Friday, August 17, 2018

Ghistory Chapter 6

Ghistory

Chapter 6 : The great war part 2

   Sebelumnya dikisahkan, bahwa rombongan Raja Velodros telah berhasil menyelesaikan misi pencariannya, mereka telah berhasil bertemu dengan sang Kesatria naga, dan membujuknya untuk ikut bergabung melawan Darkros. Seorang penyihir hitam jahat, yang memiliki banyak pasukan serta anak buah berkekuatan luar biasa. Yang selalu menebar teror serta menjajah setiap wilayah yang ada di Negeri Azhuloth. Saking pesatnya perkembangan kekuasaan dari Darkros, maka dia menjadi ancaman yang sangat meresahkan bagi tiga Kerajaan Besar yang ada di Negeri Azhuloth, yakni Kerajaan, Nexus, Fulcan, dan Distra. Namun hanya Raja dari Kerajaan Nexus saja yang berani mengambil tindakan untuk melakukan perlawanan terhadap Darkros, dengan cara memulai misi pencarian sang Kesatria naga, yang merupakan Kesatria terhebat di seluruh negeri.

   Rombongan Raja Velodros awalnya berjumlah banyak, ditambah dengan 12 orang Kesatria pemberani yang mendampinginya. Namun semakin jauh mereka melakukan perjalanan, akhirnya jumlah mereka semakin berkurang. Dikarenakan gangguan serta serangan dari para anggota Emperors unity yang mereka temui di sepanjang perjalanan tersebut. Emperors unity adalah suatu kelompok yang beranggotakan 8 orang anak buah Darkros, yang memiliki kekuatan luar biasa dan sangat berbahaya.

   Rombongan Raja Velodros, mampu melewati berbagai rintangan dari mulai hadangan Centaurion beserta pasukannya, lalu serangan Heatless yang memakan banyak korban, dan akhirnya setelah mereka sempat kewalahan ketika harus menghadapi Gold one dan Pandora, kini yang tersisa dari rombongan Raja Velodros hanyalah Jenderal, Aryal, Tomb, dan Melinda. Namun dengan bantuan dari sang Kesatria naga yang kebetulan sedang berada di dekat sana, mereka pun berhasil memukul mundur Gold one serta Pandora, dan selamat dari bahaya. Tapi kini setelah mereka berhasil bertemu dengan sang Kesatria naga, maka anggota dari rombongan Raja Velodros, jadi bertambah lagi satu orang.



Kesatria naga bergabung ke dalam rombongan Raja Velodros.


   Namun, berita buruk kembali menghampiri mereka, karena sebelumnya Pandora sempat berkata bahwa saat ini Darkros beserta pasukannya sedang menuju ke Kerajaan Nexus, untuk mengambil alih kekuasaan dari Kerajaan yang berada di bawah kepemimpinan Raja Velodros tersebut. Karena hal itu, Raja Velodros jadi merasa sangat cemas dan gelisah.

   Lalu Kesatria naga mencoba untuk meyakinkan sang Raja supaya jangan terlalu khawatir, karena dia mempunyai cara supaya mereka semua bisa sampai ke Kerajaan Nexus dalam waktu yang cepat, tanpa harus susah payah berjalan. Yakni dengan cara, menunggangi seekor Naga, yang keluar dari dalam gulungan perkamen milik sang Kesatria naga.

   Naga tersebut, berukuran cukup besar dan dapat terbang meliuk-liuk di atas langit. Hewan langka yang merupakan peliharaan dari sang Kesatria naga itu, tentu saja tidak hanya berguna untuk melawan musuh, tapi juga bisa ditunggangi sebagai kendaraan. Maka dengan begitu, Raja dan yang lainnya bisa kembali pulang ke Kerajaan Nexus, tanpa harus memakan waktu berhari-hari, seperti jika mereka harus melewati jalur darat. Sang Kesatria naga segera menyuruh Naga peliharaannya itu untuk berangkat, segera setelah Raja dan yang lainnya, telah naik ke punggung sang Naga besar itu.

   Sementara itu di Kerajaan Nexus, pasukan Darkros yang berjumlah sekitar 10 ribu orang, sudah hampir sampai di dekat benteng Kerajaan Nexus, namun sosok Darkros tidak terlihat dimanapun, sepertinya dia tidak ikut ke dalam rombongan dari pasukannya tersebut. Sedangkan para Prajurit Nexus, yang jumlahnya 5 kali lipat dari para Prajurit Darkros, sudah siap untuk menghadang serta melawan mereka semua di dekat benteng Kerajaan Nexus. Tempat itu akan menjadi medan pertempuran sengit, yang akan segera terjadi antara pasukan Kerajaan Nexus melawan pasukan Darkros.

