Saturday, July 6, 2019

Journey of the Dragon Chapter 44

Chapter 44 : Nexus vs Hybrid’s


Cover tittle Journey of the Dragon Chapter 44.


   Dikisahkan sebelumnya, dalam perjalanan menuju ke Kerajaan Nexus untuk menemui Raja Velodrian dan Putri Reina, Dragon dan kawan-kawannya mengalami penyergapan di kawasan hutan, yang dilakukan oleh tim elit Grim claw, yakni Byo, Scarp dan Taiga. Kemudian mereka semua terlibat pertarungan yang cukup menegangkan disana.

   Hingga akhirnya pertarungan tersebut sempat terhenti, ketika adanya gangguan dari Azter dan Ajora, yakni dua orang Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one. Selama ini mereka juga ternyata telah mengikuti Dragon dan kawan-kawannya dari kejauhan, dan kini mereka berdua tidak mau jika sampai target mereka ditangkap oleh Taiga, Byo dan Scarp (Tim elit Grim claw).

   Oleh karena itu terjadilah bentrokan antara kedua kubu tersebut (Kubu anak buah Grim claw dan kubu anak buah Gold one), dengan Dragon dan kawan-kawan yang berada di tengah-tengah mereka.












   Singkat cerita, Azter dan Ajora telah berhasil melumpuhkan Scarp dan Byo sehingga mereka berdua tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi, lalu karena keadaannya semakin tidak memungkinkan bagi Taiga untuk bisa mendapatkan Dragon, maka Taiga memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat tersebut sambil membawa kedua temannya, pulang menuju markas Grim claw.

   Setelah kepergian tim elit Grim claw tersebut, maka selanjutnya yang harus Dragon dan kawan-kawannya hadapi adalah serangan duri beracun dari cabang-cabang pedang Dark paralyzed milik Azter, ditambah serangan-serangan pukulan tak terlihat dari Ajora, yang membuat Dragon serta kawan-kawannya jadi kerepotan, dan bahkan Dragon hampir sukses dibawa oleh kedua Kesatria dari Kerajaan Gold one tersebut.

   Dikarenakan Gill dan Glauss yang berada dalam jarak cukup jauh, sangat kesulitan untuk bisa mendekat dan membantu Dragon, sebab mereka sibuk menghindari serangan-serangan duri yang menyeruak dari dalam tanah ke arah mereka, sedangkan Dragon dan Tatsui berada dalam keadaan yang benar-benar sangat terdesak, dengan tangan Dragon yang tidak bisa digerakan akibat terkena sayatan dari duri beracun pedang Azter, ditambah Ajora juga terus saja menghajar Dragon secara habis-habisan.






   Untung saja, Tatsui segera menemukan dan memungut tali ajaib milik Dragon yang tergeletak di tanah, lalu ketika dia sudah bisa menentukan dimana keberadaan Ajora, maka Tatsui segera menjeratnya, untuk kemudian dia tarik tubuh Ajora hingga mengenai sayatan dari duri beracun milik kakaknya sendiri (Azter).

   Namun rupanya hal itu membuat Azter menjadi murka, karena dia tidak terima atas perbuatan yang sudah dilakukan oleh Tatsui terhadap adiknya. Maka dari itu tanpa basa-basi Azter langsung menarik seluruh cabang pedang Dark paralyzed miliknya, kemudian dia mulai berlari untuk memberikan sebuah serangan yang paling mematikan ke arah Tatsui, yang tidak akan bisa menangkis serangan tersebut karena tubuhnya sedang terkapar, akibat tendangan dari Ajora yang berada disampingnya.






   Tetapi secara mengejutkan, sebelum ujung pedang Azter sampai ke tubuh Tatsui, Dragon segera menghalangi serangan tersebut, sehingga menyebabkan punggung Dragon mendapat tusukan dari pedang Dark paralyzed secara telak, dan tentu saja hal itu membuat semua orang yang ada disana langsung merasa terhenyak.

   Azter yang tidak mau jika orang incarannya itu sampai mati, maka segera menarik pedangnya, lalu selanjutnya dia dihadapkan dengan sebuah dilema, ketika dia harus memilih antara membawa Dragon atau membawa adiknya pergi (Keduanya sedang mengalami kelumpuhan). Azter harus mengambil keputusan dengan cepat, karena Gill dan Glauss sedang bergegas menuju ke arahnya, dan mereka berdua tidak akan memberikan banyak waktu berpikir bagi Azter untuk memilih dan segera pergi.




