Chapter 3 : A Warrior from Fulcan
Dikisahkan sebelumnya, untuk mencari keberadaan dari orang yang telah
membunuh gurunya, seorang Pria yang bernama Dragon, telah berkelana ke
berbagai penjuru Negeri Azhuloth. Hingga akhirnya sebuah petunjuk
menuntunnya untuk pergi ke puncak Tebing utara (Suatu wilayah yang tidak
boleh dimasuki oleh orang luar).
Saat Dragon telah berhasil mencapai puncak, dia segera disergap oleh para
anak buah dari seorang Penyihir yang menguasai wilayah Tebing utara. Sang
Penyihir yang bernama Stellan flaur itu, memiliki sebuah Kastil yang besar
dan megah, tepat di tengah-tengah hutan pinus yang berada di puncak Tebing
tersebut. Selain itu dia juga memiliki banyak anak buah (Prajurit), serta
dua anak buah kepercayaannya, yakni Mailon dan Krypt.
Mereka berdua memperlakukan Dragon dengan kasar, karena Dragon tidak mau
tunduk dihadapan Tuan mereka (Yang mengaku bahwa dirinya adalah salah satu
anggota dari kelompok Emperors unity). Tapi dengan perlahan, Flaur mencoba
untuk mendengarkan alasan mengapa Dragon sampai berani datang ke puncak
Tebingnya, dan mengabaikan berbagai tanda peringatan yang tertancap di
sekitar wilayah Tebing tersebut. Dan setelah Flaur mengetahui alasan dari
kedatangan Dragon ke sana (Yakni untuk mencari Night crow, orang yang telah
membunuh gurunya). Maka Flaur memutuskan untuk membuat suatu kesepakatan
dengan Dragon.
Flaur berkata bahwa dia akan memberitahu Dragon tentang dimana keberadaan
Night crow, tapi ada syaratnya. Flaur mengajukan sebuah penawaran kepada
tawanannya tersebut, untuk bisa mendapatkan informasi itu, maka Dragon
terlebih dahulu harus memenuhi syarat yang akan Flaur berikan kepadanya.
Kemudian Dragon berpikir sejenak. Lalu dia berkata, “Syarat? ... Aku ingin
segera bertemu dan melawan Night crow, supaya beban kebencian di dalam
hatiku ini bisa segera menghilang setelah aku mengalahkannya ... Jadi
katakan padaku, apa syaratnya?” Karena keinginan Dragon yang begitu kuat
untuk bisa bertemu dengan Night crow, maka Dragon akan mencoba untuk
mendengarkan penawaran Flaur.
Namun Krypt segera memotong percakapan mereka berdua, karena dia merasa
risih terhadap pernyataan dari Dragon. Krypt mengatakan kepada Dragon bahwa
dia tidak mungkin bisa mengalahkan Night crow, dan dia masih terlalu dini 100 tahun untuk dapat melawan Night crow. Kemudian Dragon sedikit tersenyum dan saling bertatap mata dengan
Krypt. Dia tidak terima jika disebut bahwa dirinya bukanlah tandingan bagi
Night crow. Maka dari itu Dragon langsung mengajukan tantangan kepada Krypt
untuk mengetesnya dalam sebuah pertarungan.
Krypt yang merasa tertantang, langsung saja meminta ijin kepada Tuannya untuk
dapat melangsungkan pertarungan dengan Dragon saat itu juga, dan tanpa
banyak bicara, Flaur menyetujui hal tersebut dengan menganggukan kepalanya.
Kemudian Flaur berdiri dari kursi singgasananya dan berkata.
“Boleh juga. Mari kita melakukan sedikit uji coba terlebih dahulu. Lepaskan
dia.” Flaur memerintahkan anak buahnya untuk melepas tali yang mengikat
tangan serta kaki Dragon. setelah itu Dragon segera berdiri, dia sepertinya
sudah agak lebih tenang sekarang dan tidak mau terlalu terbawa emosi untuk
meloloskan diri dari tempat itu. Dia menunggu apa yang akan dikatakan oleh
Flaur selanjutnya.
