Friday, September 21, 2018

Journey of the Dragon : Chapter 3

Chapter 3 : A Warrior from Fulcan

   Dikisahkan sebelumnya, untuk mencari keberadaan dari orang yang telah membunuh gurunya, seorang Pria yang bernama Dragon, telah berkelana ke berbagai penjuru Negeri Azhuloth. Hingga akhirnya sebuah petunjuk menuntunnya untuk pergi ke puncak Tebing utara (Suatu wilayah yang tidak boleh dimasuki oleh orang luar).

   Saat Dragon telah berhasil mencapai puncak, dia segera disergap oleh para anak buah dari seorang Penyihir yang menguasai wilayah Tebing utara. Sang Penyihir yang bernama Stellan flaur itu, memiliki sebuah Kastil yang besar dan megah, tepat di tengah-tengah hutan pinus yang berada di puncak Tebing tersebut. Selain itu dia juga memiliki banyak anak buah (Prajurit), serta dua anak buah kepercayaannya, yakni Mailon dan Krypt.










   Mereka berdua memperlakukan Dragon dengan kasar, karena Dragon tidak mau tunduk dihadapan Tuan mereka (Yang mengaku bahwa dirinya adalah salah satu anggota dari kelompok Emperors unity). Tapi dengan perlahan, Flaur mencoba untuk mendengarkan alasan mengapa Dragon sampai berani datang ke puncak Tebingnya, dan mengabaikan berbagai tanda peringatan yang tertancap di sekitar wilayah Tebing tersebut. Dan setelah Flaur mengetahui alasan dari kedatangan Dragon ke sana (Yakni untuk mencari Night crow, orang yang telah membunuh gurunya). Maka Flaur memutuskan untuk membuat suatu kesepakatan dengan Dragon.

   Flaur berkata bahwa dia akan memberitahu Dragon tentang dimana keberadaan Night crow, tapi ada syaratnya. Flaur mengajukan sebuah penawaran kepada tawanannya tersebut, untuk bisa mendapatkan informasi itu, maka Dragon terlebih dahulu harus memenuhi syarat yang akan Flaur berikan kepadanya. Kemudian Dragon berpikir sejenak. Lalu dia berkata, “Syarat? ... Aku ingin segera bertemu dan melawan Night crow, supaya beban kebencian di dalam hatiku ini bisa segera menghilang setelah aku mengalahkannya ... Jadi katakan padaku, apa syaratnya?” Karena keinginan Dragon yang begitu kuat untuk bisa bertemu dengan Night crow, maka Dragon akan mencoba untuk mendengarkan penawaran Flaur.

   Namun Krypt segera memotong percakapan mereka berdua, karena dia merasa risih terhadap pernyataan dari Dragon. Krypt mengatakan kepada Dragon bahwa dia tidak mungkin bisa mengalahkan Night crow, dan dia masih terlalu dini 100 tahun untuk dapat melawan Night crow. Kemudian Dragon sedikit tersenyum dan saling bertatap mata dengan Krypt. Dia tidak terima jika disebut bahwa dirinya bukanlah tandingan bagi Night crow. Maka dari itu Dragon langsung mengajukan tantangan kepada Krypt untuk mengetesnya dalam sebuah pertarungan.

   Krypt yang merasa tertantang, langsung saja meminta ijin kepada Tuannya untuk dapat melangsungkan pertarungan dengan Dragon saat itu juga, dan tanpa banyak bicara, Flaur menyetujui hal tersebut dengan menganggukan kepalanya. Kemudian Flaur berdiri dari kursi singgasananya dan berkata.

   “Boleh juga. Mari kita melakukan sedikit uji coba terlebih dahulu. Lepaskan dia.” Flaur memerintahkan anak buahnya untuk melepas tali yang mengikat tangan serta kaki Dragon. setelah itu Dragon segera berdiri, dia sepertinya sudah agak lebih tenang sekarang dan tidak mau terlalu terbawa emosi untuk meloloskan diri dari tempat itu. Dia menunggu apa yang akan dikatakan oleh Flaur selanjutnya.

