Ghistory
Chapter 7 : End of war
Sebelumnya dikisahkan, Raja Velodros telah berhasil menemukan sang Kesatria
naga dengan bantuan dari kalung yang memiliki kekuatan untuk menemukan
apapun yang dicari oleh pemilik sejatinya (Pemilik sejati kalung tersebut).
Dan tak hanya itu, Raja juga berhasil membujuk Kesatria naga untuk
bergabung bersamanya melawan Darkros, yang di saat bersamaan ternyata
Darkros beserta pasukannya sedang berbondong-bondong pergi menuju ke
Kerajaan Nexus. Yakni Kerajaan yang berada dibawah kepemimpinan Raja
Velodros, namun karena saat ini Raja Velodros sedang berada jauh dari
Kerajaannya, dikarenakan sedang dalam misi pencarian Kesatria naga, maka
sang Raja jadi mulai merasa cemas dan gelisah, karena dia takut akan nasib
seluruh rakyatnya, jika Kerajaannya tersebut sampai jatuh ke tangan
Darkros.
Namun Kesatria naga menawarkan sebuah solusi supaya Raja dan yang lainnya
dapat pergi ke Kerajaan Nexus dalam waktu yang cepat. Secara ajaib, dia
mengeluarkan seekor Naga berukuran besar dari dalam gulungan perkamen
miliknya, Kesatria naga mengajak Raja beserta yang lainnya untuk naik ke
punggung Naga besar miliknya tersebut, untuk selanjutnya berangkat menuju
ke Kerajaan Nexus tanpa harus mengkhawatirkan jauhnya jarak yang ditempuh,
karena mereka tidak akan dibawa melewati jalur darat yang membutuhkan waktu
berhari-hari, melainkan dengan cara terbang sambil menunggangi Naga raksasa
itu, dan sampai ke tujuan dengan selamat juga dalam waktu yang cepat..
Sementara itu di Kerajaan Nexus, Pasukan Darkros sudah tiba disana namun
tidak tampak adanya keberadaan Darkros diantara banyaknya pasukan tersebut,
yang berjumlah kurang lebih sekitar 10.000 orang. Singkat cerita, seluruh
Prajurit Darkros dan Para Prajurit Kerajaan Nexus sudah mulai melangsungkan
pertempuran disana, pasukan Darkros memiliki kemampuan yakni tidak
menghiraukan rasa sakit, sehingga mereka sangat sulit untuk dikalahkan,
hingga membuat banyak Prajurit Nexus berguguran. Walaupun jumlah mereka
tidak lebih banyak dari para Prajurit Nexus, tapi mereka terus menggempur
pertahanan dari benteng Kerajaan Nexus. Pasukan berani mati milik Darkros
tersebut benar-benar dapat membuat para Prajurit Nexus yang jumlahnya 5
kali lipat lebih banyak dari mereka, sampai kewalahan.
Hal itu diperparah dengan kemunculan 5 orang anggota Emperors unity, yang
datang ke sana lewat portal milik Pandora. Namun Pandora tidak ikut hadir
disana. Kelima anggota yang telah hadir itu ialah Gold one, Heatless,
Centaurion, Night crow, dan Merliana. Juga para Prajurit Centaurion dalam
jumlah yang cukup banyak.
Kehadiran mereka mampu memberikan imbas yang begitu besar terhadap
kekalahan dari pasukan Kerajaan Nexus, seluruh Prajurit yang bertugas untuk
menjaga benteng, semuanya dibantai habis, sedangkan para Prajurit yang
berada di balik benteng bagian dalam, semuanya disapu habis oleh gelombang
tsunami yang dihasilkan dari kekuatan Merliana. Sampai-sampai sebagian
besar wilayah Ibukota Nexus pun menjadi luluh lantah dibuatnya, dan
mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
Lalu ketika gerbang sudah didobrak hingga terbuka lebar, maka seluruh
pasukan Darkros ditambah dengan pasukan Centaurion langsung merangsek masuk
ke dalam Ibukota, diikuti oleh kelima anggota Emperors unity yang sudah
berkumpul disana. Kemudian kedatangan mereka segera dihadang oleh sisa
pasukan Nexus yang ada di tengah Ibukota. Mereka semua sudah pasrah dan
tahu bahwa mereka tidak mungkin bisa menang melawan kekuatan dari banyaknya
pasukan Darkros, ditambah dengan kelima anggota Emperors unity. Tapi mereka
tidak akan mundur, dan bertekad untuk mempertahankan Kerajaan mereka hingga
titik darah penghabisan.
Lalu tiba-tiba, hal yang sangat mengejutkan terjadi. Pertolongan bagi
mereka telah datang dari langit, berupa seekor Naga raksasa yang langsung
menyemburkan api terhadap para prajurit Darkros. Naga raksasa tersebut
mendarat di tengah-tengah kedua kubu, lalu beberapa saat kemudian Raja
beserta Jenderalnya menampakan diri, dan segera turun dari punggung Naga
raksasa itu diikuti oleh 4 orang Kesatria, yakni Aryal, Tomb, Melinda, dan
Kesatria naga. Hal itu membuat para Prajurit Nexus merasa bahagia dan jadi
lebih bersemangat, karena Raja mereka telah kembali pulang sambil membawa
sang Kesatria naga bersamanya.