“Kau akan melawan salah satu anak buah terbaikku yang bernama Krypt. Jika
kau bisa menang melawannya, maka malam ini kau boleh tidur di salah satu
kamar mewah yang ada disini. Tetapi jika kau kalah, maka kau harus tidur di
tempat yang sudah anak buahku siapkan untukmu... Dan mengenai kesepakatan
yang tadi sempat kuucapkan, akan kuberitahukan padamu besok saja.” Ucap
Flaur kepada Dragon. kemudian Krypt membungkuk kepada Flaur, menandakan
bahwa dia menghormati keputusan dari Tuannya itu. Sedangkan Dragon segera
menoleh ke belakang untuk memperhatikan orang yang akan menjadi lawannya
tersebut.
Setelah Flaur mengatakan bahwa pertarungan mereka berdua akan dilangsungkan
disini sekarang juga. Tak lama kemudian, mereka berdua masing-masing sudah
diberikan senjata berupa sebuah pedang biasa. Lalu Mailon menyempatkan diri
untuk mengucapkan beberapa kalimat kepada Dragon.
“Kau beruntung karena akan melawan Krypt dengan hanya menggunakan pedang
biasa. Kalau saja Krypt menggunakan senjata andalan miliknya, kau pasti
akan mati.” Begitulah kata Mailon.
Tetapi Dragon tidak terlalu memperdulikan perkataan tersebut. Baginya dia
hanya harus mengalahkan lawan yang saat ini sudah ada di hadapannya saja,
untuk menunjukan siapa dirinya yang sebenarnya kepada orang-orang yang
telah meremehkannya tersebut. Sambil mengenggam sebuah pedang biasa yang
sama persis dengan lawannya, dia tidak memperlihatkan perasaan takut sama
sekali, karena Dragon sudah terbiasa menghadapi banyak pertarungan selama
hidupnya.
Dia membayangkan masa kanak-kanaknya, Dragon kecil berkeliaran bersama
seorang temannya di sebuah Kerajaan besar yang bertabur bunga-bunga mawar.
Mereka berdua berkeliaran kesana kemari untuk mencari makanan, baik yang
masih baru maupun yang sudah dibuang ke tempat sampah. Ketika itu mereka
berdua hanyalah dua orang anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa,
bahkan tempat tinggal pun tidak punya. Mereka berdua bertahan hidup dengan
melakukan berbagai pekerjaan, seperti menyemir sepatu, menjadi pemulung,
namun terkadang mereka juga mencuri makanan jika benar-benar sedang tidak
punya uang.
![]() |
Masa kecil Dragon sebagai penduduk Kerajaan Fulcan, dia sedang berdiri menatap Istana bersama seorang temannya. |
Bahkan selalu saja ada berandalan yang mengganggu mereka, suatu hari
temannya Dragon pernah dipukuli hingga pingsan ketika Dragon sedang tidak
bersamanya, lalu Dragon datang dan berkelahi dengan para berandalan
tersebut, hingga akhirnya dia menang. Setelah itu tak terhitung berapa
banyak perkelahian yang telah dilewati olehnya.
Setelah mereka beranjak dewasa pun, di usia remaja segala macam pekerjaan
telah dijalani oleh Dragon dan temannya itu, dari mulai kuli panggul,
tukang bersih-bersih jalanan, hingga menjadi seorang petarung bayaran. Dan
setelah kehidupan ekonomi mereka sudah mulai membaik, mereka memutuskan
untuk bergabung ke dalam pasukan Kerajaan. Lebih tepatnya, mereka berdua
menjadi prajurit di sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Fulcan. Ya, dulunya Dragon adalah mantan prajurit di Kerajaan Fulcan, yang kini sudah binasa.
Beralih dari kilasan masa lalunya. Kemudian Dragon kembali memfokuskan
dirinya kepada lawan yang sekarang sudah bersiap untuk bertarung dengannya.
Dragon harus bisa mengalahkan Krypt supaya dapat membuktikan bahwa dirinya
bukanlah seseorang yang bisa diremehkan begitu saja. Maka dari itu Dragon
tidak menolak ketika Flaur menyuruhnya untuk bertarung melawan Krypt disana
saat itu juga.
Pertarungan pun dimulai, Dragon segera menyerang dari berbagai arah, namun
Krypt tampak bertarung dengan tenang, dia menangkis setiap serangan pedang
dari Dragon dengan mudah. Tak ada celah bagi Dragon untuk dapat menggores
sedikit saja bagian tubuh Krypt. Kemudian Dragon tersadar bahwa dirinya
terlalu tergesa-gesa untuk dapat mengalahkan Krypt. Lawan yang sedang
dihadapinya saat ini bukanlah seorang prajurit ataupun petarung biasa, juga
bukanlah sekelas para bandit yang pernah dia lawan di Bar. Tingkatan
kekuatan orang ini lebih dari semua orang yang pernah dia lawan sebelumnya.
