Journey of the Dragon
Chapter 1 : 25 years after
Di sebuah Benua yang bernama Negeri Azhuloth. Awalnya Terdapat tiga Kerajaan besar
yang masing-masing mendominasi berbagai wilayah di Benua tersebut. Yakni
Kerajaan Nexus, Kerajaan Fulcan, dan Kerajaan Distra. Ketiga Kerajaan itu
saling menjaga hubungan baik satu sama lain, sehingga Seluruh penghuni Negeri Azhuloth dapat merasakan kehidupan yang damai dan tentram. Namun
Negeri Azhuloth pernah mengalami suatu krisis besar, yaitu ketika seorang
Penyihir hitam yang kuat bernama Darkros muncul dan menebar teror
dimana-mana, dengan cara menyerang dan mengambil alih kekuasaan dari setiap
wilayah yang ada di Negeri Azhuloth. Oleh karena itu dia menjadi ancaman yang begitu
besar bagi kedamaian serta ketentraman di seluruh Negeri, kedudukannya yang
semakin tinggi dan kuat juga membuat dirinya jadi begitu berani untuk
melawan tiga Kerajaan besar yang ada di Negeri Azhuloth. Dan jika dia
sampai berhasil menaklukan ketiga Kerajaan tersebut, maka Negeri Azhuloth
akan benar-benar berada di genggaman tangannya.
Darkros dan para prajuritnya ibarat bencana yang sangat meresahkan bagi
seluruh penduduk di Negeri Azhuloth, terutama bagi tiga Kerajaan besar yang
pada waktu itu sudah kehilangan banyak sekali wilayah kekuasaan, serta para
Kesatrianya yang kuat. Apalagi Darkros mempunyai delapan anak buah khusus yang memiliki
kekuatan luar biasa, mereka tergabung dalam kelompok yang diberi nama Emperors unity.
Dibawah kepemimpinan Darkros, Mereka dapat berguna untuk menyebarkan teror
dimana-mana, menguasai banyak Desa serta Kota-kota besar. dan membunuh para
Kesatria yang bertugas sebagai pelindung bagi seluruh penduduk Negeri. Di kala itu tidak ada yang mampu untuk menghentikan tirani Darkros pada waktu itu.
Hingga pada akhirnya, Raja dari Kerajaan Nexus yang bernama Velodros,
beserta Jenderal dan pasukannya, juga dibantu oleh beberapa Kesatria
pemberani, berhasil mengalahkan Darkros dan pasukannya yang telah berani
menyerang Kerajaan Nexus serta memporak-porandakan sebagian wilayahnya
hingga ke Istana. Beberapa anggota dari Emperors unity telah berhasil
dikalahkan oleh para Kesatria, yaitu Aryal, Tomb, Melinda, dan seorang
Kesatria terhebat yang berjuluk Kesatria naga. Pada waktu itu mereka telah
berjuang dengan gagah berani menghadang setiap musuh yang mencoba untuk
menghancurkan serta menduduki Istana.
Sedangkan Darkros, sebenarnya merupakan kekuatan jahat yang dapat
bergonta-ganti tubuh, dengan cara bersemayam di dalam tubuh manusia yang
dikehendakinya seperti benalu, dan rupanya dia telah berhasil menguasai
tubuh Pangeran Velodra dan menciptakan sebuah senjata pamungkas, dengan
bantuan dari para penyihir di Istana Nexus.
Ketika pertempuran besar di Kerajaan Nexus sedang berlangsung, dia terlibat
pertarungan dengan Raja Velodros yang baru kembali ke Istana Nexus, lalu
akhirnya Darkros berhasil dimusnahkan oleh kekuatan dari kalung Ghistory
milik Raja Velodros. Dengan tekadnya yang begitu kuat, akhirnya dia dapat
mengalahkan Darkros yang telah memiliki kekuatan penghancur maha dahsyat,
dari senjata pamungkasnya yang bernama bola Aporion.
