Chapter 5 : Impossible mission
Dikisahkan sebelumnya, Dragon dijebloskan ke dalam ruangan penjara milik
seorang Penyihir jahat yang bernama Stellan Flaur. Sang Penyihir tersebut
memiliki Kastil di puncak Tebing utara (Tempat yang didatangi oleh Dragon
setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Night crow), di Kastil
yang cukup megah tersebut, Flaur juga memiliki banyak sekali budak serta
para Prajurit, yang akan mematuhi setiap perintahnya.
Awalnya, Dragon dipaksa untuk mengabdi sebagai anak buah Flaur, karena
telah berani memasuki daerah kekuasaannya tersebut, namun Dragon menolak
dan memberitahukan bahwa alasannya datang kesana adalah untuk mencari
keberadaan Night crow yang merupakan salah satu anggota dari kelompok
Emperors unity, yang merupakan kelompok paling ditakuti di Negeri Azhuloth.
Namun ternyata, Stellan flaur juga adalah salah satu anggota dari Emperors
unity, yang statusnya masih seorang anggota baru, sehingga namanya belum
dikenal secara luas. Dan karena hal itu Flaur pastinya juga tahu tentang
dimana keberadaan Night crow, maka Flaur memutuskan untuk membuat sebuah
kesepakatan dengan Dragon, jika Dragon memang benar-benar ingin tahu
tentang dimana keberadaan Night crow.
Tapi sebelum Flaur memberitahu Dragon tentang kesepakatan yang akan
dibuatnya itu. Krypt, yang merupakan salah satu anak buah kepercayaan
Flaur, menantang Dragon untuk berduel karena Krypt meragukan kemampuan
Dragon yang mempunyai ambisi untuk melawan Night crow tersebut.
Setelah Dragon melangsungkan pertarungan pedang yang cukup sengit melawan
Krypt, sayang sekali ternyata dirinya dapat dikalahkan dengan mudah oleh
Krypt, dikarenakan kondisi Dragon yang kelelahan setelah seharian penuh
mendaki Tebing utara. Maka setelah itu, Flaur memutuskan untuk
memberitahukan mengenai kesepakatan yang ingin dia buat dengan Dragon, pada
esok hari saja. Dan sekarang mau tak mau Dragon harus dijebloskan ke dalam
ruangan penjara milik Flaur, untuk menghabiskan waktu malam disana.
Di dalam ruangan penjara tersebut, Dragon bertemu dengan seorang Pria tua
yang Desanya telah dijajah serta dihancurkan oleh Flaur. Mereka berdua
saling bertukar cerita disana hingga tak terasa waktu sudah semakin malam.
Dragon bercerita tentang kisah hidupnya yang terlahir di Kerajaan Fulcan, hingga dirinya bergabung ke dalam Pasukan Fulcan bersama dengan temannya yang bernama Kai. Lalu Dragon harus kehilangan temannya itu dalam peperangan yang terjadi antara dua Kerajaan besar, sampai akhirnya Dragon dianggap gugur dan kemudian beralih profesi, serta memiliki kehidupan yang baru.
Setelah itu, Dragon menghentikan ceritanya hanya sampai disitu saja, untuk
kemudian dia menyuruh Pria tua yang masih penasaran itu supaya tidur,
karena hari sudah sangat malam. Lalu Pria tua itu segera menuruti apa yang
Dragon suruh sambil berterima kasih karena Dragon sudah mau menceritakan
tentang kisahnya tersebut kepada dirinya, yang umurnya entah bisa bertahan
sampai kapan.
Besok adalah hari penentuan bagi Dragon, dia sudah siap untuk menerima
apapun keputusan yang akan diberikan oleh Flaur kepadanya. Dan semoga saja,
besok dia akan menerima sebuah kesepakatan yang baik dari Flaur, itulah
yang dia harapkan, sebelum dia tidur dan terlelap di waktu malam itu.
Pada keesokan harinya, Dragon terbangun dari tidur nyenyaknya di dalam sebuah
penjara yang sempit, dia tidak sendirian disana, Dragon ditemani oleh
seorang pria tua mantan Kepala desa, yang sudah menghuni penjara itu sejak
lama, jauh sebelum Dragon dijebloskan ke dalam sana. Dia mengucapkan
selamat pagi kepada Dragon, sepertinya pria tua itu sudah bangun lebih awal
daripada Dragon, kemudian Dragon juga membalas ucapan selamat pagi
tersebut.
