Chapter 6 : The rain dagger
Dragon melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus. Setelah
sebelumnya dia harus menghadapi para manusia serigala yang menghuni Hutan
kematian, sekarang dia harus berhadapan dengan jarak tempuh yang sangat
jauh, untuk menuju ke lokasi tempat dia akan menjalankan misinya, sebuah misi
yang sangat berbahaya juga beresiko tinggi, karena misi itu tak hanya bisa
membuatnya kehilangan nyawa, tapi juga bisa membuatnya menjadi buronan yang paling dicari oleh suatu Kerajaan besar. Dan misi yang
dimaksud itu adalah mencuri Bola aporion dari Kerajaan Nexus.
Siang dan malam Dragon terus berjalan tanpa kenal lelah setapak demi
setapak melewati kawasan perbukitan serta kawasan padang rumput yang sangat luas, sesekali dia berhenti untuk beristirahat atau berburu hewan-hewan
kecil untuk mengisi perut kosongnya, hingga akhirnya dia memasuki
suatu kawasan hutan lagi. Disana Dragon memutuskan untuk bermalam karena hari sudah mulai gelap.
Singkat cerita, Dragon tampak sedang duduk termenung sambil menatap api unggun yang telah
dia nyalakan. Lalu beberapa saat kemudian, dia mengambil pedang miliknya, yakni sebuah pedang yang telah diberikan oleh gurunya kepadanya. Pedang
itu sungguh terlihat mengkilap dan kuat. Dragon mengagumi setiap
bentuk lekukannya, lebih tepatnya Dragon sangat mengagumi segala hal
mengenai pedang tersebut, karena pedang itu adalah senjata yang telah
menemani gurunya sejak lama. Dan kini pedang tersebut telah beralih tangan
kepadanya, tapi Dragon merasa bahwa dirinya masih belum pantas untuk
menerima ataupun menggunakannya, karena itu sampai saat ini dia tidak pernah menggunakannya untuk bertarung. Dia belum menemukan alasan
yang tepat untuk dapat menggenggam pedang itu di dalam sebuah pertarungan.
Ditambah lagi statusnya kini bukanlah seorang Prajurit, ataupun seorang
Kesatria. Dia hanyalah orang biasa yang ingin balas dendam, tanpa ada
hasrat untuk bisa menjadi seorang pahlawan. Itulah yang membuat dirinya
masih merasa kurang pantas untuk dapat menggunakan pedang tersebut.
Dahulu, ketika tubuh Dragon terkena anak panah lalu jatuh ke sungai, dia
terbawa arus ke jarak yang cukup jauh. Hingga akhirnya dia ditemukan lalu dirawat oleh seorang pria tua penghuni gubuk kecil di dalam hutan, yang
berprofesi sebagai pandai besi. Dragon sangat berterima kasih kepadanya,
lalu dia tinggal bersama pria tua itu selama beberapa hari sampai lukanya
sembuh dan membaik. Pria tua itu mengajarinya banyak hal, juga
memberikannya nasehat-nasehat yang sangat berharga bagi kehidupan Dragon.
Hingga pada suatu saat, berita mulai tersebar, yakni berita tentang hancurnya
Kerajaan Fulcan yang merupakan tanah kelahiran Dragon, tempat dimana dia
tumbuh dewasa bersama sahabatnya yang bernama Kai, juga tempat dimana
dirinya mengabdi sebagai seorang prajurit terhormat. Berita tentang
kehancuran Kerajaan Fulcan itu membuat hati Dragon seakan menjadi teriris.
Maka dari itu, Dragon jadi sangat ingin membalas dendam terhadap Kerajaan
Distra karena telah merenggut Kerajaannya serta telah membuatnya kehilangan
sahabat sejati. Tetapi apa daya, karena rupanya Kerajaan Distra pun adalah
korban dari rencana jahat Gold one. Oleh karena itu Dragon
memutuskan untuk membalas dendam kepada Gold one saja, yang telah menjadi Raja di Kerajaan Distra.
