Saturday, November 24, 2018

Journey of the Dragon : Chapter 12

Chapter 12 : The match begin

   Pada babak kualifikasi Turnamen Kota Togu, Dragon, Tatsui, dan Gill bersama 100 peserta lainnya akan berhadapan dengan dua orang Kesatria resmi dari Kerajaan Nexus, yang bernama Arci dan Holdi. Mereka merupakan dua orang Kesatria yang tergabung dalam kelompok 3 badai Nexus, salah satu anggotanya yang bernama Rizu tidak bisa hadir disana, dikarenakan saat ini sedang berada di Istana untuk menemani Tuan Putri Reina berlatih memanah.

   Jadi saat ini, yang akan menguji seluruh peserta Turnamen di Stadion Amritzer adalah Arci dan Holdi saja. Arci yang memiliki senjata berupa dua buah pedang berwarna kuning dan memancarkan energi listrik, sedangkan Holdi memiliki senjata berupa kapak besar, yang pas dengan postur tubuhnya yang tinggi dan kekar. Mereka berdua berjalan dengan gagah dan santai menuju ke hadapan para peserta Turnamen.



Kesatria Resmi dari Kerajaan Nexus, Arci dan Holdi.



   Beberapa peserta ada yang takut dan gemetar ketika melihat mereka berdua, sedangkan Dragon, Gill, Tatsui, dan beberapa orang tertentu, terlihat biasa-biasa saja ketika melihat dua orang Kesatria tersebut. Namun lain halnya dengan para penonton yang berada di tribun. Mereka semua bersorak sorai menyambut kehadiran Arci dan Holdi yang merupakan Kesatria terkuat dan terkenal dari Kerajaan Nexus itu.

   Lalu sang Pembawa acara yang sedang duduk di dekat Ratu burung Penyiar, segera mulai menjelaskan mengenai babak kualifikasi yang harus dilewati oleh para peserta Turnamen. Yakni, mereka semua tidak diperbolehkan untuk bergerak jauh dari tempat mereka sedang berdiri saat ini, kecuali hanya untuk menutup wajah atau saling berpegangan tangan, bagi siapapun yang pingsan atau terhempas keluar dari ring, maka akan dianggap gugur.

   Babak ini akan berakhir jika para peserta yang tersisa hanya tinggal 16 orang saja, untuk Nantinya akan saling dipasangkan di babak pertarungan nanti. Maka dari itu, Dragon dan para peserta lainnya segera mempersiapkan diri mereka untuk bertahan dari serangan apapun yang akan dilancarkan oleh Arci dan holdi.

   “Baiklah, karena para penonton disini sudah terlihat tidak sabar, jadi mari kita mulai saja! Tuan Holdi, silahkan.” Sang Pembawa acara mempersilahkan Holdi untuk memulai serangannya.

   Kemudian Holdi berkata. “Akan saya laksanakan, tapi sebelum itu, saya ingin mengucapkan terima kasih atas sambutan yang sangat meriah ini, saya begitu merasa-...”

   “Kelamaan. Ayo cepat lakukan saja, Bonggol.” Ujar Arci kepada Holdi.

   “Kau itu mengganggu saja! Tidak boleh orang senang ya? Dasar Ranting.” Kata Holdi.

   “Apa kau bilang?”

   “Kau yang mulai.”

   “Grrrt...!” mereka berdua saling menggeram terhadap satu sama lain.

   “Kenapa mereka berdua jadi bertengkar?” Kata salah satu peserta yang merasa keanehan melihat hal tersebut.

   Arci dan Holdi memang sering bertengkar dimanapun mereka berada, sedangkan Rizu adalah penengah bagi mereka, namun karena saat ini Rizu sedang tidak ada, maka pertengkaran mereka jadi sulit dihentikan, lalu setelah mendengar perdebatan mereka berdua yang cukup alot itu, sang Pembawa acara mulai berbicara kembali kepada mereka.

   “Anu-... Tuan Holdi, Tuan Arci, saya mohon jangan bertengkar sekarang, kita masih berada di awal acara.”

   Setelah itu mereka menghentikan perdebatannya, dan mulai fokus kembali untuk menguji para peserta Turnamen. Holdi menyuruh Arci untuk mundur dan menjauh darinya jika tidak ingin terluka, lalu dengan wajah yang terlihat acuh, Arci segera menjauhi Holdi. Dia mundur ke belakang sampai ke dekat tribun penonton.

