Ghistory
Chapter 2 : The long journey
Di sebuah Benua yang bernama Negeri Azhuloth, terdapat 3 Kerajaan besar
yang mendominasi berbagai wilayah di Benua tersebut, yaitu Kerajaan Nexus,
Kerajaan Fulcan, dan Kerajaan Distra. Kehidupan di Negeri Azhuloth awalnya
tentram dan damai, namun semenjak kemunculan Penyihir hitam yang bernama
Darkros, maka ketentraman serta kedamaian di Benua tersebut jadi terusik,
sehingga berganti menjadi ketakutan dan keputusasaan.
Ada orang-orang tertentu pemilik kemampuan lebih yang mendedikasikan
hidupnya untuk membela kebajikan. Orang-orang tersebut dijuluki sebagai
para Kesatria, oleh seluruh penduduk yang ada di Negeri Azhuloth. Kesatria
terbagi menjadi dua status, yakni Kesatria resmi dan Kesatria luar.
Kesatria resmi adalah orang-orang yang mengabdi pada suatu Kerajaan dan
biasanya hanya bertugas di Ibukota Kerajaan saja. Sedangkan Kesatria luar
adalah orang-orang yang bebas berkelana kemanapun, tanpa terikat oleh
siapapun, dan selalu menolong siapa saja yang membutuhkannya, dimanapun
mereka berada.
Semenjak Darkros muncul, dia selalu menebar teror dimana-mana, sambil
mengumpulkan banyak anak buah dan memperluas daerah kekuasaannya dengan
cara menjajah setiap wilayah yang ada di Negeri Azhuloth. HIngga seiring
berjalannya waktu, kekuatan pasukannya menjadi semakin besar dan semakin
kuat. Bahkan dia juga memiliki 8 orang anak buah istimewa berkekuatan luar
biasa, yang tergabung dalam kelompok yang disebut Emperors unity.
Selain memperluas daerah kekuasaannya, Darkros juga menghabisi setiap
Kesatria yang ada di Negeri Azhuloth, baik itu Kesatria resmi, maupun
Kesatria luar yang ditemuinya, atau yang diutus untuk menghabisinya. Karena
siapapun Kesatria yang berani melawannya, maka akan langsung dihadapi dan
dihabisi oleh para anggota Emperors unity miliknya. Sehingga kini Negeri
Azhuloth menjadi kekurangan orang yang mau bertarung untuk membela
kebenaran. Kebanyakan dari para Kesatria tersebut telah berhenti dan
beralih profesi, karena takut akan kekejaman Darkros, sedangkan sebagian
besar dari mereka telah mati karena dihabisi oleh Darkros beserta para anak
buahnya.
Kekuasaan Darkros yang semakin hari semakin besar dan luas, membuat Raja
dari Kerajaan Nexus yang bernama Raja Velodros menjadi resah dan khawatir
mengenai keadaan di Negeri Azhuloth ini. Entah sudah berapa banyak Kesatria
resmi yang dia kirim untuk menghabisi Darkros. Namun selalu saja
berguguran, sehingga kini Kerajaan Nexus sudah tidak memiliki satupun
Kesatria resmi.
Segala macam upaya pun sudah dia lakukan, untuk mengajak dua Kerajaan besar
yang lain, supaya mau bersatu melawan Darkros beserta pasukannya. Namun
semua itu sia-sia, karena Kerajaan lain tidak mau bergabung, dengan
alasannya masing-masing. Sehingga kini Raja Velodros memutuskan untuk
bertindak seorang diri. Dia berniat untuk mencari keberadan seorang
Kesatria terhebat yang berjuluk sang Kesatria naga.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang keberadaan dari Kesatria naga
atau apa pekerjaannya saat ini, karena Kesatria tersebut sudah menghilang
bahkan sebelum kemunculan Darkros terjadi. Dia menghilang dikarenakan oleh
suatu alasan tertentu, yang membuatnya jadi tidak ingin ditemukan. Namun
konon katanya, dia memiliki kekuatan yang sangat hebat sehingga dapat
dijadikan sebagai harapan terakhir untuk melawan Darkros.
