big hit pasti akan
dikalahkan juga oleh Azter. Namun Master big hit hanya tersenyum saja
menanggapi hal tersebut.
Azter memang tipe orang yang hanya tertarik terhadap lawan-lawan
berkekuatan hebat, dia dan saudara kandungnya yang bernama Ajora, datang ke
kota Togu untuk mengikuti Turnamen, supaya dapat menunjukan kebolehan
mereka terhadap orang banyak, selain kepada orang-orang yang berada di
Kerajaan Gold one. Namun masih belum diketahui apa motif mereka yang
sebenarnya dalam partisipasi mereka di Turnamen Kota Togu.
Setelah melihat pertarungan demi pertarungan yang telah dilangsungkan
tersebut, Dragon nampak sudah tidak sabar untuk bisa segera bertarung, dia
juga ingin segera unjuk kebolehannya, namun dia berada di urutan bertarung
paling akhir, sehingga masih ada beberapa pertarungan lagi yang harus dia
saksikan sampai gilirannya untuk bertarung akan tiba nanti, akankah dia
lolos ke babak selanjutnya?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 14
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 12
Poin-poin penting cerita :
- Giliran Tatsui bertarung telah tiba, dia akan berhadapan melawan Cobra yang berasal dari perguruan Snake king di daerah selatan.
- Cobra terus melancarkan jurus patukan ular kepada Tatsui, namun Tatsui terus berusaha untuk menghindari serta menangkisnya. Hingga akhirnya Tatsui berhasil melancarkan sebuah tehnik kuncian pada tubuh Cobra.
- Cobra yang sudah merasa tidak tahan terhadap kuncian tersebut, karena punggungnya serasa mau dilipat bagaikan pakaian, akhirnya memutuskan untuk menyerah, sehingga Tatsui dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Selanjutnya Master Big hit berhadapan dengan Kalpen, yang menggunakan pemukul besi untuk terus melancarkan pukulan kepada Master Big hit.
- Master Big hit mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh Kalpen, yakni dapat memanipulasi berat dari pemukul besi miliknya.
- Kalpen menindih bahu Master Big hit menggunakan pemukul besi miliknya yang dia klaim beratnya setara dengan sebuah Kastil. Namun Master Big hit kemudian mendaratkan pukulan pada perutnya yang di klaim bahwa beratnya setara dengan sebuah gunung. Sehingga tubuh Kalpen terpental jauh hingga menabrak dinding perisai tribun.
- Lalu Kalpen tidak sadarkan diri setelah menerima serangan tersebut, dan akhirnya Master Big hit dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Pertarungan selanjutnya adalah antara Azter melawan Best knight. Keduanya merupakan Kesatria yang berasal dari dua Kerajaan berbeda, yang juga saling bermusuhan, yakni antara Kerajaan Gold one dan Kerajaan Nexus.
- Best knight berhasil membuat Azter kewalahan dengan tehnik berpedangnya yang lumayan hebat, namun setelah Azter berhasil menyayat sedikit saja bagian paha dari Best knight, hal itu membuat sebelah kaki Best knight menjadi mati rasa.
- Best knight menolak untuk menyerah, dengan prinsip yang diyakininya bahwa setiap Kesatria harus berusaha menghadapi kesulitan sebesar apapun, walau sebesar apapun itu. Maka Best knight kembali bangkit dan akan menghadapi Azter hanya dengan satu kaki untuk dijadikan tumpuan berdiri.
- Namun Azter berkata bahwa dia tidak terlalu peduli terhadap prinsip Kesatria lain. baginya orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa, itulah orang yang pantas disebut sebagai Kesatria.
- Dengan menggunakan jurus duri yang menyeruak dari permukaan tanah, Azter berhasil mengalahkan Best knight, setelah tubuh Best knight terkena tusukan-tusukan dari jurus tersebut hingga terluka parah.
No comments:
Post a Comment