   “Hmmm... Baiklah, aku akan langsung mulai saja. Kalian semua bersiap ya!” Ujar Holdi kepada seluruh peserta, sambil bersiap untuk mengayunkan kapaknya.

   Dengan perasaan cemas, para peserta bersiap untuk bertahan dari serangan yang akan dilancarkan oleh Holdi, kemudian tanpa aba-aba, Holdi langsung mengayunkan kapaknya dengan begitu kuat, hingga menghasilkan hembusan angin yang sangat besar dan kencang, sampai-sampai sebagian besar peserta Turnamen yang ada di hadapannya itu langsung terhempas dan terlempar jauh keluar dari Arena.



Holdi menghempaskan banyak peserta dari ring, dengan hembusan angin kuat dari ayunan kapaknya.



   Beberapa peserta ada yang terhempas sampai ke tribun penonton, namun hempasan tubuh mereka itu terhenti oleh dinding perisai transparan yang menyelimuti seluruh tribun, jadi rasanya seperti menabrak sebuah dinding tebal dengan cukup keras. Dinding-dinding pelindung itu diciptakan dan dikendalikan oleh para penyihir perisai yang ada disana. Tugas mereka adalah untuk melindungi para penonton dari serangan nyasar para peserta.



Salah satu Peserta yang terhempas hingga terbentur dinding perisai di tribun penonton.



   Sementara itu, Dragon, Gill, Tatsui dan beberapa peserta yang tersisa, masih tetap bertahan di tempat mereka berdiri masing-masing, mereka terlihat tidak goyah sedikitpun, sambil terus melindungi wajah dengan tangan mereka masing-masing.

   “Yang paling penting untuk mengatasi serangan seperti itu adalah kuda-kuda yang kokoh.” Ucap Master Big hit kepada muridnya.

   Lalu tiba-tiba orang yang berada tak jauh disamping mereka menyahut. “Hah? Serangan ini memang tidak ada apa-apanya.” Ucap wanita yang pernah berseteru dengan Dragon dan Tatsui ketika mereka baru tiba di Kota Togu, yakni seorang Pemburu buronan yang bernama Zhoei, dan kakaknya yang bernama Kalpen.

   “Senjata yang menarik.” Ucap Gill sambil terus memperhatikan kapak yang barusan diayunkan oleh Holdi.

   Dragon dan Tatsui terlihat masih berdiri, dengan ekspresi wajah seperti orang yang sedang bersusah payah menghalau badai. Sekarang ini, jumlah para peserta Turnamen yang masih berdiri di tempatnya masing-masing, masih sekitar 41 orang, termasuk Dragon, Tatsui, dan Gill.

   “Waah... Tak disangka, rupanya masih tersisa cukup banyak peserta yang bisa bertahan sampai sejauh ini. Mereka inilah yang benar-benar bukan orang sembarangan!” Ujar sang Pembawa acara. Kemudian dia melanjutkan kalimatnya, "Tapi apakah mereka masih bisa bertahan menghadapi serangan selanjutnya dari Tuan Arci? Kiita akan segera menyaksikannya!"

   "Hmm.. Turnamen ini memang tidak diperuntukan bagi orang-orang yang lemah, setiap empat tahun sekali babak kualifikasinya selalu berganti, dan semakin tambah berat saja. Mereka yang mau mendaftar seharusnya sudah tahu tentang hal ini." Ucap Azter kepada saudaranya yang bernama Ajora.

   “Tatsui, kau tidak apa-apa?” Tanya Dragon.

   “Aku baik-baik saja.” Jawab Tatsui.

   “Kau telah berjuang sekuat tenaga untuk bisa menahan serangan itu, jangan lengah, ini belum berakhir. Teruslah bertahan dan berjuang!” Dragon memberi semangat kepada Tatsui.

   “Oi kalian berdua, bersiaplah, serangan selanjutnya akan segera datang.” Ucap Gill memperingatkan mereka berdua yang sedang berbincang. Posisi Gill berada di depan Tatsui dan Dragon.

   “Sekarang saatnya giliran Tuan Arci yang akan melancarkan serangan!” Teriak sang Pembawa acara.

   “Oke, sekarang giliranku.” Ucap Arci.

   “Jangan terlalu keras pada mereka, kita harus menyisakan 16 orang saja.” Suruh Holdi kepada Arci.