Tak lama kemudian, beberapa orang prajurit datang memasuki ruangan penjara
tempat Dragon sedang berada. Mereka segera membuka pintu jeruji besi untuk
menjemput dan membawa Dragon ke hadapan Tuan mereka. Ketika Dragon akan
dibawa keluar dari ruangan tersebut, pria tua itu berkata.
“Sepertinya akan memakan waktu yang sangat lama bagiku untuk bisa
mendengarkan lagi kelanjutan dari kisahmu.”
“Tenang saja, aku pasti akan datang lagi menemui anda, dan membebaskan anda dari sini.” Ucap Dragon.
“Ayo cepat jalan!” Suruh seorang prajurit yang ada belakang Dragon, sambil
mendorong tubuh Dragon supaya terus melanjutkan langkahnya.
Beberapa saat kemudian, Dragon sudah sampai di hadapan kursi singgasana
milik Flaur. Disana sudah ada Mailon dan Krypt yang sedang berdiri
disamping kursi singgasana. Lalu Mailon berbicara kepada Dragon dengan nada
yang meledek, “Apakah tidurmu nyenyak disana?”
“Ya... Aku bermimpi menghajar kalian berdua sampai babak belur.” Jawab
Dragon.
“Apa kau bilang?!” Mailon kelihatan sangat marah hingga dia akan
menghampiri serta menghajar Dragon, namun Krypt menghentikannya dan membuat
Mailon kembali diam disampingnya.
Setelah itu, Flaur mulai memasuki ruangan tersebut dan dia segera duduk di
kursi singgasana miliknya. Dragon sepertinya sudah tidak sabar untuk
menanti penawaran apa yang akan diberikan oleh Flaur kepadanya, dia akan
mendengarkan Flaur dengan seksama, sambil dipegangi oleh dua orang prajurit
di belakangnya.
“Baiklah kalau begitu, seperti yang sudah kukatakan kemarin. Hari ini aku
akan memberikanmu sebuah penawaran, atau lebih tepatnya kesepakatan... Aku akan memberikanmu suatu tugas khusus, dan jika kau bisa
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik, maka aku akan memberitahumu
dimana keberadaan Night crow, supaya kau dapat bertemu dengannya. Apakah
kita sepakat?”
“Katakan dulu, Tugas seperti apa yang kau maksud itu?” Dragon terlihat
kebingungan.
“Hmm... Apakah kau tahu mengenai bola Aporion?” Flaur bertanya balik kepada
Dragon.
Dragon terdiam sejenak dan mencoba mengingat-ingat, lalu dia kembali
berbicara, “Aku pernah mendengarnya di suatu tempat, tapi sekarang aku
sudah lupa.”
“Ya, bisa kumaklumi. Memang hanya segelintir orang saja yang mengetahui
tentang benda itu. Sekitar 25 tahun yang lalu, bola Aporion adalah sumber
kekuatan terbesar yang pernah diciptakan dalam sejarah umat manusia di
Negeri Azhuloth ini. Dulu, Kaisar Darkros pernah menggunakannya untuk
menyerang Kerajaan Nexus, namun setelah dia dikalahkan, kini keberadaan
benda itu tidak diketahui ... Tapi rumor mengatakan bahwa Kerajaan Nexus
telah menyimpannya dengan aman selama bertahun-tahun di dalam Istana mereka ...
Maka aku ingin kau datang kesana, lalu mencurinya dari dalam Istana
Kerajaan Nexus dan membawakannya kepadaku. Itulah tugasmu.”
“Mencuri bola Aporion dari Kerajaan Nexus? itu bunuh diri namanya.” Kata
Dragon dengan ekspresi wajah tercengang.
“Aku percaya kepada kemampuanmu.” Ucap Flaur sedikit meyakinkan Dragon.
Lalu Dragon terdiam sejenak, dan kembali melanjutkan perkataannya, “Jika
ternyata benda tersebut tidak ada di Kerajaan Nexus, lalu bagaimana?”
“Maka kau harus terus mencari informasi mengenai benda itu disana, sampai
kau dapat benar-benar menemukannya, dimanapun benda itu berada. Paham?”