   Lalu akhirnya, Azter lebih memilih untuk membawa Ajora kabur bersamanya, sembari mencabut kalung Ghistory dari leher Dragon dalam waktu singkat, kemudian mereka segera pergi meninggalkan tempat itu jauh-jauh. Azter harus segera pergi sebab tenaganya sudah hampir habis akibat terkuras oleh jurus duri-duri beracun, selain itu adiknya juga sudah dalam keadaan terluka sehingga tidak bisa melanjutkan lagi pertarungan. Maka dari itu, kabur merupakan hal terbaik yang harus dilakukannya, lagipula dia tidak pulang tanpa hasil, karena dia setidaknya telah mendapatkan kalung Ghistory milik Dragon.

   Setelah kepergian dua orang Kesatria jahat itu, Tatsui, Gill dan Glauss mengalami kepanikan, karena keadaan Dragon yang terkulai lemas tanpa bisa menggerakan hampir seluruh anggota tubuhnya, walaupun dia masih memiliki kesadarannya. Dragon hanya bisa menggerakan jari telunjuknya naik turun saja tanpa bisa melakukan hal lain lagi, sepertinya semua itu disebabkan oleh racun dari pedang Dark paralyzed yang mengalir cukup banyak di dalam tubuhnya. Bahkan kekuatan penyembuhan dari Melinda pun tidak bisa menyembuhkan hal tersebut, karena kekuatan penyembuhan Melinda kurang ampuh dalam hal menangkal racun.

   Awalnya Tatsui menyarankan supaya Dragon segera dibawa ke Ibukota Nexus untuk mendapatkan perawatan dari Penyihir medis terbaik di Istana, tetapi Gill menolak saran tersebut karena jarak Ibukota Nexus masih cukup jauh, dan mungkin saja tubuh Dragon tidak akan bisa bertahan dalam perjalanan tersebut, maka dari itu Dragon harus diobati sesegera mungkin. Untungnya, Gill tahu bahwa di dekat daerah tempat mereka berada saat ini, ada seorang Penyihir medis yang terkenal cukup hebat.

   Penyihir medis tersebut sebenarnya juga merupakan seorang Penyihir tanaman, yang memiliki berbagai macam tanaman obat untuk menyembuhkan segala macam penyakit, tetapi sepertinya akan sulit untuk membujuknya supaya mau mengobati Dragon, karena sebelumnya dia pernah punya pengalaman buruk dengan Dragon. Penyihir yang dimaksud itu tak lain dan tak bukan adalah Bernie zarr, atau lebih dikenal dengan julukan God plant.

   Lalu, sudah diputuskan bahwa Glauss, Tatsui, dan Gill akan membawa Dragon ke tempat Bernie zarr, untuk mendapatkan pengobatan yang manjur disana, dan mengenai rencana mereka untuk pergi ke Istana Nexus, sepertinya akan ditunda terlebih dahulu, lagipula mereka masih mempunyai waktu kurang lebih sekitar satu minggu lagi, sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Putri Reina. Jadi saat ini, Dragon serta kawan-kawannya sedang menempuh perjalanan menuju ke kediaman Bernie zarr.

   Beralih ke dalam wilayah Ibukota Nexus, kini waktu sudah tengah malam, keadaannya begitu sunyi disana, karena sebagian besar para penghuni Ibukota tersebut sedang tertidur lelap. Namun tanpa mereka sadari, ada sebuah marabahaya yang sedang mengintai dari kejauhan, dan semakin lama marabahaya itu semakin mendekat.


Pasukan Hybrid yang dikirim oleh Grim claw untuk menyerang Ibukota Nexus.


   Sekarang, Pasukan Hybrid yang dikirim oleh Grim claw sudah sampai di dekat kawasan benteng Ibukota Nexus, mereka semua merupakan manusia yang memiliki kekuatan dari berbagai macam hewan, mulai dari kera, gorilla, buaya, rusa, banteng, elang, bangau, kelelawar, macan, dan lain-lain. Di tengah kesunyian malam itu mereka semua bersembunyi di kawasan hutan yang berada tak jauh dari gerbang benteng, mereka sudah sangat siap untuk beraksi dan membuat kekacauan. Dengan tidak adanya Kesatria agung Tomb disana, maka sepertinya mereka akan lebih leluasa untuk bisa menembus benteng dan menggempur Ibukota tersebut.

   Para Prajurit penjaga benteng yang sedang berpatroli, awalnya tidak menyadari bahwa ada marabahaya yang sedang mengintai, saat itu mereka hanya sedang berjalan di sekitaran benteng sambil menguap karena mengantuk dan merasakan dinginnya angin malam, mereka kira malam tersebut akan menjadi malam yang normal seperti biasanya. Tetapi semua anggapan itu langsung sirna, ketika dari kejauhan, mereka mulai melihat ada banyak sosok yang bermunculan dari balik pepohonan, sosok-sosok menyeramkan itu berlari berbondong-bondong menuju ke arah benteng tempat para Prajurit sedang berjaga.