   “Berisik! Aku tahu!! Memangnya siapa yang sudah melemparkan sebagian besar dari mereka keluar dari Arena hah? Itu kau!” Ujar Arci, lalu Holdi hanya diam saja sambil sedikit tersenyum setelah mendengarkan perkataan dari Arci tersebut.

   “Rolling Thunder!!!” Arci berteriak sambil menancapkan kedua pedangnya pada permukaan tanah yang ada di depannya. Lalu kedua pedangnya tersebut mengeluarkan energi listrik yang sangat besar, yang menjalar dengan cepat menuju ke arah para peserta Turnamen.



Arci mengeluarkan jurus Rolling thunder.



   Seluruh peserta nampak kaget ketika aliran listrik yang begitu besar Tersebut meluas dan menjalar Menuju ke arah mereka, kemudian dengan seketika satu-persatu peserta terkena serangan listrik tersebut, yang menjalar ke seluruh tubuh mereka. Saking tingginya tegangan listrik yang menyetrum tubuh mereka itu, rasanya sangatlah menyakitkan, sehingga beberapa orang dari mereka akhirnya langsung pingsan dan jatuh terkapar.



Gill, Tatsui, Dragon dan peserta yang lain berusaha bertahan dari sengatan listrik jurus Arci.



   Sedangkan beberapa orang tertentu masih terus bertahan menerima serangan listrik tersebut, seperti Gill, Master Big hit, Azter, Ajora, Glauss, dan yang lainnya. Namun Tatsui terlihat sudah tidak kuat lagi untuk menerima serangan itu, bahkan sepertinya kaki Tatsui sudah tidak lagi sanggup untuk terus berdiri, lalu Dragon memegang tangan Tatsui dengan erat, supaya Tatsui bisa terus bertahan menghadapi kondisi tersebut, walaupun Dragon juga sebenarnya sudah merasa tidak tahan lagi. Tapi mereka berdua berusaha untuk saling menguatkan, dan mencoba untuk lebih membulatkan tekadnya supaya bisa tetap bertahan, karena mereka berdua sama-sama memiliki tujuan yang harus dicapai.

   Beberapa saat kemudian Holdi mulai menghitung jumlah para peserta yang masih berdiri, dan yang telah jatuh terkapar. Dia terus mengurangi hitungannya, ketika ada orang yang ambruk.

   “19, 18, 17, dan 16. Hey hey... sudah cukup, jumlahnya sudah pas.” Ujar Holdi kepada Arci.

   Kemudian Arci segera menghentikan serangannya, sehingga dengan seketika, aliran listrik yang menyetrum para peserta itu langsung menghilang. Setelah itu mereka semua tampak merasa lega ketika serangan listrk yang dilancarkan oleh Arci telah berakhir.

   “Ini bukan apa-apa, benar kan Rhogi?” Tanya Master Big hit kepada muridnya, yang berada disamping dirinya. Tapi muridnya itu tidak menjawab sama sekali, karena seluruh tubuhnya masih terasa kaku sehabis disetrum oleh aliran listrik yang cukup besar tersebut.

   Sedangkan Zhoei terlihat terkulai lemas dan ambruk ke dekapan kakaknya, yang bernama Kalpen. “Kau tidak apa-apa? Adik. Bertahanlah.” Ucap Kalpen kepada adik kesayangannya itu.

   “Kesatria resmi sialan itu, awas saja. Nanti pasti akan kubalas.” Kata Azter dengan nada suara yang terdengar lemah.

   Sementara itu, Dragon dan Tatsui masih terlihat sedang berdiri sambil tetap berpegangan tangan. Lalu tiba-tiba mereka berdua ambruk ke belakang secara bersamaan hingga tak sadarkan diri. Tapi karena mereka telah bertahan sampai serangan listriknya dihentikan, maka itu berarti mereka telah berhasil lolos ke babak selanjutnya.

   “Ya! Inilah dia ke 16 peserta Turnamen kita yang akan maju ke babak berikutnya. Mereka akan segera melakukan pertandingan, setelah jeda waktu istirahat yang telah ditentukan, jadi para penonton diharap bersabar.” Ucap sang Pembawa acara.

   Lalu beberapa saat kemudian para penyihir medis yang jumlahnya sangat banyak, segera datang menghampiri para peserta yang telah terluka, atau kehabisan tenaga. Mereka semua akan dibawa ke ruang pengobatan untuk diberikan Perawatan, ramuan penyembuh, dan ramuan stamina, sehingga nanti kondisi mereka akan kembali pulih seperti semula.