Setelah kemenangan besar yang telah diraih oleh Kerajaan Nexus tersebut,
maka ancaman dari kekuatan jahat Darkros telah berhasil dihentikan, dan
kehidupan di Negeri Azhuloth pun akhirnya dapat kembali damai juga tentram
seperti sedia kala.
Akan tetapi para anggota Emperors unity yang tersisa, yaitu Gold one,
Heatless, Merliana, Hebi, Grim claw, dan Night crow, tidak akan berdiam
diri begitu saja, mereka berenam memiliki satu tujuan yang sama, yaitu
mencoba berbagai cara supaya dapat membangkitkan Tuan mereka kembali, agar
dapat bersama-sama menguasai tiga Kerajaan besar yang merupakan pondasi
utama di Benua besar tersebut, yang bernama Negeri Azhuloth. Akankah mereka
berhasil?
Rupanya tidak semua wilayah dapat merasakan kehidupan yang damai dan
tentram, Selama 23 tahun setelah berakhirnya perang besar di Kerajaan
Nexus, terjadi pergolakan di berbagai wilayah Negeri Azhuloth, yang
disebabkan oleh banyak bermunculannya penjahat-penjahat baru, yang sangat
sulit dikendalikan oleh prajurit-prajurit biasa, apalagi dengan terbatasnya
jumlah para Kesatria yang ada pada waktu itu. Perang besar yang sudah
terjadi di Kerajaan Nexus tersebut telah memberi semangat bagi para
penjahat baru untuk terus berbuat kejahatan sesuka hati mereka. Darkros
adalah orang pertama yang menjadi ancaman serius bagi tiga Kerajaan besar,
bahkan dia juga telah berani menyerang salah satunya hingga porak poranda.
Hal tersebut menjadikan Darkros sebagai panutan mereka, karena dia telah
mengawali terjadinya kekacauan besar di seluruh Negeri dan menjadi orang
yang paling ditakuti di seluruh Negeri.
Banyak penjahat-penjahat yang bermunculan serta berani beraksi menebar
kekacauan untuk keuntungan serta kepentingan mereka masing-masing. Namun
dibandingkan dengan para penjahat tersebut, orang-orang yang paling
ditakuti dengan reputasi serta kekuatannya yang telah dikenal dimana-mana,
tentu saja adalah para anggota dari Emperors unity. Mereka masih sering
berkumpul untuk membahas seputar tujuan mereka, walaupun kebanyakan dari
mereka lebih sering mengerjakan urusannya sendiri-sendiri. Tetapi tujuan
mereka tetaplah sama. Yakni berusaha untuk dapat membangkitkan kembali
Darkros ke dunia ini.
Satu-satunya cara adalah dengan menggunakan Bola Aporion. Mereka percaya
bahwa kekuatan Darkros masih tersegel di dalamnya sehingga ada kemungkinan
bahwa Darkros bisa dibangkitkan kembali. Maka dari itu mereka akan terus
berusaha untuk mendapatkan benda tersebut, yang kabarnya telah disimpan
dengan aman di Kerajaan Nexus, akan tetapi Kerajaan Nexus yang sekarang
bukanlah sebuah Kerajaan yang dapat ditembus dengan mudah, apalagi oleh
para anggota Emperors unity yang sudah masuk dalam daftar hitam di Kerajaan
tersebut.
Kerajaan Nexus memiliki sistem pendeteksi kekuatan serta benda-benda sihir,
yang terletak di seluruh penjuru benteng terutama di pintu gerbang
Kerajaannya, maka dari itu orang-orang dengan berbagai macam kekuatan yang
memilki niat buruk, tidak akan dapat masuk dengan mudah, dan harus
menjalani banyak pemeriksaan yang sangat melelahkan, sedangkan bagi
orang-orang pengguna kekuatan yang tidak memiliki niat buruk sama sekali,
maka dapat diijinkan masuk, untuk kepentingan berdagang, bertemu teman atau
kerabat, rekreasi, dan lain-lain.
