Chapter 8 : The Traveller and the Merchant
Setelah Melinda berbicara panjang lebar dengan Dragon dalam perjalanan
mereka menuju ke Kerajaan Nexus, Melinda sangat terkejut ketika sudah
mengetahui tentang kondisi terkini dari Negeri Azhuloth, ditambah lagi,
ternyata Dragon adalah murid dari teman seperjuangannya dahulu kala,
yakni sang Kesatria naga. Pada waktu itu mereka sama-sama berjuang untuk
melawan dan menghentikan Darkros beserta kelompok Emperors unity.
Namun kini teman seperjuangannya itu telah tewas dibunuh oleh salah satu
anggota Emperors unity yang bernama Night crow, dan dia mewariskan semua
benda serta senjata yang dimilikinya kepada seseorang yang dia kehendaki
untuk dijadikan sebagai muridnya, yaitu Dragon.
Dragon adalah orang yang dipercayai oleh sang Kesatria naga sebagai penerus
dirinya, untuk memerangi kejahatan serta mencegah kehancuran di Negeri
Azhuloth, walaupun Dragon belum sepenuhnya menyadari hal tersebut. Dragon
sudah diajari banyak hal yang sangat berharga untuk terus melanjutkan
hidupnya, dia akan bertarung demi hal yang ingin diperjuangkannya.
Lalu setelah
Kesatria naga mati di tangan Night crow, kini Dragon jadi memiliki tekad
yang sangat kuat untuk membalas dendam. Dan hal itu secara tidak langsung
akan membuatnya mulai menyulut api peperangan terhadap kejahatan besar yang
ada di Negeri Azhuloth, yaitu seluruh anggota Emperors unity lainnya.
Melinda berbicara lagi kepada Dragon. “Jika tujuanmu yang sebenarnya memang
untuk membasmi anggota Emperors unity satu-persatu, berarti tujuan kita
sama ... Aku sangat beruntung karena bisa bertemu denganmu, mulai sekarang
aku akan mendukungmu 100%.”
“Jadi awalnya kau tidak berniat untuk mendukungku 100%?” Tanya Dragon
dengan ekspresi wajah yang sedikit bercanda.
“Bu-bukan begitu... Maksudku, awalnya aku akan membantumu 100%, tapi
sekarang bertambah menjadi 200%. Bagaimana menurutmu?” Tanya Melinda.
“Heheh, baiklah kalau begitu... Terima kasih, Mely.” Jawab Dragon.
“Mengapa kau memanggilku Mely?”
“Karena kalau kupanggil Melinda, rasanya terlalu kepanjangan.” Jawab Dragon
lagi.
“Oh, jadi begitu... Baiklah, bagiku tak masalah.” Kata Melinda, kemudian
dia lanjut lagi bertanya kepada Dragon. “Oh iya, kau masih belum
memberitahuku, tentang apa yang akan kita lakukan di Kerajaan Nexus nanti.
Apakah Night crow berada disana?” Tanya Melinda.
“Tidak, sebenarnya ada seorang Penyi- ... Aaah.” Sebelum sempat
menyelesaikan kalimatnya tersebut, tiba-tiba Dragon merasakan sakit di
bagian pundaknya.
“Hei, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?” Tanya Melinda dengan perasaan
cemas karena melihat Dragon yang kesakitan.
“Tidak apa-apa, Benda yang ada di- ... Aaakh.” Dragon semakin merasa
kesakitan saat akan memberitahu Melinda mengenai batu mantra yang ada di
dalam pundaknya itu.
“Sepertinya ada yang tidak beres dengan tubuhmu. Sebaiknya sekarang kau
istirahat saja dulu.” Melinda semakin khawatir.
Lalu Dragon mulai teringat dalam benaknya, bahwa dia tidak
boleh memberitahu siapapun tentang Flaur, juga tugas yang telah diberikan
Flaur kepadanya. Dia ingat bahwa Flaur bisa memperhatikan setiap
gerak-geriknya walau dari kejauhan. Kali ini dia harus lebih berhati-hati.
“Aku baik-baik saja, hanya sedikit merasakan sakit pada bekas lukaku. Tidak
usah khawatir.”