Kesatria naga menyuruh Raja serta Jenderal untuk segera pergi ke Istana
karena disana lebih aman, sedangkan Kesatria naga beserta para Kesatria
yang lain akan tetap disana untuk menghadapi kelima anggota Emperors unity
beserta seluruh pasukan Darkros. Tentu saja disana sang Kesatria naga dan
Kesatria yang lain juga akan dibantu oleh para Prajurit Nexus yang
jumlahnya cukup banyak.
Tak lama kemudian, saat Kesatria naga dan yang lainnya sedang melangsungkan
pertempuran, Raja dan Jenderal sudah sampai di Istana dan disambut oleh
Pangeran Velodra, yakni Putra semata wayang dari Raja Velodros. Pangeran
bilang bahwa seluruh anggota keluarga Kerajaan sudah dibawa ke tempat yang
aman. Selain itu, senjata pamungkas yang dibuat oleh para Penyihir Nexus
untuk bisa menandingi kekuatan dari Darkros, juga sudah selesai dibuat, dan
saat ini sedang dijaga di ruang bawah tanah oleh para Penyihir.
Tanpa buang-buang waktu, Raja segera mengajak Jenderal beserta Putranya itu
untuk pergi mengambil senjata pamungkas tersebut ke ruang bawah tanah.
Tetapi sesampainya mereka disana, alangkah terkejutnya sang Raja ketika
mendapati tubuh para Penyihir sudah tergeletak tak bernyawa di dalam ruang
bawah tanah tersebut. Ditambah lagi dengan ditusuknya tubuh sang Jenderal
dari belakang, sehingga sang Jenderal langsung tewas seketika disana.
Dan pelaku penusukan itu tak lain tak bukan adalah Putranya sendiri, yakni
Pangeran Velodra. Raja Velodros benar-benar dibuat terkejut secara
bertubi-tubi, sehingga dia tidak bisa berkata apa-apa dan tidak tahu harus
berbuat apa, selain hanya bertanya. "Ke- kenapa ??"
Lalu Pangeran Velodra mulai memberitahu bahwa sebenarnya dirinya saat ini
adalah Darkros. Darkros bukanlah seorang manusia, melainkan mahluk yang
dapat merasuki dan mengambil alih tubuh seseorang untuk dijadikan sebagai
wadahnya. Diam-diam dia telah mengambil alih tubuh salah seorang Penyihir
terkenal yang diundang masuk ke dalam Istana Nexus, kemudian dia berpindah
masuk dan menguasai tubuh Pangeran Velodra, sehingga dengan campur
tangannya dalam proses pembuatan senjata pamungkas di dalam ruang bawah
tanah tersebut, maka yang akhirnya dibuat itu bukanlah senjata untuk
melawan Darkros, melainkan senjata yang mampu memperkuat Darkros hingga
tidak akan ada yang bisa menandinginya lagi. Senjata itu berupa bola energi
yang dia beri nama, "Bola Aporion."
Namun ketika Darkros hendak menggunakan kekuatan penghancur dari bola
Aporion terhadap sang Raja, tiba-tiba tubuhnya dihujani oleh ratusan pisau
belati, yang berasal dari kekuatan Melinda. Dia kebetulan baru sampai
disana dan mendengar sebagian dari pembicaraan antara Darkros dengan sang
Raja, lalu saat keadaannya sudah mulai memburuk, maka Melinda segera
menyerang Darkros, kemudian mengajak Raja untuk bergegas pergi meninggalkan
tempat tersebut, menuju ke halaman depan Istana.
Tapi ternyata, saat mereka berdua telah sampai di halaman depan Istana,
mereka kembali dihadang oleh Pandora, yang sudah menunggu mereka sambil
menghabisi setiap Prajurit Kerajaan yang berada di tempat itu. Lalu Pandora
berusaha untuk menculik sang Raja, dengan cara memunculkan beberapa portal
di sekitar Melinda dan Raja.
Tapi Melinda segera mencegah hal itu, dengan cara mendekap tubuh Pandora
dan membawanya masuk ke dalam portal miliknya sendiri. Dan ternyata mereka
malah masuk ke dalam sebuah penjara keabadian yang berada di dimensi lain,
lalu ketika Pandora mencoba untuk kembali lagi ke tempat sang Raja berada,
dia tiba-tiba tidak bisa memunculkan portalnya.
Itu karena Melinda sudah mengorbankan seluruh kekuatan miliknya ke dalam
sebuah pisau belati yang telah dia hunuskan di pundak belakang Pandora,
sehingga kekuatan Pandora untuk memunculkan portal dimensi jadi hilang dan
tidak dapat digunakan lagi. Sehingga pada akhirnya mereka berdua harus
terkurung di dalam penjara keabadian tersebut untuk selamanya.
Beberapa saat kemudian, setelah sang Raja ditinggal sendirian oleh Melinda
dan Pandora di halaman depan Istana. Dia dihampiri oleh seseorang, dan
orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Darkros, yang memakai tubuh
dari Putranya sendiri. Sambil berjalan menghampiri sang Raja, tubuh
tersebut terlihat sedang beregenerasi atau melakukan penyembuhan dengan
sendirinya, setelah sebelumnya terkena serangan ratusan pisau belati dari
Melinda.