Lalu Dragon sedikit tertawa. “Heheh... Baiklah kalau begitu, tetapi mari
kita jangan saling berpura-pura. Mengapa kau begitu yakin bahwa aku akan
benar-benar mau melakukan hal tersebut? Lalu kembali kemari dan membawakan
benda itu langsung kepadamu? Tanpa mengetahui akan kau gunakan untuk apa
benda itu. Aku merasakan adanya kejanggalan, apakah kau pikir aku ini
bodoh?”
“Tenang saja, aku sudah memikirkan tentang hal itu. Mengenai masalah
kepercayaan diantara kita berdua, aku sudah punya solusinya.” Lalu
tiba-tiba, setelah Flaur menyelesaikan perkataannya tersebut, pundak kiri
Dragon ditusuk oleh sebuah jarum suntik berukuran sedang dari belakang
tubuhnya. Jarum tersebut terlihat dilumuri oleh cairan berwarna hijau, yang
langsung meresap masuk ke dalam tubuh Dragon.
Maka dari itu Dragon langsung terlihat sangat terkejut dan berteriak
kesakitan. Kemudian dia tersungkur dan jarum yang tertancap di pundaknya
kembali dicabut. Cairan hijau yang sekarang berada di dalam pundaknya itu
menggumpal dan memadat hingga seukuran telur ayam puyuh, lalu berubah
menjadi keras seperti batu, di dalam daging Dragon.
“Apa yang telah kalian masukan ke dalam tubuhku?” Tanya Dragon sambil
menahan rasa sakit yang teramat sangat.
“Cairan itu tercipta dari sihir milikku. Jika sudah masuk ke dalam tubuh
manusia, makan akan menggumpal kemudian mengeras menjadi batu. Kita anggap
saja bahwa batu tersebut hidup, dialah yang akan mengawasimu di sepanjang
perjalanan menuju ke Kerajaan Nexus. Dia juga dapat menjadi alat pelacak,
sehingga aku bisa menemukanmu dimanapun kau sedang berada. Karena dia dapat
terhubung langsung dengan bola kristal miliku.” Jawab Flaur sambil
menjelaskan.
Lalu Dragon berbicara kepada Flaur. “Kau punya banyak cara untuk membuat
seseorang mematuhi perintahmu. Apakah ini adalah salah satu cara
terbaikmu?” Tanya Dragon.
“Ya, yang terbaik, bahkan juga bisa dibilang yang terburuk. hal buruknya
bagimu adalah, aku bisa meledakan benda yang ada di dalam pundakmu itu
kapan saja, hingga membuat tubuhmu hancur berkeping-keping.”
“Sialan kau.” Dragon merasa sangat marah kepada Flaur..
“Aku memiliki banyak metode untuk membuat orang lain patuh terhadapku...
Metode penyiksaan, Tawanan, Hadiah, kebencian, dan lain-lain, sedangkan
metode yang kupakai terhadapmu ini adalah metode baru milikku. Dan kau
adalah subjek uji coba pertamaku untuk metode ini.”
“Aku lebih baik mati, daripada harus menjadi anak buahmu.” Ucap Dragon
dengan penuh amarah.
“Tidak, bukan begitu, kau salah paham. Hal ini tidak akan membuatmu secara
resmi menjadi anak buahku. Kita masih akan membicarakan tentang penawaranku
yang tadi, itu masih tetap berlaku. Aku akan tetap memberitahumu dimana
keberadaan Night crow, jika kau berhasil membawa bola Aporion kepadaku, dan
aku juga akan membebaskanmu dari batu mantra itu setelah kau berhasil
menyelesaikan tugasmu dengan baik.”
Dragon terdiam dan berpikir sejenak, dia sudah tidak mempunyai pilihan
lagi, mau tidak mau dia harus mengambil penawaran tersebut dan melaksanakan
tugas dari Flaur, demi mewujudkan ambisinya untuk bertemu dengan Night
crow. Lagipula jika dia tidak melakukan tugas tersebut, maka benda yang ada
di dalam pundaknya akan meledak, dan dia hanya akan mengalami mati konyol
karena hal itu.