“Sepertinya aku tahu mengapa kau bisa kesakitan seperti itu.” Kata Melinda.
“Benarkah?” Tanya Dragon, sambil sedikit terkejut.
“Ya, kau kelelahan karena telah berjalan cukup lama, apalagi Kerajaan Nexus
jaraknya masih sangat jauh dari sini. Iya kan?” Begitulah kesimpulan
Melinda.
Dragon sempat mengira bahwa Melinda tahu kalau di dalam tubuhnya itu ada
batu mantra yang dikendaikan oleh seorang penyihir, tetapi sepertinya
Melinda tidak mengetahui hal itu sama sekali. Maka dari itu Dragon kembali
bersikap biasa-biasa saja.
“I- iya... Sepertinya aku sedikit kelelahan, tapi tak apa. Aku masih
sanggup untuk terus berjalan.” Jawab Dragon.
“Aku sangat mengenal kawasan ini, dari sini kita nanti akan menjumpai
sebuah gurun yang sangat luas, bernama Gurun Zuci. Kusarankan untuk membawa
persedian bekal yang sangat banyak sebelum kita tiba disana, atau kau akan
menderita nantinya.” Tutur Melinda.
“Jangan khawatir, kudengar disana banyak serangga yang mengandung air, juga
banyak kadal gurun besar yang bisa kusantap. Maka dari itu aku pasti akan
baik-baik saja.” Ujar Dragon.
“Kau itu keras kepala... Oh iya, selain hewan-hewan itu, ada juga hewan
yang patut untuk diwaspadai disana ... Yaitu, ular raksasa penjaga Gurun
Zuci.”
“Ya, aku pernah dengar tentang ular itu. Sampai sekarang pun masih banyak
orang yang sering menjumpainya di sana.” Kata Dragon.
“Syukurlah sampai sekarang dia masih hidup. Tidak seperti hewan buas lainnya. Ular itu adalah hewan penjaga Gurun Zuci
yang sudah hidup disana selama ratusan tahun. Walaupun ular itu tidak
pernah menyerang manusia yang lewat, tetapi
jika ada orang yang macam-macam terhadapnya, maka orang itu bisa terbunuh.”
Ucap Melinda yang terdengar sedikit ketakutan.
“Tidak perlu diberi tahu pun, sudah pasti aku tidak akan macam-macam jika
bertemu dengan ular itu.” Kata Dragon.
“Baguslah kalau kau mengerti.” Ucap Melinda.
“Kau kira aku ini bodoh ya? Hoey!” Dragon sedikit kesal karena Melinda
telah meledeknya. Ternyata mereka berdua bisa saling bercanda walaupun baru
saling mengenal.
Tak beberapa lama kemudian, mereka berdua melihat sesuatu dari kejauhan. Di
tengah jalan, ada sebuah kereta kuda yang sedang terhenti dikarenakan salah
satu rodanya mengalami kerusakan. Ada dua orang laki-laki yang sedang
berada di dekat kereta kuda tersebut, satu orang sedang memperbaiki roda,
sedangkan yang satu orang lagi sedang berdiri sambil mengelus kuda yang ada
disana.
Dragon menghampiri mereka sambil berteriak. “Permisi, apa kalian butuh
bantuan?”
Kedua lelaki itu tampak langsung kaget ketika Dragon datang sambil menawarkan
bantuan. Sepertinya mereka mengira bahwa Dragon adalah orang asing yang
akan berbuat jahat, maka dari itu mereka berdua jadi terlihat sangat
ketakutan, sehingga keduanya segera saling mendekati satu sama lain,
kemudian sama-sama menjaga jarak dari Dragon, dengan ekspresi wajah yang
terlihat cemas serta sekujur tubuh yang tampak gemetar.
“Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku tidak akan menyakiti kalian.”
Ucap Dragon menenangkan mereka berdua.
“Ma-maafkan kami, kami kira kau juga adalah seorang perampok.” Ucap salah
satu laki-laki itu.
“Ya, kemarin aku dan kakakku diserang oleh komplotan perampok yang ingin
merebut seluruh barang bawaan kami.” Ucap satu lagi laki-laki disampingnya.