Sekarang Dragon mulai lebih tenang dalam menghadapi Krypt. Dengan
kecermatan untuk dapat menemukan celah serangan, maka Dragon akhirnya
berhasil melayangkan sebuah tebasan yang berhasil mengenai lengan Krypt. Hal itu
membuat semua orang yang menyaksikan pertarungan disana menjadi sedikit
terkejut.
Lalu Krypt terdiam sejenak sambil mengeluarkan suara tawa dari balik perban
yang menutupi mulutnya. Sepertinya sekarang dia memutuskan untuk
mulai bertarung dengan serius. Kemudian Dragon kembali menyerangnya lagi
supaya dia bisa segera memenangkan pertarungan itu, namun kini Krypt tidak
hanya menangkis serangan-serangan pedang dari Dragon. Krypt juga membalas
serangan-serangan dari Dragon dengan keras, sehingga mereka jadi bertarung
secara sengit.
Tapi semakin lama, Dragon merasa bahwa serangan dari Krypt menjadi semakin
kuat dan hantamannya menjadi semakin keras. Sehingga Dragon sedikit demi
sedikit jadi terus melangkah mundur ketika menangkis serangan-serangan dari
pedang Krypt. Dan akhirnya posisi Dragon menjadi semakin terpojok
pada sebuah tiang yang ada di belakang tubuhnya.
Tetapi Dragon tidak kehabisan akal, sebelum dirinya benar-benar terpojok ke
tiang tersebut, dia segera membalikan tubuhnya lalu meloncat kepada tiang
itu untuk menjadikannya sebagai tumpuan, setelah itu dia
kembali meloncat kepada Krypt dari arah atas, dan mendaratkan sebuah
tebasan yang cukup keras terhadap musuhnya tersebut.
Namun ternyata Krypt dapat menahan serangan tersebut dengan pedang yang ada
di tangannya secara mudah, kemudian Krypt langsung memutar tubuhnya untuk
menghindari sebuah serangan lagi yang dilancarkan oleh Dragon, dan setelah
itu Krypt segera melesatkan sebuah tendangan hingga mengenai perut Dragon,
sampai tubuh Dragon jadi terdorong ke belakang dan punggungnya jatuh
menghantam lantai dengan keras.
Setelah itu, Dragon segera berdiri, dan mereka kembali bertarung pedang
secara sengit. Mereka saling menyerang dan menangkis serangan satu sama
lain, namun kini Krypt terlihat lebih dominan, sehingga lama-kelamaan,
Dragon menjadi semakin kewalahan. Dan akhirnya pedang yang digenggam oleh
Dragon harus terlepas lalu terlempar cukup jauh, selanjutnya Krypt
langsung menjulurkan pedangnya ke leher Dragon, sehingga membuat Dragon jadi
tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Karena jika dia bergerak sedikit saja,
maka ujung pedang tersebut pasti akan menyayat lehernya.
Pertarungan telah berakhir dengan hasil akhir berupa sebuah kekalahan bagi
Dragon. Semua orang yang ada di ruangan itu tampak senang, karena kagum
saat menyaksikan kemenangan yang telah diperoleh Krypt, sedangkan Mailon
tampak sedang tersenyum sambil bertepuk tangan.
Lalu Dragon beralasan bahwa dirinya saat ini sedang dalam kondisi kelelahan
setelah seharian mendaki tebing yang terjal dan curam, maka dari itu dia
kalah melawan Krypt. Kemudian Krypt berkata bahwa dia berharap suatu hari
nanti, mereka berdua bisa saling berhadapan kembali dalam keadaan yang
sama-sama prima. Dan Dragon membalas perkataan tersebut dengan sebuah
ucapan, bahwa nanti Krypt akan berharap bahwa hari tersebut tidak akan
pernah terjadi.
Setelah itu Flaur segera mengumumkan sebuah keputusan bahwa Dragon telah
kalah dan harus mengikuti ketetapan yang telah ditentukan olehnya. Yakni,
Dragon harus menunggu di sebuah ruangan yang telah disiapkan. Dan pada esok
harinya, dia akan mendengarkan penawaran dari Flaur.
Dengan pasrah Dragon dibawa dan dikawal oleh beberapa orang prajurit menuju
ke sebuah lorong yang ada di ruangan itu. Tak lama kemudian, Mailon dan
Krypt segera berlutut di hadapan Flaur. Lalu Mailon menyampaikan sebuah
pertanyaan kepada Tuannya tersebut.
