Chapter 7 : The willpower to fight evil
Dikisahkan sebelumnya, Dragon sedang dalam perjalanan menuju Ke Kerajaan
Nexus untuk mencuri bola Aporion yang berada di dalam Istana Kerajaan, mau
tak mau Dragon harus menjalankan misi tersebut, karena di dalam tubuhnya
ada sebuah batu mantra yang dapat meledak, dan orang yang telah menanamkan
batu tersebut di dalam tubuh Dragon, adalah seorang Penyihir jahat bernama
Stellan Flaur, yang sekaligus juga telah memberikan misi berbahaya kepada
Dragon.
Di awal perjalananya tersebut, Dragon harus bertarung menghadapi gerombolan
manusia serigala yang menghuni hutan kematian. Dengan bersusah payah,
Dragon berhasil meloloskan diri dari kepungan para mahluk buas itu, dan
akhirnya dia berhasil keluar dari kawasan hutan Kematian yang mengelilingi
hampir seluruh Tebing utara, tempat dimana Dragon menerima misi berbahaya
dari Flaur.
Kemudian setelah melewati salah satu marabahaya, Dragon kembali melanjutkan
perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus, melewati kawasan pegunungan, padang
rumput yang luas, hingga akhirnya dia memasuki sebuah kawasan hutan lagi.
Lalu di dalam hutan tersebut, Dragon memutuskan untuk menghabiskan malam,
dan akan melanjutkan lagi perjalanan pada pagi harinya.
Namun setelah dia bangun, Dragon merasa kaget sekaligus heran, karena dia
mendengar suara perempuan misterius yang meminta tolong, Dragon akhirnya
berjalan hingga memasuki suatu portal menuju ke dimensi lain, berupa sebuah
gua yang gelap dan lembab. Ternyata suara perempuan itu berasal dari sebuah
lempengan emas yang berada di dalam gua tersebut. Seorang Kestria yang
bernama Melinda atau lebih dikenal dengan julukan Rain dagger, dikurung di
dalam lempengan emas itu oleh Pandora, yang merupakan mantan anggota
Emperors unity.
Pada awalnya, Pandora dan Melinda sama-sama terkurung di dalam sana, mereka
adalah dua orang wanita yang saling bermusuhan dan saling membenci. Tidak
ada yang dapat mereka lakukan untuk bisa keluar dari sana, karena mereka
berdua saling menyegel kekuatan satu sama lain. Hingga akhirnya salah satu
aura kegelapan Darkros berhasil menemukan cara untuk mendatangi Pandora
disana, supaya dapat memberikan Pandora sebuah keistimewaan berupa
keabadian, yang akan membuat si penerima keistimewaan itu jadi tidak akan
pernah mengalami penuaan sama sekali.
Namun Pandora tidak menginginkan hal tersebut, dia lebih memilih untuk
memberikan keabadian itu kepada Melinda, lalu mengorbankan nyawanya sendiri
supaya arwahnya bisa bebas keluar dari dalam sana, dan meninggalkan Melinda
seorang diri disana, untuk menghadapi kesendirian serta kesepian yang kekal
abadi di dalam kurungan itu selama-lamanya. Hal tersebut adalah penderitaan
yang sangat tragis bagi Melinda, yang menyandang julukan sebagai Rain
dagger, karena walaupun kekuatan belati miliknya telah kembali, namun tak
ada yang dapat dia lakukan supaya bisa keluar dari sana.
Setelah menjalani hari-hari yang berat di dalam sana sendirian, akibat
kehendak sadis dari Pandora, kini akhirnya Melinda telah berhasil ditemukan
oleh Dragon, sehingga dirinya menjadi sangat bahagia sampai dia tidak dapat
lagi membendung air matanya. Ditambah lagi Dragon memutuskan untuk membawa
Melinda ke dalam petualangannya, supaya Melinda dapat melihat lagi
pemandangan dunia luar yang lebih indah dibandingkan dengan suasana di
dalam gua yang gelap itu, Dragon juga berjanji bahwa dia akan membantu
untuk mencari cara supaya Melinda dapat keluar dari lempengan emas
tersebut, sehingga Melinda jadi lebih semangat untuk ikut dalam perjalanan
Dragon. walaupun ada beberapa hal yang masih belum dia ketahui, yaitu
tentang peristiwa-peristiwa besar yang telah terjadi di negeri Azhuloth
selama 25 tahun terakhir, Tentang tujuan hidup Dragon, tentang tempat yang
sedang Dragon tuju saat ini, dan tentang misi yang harus Dragon selesaikan
di tempat tersebut.