Raja Velodros, yang merupakan pemimpin Kerajaan Nexus. Tidak mau membiarkan
seluruh negeri Azhuloth sampai jatuh ke tangan Darkros, dia ditemani oleh
Jenderal dan beberapa orang prajuritnya, pergi berangkat dari Kerajaannya
untuk mencari keberadaan dari Kesatria naga. Dia bilang bahwa hanya dirinya
sajalah yang dapat menemukan keberadaan dari sang Kesatria legendaris
tersebut, maka dari itu tidak ada yang dapat mencegahnya untuk pergi
melakukan misi pencarian itu. Dalam perjalanannya tersebut, Raja Velodros
dan rombongannya bertemu dengan beberapa orang Kesatria yang masih aktif,
juga yang sudah beralih profesi. Lalu setelah Raja membujuk dan meyakinkan
mereka untuk ikut serta dalam perjalanannya. Maka mereka semua dengan
senang hati, ikut dalam perjalanan yang sedang ditempuh oleh Raja Velodros
beserta rombongannya tersebut. Alasan yang membuat mereka semua ikut
adalah, karena Raja Velodros mempunyai tujuan besar untuk menyelamatkan
Negeri, juga karena Raja Velodros adalah seorang Raja yang benar-benar
sangat baik dan bijaksana, sehingga dia dihormati oleh banyak orang
Namun, Darkros yang memiliki mata-mata di setiap wilayah, mulai mengetahui
tentang rencana dari Raja Velodros. Kemudian dia mengutus para anggota
Emperors unity miliknya untuk mengincar serta membunuh sang Raja dalam
perjalanannya. Tapi karena beberapa alasan tertentu, maka dari kedelapan
orang anggota Emperors unity, yang bisa menjalankan misi dari Darkros
hanyalah 4 orang saja. Yakni Gold one, Heatless, Pandora, dan Centaurion.
Anggota Emperors unity yang pertama kali berpapasan dengan rombongan Raja
Velodros, adalah Centaurion beserta pasukan Centaur miliknya, yang
jumlahnya kurang lebih mencapai 100 orang. Centaur adalah ras manusia
setengah kuda, yang memiliki wujud manusia dari bagian kepala sampai ke
pinggang, namun tubuh bagian pinggang ke bawahnya berwujud kuda. Centaur
merupakan mahluk yang terkenal memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan
dengan manusia normal, sehingga keberadaan mereka cukup disegani dan
ditakuti oleh orang banyak.
Pasukan Centaurion sudah bersiap untuk menghadang rombongan Raja Velodros
yang sedang melintas di hadapan mereka, sambil memegang tombak di tangannya
masing-masing, mereka semua mengintimidasi rombongan Raja Velodros, supaya
para prajurit Raja menjadi ketakutan, karena jumlah mereka hanya sekitar 30
orang saja. Namun rombongan Raja Velodros tidak gentar sedikitpun ketika
harus berhadapan dengan para Centaur tersebut.
Saat semua prajurit Raja akan mempersiapkan diri untuk bertarung, para
Kesatria segera menyuruh Raja beserta para prajuritnya itu untuk tetap
diam, dan melihat mereka bertarung dari kejauhan. Biar kedua belas Kesatria
saja yang akan menangani Centaurion beserta pasukannya. Sehingga Centaurion
sempat tertawa karena para Kesatria yang jumlahnya tidaklah sebanding
dengan jumlah pasukannya itu, nekad untuk menghadapi mereka tanpa bantuan
dari para prajurit Raja.