Pemulihan diri tersebut, bukanlah semata-mata kekuatan yang dimiliki oleh
Darkros, namun berasal dari kekuatan dari bola Aporion yang sudah dalam
keadaan menempel di bagian dada, pada tubuh tersebut. Darkros terlihat
sangat senang karena dia sudah tidak sabar untuk menggunakan kekuatan luar
biasa dari Senjata pamungkas miliknya, yang telah dia ciptakan tersebut.
Tanpa basa-basi lagi, dia langsung menjalankan niatannya untuk menjadikan
Raja Velodros sebagai subjek percobaan pertama bagi kekuatan penghancur
bola Aporio. Maka dia segera mengumpulkan energi penghancur yang sangat
besar di tangannya, kemudian dia langsung menembakan kumpulan energi
penghancur tersebut, tepat ke arah Raja Velodros sedang berada, hingga
menyebabkan sebuah ledakan yang sangat besar. Sampai-sampai gerbang Istana
pun ikut hancur terkena ledakan dari serangan itu.
![]() |
Darkros menembakan energi penghancur kepada Raja Velodros, hingga bagian depan Istana pun sampai luluh lantah terkena ledakannya. |
Seluruh Prajurit Nexus yang sedang bertempur, dibuat terkejut oleh ledakan
besar yang terjadi di Istana itu, sedangkan para Anggota Emperors unity
serta pasukan Darkros tentu saja sumringah, karena mereka tahu bahwa
Tuannya pasti sudah berhasil membunuh sang Raja. Dan hal tersebut rupanya
membuat seluruh pasukan Nexus jadi hilang semangat dan hampir menyerah.
Namun Kesatria naga meyakinkan mereka semua bahwa perjuangan masih belum
berakhir, karena Raja tidak membutuhkan mereka untuk mengkhawatirkannya,
tapi Raja membutuhkan mereka untuk berjuang demi Kerajaan Nexus, mereka
hanya boleh menyerah jika memang sudah benar-benar tidak sanggup lagi untuk
menggenggam pedang. Maka setelah itu semangat para Prajurit jadi kembali
meningkat, dan mereka terus maju untuk menghadang pasukan Darkros.
Sementara itu di Istana, setelah sang Raja tertembak oleh energi penhancur
dari Darkros, maka Darkros segera mengklaim bahwa dirinya telah berhasil
menaklukan Kerajaan Nexus, dan hal itu membuatnya jadi sangat bahagia. Dia
benar-benar mengagumi kekuatan luar biasa dari bola Aporion yang menempel
di dadanya itu. Kekuatan penghancur Darkros benar-benar luar biasa, dengan
bola Aporion sebagai sumber energinya. Sekarang dia dapat menghancurkan
apapun yang dia mau, baik itu sebuah benteng besar, Istana besar, maupun
sebuah Kerajaan besar. Sepertinya kini dia sudah tidak ingin lagi dirinya
dianggap sebagai seorang Kaisar. Tetapi dia telah menganggap bahwa dirinya
kini sudah setara dengan Dewa.
Tak lama kemudian, dia mulai berjalan maju untuk melihat mayat Raja
Velodros yang telah terkena serangan penghancur dahsyatnya. Dia sangat
ingin melihat mayat sang Raja yang telah terbujur kaku, walaupun dia juga
yakin bahwa mayat Raja pasti sudah musnah hingga tak tersisa, bersamaan
dengan hancurnya gerbang Istana, yang saat ini sudah terlihat luluh lantah
juga dipenuhi oleh debu dan asap.
Maka dari itu, dia memutuskan, sebaiknya sekarang dia segera bergabung ke
dalam pertempuran yang sedang berlangsung di tengah Ibukota. Dia yakin
bahwa kedatangannya itu pasti akan berdampak besar hingga dapat mengakhiri
pertempuran yang sedang terjadi disana, selain itu dia juga sudah tidak
sabar untuk bisa segera menghadapi sang Kesatria naga dan mencoba kekuatan
penghancur miliknya terhadap Kesatria yang berjuluk sebagai Kesatria
terkuat itu. Rencananya, setelah menghabisi Kesatria naga, maka dia akan
menghabisi Kesatria yang lain, setelah itu menghabisi seluruh Prajurit
Nexus sampai tak tersisa. Hingga akhirnya hanya ada dia beserta pasukannya,
juga para anggota Emperors unity, yang tersisa disana dan akan menguasai
Kerajaan Nexus sepenuhnya.
Tapi itu semua hanya sebatas rencana untuk saat ini, karena keadaan yang
terjadi selanjutnya benar-benar tidak sesuai dengan rencana yang
dimilikinya tersebut. Ketika debu dan asap bekas ledakan yang menghalangi
pandangannya, mulai menghilang sedikit demi sedikit, mata Darkros tiba-tiba
terbelalak, sambil menunjukan ekspresi wajah yang seakan-akan tidak percaya
dengan apa yang saat ini sedang dia lihat. Orang yang seharusnya sudah
binasa setelah terkena serangan dahsyat darinya, ternyata masih berdiri
tegak sambil menatap lurus ke arahnya.