Sementara itu di tempat lain, atau lebih tepatnya di dalam Kastil milik
Stellan Flaur. Sang penyihir licik itu sedang duduk di singgasananya sambil
memperhatikan sebuah bola kristal yang ada di genggaman tangannya. Bola
kristal tersebut menampilkan sosok Dragon serta setiap gerak-gerik yang
sedang dilakukannya. Flaur memperhatikan benda itu dengan sangat serius,
dia melihat Dragon yang sedang berbincang-bincang dengan sebuah lempengan
emas, lalu memakai lempengan emas tersebut pada bahunya. Hal itu membuat
Flaur merasa kebingungan, hingga dia bertanya-tanya.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Dia masuk ke dalam sebuah pohon besar,
lalu berbincang-bincang dengan sebuah lempengan emas, dan akhirnya dia
membawa lempengan emas itu keluar bersamanya ... Sayang sekali aku tidak
bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Karena bola kristalku ini
hanya dapat menampilkan gambaran saja, dan tidak dapat mengeluarkan suara
apapun... Kecuali jika kulempar seperti ini!!”
“Praaang!!” Suara dari bola kristal yang dilemparkan Flaur ke lantai,
hingga benda itu pecah dan berhamburan. Sepertinya Flaur marah karena tidak
bisa mengetahui apa yang sedang Dragon bicarakan dengan lempengan emas itu.
Kemudian Flaur menjentikan jarinya kepada salah satu pelayan yang berada
disana, sehingga pelayan tersebut langsung menghampirinya sambil membawakan
lagi sebuah bola kristal yang baru, supaya Flaur dapat kembali mengawasi
setiap pergerakan Dragon. lalu dia memperhatikan lagi sosok Dragon di dalam
bola kristal tersebut, untuk memastikan bahwa semuanya masih baik-baik
saja, dan ternyata memang benar. Dragon masih berada di dalam jalur
perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus, dan tidak berbelok atau melawan
arah sama sekali.
Setelah itu Flaur segera menenangkan dirinya kembali sambil berkata. “Walau
apapun yang terjadi, dia masih tetap melanjutkan perjalanan untuk
menyelesaikan misinya. Sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan tentang
keberadaan lempengan emas itu, dan mungkin saja benda itu dapat membantunya
dalam menjalankan misi, lagipula jika dia sampai menyebutkan namaku, maka dia akan merasakan kesakitan ... Rencanaku tidak mungkin gagal. Batu mantra yang
ada di dalam tubuhnya itu akan bereaksi dengan sendirinya, jika dia sampai
memberitahu kepada orang lain, mengenai segala sesuatu tentang diriku atau
tentang misi yang harus dia jalani. Maka seharusnya aku bisa lebih
tenang, dan jangan mengkhawatirkan hal apapun lagi ... Hmm, aku akan terus mengawasinya.” Kata Flaur yang meyakinkan dirinya sendiri
bahwa rencananya pasti akan berjalan dengan lancar.
Tak lama kemudian, Dragon sudah berjalan cukup jauh dari pohon tempatnya
bertemu dengan Melinda. Dia masih tetap berada di jalur yang menuju ke
Kerajaan Nexus, namun kali ini dia tidak hanya ditemani oleh pedang dan
tali ajaibnya saja. Tapi juga dengan sebuah lempengan emas yang menempel di bahunya. Melinda menemani Dragon sambil terus berbicara di sepanjang
perjalanan mereka.
Melinda bertanya kepada Dragon. “Oh iya, ngomong-ngomong, kemanakah tempat yang akan kita tuju saat ini?”
“Kita akan pergi ke Kerajaan Nexus.” Jawab Dragon.
“Waah... Bagus sekali. Aku memang sangat ingin pergi kesana, kira-kira
sudah seperti apa Kerajaan itu sekarang ya?”