Tetapi untungnya tindakan Dragon berhasil dicegah oleh pria tua yang tinggal bersamanya, dan dia juga dinasehati supaya mau mengurungkan niatnya untuk melawan
Gold one, karena hal itu beresiko sangat tinggi. Ditambah lagi, sekarang Gold one
adalah seorang Raja. Itu artinya melawan Gold one sama halnya dengan
bertempur melawan suatu Kerajaan.
Pria tua itu memberikan jalan terbaik bagi Dragon, dia membujuk Dragon
untuk melanjutkan hidup sebagai orang biasa saja, yang jauh dari pertempuran
maupun kekacauan. "Dunia bertambah gila setiap harinya, dan jika Dragon
ingin melawan dunia, maka dia harus bisa menjadi lebih gila lagi." Tapi itu
bukanlah pilihan terbaik untuk saat ini. Kira-kira begitulah beberapa
kalimat yang pernah dikatakan oleh pria tua itu kepadanya. Maka dari itu
akhirnya Dragon memutuskan untuk memanggilnya guru. Singkat cerita, kemudian Dragon menjalani
hidup bersama gurunya itu sebagai orang biasa, yang mencari nafkah dari
membuat serta menjual perkakas besi. Waktu itu mereka berdua dikenal
sebagai dua orang pandai besi guru dan murid, yang berkeliling dan
menjajakan dagangan mereka ke kota-kota kecil di sekitar wilayah yang
dulunya milik Kerajaan Fulcan.
Walaupun semua itu tidak berlangsung lama, karena kehidupan tentram yang
sedang dijalani oleh Dragon pada waktu itu ternyata harus berakhir lagi, ketika
dia mendapati tubuh gurunya telah terkapar bersimbah darah di tengah hutan,
ditambah lagi dengan adanya sosok Night crow yang sedang meninggalkan
tempat kejadian, lalu setelah dia mendengarkan perkataan terakhir dari
gurunya yang menyebutkan nama "Night crow". Maka di dalam hati dan benaknya kini hanya ada satu nama target, yaitu Night crow.
Hal yang terjadi selanjutnya, Dragon memutuskan untuk mencari orang yang telah membunuh gurunya itu. Night crow lebih terkenal suka bekerja sendirian, dan sering
bepergian seorang diri. Maka hal itulah yang mendasari tekad Dragon untuk
dapat menemui Night crow dan mengajaknya bertarung satu lawan satu. Dragon
tidak peduli walaupun dia harus menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk balas
dendam terhadap Night crow, karena dia sangat murka ketika lagi-lagi seseorang yang
begitu berarti dalam hidupnya tiba-tiba saja terbunuh, apalagi sekarang tanpa alasan yang
jelas. Maka saat ini hanya itulah satu-satunya jalan hidup yang akan dia
tempuh.
Setelah selesai melamun dan mengagumi pedang pemberian dari gurunya tersebut, Dragon
memutuskan untuk segera tidur karena malam sudah benar-benar larut. Dia
tidur sambil ditemani oleh nyala api unggun, suara burung hantu, dan
pekatnya malam yang menyelimuti langit.
Keesokan harinya, Dragon terbangun pada pagi-pagi buta. Langit masih
terlihat gelap karena matahari belum terbit sepenuhnya. Dragon terbangun
oleh suara misterius yang terdengar samar-samar di telinganya, suara itu
memanggil-manggil dari kejauhan, dan terdengar seperti suara seorang
perempuan yang meminta tolong. Hal itulah yang membuat Dragon sedikit
terkejut, sehingga setelah dirinya terbangun, dia langsung bergegas mencari-cari
keberadaan dari suara itu.
“Hey, tolong aku. Kemarilah... Kumohon.” Begitulah suara yang terdengar di
telinga Dragon, dan suara itu terus berulang-ulang memanggilnya.
Dragon segera membereskan barang-barangnya, lalu mulai berjalan untuk
mencari asal dari suara tersebut. Dia memeriksa setiap semak-semak dan
pepohonan yang ada disana, namun tidak ada seorangpun yang dia temukan sama
sekali. Sedangkan suara itu semakin lama rasanya semakin menjauh, seperti
sedang mengarahkan Dragon menuju ke suatu tempat.