Entah apa yang akan Flaur perbuat jika dia sampai mendapatkan bola Aporion
di genggaman tangannya, tetapi hal itu sudah bukan lagi menjadi
kekhawatiran bagi Dragon. Yang menjadi kekhawatirannya saat ini hanyalah
tentang bagaimana dia bisa menjalankan dan menyelesaikan tugas tersebut
hingga sukses, supaya dia bisa segera mengetahui dimana keberadaan Night
crow lalu terbebas dari jerat benda mematikan yang ada di dalam pundaknya
itu.
Flaur adalah tipe orang yang harus selalu mendapatkan apa yang dia
inginkan, dan dia juga sangat senang bila dilayani dengan baik oleh para
anak buahnya, karena itu dia akan melakukan segala macam cara untuk bisa
membuat semua orang menjadi patuh pada dirinya, bahkan walaupun harus
mengorbankan kebebasan milik orang lain.
Hal itulah yang membuatnya memiliki banyak sekali prajurit dan budak yang
bekerja di dalam Kastil miliknya. Dan yang menjadi tugas besarnya sebagai
anggota baru Emperors unity saat ini adalah, dia harus bisa mengambil Bola
Aporion dari Kerajaan Nexus, untuk bisa membuktikan bahwa dirinya pantas
bergabung ke dalam kelompok Emperors unity. Dan yang membawakan perintah
tersebut kepadanya, tak lain dan tak bukan adalah Night crow, dia datang ke
Kastil Flaur sekitar satu bulan yang lalu, dan kini dia telah pergi lagi
setelah berpamitan pada Flaur. mungkin karena hal itu Flaur menjadi tahu
tentang dimana keberadaan Night crow saat ini.
Sekarang Dragon sudah berada di dalam cengkraman Flaur. Tidak ada jalan
baginya untuk kembali, dia harus dapat menuntaskan tugas yang diberikan
kepadanya, supaya dia bisa mendapatkan informasi berharga, juga supaya
benda mematikan yang ada di dalam tubuhnya segera dicabut oleh Flaur,
sehingga Dragon bisa mendapatkan kebebasannya kembali.
Singkat cerita Dragon telah mendapatkan barang-barang miliknya kembali. Kantung
yang berisikan seutas tali ajaib, serta
pedang pemberian dari gurunya yang sangat berharga bagi Dragon. Dia
terlihat sedang berdiri di luar Kastil milik Flaur, dengan raut wajah yang terlihat gusar, namun dia tetap bersiap untuk
segera berangkat menuju ke Kerajaan Nexus. Sekali lagi dia memantapkan
hatinya sebelum melaksanakan tugas berat tersebut. Bagaimanapun juga ini
adalah satu-satunya cara bagi dirinya supaya bisa mengetahui tentang
keberadaan Night crow.
Sambil berjalan di antara deretan pohon pinus, Dragon berbicara kepada
dirinya sendiri. “Kenapa aku bisa terjebak dalam situasi yang seperti ini?
Dia punya banyak anak buah, lalu kenapa harus aku yang diutus pergi? . . .
Biar kupikirkan saja hal itu nanti, sekarang aku harus memeriksa jalur
tercepat menuju ke Kerajaan Nexus.”
Lalu Dragon mengeluarkan sebuah peta dari dalam kantung yang terikat di
pinggangnya. Setelah peta tersebut dibeberkan oleh kedua tangannya, dia
langsung memperhatikan setiap gambar di peta tersebut dengan teliti, untuk
melihat jalur mana yang harus dia tempuh serta tempat-tempat yang akan dia
lewati dalam perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus.
Pertama-tama dia harus melewati Hutan kematian yang membentang luas
mengelilingi tempatnya berada saat ini, karena jalan itulah yang terdekat untuk menuju ke arah Kerajaan Nexus. Setelah itu dia harus melewati sebuah
gurun yang sangat besar dan luas yang bernama gurun Zuci. Selanjutnya dia
akan sampai di sebuah Kota besar yang sudah masuk ke dalam wilayah
Kerajaan Nexus, yang bernama Kota Togu, dan selanjutnya dia harus melewati
lagi kawasan sungai besar, hingga akhirnya dia bisa benar-benar sampai di Kerajaan
Nexus untuk menyusup serta mencuri bola Aporion dari dalam Istana Kerajaan.