Lalu Sang kakak memperkenalkan diri, mereka berdua merupakan kakak beradik yang berprofesi sebagai pedagang. “Perkenalkan, namaku adalah Nara, dan adikku ini bernama Beppu. Kami adalah
pedagang dari kota Aster di wilayah timur”
“Namaku Dragon, dan ini adalah- ...” Sebelum Dragon akan memperkenalkan
Melinda kepada mereka berdua, Melinda segera berbisik kepada Dragon. “Kau
tidak perlu mengenalkanku kepada orang lain, jangan beritahukan tentang aku
kepada siapapun.” Bisik Melinda yang suaranya hanya dapat terdengar di
telinga Dragon.
“Ini adalah- ... Lempengan yang terbuat dari emas. Haha.” Kata Dragon
kepada mereka berdua dengan perasaan yang sedikit canggung, karena kesannya
jadi terlihat sombong.
Mereka berdua tidak menganggap ada keanehan sama sekali, sebaliknya malah
terpukau dengan perkataan dari Dragon tersebut. Kemudian tanpa basa-basi
lagi, Dragon segera menawarkan bantuan kepada mereka berdua untuk
memperbaiki roda yang keadaannya patah itu.
Dragon disuruh mengambil perkakas yang ada di dalam kereta untuk mengungkit
dan memperbaiki roda. Saat Dragon membuka tirai yang menutupi kereta
tersebut. Alangkah terkejutnya dia, karena melihat adanya seorang wanita
yang sedang terbaring tak sadarkan diri di dalam kabin kereta kuda tersebut.
“Ke-kenapa ada wanita disini?" Tanya Dragon di dalam benaknya. Kemudian Dragon bertanya kepada dua kakak beradik itu, "Permisi, apakah yang sedang tertidur ini adalah saudara perempuan kalian?"
"Bukan." Jawab Nara.
"Lalu, siapa ini?" Dragon bertanya lagi.
kemudian, Nara mulai menjelaskan tentang hal yang sudah dialaminya kepada
Dragon. “Dia adalah penolong kami. Ketika kami diserang oleh komplotan perampok, dialah yang
datang dan menolong kami, dia jago sekali dalam hal bela diri, sehingga
para perampok itu langsung mundur dan menyerah setelah dihajar olehnya.
Walaupun akhirnya dia juga mendapatkan luka yang cukup serius dari
pertarungan tersebut, terutama di bagian samping perutnya, sehingga kini
dia sedang tak sadarkan diri.”
“Kami berniat untuk mencari kota terdekat supaya bisa segera mengobatinya.”
Kata Beppu.
“Kalau begitu, kita perbaiki roda kereta kuda ini secepat mungkin.” Kata Dragon.
Singkat cerita, mereka kembali melanjutkan kehiatan untuk memperbaiki roda. Dragon segera mengerjakan tugasnya dengan penuh
semangat, mereka saling membantu supaya pekerjaannya cepat selesai, setelah
itu hanya tinggal memasangkan roda yang baru saja diperbaiki tersebut, dan akhirnya kondisi kerta kuda itu kembali seperti semula.
Setelah pekerjaan mereka beres dan kereta kuda sudah siap untuk dapat
digunakan lagi, kedua kakak beradik itu bertanya kepada Dragon tentang
kemana tempat yang akan dia tuju. Kemudian Dragon menjawab bahwa dia akan
pergi ke Kerajaan Nexus, Kebetulan sekali tujuan mereka juga sama. Sekarang ini
mereka akan pergi melewati Gurun Zuci supaya dapat sampai ke wilayah
Kerajaan Nexus, untuk berdagang disana dan juga menemukan tabib. Maka dari itu Nara dan Beppu
mengajak Dragon untuk ikut bersama mereka, lalu dengan senang hati Dragon
menerima penawaran tersebut. Dia ikut menumpang kereta kuda milik kakak
beradik itu untuk pergi ke Kerajaan Nexus bersama-sama.