Raja Velodros berhasil selamat dari kekuatan penghancur Darkros. Tubuhnya
ditutupi oleh sebuah perisai pelindung transparan. Yang rupanya cukup kuat
untuk bisa menahan serangan penghancur dari Darkros, walaupun serangan
penghancur tersebut mampu menghancurkan seluruh bagian depan dari Istana
Nexus, dan melenyapkan tanah di sekitar Raja Velodros. Tetapi pelindung
tersebut mampu menghalangi ledakan itu, sehingga tubuh Raja Velodros masih
baik-baik saja, bahkan kondisi tempat sang Raja sedang berpijak juga tampak
masih dalam kondisi baik dan tidak retak sedikitpun.
Rupanya Perisai itu berasal dari kalung milik Raja Velodros yang dia
dapatkan dari adiknya, yakni Putri Vidia (Yang juga merupakan mendiang
istri Kesatria naga). Sebuah kalung yang dapat memilih sendiri pemilik
sejatinya karena alasan tertentu, dan sepertinya tidak ada yang tahu dengan
pasti seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh kalung tersebut.
“Apa-apaan kau ini?!!! Bagaimana kau masih bisa selamat setelah menerima
seranganku?” Teriak Darkros yang marah besar karena telah gagal membunuh
seorang manusia biasa.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Darkros tersebut, kemudian Raja segera
menutup matanya, dan mulai mengingat lagi hal yang telah terjadi sebelum
dia pulang ke Kerajaan Nexus. Yakni ketika dia sedang berada di atas
punggung Naga raksasa untuk pulang menuju ke Kerajaan Nexus, bersama dengan
Jenderal dan para Kesatria. Dalam perjalanannya tersebut, dia sempat
berbincang dengan Kesatria naga, Raja bertanya kepada Kesatria naga tentang
apa saja yang dilakukan oleh Kesatria naga ketika dirinya sedang berada
dalam masa persembunyian.
Lalu Kesatria naga menjawab bahwa sehari-hari dia hanya pergi berburu,
memancing, dan dia tidak pernah berdiam di suatu tempat untuk waktu yang
lama, hal itulah yang menyebabkan dia sangat sulit untuk ditemukan.
Kemudian dia juga bercerita bahwa dirinya saat ini sedang belajar untuk
membuat senjata, lebih tepatnya belajar untuk menjadi seorang Pandai besi.
Raja tersenyum mendengar hal tersebut. Sekali lagi dia bersyukur dan
berterima kasih karena Kesatria naga sudah mau ikut dengannya. Tetapi
Kesatria naga berkata bahwa dirinyalah yang seharusnya berterima kasih
kepada Raja, karena jika tanpa bantuan dari Raja Velodros di masa lalu,
dirinya tidak mungkin bisa bertemu lagi dengan Putri Vidia, lalu
melangsungkan pernikahan dengan mendiang istrinya tersebut.
Namun setelah bertahun-tahun menjalani rumah tangga sambil meningkatkan
reputasinya, akhirnya istrinya tersebut meninggal, hingga menyebabkan
dirinya menjadi orang yang berputus asa dan patah semangat. Bahkan hal itu
membuatnya jadi tidak peduli terhadap kekacauan yang terjadi di Negeri
Azhuloth, yang disebabkan oleh Darkros, sehingga membuat kedudukan serta
kekuasaan Darkros berkembang semakin pesat, dan akhirnya sudah terlambat
untuk bisa menghentikannya dengan mudah. Namun sekali lagi, Rajalah yang
telah membuatnya sadar dan meyakinkannya untuk kembali bertarung melawan
kejahatan, Raja memberitahu Kesatria naga bahwa kematian adiknya (Mendiang
istri Kesatria naga), adalah hal yang sudah tidak bisa diubah. Namun
kehancuran dari Negeri Azhuloth yang akan disebabkan oleh Darkros, adalah
takdir yang masih bisa dicegah, maka dari itu mereka harus terus berjuang.
Dan perjuangan yang telah dilakukan oleh sang Raja untuk mencari keberadaan
dari Kesatria naga dan mengajaknya memerangi Darkros, kini sudah berhasil
dilakukan. Selanjutnya tergantung pada usaha mereka yang akan memerangi
Darkros di Kerajaan Nexus.
Raja Velodros juga merasa sangat berterima kasih kepada kalung yang
dimilikinya (Yang dulu diberikan Kesatria naga kepada Putri Vidia, lalu
Putri Vidia memberikannya kepada Raja Velodros). Berkat bantuan dari kalung
tersebut, yang telah menuntun Raja. Maka Raja bisa menemukan sang Kesatria
naga yang sangat mustahil untuk ditemukan, dan akhirnya berhasil
mengajaknya bergabung.
Namun Kesatria naga memberitahu Raja bahwa sebenarnya kalung tersebut tidak
hanya memiliki satu kemampuan saja, tapi kalung itu juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap kekuatan dari sumber lain lalu menggabungkan
kekuatan tersebut dengan energi murninya, hingga dapat menciptakan kekuatan
luar biasa yang melebihi ekspektasi. Dan suatu saat, Raja Velodros pasti
bisa menggunakan potensi penuh dari kalung tersebut.