Dan akhirnya Dragon sampai di dekat sebuah pohon berukuran besar dan
menjulang tinggi. Sepertinya itu adalah pohon terbesar yang ada di dalam
hutan tersebut. Dengan tanaman rambat juga semak-semak belukar di
sekitarnya, membuat suasana disana menjadi cukup menyeramkan, walaupun
disana tidak telihat adanya keberadaan seorang manusia sama sekali, tapi
suara perempuan itu masih terdengar jelas di telinga Dragon. Suara
perempuan misterius itu berasal dari dalam pohon besar itu.
“Kemarilah, kumohon tolong aku.” Suara itu semakin terdengar lirih.
Mungkin bagi orang lain pada umunya, jika mendengar suara perempuan
misterius di dalam hutan seperti itu, pasti akan langsung lari ketakutan. Tapi tidak bagi Dragon. Dia didorong oleh rasa
penasaran yang kuat, juga oleh rasa pedulinya terhadap suara panggilan
minta tolong dari seorang perempuan, yang tidak mungkin dia abaikan begitu
saja, walaupun ada kemungkinan bahwa hal tersebut adalah jebakan.
Namun hal itu tidak menghentikannya sama sekali, dia tetap melangkah maju untuk mendekatinya. Kemudian setelah dia semakin dekat, dia
menjulurkan tangannya untuk menyentuh pohon tersebut. Tapi secara
mengejutkan, ternyata tangannya langsung tembus dan masuk ke dalam pohon
itu, seperti orang yang sedang memasukan tangannya ke dalam air.
Lalu tanpa ragu-ragu, Dragon berjalan masuk ke dalam pohon tersebut.
Tubuhnya masuk dan seakan melewati sebuah portal, sehingga sekarang dia jadi
berada di tempat lain. Tempat itu tampak seperti sebuah gua yang sangat
gelap, dengan dinding bebatuan di sekitarnya. Dan tepat di tengah-tengah gua
itu, ada sebuah benda yang terlihat sangat mencolok dan menarik perhatian
Dragon. Benda itu adalah sebuah lempengan emas yang bercahaya dan
terletak tepat di atas batu besar disana.
“Kemarilah, kumohon tolong aku.” Suara perempuan misterius itu rupanya
berasal dari lempengan emas tersebut
Lalu Dragon mendekatinya sambil berkata, “A, apakah kau lempengan emas yang bisa berbicara?? ... A, aku bingung harus
memanggilmu apa? Nona? Benda? Atau Hantu? Sebenarnya kau itu apa?” Dragon
merasa kebingungan, karena ternyata yang telah memanggilnya ke tempat itu
adalah sebuah lempengan.
“Kebanyakan orang akan langsung melarikan diri ketika mendengar suaraku.
Karena mereka pikir bahwa aku ini adalah hantu. Tapi kau berbeda.” Ucap
suara perempuan dari lempengan emas tersebut.
“Ya, aku bisa mengerti tentang itu.” Jawab Dragon.
“Sungguh luar biasa, Kau mau datang kesini, akhirnya ada yang menemukanku
disini ... Aku sangat berterima kasih... A- aku jadi ingin menangis.” Kata
Lempengan emas itu dengan suara bernada sendu.
“Kumohon jangan. Aku tidak tahu harus berbuat apa jika kau menangis.”
Dragon mulai terlihat panik.
“Oh maaf... Aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku adalah Melinda, atau
lebih dikenal dengan julukan Rain dagger. Dulu aku ini adalah seorang
Kesatria yang terkenal. Apa kau pernah mendengar namaku?”
"Dulu?? Kapan lebih tepatnya?" Dragon bertanya balik.
"Setelah kuhitung-hitung, aku sudah terperangkap di dalam lempengan ini selama 25 tahun. Jadi itu artinya, 25 tahun yang lalu aku adalah salah seorang Kesatria yang membantu Raja Velodros melawan Darkros ... Ayolah, kau pasti pernah mendengar namaku kan?"
"Rain dagger ya?? ... Tidak, aku benar-benar tidak pernah dengar." Jawab Dragon dengan singkat.