“Tuan, apakah anda yakin, bahwa anda akan memberikan tugas itu kepadanya?”
“Tenang saja, dengan kemampuan yang dia miliki, dia pasti bisa
menyelesaikan tugas itu dengan baik. Ditambah lagi, kita bisa
mengorbankannya. Jika dia gagal, maka kita tidak akan mengalami kerugian
apapun.” Jawab Flaur terhadap pertanyaan dari Mailon tersebut. Lalu kedua
anak buah kepercayaan Flaur itu menundukan kepalanya, menandakan bahwa
mereka berdua menyetujui keputusan dari Flaur.
Sementara itu, Dragon sedang dikawal oleh beberapa orang prajurit menuju ke
sebuah tempat untuk menghabiskan waktu semalaman baginya. Saat berjalan di
lorong, Dragon berpapasan dengan beberapa pelayan wanita, yang langsung
menyingkir ketika Dragon dan beberapa prajurit sedang lewat. Kemudian
mereka berjalan ke bagian halaman belakang, disana Dragon melintasi sebuah
perkebunan yang cukup luas, dimana para wanita paruh baya juga anak-anak
kecil sedang bekerja memanen hasil kebun dibawah terik sinar matahari.
Mereka semua melihat Dragon yang sedang berjalan bersama para prajurit
disana, dengan ekspresi wajah memelas seakan mengisyaratkan bahwa diri
mereka ingin ditolong oleh Dragon, namun mereka segera sadar dan
mengalihkan pandangan, karena mereka tahu bahwa Dragon juga merupakan
tawanan di tempat tersebut. sedangkan Dragon menatap mereka dengan ekspresi
wajah yang bertanya-tanya. Darimana Flaur bisa memiliki pekerja sebanyak
ini. Ternyata di tempat ini juga mempekerjakan perempuan paruh baya dan
anak-anak.
Kemudian Dragon dibawa melewati suatu ruangan terbuka yang dipenuhi
banyak prajurit. Mereka semua sedang berlatih dan bercengkrama dengan satu
sama lain, dan ketika mereka melihat Dragon yang sedang
lewat disana, salah satu prajurit sempat berkata, “Hey lihat, ada orang
baru.” Tetapi Dragon tidak terlalu menghiraukan perkataan tersebut.
Dan akhirnya Dragon sampai di sebuah ruangan yang baginya terlihat seperti
sebuah penjara, lalu salah satu prajurit yang ada di sampingnya kembali
menegaskan bahwa ruangan itu memang adalah sebuah penjara. Hal tersebut
membuat Dragon terlihat sangat kecewa. Pintu jeruji besi dibuka, lalu
Dragon dimasukan ke dalam sana, dia tidak melawan sama sekali. Setelah itu
pintu jeruji besi kembali ditutup.
Dan setelah salah seorang prajurit mengatakan bahwa besok Dragon akan
kembali menghadap Tuan Flaur, mereka semua segera pergi meninggalkan Dragon
dalam ruangan penjara itu. Beberapa saat kemudian Dragon langsung duduk dan
menyandarkan punggungnya pada dinding. Ternyata di pojok ruangan tersebut
juga ada seseorang yang sedang duduk bersandar di dinding, karena ruangan
itu cukup gelap, maka wajah orang itu tidak terlalu kelihatan jelas oleh
Dragon.
Lalu Dragon memperhatikannya dengan seksama, sepertinya orang itu adalah
laki-laki yang telah berumur cukup tua, terlihat dari rambut panjangnya
yang sudah beruban, juga dari kumis dan janggut yang sudah panjang dan
tampak tak terurus, sepertinya pria tua itu sudah cukup lama mendiami
ruangan tersebut.
Dia memberi salam kepada Dragon, lalu Dragon membalas salamnya.
Setelah itu dia berbicara kepada Dragon, “Anak muda, tubuhmu terlihat cukup
tangguh. Mengapa barusan kau tidak menghajar mereka dan melarikan diri dari
tempat ini?”
Kemudian Dragon menjawab, “Aku mau saja, tapi aku masih mempunyai urusan di
tempat ini, maka dari itu aku tidak mau pergi dulu.” Jawab Dragon, lalu
pria tua itu hanya menganggukan kepalanya setelah mendengarkan jawaban dari
Dragon.