Dan sekarang, tempat pertama yang harus dia lewati adalah Hutan kematian
yang terbentang luas di hadapannya, tepat setelah dia selesai
menuruni Tebing. Tak ada jalan lain baginya selain harus melewati Hutan
tersebut, kecuali tebing yang kemarin Dragon panjat untuk bisa sampai Kastil Flaur, namun tempat itu berada di arah yang
berlawanan dengan arah menuju ke Kerajaan Nexus.
Dari kejauhan, Dragon memperhatikan seluruh kawasan Hutan yang dijuluki
sebagai Hutan kematian itu, dia merasakan keanehan saat berada di dekat
tempat tersebut. Hal anehnya adalah, waktu itu hari masih siang, dan cuaca
di atas langit terlihat sangat cerah, namun cuaca di atas Hutan kematian
terlihat mendung dan gelap, seluruh kawasan Hutan itu tak tersentuh oleh
sinar matahari sama sekali.
Perasaan Dragon saat itu benar-benar tidak enak, namun tanpa ragu-ragu,
Dragon terus melangkah maju untuk masuk ke dalam Hutan tersebut, dia tidak
takut pada bahaya apapun, saat ini yang harus dia lakukan hanyalah berjalan
lurus melintasi Hutan kematian, supaya dirinya bisa terus melanjutkan
perjalanan menuju ke Kerajaan Nexus.
Sebenarnya ini masih siang hari, namun di dalam Hutan itu terasa seperti
sudah malam hari, dan hawanya sungguh dingin. Di dalam Hutan itu juga,
banyak pepohonan mati serta semak belukar yang menambah suasana disana
menjadi begitu gelap, banyak juga batang-batang dari pohon mati yang
menghalangi jalan di hadapan Dragon.
Dia berbicara kepada dirinya sendiri, sambil terus melangkah maju. “Hanya
untuk bisa bertemu dengan Night crow, aku harus menjadi seorang pencuri
terlebih dahulu. Tapi tenang saja, perjalananku masih sangat panjang,
sehingga aku masih punya banyak waktu untuk berpikir. Bagaimanapun juga aku
harus menemukan cara supaya bisa terbebas dari semua ini ... Mungkin aku
akan memberitahukan segala hal tentang Flaur kepada salah satu prajurit di
Kerajaan Nexus.” Kata Dragon sedikit bergurau.
Lalu Dragon merasakan denyutan yang sangat menyakitkan dari dalam
pundaknya, hal itu membuat Dragon berhenti sejenak sambil meringis
kesakitan, “Aaaahk!!” Tampaknya benda yang ada di dalam pundak Dragon telah
memberikannya sebuah peringatan, ketika Dragon menyebutkan nama Flaur dari
mulutnya.
Beberapa saat kemudian, tanpa Dragon sadari, sorotan tajam dari sepasang
mata sedang memperhatikan Dragon dari kejauhan, rupanya Dragon tidak hanya
seorang diri disana. Ada mahluk lain yang sedang mengamati dan mendekat ke
arahnya, tiba-tiba Dragon mendengar suara gemerisik dari semak-semak yang
ada di belakangnya. Seketika itu Dragon langsung berbalik badan untuk
melihat keadaan disekitarnya. Dia melihat-lihat ke sekeliling tempatnya
berada, lalu setelah dia yakin bahwa tidak ada hal apapun yang
mencurigakan, maka dia kembali melanjutkan langkahnya.
Tiba-tiba sesosok bayangan hitam melesat di antara pepohonan yang ada di
samping Dragon, dan hal itu membuat Dragon sedikit terkejut untuk yang
kedua kalinya, sehingga dengan spontan dia terlihat akan menarik pedang
yang ada di punggungnya, namun dia sempat berpikir sejenak lalu
mengurungkan niatnya untuk menarik pedang tersebut, kemudian Dragon kembali
menurunkan tangannya ke bawah untuk merogoh kantung yang terikat pada
pinggangnya. Dia memutuskan untuk menggunakan tali ajaib sebagai senjata,
untuk menghadapi mahluk apapun yang saat ini sedang mengintai dirinya dari
balik pepohonan dan semak belukar yang ada disekitarnya.