Dalam kurun waktu tersebut, Ketiga Kerajaan besar membangun pertahanan, persenjataan, serta pasukannya
hingga terus berkembang begitu pesat menjadi lebih kuat. Masing-masing
Kerajaan memiliki kebijakan serta peraturan ketatnya tersendiri, namun
meskipun begitu, hubungan diplomasi diantara tiga Kerajaan tersebut, masih terjalin dengan harmonis, seperti saling melengkapi satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika, suatu malapetaka yang besar pun terjadi. Dua
Kerajaan besar, yakni Kerajaan Distra dan Kerajaan Fulcan melangsungkan
peperangan, dikarenakan adanya perselisihan diantara kedua belah pihak Kerajaan tersebut.
Banyak orang-orang tidak bersalah yang menjadi korban dalam peperangan
tersebut, mereka harus kehilangan tempat tinggalnya beserta orang-orang
yang mereka sayangi, selama peperangan terus berlangsung.
Peperangan dipicu oleh suatu masalah, yakni ketika Putri dari Kerajaan
Fulcan menolak untuk dinikahkan dengan Pangeran dari Kerajaan Distra, lalu
meninggalnya para diplomat serta utusan dari Kerajaan Distra dengan cara
kematian yang tidak wajar, ditambah dengan kejadian bunuh dirinya Pangeran
dari Kerajaan Distra diduga karena depresi mengenai rencana perjodohan yang
telah gagal tersebut, ditambah adanya orang yang mempengaruhi kedua belah
pihak supaya hubungan di antara dua Kerajaan tersebut menjadi semakin
memanas. Serta banyak lagi kejadian-kejadian janggal lain, yang menjadi
alasan bagi Kerajaan Distra dan Kerajaan Fulcan untuk saling berperang.
Kedua belah pihak mengalami kerugian yang besar selama masa peperangan. Hingga pada akhirnya Kerajaan Fulcan berhasil
ditundukan dan dikuasai oleh Kerajaan Distra. Seluruh anggota keluarga Kerajaan
Fulcan dibantai, sedangkan seluruh wilayah Kerajaannya dihancurkan hingga
luluh lantah. Kini sudah tidak ada lagi yang disebut sebagai Kerajaan
Fulcan. Kerajaan itu sudah benar-banar hancur, sehingga seluruh wilayah
yang menjadi bagian dari Kerajaan Fulcan, kini sudah tidak lagi memiliki
ibu kota, dan tidak terikat pada Kerajaan manapun.
Sedangkan di Kerajaan Distra, nasibnya lebih parah lagi. Ternyata selama
ini salah satu anggota Emperors unity yang bernama Gold one lah yang telah mengadu domba kedua Kerajaan tersebut, dia menyamar sebagai bagian dari penduduk di
Kerajaan Distra, lalu dia berhasil mendapatkan gelar bangsawan dan akhirnya
juga berhasil menjadi penasehat Raja, Kemudian dia membuat banyak skenario
supaya dapat mengadu domba kedua Kerajaan besar tersebut.
Disamping itu dia juga memiliki banyak sekali orang-orang berpengaruh yang
tunduk dan setia kepadanya karena diberi harta berlimpah, serta sejumlah
prajurit rekrutan yang siap bertarung demi dirinya. Gold one melangsungkan
aksi pemberontakan, ketika Raja Distra sedang bertempur dengan seluruh
pasukannya di Kerajaan Fulcan. Sehingga Ibukota Kerajaan Distra menjadi lemah
karena ditinggal oleh Raja beserta hampir seluruh pasukannya pada waktu
itu. Dengan posisi Gold one yang berada di dalam Istana, Kerajaan Distra
dapat diserang dengan mudah dari dalam, dengan bantuan dari para anak
buahnya yang berjumlah sangat banyak, Gold one dapat membantai seluruh
anggota keluarga Kerajaan Distra yang ada di dalam Istana, dan akhirnya
berhasil mengambil alih kekuasaan.