   Pertempuran yang sudah tidak dapat terelakan lagi, akhirnya terjadi. pasukan Darkros terus maju untuk terus merangsek menuju ke gerbang benteng Kerajaan Nexus, dengan cara membantai setiap prajurit Kerajaan Nexus yang ada dihadapan mereka. Pasukan Darkros memiliki keunggulan, yakni kebal terhadap serangan apapun dan tidak menghiraukan rasa sakit, sepertinya para prajurit tersebut sudah diberi mantra oleh Darkros, yang membuat mereka menjadi kebal terhadap rasa sakit, walaupun tubuh mereka telah terkena oleh banyak tebasan pedang atau telah tertusuk banyak anak panah. Namun bila luka yang mereka terima sudah terlalu banyak, hingga melebihi batas yang mampu diterima oleh mantra kebal tersebut, maka para Prajurit itu akan langsung mengalami kematian.

   Hal tersebut, membuat para Prajurit Nexus jadi kewalahan untuk menghadapi pasukan Darkros, karena kemampuan mereka yang tidak menghiraukan rasa sakit, juga ditambah dengan memiliki kekuatan yang cukup besar, sehingga pasukan Darkros jadi sangat sulit untuk dapat dikalahkan, dan semakin lama, mereka bisa terus maju hingga mencapai gerbang benteng Kerajaan. Kondisi itu diperparah dengan kehadiran para anggota Emperors unity yang bermunculan dari portal milik Pandora. Ditambah lagi dengan para pasukan milik Centaurion dengan jumlah banyak yang juga hadir disana. Para Prajurit Nexus yang bertugas untuk menghadang diluar benteng, benar-benar dibabat habis oleh mereka.

   Sedangkan para prajurit pemanah yang berada di atas benteng, juga dibabat habis oleh Night crow dan Merliana, hingga tidak tersisa seorangpun. Kemudian Merliana melakukan tindakan yang benar-benar mengejutkan. Dari atas benteng yang sangat tinggi itu, dia menghadap ke arah dalam Ibukota Kerajaan Nexus, lalu dia menjatuhkan dirinya sendiri ke bawah, seperti melakukan terjun bebas. Dan ketika tubuhnya itu sedang meluncur ke bawah, tiba-tiba sekujur tubuhnya berubah menjadi air, yang kian lama kian membesar, sampai berubah menjadi sebuah gelombang air yang sangat besar, hingga mampu menyapu setiap bangunan beserta orang-orang yang berada di dalam Ibukota Kerajaan Nexus. Sehingga para Prajurit Nexus yang sudah siap menghadang pasukan Darkros dari balik benteng pun, akhirnya harus ikut tersapu oleh gelombang ombak besar Merliana, yang mampu meluluh lantahkan separuh wilayah Ibukota Kerajaan Nexus tersebut hingga rata.

   Lalu akhirnya pasukan Darkros beserta pasukan Centaurion, dan 5 anggota Emperors unity, berhasil membuka gerbang dan memasuki ibukota Kerajaan, untuk selanjutnya menuju ke Istana Nexus lalu mengambil alih Kerajaan sepenuhnya. Kelima anggota Emperors unity yang berada disana itu adalah Merliana, Gold one, Night crow, Heatless, dan Centaurion.

   Tapi ketika pasukan Darkros sudah berlari berbondong-bondong hingga ke tengah Ibukota, langkah mereka segera dihadang oleh para Prajurit Nexus yang tersisa. Walaupun mereka sudah tahu bahwa mereka tidak punya harapan lagi untuk menang, tetapi mereka akan tetap berusaha sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan Keutuhan Kerajaan mereka.

   Lalu tiba-tiba, datanglah bantuan dari langit, lebih tepatnya dari seekor Naga besar yang datang secara mengejutkan sambil menyemburkan api kepada para Prajurit Darkros. Ternyata Naga besar itu datang bersama dengan Raja Velodros beserta Jenderalnya, dan 4 Kesatria pemberani, yaitu Aryal, Tomb, Melinda, dan Kesatria naga. Kehadiran mereka membuat seluruh Prajurit Nexus terlihat sangat bahagia, sedangkan bagi para Anggota Emperors unity beserta pasukannya, mereka tampak tidak senang sama sekali.

   Lalu Kesatria naga segera menyuruh Raja Velodors untuk kembali ke Istana bersama Jenderal, karena disana lebih aman. Sedangkan Kesatria naga bersama dengan Naganya, serta Kesatria yang lain dan para Prajurit Nexus akan tetap disini untuk menghadapi pasukan Darkros beserta kelima Anggota Emperors untiy yang memiliki kekuatan luar biasa itu. Kemudian mereka semua saling berlari untuk maju menghadapi lawannya masing-masing. Maka terjadilah pertempuran yang sangat besar di tempat itu.

   Sedangkan Raja Velodros dan Jenderal yang sudah sampai di Istana, segera disambut oleh Pangeran Velodra, yang terlihat sangat senang karena ayahnya telah kembali pulang dengan selamat. Setelah saling melepas rindu satu sama lain, kemudian Raja segera menanyakan tentang senjata pamungkas yang sedang dibuat oleh para Penyihir untuk menandingi kekuatan Darkros, sebelum Darkros datang ke Kerajaan Nexus untuk membalikan keadaan. Maka Pangeran Velodra segera memberitahu Raja bahwa senjata tersebut sudah selesai diciptakan, dan sekarang sedang dijaga oleh para Penyihir di ruang bawah tanah Istana. Maka setelah itu Raja bergegas mengajak mereka untuk pergi ke ruang bawah Istana untuk mengambil senjata tersebut.