“Siapapun itu, keluarlah dan tunjukan dirimu! Aku tidak akan memberikan
peringatan sebanyak dua kali.” Teriak Dragon sambil memperhatikan seluruh
keadaan di sekelilingnya.
Setelah itu, Dragon mulai mendengar suara yang aneh, asalnya dari balik
semak-semak yang ada disampingnya. Suara itu terdengar seperti seekor
anjing yang sedang menggeram. Sepertinya bukan hanya seekor atau dua ekor,
tapi jumlahnya cukup banyak, karena suara itu bermunculan dari berbagai
arah. Kemudian Dragon bersiap untuk menghadapi mahluk apapun yang akan
keluar dari balik semak-semak itu, dia sudah siap menerima kemungkinan
terburuk.
Dan ternyata benar saja. Tiba-tiba keluarlah seekor mahluk yang langsung
menerkam tubuh Dragon dari depan secara mengejutkan, hingga dia jatuh
tersungkur ke belakang. Hal itu membuat Dragon menjadi sangat kaget
sehingga dengan sigap dia langsung memberikan perlawanan, mahluk yang
menerkamnya itu berusaha untuk menggigit wajah Dragon, tetapi dengan susah
payah Dragon terus berusaha untuk menahan mulut dan tangan mahluk itu,
supaya menjauh dari dirinya, lalu Dragon menendang perutnya hingga mahluk
itu terpelanting cukup jauh.
Setelah itu Dragon segera berdiri untuk menatap mahluk yang barusan telah
berusaha untuk memakan dirinya. Dragon berusaha untuk meyakinkan dirinya
bahwa mahluk yang ada di hadapannya itu benar-benar seperti yang sedang dia
pikirkan, walaupun dia belum bisa mempercayai apa yang sedang dilihatnya
saat ini. Yaitu seekor Manusia serigala yang berukuran setara dengan tubuh
manusia dewasa.
Dengan wajah yang sangat menyeramkan, gigi-gigi taring yang berliur,
telinga lebar, cakar tajam, bulu yang lebat di sekujur tubuh, dan sorotan
mata tajam yang terus menatap ke arah Dragon. Monster itu adalah mahluk
buas paling ditakuti yang selama ini telah menghuni Hutan kematian.
Bukan hanya satu, tapi ternyata jumlahnya banyak sekali disana. Enam ekor
lagi manusia serigala muncul dari balik semak-semak, dan langsung mengepung
Dragon dari berbagai arah, sehingga Dragon benar-benar tidak mempunyai
celah untuk pergi. Monster-monster itu terlihat sangat kelaparan, dan
sangat senang karena mereka melihat adanya makanan yang siap untuk disantap
di hadapan mereka.
“Oh... Ini adalah keberuntunganku yang lain untuk hari ini.” Ucap Dragon.
Tetapi Dragon tidak akan membuatnya mudah bagi mereka, tentu saja Dragon
akan memberikan perlawanan yang cukup menyulitkan bagi mereka. Ketika ada
seekor manusia serigala yang mulai menerkam Dragon dari belakang, Dragon
segera menunduk sehingga dia tidak terkena oleh terkaman tersebut. Lalu
Dragon melemparkan tali ajaib yang ada di tangannya hingga melilit leher
salah satu manusia serigala yang ada disana, setelah itu Dragon menariknya
sehingga tubuh monster tersebut terlempar dan menabrak tubuh monster lain
yang sedang mendekat ke arah Dragon.
Kemudian Dragon kembali melilit sesuatu yang lain. Dia melilit sebuah
batang kayu, lalu melemparkannya dan menghantam kepala dari manusia
serigala lain yang akan menerkamnya lagi, sampai monster itu benar-benar
terkapar. Dragon benar-benar sangat pandai menggunakan tali ajaibnya untuk
menghadapi situasi berbahaya seperti itu, dia melilit dan menarik bagian
tubuh monster-monster itu hingga mereka tersungkur dan terjatuh.
Mereka semua sepertinya sangat kewalahan menghadapi kelincahan serta
kelihaian Dragon, yang terus memperhatikan keadaan di sekitarnya dengan
seksama, karena mahluk-mahluk itu pantang menyerah, dan tanpa henti terus
berusaha menerkam Dragon dari berbagai arah, sambil memberikan
serangan-serangan yang sangat sulit untuk dihindari.