“Sepertinya ada banyak hal yang harus kuceritakan kepadamu tentang apa saja
yang telah terjadi di Negeri Azhuloth ini, selama beberapa tahun ke belakang.” Ucap Dragon.
“Tentu saja, tolong kau ceritakan semuanya padaku sekarang?” Pinta Melinda
kepada Dragon.
“Aku bingung harus memulainya darimana?” Kata Dragon.
“Pelan-pelan saja, kita mulai saja dari hal yang ringan, ya?”
“Oke... Baiklah.” Jawab Dragon dengan singkat.
Setelah itu Melinda memberikan lagi pertanyaan kepada Dragon. “Aku belum
tahu banyak mengenai dirimu, tentang siapa kau, tentang pekerjaanmu, atau
mungkin tentang cita-citamu. Ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan
padamu. Pertama-tama mengenai pedang yang ada di punggungmu itu, sepertinya
aku pernah melihatnya di suatu tempat, tapi aku lupa.”
“Oh, ini adalah pedang milik guruku. Mungkin dulu kau pernah bertemu dengan
guruku sewaktu masih muda, jadi pedang ini kelihatan familiar bagimu.”
“Mungkin saja, tapi aku seperti memiliki perasaan yang sangat kuat terhadap
pedang ini. Aku akan terus mencoba untuk mengingatnya.”
“Ya, aku harap kau bisa segera mengingatnya.” Ucap Dragon.
“Sekarang ceritakan padaku mengenai dirimu.” Pinta Melinda lagi kepada
Dragon.
“Aku hanya seorang mantan prajurit yang telah kalah dalam perang, lalu aku
melanjutkan hidupku sebagai murid seorang pandai besi tua yang hidup di
dalam hutan. Hingga akhirnya guruku, tewas setelah dibunuh oleh
seseorang, dan kini aku sedang berusaha untuk mencari orang yang telah
membunuh guruku.” Dragon menjelaskan secara singkat.
“Oh, benar-benar malang sekali nasibmu. Aku jadi ingin menangis.”
“Jangan menangis.” Ucap Dragon, untuk mencegah suara tangisan Melinda.
“Baiklah kalau begitu, aku akan membantu untuk membalaskan kematian gurumu
itu.” Melinda telah bertekad.
“Wah, aneh sekali.”
“Kenapa?” Melinda bertanya-tanya.
“Kebanyakan orang pasti akan mencegahku dan berkata bahwa balas dendam itu
tidak baik. Tapi kau malah mendukungku.”
“Itu karena... supaya kau tidak membuangku di tengah jalan.” Ucap Melinda.
“Ya ampun, kau jujur sekali, memangnya apa yang dapat kau lakukan supaya
bisa membantuku?” Tanya Dragon sambil sedikit tertawa.
“Aku ini bukan hanya lempengan emas yang dapat berbicara saja, aku juga bisa berguna untuk hal-hal lain... Seperti misalnya, aku bisa
mengeluarkan cahaya untuk menerangi jalanmu, bahkan aku juga bisa
mengeluarkan banyak pisau belati yang dapat kau gunakan dalam pertarungan, dan pisau-pisau itu bisa menghilang dengan sendirinya jika sudah tidak kau gunakan lagi ... Selain itu, masih banyak lagi hal lain yang dapat kulakukan, kecuali keluar dari
lempengan ini.” Ucap Melinda.
Lalu tiba-tiba Dragon berhenti berjalan, dan hanya berdiri terpaku seperti
patung yang tidak bergerak sama sekali, karena itu Melinda jadi kebingungan
dan segera berusaha untuk menyadarkan Dragon supaya dia bergerak lagi.
Secara mengejutkan, Dragon langsung memegang lempengan yang ada di bahunya
tersebut sambil berbicara dengan nada histeris dan mata yang
berbinar-binar, “Hah?! Jadi kau bisa memberikanku pisau belati yang banyak?
Hebat sekali! Jika memang begitu, maka aku tidak perlu lagi merebut senjata
milik orang lain, ketika harus bertarung melawan musuh. Kenapa kau tidak
memberitahuku tentang hal itu sejak awal.” Dragon sangat mengagumi
kemampuan yang baru saja telah disebutkan oleh Melinda itu.