   Saat melihat hal itu, Para Prajurit penjaga segera memberi peringatan terhadap satu sama lain, lalu alarm peringatan Bahaya mulai terdengar ke seantero Ibukota, sehingga akhirnya Kantor pusat Pasukan penjaga segera bertindak mengirimkan begitu banyak pasukan menuju ke gerbang benteng.

  Lalu Seketika itu juga perisai pelindung tembus pandang juga muncul dan menyelimuti seluruh benteng hingga ke langit di atas Ibukota Nexus, sehingga Ibukota Nexus seolah tertutup oleh kubah perisai, dan kondisi Ibukota akan tetap dalam keadaan aman dari gempuran.

   Namun, akibat banyaknya Pasukan Hybrid yang sedang berada diluar benteng, jadi para Prajurit Nexus jadi banyak yang berdatangan ke dekat benteng untuk fokus melakukan pertahanan pada pintu gerbang, sehingga mereka jadi tidak terlalu fokus terhadap hal lain, terutama wilayah di tengah ibukota.

   Oleh karena itu, musuh bisa memanfaatkan hal tersebut, mereka mencoba untuk melakukan penyerangan secara rahasia dari dalam. Tanpa disadari, pasukan Hybrid penggali tanah mulai bergerak dan berhasil menerobos masuk lewat jalur bawah tanah lalu muncul di tengah  kawasan ibukota. Mereka semua adalah para Hybrid berkekuatan tikus tanah, kumbang, dan belalang. Tak hanya itu saja, rombongan mereka juga membawa sejumlah Hybrid tipe penyerang, yang bisa berguna untuk menghabisi lawan dengan seketika, sehingga mereka bisa melakukan pembantaian kepada para Prajurit Nexus di dalam kawasan Ibukota.


Para Hybrid penggali super, telah berhasil menyusup masuk ke dalam wilayah Ibukota Nexus, sambil membawa sebagian pasukan Hybrid.


   Setelah para hybrid berhasil masuk ke dalam kawasan Ibukota Nexus lewat jalur tanah, mereka semua segera menuju ke Kantor pusat Pasukan penjaga, karena mereka berniat untuk menghilangkan perisai pelindung yang menyeIimuti seluruh bagian luar dari Ibukota Nexus, sehingga dengan begitu, pasukan Hybrid yang berada di luar jadi bisa menjebol gerbang lalu menggempur Ibukota dengan lebih leluasa tanpa dihalangi oleh tebalnya perisai pelindung.

   Tak lama kemudian, Kantor pusat Pasukan penjaga sudah benar-benar porak poranda akibat serangan dari Pasukan Hybrid yang tidak dapat diantisipasi, mereka memberikan serangan kejutan dan membantai semua prajurit yang berada di kantor tersebut, pertahanan di tempat itu sedikit minim dikarenakan sebagian besar Prajurit Nexus sedang pergi menuju ke kawasan gerbang Benteng. Maka dari itu Kantor pusat jadi begitu mudah untuk bisa diambil alih oleh Pasukan Hybrid.

   Lalu seketika itu juga, karena Kantor pusat pasukan penjaga sudah berhasil dikuasai, maka para Hybrid yang berada disana segera menghilangkan seluruh perisai pelindung yang menutupi Ibukota, sehingga kini benteng Ibukota Nexus jadi terbuka untuk diserang karena kehilangan pertahanan terkuatnya. Lalu tanpa basa-basi, pasukan hybrid yang beringas mulai menyerang pintu gerbang dan menyerang seluruh prajurit Nexus yang berjaga di gerbang tersebut. Dan hal itu tentu saja membuat para Prajurit Nexus jadi merasa sangat tercengang sekaligus panik, karena setelah kehilangan pertahanan terkiatnya, kemudian mereka menerima serangan yang brutal. 

   Para Hybrid yang berada di  luar, satu-persatu memanjat benteng sehingga terjadilah pertarunga yang sangat sengit antara pasukan hybrid melawan pasukan Nexus, sementara di bagian bawah, sebagian besar pasukan hybrid sedang berusaha untuk mendobrak gerbang benteng, dengan kekuatan besar yang mereka miliki, yakni hybrid gorilla, badak, dan gajah, selain itu ada juga yang sekedar melewati benteng dengan cara terbang, karena mereka adalah type hybrid yang memiliki sayap. Para hybrid tersebut sangat gigih untuk bisa masuk dan menggempur wilayah Ibukota Nexus, walaupun mereka terus diserang dan dihujani anak panah oleh para prajurit Nexus. Tapi Apapun akan mereka lakukan untuk bisa Terus maju hingga ke pusat ibukota Nexus..