Kesatria naga tidak pernah meragukan keistimewaan dari kalung tersebut sama
sekali, dan alasan mengapa kalung itu telah memilih Raja Velodros sebagai
pemiliknya, itu pasti karena Raja Velodros adalah orang yang sangat tepat
dan istimewa. Begitulah yang dikatakan oleh Kesatria naga kepada Raja
Velodros ketika mereka semua sedang berada di punggung Naga raksasa, untuk
menuju ke Kerajaan Nexus.
Kemudian Raja Velodros kembali membuka matanya untuk menatap lagi Darkros
yang sedang berdiri di hadapannya dengan wajah yang masih menampakan
ekspresi terkejut. Kini sepertinya Raja sudah memahami tentang perkataan
dari Kesatria naga yang bilang bahwa Raja Velodros adalah orang yang sangat
tepat dan istimewa, karena Raja tidak pernah menggunakan kekuatan dari
kalung itu untuk hal yang macam-macam, dia hanya menggunakan kekuatan dari
kalung tersebut untuk kebaikan orang banyak. Maka dari itu dia memanglah
orang yang benar-benar tepat untuk dapat menggunakan kekuatan dari kalung
tersebut. Hingga kini pada puncaknya, kemampuan sesungguhnya yang dimiliki
oleh kalung tersebut sudah terlepas sepenuhnya, maka Raja bisa menggunakan
potensi penuhnya dan melakukan hal-hal lebih dari apa yang dapat dia
bayangkan, termasuk menggunakannya untuk dapat melawan kekuatan bola
Aporion milik Darkros..
Dengan hanya mengangkat kedua tangannya, dia mampu menyerap kekuatan dari
bola Aporion yang terletak di bagian dada Darkros, supaya Raja juga bisa
memiliki kekuatan penghancur yang sama seperti yang dimiliki oleh Darkros.
Namun Darkros yang sempat terkejut ketika kekuatannya tiba-tiba diambil,
segera menutupi bola itu dengan kedua tangannya, sehingga aliran dari
energi tersebut langsung terputus.
Setelah itu, Raja Velodros yang sudah memiliki sedikit kekuatan dari bola
Aporion di dalam kalungnya, langsung mengolah energi tersebut menjadi
energi miliknya sendiri, yang tentunya menjadi lebih kuat, karena telah
bercampur dengan energi murni dari kalung miliknya. Dengan begitu Raja bisa
memanfaatkan energi tersebut untuk melancarkan sebuah serangan mematikan
kepada Darkros, berupa tembakan-tembakan energi penghancur yang setara
dengan kekuatan milik Darkros. Namun Darkros segera menangkis semua
serangan itu dengan hanya menggunakan tangan kosong, sambil berkata,
“Jangan sombong dulu. Aku tidak semudah itu untuk dikalahkan.” Kata
Darkros. Kemudian mereka berdua saling mengadu kekuatan disana.
Saat Raja Velodros sedang melangsungkan pertarungan dengan Darkros, di
tempat lain yang tidak begitu jauh dari mereka, pertempuran antara pasukan
Nexus dan pasukan Darkros masih tetap berlangsung dengan sengit. Dalam
wujudnya yang berupa patung emas raksasa, akhirnya Gold one dapat
mengalahkan Naga yang ukurannya hampir sama besar dengannya. Dia membanting
Naga itu ke benteng Kerajaan, hingga benteng tersebut hancur dan roboh. Hal
itu menyebabkan sang Naga jadi terkulai lemas sehingga tidak bisa melawan
lagi. Dari kubu Emperors unity, yang telah tumbang adalah Centaurion,
Pandora, dan Heatless. Sedangkan dari kubu Kesatria naga, yang telah
tumbang adalah Melinda dan Naga raksasa.
Sedangkan Kesatria naga masih berusaha menangkis semua serangan dari Night
crow dengan susah payah, karena kecepatan Night crow yang sangat tinggi,
dan dapat berpindah-pindah tempat dalam sekejap. Maka perhatian Kesatria
naga terhadap musuh tidak boleh teralihkan sama sekali, karena jika dia
lengah sedikit saja, maka Night crow mungkin akan dapat menebas lehernya
dengan mudah. Walaupun Kesatria naga tahu bahwa Naganya telah mengalami
kekalahan, dan nasib sang Raja juga belum sepenuhnya dia ketahui, sehingga
dia bertarung sambil dilanda kecemasan.
Dan hal yang lebih berbahayanya lagi adalah, Gold one kini sudah dapat
bergerak lebih bebas tanpa diganggu oleh Naga yang telah menyusahkannya.
Maka selanjutnya, patung emas raksasa Gold one berniat untuk pergi menuju
Istana, dan menghampiri Tuannya yang sudah berada disana. Dengan langkah
kakinya yang besar, dia menginjak serta menghancurkan segala sesuatu yang
dilalui olehnya.
Tapi ternyata, Aryal tidak membiarkan Gold one untuk melangkah lebih jauh
lagi. Dia terbang menuju dada patung emas raksasa Gold one, lalu Aryal
memberikan tebasan yang sangat kuat terhadapnya sehingga tubuh patung emas
raksasa tersebut jadi sedikit terdorong mundur. Setelah itu Aryal
terus-menerus berusaha untuk menebas seluruh bagian tubuh patung emas
raksasa tersebut secara bertubi-tubi. Namun hanya dengan sekali kibasan
tangan saja, tubuh Aryal mampu dihempaskan seperti nyamuk, hingga meluncur
jauh kemudian jatuh dan menabrak puing-puing bangunan yang berada dibawah.