Lalu lempengan emas itu terdiam sejenak, dan mulai berbicara lagi, “Kau
tidak tahu? Benarkah? Apa orang-orang sudah melupakanku? A... Aku jadi
ingin menangis.” Katanya, disambung dengan suara tangisan yang tersedu-sedu.
“Maaf, maaf... Kumohon jangan menangis. Aku tidak bermaksud menyinggung
perasaanmu. Aduh bagaimana ini?” Dragon terlihat sangat panik, karena dia
tidak tahu cara menenangkan wanita.
Lalu Dragon melanjutkan perkataannya. “Katamu kau adalah seorang Kesatria
kan? Kenapa kau cengeng sekali?”
“Huaaaa...!!!” Suara tangisannya menjadi semakin kencang.
“Waa, tangisannya malah semakin besar. Aku harus bagaimana? Apakah kau
mau aku pergi dari sini?" Ujar Dragon.
“Jangan!! Tolong jangan tinggalkan aku disini.” Lempengan emas itu tiba-tiba menghentikan tangisannya dengan
seketika, karena dia tidak ingin Dragon pergi.
(“Fyuuh... Menyusahkan saja.”) Kata Dragon di dalam hatinya.
“Aku minta maaf, aku terlalu terbawa oleh perasaan. Aku sudah terkurung di
dalam lempengan ini selama bertahun-tahun, dan meminta tolong kepada setiap
orang yang lewat, namun tidak pernah ada yang mau datang ke tempat ini
dan menemukan diriku. Maka dari itu aku sangat senang karena untuk pertama
kalinya ada seseorang yang berhasil menemukanku disini.”
“Baiklah, sekarang tolong beritahu aku, apa yang terjadi padamu sehingga
kau bisa berada di dalam lempengan itu? Dan mengapa lempengan itu bisa
berada di gua ini?” Tanya Dragon, supaya rasa penasarannya dapat terpenuhi.
“Apakah kau tahu Darkros?”
“Tentu saja, dahulu kala dia dan para anggota Emperors unity pernah
menyerang Kerajaan Nexus, namun dia telah berhasil dimusnahkan, benar kan?”
Kata Dragon.
“Memang benar, tapi itu tidak sepenuhnya benar.”
“Apa maksudmu?” Dragon menjadi kebingungan.
“Persiapkanlah dirimu, karena kau akan mendengar suatu kebenaran terbesar
dalam hidupmu.” Kata-kata tersebut membuat Dragon jadi menelan ludah dan
sedikit gugup, lalu Melinda melanjutkan perkataannya.
Melinda mulai bercerita tentang kebenaran dibalik musnahnya Darkros, yang
selama ini tidak diketahui oleh orang banyak. Sebenarnya, Darkros tidak
benar-benar musnah. Inti kekuatannya berhasil tersegel di dalam benda yang
bernama Bola aporion, awalnya Bola aporion diciptakan oleh Darkros sebagai sumber energi
penghancur. Namun Raja Velodros berhasil membalikan keadaan dan mengalahkannya dengan susah
payah, dibantu oleh para Kesatria lain yang juga bertarung mati-matian. Salah satunya adalah sang Kesatria naga, yang telah berhasil memojokan para anggota Emperors unity.
Hingga akhirnya Darkros pun berhasil disegel ke dalam senjata ciptaannya sendiri, yakni bola Aporion. Namun sebelum seluruh kekuatannya disegel, Darkros membagikan sebagian besar kekuatannya untuk pergi bersemayam di tubuh para anggota Emperors unity, sehingga kini para anggota Emperors unity memiliki keabadian.
Kekuatan yang diutus oleh Darkros itu berupa aura kegelapan, yang punya kesadarannya sendiri dan harus menemukan para anggota Emperors unity.
Dalam kasusku, salah satu anggota Emperors unity yang bernama Pandora, harus terjebak bersamaku di dalam penjara lempengan emas ini, Disini sehari-hari kami hanya bertarung karena tidak bisa keluar ataupun merasa kelaparan. Seakan-akan tubuh kami menjadi satu dengan lempengan emas ini, sehingga kami bisa melihat keadaan di sekitar luar lempengan, sedangkan yang diluar lempengan tidak bisa melihat kami.