   “Kau akan melawan salah satu anak buah terbaikku yang bernama Krypt. Jika kau bisa menang melawannya, maka malam ini kau boleh tidur di salah satu kamar mewah yang ada disini. Tetapi jika kau kalah, maka kau harus tidur di tempat yang sudah anak buahku siapkan untukmu... Dan mengenai kesepakatan yang tadi sempat kuucapkan, akan kuberitahukan padamu besok saja.” Ucap Flaur kepada Dragon. kemudian Krypt membungkuk kepada Flaur, menandakan bahwa dia menghormati keputusan dari Tuannya itu. Sedangkan Dragon segera menoleh ke belakang untuk memperhatikan orang yang akan menjadi lawannya tersebut.

   Setelah Flaur mengatakan bahwa pertarungan mereka berdua akan dilangsungkan disini sekarang juga. Tak lama kemudian, mereka berdua masing-masing sudah diberikan senjata berupa sebuah pedang biasa. Lalu Mailon menyempatkan diri untuk mengucapkan beberapa kalimat kepada Dragon.

   “Kau beruntung karena akan melawan Krypt dengan hanya menggunakan pedang biasa. Kalau saja Krypt menggunakan senjata andalan miliknya, kau pasti akan mati.” Begitulah kata Mailon.

   Tetapi Dragon tidak terlalu memperdulikan perkataan tersebut. Baginya dia hanya harus mengalahkan lawan yang saat ini sudah ada di hadapannya saja, untuk menunjukan siapa dirinya yang sebenarnya kepada orang-orang yang telah meremehkannya tersebut. Sambil mengenggam sebuah pedang biasa yang sama persis dengan lawannya, dia tidak memperlihatkan perasaan takut sama sekali, karena Dragon sudah terbiasa menghadapi banyak pertarungan selama hidupnya.

   Dia membayangkan masa kanak-kanaknya, Dragon kecil berkeliaran bersama seorang temannya di sebuah Kerajaan besar yang bertabur bunga-bunga mawar. Mereka berdua berkeliaran kesana kemari untuk mencari makanan, baik yang masih baru maupun yang sudah dibuang ke tempat sampah. Ketika itu mereka berdua hanyalah dua orang anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa, bahkan tempat tinggal pun tidak punya. Mereka berdua bertahan hidup dengan melakukan berbagai pekerjaan, seperti menyemir sepatu, menjadi pemulung, namun terkadang mereka juga mencuri makanan jika benar-benar sedang tidak punya uang.




Masa kecil Dragon sebagai penduduk Kerajaan Fulcan, dia sedang berdiri menatap Istana bersama seorang temannya.


   Bahkan selalu saja ada berandalan yang mengganggu mereka, suatu hari temannya Dragon pernah dipukuli hingga pingsan ketika Dragon sedang tidak bersamanya, lalu Dragon datang dan berkelahi dengan para berandalan tersebut, hingga akhirnya dia menang. Setelah itu tak terhitung berapa banyak perkelahian yang telah dilewati olehnya.

   Setelah mereka beranjak dewasa pun, di usia remaja segala macam pekerjaan telah dijalani oleh Dragon dan temannya itu, dari mulai kuli panggul, tukang bersih-bersih jalanan, hingga menjadi seorang petarung bayaran. Dan setelah kehidupan ekonomi mereka sudah mulai membaik, mereka memutuskan untuk bergabung ke dalam pasukan Kerajaan. Lebih tepatnya, mereka berdua menjadi prajurit di sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Fulcan. Ya, dulunya Dragon adalah mantan prajurit di Kerajaan Fulcan, yang kini sudah binasa.

   Beralih dari kilasan masa lalunya. Kemudian Dragon kembali memfokuskan dirinya kepada lawan yang sekarang sudah bersiap untuk bertarung dengannya. Dragon harus bisa mengalahkan Krypt supaya dapat membuktikan bahwa dirinya bukanlah seseorang yang bisa diremehkan begitu saja. Maka dari itu Dragon tidak menolak ketika Flaur menyuruhnya untuk bertarung melawan Krypt disana saat itu juga.





Dragon dan Krypt akan melangsungkan pertarungan.


   Pertarungan pun dimulai, Dragon segera menyerang dari berbagai arah, namun Krypt tampak bertarung dengan tenang, dia menangkis setiap serangan pedang dari Dragon dengan mudah. Tak ada celah bagi Dragon untuk dapat menggores sedikit saja bagian tubuh Krypt. Kemudian Dragon tersadar bahwa dirinya terlalu tergesa-gesa untuk dapat mengalahkan Krypt. Lawan yang sedang dihadapinya saat ini bukanlah seorang prajurit ataupun petarung biasa, juga bukanlah sekelas para bandit yang pernah dia lawan di Bar. Tingkatan kekuatan orang ini lebih dari semua orang yang pernah dia lawan sebelumnya.