Kemudian Gold one kembali melanjutkan langkah kakinya, melewati Tomb dan
Merliana yang masih melangsungkan pertarungan sengit, antara air melawan
tanah. Lalu tiba-tiba, Aryal mulai bangun dari balik puing-puing dan
berdiri kembali secara cepat. Kebangkitannya tersebut membuat puing-puing
yang menutupi seluruh tubuhnya, langsung terlempar dan berhamburan ke
segala arah.
Aryal membangkitkan lagi kekuatan kegelapan yang tersimpan dalam dirinya.
Sebuah kekuatan yang dapat meningkatkan daya serangnya menjadi berkali-kali
lipat, hanya saja kini sepertinya dia menggunakannya terlalu berlebihan.
Seluruh tubuhnya ditutupi oleh armor berupa tulang-tulang yang padat dan
keras. Kerangka sayap yang ada di punggungnya juga menjadi lebih besar.
Aura kegelapan terpancar di sekujur tubuhnya.
Tanpa banyak basa basi, Aryal langsung terbang ke hadapan Gold one, sambil
memberikan serangan-serangan yang membabi buta. Semua tebasan dari pedang
Aryal yang mengenai tubuh Gold one, mampu membuat patung emas raksasa itu
terus melangkah mundur menuju ke benteng kokoh yang berada di belakangnya,
hingga dia jadi terpojok. Lalu dengan sebuah serangan pamungkas berkekuatan
penuh, Aryal menusukan kedua pedangnya ke dada Gold one sehingga dia
terdorong dengan keras menuju ke belakang, kemudian tubuhnya yang sangat
besar itu jatuh menghantam benteng, hingga benteng tersebut roboh dan
benar-benar hancur berantakan. Serangan yang sama, yang pernah diterima
oleh Gold one dari Aryal ketika sebelumnya mereka pernah bertemu di dalam
hutan. Dan kini Gold one harus tumbang lagi oleh serangan tersebut.
Tidak jauh dari sana, Night crow tampak sedang berusaha berdiri dengan
bantuan pedang untuk menyanggah tubuhnya. Sedangkan Kesatria naga sedang
berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh rasa hormat, lalu dia berkata.
“Kau tidak bertarung dengan hanya mengandalkan kekuatanmu, tapi juga dengan
tehnik yang luar biasa. Sehingga kau dapat membuatku bertarung sampai
sejauh ini. Dengan kemampuan hebat yang kau miliki tersebut, kau bisa
menjadi seorang Kesatria yang sangat hebat, tetapi mengapa kau malah
memilih untuk menjadi kaki tangan Darkros?”
“Aku punya alasan sendiri, dan kau tidak perlu tahu.” Jawab Night crow
dengan singkat.
Lalu kemudian Kesatria naga berkata lagi bahwa dia akan terus meladeni
Night crow sampai dia benar-benar menyerah. Karena meninggalkan seorang
lawan yang bertarung dengan sungguh-sungguh, merupakan sebuah penghinaan
terhadap lawannya tersebut. Dan walaupun Night crow tetap berusaha untuk
menahannya supaya dia tidak bisa pergi ke Istana, dia yakin bahwa Raja
baik-baik saja. Karena dia mengetahui segala hal mengenai kalung yang telah
memilih Raja Velodros sebagai pemiliknya tersebut. kelebihannya, siapa
penciptanya, apa saja kegunaannya, dan seberapa besar kekuatan yang
dimilikinya.
Ternyata selama ini, yang benar-benar dapat menandingi kekuatan Darkros,
bukanlah senjata yang diciptakan oleh para Penyihir, ataupun kehadiran dari
sang Kesatria naga. Tetapi hanyalah sebuah kalung dan juga pemilik
sejatinya, yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak, dan mampu
membawa perubahan terhadap Negeri yang sedang berada di ambang kehancuran.
Yakni Raja Velodros itu sendiri.
Saat ini Raja Velodros sedang bertarung secara sengit melawan Darkros,
mereka berdua saling melemparkan serangan energi penghancur kepada satu
sama lain. Dan mereka berdua saling menangkis serta mengembalikan
serangan-serangan tersebut ke hadapan mereka masing-masing. Namun karena
Darkros memiliki kemampuan bertarung yang lebih hebat dibandingkan dengan
Raja, maka dia dapat mengungguli sang Raja dalam pertarungan tersebut.
Sehingga Raja Velodros berhasil dihempaskan dan terjatuh di atas batu-batu
yang berserakan disana. Lalu Darkros mulai berpikir, jika sebelumnya Raja
dapat mengambil sebagian kekuatan dari bola Aporion untuk dapat
menandinginya dalam bertarung, maka itu berarti dia juga dapat merebut
kembali kekuatan tersebut, bahkan pastinya dia juga dapat mengambil
kekuatan dari kalung milik sang Raja, sehingga dia dapat menjadi lebih kuat
dan semakin kuat lagi. Kemudian Darkros menjulurkan tangannya untuk
mengambil kekuatan yang ada di dalam kalung milik Raja Velodros.