   Sementara itu, di tempat pertempuran. Gold one berubah menjadi patung emas raksasa berbentuk dirinya sendiri. Lalu dengan susah payah dia mencoba untuk menangkap dan menggenggam Naga yang sedang berkeliaran sambil menghantam para prajurit Darkros. Setelah dia berhasil menangkapnya, dia masih mengalami kesulitan karena Naga itu terus berontak, menggigit dan bahkan menyembur wajahnya dengan api.


Gold one berwujud patung emas raksasa melawan Naga besar milik Kesatria naga.

   Sedangkan Kesatria naga terlihat sedang bertarung melawan Heatless secara sengit, mereka saling serang menggunakan kekuatan api milik mereka masing-masing. Heatless yang mampu mengeluarkan kobaran api dari tangannya, terus menyembur Kesatria naga dengan api tersebut. Namun sang Kesatria naga mampu untuk menahan serta menangkis serangan-serangan api dari Heatless itu dengan menggunakan pedang api miliknya. Api yang dikeluarkan dari tangan Heatless beradu dengan api yang dikeluarkan dari pedang Kesatria naga, hingga seluruh kobaran api tersebut menimbulkan sebuah ledakan yang lumayan besar sampai menghempaskan tubuh Heatless, pada jarak yang cukup jauh dan menghantam puing-puing bangunan. Setelah itu, ketika Heatless mulai berdiri kembali dari puing-puing tersebut, tiba-tiba dari atasnya muncul Kesatria naga yang langsung menebas kedua tangannya sampai putus. Kemudian saking kagetnya, diapun berteriak kesakitan. Lalu Kesatria naga segera menendangnya hingga dia terhempas jauh lagi, dan menghantam sebuah bangunan sampai ambruk.



Kesatria naga memotong kedua tangan Heatless dan menendangnya jauh.


   Dalam waktu sekejap, Night crow telah berdiri di belakang Kesatria naga sambil memegang sebuah pedang hitam di tangannya, kemudian dia berkata, “Suatu kehormatan, bisa bertemu dengan Kesatria naga disini. Maukah kau menemaniku bertarung?” Ajak Night crow kepada Kesatria naga, yang telah mampu menandingi kekuatan api dari Heatless dengan mudah.

   Lalu hanya dengan sebuah kalimat, Kesatria naga menjawab ajakan dari Night crow tersebut.

   “Dengan senang hati.”

   Kemudian sosok Night crow mulai menghilang, dan secara tiba-tiba dia sudah berada disamping Kesatria naga sambil mengayunkan pedangnya. Dengan refleks yang sangat cepat, Kesatria naga mampu menahan tebasan dari Night crow tersebut, dengan menggunakan pedangnya.

   Night crow mulai berpindah-pindah posisi lagi dengan sangat cepat sehingga membingungkan pandangan Kesatria naga, lalu tanpa disadari bagian tubuh Kesatria naga semakin lama terus mengalami luka sayatan, dari mulai kaki, pinggang, hingga ke pundak. Karena itu, Kesatria naga mulai menyemburkan api dari pedangnya ke seluruh area yang ada di sekitarnya. Sehingga kini dia dikelilingi oleh kobaran api.

   Hal tersebut membuat pergerakan Night crow menjadi sedikit terbaca oleh Kesatria naga, karena lesatan dari tubuh Night crow membuat api yang berkobar jadi berhembus sesuai dengan arah pergerakannya, sehingga Kesatria naga akhirnya berhasil menahan serangan pedang dari Night crow, lalu menendang kakinya sampai Night crow jatuh dan tersungkur ke arah kobaran api yang sedang membakar puing-puing tersebut. Alhasil, jubahnya langsung terbakar, sehingga Night crow harus merobek dan membuang jubahnya tersebut.



Night crow kewalahan melawan Kesatria naga.


   Sementara itu, Merliana yang mencoba untuk menyerang para prajurit Nexus menggunakan kekuatan gelombang air miliknya, harus menerima kekecewaan karena seluruh serangannya tersebut dapat dengan mudah ditahan oleh Tomb yang bisa menciptakan dinding-dinding tanah pelindung. Sepertinya kekuatan Merliana telah berkurang secara drastis, setelah dia membuat gelombang air besar yang tadi sudah digunakannya untuk meratakan banyak bangunan di Ibukota Kerajaan Nexus itu, sehingga kini daya serangnya hanyalah sebatas gelombang air berukuran biasa saja..



Merliana melawan Tomb.

   Sedangkan Aryal, saat ini sedang bertarung dengan penuh semangat untuk melawan serta menghajar para prajurit Darkros. Lalu dia juga kembali bertemu dengan musuh yang pernah dia kalahkan sebelumnya. Yaitu Centaurion, yang terlihat ragu-ragu ketika akan berhadapan dengan Aryal. Dan ternyata benar saja, tak lama kemudian, Centaurion berhasil dikalahkan lagi oleh Aryal untuk yang kedua kalinya.