Nara dan Beppu duduk di depan sambil memegangi tali yang mengendalikan laju
kudanya. Sedangkan Dragon duduk di dalam kereta kuda itu bersama wanita
yang sedang tak sadarkan diri, juga beberapa barang dagangan berupa
tembikar dan berbagai macam perkakas di dekatnya, Dragon duduk menghadap ke
arah wanita itu, dengan perasaan yang sedikit canggung. tapi tak masalah,
dia tetap mencoba untuk menikmati perjalanannya di dalam kereta kuda
tersebut dengan santai. Beruntung sekali dia dapat bertemu dengan Beppu dan
Nara sehingga dia bisa mendapatkan tumpangan untuk melewati Gurun Zuci
tanpa harus susah payah berjalan.
Tak beberapa lama kemudian, Melinda berbisik kepada Dragon, sepertinya
Melinda sedang menginstruksikan sesuatu kepadanya. Melinda menyuruh Dragon
untuk mendekatkan telapak tangannya kepada luka di tubuh wanita yang sedang
terbaring di hadapannya itu. Awalnya Dragon tidak mau melakukan hal
tersebut, karena itu bukanlah sebuah tindakan yang sopan untuk dilakukan
disaat seperti ini, tetapi Melinda terus saja memaksa serta meyakinkan
Dragon untuk melakukan hal itu, katanya dia ingin mencoba kemampuan
dari kekuatan yang telah lama tak digunakannya. Maka dari itu dengan
perasaan takut serta ragu-ragu, Dragon mulai mencoba untuk mendekatkan
telapak tangannya kepada luka di bagian perut wanita tersebut.
Lalu tiba-tiba telapak tangan Dragon mengeluarkan cahaya, dan hal itu
membuat Dragon jadi sedikit panik karena kaget. Cahaya tersebut menyinari
dan menyembuhkan luka-luka yang ada di tubuh wanita itu. Melinda
menjelaskan bahwa kekuatannya berasal dari elemen cahaya, dan dia dapat
menggunakan kekuatan cahayanya tersebut untuk melakukan penyembuhan
terhadap luka-luka goresan dan sayatan, sehingga dulu kekuatannya itu juga
sangat berguna untuk membantu teman-temannya yang terluka dalam
pertarungan. Tapi kekuatan penyembuhan itu tidak dapat digunakan untuk luka
yang lebih parah dan lebih dalam dari ini.
Saat Melinda masih menjelaskan tentang hal itu kepada Dragon, tiba-tiba
wanita yang sedang disembuhkan oleh cahaya dari tangan Dragon tersebut,
perlahan membuka matanya dan kemudian dia kaget saat melihat Dragon yang sedang
menjulurkan tangan ke tubuhnya. Dengan seketika dia langsung berteriak
sekencang-kencangnya, karena menganggap bahwa Dragon sedang melakukan
tindakan macam-macam terhadap dirinya. Lalu Dragon benar-benar dihajar
habis-habisan di dalam kereta kuda itu.
Tak lama kemudian, setelah Dragon sudah selesai dihajar, Beppu terlihat sedang mengintip ke dalam sambil
menjelaskan semua yang telah terjadi kepada wanita yang baru siuman itu,
sedangkan wajah Dragon terlihat sudah babak belur. Wanita itu juga
menyadari bahwa luka yang ada di perut bagian sampingya telah sembuh total,
dan hal itu terjadi karena jasa Dragon yang telah menyembuhkannya. Maka
dari itu dia segera meminta maaf kepada Dragon karena telah salah paham.
Lalu Dragon menerima permintaan maaf itu dan tidak mempermasalahkannya sama
sekali.
Melinda berbisik kepada Dragon. “Aku juga minta maaf padamu, karena aku,
kau jadi babak belur sampai seperti ini.”
“Diam.” Ucap Dragon kepada Melinda dengan nada berbisik.
Setelah itu, wanita yang ada di hadapan Dragon langsung memperkenalkan
dirinya kepada orang yang telah menyembuhkannya tersebut. Namanya adalah
Tatsui, dan dia adalah seorang ahli beladiri dari sebuah Desa kecil di
wilayah timur. Tatsui sedang melakukan perjalanan seorang diri untuk menuju
ke suatu tempat. Waktu itu dia tidak sengaja berpapasan dengan Beppu dan
Nara yang sedang diganggu oleh komplotan perampok.