Lalu tiba-tiba seekor manusia serigala berhasil menghantam dan membuat
Dragon jatuh tersungkur, dalam keadaan tersebut, Dragon menjadi sangat
mudah untuk dijadikan santapan. Tapi Dragon segera melemparkan talinya ke
atas hingga ujung tali tersebut melilit sebuah batang pohon. Lalu ketika
tali itu kembali memendekkan dirinya sendiri, maka secara otomatis Dragon
juga ikut terangkat ke atas dengan cepat hingga mencapai ke batang pohon
tersebut. Maka dari itu Dragon bisa terhindar dari terkaman para manusia
serigala yang akan memakannya secara bersamaan.
Kemudian Dragon segera melompat dan berayun ke tempat yang jaraknya cukup
jauh dari para manusia serigala yang sedang berkerumun itu, sehingga
akhirnya dia bisa terbebas dari kepungan mereka, lalu segera pergi untuk
melarikan diri dari para manusia serigala yang ingin memakannya tersebut.
Tapi seketika itu juga, para manusia serigala lapar itu langsung mengejar
Dragon secara bersamaan dengan beringas, mereka berlarian layaknya kawanan
predator yang sedang mengejar mangsanya.
Dragon terus melaju menyusuri dan melewati banyak pepohonan supaya dapat
segera keluar dari Hutan kematian itu, bersama para manusia serigala lapar
yang sedang mengejarnya dari belakang.
“Ini tidak disebutkan di dalam kesepakatan!!” Kata Dragon sambil terus
berlari.
Secepat apapun Dragon berlari, para manusia serigala itu tetap jauh lebih
cepat dibandingkan dengan kecepatan laju lari Dragon. tepat dibelakang
Dragon sudah ada seekor manusia serigala yang sedang berusaha untuk
menggapai punggungnya, sedangkan di samping kiri dan kanan Dragon, sudah
ada dua ekor manusia serigala yang sedang berlari dengan posisi sejajar
dengannya, mereka siap untuk menerkam Dragon dari kedua arah. Jadi itu
artinya saat ini Dragon siap untuk diterkam dari tiga arah. Dari kanan,
kiri, dan dari belakang tubuhnya.
Namun tiba-tiba tepat dihadapan Dragon ada sebuah batang kayu besar yang
memalang sehingga menghalangi jalannya. Lalu tanpa berpikir panjang, Dragon
langsung meluncurkan tubuhnya ke bawah melewati batang kayu tersebut,
sehingga manusia serigala yang berada dibelakangnya langsung menabrak
batang kayu itu, sedangkan kedua manusia serigala yang menerkamnya dari
sisi kiri dan kanan, jadi saling berbenturan satu sama lain, karena mangsa
mereka telah berhasil lolos dengan cara melewati batang kayu dari bagian
bawah.
Setelah sekian lama Dragon bersusah payah untuk berlari sambil menghindari
serangan-serangan dari para manusia serigala yang sedang mengejarnya,
akhirnya Dragon dapat menemukan setitik cahaya dari kejauhan yang
menandakan bahwa jalan keluar sudah sangat dekat. Maka dari itu Dragon
terus berlari dengan sekuat tenaga, namun para manusia serigala itu tidak
mau melepaskan mangsanya begitu saja, mereka juga terus menambah kecepatan
hingga sedikit lagi tangan mereka akan dapat mencengkram tubuh Dragon.
Tetapi sebelum mereka dapat meraih mangsanya tersebut, tiba-tiba Dragon
tersandung dan jatuh tersungkur ke depan, hingga keluar dari wilayah Hutan
kematian itu. Dia terjatuh di atas tempat yang ditumbuhi rerumputan lebat.
Lalu Dragon segera membalikan badannya dan bersiap untuk menahan serangan
dari para manusia serigala yang akan berusaha untuk memakannya disana.
Namun ternyata tidak ada yang mencoba untuk menerkam Dragon sama sekali.
Mereka semua tidak mengikuti Dragon sampai keluar dari wilayah Hutan
kematian. Para manusia serigala berhenti berlari dan hanya memandangi
Dragon dari dalam Hutan yang gelap itu. Salah satu mahluk tersebut mencoba
untuk meraih Dragon dengan cara menjulurkan tangannya keluar dari batas
wilayah Hutan kematian, tapi tiba-tiba tangannya langsung melepuh dan
berasap.