   Pasukan Hybrid yang memiliki kekuatan terbang, mulai melesat memasuki kawasan Ibukota sambil membawa batu-batu besar, untuk selanjutnya mereka lemparkan kepada setiap bangunan yang ada di Ibukota Nexus, sehingga banyak rumah warga dan bangunan lainnya yang mengalami kerusakan parah, dan bahkan para penduduk yang awalnya sedang tertidur lelap pun, akhirnya terbangun dengan perasaan terkejut, karena bunyi hantaman keras dan jeritan yang terdengar dari luar, sehingga suasana di Ibukota Nexus berubah menjadi kacau, seluruh warga menjadi histeris dan dilanda oleh kepanikan.

   Pasukan Nexus pun tentu saja tidak tinggal diam atas serangan tersebut, mereka. Terus menembaki anak panah ke arah para Hybrid yang beterbangan di atas langit Ibukota, sehingga para Hybrid itupun berjatuhan satu persatu, selain itu para Prajurit Nexus juga menembaki para Hybrid yang sedang berusaha memanjati benteng dengan cakar tajam mereka, namun jumlah para Hybrid terlalu banyak dan terlalu sulit untuk bisa diatasi, karena mereka sangat gesit dan dapat memberikan serangan mematikan, bahkan seluruh Prajurit Nexus yang berada di atas benteng hampir dibantai habis oleh para Hybrid yang telah berhasil memanjat ke atas sana. Sehingga Keadaan di benteng Ibukota Nexus jadi dipenuhi oleh tubuh para prajurit yang tergeletak bersimbah darah.

  Suasana disana benar-benar sedang kalang kabut akibat dari gempuran para manusia setengah hewan tersebut, yang memiliki kemampuan lebih hebat dibandingkan manusia biasa.

   Sementara itu di bawah benteng, Pasukan Hybrid yang memiliki kekuatan lebih besar, seperti gorilla, banteng, gajah, dan badak, telah berhasil mendobrak pintu gerbang yang semula tertutup rapat, sehingga kini gerbang Ibukota jadi terbuka lebar, dan seketika itu para Hybrid dalam jumlah banyak langsung berbondong-bondong masuk ke dalam wilayah Ibukota untuk mulai menebar kekacauan. Dan walaupun para Prajurit Nexus sudah bersiap untuk melawan mereka semua, namun dengan cepat Mereka menerkam dan menghajar setiap Prajurit Nexus yang berusaha untuk menghadang mereka semua.

   Dengan serangan yang sangat besar seakan disapu oleh gelombang tsunami, Pasukan Nexus benar-benar tak berkutik menghadapi gempuran dari para Hybrid yang jumlahnya sangat banyak itu, karena masing-masing dari mereka juga memiliki kemampuan yang sangat berbahaya juga cukup merepotkan, sehingga para Praurit Nexus seketika banyak yang berguguran.


Para Prajurit Nexus yang berguguran.


   Bahkan Gard dan Riple yang juga berada disana, tampak kewalahan menghadapi para Hybrid tersebut, Gard yang mengandalkan jurus kekangannya, tidak bisa mengekang lawan karena kulitnya licin seperti belut, sedangkan Riple yang mengandalkan jumlah dari para Duplikatnya juga tidak berkutik menghadapi lawan, karena lawannya merupakan manusia setengah anjing yang memiliki penciuman tajam, sehingga dia bisa menemukan dimana Riple yang asli berada. Dengan begitu, bahkan Ketua serta wakil Ketua Pasukan penjaga benteng sekalipun benar-benar dibuat kewalahan dalam menghadapi gempuran dari Pasukan Hybrid yang dikirim oleh Grim claw tersebut.

   Berawal dari Benteng, lalu mereka juga berhasil menjebol pintu gerbang, hingga akhirnya bisa merangsek masuk dan membantai para Prajurit Nexus, setelahnya gempuran dari para manusia setengah hewan itu terus berlanjut menuju ke bangunan-banguna di Ibukota, mereka menyerang dan meluluh lantahkan kawasan Ibukota Nexus hingga kawasan itu jadi penuh kekacauan dan kehancuran. Dengan mengandalkan kemampuan yang mereka miliki masing-masing, tidak ada satupun orang yang dapat menghentikan mereka untuk berbuat keonaran disana pada saat itu.

   Hingga lama kelamaan, gempuran tersebut akhirnya sudah sampai ke ranah yang lebih besar. Ketika Hampir seluruh bangunan yang ada di Ibukota Nexus dijarah serta dihancurkan, keadaan Ibukota Nexus benar-benar menjadi kacau balau serta dipenuhi oleh tangis kesedihan karena kekacauan yang terjadi dimana-dimana, orang-orang berlarian di jalan sambil berteriak minta tolong, karena rumah-rumah mereka telah dirusak dan porak poranda, sementara para Hybrid itu bebas untuk melakukan apapun yang mereka mau disana.