   Gill mendekati Dragon dan Tatsui yang sedang terkapar di lantai Arena, sebelum para penyihir medis tiba di tempat mereka berada. Gill menatap mereka berdua sambil berkata.

   “Kalian berdua telah berhasil bertahan sampai sejauh ini. Aku tidak meragukan kemampuan kalian sama sekali, tapi lawan yang akan kita hadapi, kemampuannya jauh diatas kalian berdua. Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya? ... Entahlah, mari kita berjuang bersama-sama.” Ucap Gill sambil menengok ke arah para peserta lainnya yang berhasil bertahan. Yakni diantaranya adalah Glauss, Bernie zarr, Azter, Ajora, Master Big hit, Zhoei, Kalpen, dan lain-lain.



16 peserta Turnamen yang akan maju ke babak pertarungan.


   Sementara itu, Arci dan Holdi terlihat sedang berjalan meninggalkan arena pertandingan, sepertinya mereka berdua mau pulang ke Kerajaan Nexus setelah selesai menyelesaikan tugas mereka disana. Lalu sang Pembawa acara bertanya kepada mereka.

   “Tunggu dulu, Tuan Holdi, Tuan Arci. Kalian mau kemana? Tribun khusus bagi tamu penting, bukanlah ke arah sana.” Ucap Pembawa acara memperingatkan.

   “Kami mau pulang.” Jawab Arci.

   “Ya, menonton di Istana bersama Rizu pasti sangat menyenangkan. Ditambah lagi disana lebih nyaman.” Ujar Holdi.

   “Eh, eh ... Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan ya!” Seru sang Pembawa acara kepada mereka, yang dibalas oleh lambayan tangan mereka berdua. Diiringi oleh sorak sorai para penonton.

   Lalu setelah satu jam setengah telah berlalu dari saat berakhirnya babak kualifikasi, kini waktunya pertandingan Turnamen Kota Togu dimulai. Para penonton di Stadion Amritzer yang sudah tidak sabar ingin menyaksikan jalannya pertandingan, terlihat sangat antusias menunggu sang Pembawa acara yang akan mengumumkan dimulainya babak pertarungan.

   “Oke, baiklah, para hadirin sekalian. Babak pertarungan yang telah ditunggu-tunggu, akhirnya akan segera dimulai. Dan inilah susunan nama-nama peserta yang akan melangsungkan pertandingannya!” Kata sang Pembawa acara yang menunjukan papan susunan nama 


Susunan nama para peserta Turnamen di babak pertarungan.



   Dragon sedang berada di ruang perawatan, dia terlihat sudah kembali pulih dari kondisi tak sadarkan diri sebelumnyaya. Dia segera berdiri sambil berjalan ke dekat pintu untuk keluar dari ruangan tersebut. Lalu ketika dia telah membuka pintu yang ada di hadapannya itu, rupanya Tatsui sedang berada diluar pintu sambil terlihat kaget. Sepertinya Tatsui mau memasuki ruangan tersebut untuk melihat keadaan Dragon, namun seperti yang sedang Tatsui lihat saat ini, Dragon sudah siuman dan baik-baik saja, sehingga kini mereka berdua sudah siap untuk pergi Ke arena pertandingan lagi.

   “Tatsui, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Dragon dengan ekspresi wajah yang sedikit cemas, karena saat dia telah membuka pintu, Tatsui tiba-tiba berada di hadapannya.

   “Ya, aku sudah pulih. Kau sendiri bagaimana?” Tatsui balik bertanya.

   “Aku juga. Sekarang ayo pergi menuju babak selanjutnya.” Ajak Dragon kepada Tatsui, lalu Tatsui mengangguk dan mengikuti Dragon Berjalan dari belakang, untuk menuju ke tribun penonton yang diperuntukan bagi para peserta Turnamen, sebagai tempat khusus supaya mereka dapat menyaksikan peserta lain yang sedang bertarung.

   Disana, para peserta sudah berkumpul, dan mereka semua sedang duduk menghadap ke arah arena pertandingan. Dragon dan Tatsui memilih untuk duduk di kursi yang jauh dari para peserta lainnya, karena mereka semua tampak sedikit kurang bersahabat. Apalagi Zhoei dan kakaknya yang terus memandangi Dragon dengan tatapan tajam, seakan mengancam.