Segera setelah itu, dia memerintahkan seluruh pasukan centaurnya untuk
menyerang secara serentak, kepada 12 orang musuh yang berada di hadapan
mereka. Para Kesatria yang hanya berjumlah 12 orang melawan 100 Centaur
yang masing-masing memiliki kekuatan 2 kali lipat dari manusia biasa. Dan
akhirnya pertarungan diantara mereka pun sudah tidak dapat terelakan lagi,
mereka saling serang satu sama lain. Walaupun sepertinya dalam masalah
jumlah kelihatan kurang adil, namun masing-masing Kesatria tersebut dengan
mudah dapat mengalahkan para Centaur satu-persatu, karena kekuatan yang
mereka miliki juga diatas rata-rata manusia normal. Ada yang bisa
memunculkan pisau secara terus-menerus di tangannya, ada yang bisa
mengendalikan tanah, ada yang bisa menembakan sinar penghancur, dan
berbagai macam kekuatan lainnya.
Pasukan Centaurion dibuat kewalahan oleh kekuatan serta keahlian bertarung
mereka, para Kesatria tersebut tidak perlu lagi menahan atau menyembunyikan
seluruh kekuatan yang mereka miliki. Saat ini mereka dapat menggunakannya
sebebas mungkin supaya dapat mengalahkan seluruh pasukan Centaur yang
menghalangi jalan mereka.
Lalu setelah beberapa lama kemudian, dan setelah banyaknya pasukan Centaur
yang mereka kalahkan, akhirnya tiba waktunya bagi mereka untuk melawan sang
pemimpinnya, yaitu Centaurion. Dia memberikan perlawanan yang sangat
menyulitkan bagi para Kesatria itu. Dengan kekuatan besar dan keahlian
bertarung yang dia miliki, sehingga beberapa dari para Kesatria itu
mengalami luka-luka.
Namun setelah melewati pertarungan yang begitu sengit, serta perjuangan
yang begitu melelahkan, akhirnya para Kesatria itu berhasil mengalahkan
Centaurion, yang segera pergi meninggalkan tempat itu, beserta sisa pasukan
yang dia miliki. Dengan wajah yang diliputi perasaan malu karena telah
dikalahkan dan dipukul mundur oleh 12 orang Kesatria luar.
Setelah pertempuran tersebut berakhir, seluruh prajurit Raja Velodros
bersorak sorai atas kemenangan yang telah diraih oleh kedua belas Kestria,
Raja memuji kehebatan para Kesatria itu, yang telah berhasil memukul mundur
Centaurion beserta pasukan miliknya.
Satu rintangan telah berhasil mereka lewati, namun masih ada banyak hal
berbahaya lainnya yang menunggu mereka di depan sana. Setelah sedikit
merayakan kemenangan mereka di hari itu, akhirnya mereka pun melanjutkan
perjalanannya kembali.
Selang dua hari dari kejadian tersebut, Rombongan Raja Velodros akhirnya
sampai di sebuah Desa kecil di wilayah timur Negeri Azhuloth. Mereka
disambut dengan hangat dan ramah oleh seluruh warga Desa tersebut, dan
mereka dijamu dengan baik disana, Raja ditemani oleh Jenderal berbincang
dengan Kepala Desa di rumahnya, sedangkan para prajurit dan para Kesatria
beristirahat di rumah-rumah warga yang terdapat disana, beberapa dari
mereka juga terlihat sedang bermain dengan anak-anak kecil yang ada disana.
Karena hari sudah mulai gelap, maka Raja beserta rombongannya memutuskan
untuk menginap di Desa tersebut. Lalu Jenderal memerintahkan beberapa
prajurit untuk bergantian berjaga di malam hari.
Setelah beberapa lama kemudian, rombongan Raja Velodros serta seluruh
penduduk Desa akhirnya tertidur pulas di sepanjang malam tersebut. Walaupun
hal itu tidak berlangsung lama, karena ketika malam sudah semakin pekat,
atau lebih tepatnya sekitar tengah malam. Seorang Kesatria bernama "Boar",
yang memiliki tubuh kekar, dengan kekuatan fisik yang kuat, juga indra
penciuman yang sangat tajam, terbangun dari tidurnya karena sepertinya dia
telah mengendus bau dari kehadiran seseorang yang mencurigakan.