   Sekarang Dragon mulai lebih tenang dalam menghadapi Krypt. Dengan kecermatan untuk dapat menemukan celah serangan, maka Dragon akhirnya berhasil melayangkan sebuah tebasan yang berhasil mengenai lengan Krypt. Hal itu membuat semua orang yang menyaksikan pertarungan disana menjadi sedikit terkejut.

   Lalu Krypt terdiam sejenak sambil mengeluarkan suara tawa dari balik perban yang menutupi mulutnya. Sepertinya sekarang dia memutuskan untuk mulai bertarung dengan serius. Kemudian Dragon kembali menyerangnya lagi supaya dia bisa segera memenangkan pertarungan itu, namun kini Krypt tidak hanya menangkis serangan-serangan pedang dari Dragon. Krypt juga membalas serangan-serangan dari Dragon dengan keras, sehingga mereka jadi bertarung secara sengit.

   Tapi semakin lama, Dragon merasa bahwa serangan dari Krypt menjadi semakin kuat dan hantamannya menjadi semakin keras. Sehingga Dragon sedikit demi sedikit jadi terus melangkah mundur ketika menangkis serangan-serangan dari pedang Krypt. Dan akhirnya posisi Dragon menjadi semakin terpojok pada sebuah tiang yang ada di belakang tubuhnya.

   Tetapi Dragon tidak kehabisan akal, sebelum dirinya benar-benar terpojok ke tiang tersebut, dia segera membalikan tubuhnya lalu meloncat kepada tiang itu untuk menjadikannya sebagai tumpuan, setelah itu dia kembali meloncat kepada Krypt dari arah atas, dan mendaratkan sebuah tebasan yang cukup keras terhadap musuhnya tersebut.



Dragon memberi serangan tebasan kepada Krypt.


   Namun ternyata Krypt dapat menahan serangan tersebut dengan pedang yang ada di tangannya secara mudah, kemudian Krypt langsung memutar tubuhnya untuk menghindari sebuah serangan lagi yang dilancarkan oleh Dragon, dan setelah itu Krypt segera melesatkan sebuah tendangan hingga mengenai perut Dragon, sampai tubuh Dragon jadi terdorong ke belakang dan punggungnya jatuh menghantam lantai dengan keras.

   Setelah itu, Dragon segera berdiri, dan mereka kembali bertarung pedang secara sengit. Mereka saling menyerang dan menangkis serangan satu sama lain, namun kini Krypt terlihat lebih dominan, sehingga lama-kelamaan, Dragon menjadi semakin kewalahan. Dan akhirnya pedang yang digenggam oleh Dragon harus terlepas lalu terlempar cukup jauh, selanjutnya Krypt langsung menjulurkan pedangnya ke leher Dragon, sehingga membuat Dragon jadi tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Karena jika dia bergerak sedikit saja, maka ujung pedang tersebut pasti akan menyayat lehernya.

   Pertarungan telah berakhir dengan hasil akhir berupa sebuah kekalahan bagi Dragon. Semua orang yang ada di ruangan itu tampak senang, karena kagum saat menyaksikan kemenangan yang telah diperoleh Krypt, sedangkan Mailon tampak sedang tersenyum sambil bertepuk tangan.

   Lalu Dragon beralasan bahwa dirinya saat ini sedang dalam kondisi kelelahan setelah seharian mendaki tebing yang terjal dan curam, maka dari itu dia kalah melawan Krypt. Kemudian Krypt berkata bahwa dia berharap suatu hari nanti, mereka berdua bisa saling berhadapan kembali dalam keadaan yang sama-sama prima. Dan Dragon membalas perkataan tersebut dengan sebuah ucapan, bahwa nanti Krypt akan berharap bahwa hari tersebut tidak akan pernah terjadi.

   Setelah itu Flaur segera mengumumkan sebuah keputusan bahwa Dragon telah kalah dan harus mengikuti ketetapan yang telah ditentukan olehnya. Yakni, Dragon harus menunggu di sebuah ruangan yang telah disiapkan. Dan pada esok harinya, dia akan mendengarkan penawaran dari Flaur.

   Dengan pasrah Dragon dibawa dan dikawal oleh beberapa orang prajurit menuju ke sebuah lorong yang ada di ruangan itu. Tak lama kemudian, Mailon dan Krypt segera berlutut di hadapan Flaur. Lalu Mailon menyampaikan sebuah pertanyaan kepada Tuannya tersebut.