   Di waktu yang bersamaan, lebih tepatnya di ruang bawah tanah Istana Nexus. Raja, Jenderal dan Pangeran sedang berjalan tergesa-gesa menuruni tangga, menuju ke sebuah ruangan dengan pintu yang besar. Seluruh isi ruangan tersebut terlihat begitu gelap karena hanya diterangi oleh cahaya obor api. Namun setelah Raja mulai membuka pintu dan memasuki ruangan, maka semuanya mulai dapat terlihat dengan jelas.

   Alangkah terkejutnya dia ketika mendapati bahwa seisi ruangan itu telah dipenuhi oleh mayat para penyihir yang sepertinya sudah tergeletak disana dalam waktu yang lama. Begitupun juga halnya dengan Jenderal, dia juga sangat terkejut melihat keadaan disana. Ditambah lagi dengan sebuah pedang yang menusuknya dari belakang hingga menembus ke dadanya.



Raja Velodros terkejut mendapati isi ruangan dengan mayat-mayat yang bergelimpangan, ditambah sang Jenderal yang ditusuk dari belakang.


   Saat melihat hal tersebut, ekspresi Raja berubah menjadi terlihat sangat tercengang. Bahkan wajahnya langsung berubah menjadi pucat, sampai-sampai dia tidak bisa mengucapkan kata apa-apa lagi. Suara seakan telah hilang dari mulutnya, ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bahwa anaknya yang merupakan Pangeran di Kerajaan Nexus, telah menusuk sang Jenderal yang merupakan orang paling setia terhadapnya itu, dari belakang hingga ambruk dan tewas seketika. Jenderal yang selama ini sudah menemani dan melindunginya di sepanjang perjalanan, telah mati di tangan putranya sendiri. Hal tersebut membuat Raja jadi benar-benar tidak dapat memikirkan apapun lagi pada saat itu.

   Dengan suara yang terbata-bata, Raja hanya dapat melontarkan sebuah pertanyaan, “Ke... Ke... Kenapa?”

   Lalu anaknya itu mulai berbicara sambil membersihkan noda darah di pedangnya. “Ini tidak seperti yang kau harapkan. Benar kan? ... seharusnya orang-orang kepercayaanmu itu lebih berhati-hati ketika mereka akan mengundang para penyihir terkenal untuk masuk ke dalam Istanamu. Karena bisa saja salah satunya adalah Darkros.”



Setelah menusuk Jenderal, Pangeran Velodra membersihkan pedangnya.


   “Darkros...! jadi kau bisa berubah wujud menjadi siapapun?” Tanya sang Raja.

   “Benar.. dan tidak.” Jawab Darkros. Hal itu membuat Raja semakin kebingungan.

   “Pernyataanmu bahwa aku adalah Darkros, memang benar. Tapi tentang kekuatan untuk berubah menjadi siapapun, itu salah... Aku tidak punya kekuatan semacam itu, lebih tepatnya, aku ini bukan manusia, aku adalah mahluk yang membutuhkan wadah untuk tetap hidup. Dan setiap tiga bulan sekali aku harus mengganti wadah tersebut dengan yang baru.”

   “Jadi kau bukanlah manusia, kau adalah mahluk yang bersarang di tubuh manusia dan mengambil alih tubuh tersebut. Lalu apa yang akan terjadi kepada tubuh anakku?!” Tanya Raja Velodros sambil membentak.

   “Perlu kau ketahui, aku bukanlah sekedar mahluk. Aku ini adalah kekuatan jahat murni yang dapat berpikir juga bertindak... Aku tercipta dari eksperimen gagal para penyihir di Kerajaan Distra.”

   “Apa?” Kata Raja seakan tidak percaya.

   “Aku berhasil melarikan diri, dan kemudian Kerajaan Distra menutupi segala hal mengenai ekspreimen tersebut. Sehingga dunia luar tidak pernah tahu bahwa Darkros itu sebenarnya terlahir di Kerajaan Distra.” Raja hanya terdiam mendengarkan cerita dari Darkros tersebut.

   Lalu Darkros kembali melanjutkan ceritanya, “Setelah itu, selama bertahun-tahun aku berpindah-pindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya, dari setiap orang-orang yang aku temui, sambil terus menyembunyikan keberadaanku dari dunia. Lalu aku sadar akan potensi yang kumiliki, dan alasan mengapa aku terlahir ke dunia ini. Yaitu untuk menjadi seorang penakluk dan penguasa, maka aku mengumpulkan para anak buah, sedikit demi sedikit, hingga akhirnya aku memiliki pasukan yang sangat besar! ... Aku selalu yakin bahwa diriku ini memang harus menjadi seorang penguasa, mungkin karena itu sudah menjadi sifat alamiku. Aku akan menyatukan tiga Kerajaan besar dan menjadikannya satu Kerajaan utuh milikku sendiri. Akan kukuasai seluruh Negeri Azuloth ini.”

   “Itu semua tidak akan pernah terjadi!” Ujar Raja Velodros.