   Ketika Dragon dan Tatsui tiba dan duduk disana, sang Pembawa acara sepertinya telah selesai menyampaikan Beberapa kalimat untuk meresmikan dimulainya babak pertarungan, yang saat ini akan segera dilangsungkan. Lalu Sang Pembawa acara mulai menyebutkan nama dari peserta pertama yang akan bertarung.

   “Dan yang akan melangsungkan pertarungan pertama adalah Gill melawan Diamor!!” Seru sang Pembawa acara.



Gill berhadapan dengan Diamor.



   “Gill adalah seorang Pemburu monster, yang kemampuannya tidak usah diragukan lagi, dia sudah terbiasa bertarung dan mengalahkan monster-monster besar. Sekarang mari kita lihat Kemampuannya di atas arena! Sedangkan Diamor adalah seorang Kesatria luar, yang telah banyak menyelesaikan misi pengawalan bagi orang-orang penting, dan telah mengalahkan banyak penjahat. Dia memiliki sebuah senjata andalan yang Dijuluki palu penghancur tulang. Sepertinya Gill mendapatkan lawan yang sangat berat disini. Baiklah kalau begitu, pertandingan Dimulai!!”

   Pertarungan tersebut dipimpin oleh seorang Wasit yang berdiri di tepian ring, Wasit tersebut akan memutuskan hasil akhir dari setiap pertandingan, dan menghentikan pertandingan jika situasinya sudah cukup membahayakan.

   Setelah Wasit menyatakan bahwa pertarungan sudah dimulai, kedua petarung tersebut segera bersiap untuk saling menyerang. Sambil menyiapkan palunya, Diamor berkata.

   “Tak kusangka, lawan yang pertama kali harus kuhadapi adalah seorang Pemburu monster. Maafkan aku, tapi setelah pertandingan ini, kau pasti akan mengalami cedera tulang yang cukup parah, hingga kau tidak akan bisa lagi melanjutkan profesimu itu.” Ucap Diamor dengan angkuhnya.

   Gill hanya diam sambil terus menatap lawannya dengan santai, kemudian dia sedikit tersenyum Dan berkata "Hmm, kita lihat saja nanti."

   Lalu setelah melihat hal itu, Diamor segera berlari dengan perasaan murka sambil berteriak.

   “Bisa-bisanya kau tersenyum disaat seperti ini. Akan kuhancurkan kau!!”

   Lalu dengan sekuat tenaga, Diamor maju untuk menghantamkan palunya kepada Gill. Serangan dari palunya itu dapat menghancurkan tulang hingga bubuk jika sampai kena. Diamor menghantamkannya dari atas ke bawah, menuju ke kepala Gill, sehingga semua penonton mengira bahwa kepala Gill akan hancur seketika.

   Tapi rupanya, serangan pukulan palu tersebut, barhasil dihentikan oleh Gill hanya dengan menggunakan satu tangan saja, dan gelombang angin yang dihasilkan dari hantaman tersebut menyebar ke segala arah, hingga menyebabkan pakaian sang Wasit berkibar seperti bendera. Hal itu membuat seluruh penonton di tribun bersorak karena terpukau.



Gill menahan serangan dari palu penghancur tulang, hanya dengan menggunakan satu tangan.



   “Sa- ... Sama seperti yang dia lakukan waktu itu.” Kata Tatsui, sambil teringat ketika Gill menghentikan serangan pukulan besi dari Kalpen hanya dengan satu tangan. Sedangkan Kalpen dan Zhoei terkejut sambil terbelalak melihat Gill melakukan hal itu untuk kedua kalinya.

   “Seharusnya tanganmu hancur jika menerima serangan dari palu milikku ini.” Ucap Diamor.

   Lalu tanpa berbicara sepatah katapun, Gill menggerakan satu tangan lagi ke belakang, untuk mengambil senjata tajam yang ada di belakang pinggangnya, dan seketika itu juga, Diamor langsung mundur ke belakang untuk menjaga jarak hingga cukup jauh dari Gill. Kemudian dia bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa lawannya bisa memiliki aura sekuat itu, dengan ekspresi wajah yang terlihat ketakutan.

   Gill mulai berbicara kepada Diamor. “Kenapa kau menghindar jauh sekali, bagaimana kita bisa bertarung dari jarak sejauh itu?"

   "Senjata-senjata yang kau milikki itu, terbuat dari apa sebenarnya? Mengapa kau bisa menghentikan seranganku hanya dengan satu tangan saja?!!" Tanya Diamor.