Nara dan Beppu tidak
berdaya ketika para perampok itu akan mengambil paksa barang-barang
bawaan mereka. Maka dari itu Tatsui segera bertindak dan menolong mereka
berdua, dia mendatangi lalu melawan para perampok itu dengan
serangan-serangan mematikannya, lalu akhirnya dia berhasil menghajar serta
mengalahkan mereka semua tanpa tersisa. Walaupun dalam pertarungan
tersebut, Tatsui juga mendapat luka sayat yang cukup parah di bagian
perutnya
Setelah para perampok itu melarikan diri, Tatsui langsung ambruk dan tak
sadarkan diri karena luka-luka yang dideritanya, juga karena dia sudah
kelelahan. Saat melihat hal itu, Nara dan Beppu langsung saja memberikan
pertolongan pertama terhadap luka-luka Tatsui dengan cara membersihkan dan
membalutnya. Mereka berdua memutuskan untuk membawa Tatsui ke Desa atau
Kota terdekat supaya lukanya dapat benar-benar disembuhkan oleh tabib,
Tetapi Tatsui yang sempat siuman, bersikeras tidak mau dibawa ke tabib
terdekat, dia ingin segera diantarkan saja ke tempat tujuannya, yakni kota Togu di wilayah Kerajaan Nexus.
Tatsui berkata kepada Nara dan Beppu bahwa tujuannya saat ini adalah Kota
Togu. Katanya dia sudah harus sampai di Kota Togu dalam waktu dua hari,
maka dari itu Tatsui bersikeras ingin segera sampai disana dan tidak mau
dibawa ke tempat lain, dia juga meyakinkan Nara dan Beppu supaya tidak usah
terlalu memikirkan tentang luka-lukanya, dan biarkan saja luka-luka
tersebut sembuh dengan sendirinya selama di perjalanan nanti. Karena Kota
Togu juga merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Nexus, itu artinya arah
tujuan mereka Semua sama.
Walaupun di sepanjang perjalanan tersebut, Nara dan Beppu selalu merasa
sangat cemas terhadap kondisi Tatsui. Namun tak disangka, rupanya kini
luka-luka Tatsui dapat sembuh total berkat pertolongan dari Dragon. Bahkan
Beppu sangat kagum karena Dragon tak hanya sudah membantu memperbaiki roda
kereta kuda mereka, tapi dia bahkan juga telah menyembuhkan luka Tatsui.
Lalu Nara bilang bahwa pertemuan mereka dengan Tatsui dan Dragon merupakan sebuah
keberuntungan yang besar, karena semua masalah yang sedang mereka hadapi
dalam perjalanan, kini sudah tuntas sepenuhnya. Mereka semua sangat
berterima kasih kepada Tatsui dan Dragon Atas pertolongan-pertolongannya.
Dragon terlihat sangat gugup dan canggung saat menerima pujian-pujian itu.
Sedangkan Melinda hanya tertawa sendiri saat mendengar hal tersebut. Dragon
berkata bahwa dirinya juga tidak tahu dengan apa yang telah dia lakukan,
semuanya terjadi begitu saja, dan dia juga bersyukur karena kini Tatsui
telah sembuh kembali.
Kemudian mereka saling mengobrol ringan di sepanjang perjalanan itu. Tatsui
bertanya kepada Dragon mengenai tujuannya ke Kerajaan Nexus, dan Dragon
hanya menjawab bahwa dirinya memiliki urusan dengan seseorang disana.
Dragon sama sekali tidak memberitahukan mengenai Flaur ataupun tujuannya
untuk mencuri bola Aporion karena batu mantra yang ada di dalam tubuhnya
akan berdenyut dan memberikannya rasa sakit jika Dragon sampai menceritakan
hal tersebut kepada orang lain. Dia juga tidak menceritakan mengenai
Melinda dan kekuatan lempengan emas yang ada di bahunya itu, karena Melinda
melarangnya untuk memberitahukan tentang dirinya kepada orang lain. Maka
dari itu, Dragon beralasan bahwa lempengan emas itu hanyalah sebuah hiasan.
Banyak sekali hal yang Dragon rahasiakan terhadap orang-orang yang baru
dikenalnya itu, namun itu semua demi kebaikan dirinya juga.