“Bukankah kau memiliki pedang pemberian dari gurumu itu? Kenapa kau harus
selalu merebut senjata dari orang lain saat bertarung?” Tanya Melinda
sambil sedikit kebingungan.
“Aku belum pernah menggunakan pedang ini dalam pertarungan, sama sekali.” Ucap Dragon dengan
ekspresi polosnya.
“Apa?! Jadi kau berniat untuk melawan orang yang telah membunuh gurumu itu
tanpa menggunakan pedang dari gurumu? Apakah Targetmu itu adalah orang yang lemah? Coba
katakan padaku siapa namanya?” Suruh Melinda kepada Dragon.
Lalu Dragon memberitahukan nama orang yang sedang dia cari dan ingin dia
lawan tersebut, kepada Melinda.
“Orang itu bernama... Night crow.” Ucap Dragon.
Kemudian Melinda terdiam sejenak setelah mendengar nama tersebut. Lalu dia kembali berbicara
dengan nada yang benar-benar mengagetkan. “Aaaaapaaa??!!! Kau mau berurusan dengan Night crow!”
Sementara itu, cerita beralih dahulu ke tempat lain.
Di suatu wilayah Kerajaan yang
sangat besar dan megah, dengan benteng yang sangat tinggi dan kokoh di sekelilingnya,
terdapat banyak sekali bangunan-bangunan besar dan rumah-rumah penduduk
yang memadati setiap kawasan di dalam benteng tersebut, dengan nuansa warna
putih yang sangat terasa menyejukan. Tepat di tengah-tengah seluruh kawasan
Kerajaan itu, ada sebuah bangunan yang paling besar juga terlihat paling
mencolok dari bangunan lainnya. Itu adalah Istana Kerajaan, yang merupakan
pusat bagi seluruh sistem pemerintahan di kawasan tersebut, yakni Istana Kerajaan.
Seluruh kawasan itu tak lain tak bukan adalah Kerajaan Nexus, yang saat
ini menjadi satu-satunya Kerajaan terbaik di Negeri Azhuloth, karena dua
Kerajaan besar lain telah berhasil ditumbangkan oleh Gold one dan kawan-kawan. Kekuatan yang dimiliki oleh Kerajaan Nexus menjadi satu-satunya harapan bagi
seluruh penduduk di Negeri Azhuloth, untuk dapat memerangi teror dari
kekuasaan Gold one. Karena jika Kerajaan Nexus juga sampai jatuh ke dalam
kekuasaan Gold one, maka seluruh Negeri Azhuloth ini akan benar-benar berada
di dalam genggaman Gold one.
Kini dengan seluruh kekuatan tempur yang dimilikinya, Kerajaan Nexus sedang
berusaha untuk merebut setiap wilayah Fulcan yang telah dikuasai oleh
Kerajaan milik Gold one. Kerajaan Nexus juga sekaligus menjadi tempat yang
aman bagi para penduduknya serta para pendatang dari wilayah lain, yang
berusaha untuk mencari perlindungan setelah tempat tinggal mereka telah
dikuasai oleh Gold one.
Saat ini Kerajaan Nexus dipimpin oleh seorang Raja terhormat yang bernama
Velodrian. Yakni keturunan generasi kedua dari Raja Velodros, beliau adalah seorang Raja bijaksana dan baik hati, itu semua berkat hasil didikan dari kakeknya. selama 14 tahun masa jabatannya, Dia telah berhasil melindungi Kerajaan Nexus dan sebagian wilayah di Kerajaan lain, sehingga kedamaian dapat terus terjaga.
Walaupun selalu saja ada yang mengusik kedamaian tersebut, dan bahkan ada
yang telah berhasil menghancurkannya, yaitu karena ulah para anggota
Emperors unity.
Sekarang ini, Raja Velodrian sedang berfokus untuk memperebutkan daerah bekas milik Kerajaan Fulcan, yang kini telah berada di dalam
kekuasaan Gold one. Karena Gold one telah banyak menurunkan pasukannya
untuk berusaha menguasai serta memperluas daerah kekuasaannya. Pertempuran
di setiap perbatasan untuk saling memperebutkan berbagai wilayah itu,
berlangsung cukup sengit.