   “Ya, aku tahu. Karena setiap tujuan besar pasti akan selalu dihalangi oleh sebuah rintangan yang besar juga. Aku bersusah payah melatih kekuatanku dan menyebarkan teror dimana-mana supaya bisa menjadi sosok yang ditakuti oleh semua orang, aku juga berusaha untuk mengumpulkan banyak sekali anak buah yang akan membantuku untuk mencapai tujuanku, selama ini aku selalu bisa melewati setiap rintangan lalu mendapatkan segala hal yang kuinginkan. Namun saat ini, satu-satunya rintangan yang menghalangiku adalah kau. Disaat Kerajaan lain hanya memutuskan untuk diam dan menunggu saja, tetapi kau malah mengambil tindakan untuk melakukan perlawanan terhadapku. Jujur saja rencana yang kau buat untuk dapat mengalahkanku itu benar-benar membuatku ketakutan setengah mati. Kau berencana menciptakan senjata untuk dapat menandingi kekuatanku, dan kau juga berusaha membawa orang-orang yang dapat menandingi para anggota Emperors unity milikku, termasuk sang Kesatria naga, waw!”

   “Karena ketika tiga Kerajaan hanya diam saja dan tidak melakukan apapun, sebaliknya kekuatan dan jumlah pasukanmu semakin berkembang begitu pesat. Sehingga akhirnya kami terlambat, dan menghentikanmu akan menjadi hal yang sangat sulit.” Kata Raja Velodros.

   “... Terima kasih untuk pujiannya. Sampai diamana kita tadi? Oh iya, mengenai rencanamu itu. Untungnya aku bisa mengetahuinya berkat mata-mataku, Pandora. Maka aku juga segera membuat rencana milikku sendiri, setelah mengetahui tentang rencanamu untuk mengumpulkan para Penyihir di Istana ini, aku mulai berpindah ke tubuh salah seorang penyihir terkenal supaya dapat diundang kesini. Lalu setelah aku berada di dalam Istana ini, aku juga ikut serta dalam proses pembuatan senjata tersebut. Dan segera setelah itu, rencanaku berlanjut dengan mengambil alih tubuh orang yang paling berkuasa di tempat ini setelah kepergianmu. Yakni putramu sendiri. Tidak ada cara apapun untuk mengembalikan nyawa seseorang yang tubuhnya telah kurenggut, itu artinya putramu ini tidak akan pernah kembali lagi.” Ucap Darkros dengan santainya.

   “Hyaaaaa,,,!!” Dengan emosi yang telah memuncak, Raja berusaha menyerang Darkros yang telah seenaknya mengambil alih tubuh anaknya itu. Tetapi dia terlalu kuat bagi sang Raja, sehingga tubuh Raja dengan mudah dapat dilemparkan menjauh darinya.

   Setelah itu, Raja terlihat sangat sedih sambil menundukan kepalanya ke lantai, lalu Darkros kembali berbicara, “Oh.. Kau tidak perlu bersedih seperti itu, mengenai istrimu, menantu dan juga cucumu. Mereka baik-baik saja. Karena kehadiran dari pasukanku yang akan menyerang Kerajaan ini, maka sesuai dengan protokol Istana Kerajaan, bla bla bla entahlah aku tidak terlalu mengerti. Saat ini mereka semua sudah berada di tempat yang aman... setidaknya sampai aku menghancurkan dan mengambil alih Kerajaan ini. Haahaah...” Darkros tertawa terbahak-bahak.

   Raja Velodros berbicara di dalam pikirannya sendiri. (“Itu adalah protokol yang dibuat oleh ayahku, yang hanya mementingkan seisi Istana tanpa menghiraukan keselamatan rakyatnya sendiri. Aku lupa bahwa protokol tersebut masih berlaku. Dengan tidak adanya diriku dan juga Jenderal untuk memimpin pasukan, ditambah lagi dengan hadirnya mahluk ini yang telah mengambil alih tubuh anakku. Maka semuanya menjadi kacau balau... tapi aku tidak boleh menyerah sampai disini. Diluar sana semuanya sedang berjuang, dan musuh yang sebenarnya, saat ini sedang berada di hadapanku. Mungkin disinilah aku akan mati, tapi aku tidak akan mati sebelum berhasil membayar seluruh pengorbanan dari orang-orang yang telah berjuang bersamaku...!!”) Kata sang Raja di dalam benaknya.

   Lalu kemudian Raja Velodros kembali berdiri dengan raut wajah yang tampak sangat serius, sang Raja menyimpan amarah yang teramat sangat besar kepada mahluk yang telah membunuh Jenderal serta mengambil alih tubuh anaknya tersebut.

   “Ada apa? Tiba-tiba jadi sangat bersemangat. Apakah karena kau telah teringat, bahwa kau telah berhasil membawa sang Kesatria naga kemari? Dan kau yakin bahwa dia dapat mengalahkanku? ... Jangan bercanda. Sepertinya kau sudah salah menggantungkan harapanmu. Jangan lupa untuk apa kau mengundang para Penyihir terkenal ke Istana ini. Yaitu untuk menciptakan sebuah senjata yang cukup kuat supaya dapat mengalahkanku. Tapi coba kau tebak, dengan keterlibatanku di dalam proyek tersebut, maka senjata macam apa yang telah berhasil kami ciptakan?”