Setelah itu, Dragon mulai mengajukan pertanyaan kepada teman satu
ruangannya tersebut, “Bagaimana pendapat anda mengenai Flaur, si pemilik
Kastil ini?”
“Flaur, dia adalah seseorang yang sangat senang dilayani juga dihormati.
kemanapun kau pergi di setiap penjuru Kastil ini, kau pasti akan menemukan
anak buah, pelayan, maupun budak yang bekerja untuk melayani setiap
perintahnya. Flaur harus selalu mendapatkan segala yang dia inginkan walau
dengan menggunakan cara apapun. Begitulah pendapatku tentangnya.” Jawab
pria tua tersebut.
“Oh, jadi begitu, dia punya banyak budak... Kalau boleh aku bertanya lagi, bagaimana dia bisa mendapatkan banyak budak, dan mengapa anda bisa berada disini?"
"Tentu saja dengan cara mengambil paksa orang-orang dari keluarga mereka, begitupun juga denganku."
"Ya ampun, apakah anda pernah mencoba kabur dari tempat ini?"
Lalu pria tua itu sedikit tertawa, “Heheh... Entah sudah berapa kali aku
mencoba. Aku sudah mulai bosan untuk berusaha pergi dari sini. Dan entah
sudah berapa banyak orang yang telah mati saat berusaha untuk melarikan
diri dari Kastil ini. Walaupun bisa keluar dari kastil ini hidup-hidup,
maka yang akan menunggu kita selanjutnya adalah Hutan kematian yang
membentang luas dan mengelilingi seluruh wilayah Tebing ini.” Jawab orang
itu.
“Hutan kematian? Aku memang melihat kawasan hutan yang luas di sekeliling
Tebing ini, tapi aku tidak melewati kawasan hutan tersebut ketika datang dan menaiki
Tebing ini.” Kata Dragon.
“Apakah kau datang kesini dari arah timur?” Tanya orang itu kepada Dragon.
“Ya.” Jawab Dragon dengan singkat. Kemudian orang itu kembali menjelaskan
kepada Dragon. “Jika kau datang dari arah timur, maka yang akan kau temui
adalah dinding Tebing yang sangat tinggi dan terjal. Tidak banyak orang
yang dapat mendaki dan menuruni jalan tersebut dengan mudah. Namun jika kau
datang dari arah yang lain, maka kau harus melewati dulu Hutan kematian,
maka setelah melewatinya kau dapat mendaki tebing ini melewati jalan
setapak yang lebih mudah dan aman untuk dilalui.” Kata pria tua itu
menjelaskan.
![]() |
Tebing utara, yang dikelilingi oleh Hutan kematian, kecuali satu celah yang mengharuskan pendakinya untuk melewati sebuah dinding bebatuan yang terjal |
Hanya ada satu jalan yang bisa dilalui supaya bisa mencapai Kastil Flaur tanpa harus melewati hutan kematian, yaitu dinding tebing terjal, dan rupanya Dinding bebatuan terjal itulah, yang telah dilalui oleh Dragon supaya bisa
naik ke puncak Tebing ini hingga akhirnya dia harus tertangkap oleh para
prajurit Flaur dan dibawa ke dalam Kastil untuk diberikan hukuman.
“Oh, jadi begitu.” Dragon mulai mengerti. “Lalu, apakah aku boleh tahu, darimana anda berasal?"
“Hmm... Sekitar satu setengah tahun yang lalu, Flaur dan para prajuritnya
datang ke Desa kami. Sebuah Desa kecil di daerah timur, yang awalnya
tentram berubah menjadi porak poranda karena kedatangannya. Dia membantai
serta menculik banyak orang dari Desa kami, termasuk diriku, yang kebetulan
juga merupakan Kepala Desa disana. Aku telah gagal melindungi para penduduk
di Desaku dan sekarang nasibku harus berakhir di dalam ruang penjara ini.
Walau berapa kalipun aku mencoba untuk melarikan diri, Flaur tidak pernah
memerintahkan prajuritnya untuk membunuhku, dia hanya terus menahanku
disini supaya aku dapat menjadi contoh bagi setiap orang yang ingin mencoba
untuk melarikan diri.” Pria tua itu bercerita sambil menundukan kepalanya
karena merasa sedih.