Di dalam Istana Kerajaan Nexus, atau lebih tepatnya di ruangan singgasana
Raja Velodrian yang sangat luas, dengan dihiasi oleh segala pernak-pernik serta
lukisan-lukisan mewah pada dindingnya, Raja Velodrian terlihat sedang duduk
di kursi singgasananya ditemani oleh seorang Jenderal yang berdiri dengan
badan tegap di sampingnya. Mereka berdua sedang melakukan perbincangan
ringan, membahas hal seputar Kerajaan.
Tak lama kemudian, pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka dan seseorang
langsung berteriak dengan suara yang lantang untuk mengumumkan kedatangan
dari orang yang akan memasuki ruangan tersebut.
“Kesatria agung Tomb hayes telah datang.”
Seorang laki-laki paruh baya yang memiliki postur tubuh cukup tinggi dengan
badan yang tegap dan kekar, serta rambut berwarna hijau yang disisir rapi ke belakang,
lengkap dengan mengenakan pakaian armor yang terlihat gagah dan sangat
cocok sekali untuk postur tubuhnya. Dia datang dan berjalan masuk ke dalam
ruangan tersebut untuk menghadap sang Raja. laki-laki itu adalah seorang Kesatria agung di Kerajaan Nexus, yang
bernama Tomb hayes.
Setelah dia berjalan sampai ke hadapan sang Raja, Kesatria Tomb segera
menundukan kepalanya, lalu berlutut menghadap orang yang paling berkuasa di
Kerajaan Nexus tersebut. Setelah itu sang Raja menyuruhnya untuk berdiri
kembali. Sepertinya ada suatu hal penting yang ingin Raja sampaikan kepada
Kesatria Tomb, sehingga dia sampai memanggilnya untuk datang dan
menghadapnya secara langsung di sana.
Pertama-tama, Raja memanggil nama serta jabatannya. “Kesatria agung Tomb
hayes.”
“Iya yang mulia.” Jawab Kesatria agung Tomb hayes.
Lalu Raja Velodrian mulai menyampaikan perintahnya, “Aku minta maaf karena telah
mengganggu liburan yang sudah sepantasnya kau dapatkan, tapi saat ini dari
laporan yang telah kuterima, daerah barat sedang mengalami kondisi darurat,
dan terancam akan jatuh ke tangan pasukan musuh. Maka dari itu aku akan
mengutusmu kesana untuk membereskan semuanya. Apakah kau bersedia menerima
tugas ini?” Tanya Raja Velodrian kepada Kesatria Tomb.
“Tentu saja yang mulia, aku bersedia melakukannya. Dan kumohon, jangan
minta maaf padaku. Sudah menjadi kewajibanku untuk melaksanakan setiap
perintah anda walau dalam kondisi apapun.” Jawab Kesatria Tomb.
Raja tersenyum, kemudian lanjut berbicara, “Tidak apa-apa... Dengan
kehebatanmu, kau telah berhasil mempertahankan daerah di wilayah timur dan
utara dari serangan pasukan musuh, sehingga setiap wilayah dari Kerajaan
Fulcan yang kini telah terbengkalai, perlahan-lahan dapat kita kuasai dan
kita pulihkan kembali. Aku sangat kagum padamu.”
“Terima kasih atas pujian yang telah anda berikan padaku, Yang mulia. Tapi
aku tidak pantas untuk mendapatkan pujian itu, aku hanya menjalankan
tugasku sebagai seorang Kesatria Kerajaan Nexus.”
“Tapi bagiku, kau lebih dari itu. Kau adalah guru sekaligus pelindungku
sejak aku kecil. Pujianku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan semua
jasamu terhadap Kerajaan ini.” Ujar Raja Velodrian.
“Mohon, jangan bicara seperti itu Yang mulia.” Ucap Kesatria Tomb dengan
nada gugup. Dari dulu dia memang terkenal mudah sekali gugup.