   Dari atas langit, Ibukota Nexus digempur oleh Pasukan Hybrid terbang, sedangkan dari darat digempur oleh Pasukan Hybrid bercakar tajam dan berkekuatan besar, secara keseluruhan Ibukota Nexus sedang digempur oleh berbagai macam serangan.


Rizu dengan pedang Cross jade sebagai senjatanya.


   Saat para penduduk sudah menganggap bahwa tidak ada lagi harapan bagi mereka, tiba-tiba saja harapan itu muncul dalam wujud yang sangat mereka kagumi. Yakni kedatangan dari tiga Kesatria badai Nexus, juga para Kesatria luar yang kebetulan sedang berada disana. Mereka semua bersatu untuk melawan para Hybrid tersebut.


Arci memberikan serangan terhadap para hybrid.

Holdi memberikan serangan terhadap para Hybrid.


   Arci dan Holdi berusaha untuk menghentikan gempuran dari langit, dengan cara memberikan serangan listrik yang dapat menumbangkan para Hybrid terbang itu, sedangkan Holdi terus melancarkan serangan tornado yang begitu kuat kepada para musuh, hingga mereka semua terhempas dan berjatuhan satu-persatu.

   Sedangkan Rizu yang berada di kawasan pemukiman, sedang berjuang melawan para Hybrid yang berbuat kekacauan disana. Dengan menggunakan pedang Cross jade warisan dari ayahnya, kini kekuatan yang dimiliki oleh Rizu jadi jauh lebih kuat, sehingga dia bisa memberikan serangan yang tidak main-main terhadap setiap lawannya. Namun sepertinya Rizu belum terbiasa memakai senjata tersebut, sehingga hal itu membuatnya jadi lebih mudah lelah ketika melangsungkan pertarungan, namun dia tidak akan Membiarkan hal itu menjadi penghalangnya dalam melangsungkan pertarungan.

   Demi melindungi para Penduduk Ibukota Nexus, Rizu dan kawan-kawannya berusaha dengan sekuat tenaga untuk melawan serta menghabisi Pasukan Hybrid yang jumlahnya sangat banyak serta tersebar di berbagai wilayah Ibukota Nexus tersebut, hal itulah yang menyebabkan Rizu dan kawan-kawannya harus terus berpindah-pindah ke berbagai tempat supaya tidak ada lagi Pasukan Hybrid yang tersisa di seluruh wilayah Ibukota Nexus. Walaupun hal itu tidaklah mudah bagi mereka, namun mereka harus terus berusaha secara mati-matian untuk membasmi para musuh yang telah berani menyerang Kerajaan mereka, karena mereka bertiga merupakan Kesatria terkuat yang dimiliki oleh Kerajaan Nexus, setelah meninggalnya Kesatria agung Tomb. Disamping itu mereka juga tidak sendirian karena para Kesatria luar juga ikut membantu dalam pertempuran tersebut, mereka melawan dan menghabisi para Hybrid dengan berbagai kemampuan yang mereka miliki. 


Kesatria luar melawan para hybrid.

Kesatria luar melawan para hybrid.

Kesatria luar melawan para hybrid.


   Selain itu, Para Prajurit Nexus juga tentunya tidak mau kalah dari para Kesatria pemberani tersebut, mereka terus memberikan perlawanan dan bertempur melawan Pasukan Hybrid hingga titik darah penghabisan. Kini Ibukota Nexus benar-benar sudah menjadi area pertempuran yang sangat sengit antara Pasukan Hybrid melawan Pasukan dan para Kesatria Kerajaan Nexus, perang yang tidak dapat dicegah tersebut memang menyebabkan kerugian besar terhadap Ibukota Nexus, tetapi semua itu akan segera berakhir, karena kini jumlah pasukan Hybrid semakin berkurang, akibat dari perlawanan para Kesatria Kerajaan Nexus.


Kedahsyatan pedang Cross jade yang digunakan oleh Rizu.


   Dengan menggunakan pedang Cross jade, Rizu mampu menggerakan bebatuan, dan memberi serangan hujan batu terhadap para Hybrid itu. Namun ada satu lagi keistimewaan yang Rizu terima dari penggunaan pedang tersebut, yakni dia jadi bisa merasakan keberadaan orang-orang dari jarak ratusan meter jauhnya, walaupun kemampuan tersebut belum begitu sempurna seperti yang dimiliki oleh ayahnya, namun hal itu cukup berguna untuk bisa mengantisipasi serangan-serangan kejutan dari lawan yang berada di dekatnya.