   "Kau benar-benar ingin tahu mengapa aku bisa menghentikan seranganmu? Jawabannya adalah ini.” Ucap Gill sambil memperlihatkan sarung tangan yang dipakai di tangan kanannya.

   “Ini adalah sarung tangan yang terbuat dari kulit tanduk badak Chrono. Sarung tangan ini menaikan kekuatan tanganku hingga sebesar 10 kali lipat, sehingga kekuatan tangan Kananku ini mungkin hampir setara atau bahkan melebihi kekuatan dari hantaman palu milikmu. Waktu itu aku bertemu dengan badak Chrono di-...”

   “Aku tidak butuh penjelasan panjangmu!... Yang pasti sekarang aku sudah tahu, bahwa yang kuat itu hanyalah tangan kananmu saja, jadi jika kuserang bagian tubuh yang lain. Pasti akan langsung hancur Seketika.” Ucap Diamor sambil sedikit tertawa.

   “Oh, maaf, aku memang suka menghemat pertanyaan orang lain.” Kata Gill.

   “Pertama-tama akan kuhancurkan mulutmu terlebih dahulu!!” Lalu secara mengejutkan, Diamor kembali menyerang Gill. Dia maju sambil mengayunkan palunya dari arah samping kiri Gill dengan cepat, supaya tangan kanan Gill tidak sempat digerakan untuk menahan serangannya. Gill mencoba untuk meraih dan menahan serangan pukulan dari palu Diamor, namun kali ini dengan lebih hati-hati Diamor sebisa mungkin selalu menggerakan palunya menjauh dari tangan kanan Gill. Maka dari itu Gill juga jadi cukup kewalahan untuk menghindari kibasan dari palu penghancur tulang milik DIamor.

   Diamor sedang berusaha untuk mencari celah supaya dapat menyerang bagian tubuh Gill yang lain selain tangan kanannya. Maka setelah ada kesempatan untuk melancarkan sebuah serangan fatal ke arah kepala Gill, tanpa adanya kemungkinan bagi Gill untuk menepis serangan tersebut dengan menggunakan tangannya, maka Diamor segera mengayunkan palunya sekuat tenaga untuk memberikan hantaman yang sangat teramat keras pada kepala Gill.

   Tetapi Gill kembali mengejutkannya, karena Gill rupanya tak kalah cepat dari Diamor. Dia berhasil menghindari berbagai serangan dari Diamor, lalu saat Diamor lengah, dia segera menundukan tubuhnya, kemudian bersiap melakukan serangan pukulan yang teramat sangat keras menuju ke perut Diamor. Lalu Diamor yang sudah tidak bisa mengelak lagi, mau tak mau harus menerima serangan mematikan dari Gill tersebut.



Gill memukul perut Diamor hingga baju zirahnya hancur. lalu Diamor terhempas.



   Gill memukul perut Diamor dengan sangat keras hingga baju armor yang dikenakannya hancur seketika, kemudian tubuh Diamor terhempas jauh ke belakang hingga keluar dari arena, sampai akhirnya menabrak dinding perisai tribun penonton, dan itu pasti sangat menyakitkan. Lalu setelah melihat bahwa Diamor sudah tidak dapat bertarung lagi, Wasit akhirnya memutuskan untuk menghentikan pertandingan lalu menyatakan Gill sebagai pemenangnya!

   Setelah itu, sambil tetap berdiri, Gill berkata. “Kau itu kuat, sangat kuat sekali, semua seranganmu itu dimaksudkan untuk menghabisi musuh dalam sekali serang, namun kau terlalu tergesa-gesa sehingga kau tidak bisa membaca pergerakan musuhmu dengan baik. Mungkin itu karena setiap musuh yang kau temui, selalu bisa kau habisi dengan seketika. Kebiasaanmu juga merupakan kelemahan bagimu.” Ucap Gill.

   Penonton di tribun bersorak sorai atas kemenangan yang telah diraih oleh Gill, begitupun juga dengan sang Pembawa acara, yang tak henti-hentinya berbicara mengenai segala hal yang sedang terjadi dalam pertarungan tersebut, kepada Ratu burung Penyiar yang berada disampingnya, untuk terus menginformasikan kepada seluruh penduduk di wilayah Kerajaan Nexus, tentang apa yang terjadi.