Sementara itu, ketika Raja Distra telah berhasil menguasai Kerajaan Fulcan,
dan menyelesaikan semua urusannya disana, maka para anggota Emperors unity lainnya,
yakni Heatless, Grim claw, dan Night crow, datang ke Ibukota Kerajaan
Fulcan sesuai dengan arahan dari Gold one. Night crow dan Grim claw
diperintah untuk menghabisi seluruh pasukan Distra, serta membunuh Raja
Distra, Sedangkan Heatless mendapat tugas untuk menghancurkan serta
membinasakan seluruh Ibukota Kerajaan Fulcan hingga luluh lantah, dan
menyisakan sejumlah orang untuk menjadi saksi hancurnya seluruh tempat
tersebut, sehingga akhirnya Raja Distra ikut dibumi hanguskan bersama seluruh Ibukota Kerajaan Fulcan.
Alhasil Kedua Kerajaan besar tersebut benar-benar mengalami kehancuran serta kerugian
besar yang disebabkan oleh ulah para anggota Emperors unity, terutama Gold
one. Dan kini Gold one telah berhasil mengambil alih kekuasaan, dan merebut
posisi sebagai Raja baru di Kerajaan Distra.
Kerajaan Nexus tidak dapat berbuat banyak akan hal itu, dan tidak bisa ikut
campur lebih dalam terhadap perseteruan di antara kedua Kerajaan tersebut.
Karena jika Kerajaan Nexus sampai terlibat lebih jauh, maka bisa-bisa
Kerajaan Nexus juga akan ikut terseret ke dalam peperangan, dan jika hal
itu terjadi, maka akan mengakibatkan seluruh Negeri Azhuloth berada dalam
kehancuran sepenuhnya.
Jadi saat ini, di Negeri Azhuloth hanya ada dua Kerajaan besar yang
tersisa. Satu adalah Kerajaan Nexus, dan satunya lagi adalah Kerajaan yang
sekarang telah dimiliki oleh Gold one. Sedangkan Kerajaan Fulcan kini sudah
lenyap dalam peta, keberadaannya hanya menyisakan tumpukan puing-puing
bangunan yang sangat luas di Negeri Azhuloth, dan hal itu telah menjadi
saksi bisu dari peperangan besar yang telah terjadi di antara Kerajaan
Distra dan Kerajaan Fulcan, yang didalangi oleh Emperors unity.
Kini sudah 2 tahun berlalu sejak terjadinya peperangan besar antara
Kerajaan Distra dan Kerajaan Fulcan. Itu sama artinya dengan sudah 25 tahun
sejak terjadinya penyerangan pasukan Darkros terhadap Kerajaan Nexus.
Sekarang Keadaan di Negeri Azhuloth telah mulai berangsur-angsur membaik,
walaupun masih ada beberapa konflik perebutan wilayah yang dulunya adalah
bagian dari wilayah Kerajaan Fulcan. Disamping semua hal itu, sekarang
belum ada lagi tragedi-tragedi besar di Negeri Azhuloth, semuanya tampak
berjalan dengan normal, orang-orang menjalankan rutinitasnya masing-masing
seperti biasa. Dan sekarang, cerita yang sesungguhnya akan segera dimulai,
cerita ini akan diawali dengan kehadiran seorang pria yang memiliki tekad
serta tujuan yang besar baginya.
Pada sore hari, di dalam sebuah Bar yang terletak di suatu Desa kecil.
Suara yang berisik dan sangat keras terdengar sampai keluar Bar tersebut,
karena di dalamnya sedang dipenuhi oleh para laki-laki berwajah garang yang
sedang bercanda gurau sambil mabuk-mabukan.
Tak lama kemudian, ada sesosok pria yang datang menghampiri Bar tersebut. Ketika
dia membuka pintu dan masuk ke dalam, seketika itu juga suasana di dalam Bar itu langsung
berubah menjadi hening. Semua orang di dalam sana langsung melihat pria itu dengan tatapan sinis dan mengancam.