   Raja masih menatap Darkros dengan tatapan Serius. Lalu Darkros melanjutkan lagi perkataannya sambil menunjukan sebuah bola mengkilap berwarna hijau yang bercahaya di genggaman tangannya.

   “Ini bukanlah senjata yang dapat menandingi kekuatanku, melainkan sebuah benda yang akan menambah kekuatanku menjadi berkali-kali lipat... Aku menamakan benda ini, bola Aporion.”

   Kemudian bola itu bersinar sangat terang, dan cahayanya tersebut merasuk ke dalam tubuh Darkros. Yang saat itu sedang menggunakan tubuh Pangeran Velodra. Dia terlihat sangat menikmati ketika kekuatan dari bola Aporion meresap ke dalam tubuhnya.

   Lalu tiba-tiba muncul banyak pisau belati yang menancap ke tubuh Darkros, hingga dia terdorong ke dinding dan menempel pada dinding tersebut, karena saking banyaknya pisau yang menancap ke tubuhnya secara beruntun.



Tubuh Pangeran Velodra yang disemayami Darkros, dihujani ratusan pisau hingga tertancap di dinding.


   Rupanya Melinda telah datang disana, dan dia juga telah mendengar sebagian dari pembicaraan antara Darkros dan Raja Velodros. Dengan menggunakan serangan kejutan serta mengerahkan seluruh tenaga yang dia miliki untuk menghasilkan banyak sekali pisau belati, dia berhasil membuat Darkros terpojok dan tertancap ke dinding, bahkan dinding itupun sampai hancur karena terkena serangan dari pisau belati yang jumlahnya begitu banyak dari Melinda.

   Dia datang kesana atas perintah dari Kesatria naga, supaya dia dapat melindungi Raja di Istana, tapi ternyata ancaman terbesar, sebenarnya berada di Istana. Kehadiran dari Melinda merupakan keberuntungan bagi Raja, walaupun kehadirannya tersebut bisa dibilang cukup terlambat. Setelah Melinda berhasil melumpuhkan Darkros, dia segera menarik tangan Raja lalu mengajaknya untuk pergi meninggalkan ruang bawah tanah tersebut, dan kembali ke atas menuju ke tempat yang lebih aman, juga tentu saja untuk menghindari kemungkinan selamatnya Darkros, dari serangan sekitar seratus lebih pisau belati tersebut.

   Sesampainya mereka di halaman depan Istana, mereka terkejut karena seluruh prajurit yang sebelumnya telah mengawal Raja dan Jenderal ke tempat itu, kini telah meninggal. Mayat mereka bergeletakan disana, sedangkan para penduduk yang tadinya berkumpul disana untuk berlindung serta mengungsi, kini juga sudah tidak ada. Sepertinya mereka semua telah berlari keluar untuk menyelamatkan diri dari orang yang telah membantai para prajurit.



Pandora berada di halaman Istana dengan beberapa mayat prajurit yang telah dihabisi olehnya.


   Dan orang yang telah membunuh semua prajurit Nexus yang ada di tempat itu, tak lain dan tak bukan adalah Pandora, yang saat ini sedang berdiri sambil melemaskan tulang-tulang lengannya. Lalu ketika dia melihat kehadiran Raja dan Melinda disana, dia segera melontarkan pertanyaan kepada mereka berdua, “Kenapa kalian para pengganggu tidak bisa hanya mati saja disini dengan mudah?”

   Setelah itu, dengan cepat Pandora memunculkan tiga buah portal dimensi di hadapan Melinda dan Raja. Mereka berdua tidak tahu dari portal mana Pandora akan keluar. Lalu saat Pandora mulai keluar dari portal sebelah kanan untuk menerkam Raja. Melinda yang melihat hal tersebut, segera mengangkat pisau belati yang ada ditangannya, ke atas setinggi-tingginya, lalu pisau tersebut bersinar begitu terangnya, sehingga membuat mata Raja juga Pandora jadi kesilauan.

   Kemudian Melinda segera memanfaatkan momen tersebut untuk mendekap tubuh Pandora, dan mendorongnya masuk ke dalam portal bersama dengan dirinya. Setelah Raja Velodros membuka matanya kembali, barulah dia menyadari bahwa portal-portal yang barusan ada dihadapannya telah menghilang, begitu juga dengan Melinda dan Pandora. Meninggalkan Raja seorang diri di tempat itu dengan perasaan yang bertanya-tanya, kemana perginya kedua perempuan itu?

   Tak beberapa lama kemudian, seseorang datang menghampiri Raja dari belakang. Ketika Raja berbalik untuk menengok ke arah orang tersebut, betapa kagetnya dia, karena orang yang tadi telah dihujani oleh ratusan pisau belati, saat ini sedang berjalan ke arahnya. Dengan luka-luka tusukan yang mulai tertutup dan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya. Bola Aporion telah memberi kekuatan pemulihan yang sangat cepat bagi Darkros. Jadi sepertinya kini dia tidak bisa mati.