   “Tuan, apakah anda yakin, bahwa anda akan memberikan tugas itu kepadanya?”

   “Tenang saja, dengan kemampuan yang dia miliki, dia pasti bisa menyelesaikan tugas itu dengan baik. Ditambah lagi, kita bisa mengorbankannya. Jika dia gagal, maka kita tidak akan mengalami kerugian apapun.” Jawab Flaur terhadap pertanyaan dari Mailon tersebut. Lalu kedua anak buah kepercayaan Flaur itu menundukan kepalanya, menandakan bahwa mereka berdua menyetujui keputusan dari Flaur.

   Sementara itu, Dragon sedang dikawal oleh beberapa orang prajurit menuju ke sebuah tempat untuk menghabiskan waktu semalaman baginya. Saat berjalan di lorong, Dragon berpapasan dengan beberapa pelayan wanita, yang langsung menyingkir ketika Dragon dan beberapa prajurit sedang lewat. Kemudian mereka berjalan ke bagian halaman belakang, disana Dragon melintasi sebuah perkebunan yang cukup luas, dimana para wanita paruh baya juga anak-anak kecil sedang bekerja memanen hasil kebun dibawah terik sinar matahari. Mereka semua melihat Dragon yang sedang berjalan bersama para prajurit disana, dengan ekspresi wajah memelas seakan mengisyaratkan bahwa diri mereka ingin ditolong oleh Dragon, namun mereka segera sadar dan mengalihkan pandangan, karena mereka tahu bahwa Dragon juga merupakan tawanan di tempat tersebut. sedangkan Dragon menatap mereka dengan ekspresi wajah yang bertanya-tanya. Darimana Flaur bisa memiliki pekerja sebanyak ini. Ternyata di tempat ini juga mempekerjakan perempuan paruh baya dan anak-anak.



Para wanita dan anak-anak bekerja di sebuah perkebunan yang luas di Kastil milik Flaur.

   Kemudian Dragon dibawa melewati suatu ruangan terbuka yang dipenuhi banyak prajurit. Mereka semua sedang berlatih dan bercengkrama dengan satu sama lain, dan ketika mereka melihat Dragon yang sedang lewat disana, salah satu prajurit sempat berkata, “Hey lihat, ada orang baru.” Tetapi Dragon tidak terlalu menghiraukan perkataan tersebut.

   Dan akhirnya Dragon sampai di sebuah ruangan yang baginya terlihat seperti sebuah penjara, lalu salah satu prajurit yang ada di sampingnya kembali menegaskan bahwa ruangan itu memang adalah sebuah penjara. Hal tersebut membuat Dragon terlihat sangat kecewa. Pintu jeruji besi dibuka, lalu Dragon dimasukan ke dalam sana, dia tidak melawan sama sekali. Setelah itu pintu jeruji besi kembali ditutup.

   Dan setelah salah seorang prajurit mengatakan bahwa besok Dragon akan kembali menghadap Tuan Flaur, mereka semua segera pergi meninggalkan Dragon dalam ruangan penjara itu. Beberapa saat kemudian Dragon langsung duduk dan menyandarkan punggungnya pada dinding. Ternyata di pojok ruangan tersebut juga ada seseorang yang sedang duduk bersandar di dinding, karena ruangan itu cukup gelap, maka wajah orang itu tidak terlalu kelihatan jelas oleh Dragon.

   Lalu Dragon memperhatikannya dengan seksama, sepertinya orang itu adalah laki-laki yang telah berumur cukup tua, terlihat dari rambut panjangnya yang sudah beruban, juga dari kumis dan janggut yang sudah panjang dan tampak tak terurus, sepertinya pria tua itu sudah cukup lama mendiami ruangan tersebut.

   Dia memberi salam kepada Dragon, lalu Dragon membalas salamnya. Setelah itu dia berbicara kepada Dragon, “Anak muda, tubuhmu terlihat cukup tangguh. Mengapa barusan kau tidak menghajar mereka dan melarikan diri dari tempat ini?”

   Kemudian Dragon menjawab, “Aku mau saja, tapi aku masih mempunyai urusan di tempat ini, maka dari itu aku tidak mau pergi dulu.” Jawab Dragon, lalu pria tua itu hanya menganggukan kepalanya setelah mendengarkan jawaban dari Dragon.