Sekedar info. Dulu, 25 tahun yang lalu, Tomb Hayes juga adalah salah satu Kesatria yang telah membantu Raja Velodros
(Raja terdahulu di Kerajaan Nexus) dalam perjuangannya melawan dan mengalahkan
Darkros, setelah peperangan telah usai, dia diangkat sebagai Kesatria resmi di Kerajaan Nexus.
Dan selama ini dia sudah menjalani hidupnya sebagai Kesatria sekaligus mentor bagi Raja
Velodrian ketika masih remaja, dia juga telah menyelesaikan banyak misi
penting yang diberikan oleh Raja kepada dirinya, sehingga kini dia sudah
menyandang gelar sebagai Kesatria agung.
Lalu Raja Velodrian kembali melanjutkan pembicaraannya. “Habisnya aku tidak
enak karena terus menerus bergantung padamu untuk menyelesaikan
situasi-situasi seperti ini, kau selalu punya aksi keren di medan pertempuran.” Ujar Raja Velodrian kepada Kesatria Tomb.
“Ehem...” Jenderal yang berada di samping Raja sedikit berdehem, sehingga
Raja langsung melirik ke arahnya.
Lalu sang Jenderal berbicara kepada Raja. “Yang mulia, tolong perhatikan
gaya bicara anda.”
“Oh iya, maafkan aku ya, Jenderal Eagle.” Kata Raja sambil sedikit
tertawa.
“Yang mulia ini memang tidak terlalu suka berbicara secara formal.” Ucap
Jenderal Eagle.
“Mau bagaimana lagi, habisnya itu sudah menjadi kebiasaan. Lagipula aku
belajar hal itu dari Jenderal Eagle kan?” Raja sedikit bercanda kepada
sang Jenderal.
“Mengapa anda melibatkanku soal ini?” Kata Jenderal.
“Tapi memang benar kan?” Raja tidak mau kalah.
Kesatria Tomb hanya tersenyum sambil mendengarkan percakapan mereka berdua,
rasanya seperti terkenang masa lalu. Sejak dulu Raja Velodrian dan Jenderal
Eagle memang adalah dua orang sahabat, mereka berdua tumbuh
besar bersama dari kecil, sehingga keduanya memiliki hubungan yang cukup
dekat, sama halnya seperti saudara. Sampai sekarang pun mereka masih sering
beradu argumen tentang hal-hal kecil, walaupun umur mereka sudah sekitar
kepala tiga.
Tapi walaupun seperti itu, Jenderal Eagle sangat menghormati Raja
Velodrian, begitupun juga sebaliknya. Raja yang bertugas untuk mengatur
pemerintahan di seluruh wilayah Kerajaannya, dan Jenderal yang bertanggung
jawab atas seluruh pasukan Kerajaan yang akan melindungi serta
mempertahankan Kerajaan Nexus dari berbagai serangan musuh. Keduanya adalah
orang yang paling penting di Kerajaan Nexus. Ditambah dengan kekuatan dari para Kesatria, terutama Kesatria agung Tomb hayes.
Kesatria Tomb hayes telah menerima tugas yang telah diberikan oleh sang
Raja kepadanya. Maka dari itu dia segera pamit kepada Raja dan Jenderal
untuk pergi menjalankan tugasnya. Dia akan mempersiapkan dirinya untuk
berangkat menuju ke lokasi konflik yang harus dia bereskan, tapi sebelum
dia akan pergi meninggalkan ruang singgasana itu, Raja menawarkan suatu hal kepadanya.
“Kesatria agung Tomb, apakah perlu aku perintahkan 3 Kesatria badai Nexus
untuk ikut bersamamu kesana?” Tanya sang Raja.
“Tidak Yang mulia, tidak usah melibatkan mereka. Aku bisa menyelesaikannya
sendiri. Perintahkan saja mereka untuk menjaga Istana ini selagi aku
pergi.” Jawab Kesatria Tomb sambil tersenyum, lalu dia pergi untuk
menjalankan tugasnya.