   Darkros berjalan sedikit tertatih sambil bertelanjang dada, dengan hanya kain di bagian pinggangnya yang sudah terlihat sobek-sobek. Menunjukan betapa kekarnya tubuh dari Pangeran Velodra. Namun ada sesuatu yang menempel di dadanya, lebih tepatnya bola Aporion yang tertanam pada bagian dada di tubuh tersebut.



Tubuh Darkros beregenerasi berkat kekuatan bola Aporion yang terletak di bagian dadanya. 


   Sementara itu, di sebuah tempat yang gelap dan sempit. Sebuah portal muncul dan mengeluarkan Pandora beserta Melinda di tempat tersebut, mereka berdua tersungkur ke lantai, lalu kemudian segera berdiri dan saling berhadapan satu sama lain.

   Pandora mulai berbicara, “Kau mempunyai keberanian, karena sudah ikut bersamaku ke tempat ini. Ruangan ini merupakan sebuah penjara keabadian berbentuk kubus yang lokasinya berada di dimensi lain. Tak ada jalan keluar bagimu untuk bisa pergi dari sini, kau akan terkurung selamanya di tempat ini. Sedangkan aku, bisa pergi kemanapun yang kumau.” Kata Pandora sambil menjentikan jarinya.

   Kemudian dia merasa ada yang aneh, karena tidak ada hal apapun yang terjadi ketika dia menjentikan jarinya. Portal dimensi yang dipanggilnya ternyata tidak muncul. Setelah itu dia baru menyadari bahwa ada sebuah pisau belati yang menancap di punggungnya. Karena itulah dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya.

   Melinda berkata bahwa Pandora tidak akan bisa melepaskan pisau yang menancap di punggungnya tersebut. Karena Melinda telah memindahkan seluruh kekuatannya ke dalam pisau itu supaya dapat menyegel kekuatan portal dimensi milik Pandora. Sehingga dia tidak bisa menggunakan kekuatannya itu untuk keluar dari ruangan tersebut, jadi itu berarti mereka berdua tidak bisa keluar dari sana, dan akan terperangkap disana selamanya.

   Melinda tahu bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk bisa menang jika harus melawan Pandora ketika mereka berada di Istana Nexus, dan hal tersebut tentunya juga akan membuat sang Raja berada dalam bahaya. Maka dari itu, Melinda membawa Pandora masuk ke dalam portalnya sendiri supaya mereka bisa berpindah ke tempat yang jauh, sehingga Raja Velodros bisa aman.

   Sebenarnya Melinda tidak tahu jika Pandora akan membawanya ke tempat yang tidak memiliki jalan keluar sama sekali. Tujuan awalnya hanyalah untuk dapat menjauhkan Pandora dari Raja Velodros, maka dia menancapkan pisau belati yang dapat menyegel kekuatan Pandora, supaya Pandora tidak dapat kembali lagi ke tempat Raja Velodros berada. Walaupun harus dengan cara mengorbankan kekuatan miliknya dan bahkan mengorbankan dirinya sendiri..

   Namun hal yang terjadi, ternyata jauh melebihi dari apa yang dia harapkan. Sebelumnya dia hanya berniat untuk menjauhkan Pandora dari Raja Velodros, namun sekarang dia bersama Pandora bisa berada di dalam sebuah penjara keabadian, ditambah lagi saat ini Pandora sudah tidak dapat menggunakan kekuatannya sama sekali maka dari itu mereka berdua jadi tidak memiliki kesempatan untuk dapat kembali. Sepertinya Melinda tidak menyesali keputusannya tersebut, walaupun harus terkurung bersama Pandora untuk waktu yang sangat lama. Lain halnya dengan Pandora yang tidak terima dengan keadaan itu, tapi karena mereka berdua sudah tidak dapat menggunakan kekuatannya masing-masing, maka yang bisa dilakukan oleh Pandora hanyalah menjerit meratapi nasibnya.



Melinda dan Pandora berada di sebuah ruangan yang bertempat di suatu dimensi lain.


   Sedangkan di Istana Nexus, Darkros sepenuhnya telah menguasai tubuh Pangeran Velodra juga kekuatan dari bola Aporion. Dengan mata yang memancarkan cahaya hijau, dia berjalan menghampiri Raja Velodros, sambil berkata. “Sudah kuputuskan, kau adalah orang pertama yang akan menerima kedahsyatan dari kekuatan bola ini!” Ujar Darkros.

   Kemudian Darkros menciptakan sebuah bola energi berwarna hijau yang sangat besar di kedua telapak tangannya. Lalu menembakan bola energi tersebut ke arah Raja Velodros secara langsung, hingga ledakan besarpun terjadi. Saking kuatnya daya ledak dari tembakan tersebut, hingga menghancurkan sebagian besar halaman Istana beserta pintu gerbangnya, seperti serangan dari bom raksasa.



Darkros menembakan serangan penghancur berwarna hijau kepada sang Raja, hingga menimbulkan sebuah ledakan besar di halaman sampai ke gerbang Istana.