Dia mencium bau kehadiran seseorang yang berasal dari luar Desa. Kemudian
tanpa pikir panjang lagi, dia segera membangunkan teman-temannya yang lain
untuk keluar dan mencari keberadaan dari orang misterius tersebut. Lalu
ketika para Kesatria mulai keluar dari rumah tempat mereka tertidur tadi,
tiba-tiba mereka menyaksikan hal yang sangat mengejutkan. Mereka melihat
dua orang prajurit penjaga yang telah terkapar di tanah dalam keadaan tubuh
yang hangus dan sudah tak bernyawa. Di dekat tubuh kedua mayat prajurit
tersebut, mereka melihat adanya orang misterius yang sedang berjalan dengan
santai melewati kedua mayat korbannya.
Orang itu berjalan sambil tersenyum sendiri, penampilannya tampak seperti
orang biasa, yang memakai baju biasa berwarna merah dan celana yang
terlihat lusuh, dengan rambut yang berdiri ke atas. Dia berjalan secara
perlahan mendekati Boar dan kawan-kawannya. Lalu dia mengangkat tangannya
dan membalikan telapak tangan tersebut menghadap ke wajahnya, dan tiba-tiba
api mulai keluar dan berkobar di sekujur telapak tangannya itu.
Saat itulah para Kesatria baru tersadar bahwa orang yang sedang berada di
hadapan mereka itu adalah Heatless. Atau lebih dikenal juga dengan sebutan
sang Iblis api. Beberapa saat kemudian, Boar mulai bersiap untuk maju dan
menyerang Heatless dengan jurus andalannya, yakni cengkraman dan cekikan
yang bisa langsung mematahkan leher. Tetapi kawan-kawan yang ada di
belakangnya, segera memperingatkan Boar supaya dia jangan terlalu gegabah
untuk menyerang Heatless secara langsung, karena hal itu pastinya akan
sangat berbahaya.
Namun Boar tidak mengindahkan peringatan tersebut, dengan rasa percaya diri
yang sangat tinggi, dia berlari sambil membuka lebar-lebar telapak tangan
yang siap untuk mencengkram leher lawannya, dia berlari menuju Heatless
yang berada di hadapannya. Lalu Heatless yang melihat hal tersebut, juga
segera berlari ke arah Boar dengan cepat. Saat mereka berdua sudah saling
berdekatan, Boar segera mengayunkan tangannya menuju ke leher Heatless,
namun dia kalah cepat, karena Heatless segera menunduk dan meletakan
telapak tangannya yang dipenuhi oleh kobaran api itu, ke perut Boar.
Boar yang terlihat terkejut, tidak menyadari apa yang selanjutnya akan
terjadi kepadanya, karena semua hal yang dia ketahui akan segera berakhir
dengan begitu cepat. Heatless mendorong lalu menjatuhkan tubuh Boar hingga
terkapar di tanah, setelah itu Heatless menekan perut Boar dengan kuat,
kemudian api menyala dan langsung membakar seluruh tubuh Boar seketika.
Kejadian itu membuat para Kesatria yang ada disana terhenyak, karena mereka
telah menyaksikan tubuh teman mereka hangus terbakar. Kemudian emosi mereka
mulai tersulut, sehingga para Kesatria itu mulai maju secara bersamaan
untuk menghadapi Heatless, namun mereka melakukannya dengan penuh
hati-hati, karena Heatless merupakan lawan yang cukup berbahaya serta
mematikan, jika mereka menghadapinya dengan sembrono seperti yang dilakukan
oleh Boar tadi.
Pertarungan Heatless melawan 11 orang Kesatria berlangsung begitu sengit.