Kembali pada Dragon yang masih melangsungkan perjalanan bersama Melinda, Mereka berdua sepertinya sudah berbicara panjang lebar mengenai segala hal yang telah
terjadi di Negeri Azhuloth selama 25 tahun terakhir ini. Juga mengenai masa
lalu Dragon dan kisah tragis yang menimpa gurunya. Melinda benar-benar
kaget setelah mendengarkan penjelasan-penjelasan dari Dragon. Walaupun yang
diceritakan oleh Dragon itu belum semuanya, Dragon belum menceritakan
mengenai pertemuannya dengan Flaur dan tugas yang diberikan oleh Flaur
kepadanya.
Melinda berkata, “Apa kau benar-benar serius mau bertarung melawan Night crow? Dia itu
adalah pria yang dapat membantai ratusan orang hanya dalam satu kedipan
mata. Kekuatannya yang dulu pun juga sudah sangat mengerikan, apalagi
kekuatannya yang sekarang.”
“Tenangkan dirimu... Memang butuh waktu bagimu untuk mencerna semua itu,
santai saja.” Ucap Dragon.
“Dan yang kau ceritakan tentang Kerajaan Fulcan dan Kerajaan Distra itu?
Jika memang benar, itu artinya Kesatria naga sudah tidak sanggup untuk
menghentikan segala tindakan mereka?”
“Kesatria naga? Sang Legenda itu? Kini namanya sudah jarang terdengar
lagi.” Kata Dragon.
“Aku memiliki keyakinan yang besar terhadapnya. Selama ini dia pasti sudah
melindungi Negeri Azhuloth dari setiap rencana jahat Emperors unity...
Hanya ada satu penjelasan, mengenai hancurnya dua Kerajaan Distra dan
Kerajaan Fulcan. Karena para anggota Emperors unity memiliki Keabadian,
maka mereka tidak akan pernah menua, sedangkan Kesatria naga tidak memiliki
keabadian, sehingga semakin lama umurnya pasti semakin tua, dan kekuatan serta
kondisi fisiknya jadi semakin menurun. Itulah sebabnya mengapa dia tidak
bisa mencegah dan menghentikan terjadinya peperangan antara dua Kerajaan
besar tersebut.” Tutur Melinda.
“Oh ya, benar juga... Lalu dimana dia sekarang?” Tanya Dragon kepada
Melinda dengan polosnya.
“Seharusnya kau yang paling tahu.” Kata Melinda dengan singkat.
“Benarkah? Apa maksudmu?” Dragon bertanya dengan ekspresi wajah yang
kebingungan.
“Sekarang aku ingat dan mulai menyadarinya. Pedang yang ada di punggungmu
itu tidaklah asing bagiku, karena dulu itu adalah pedang yang dipakai oleh Kesatria naga. Itu artinya
Kesatria naga adalah gurumu, dan Night crow yang merupakan anggota dari
Emperors unity telah berhasil membunuhnya!!" Ujar Melinda kepada Dragon.
Setelah mendengar perkataan dari Melinda tersebut, Dragon sontak merasa kaget. Seperti tersambar petir di siang bolong, dia tiba-tiba saja diberitahu bahwa gurunya itu adalah sang Kesatria naga.
Walaupun dia sempat tidak percaya dan tidak bisa menerima hal itu secara tiba-tiba, namun pedang dan semua ciri-ciri yang telah Dragon ceritakan pada Melinda mengenai gurunya, sangatlah cocok dan akurat membuktikan bahwa guru Dragon memang benar-benar sang Kesatria naga.
Sang Kesatria naga yang umurnya sudah sangat tua, telah memutuskan untuk memilih Dragon sebagai penerusnya, dan sebelum Dragon benar-benar siap, sayangnya nyawa sang Kesatria naga terlanjur direnggut oleh Night crow.
Selama beberapa saat disana, Dragon mencoba untuk menenangkan dirinya, dan berusaha untuk menerima kenyataan mengenai takdirnya yang merupakan murid dari seorang Kesatria legendaris di negeri Azhuloth, juga mengenai dirinya yang kini harus berurusan dengan dua orang anggota Emperors unity sekaligus, yakni Night crow dan Stellan flaur.
Namun setelah itu, Dragon kembali meneguhkan hatinya, lalu dia berkata. "Kini aku sudah mulai melihat benang merahnya ... Jika memang takdir inilah yang harus kujalani, aku pasti akan menghadapinya walau apapun yang terjadi. Tekad guruku untuk membasmi seluruh anggota Emperors unity, akan kulanjutkan, pertama-tama dimulai dari Night crow." Ucap Dragon dengan penuh tekad, namun dia masih belum memberitahu Melinda tentang Stellan flaur.