Sepertinya tubuh para manusia serigala itu akan langsung terbakar jika
mereka sampai keluar dari wilayah Hutan kematian, sehingga mereka semua
tidak berani untuk keluar dari sana, bahkan untuk menerkam serta menangkap
Dragon. Tidak ada yang berani maju.
Mereka semua terlihat sangat kecewa karena sang mangsa telah berhasil lolos
dari sergapan mereka. Tentu saja begitu, karena yang mereka kejar itu
adalah Dragon, dan jika yang mereka kejar adalah orang biasa, pasti mereka
bisa makan enak pada hari itu. Namun sayang sekali, Dragon tidak ingin mati
disana dan menjadi santapan bagi mereka, dia masih memiliki ambisi serta
tujuan untuk membalaskan kematian gurunya, maka dari itu tekadnya untuk
bisa bertahan hidup sangatlah tinggi untuk bisa selamat. Dia tidak ingin
mati dan memupuskan harapannya di tempat itu.
Sambil melihat para manusia serigala yang hanya terdiam meratapi kegagalan
mereka, Dragon berdiri lalu mengucapkan beberapa kata dengan mengangkat
kedua tangannya, “Hey, aku disini. Apa yang sedang kalian lakukan?
Hahahahah... Fyuuh.” Dragon meledek para manusia serigala itu, sambil
sedikit tertawa, lalu dia menghembuskan nafas lega.
“Maaf ya, kalian yang mulai duluan... Sampai nanti.” Setelah meminta maaf
kepada mereka semua, lalu Dragon melambaikan tangannya sambil segera pergi
dari sana, meninggalkan para manusia serigala yang sedang kelaparan di
belakangnya. Kemudian mereka semua membubarkan diri setelah melihat
mangsanya berlalu pergi.
Dragon kembali melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke Kerajaan Nexus,
agar dia bisa segera menjalankan serta menyelesaikan misinya disana. Namun
perjalanan yang harus ditempuhnya masihlah sangat jauh, dan masih ada
berbagai macam rintangan lagi yang harus dia hadapi di sepanjang
perjalanannya tersebut. Akankah dia bisa menyelesaikan misinya?
Bersambung . . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 6
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 4
Poin-poin penting cerita :
- Dragon dibawa lagi menghadap Flaur untuk mendengarkan penawaran yang akan Flaur berikan kepadanya.
- Flaur mengajukan sebuah tugas kepada Dragon untuk mencuri Bola Aporion dari Kerajaan Nexus, sebagai imbalannya maka Flaur akan memberitahu Dragon mengenai keberadaan Night crow.
- Namun Dragon sempat menolak karena bisa saja Flaur akan menggunakan benda itu untuk hal yang buruk, tetapi Flaur yang sudah mengantisipasi penolakan tersebut, langsung menyuntikan sebuah cairan yang menggumpal menjadi sekeras batu di dalam pundak Dragon.
- Flaur dapat meledakan batu mantra itu kapan saja, sehingga Dragon mau tidak mau harus mengikuti perintah dari Flaur. namun Flaur bilang bahwa kesepakatan mereka masih berlaku. dia akan tetap memberitahu tentang keberadaan Night crow jika Dragon berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. dan Flaur juga berjanji akan mengeluarkan batu mantra itu dari dalam tubuhnya jika semua sudah selesai.
- Dragon memulai perjalanannya menuju ke Kerajaan Nexus, pertama-tama dia harus melewati Hutan kematian terlebih dahulu. di dalam Hutan tersebut, Dragon diserang oleh sekawanan manusia serigala yang buas dan kelaparan.
- Dengan susah payah, Dragon melawan dan menghindari semua serangan mereka, hingga akhirnya Dragon dapat menemukan jalan keluar dari Hutan kematian itu.
- Setelah Dragon berada di luar wilayah Hutan kematian, ternyata para manusia serigala tidak ada yang berani mengikutinya karena tubuh mereka akan langsung melepuh jika sampai keluar dari wilayah Hutan tersebut.
- Maka Dragon segera mengucapkan salam perpisahan, lalu pergi meninggalkan mereka untuk melanjutkan perjalanannya kembali.
No comments:
Post a Comment