Pancaran energi berwarna biru mulai keluar dari kalung milik Raja Velodros,
dan mengalir masuk ke dalam tubuh Darkros. Dia mengambil kekuatan tersebut
sambil meresapi setiap aliran energi yang masuk ke dalam tubuhnya.
Sepertinya dia sangat senang karena kekuatannya akan bertambah.
Tetapi lain halnya dengan Raja Velodros, dia segera memutus aliran energi
tersebut, dan segera mundur menjauhi Darkros. Kemudian Darkros yang masih
menginginkan lebih banyak kekuatan lagi dari kalung itu, segera mengejar
Raja Velodros lalu menjatuhkannya kembali, supaya dia bisa menyerap
kekuatan dari kalungnya sekali lagi. Dia sepertinya merasakan perbedaan
kekuatan yang unik di antara bola Aporion dan kalung milik sang Raja.
Kalung itu memiliki energi murni yang belum pernah ia rasakan sama sekali.
Yang membuatnya ketagihan untuk terus menyerap kekuatan tersebut.
Namun keanehan pun mulai terjadi, karena sepertinya tubuh Darkros dirasa
menjadi semakin berat untuk dapat digerakan. Dan ketika dia mulai menyerang
Raja Velodros dengan pukulan tangannya yang mampu menghancurkan lantai,
sang Raja dengan mudahnya dapat menghindari serangan tersebut, kemudian
Raja Velodros dengan cepat segera berpindah ke belakang tubuh Darkros.
Setelah itu Raja memukulnya berkali-kali sambil menghindari pukulan dari
Darkros yang mengarah kepadanya. Dengan segenap amarah yang dia luapkan
kepada Darkros karena telah membunuh dan mengambil alih tubuh anaknya.
Darkros seakan tidak berdaya untuk menghindari serangan-serangan pukulan
dari Raja Velodros, dia dengan mudah dapat dipukul dan dibuat tersungkur.
Darkros yang merasakan adanya keanehan, mulai bertanya-tanya kepada dirinya
sendiri. Apakah gerakan Raja Velodros menjadi begitu cepat, ataukah
gerakannya yang menjadi begitu lambat? Lalu ketika dia mulai berdiri
kembali, Raja Velodros dengan cepat telah berada di depan wajahnya, sambil
menjulurkan tangannya untuk mencengkram bola Aporion yang terdapat di
bagian dada Darkros.
“Apa yang akan kau lakukan?!” Tanya Darkros dengan perasaan gentar.
Tanpa berbicara banyak, Raja langsung berusaha untuk mencabut bola Aporion
dari dada Darkros dengan sekuat tenaga. Tapi tentu saja Darkros tidak akan
membiarkan hal itu terjadi, dia mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan
Raja dari bola Aporion yang menempel di dadanya.
Namun sekeras apapun Darkros mencoba, dia tidak bisa menghentikan tindakan
yang sedang dilakukan oleh Raja Velodros tersebut, sepertinya tenaga yang
dia miliki menjadi semakin melemah. Sementara dia sendiri tidak tahu
mengapa hal itu bisa terjadi.
Lalu Raja mulai mengucapkan beberapa kalimat kepadanya. “Ini adalah hari
pertamamu mengendalikan kekuatan dari bola Aporion. Benda yang memiliki
kekuatan sebesar itu pasti sangat sulit untuk dikendalikan. Lalu kau juga
telah mengambil kekuatan dari kalung milikku, tanpa mengetahui seberapa
besar pengaruh yang akan diterima oleh tubuhmu. Lebih tepatnya tubuh
anakku... Maka sekarang, kau telah merasakan akibatnya!” Ujar sang Raja
kepada Darkros.
Karena tubuh Darkros yang belum terbiasa mengendalikan sumber energi yang
begitu besar, juga banyaknya kekuatan yang harus dia tampung tanpa
mempertimbangkan kapasitas dari tubuhnya sendiri, maka sekarang Darkros
harus menerima konsekuensinya. Tubuh itu akan menolak seluruh kekuatan yang
sudah dia tampung, dan tentu saja akan menolak keberadaan Darkros yang
berada di dalamnya. Maka dari itu pergerakannya saat ini menjadi semakin
melemah.
Darkros tidak mau menerima pernyataan tersebut, dia terus menerus mencoba
untuk melepaskan tangan Raja dari dadanya dengan perasaan yang benar-benar
murka bercampur cemas. Bagaimanapun juga dia bukanlah seseorang yang mau
menerima kekalahan dari manusia biasa, dan merelakan ambisinya hancur
begitu saja.
Tetapi ambisi sang Raja jauh lebih besar daripada ambisi yang dimiliki oleh
Darkros. Perlahan tapi pasti, bola Aporion mulai dapat tercabut dari tubuh
Darkros. Walaupun Raja sempat memalingkan muka karena harus melihat lubang
di tubuh anaknya sendiri, Raja Velodros tetap berusaha menarik bola itu
dengan sekuat tenaga. Hingga akhirnya bola itu dapat tercabut seutuhnya.