Tidak ada yang istimewa dari sosok pria itu, penampilannya seperti layaknya
seorang pengelana biasa. Rambut panjang berwarna coklat yang diikat, dengan
baju lengan pendek berwarna merah dibalut rompi berwarna coklat dan celana
panjangnya yang berwarna abu-abu, kantung kecil yang terikat di pinggangnya, juga
sebuah pedang di punggungnya.
Pria itu berjalan dengan santainya melewati orang-orang yang sedang duduk
sambil memandanginya disana. Dia terus melangkahkan kakinya menuju ke salah
satu pria berbadan besar dengan kumis dan janggut lebat yang sedang duduk
di pojok ruangan sambil mengunyah makanannya, dengan posisi membelakangi
semua orang. Sepertinya orang itu adalah pimpinan dari semua orang berwajah
garang yang ada di dalam Bar tersebut.
Setelah berada cukup dekat dengan pimpinan geng tersebut, kemudian pria itu
memberikan sebuah pertanyaan, “Permisi, apakah kau adalah orang yang
bernama Gunjo?”
Setelah itu, orang yang berbadan besar tersebut langsung menghentikan
kunyahan di mulutnya lalu menelannya. Dia menoleh ke belakang
sambil melihat pria yang baru saja bertanya kepadanya, kemudian dia balik
memberikan pertanyaan.
“Ya.. Aku si Gunjo, bandit gunung yang terkenal itu. Siapa kau? Apa kau memiliki urusan
denganku?”
Sambil tersenyum, pria itu melanjutkan pertanyaannya, “Beruntung sekali aku
bisa bertemu denganmu disini, aku memang sedang mencari-cari dirimu. Rumor
mengatakan bahwa kau adalah orang yang telah berhasil mengalahkan Night crow, salah satu anggota Emperors unity, apakah
itu benar?”
Gunjo langsung saja menjawab, “Ya, itu benar sekali. Aku adalah orang yang telah mengalahkan Night crow,
kau pasti adalah orang yang mengagumiku, iya kan?.. kau mau apa? Kau masih
terlalu muda untuk bisa bergabung ke dalam geng banditku ini. Jika kau
kesini hanya untuk tanda tangan, maka aku akan memberikannya dengan harga 5
keping perunggu. Biasanya aku memberikan harga 10 keping, tapi karena
suasana hatiku sedang bagus hari ini maka harganya sedikit kuturunkan..
Buahahaha.”
“Hahahahaha...” Semua anak buah Gunjo yang ada di dalam Bar ikut tertawa.
“Hmm.. Maaf, tapi bukan itu maksudku datang kemari.” Ucap pria tersebut.
“Lalu kau mau apa?” Tanya Gunjo sambil mengerutkan dahinya.
Seketika wajah pria itu berubah menjadi begitu serius, “Night crow adalah seseorang yang sedang kucari ke seluruh wilayah di
Negeri ini, karena dia telah membunuh guruku, dia sangat sulit untuk ditemukan, lalu ketika melewati
daerah ini, aku mendapat kabar, bahwa seorang bandit rendahan telah
mengaku-ngaku bahwa dia telah berhasil mengalahkan Night crow. Maaf, tapi aku tidak percaya.”
“Apa kau bilang??” Gunjo mulai emosi.
“Aku sempat tertawa ketika mendengar kabar tersebut, di sisi lain aku juga
sangat marah. Karena.. Hanya akulah orang yang akan mengalahkan Night
crow.” Kata pria itu sambil menunjukan sebuah tatapan tajam kepada Gunjo.
“Buahahahaha... hahahah.” Semua orang di dalam Bar menertawakan pria itu.
“Kau ini bicara omong kosong macam apa? Berani-beraninya meremehkanku,
memangnya kau siapa? Dan berapa umurmu?” Tanya Gunjo.
“23 tahun.”
“Pulanglah, aku sedang tidak ingin membunuh orang hari ini... Kau beruntung
nak.” Kata Gunjo sambil tersenyum sinis, dan kembali melanjutkan makan.