   “Wah!! Hebat sekali. Tampaknya kita sudah mendapatkan kandidat juara, Gill benar-benar komplit dalam hal kekuatan serta kecepatan. Beri tepuk tangan yang meriah!!!”

   Sementara itu, para peserta Turnamen yang juga menyaksikan pertarungan tersebut, tampak tertegun sambil terpukau, mereka tidak mengira bahwa Gill ternyata sehebat itu. Sekarang, mereka semua nampaknya jadi segan terhadap Gill.

   “Aku sudah menemukan lawan sejatiku.” Ucap Master Big hit.

   “Ya, tentu saja Master.” Ujar muridnya yang bernama Rhogi.

   “Ternyata dia sekuat itu.” Kata Kalpen sambil menelan ludah.

   “Jangan gentar kakak. Jangan sampai mereka meremehkan kita. Walau bagaimanapun juga, kita lebih hebat dari mereka semua.” Ucap Zhoei kepada kakaknya itu.

   “Gill memang hebat ya?” Tanya Tatsui kepada Dragon.

   “I- iya, dia hebat." Jawab Dragon, sambil terus melihat ke arah Gill.

   "Wahh, dia mempunyai senjata-senjata yang lumayan hebat juga. Walaupun tidak sehebat diriku.” Kata Melinda kepada Dragon.

   Dragon hanya tetap terdiam sambil terus memperhatikan Gill, sepertinya sekarang dia benar-benar menyadari bahwa Gill bukanlah orang sembarangan, dan hal itu membuatnya jadi sedikit tertarik untuk bisa melawan Gill dalam Turnamen tersebut, lalu dia melihat ke sampingnya, dan masih banyak para peserta yang kekuatannya belum diketahui dan seberapa hebat mereka. Maka dari itu Dragon jadi Merasa begitu antusias, untuk bisa segera bertarung. Kira-kira siapa yang akan dihadapinya nanti?



Bersambung . . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 13


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 11


Poin-poin penting cerita :

  • Dragon, Gill, dan Tatsui berhasil sampai di Stadion AMritzer tepat waktu, lalu tak lama kemudian seluruh peserta disuruh untuk berkumpul di tengah arena pertandingan.
  • Mereka semua diharuskan untuk menghadapi babak kualifikasi, dimana para peserta tersebut jumlahnya akan dikurangi hingga sebanyak 16 peserta saja, untuk selanjutnya akan berhak maju ke babak pertarungan.
  • Mereka semua diuji oleh dua orang Kesatria resmi dari Kerajaan Nexus yang bernama Arci dan Holdi. Pertama-tama Holdi menghempaskan sebagian besar peserta dengan menggunakan jurus angin miliknya, lalu selanjutnya Arci menguji para peserta dengan sengatan listrik yang cukup besar darinya. Hingga akhirnya para peserta yang tersisa, hanya tinggal 16 orang saja.
  • Daftar nama peserta yang berhasil lolos ke babak pertarungan adalah Gill, Diamor, Cobra, Tatsui, Kalpen, Master Big hit, Best knight, Azter, Zhoei, Rhogi, Edwin, Ajora, Chap black, Bernie zarr, Glauss, dan Dragon.
  • Setelah melewati jeda waktu stirahat selama satu jam setengah, akhirnya babak pertarungan dimulai. Di babak tersebut, dua orang peserta yang akan bertarung adalah Gill melawan Diamor.
  • Diamor memiliki kapak penghancur tulang, dan dia berusaha untuk meremukan tubuh Gill, namun Gill ternyata bisa menahan dari kapaknya tersebut hanya dengan menggunakan satu tangan saja. Dan hal itu membuat semua orang terkejut, terutama DIamor.
  • Tangan kanan Gill menjadi sangat kuat karena dia memakai sarung tangan yang terbuat dari kulit tanduk badak Chrono.
  • Lalu Diamor terus berusaha untuk menyerang Gill dari berbagai arah. DIa mengincar bagian tubuh Gill yang lain selain tangan kanannya.
  • Lalu akhirnya dengan cekatan, Gill menghindari serangan dari Diamor, Setelah itu dia mendaratkan pukulan yang teramat keras pada perut Diamor, hingga baju Zirahnya hancur dan tubuh Diamor terhempas ke belakang.
  • Lalu setelah Diamor terlihat sudah tak sadarkan diri lagi, maka sang Wasit meyatakan Gill sebagai pemenangnya.

No comments:

Post a Comment