Setelah itu, Raja segera menjauh dari Darkros yang sudah tidak bisa berbuat
apa-apa lagi. Darkros hanya berdiri terdiam sambil menatap langit, dengan
lubang besar yang menganga di dadanya. Tak lama kemudian dia mulai
berteriak sambil tetap mendongakan kepalanya ke atas, lalu aura berwarna
hitam yang sangat besar keluar dari tubuhnya menuju ke atas, hingga
menjulang sampai ke langit.
Merliana, Tomb, Kesatria naga dan Night crow melihat hal tersebut.
Begitupun juga halnya dengan para prajurit Nexus, yang hanya diam terpaku
menyaksikan sebuah energi kegelapan yang begitu besar terpancar dari
Istana, dan menjulang sangat tinggi ke atas langit. Hal itu adalah pertanda
bahwa Darkros telah dikalahkan. Pancaran energi kegelapan hitam tersebut
merupakan suar yang menjadi pertanda bahwa perlawanan Darkros telah
berakhir. Merliana dan Night crow juga segera menyadari hal tersebut.
Merliana segera pergi dari tempat itu dengan berselancar menggunakan air
yang keluar dari kakinya, sedangkan keberadaan Night crow langsung
menghilang begitu saja ketika Kesatria naga sudah mulai menoleh kembali
kepadanya. Centaurion terlihat sudah babak belur dan terbujur kaku,
sedangkan Heatless sudah tidak lagi kelihatan batang hidungnya di tempat
itu. Tidak ada satupun anggota Emperors unity yang tersisa disana untuk
bertarung, begitu juga dengan Gold one yang entah sudah mati atau belum,
karena dia hanya meninggalkan sebuah patung emas raksasa yang terbaring dan
tergeletak begitu saja di atas gundukan puing-puing benteng Kerajaan Nexus.
Energi kegelapan yang terpancar dari Istana itu, memang mengagetkan semua
orang yang berada di Ibukota Kerajaan Nexus. Lalu setelah pancaran energi
kegelapan tersebut sudah lenyap dan benar-benar menghilang sepenuhnya, maka
seketika itu juga perlawanan seluruh prajurit Darkros langsung berhenti.
Mereka memegangi kepala mereka masing-masing seakan sedang merasakan sakit
kepala yang sangat hebat. Kemudian mereka mulai tersadar dan mulai
menjatuhkan senjata serta helm mereka masing-masing ke tanah. Sepertinya
mereka semua sudah mulai terbangun dari mimpi buruk mantra Darkros yang
telah mereka terima.
Kesatria naga langsung berlari menuju ke Istana untuk menemui sang Raja,
diikuti oleh para prajurit Nexus di belakangnya, sedangkan Tomb tampak
sedang kebingungan mencari Aryal yang keberadaannya telah hilang entah
kemana, sepertinya Aryal sudah pergi jauh setelah berhasil menumbangkan
patung emas raksasa Gold one. Tidak ada yang tahu dia pergi kemana. Tomb
sangat merasa bahagia karena pihak Kerajaan Nexus telah menang melawan
Darkros. Di sisi lain, dia juga merasa sedih karena temannya telah pergi
meninggalkan tempat itu tanpa pamit sama sekali. Tapi sepertinya,
kepergiannya tersebut disebabkan oleh alasan tertentu, dan hanya Aryal
seorang dirilah yang mengetahuinya.
Bersambung. . .
Chapter selanjutnya : Ghistory Chapter 8 (END)
Chapter sebelumnya : Ghistory Chapter 6
Poin-poin penting cerita :
- Raja Velodros berhasil selamat dari serangan penghancur Darkros, dengan perlindungan dari kekuatan perisai yang berasal dari dalam kalung miliknya.
- Raja mengambil sedikit kekuatan dari bola Aporion untuk dapat menandingi kekuatan penghancur dari Darkros, dan bertarung sengit dengannya.
- Para Kesatria yang lain masih melawan para anggota Emperors unity yang tersisa. setelah mengalahkan Naga besar, Gold one berniat untuk pergi ke Istana, namun dengan menggunakan kekuatan penuhnya, Aryal berhasil menumbangkan Gold one yang berwujud patung emas raksasa.
- Darkros memutuskan untuk menyerap kekuatan dari kalung milik Raja Velodros, tetapi karena kekuatan yang dia serap telah melebihi kapasitas yang dapat ditampung oleh tubuhnya, maka hal tersebut membuatnya pergerakannya jadi melemah.
- Raja Velodros berhasil mencabut bola Aporion yang menempel pada bagian dada Darkros. Dan hal itu membuat kekuatan jahat Darkros yang berupa aura hitam pekat, akhirnya keluar dari dalam tubuh Pangeran Velodra.
- Kekalahan Darkros tersebut membuat seluruh pasukannya jadi tersadar dari mantra pengendali pikiran yang telah membuat mereka setia dan bertarung demi Darkros.
- Setalah menyadari bahwa Tuannya telah kalah, maka para anggota dari Emperors unity yang tersisa, segera pergi dari sana.
- Kesatria naga segera pergi untuk menjumpai sang Raja, dia diikuti oleh para prajurit Nexus dibelakangnya. sedangkan Tomb tampak sedang mencari-cari Aryal, namun dia tidak ada dimanapun.
No comments:
Post a Comment