   Setelah itu, Dragon mulai mengajukan pertanyaan kepada teman satu ruangannya tersebut, “Bagaimana pendapat anda mengenai Flaur, si pemilik Kastil ini?”

   “Flaur, dia adalah seseorang yang sangat senang dilayani juga dihormati. kemanapun kau pergi di setiap penjuru Kastil ini, kau pasti akan menemukan anak buah, pelayan, maupun budak yang bekerja untuk melayani setiap perintahnya. Flaur harus selalu mendapatkan segala yang dia inginkan walau dengan menggunakan cara apapun. Begitulah pendapatku tentangnya.” Jawab pria tua tersebut.



Dragon berada di sebuah ruang penjara bersama seorang pria tua.


   “Oh, jadi begitu, dia punya banyak budak... Kalau boleh aku bertanya lagi, bagaimana dia bisa mendapatkan banyak budak, dan mengapa anda bisa berada disini?"

   "Tentu saja dengan cara mengambil paksa orang-orang dari keluarga mereka, begitupun juga denganku."

   "Ya ampun, apakah anda pernah mencoba kabur dari tempat ini?"

   Lalu pria tua itu sedikit tertawa, “Heheh... Entah sudah berapa kali aku mencoba. Aku sudah mulai bosan untuk berusaha pergi dari sini. Dan entah sudah berapa banyak orang yang telah mati saat berusaha untuk melarikan diri dari Kastil ini. Walaupun bisa keluar dari kastil ini hidup-hidup, maka yang akan menunggu kita selanjutnya adalah Hutan kematian yang membentang luas dan mengelilingi seluruh wilayah Tebing ini.” Jawab orang itu.

   “Hutan kematian? Aku memang melihat kawasan hutan yang luas di sekeliling Tebing ini, tapi aku tidak melewati kawasan hutan tersebut ketika datang dan menaiki Tebing ini.” Kata Dragon.

   “Apakah kau datang kesini dari arah timur?” Tanya orang itu kepada Dragon.

   “Ya.” Jawab Dragon dengan singkat. Kemudian orang itu kembali menjelaskan kepada Dragon. “Jika kau datang dari arah timur, maka yang akan kau temui adalah dinding Tebing yang sangat tinggi dan terjal. Tidak banyak orang yang dapat mendaki dan menuruni jalan tersebut dengan mudah. Namun jika kau datang dari arah yang lain, maka kau harus melewati dulu Hutan kematian, maka setelah melewatinya kau dapat mendaki tebing ini melewati jalan setapak yang lebih mudah dan aman untuk dilalui.” Kata pria tua itu menjelaskan.


Tebing utara, yang dikelilingi oleh Hutan kematian, kecuali satu celah yang mengharuskan pendakinya untuk melewati sebuah dinding bebatuan yang terjal


   Hanya ada satu jalan yang bisa dilalui supaya bisa mencapai Kastil Flaur tanpa harus melewati hutan kematian, yaitu dinding tebing terjal, dan  rupanya Dinding bebatuan terjal itulah, yang telah dilalui oleh Dragon supaya bisa naik ke puncak Tebing ini hingga akhirnya dia harus tertangkap oleh para prajurit Flaur dan dibawa ke dalam Kastil untuk diberikan hukuman.

   “Oh, jadi begitu.” Dragon mulai mengerti. “Lalu, apakah aku boleh tahu, darimana anda berasal?"

   “Hmm... Sekitar satu setengah tahun yang lalu, Flaur dan para prajuritnya datang ke Desa kami. Sebuah Desa kecil di daerah timur, yang awalnya tentram berubah menjadi porak poranda karena kedatangannya. Dia membantai serta menculik banyak orang dari Desa kami, termasuk diriku, yang kebetulan juga merupakan Kepala Desa disana. Aku telah gagal melindungi para penduduk di Desaku dan sekarang nasibku harus berakhir di dalam ruang penjara ini. Walau berapa kalipun aku mencoba untuk melarikan diri, Flaur tidak pernah memerintahkan prajuritnya untuk membunuhku, dia hanya terus menahanku disini supaya aku dapat menjadi contoh bagi setiap orang yang ingin mencoba untuk melarikan diri.” Pria tua itu bercerita sambil menundukan kepalanya karena merasa sedih.