“Bagaimana jika aku berkata, bahwa aku dapat mengalahkan kalian semua yang
ada disini, dengan mudah?" Ucap pria itu secara lantang.
“Wah, kau benar-benar cari mati.” Setelah Gunjo mengucapkan kata tersebut,
seluruh anak buahnya yang berjumlah 10 orang disana, langsung berdiri sambil
mengeluarkan pedang mereka.
Dalam sekejap, pria itu telah berada dalam keadaan dikepung oleh Gunjo
beserta para anak buahnya, sehingga para pelayan
serta pemilik Bar langsung berlarian keluar. Lalu pria itu mengucapkan beberapa kata lagi, “Bagaimana kalau kita bertaruh. Jika aku kalah, berarti aku
mati. Dan jika aku menang, maka kau harus bilang padaku dimana kau pernah
bertemu dengan Night crow.”
“Habisi dia!!” Teriak Gunjo tanpa menghiraukan perkataan pria tersebut.
Dua orang musuh mulai maju sambil mengayunkan pedangnya ke arah pria itu,
kemudian dia memegangi tangan salah satu musuhnya tersebut, lalu menendang
tubuh musuh yang satunya lagi hingga terhempas menghantam meja. Setelah itu
dia menyikut wajah musuh yang tangannya sedang dia pegangi, lalu
mendorongnya supaya tubuh musuh tersebut dapat menghantam musuh yang lain
disana.
Segera setelah itu dia harus menghindari kibasan pedang lain yang terus
diarahkan kepadanya, hingga pedang itu akhirnya tertancap pada sebuah tiang
kayu yang ada di belakang tubuhnya, kemudian dia memanfaatkan hal tersebut
dengan cara meninju wajah musuhnya itu dan mengambil pedang yang tertancap
pada tiang kayu tersebut.
Lalu dengan menggunakan pedang milik musuhnya itu, dia berusaha menangkis
serangan dan menebas setiap musuh yang mencoba untuk membunuhnya, hingga
akhirnya mereka semua tumbang satu-persatu dan tidak tersisa lagi untuk
menemaninya bertarung.
Kemudian saat pria itu menoleh ke arah belakang, alangkah terkejutnya dia
melihat Gunjo yang telah siap menebaskan sebuah kapak berukuran besar ke
arah kepalanya. Maka dengan cepat pria itu segera menunduk dan berguling ke
samping untuk menghindari serangan dari kapak Gunjo yang dikibaskan
dengan penuh amarah, pria itu sempat menahan tebasan dari kapak Gunjo
menggunakan pedang yang ada di tangannya, tapi pedang itu langsung terbelah
menjadi dua setelah terkena tebasan dari kapak tersebut. Lalu Gunjo terus
mengejar pria itu sambil mengayunkan kapaknya ke segala arah, sehingga
seluruh meja dan barang-barang lain di Bar tersebut jadi hancur berantakan.
Dan setelah cukup lama saling kejar-kejaran dengan Gunjo, pria itu segera
berhenti berlari dan dengan cepat dia langsung memegang tangan Gunjo sambil
menendang kaki Gunjo yang masih dalam keadaan sedang berlari. Sehingga
tubuh Gunjo jadi kehilangan keseimbangannya, kemudian pria itu memposisikan
tubuhnya sambil terus memegangi tangan Gunjo, supaya dapat memutar dan
membanting tubuh Gunjo dengan keras ke lantai, hingga lantai tersebut
menjadi hancur setelah tertimpa oleh tubuh besar Gunjo.
Kemudian pria itu mengambil salah satu pedang musuh yang tergeletak di
dekat kakinya, dan menyodorkan ujung pedang tersebut ke leher Gunjo, supaya
Gunjo tidak berani lagi untuk berbuat macam-macam, sehingga dia akhirnya
menyerah kepada pria itu dengan cara membuang kapak yang ada di genggaman
tangannya jauh-jauh. Kemudian dia mengajukan sebuah pertanyaan kepada pria
yang telah mengalahkannya tersebut.