   Kemudian, berkat kemampuan itu juga, Rizu mulai merasakan sesuatu yang membuatnya gelisah, karena dia mendeteksi adanya gerombolan pasukan Hybrid yang sudah berhasil menyusup ke dalam Istana Nexus, dan bahkan sudah berada di dalam ruangan-ruangan penting Istana. Oleh karena itu Rizu segera berpaling dari musuh-musuhnya yang saat ini sedang dia hadapi, karena dia mencemaskan keadaan Raja dan Tuan Putri di Istana, sehingga kemudian dia segera berlari menuju ke Istana.

   Arci dan Holdi yang melihat hal itu, merasa heran karena Rizu malah meninggalkan pertempuran, tetapi sebagai teman tentunya mereka tahu, bahwa pasti ada suatu alasan penting yang harus Rizu lakukan, maka Arci dan Holdi segera kembali fokus untuk membantai setiap manusia Hybrid yang sedang mereka hadapi, dan tentunya mereka akan terus berusaha lebih keras untuk bisa menyapu habis semua musuh.

   Sementara itu di Istana, Putri sedang tertidur lelap di ranjangnya yang sangat nyaman, lalu tiba-tiba dia terbangun karena mendengar suara bising dari luar, yang saat ini sedang berlangsung kekacauan. Maka dengan perasaan gugup, Putri segera menuju ke balkon kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

   Lalu alangkah terkejutnya Putri Reina saat dia membuka pintu balkon kamarnya untuk melihat pemandangan diluar. Karena Dia tidak menyangka bahwa saat ini Ibukota Kerajaan Nexus sedang mengalami serangan dari musuh yang berbahaya, kawasan Ibukota terlihat kacau akibat diserang oleh gerombolan mahluk-mahluk beringas yang dapat memporak-porandakan banyak bangunan. Putri melihat banyak rumah yang terbakar, dan banyak manusia burung yang menghujani Ibukota dengan batu besar, maka dari itu Putri memutuskan untuk segera mengganti pakaiannya dan pergi menuju ke area pertempuran.

   Namun tiba-tiba saja, setelah mengganti pakaian, Putri Reina dikejutkan oleh hal lain yang lebih mencekam. Karena Putri kedatangan para tamu tak diundang yang memanjat sampai ke balkon kamarnya, lalu mereka semua masuk ke dalam kamar Tuan Putri, mereka adalah lima manusia setengah kera, yang datang kesana sambil membawa tali, dan tali tersebut akan mereka gunakan untuk menangkap dan mengikat Tuan Putri, lalu mereka akan menculik dan membawa sang Putri pergi dari sana.


Para Hybrid yang menyusup ke kamar Putri Reina.


   Putri yang melihat hal itu tentu tidak akan berdiam diri saja, dia segera mengambil busur panah yang terpajang di dinding kamarnya, lalu setelah itu Putri langsung memberi perlawanan terhadap Mereka yang berusaha untuk menculiknya, sehingga para Hybrid itu mengalami kesulitan dan jadi babak belur akibat menerima serangan dari Tuan Putri.

   Putri terus berusaha untuk menghindari jeratan, menghindari terkaman, lalu melayangkan pukulan serta serangan aak panah terhadap para penyusup itu. Walaupun mereka adalah Hybrid, tetapi mereka begitu kerepotan ketika harus berurusan dengan Tuan Putri yang terkenal pemberani itu, mereka yang awalnya meremehkan Putri Reina lama-kelamaan menjadi segan terhadap kemampuan yang dimiliki oleh anak semata wayang dari Raja Velodrian tersebut.

   Tetapi rupanya keadaan tidak menjadi semakin baik bagi Tuan Putri, karena tiba-tiba saja kamarnya kedatangan lebih banyak tamu tak diundang lagi. Mereka adalah para Hybrid burung yang dapat melesat sekaligus menabrak tubuh Putri Reina hingga terhempas menghantam lemari, maka setelah itu Putri Reina yang terluka dan terkulai lemas jadi tidak bisa lagi memberikan perlawanan, sehingga dengan mudah Tuan Putri jadi bisa diikat untuk kemudian dibawa pergi oleh salah satu manusia Hybrid burung itu.

.
Putri Reina dibawa pergi, bersama para penduduk .


   Rizu yang sedang dalam perjalanan menuju ke Istana, amat terkejut ketika dia menatap ke arah langit, karena dia melihat sosok Putri Reina yang dibawa oleh manusia burung, menuju ke luar wilayah Ibukota Nexus. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang Rizu segera membuat tanah yang dipijaknya naik ke atas, sehingga tubuhnya bisa terangkat lalu dia meloncat ke atas.