Lalu dia melanjutkan kembali ceritanya, “Bukan hanya satu Desa saja yang
pernah dijajah olehnya, bahkan dua bulan yang lalu Flaur juga telah membawa
beberapa orang lagi ke tempat ini, yang dia dapatkan dari sebuah Desa di
wilayah selatan. Dia mempekerjakan kami semua sebagai budak, perempuan dan
anak-anak bekerja di dapur serta di kebun, sedangkan laki-laki yang
berbadan kuat dijadikan sebagai prajurit. Dan orang-orang yang memberontak
serta tidak mau patuh kepada Flaur, maka akan dihabisi, bahkan beberapa ada
yang dibawa pergi dan sudah tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Kini
setiap hari aku hanya diam disini dan menunggu akan seperti apa nasibku
selanjutnya.” Ucap Pria tua itu.
Dragon terdiam sejenak setelah mendengar tentang cerita tersebut, kemudian
dia mulai berbicara kembali. “Aku turut berduka... Percayalah, aku juga
tahu bagaimana rasanya kehilangan tempat tinggal dan orang-orang yang
kusayangi, karena penjajahan.”
“Benarkah? Kau berasal dari Desa mana?” Tanya pria tua itu kepada Dragon.
“Tidak... Aku bukan berasal dari sebuah Desa. Aku berasal dari Kerajaan
Fulcan.” Jawab Dragon.
Lalu pria tua itu terlihat kaget. “Wah... jadi kau adalah korban dari
peperangan hebat yang terjadi sekitar dua tahun lalu itu? Pasti semua itu sangat berat bagimu. Aku turut
berduka.” Banyak sekali pertanyaan yang terlontar dari mulut pria tua itu
setelah tahu bahwa Dragon berasal dari Kerajaan yang sudah lama musnah
tersebut.
“Awalnya memang terasa sangat berat... Tapi selama dua tahun ini aku
berhasil bangkit kembali, berkat seseorang yang telah merawatku dan membimbingku sebagai muridnya.” Ucap
Dragon.
“Hmm, jadi begitu. Bisakah kau menceritakan padaku, apa yang terjadi di
dalam peperangan tersebut? Walaupun Desa kami tidak berada di dalam wilayah
Kerajaan Distra atau Kerajaan Fulcan, tapi imbas dari peperangan itu sangat
berdampak dan berpengaruh dalam segala hal di seluruh Negeri ini.” Ujar
pria tua itu yang nampak penasaran.
“Ya, baiklah kalau begitu, karena aku pasti akan merasa bosan jika harus
berdiam diri saja di tempat ini tanpa melakukan apapun. Maka aku akan
bercerita kepada anda, mengenai pengalamanku berperang melawan para
prajurit dari Kerajaan Distra, yang berlokasi di perbatasan antara dua
Kerajaan besar (Fulcan dan Distra).” Ucap Dragon.
Dia akan menceritakan pengalamannya ketika dia pernah menjadi seorang
prajurit dari Kerajaan Fulcan dan harus berperang melawan pasukan dari
Kerajaan Distra, secara mati-matian. Sebuah peperangan hebat yang terjadi
sekitar 2 tahun yang lalu, sebelum dia bertemu dengan gurunya, dan terlibat
dengan persoalan yang ada di Kastil milik Flaur tersebut.
Bersambung. . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 4
Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 2
Poin-poin penting cerita :
- Dragon akan mendengarkan penawaran dari Flaur, tetapi karena Krypt meremehkannya, maka Dragon menantang Krypt untuk berduel.
- Dragon berhasil dikalahkan oleh Krypt sehingga kini dia harus dijebloskan ke sebuah ruangan yang telah dipersiapkan untuknya, dan dia akan mendengarkan tentang penawaran dari Flaur pada keesokan harinya.
- Flaur sudah merencanakan sesuatu terhadap Dragon.
- Di Kastil itu Dragon banyak sekali melihat para pelayan dan pekerja yang merupakan budak milik Flaur.
- Di dalam sebuah ruangan penjara, Dragon bertemu dengan seorang pria tua yang sudah mendekam cukup lama disana. Dulunya dia adalah seorang Kepala desa yang diculik beserta para warganya untuk dijadikan sebagai budak di dalam Kastil milik Flaur.
- Dragon memberitahunya bahwa dia berasal dari Kerajaan Fulcan, yang telah musnah akibat peperangan besar, yang terjadi sekitar dua tahun lalu.
- Pria tua itu penasaran dan ingin mendengar cerita mengenai pengalaman Dragon ketika terlibat di dalam peperangan tersebut.
No comments:
Post a Comment