“Mengapa sejak tadi, kau tidak menggunakan pedang yang ada di punggungmu
itu?” Tanya Gunjo.
“Oh ini ... Aku hanya, tidak ingin menggunakannya. Ini adalah pedang milik
guruku, tiga bulan yang lalu beliau tewas karena dibunuh oleh Night crow. Waktu itu aku mendapati tubuh guruku sedang terkapar dalam keadaan
bersimbah darah ... Sebelum meninggal, beliau menyampaikan beberapa patah kata
dan memberikan pedang serta beberapa benda pribadinya kepadaku.” Kata pria
itu dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
“Bagaimana kau bisa tahu bahwa yang telah membunuh gurumu itu adalah Night crow?” Tanya Gunjo.
“Saat aku tiba di tempat kejadian, dari kejauhan aku sempat melihat sosok
seseorang yang pergi meninggalkan tubuh guruku disana. Orang
itu memakai jubah berwarna hitam, dan menunggangi seekor kuda yang juga
berwarna hitam.”
“Dan kau yakin bahwa itu adalah Night crow?”
“Ya, tentu saja. Karena kata terakhir yang diucapkan oleh guruku sebelum dia menghembuskan
nafas terakhirnya, adalah... Night crow.”
Tujuan dari kedatangan pria itu disana, adalah untuk mencari
informasi mengenai keberadaan Night crow. Dia bahkan harus mengalahkan
Gunjo beserta anak buahnya supaya bisa mendapatkan informasi tersebut.
Semua itu dia lakukan semata-mata untuk membalaskan kematian gurunya.
Akankah dia berhasil menemukan Night crow?
Bersambung. . .
Chapter selanjutnya : Journey of the Dragon Chapter 2
poin-poin penting cerita :
- 23 tahun setelah terjadinya penyerangan oleh pasukan Darkros terhadap Kerajaan Nexus, sebuah peperangan besar terjadi diantara dua Kerajaan, yaitu Distra dan Fulcan.
- Peperangan didalangi oleh Gold one serta para anggota Emperors unity lainnya. Sehingga kini Gold one menjadi Raja dari Kerajaan Distra setelah Raja Distra berhasil dibunuh oleh para anggota Emperoros unity yang lain, sedangkan Kerajaan Fulcan kini sudah dimusnahkan dan luluh lantah.
- Dua tahun setelah terjadinya peperangan tersebut, kini hanya ada dua Kerajaan besar yang tersisa di Negeri Azhuloth, yakni Kerajaan Nexus dan Kerajaan yang berada dibawah pemerintahan Gold one.
- Di sebuah Desa kecil, seorang pria datang dan masuk ke dalam Bar yang dipenuhi oleh orang-orang berwajah garang.
- Mereka semua adalah sekumpulan geng bandit yang sedang makan sambil minum-minum di dalam Bar tersebut.
- Pria misterius itu menghampiri seseorang berbadan besar yang sedang duduk sambil mengunyah makanannya. sepertinya itu adalah pemimpin dari geng bandit tersebut.
- Pimpinan geng bandit itu bernama Gunjo, dan rumor mengatakan bahwa Gunjo telah mengalahkan Night crow. Kebetulan pria misterius itu juga rupanya sedang mencari keberadaan Night crow, sehingga dia menuduh bahwa Gunjo telah berbohong dan menyebabkan Gunjo beserta anak buahnya jadi marah besar.
- Setelah pria itu mengalahkan Gunjo beserta para anak buahnya, maka dia segera menanyakan informasi mengenai keberadaan Night crow.
- Gunjo bertanya mengapa pria itu sangat ingin bertemu dengan Night crow. lalu dia memberi tahu Gunjo bahwa 3 bulan yang lalu gurunya tewas dibunuh, dan dia meyakini bahwa orang yang telah membunuh gurunya tersebut adalah Night crow.
No comments:
Post a Comment