   Semua orang yang sedang bertempur di Kerajaan Nexus tampak kaget ketika mendengar dan melihat ledakan tersebut. Para Kesatria menyaksikan hancurnya gerbang Istana oleh sebuah ledakan besar dari kekuatan penghancur yang Darkros tembakan. Sedangkan Gold one tahu bahwa itu adalah hal yang telah diperbuat oleh Tuannya, dan sepertinya Darkros telah berhasil membunuh sang Raja. Sehingga semangat bertarung para Prajurit Nexus, seketika itu jadi langsung menghilang, dan mereka menjadi mudah untuk diserang.

   Namun Kesatria naga berbicara secara lantang kepada mereka semua, “Angkat pedang kalian!! Jangan lengah sedikitpun. Raja tidak membutuhkan kita untuk mencemaskannya, Raja membutuhkan kita untuk berjuang bersamanya. Sekarang, hadapi musuh yang ada di depan kalian!! Setelah kita mengalahkan mereka semua, maka kita akan menghadapi musuh yang ada di belakang kita. Siapapun itu, kita pasti akan menang melawannya!”

   Kata-kata tersebut membuat semangat para prajurit Nexus kembali berkobar, mereka semua tidak akan menyerah pada keadaan dan akan terus berjuang secara habis-habisan. Untuk melanjutkan tekad sang Raja, mereka akan terus berjuang walaupun harus kehilangan nyawa, menghadapi semua anak buah Darkros, seperti Merliana, Night crow, dan Gold one yang berwujud patung emas raksasa. Serta seluruh pasukan Darkros yang ada disana.



Bersambung. . .

Chapter selanjutnya : Ghistory Chapter 7


Chapter sebelumnya : Ghistory Chapter 5

Poin-poin penting cerita :

  • Pasukan Darkros dan pasukan Nexus kembali bertempur. Para Kesatria juga mulai bertarung menghadapi para anggota Emperors unity, sedangkan Gold one berubah ke wujud patung emas raksasa dan melawan Naga besar.
  • Heatless berhasil dikalahkan oleh Kesatria naga, setelah itu Night crow menggantikan Heatless untuk menemani Kesatria naga bertarung. Sedangkan Aryal dan Tomb sedang menghadapi Centaurion dan Merliana.
  • Raja Velodros dan Jenderal kembali ke Istana untuk mengambil senjata pamungkas yang dapat menandingi kekuatan Darkros. mereka berdua menuju ke ruang bawah tanah Istana ditemani oleh Pangeran Velodra.
  • Sesampainya di ruang bawah tanah, Raja terkejut karena disana banyak bergelimpangan mayat para Penyihir. Tak hanya itu, seseorang juga telah menusuk Jenderal dari belakang.
  • Pelakunya tak lain tak bukan adalah Pangeran Velodra. Anak dari Raja Velodros yang telah diberi titah menggantikan posisi Raja di Kerajaan Nexus untuk sementara.
  • Rupanya itu semua adalah ulah dari Darkros. Dia sebenarnya bukanlah seorang manusia, melainkan sebuah kekuatan jahat murni yang bertahan hidup dengan cara mengambil alih tubuh manusia untuk dijadikan wadah yang dapat menampung dirinya, dan dia harus selalu berganti-ganti tubuh dalam jangka waktu tertentu.
  • Dia dapat masuk ke Istana Nexus karena telah memiliki tubuh seorang Penyihir terkenal yang diundang ke Istana, Lalu dia ikut membantu proses pembuatan senjata, tetapi bukanlah senjata yang akhirnya mereka buat, melainkan sebuah benda yang dapat menambah kekuatan Darkros menjadi berkali-kali lipat.
  • Kini Darkros yang telah berhasil mengambil alih tubuh Pangeran Velodra, akan melanjutkan rencana selanjutnya, yakni membunuh Raja Velodros, kemudian menguasai Kerajaan Nexus. Namun Melinda yang tiba disana langsung menyerang Darkros dengan ratusan pisau belati.
  • Melinda dan Raja sudah keluar menuju halaman Istana, tetapi mereka dihadang oleh Pandora yang telah menunggu disana.
  • Melinda memutuskan untuk ikut bersama dengan Pandora ke sebuah ruangan kubus yang terletak di dimensi lain. dan dengan cara mengorbankan kekuatannya sendiri, Melinda membuat Pandora menjadi tidak bisa lagi mengeluarkan kekuatan portalnya. Sehingga mereka berdua akhirnya jadi harus terperangkap di dalam ruangan tersebut untuk selamanya.
  • Di halaman Istana, Tubuh Pangeran Velodra yang digunakan oleh Darkros, dapat memulihkan diri secara cepat, hingga kembali sembuh seutuhnya.
  • Lalu dengan kekuatan yang dia dapatkan dari bola Aporion, Darkros dapat mengumpulkan energi penghancur, kemudian dia menembakannya kepada Raja Velodros, hingga menyebabkan sebuah ledakan pada halaman dan pintu gerbang Kerajaan.
  • Ledakan tersebut membuat semangat seluruh prajurit Nexus jadi menurun, karena mereka menganggap bahwa Raja mereka telah mati, namun Kesatria naga meyakinkan dan menyemangati mereka lagi untuk tetap bertarung dan mengalahkan musuh bersama-sama!

No comments:

Post a Comment