“Hmm... Kau benar juga, walaupun kau itu bodoh, karena berniat melawan
Night crow sendirian tanpa menggunakan pedangmu itu." Ujar Melinda memarahi Dragon.
"Siapa yang bilang begitu? Aku belum pernah menggunakan pedang ini,
karena aku hanya akan menggunakannya ketika melawan Night crow nanti." Kata
Dragon.
"Oh, jadi seperti itu... Baiklah kalau begitu, aku sudah berjanji akan
membantumu kan? Jika kau ingin menyatakan perang dengan Emperors unity, tentu saja dengan senang hati aku pasti membantumu,
jadi mari kita mulai dengan Night crow.” Ucap Melinda dengan
bersungguh-sungguh.
Dragon dan Melinda sudah sama-sama memiliki tujuan pasti, yakni memberantas seluruh anggota Emperors unity satu persatu, dimulai dari Night crow.
Walaupun kini dia juga sedang berurusan dengan salah satunya, yakni seorang
anggota Emperors unity baru, bernama Stellan Flaur. Sang Penyihir dari
Tebing utara yang telah menanamkan batu mantra di dalam tubuh Dragon,
sehingga Dragon terpaksa harus mengikuti segala kemauannya, dan tidak dapat
memberitahukan tentang segala hal itu kepada orang lain, karena batu
tersebut akan meledak jika sampai Dragon berbuat macam-macam terhadap
rencana Flaur.
Kini yang pasti, tujuan utama Dragon adalah pergi ke Kerajaan Nexus untuk mencuri bola Aporion, sesuai perintah dari Stellan flaur, yang tidak bisa dia bantah.
Bersambung. . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 8
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 6
Poin-poin penting cerita :
- Dragon melanjutkan perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus bersama dengan Melinda di pundaknya.
- Melinda terkejut ketika tahu bahwa orang yang sedang Dragon incar ternyataadalah Night crow.
- Di dalam Istana Kerajaan Nexus, Kesatria Tomb hayes dipanggil oleh Raja, untuk diutus menuju ke lokasi konflik yang sedang berada dalam keadaan darurat.
- Dragon telah menceritakan segala hal yang sudah terjadi di Negeri Azhulot selama 25 tahun terakhir, kepada Melinda.
- Melinda baru tersadar bahwa pedang yang ada di punggung Dragon itu adalah pedang yang dulunya dimiliki oleh Kesatria naga, itu artinya guru Dragon adalah sang Kesatria naga.
- Penjelasan tentang terjadinya peperangan di antara Kerajaan Fulcan dan Kerajaan Nexus adalah, dikarenakan para anggota Emperors unity memiliki keabadian sehingga tidak pernah menua, sedangkan Kesatria naga tidak memiliki keabadian, sehingga kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun, dan akhirnya dia jadi tidak bisa mencegah peperangan antar dua Kerajaan besar tersebut.
- Ternyata selama ini Dragon sudah tahu bahwa gurunya adalah seorang Kesatria naga, walaupun gurunya tidak pernah bilang kepadanya. Karena yang peling penting bagi Dragon adalah gurunya itu telah menolong serta memberinya pelajaran-pelajaran yang berharga, dan gurunya itu adalah orang yang paling berharga bagi Dragon setelah meninggalnya Kai, yang merupakan sahabat Dragon.
- Maka dari itu, setelah gurunya tewas oleh Night crow, Dragon bertekad untuk membalas dendam kepada Night crow dan bahkan katanya dia juga akan mengincar para anggota Emperors unity yang lain. Karena Night crow adalah awalnya saja.
- Walaupun sebenarnya saat ini Dragon juga sedag berhadapan dengan salah satu anggota Emperors unity yang bernama Flaur. Namun dia tidak dapat memberitahukannya kepada siapapun karena Flaur telah menanamkan batu mantra di dalam tubuh Dragon. Supaya Dragon mau menjalanakan perintahnya.
No comments:
Post a Comment