Lalu Dragon juga bertanya kepada Tatsui mengenai apa tujuannya pergi ke
Kota Togu, dan mengapa Tatsui harus sudah tiba disana dalam waktu dua hari.
Kemudian Tatsui mulai menjelaskannya kepada mereka semua yang ada di kereta
kuda itu, karena kini kondisinya sudah membaik.
“Tujuanku ke Kota Togu adalah untuk ikut serta dalam Turnamen yang selalu diselenggarakan disana setiap empat tahun sekali. Siapapun boleh ikut dalam
Turnamen tersebut, dan peserta yang mendaftar selalu banyak, dikarenakan
hadiahnya yang sangat besar. Maka dari itu aku tidak boleh sampai
datang terlambat, jika sampai terlambat maka aku tidak akan kebagian jatah
sebagai peserta. ” Kata Tatsui.
“Kalau aku boleh tahu, hadiahnya berapa?” Dragon penasaran.
“Hadiahnya adalah 500 keping emas. Apakah Tuan Dragon juga akan mengikuti
Turnamen itu?”
“Tidak, aku tidak berniat untuk ikut walaupun hadiahnya memang besar,
karena aku tidak punya waktu untuk ikut serta dalam Turnamen tersebut...
Maaf, tapi bisakah kau jangan memanggilku Tuan Dragon, panggil namaku
saja.” Pinta Dragon kepada Tatsui.
“Baiklah kalau begitu, Tuan Dragon... Eh maksudku Dragon.” Ucap Tatsui,
lalu dia melanjutkan perkataannya, “Sayang sekali, padahal aku sangat ingin
menyaksikanmu unjuk kebolehan disana.” Kata Tatsui sambil tersenyum.
Kemudian Dragon bertanya lagi, “Kalau aku boleh tahu, kau akan menggunakan
uang hadiah itu untuk apa nantinya?”
Tatsui terdiam sejenak, lalu dia menjawab. “Sekitar 1 setengah tahun yang
lalu, Desa tempat tinggalku diserang oleh seorang penyihir jahat beserta
para anak buahnya.”
"Oh ya, siapakah nama penyihir jahat itu?" Tanya Dragon.
"Namanya adalah Stellan flaur."
Setelah Tatsui memberitahu nama
Penyihir itu kepada Dragon, maka seketika itu juga wajah Dragon langsung
terlihat pucat, dia tidak tahu harus berkata apa, karena dia tidak bisa
memberitahu Tatsui mengenai urusannya dengan Flaur. Dan kalaupun Tatsui
tahu bahwa saat ini Dragon sedang menjalankan tugas dari Flaur, entah apa
yang akan terjadi selanjutnya. Maka Dragon hanya diam saja sambil
mendengarkan cerita dari Tatsui.
“Aku dan para petarung di Desa kami, tidak dapat menghentikan mereka, kami
semua kalah dari pasukannya. Flaur membunuh dan menculik banyak orang dari
Desa kami. Ayahku yang merupakan kepala Desa juga ikut dibawa oleh Flaur...
Sampai sekarang aku tidak tahu, entah kemana dia membawa pergi ayahku
beserta penduduk desa yang lain.” Ucap Tatsui dengan raut wajah yang
menunjukan kesedihan mendalam.
Sepertinya Dragon tahu mengenai ayah Tatsui dan dimana keberadaannya,
tetapi dia tidak dapat memberitahukannya. Jadi dia hanya berkata. “Tidak
usah khawatir, ayahmu pasti baik-baik saja. Jangan berpikiran buruk.” Ucap
Dragon.
"Terima kasih untuk nasehatnya.” Tatsui berterima kasih kepada Dragon
sambil mengusap air matanya.
Dragon menganggukan kepalanya, lalu Tatsui kembali berbicara. “Setelah
penyerangan itu, warga Desa kami yang tersisa, mencoba untuk kembali
bangkit dari kesedihan dan keterpurukan kami. Sekarang kami semua sedang
berusaha untuk membangun kembali Desa kami yang telah dihancurkan oleh
Flaur beserta para anak buahnya. Karena itu, kami membutuhkan uang yang
sangat banyak untuk dapat memperbaiki segalanya... Turnamen itu adalah
satu-satunya harapan bagi kami semua. Dan ini adalah tanggung jawab besar
yang harus kuemban demi terwujudnya harapan dari para penduduk di desaku.”