Selain itu, setiap jurus atau kekuatan yang kami tembakan kepada satu sama lain, rupanya malah bisa keluar dari lempengan emas ini, sedangkan tubuh kami tidak. Entah sudah berapa hari yang telah kami lalui bersama sambil terus bertarung di dalam sini.
Namun pada suatu hari, salah satu aura kegelapan Darkros akhirnya berhasil masuk kesini untuk menemui Pandora, karena tugasnya adalah supaya dia bisa bersemayam di dalam tubuh Pandora dan memberikannya keabadian. Namun Pandora lebih memilih untuk melenyapkan nyawanya, dan memberikan keabadian dari Darkros itu kepadaku, supaya aku bisa merasakan tinggal di dalam lempengan ini untuk selamanya, sendirian, dan tidak akan pernah menua.
Penderitaan itulah yang harus dialami oleh Melinda selama ini, terkurung dalam wujud lempengan emas sendirian di suatu tempat yang gelap dan terasing.
Dibatasi oleh sebuah portal
yang menghubungkan antara dunia luar dengan gua misterius tersebut. Portal
itu berwujudkan sebuah pohon besar yang terlihat menyeramkan, dan letaknya
ada di tengah hutan, tempat dimana Dragon telah menghabiskan waktu untuk
tidur semalaman. Biasanya tidak ada yang mau menghampiri asal dari suara
panggilan minta tolong perempuan misterius yang ada di hutan tersebut, namun Dragon adalah orang pertama yang berani mendatanginya. Atau lebih tepatnya
telah berhasil menemukan Melinda yang selama ini telah terkurung di dalam sana.
Semenjak kepergian Pandora yang telah mengorbankan nyawanya untuk mengurung
Melinda di dalam sana, kini Melinda bisa sedikit memegang kendali terhadap
ruangan tersebut. Melinda dapat melihat juga mendengar seluruh keadaan di
sekitar lempengan emas tempatnya tinggal itu. Dia juga dapat berbicara,
sehingga dia bisa memanggil orang diluar, serta bisa berinteraksi dengan
Dragon seperti yang sedang dilakukannya saat ini. Orang-orang yang
kebetulan lewat akan langsung melarikan diri karena berpikir bahwa suara
dari Melinda tersebut adalah suara hantu penunggu hutan.
Setelah mendengarkan cerita mengenai nasib tragis yang dialami oleh
Melinda, raut wajah Dragon menjadi pucat pasi karena dia merasa iba
terhadap seorang perempuan yang telah terkurung disana selama
bertahun-tahun itu. Ternyata ada yang nasibnya lebih tidak beruntung
dibandingkan dengan dirinya saat ini. Lalu Dragon berkata.
“Apakah ada yang bisa kuperbuat untuk membebaskanmu dari lempengan ini?”
Tanya Dragon yang menawarkan pertolongan.
“Ya ampun, kau baik sekali ... Aku jadi ingin menangis. Tapi tidak, tidak
ada yang bisa kauperbuat untuk dapat membebaskanku dari dalam lempengan emas ini. Aku
tidak tahu bagaimana caranya.” Jawab Melinda.
“Kalau begitu ... Dengarlah, aku tidak sedang mencoba untuk membujukmu atau
menghiburmu saat ini. Tapi jika memang benar-benar tidak ada yang bisa
dilakukan untuk mengeluarkanmu dari dalam sana. Maka setidaknya kau bisa ikut bersamaku
keluar dari gua ini, sehingga kau dapat melihat dunia luar lagi, dan
menyaksikan pemandangan di luar sana yang telah lama tidak kau lihat. Lalu Kita
akan cari tahu bersama-sama, cara untuk membebaskanmu dari lempengan itu. Bagaimana?” Dragon
mengajak Melinda untuk ikut ke dalam petualangannya.
“Hiks... Hiks... Hiks...” Suara tangis bahagia dari Melinda terdengar oleh
Dragon.
“Ayolah, kau bilang bahwa dirimu adalah seorang Kesatria, jadi janganlah
cengeng seperti itu.”