   Dengan mengandalkan kekuatan pada kakinya, Rizu meloncat jauh dan melesat menuju ke arah manusia burung yang sedang membawa Putri Reina. Namun sayang sekali, para manusia burung lain yang berada di atas langit segera mengerubungi Rizu dan menabrak tubuh Rizu secara bergantian, hingga mengakibatkan tubuh Rizu jadi terpontang-panting di udara lalu Jatuh terhempas menghantam atap sebuah rumah.

   Tak hanya itu saja, bahkan setelah Rizu bangkit untuk mulai mengejar lagi Tuan Putri yang sedang diculik, Rizu kembali diganggu oleh gerombolan manusia Hybrid macan serta rusa, sehingga membuat Rizu terpaksa harus menghadapi mereka terlebih dahulu, dan hal itu menyebabkan Rizu jadi kehilangan jejak dari Tuan Putri Reina yang sudah dibawa terbang begitu jauh.

   Tak hanya Putri Reina saja Yang diculik, namun beberapa orang juga dibawa secara paksa oleh Pasukan Hybrid burung, yang jumlahnya masih banyak mengerubungi langit di atas Ibukota Nexus, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh para Kesatria untuk menghentikan tindakan para manusia burung tersebut, karena para Kesatria juga cukup dibuat kewalahan oleh para manusia Hybrid yang menebar kekacauan di daratan.

   Malam yang mencekam itu terasa berlangsung begitu lama bagi para penduduk Ibukota Nexus, karena keadaan Ibukota benar-benar dibuat kacau balau oleh pasukan Hybrid. Tetapi seiring berjalannya waktu, pertempuran pun telah mencapai tahap akhir. Ketika jumlah dari Pasukan Hybrid sudah berkurang cukup drastis, hingga tak ada lagi yang tersisa dari mereka untuk bisa melawan pasukan Nexus, maka setelah itu, pertempuran berakhir dengan hasil kemenangan bagi pihak Kerajaan Nexus.

   Namun disamping hal itu, Kerajaan Nexus juga telah mengalami kerugian yang cukup besar, ditambah dengan hilangnya Tuan Putri yang telah diculik oleh Pasukan Hybrid, hal itu menjadikan kerugian yang diderita oleh pihak Kerajaan Nexus menjadi semakin bertambah besar. Rizu dan kawan-kawan yang sedang berdiri di atas tumpukan tubuh Pasukan Hybrid, merasa amat kecewa dan marah, atas kerusakan dan kehilangan yang telah dialami oleh pihak Kerajaan Nexus, bahkan sepertinya mereka juga merasa malu untuk menghadap sang Raja, karena mereka telah membiarkan sang penculik Tuan Putri lolos.

   Tetapi mereka tetap harus menghadapi kenyataan, karena waktu tidak bisa diputar kembali, semua yang telah terjadi tidak akan bisa dikembalikan seperti semula. Walaupun kenyataannya memang pahit, mereka harus tetap tegar dan berusaha untuk dapat memperbaiki segalanya, dan semua itu akan dimulai dari mendengarkan keputusan sang Raja nanti.



Pertempuran antara kerajaan Nexus melawan pasukan Hybrid, telah usai.


   Pada Pagi harinya, di Ibukota Nexus. Seluruh penduduk terlihat masih meratapi peristiwa yang telah terjadi semalam, sambil berusaha mencari sanak keluarganya yang hilang, sekaligus mengumpulkan puing-puing bangunan bekas tempat tinggal mereka. Untungnya mereka tidaklah sendirian, karena para Prajurit Nexus juga dengan sigap ikut membantu membereskan keadaan serta menyediakan tempat-tempat tinggal sementara bagi para penduduk yang kehilangan rumah mereka. Semuanya sudah ditangani oleh Pasukan yang mendapatkan arahan langsung dari sang Raja, dan semua orang yang terluka juga sudah ditangani oleh pihak medis di lokasi-lokasi Posko darurat, termasuk Gard dan Riple (Yang juga terluka sehabis melakukan pertempuran).

   Sementara itu di Istana, rapat darurat sedang dilangsungkan oleh para petinggi Kerajaan, mereka sedang membahas hal-hal seputar penyerangan yang terjadi tadi malam, dan apa yang harus mereka perbuat terhadap dalang dari penyerangan tersebut. Musuh yang sedang berurusan dengan Kerajaan Nexus saat ini memanglah bukan orang biasa, karena sepertinya pasukan tersebut sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk dapat menggempur sebuah wilayah sekuat Ibukota Nexus.