“Wah, kau benar-benar memiliki sebuah tujuan yang sangat besar, demi
desamu. Aku harap kau akan berhasil dan memenangkan hadiah dari Turnamen
itu.” Ucap Dragon sambil menyemangati Tatsui. Lalu Tatsui hanya
tersenyum dengan wajah yang memerah.
“Aku berharap, Dragon juga dapat mengikuti Turnamen itu... Supaya kita bisa
saling menunjukan kemampuan kita.” Kata Tatsui bersikeras.
“Sayang sekali, mungkin lain kali saja.” Jawab Dragon sambil tersenyum.
Setelah melalui waktu perjalanan yang cukup panjang semalaman, akhirnya
kereta kuda yang mereka tumpangi telah tiba di Gurun Zuci. Tumpukan pasir
yang sangat besar dan luas, terbentang sejauh mata memandang. Karena sudah
memasuki waktu tengah hari, maka suhu udara di gurun itu terasa sangat
panas, sampai-sampai Beppu dan Nara pun terlihat sedang mengemudikan kereta
kuda sambil bertelanjang dada.
Kereta kuda yang mereka kendarai, berjalan di sepanjang jalan setapak yang
terhampar cukup lebar disana, karena memang sudah tersedia sebagai jalur
aman bagi para pengelana dan pedagang yang akan melintasi Gurun Zuci.
Dragon dan Tatsui masih terlihat sedang mengobrol ringan di dalam kereta
kuda itu, lalu tiba-tiba Nara berteriak memanggil nama Dragon dan Tatsui,
untuk memberitahu mereka bahwa ada suatu pemandangan yang mungkin jarang
terlihat oleh orang awam. Yakni, Ular raksasa Gurun zuci sedang menampakan
diri.
Ular raksasa yang disebut-sebut sebagai hewan agung penjaga Gurun tersebut,
memang jarang sekali menampakan dirinya, maka dari itu Nara dan Beppu
terlihat sangat antusias ketika melihatnya. Dragon dan Tatsui juga segera
menengok keluar untuk dapat melihat pemandangan menakjubkan tersebut.
Mereka terlihat sangat terkesan saat melihat ular raksasa itu meliuk-liuk
di dalam pasir, seperti sedang berenang di dalam air. Seluruh wilayah Gurun
Zuci ini adalah daerah kekuasaannya, dan tidak ada yang berani macam-macam
terhadap hewan agung tersebut.
“Dulu aku sering sekali datang kesini untuk melihatnya, dan kini sepertinya
dia sudah tumbuh menjadi semakin besar dan kuat. Aku sangat kagum sekaligus
ingin menangis.” Kata Melinda kepada Dragon.
“Kenapa kau ingin menangis?” Tanya Dragon.
“Karena setelah sekian lama, kupikir aku tidak dapat melihat pemandangan
yang seperti ini lagi.” Jawab Melinda, lalu Dragon menanggapi jawaban
tersebut dengan berkata, “Oh begitu... Lihatlah selama mungkin yang kau
mau.” Kata Dragon sambil tersenyum.
Kemudian Tatsui bertanya kepada Dragon. “Kau sedang berbicara dengan
siapa?”
“Eh, anu, aku hanya sedang bergumam sambil mengagumi ular raksasa itu.”
Jawab Dragon,
Setelah itu Dragon merasakan adanya keanehan, karena ular raksasa yang
sedang dilihatnya tersebut, jaraknya semakin dekat dengan kereta kuda yang
sedang dia tumpangi. Ular raksasa itu seolah-olah sedang mendekat ke arah
mereka sambil menyelam di dalam pasir. Seluruh pasir di sekitar kereta kuda
itu tiba-tiba bergemuruh.