Desa kecil tersebut menjadi medan pertempuran yang menyulitkan bagi para
Kesatria itu. Tak beberapa lama kemudian, Raja Velodros dibangunkan oleh
Jenderal secara tiba-tiba. Lalu dengan perasaan yang masih kaget, Raja
dibawa oleh Jenderal keluar dari rumah tempatnya menginap. Dan saat mereka
sudah berada diluar rumah, alangkah terkejutnya Raja Velodros ketika
melihat seluruh Desa sudah dikelilingi oleh kobaran api yang sangat besar,
seluruh warga berlarian sambil berteriak ketakutan, sementara para Kesatria
sedang sibuk bertarung melawan Heatless mati-matian.
Pertarungan sengit mereka membuat seluruh Desa menjadi hancur dan porak
poranda, sehingga tidak ada tempat yang aman untuk bersembunyi. Karena
melihat keselamatan Raja yang mulai terancam, maka para Kesatria memutuskan
untuk membagi kelompok. Lima orang Kesatria akan tetap disini dan melawan
Heatless. Sedangkan keenam Kesatria yang lain harus pergi sejauh mungkin
membawa Raja beserta prajuritnya yang tersisa untuk meninggalkan Desa
tersebut, dan pergi ke tempat yang lebih aman.
Hal itu adalah keputusan yang sangat berat bagi mereka, karena mereka tidak
ingin mengorbankan sesama teman. Tetapi walau begitu, mau tidak mau mereka
harus mengambil keputusan tersebut, dan pergi meninggalkan kelima temannya
untuk menahan Heatless yang kekuatan apinya tidak dapat terbendung.
"Jika kita semua mati disini, maka tidak akan ada satupun Kesatria yang
tersisa untuk melindungi Raja Velodros dalam perjalanannya. Jika hal itu
sampai terjadi, maka Raja Velodros akan berada dalam bahaya yang lebih
besar lagi nantinya. maka pergilah!! Cepat!!" Itu adalah ucapan dari salah
seorang Kesatria yang memutuskan untuk tinggal dan melawan Heatless disana.
dia menyuruh keenam temannya yang lain untuk segera pergi membawa sang Raja
dari tempat itu.
Sedangkan Raja Velodros bersikeras tidak ingin pergi. Dia ingin menolong
dan menyelamatkan para penduduk Desa, namun Jenderal beserta keenam
Kesatria terus membujuk serta memaksanya untuk pergi meninggalkan tempat
itu, walau sekeras apapun dia melawan dan meronta. Akhirnya mau tidak mau
Raja harus ikut pergi meninggalkan Desa tersebut, meninggalkan para
penduduk Desa dan lima orang Kesatria pemberani yang rela mengorbankan
nyawa mereka demi menahan Heatless disana, sehingga mereka dapat mengulur
waktu bagi Raja serta yang lainnya untuk bisa pergi jauh meninggalkan
tempat tersebut.
Bersambung . . .
Poin-poin penting cerita :
- Raja dan rombongannya dihadang oleh Centaurion beserta pasukannya yang berjumlah cukup banyak.
- Centaurion dan pasukannya dikalahkan oleh para Kesatria pelindung tanpa harus melibatkan Raja serta para prajuritnya.
- Raja dan rombongannya menginap di sebuah Desa, namun Heatless datang dan membuat onar dengan cara membakar seluruh Desa dan membunuh banyak orang disana termasuk beberapa Kesatria
- Raja, Jenderal, serta beberapa prajurit yang tersisa harus pergi meninggalkan Desa bersama dengan enam orang Kesatria yang mengawal mereka.
- Sedangkan para Kesatria yang lain harus bertarung melawan Heatless untuk mengulur waktu bagi Raja beserta rombongannya supaya dapat melarikan diri. karena pada malam itu kekuatan Heatless benar-benar tak terbendung.
- Akhirnya keenam Kesatria yang tersisa berhasil membawa Raja beserta Jenderal dan beberapa prajuritnya, pergi meninggalkan Desa tersebut, untuk kembali melanjutkan perjalanannya, mencari sang Kesatria naga.
No comments:
Post a Comment