   Dalam rapat tersebut, ada satu hal yang menjadi sorotan, yakni mengenai surat yang ditinggalkan di kamar Putri Reina oleh para penculiknya. Isi surat itu adalah “Salam, Raja Velodrian ... Aku Grim claw, sang pemilik dari Pasukan manusia setengah hewan, atau yang biasa disebut sebagai 'manusia Hybrid'. Aku punya banyak sekali pasukan yang siap untuk dikirim menuju ke tempatmu lagi, jadi sebaiknya kau jangan bertindak macam-macam ... Selain itu, aku yakin bahwa saat kau membaca surat ini, disaat yang bersamaan juga Putrimu sudah ada padaku. Maka itu artinya kita bisa membuat suatu kesepakatan yang harus kau penuhi ... Yaitu, kau harus memberikan tahta Kerajaan Nexus padaku. Setelah kau memenuhi kesepakatannya, maka aku akan membebaskan Putrimu ... Dan jika kau tidak mau memenuhi kesepakatan tersebut, maka aku akan mengirimkan mayat Putrimu langsung ke halaman depan Istana Nexus!” Itulah isi surat dari Grim claw yang ditujukan kepada Raja Velodrian.

   Tentu saja apa yang ditulis oleh Grim claw dalam surat tersebut membuat perasaan Raja Velodrian jadi bercampur aduk, antara marah, kesal, sedih, dan cemas secara bersamaan, tetapi dia tetap harus berpikir jernih supaya bisa memecahkan masalah dengan baik, terutama supaya nyawa Putrinya bisa selamat dari cengkraman Grim claw.

   Oleh karena itu, tercapailah beberapa keputusan yang dibuat selama berlangsungnya rapat dari para petinggi Kerajaan Nexus. Diantaranya ialah, Mengirimkan banyak burung penyiar ke seluruh penjuru Negeri Azhuloth untuk memberitakan kepada semua orang mengenai peristiwa yang telah terjadi di Ibukota Nexus, Lalu mempersiapkan para Kesatria hebat untuk pergi menyelamatkan Putri Reina. Tapi masalahnya, tidak ada yang tahu mengenai keberadaan Grim claw, jadi tugas tersebut akan sulit untuk dilakukan.

   Namun bagi Raja Velodrian, sebenarnya itu bukanlah masalah, karena berita yang dikabarkan oleh para burung Penyiar itu dimaksudkan tak hanya untuk memberitahukan kepada semua orang mengenai keadaan Kerajaan Nexus,  tapi juga supaya kabar itu sampai kepada Dragon. Karena jika Dragon tahu, maka dia pasti akan pergi menyelamatkan Tuan Putri. Selain itu hanya Dragon saja yang kemungkinan besar bisa menemukan keberadaan Grim claw, dengan menggunakan kekuatan dari kalung Ghistory miliknya, Bahkan Raja yakin bahwa Dragon juga memiliki kapasitas kekuatan untuk bisa menyelamatkan Tuan Putri Reina,  itulah harapan serta pesan rahasia dari Raja Velodrian yang disisipkan dalam kabar tersebut.

   Sebenarnya Raja bisa mengirimkan tiga Kesatria badai Nexus untuk pergi mencari dan menyelamatkan Putri Reina, namun para petinggi Kerajaan tidak mengijinkan hal itu, dikarenakan mungkin saja Pasukan musuh akan kembali menyerang Ibukota. Oleh karena itu peran dari tiga Kesatria badai Nexus sangatlah penting sebagai pertahanan terkuat bagi Ibukota.

   Jadi saat ini, yang bisa Raja lakukan hanyalah berharap semoga saja Dragon dapat menerima pesan dari para burung penyiar yang disebar ke seluruh penjuru Negeri Azhuloth, dan semoga saja Dragon bersedia untuk menyelamatkan Putri Reina, jika Dragon berhasil menyelamatkan Tuan Putri, maka sudah pasti seluruh kesalahannya akan dihapuskan dari catatan kriminal di Kerajaan Nexus.

   Tetapi masalahnya dimanakah Dragon saat ini? Dan sedang apa dia saat ini? Pihak dari Kerajaan Nexus belum tahu bahwa sebenarnya Dragon juga sedang berada dalam keadaan yang buruk, bahkan Dragon juga telah kehilangan kalung Ghistory miliknya.

   Selain itu, tubuh Dragon sedang mengalami kelumpuhan akibat dari tusukan pedang Dark paralyzed milik Azter, dan saat ini Dragon sedang dibawa oleh teman-temannya (Tatsui, Gill, dan Glauss), Menuju ke tempat pengobatan paling mujarab, yaitu kediaman dari seorang Penyihir tanaman yang bernama Bernie zarr. Akankah Dragon bisa segera sembuh lalu mulai menjalankan misi untuk menyelamatkan Tuan Putri? Simak terus kelanjutan kisahnya ya.



Bersambung . . .



Chapter selanjutnya : Journey of  Dragon Chapter 45



Chapter sebelumnya : Journey of the Dragon Chapter 43


No comments:

Post a Comment