“Entahlah, dulu aku tidak seperti ini, tetapi semenjak terperangkap disini
selama 25 tahun, setiap hari yang bisa kulakukan hanyalah menangis. Dan
sekarang entah mengapa, karena saking bahagianya, aku jadi tidak bisa
berhenti menangis... Huuhuuhuu.” Kata Melinda sambil menangis tersedu-sedu.
Lalu tanpa banyak bicara, Dragon langsung mengambil lempengan emas tersebut
dari atas batu, dan kemudian meletakan lempengan tempat Melinda terkurung
itu pada bagian tubuh Dragon, segera setelah itu lempengan tersebut
langsung menempel dan melingkar dengan ketat pada bahu di tangan kiri
Dragon.
Kini Dragon mendapatkan teman seperjalanan baru, yakni seorang Kesatria
perempuan bernama Melinda yang terkurung di dalam sebuah lempengan emas,
walaupun wujud teman barunya seperti itu, tapi Dragon tidak merasa
keberatan sama sekali. Dia telah berkehendak untuk membawa Melinda dalam
perjalanannya supaya Melinda dapat melihat lagi dunia luar, dan Dragon juga
berjanji bahwa dia akan membantu Melinda untuk mencari cara supaya dapat dibebaskan dari lempengan emas tersebut. Sekarang perjalanan Dragon akan ditemani oleh
seorang Kesatria perempuan yang bernama "Melinda the Rain dagger." yang juga pernah
membantu Raja Velodros dalam perjuangannya melawan Darkros 25 tahun yang
lalu.
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 7
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 5
Poin-poin penting cerita :
- Dragon bermalam di dalam hutan, dan mengenang lagi tentang guru yang sudah menolongnya, dan memberikannya sebuah kehidupan baru sebagai orang biasa, yang jauh dari kata pertarungan atau pertempuran.
- Saat Dragon bangun, ada suara perempuan misterius yang memanggil-manggil untuk meminta tolong. Suara tersebut menuntun Dragon hingga dia sampai di dekat sebuah pohon besar.
- Dragon masuk ke dalam pohon yang merupakan sebuah portal menuju ke dimensi lain. dia berpindah tempat ke dalam sebuah gua misterius, yang terdapat sebuah lempengan emas di dalamnya.
- Lempengan emas itulah yang sudah memanggil Dragon kesana, dan ternyata di dalamnya ada seorang Kesatria perempuan yang bernama Melinda, atau dulu lebih dikenal dengan julukan Rain dagger.
- Melinda bercerita bahwa dulu, sebelum Darkros disegel di dalam Bola Aporion, Darkros mengirimkan 8 utusan berupa aura-aura kegelapan yang bertugas untuk mencari dan bersemayam di tubuh masing-masing anggota Emperors unity.
- Para aura kegelapan itu dapat memberikan kekuatan berupa keabadian bagi tubuh yang disemayaminya, namun karena ada dua orang anggota emperors unity yang sudah gugur dalam pertempuran di Kerajaan Nexus, maka satu aura kegelapan memutuskan untuk menjadi penasihat bagi Gold one, sedangkan yang satunya lagi memutuskan untuk berusaha mencari keberadaan anggota Emperors unity yang sedang terkurung di dimensi lain, yakni Pandora.
- Aura kegelapan itu berhasil menemukan Pandora, namun ketika diberikan keabadian, Pandora menolak dan lebih memilih untuk memberikannya kepada Melinda, lalu Pandora memutuskan untuk mengorbankan dirinya sendiri, sehingga Melinda dapat merasakan penderitaan berupa keabadian di dalam kurungan itu untuk selama-lamanya.
- Melinda yang kini hanya tinggal seorang diri, bisa melihat dan berinteraksi dengan keadaan di luar tempatnya dikurung tersebut, yang merupakan sebuah lempengan emas. selama ini dia selalu memanggil-manggil orang yang lewat di hutan tersebut untuk meminta pertolongan, namun baru kali ini ada yang datang, dan itu adalah Dragon.
- Dragon yang merasa iba terhadap nasib dari Melinda tersebut, memutuskan untuk membawa Melinda ke dalam petualangannya.
No comments:
Post a Comment