   Lalu dia melanjutkan kembali ceritanya, “Bukan hanya satu Desa saja yang pernah dijajah olehnya, bahkan dua bulan yang lalu Flaur juga telah membawa beberapa orang lagi ke tempat ini, yang dia dapatkan dari sebuah Desa di wilayah selatan. Dia mempekerjakan kami semua sebagai budak, perempuan dan anak-anak bekerja di dapur serta di kebun, sedangkan laki-laki yang berbadan kuat dijadikan sebagai prajurit. Dan orang-orang yang memberontak serta tidak mau patuh kepada Flaur, maka akan dihabisi, bahkan beberapa ada yang dibawa pergi dan sudah tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Kini setiap hari aku hanya diam disini dan menunggu akan seperti apa nasibku selanjutnya.” Ucap Pria tua itu.

   Dragon terdiam sejenak setelah mendengar tentang cerita tersebut, kemudian dia mulai berbicara kembali. “Aku turut berduka... Percayalah, aku juga tahu bagaimana rasanya kehilangan tempat tinggal dan orang-orang yang kusayangi, karena penjajahan.”

   “Benarkah? Kau berasal dari Desa mana?” Tanya pria tua itu kepada Dragon.

   “Tidak... Aku bukan berasal dari sebuah Desa. Aku berasal dari Kerajaan Fulcan.” Jawab Dragon.

   Lalu pria tua itu terlihat kaget. “Wah... jadi kau adalah korban dari peperangan hebat yang terjadi sekitar dua tahun lalu itu? Pasti semua itu sangat berat bagimu. Aku turut berduka.” Banyak sekali pertanyaan yang terlontar dari mulut pria tua itu setelah tahu bahwa Dragon berasal dari Kerajaan yang sudah lama musnah tersebut.

   “Awalnya memang terasa sangat berat... Tapi selama dua tahun ini aku berhasil bangkit kembali, berkat seseorang yang telah merawatku dan membimbingku sebagai muridnya.” Ucap Dragon.

   “Hmm, jadi begitu. Bisakah kau menceritakan padaku, apa yang terjadi di dalam peperangan tersebut? Walaupun Desa kami tidak berada di dalam wilayah Kerajaan Distra atau Kerajaan Fulcan, tapi imbas dari peperangan itu sangat berdampak dan berpengaruh dalam segala hal di seluruh Negeri ini.” Ujar pria tua itu yang nampak penasaran.

   “Ya, baiklah kalau begitu, karena aku pasti akan merasa bosan jika harus berdiam diri saja di tempat ini tanpa melakukan apapun. Maka aku akan bercerita kepada anda, mengenai pengalamanku berperang melawan para prajurit dari Kerajaan Distra, yang berlokasi di perbatasan antara dua Kerajaan besar (Fulcan dan Distra).” Ucap Dragon.

   Dia akan menceritakan pengalamannya ketika dia pernah menjadi seorang prajurit dari Kerajaan Fulcan dan harus berperang melawan pasukan dari Kerajaan Distra, secara mati-matian. Sebuah peperangan hebat yang terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, sebelum dia bertemu dengan gurunya, dan terlibat dengan persoalan yang ada di Kastil milik Flaur tersebut.



Bersambung. . .


Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 4


Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 2


Poin-poin penting cerita :

  • Dragon akan mendengarkan penawaran dari Flaur, tetapi karena Krypt meremehkannya, maka Dragon menantang Krypt untuk berduel.
  • Dragon berhasil dikalahkan oleh Krypt sehingga kini dia harus dijebloskan ke sebuah ruangan yang telah dipersiapkan untuknya, dan dia akan mendengarkan tentang penawaran dari Flaur pada keesokan harinya.
  • Flaur sudah merencanakan sesuatu terhadap Dragon.
  • Di Kastil itu Dragon banyak sekali melihat para pelayan dan pekerja yang merupakan budak milik Flaur.
  • Di dalam sebuah ruangan penjara, Dragon bertemu dengan seorang pria tua yang sudah mendekam cukup lama disana. Dulunya dia adalah seorang Kepala desa yang diculik beserta para warganya untuk dijadikan sebagai budak di dalam Kastil milik Flaur.
  • Dragon memberitahunya bahwa dia berasal dari Kerajaan Fulcan, yang telah musnah akibat peperangan besar, yang terjadi sekitar dua tahun lalu.
  • Pria tua itu penasaran dan ingin mendengar cerita mengenai pengalaman Dragon ketika terlibat di dalam peperangan tersebut.

No comments:

Post a Comment