Tiba-tiba, laju Kereta kuda tersebut jadi semakin melambat, karena kudanya
merasakan ada sesuatu yang sedang bergerak di bawah kaki mereka, setelah
itu kereta kuda tersebut berhenti. Nara dan Beppu merasa kebingungan dan
sedikit khawatir setelah hal itu terjadi. Mereka berdua takut jika ular
raksasa itu akan menabrak kereta kuda mereka, ditambah lagi dengan kuda
milik mereka yang terlihat panik dan berontak tanpa henti.
Dragon segera keluar dan menuruni kereta kuda diikuti oleh Tatsui di
belakangnya, dia ingin memastikan bahwa ular raksasa itu hanya sekedar
lewat saja dan tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Tatsui dan Dragon
segera membantu Nara dan Beppu untuk menenangkan kuda mereka.
Lalu tiba-tiba secara mengejutkan, ular raksasa Gurun zuci mendadak muncul
dan keluar dari dalam pasir di dekat tempat mereka sedang berada. Ular itu
menunjukan tubuh serta kepalanya yang sangat besar, yang mampu melahap
sebuah rumah dan menelannya secara langsung. Dragon dan yang lainnya
terlihat sangat kaget karena tidak pernah menduga bahwa hal itu akan
terjadi. Seekor ular raksasa agung penjaga Gurun tersebut, sedang berada di
hadapan mereka sambil menatap mereka semua dengan kedua matanya, yang
memancarkan sorotan tajam. Sedangkan Dragon dan kawan-kawan hanya
terperangah dengan mulut yang menganga, saat menyaksikan hal tersebut,
sambil berpikir, sekarang apa yang akan terjadi?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 9
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 7
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 7
Poin-poin penting cerita :
- Dragon tidak dapat memberitahukan tentang misi yang harus dia selesaikan dan segala hal mengenai Flaur kepada orang lain.
- Di tengah perjalanannya, Dragon bertemu dengan kakak beradik pedagang yang bernama Nara & Beppu. mereka berdua sedang memperbaiki roda kereta kuda yang patah, kemudian Dragon datang dan menawarkan bantuan terhadap mereka.
- Dragon kaget ketika melihat seorang wanita terbaring tak sadarkan diri di dalam kereta kuda tersebut. dan ternyata itu adalah wanita yang sudah menolong Nara dan Beppu dari serangan perampok, namun setelah pertarungan itu, wanita tersebut mengalami luka yang serius di bagian samping perutnya.
- Nara & Beppu mengajak Dragon untuk ikut melintasi Gurun Zuci bersama-sama, karena tujuan mereka satu arah.
- Melinda ingin mencoba kekuatan yang sudah lama tidak digunakannya, lewat telapak tangan Dragon, dia menyembuhkan luka wanita yang terbaring di hadapan Dragon. Setelah wanita itu sembuh dan siuman, dia mengalami sedikit kesalah pahaman terhadap Dragon, namun akhirnya dia berterima kasih kepada Dragon karena dirinya telah berhasil disembuhkan.
- Wanita itu bernama Tatsui, dia berasal dari sebuah Desa kecil di wilayah timur, yang telah diserang oleh Flaur beserta para anak buahnya. Maka kini dia bertekad untuk mendapatkan uang yang banyak supaya dapat membangun desanya kembali.
- Tatsui ingin pergi ke Kota Togu untuk mengikuti Turnamen yang selalu diselenggarakan empat tahun sekali disana. Tatsui mengajak Dragon untuk mengikuti Turnamen tersebut, namun Dragon tidak tertarik karena dia memiliki sebuah tugas yang harus dia selesaikan.
- Setelah mereka melewati perjalanan yang cukup panjang semalaman, akhirnya mereka sampai di Gurun Zuci yang sangat luas sejauh mata memandang.
- Disana, mereka melihat adanya ular raksasa penjaga Gurun Zuci yang menampakan diri, meliuk-liuk di dalam pasir, seperti sedang menyelam di dalam air, sehingga mereka semua terpukau.
- Namun ular raksasa itu jaraknya semakin dekat dengan mereka sehingga kereta kuda mereka terpaksa berhenti. Setelah itu secara mengejutkan, sang ular raksasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka, dan memperhatikan mereka semua dengan sorotan mata tajamnya. sehingga Dragon dan kawan-kawan jadi terlihat panik dan khawatir, mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.









No comments:
Post a Comment